IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 MARET 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 88)
Subtema: RAHASIA TERBESAR MEMBERIKAN DAMAI SEJAHTERA
Shalom.
Kita sambut firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari KITAB KOLOSE.
Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Hendaklah damai sejahtera Kristus
memerintah dalam hati kita masing-masing.
Mengapa harus demikian? Sebab tinggal
sedikit waktu lagi di mana meterai yang kedua akan dibuka, dan waktunya sudah
di ambang pintu.
Wahyu 6:3-4
(6:3) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar
makhluk yang kedua berkata: "Mari!" (6:4) Dan majulah seekor
kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya
dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi,
sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang
besar.
Ketika meterai yang kedua dibuka, maka
majulah (tampillah) kuda merah padam.
Tujuannya: Untuk mengambil damai sejahtera
dari atas muka bumi ini.
Tanda damai sejahtera diambil dari atas
bumi: Pedang akan melintas di dalam negeri, dengan lain kata; antara
seorang dengan yang lain akan mengangkat pedangnya, sehingga antara satu dengan
yang lain saling membunuh, pertumpahan darah tidak terhindarkan lagi, karena
amarah -- yang digambarkan dengan merah padam --, dan pada saat itu, setiap
tempat akan terlihat ceceran darah, setiap tempat akan terlihat warna merah
padam.
Hal ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sunguh. Jangan kita merasa bahwa sekarang ini tidak ada apa-apa, tetapi
sekali kelak, waktunya akan tiba, bahwa; meterai yang kedua akan dibuka, maka
pada saat itulah tampil kuda merah padam untuk mengambil damai sejahtera di
atas muka bumi ini.
Maka, kalau Tuhan berkata: “Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu”, biarlah itu nyata, sebab tiba
waktunya nanti, meterai yang kedua akan dibuka, lalu muncul kuda merah padam
untuk mengambil damai sejahtera. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus
memerintah di dalam hati kita masing-masing. Mari kita mengesampingkan segala
egosentris, mengesampingkan harga diri, menyingkir dari kebenaran diri sendiri,
termasuk berhala-berhala di atas muka bumi ini.
Sekarang, kita akan melihat Pengkotbah 3.
Pengkotbah 3:1
(3:1) Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah
langit ada waktunya.
Untuk segala sesuatu ada masanya,
untuk apa pun di bawah langit ada waktunya,
sebab Tuhan yang mengatakannya.
Jangan kita menjadi bodoh seperti yang
tertulis dalam suratan 2 Petrus 3, di mana kedatangan Tuhan disampaikan,
tetapi mereka berkata: “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab
sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula,
pada waktu dunia diciptakan.” Mereka berkata bahwa sejak nenek moyang
mereka mati sampai sekarang, keadaan dunia sama saja. Jangan kita bodoh karena
memiliki pemikiran demikian.
Segala sesuatu ada masanya, ada waktunya.
Jadi, kita tidak bisa mengatur masa dan waktu yang ada, tetapi kita dapat:
-
Menunjukkan
suatu masa yang baik di hadapan Tuhan.
-
Memanfaatkan
waktu yang tersisa dengan baik.
Pengkotbah 3:8
(3:8) ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci;
ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
“Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu
untuk membenci”, itu akan terjadi nanti. Dan itu sudah kita baca tadi dalam
Wahyu 6:3-4, di mana meterai yang kedua dibuka, lalu tampil kuda merah
padam untuk mengambil damai sejahtera dari atas muka bumi ini.
Kemudian, “… Ada waktu untuk perang, ada
waktu untuk damai.”
-
“Waktu
untuk damai”, tandanya: Saling mengasihi,
maka pasti ada damai. Seperti yang sudah saya sampaikan di atas tadi: Jangan
ego, tetapi saling mengasihi.
-
“Waktu
untuk perang”, tandanya: Diperbudak oleh
kebencian yang hebat, sehingga antara yang seorang dengan yang lain
masing-masing mengangkat pedangnya.
Oleh sebab itu, mari kita menunjukkan suatu
masa yang baik dan memanfaatkan waktu yang tinggal sedikit ini dengan baik.
Manfaatkan waktu yang ada ini semaksimal mungkin, dengan cara;
-
Kalau
melayani, layani Tuhan sungguh-sungguh.
-
Kalau kita
datang beribadah, beribadah sungguh-sungguh.
Lebih sempurna kita melihat soal masa dan
waktu ini, kita bisa temukan dalam Daniel 2.
Daniel 2:20
(2:20) Berkatalah Daniel: "Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya
sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!
Dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya, dari masa dan waktu, terpujilah
nama Tuhan.
Daniel 2:21
(2:21) Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja
dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana
dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;
Secara khusus ada tiga hal pekerjaan Tuhan
yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia:
YANG PERTAMA: “Tuhan mengubah saat dan
waktu.”
Hal ini telah diterangkan atau diuraikan di
atas tadi.
YANG KEDUA: “Tuhan yang memecat raja dan
mengangkat raja.”
Jadi, Tuhan yang mengangkat dan juga Tuhan
yang menurunkan, ini berbicara tentang kunci Daud. Fungsi kunci Daud adalah
untuk membuka pintu. Kalau Tuhan yang membuka pintu, tidak ada yang dapat
menutup, sebaliknya kalau Tuhan yang menutup pintu, tidak ada yang dapat
membuka pintu.
Kunci Daud itu juga dialami oleh lima gadis
yang bijaksana. Tuhan membuka pintu kepada lima gadis yang bijaksana. Fungsi
kunci adalah untuk membuka pintu, supaya kita bisa berada di dalamnya, dan
kalau kita sudah berada di dalamnya, bukan untuk keluar lagi.
Dan kalau Tuhan sudah menutup pintu, tidak ada yang dapat membuka, sekalipun lima gadis yang bodoh itu mengetuk-ngetuk pintu dengan segala daya upaya, tetapi tidak ada yang dapat membuka.
Dan kalau Tuhan sudah menutup pintu, tidak ada yang dapat membuka, sekalipun lima gadis yang bodoh itu mengetuk-ngetuk pintu dengan segala daya upaya, tetapi tidak ada yang dapat membuka.
Tuhan yang menentukan segala sesuatunya.
Bukan hanya masa dan waktu, tetapi juga mengangkat raja dan memecat raja. Oleh
sebab itu, jangan kita bermain-main. Mari kita "menunjukkan suatu masa yang baik
di hadapan Tuhan" dan "memanfaatkan waktu yang ada yang tinggal sedikit" ini
dengan maksimal, memanfaatkan waktu yang tersisa ini dengan baik. Jangan
bermain-main lagi, apalagi dalam dosa kejahatan dan kenajisan. Jangan malas
untuk mengerjakan keselamatan. Masing-masing keselamatan harus dikerjakan.
Tuhan yang memecat raja dan mengangkat
raja, itu tertulis dengan jelas di dalam Wahyu
5:9-10, yang mengatakan bahwa: Darah Anak Domba berkuasa untuk membeli
setiap orang dari tiap-tiap suku, kaum, bahasa dan bangsa.
Selanjutnya, Ia membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam
bagi Allah. Tujuannya; supaya mereka memerintah sebagai raja di bumi.
Raja adalah satu dari tiga pemimpin -- dalam
Perjanjian Lama -- yang diurapi oleh Tuhan. Pemimpin yang diurapi dalam
Perjanjian Lama, yaitu; raja, imam-imam dan nabi. --
Jadi, Tuhan yang memecat raja dan
mengangkat raja, ini terkait dengan darah Anak Domba Allah. Dia
tersembelih, darah-Nya tercurah atas kita, menebus kehidupan dari tiap-tiap
suku, kaum, bahasa dan bangsa. Selanjutnya, Ia membuat mereka menjadi suatu
kerajaan dan imam-imam bagi Allah, yang tujuannya untuk memerintah
sebagai raja di bumi.
Tuhan yang mengangkat, Tuhan yang
menurunkan, itu terkait dengan kunci Daud, tetapi itu juga berbicara tentang
darah Anak Domba. Mari kita menghargai korban Kristus. Menjunjung tinggi korban
Kristus dalam setiap perkara.
YANG KETIGA:
a.
Tuhan
memberi hikmat kepada orang bijaksana.
b.
Tuhan
memberi pengetahuan kepada orang yang berpengertian.
Singkatnya;
-
Orang bijaksana
penuh dengan hikmat.
-
Orang yang
berpengertian penuh dengan pengetahuan.
Jadilah suatu kehidupan yang bijaksana dan
biarlah kita semua menjadi suatu kehidupan yang berpengertian, karena orang yang
bijaksana penuh dengan hikmat dan orang yang berpengertian penuh dengan
pengetahuan. Bijaksanalah kita untuk datang beribadah dan melayani Tuhan. Dan mari kita berpengertian di dalam hal
beribadah dan melayani. Jangan kita melayani, tetapi bodoh. Jangan kita datang
beribadah, tetapi asal-asalan.
Daniel 2:22
(2:22) Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga
dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang
ada pada-Nya.
Kesimpulan dari semua itu ialah: “Dialah
yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi”, dengan
lain kata; hanya Kristus yang dapat menyingkapkan rahasia firman Allah. Tidak
ada seorang pun yang dapat menyingkapkan rahasia firman dari dalam dirinya
sendiri, baik yang di langit, di bumi, dan di bawah bumi. Hanya Kristus yang
dapat menyingkapkan rahasia firman Allah… 2 Korintus 3:14, sehingga
Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, yaitu dosa yang terselubung, Dia
dapat melihat semuanya itu. Tidak ada seorang pun yang dapat menyembunyikan
dosanya, sekalipun di tempat yang paling gelap sekali, sebab jikalau terjadi
pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala yang terkandung di dalam hati, akan tersingkap, segala yang terselubung akan tersingkap, dosa dibongkar
dengan tuntas, sebab Dia adalah terang yang ajaib.
Dengan tandas saya sampaikan malam ini:
Hanya Kristus yang dapat menyingkapkan rahasia firman Allah.
Pendeknya, ada dua rahasia terbesar:
1.
Rahasia
ibadah … 1 Timotius 3:16.
2.
Rahasia
nikah … Efesus 5:32.
Kita akan melihat penguraiannya satu per
satu.
Tentang: RAHASIA IBADAH.
1 Timotius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia,
yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh;
yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di
antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia,
diangkat dalam kemuliaan."
Sesungguhnya, agunglah rahasia ibadah kita
ini. Mengapa demikian?
“Dia, yang telah menyatakan diri-Nya
dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh…” Yesus adalah Allah yang turun ke
dunia dan menjadi manusia, kemudian Dia rela mati di atas kayu salib.
“… Yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat…” Hari ketiga Dia bangkit dan menampakkan diri kepada
para hamba-hamba Tuhan (dua belas rasul).
“… Diberitakan di antara bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah…” Kematian dan kebangkitan Yesus harus
disampaikan. Kalau kematiannya benar, pasti kebangkitannya benar. Biarlah kita
datang melayani Tuhan dalam kesucian, dalam kebenaran, tidak dusta, melainkan
jujur. Kita datang beribadah melayani dalam tahbisan yang benar dan suci.
Agunglah rahasia ibadah kita, sebab lewat
ibadah ini, kita boleh mengenal pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan di
dalam tanda kebangkitan-Nya, sampai akhirnya dipermuliakan. Oleh sebab itu,
lewat ibadah ini, biarlah pengalaman kematian, kebangkitan, dan kemuliaan-Nya,
kiranya mewarnai perjalanan hidup rohani kita masing-masing, siapa pun kita
yang ada malam ini, laki-laki perempuan, tua muda.
Jadi, benar sekali bahwa: “Agunglah
rahasia ibadah kita”, sebab tanpa ibadah;
-
Kita tidak
akan pernah mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian yang benar.
-
Kita tidak
mengenal kebangkitan yang benar.
-
Kita tidak
pernah mengenal kemuliaan-Nya.
Justru lewat ibadah ini, kita boleh
mengenal pengalaman Yesus dalam “tanda kematian, kebangkitan,
dan Dia dipermuliakan.” Di luar ibadah, kita tidak akan pernah mengenal
pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan, dan kemuliaan-Nya.
Biarlah pengalaman Yesus mewarnai
perjalanan hidup rohani kita, supaya kita juga kelak dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia. Puji Tuhan, Haleluya …
Segala sesuatu ada waktunya, lepaskan
egosentris, harus saling mengasihi supaya ada damai. Tidak ada artinya saling
menonjolkan diri, sungguh tidak ada artinya, justru menimbulkan kekacauan dalam
ibadah.
Sekali lagi saya sampaikan: Kalau kita satu
dalam kematian yang benar, maka kedudukan kita juga akan berada dalam suasana
kebangkitan yang benar, tidak palsu. Dan kalau kita bertekun di dalamnya, kelak
kita juga akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, dan yang
menjadi saksi dari semua itu adalah Roh Allah.
Ibadah dan pelayanan yang
kita kerjakan, semuanya adalah kepada Tuhan, bukan untuk dilihat manusia, bukan
untuk mencari puji-pujian dan hormat manusia, itu merupakan perbuatan sia-sia, kita beribadah dan mengerjakan pekerjaan Tuhan, saksinya adalah
Roh Allah. Oleh sebab itu, belajar untuk jujur dalam ibadah supaya benar-benar agunglah
rahasia ibadah kita.
Tentang: RAHASIA NIKAH.
Efesus 5:32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat.
Rahasia ini besar, tetapi yang dimaksud
oleh Rasul Paulus ialah “hubungan Kristus dan jemaat”.
Hubungan Kristus dan jemaat merupakan
hubungan nikah suci. Satu dari dua rahasia terbesar adalah hubungan nikah suci.
Mari kita menyimak tentang NIKAH SUCI lebih
jauh lagi di dalam 1 Korintus 7. Doa saya, biarlah kiranya kita semua
diberkati soal nikah suci ini.
Dalam 1 Korintus 7:1-15 seluruhnya
berbicara tentang nikah yang suci atau hubungan antara tubuh dengan kepala,
atau hubungan antara suami dengan isteri, sama dengan; hubungan sidang jemaat
dengan Kristus. Namun, dalam nikah suci ini, kita harus melihat lebih jauh lagi
seperti apa bentuk nikah suci.
1 Korintus 7:1-5
(7:1) Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah
baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, (7:2) tetapi mengingat bahaya
percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap
perempuan mempunyai suaminya sendiri. (7:3) Hendaklah suami memenuhi
kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. (7:4)
Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula
suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. (7:5) Janganlah
kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara
waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu
kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena
kamu tidak tahan bertarak.
“Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia
tidak kawin”, memang hal ini baik, tetapi “mengingat bahaya percabulan”,
mengingat dosa kenajisan, nafsu rendah, maka “baiklah setiap laki-laki
mempunyai isterinya sendiri”, laki-laki diwajibkan untuk menikah, memiliki
isteri (nikah suci), dan sebaliknya “setiap perempuan mempunyai suaminya
sendiri”. Itulah nikah.
Perhatikan baik-baik: Ayat 1-5 ini
berbicara tentang perkawinan (nikah) suci. Dalam nikah suci itu, terlihat
dengan jelas dua hal:
1.
Di dalam
nikah suci tidak ada percabulan = lepas dari dosa kenajisan.
Jadi, Tuhan itu Maha tahu, Tuhan itu Maha mengerti, itu
sebabnya Rasul Paulus berkata dengan tandas: “… karena kamu tidak tahan
bertarak”, tidak tahan untuk berdiam diri tanpa pasangan hidup. Itulah
sebabnya kita patut bersyukur, lewat Pengajaran Mempelai, kita mengerti tentang
nikah suci. Berbicara “mempelai”, itu berbicara tentang kesatuan dalam nikah
suci. Mari kita masing-masing menghormati hubungan kita dengan Tuhan, supaya
tetap terjaga nikah suci dengan Tuhan.
2.
Antara
suami dan isteri saling memperhatikan kebutuhan masing-masing. Berarti, harus terlepas
dari roh egosentris, tidak boleh ada kepentingan diri sendiri.
Selanjutnya, pada ayat 6-14, di situ
terlihat dengan jelas; oleh karena nikah yang suci:
- Suami yang tidak beriman dikuduskan oleh
isterinya.
- Isteri yang tidak beriman dikuduskan oleh
suaminya.
Jadi, masing-masing dalam nikah itu punya
tanggung jawab untuk menguduskan pasangan masing-masing. Manakala pasangannya
tidak beriman, maka isteri yang menguduskan suami yang tidak beriman.
Sebaliknya, suami yang menguduskan isteri yang tidak beriman. Itulah yang harus
kita perhatikan kalau kita berbicara soal kesatuan dalam nikah yang suci.
Jadi, betul-betul agunglah rahasia nikah;
hubungan antara sidang jemaat dengan Kristus; hubungan antara tubuh dan Kepala
begitu agung.
Sekarang kita lihat ayat 15.
1 Korintus 7:15
(7:15) Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia
bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah
memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
“Allah memanggil kamu untuk hidup dalam
damai sejahtera.” Allah memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera,
dengan lain kata; Tuhan tidak menghendaki perceraian, tetapi Tuhan menghendaki, dan mendambakan kesatuan atau keutuhan dari nikah yang suci. Biarlah
kiranya damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, sehingga tetap
terjaga kesatuan dan keutuhan dalam nikah yang suci.
Jadi, biar bagaimana pun hal perceraian tidak diijinkan terjadi. Ayat firman jangan dipelintir-pelintir dan jangan
diambil sepotong-sepotong, jangan dipenggal-penggal sehingga wujudnya tidak
nyata. Ayat itu harus dilihat secara keseluruhan.
Selanjutnya, kita akan melihat KESATUAN
atau NIKAH YANG LEBIH BESAR dalam 1 Korintus 14.
Tadi, kita memperhatikan tentang “nikah
suci” dalam 1 Korintus 7, sekarang kita akan memperhatikan tentang
“nikah yang lebih besar” dalam 1 Korintus 14. Berarti, nikah yang lebih
besar ini dua kali lipat dari nikah suci.
2 x 7 = 14 -- dua kali tujuh adalah empat
belas --. Susunan ayat dan pasal dalam Alkitab, itu bukanlah suatu kebetulan,
tetapi Tuhan menyusunnya sedemikian rupa, sama seperti anatomi (raga) manusia
disusun demikian rupa, sehingga sekalipun anggotanya banyak, tetapi merupakan
satu kesatuan, yang saling terkait dan saling membutuhkan satu dengan yang
lain... 1 Korintus 12:12-25.
Kalau “nikah yang suci” -- hubungan antara
suami dan isteri, laki-laki dan perempuan -- tertulis dalam 1 Korintus 7,
dan “nikah yang lebih besar” tertulis dalam 1 Korintus 14, berarti
dikali dua, artinya; lebih besar.
Kita akan melihat “nikah yang lebih besar”
yang tertulis dalam 1 Korintus 14:26-40, yang berbicara tentang ibadah
dalam jemaat = nikah yang lebih besar.
Berbicara tentang nikah;
-
Dimulai
dari nikah yang terkecil, yaitu hubungan antara suami isteri dalam rumah
tangga.
-
Lalu nikah
yang lebih besar adalah berada dalam penggembalaan, hubungan antara anggota
sidang jemaat; banyak anggota tetapi satu.
Jadi, nikah yang lebih besar adalah
hubungan antara sidang jemaat dalam satu penggembalaan.
1 Korintus 14:26
(14:26) Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul,
hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur,
yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia
bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi
semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.
Perikop dari ayat ini adalah “Peraturan
dalam pertemuan jemaat”, ini adalah nikah yang lebih besar.
Peraturan dalam pertemuan jemaat: Pada saat
mempersembahkan sesuatu, harus berjalan dengan tertib, berarti; mengikuti
peraturan-peraturan dalam pertemuan ibadah tersebut. Memang, dalam pertemuan
ibadah itu, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu;
-
Yang
seorang mazmur atau nyanyian pujian kepada Tuhan.
-
Yang
lain pengajaran = penyataan Allah = karunia
bahasa Roh = karunia menafsirkan bahasa Roh.
Tetapi perlu untuk diketahui; semuanya itu dipergunakan
untuk membangun satu dengan yang lain. Berarti, mempersembahkan
persembahannya harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dalam sidang
jemaat, supaya semuanya berjalan dengan tertib.
Maka kita juga datang melayani Tuhan harus
dengan mengikuti peraturan yang ada. Jangan kita melayani sesuai dengan maunya
sendiri, tidak bisa diatur, tidak mau mengikuti aturan yang ada, itu tidak
boleh. Apa pun yang kita kerjakan, kita datang membawa korban dan persembahan,
semuanya harus berjalan dengan teratur, mengikuti aturan yang ada, supaya
semuanya berjalan dengan tertib. Sadarlah akan hal ini sesadar-sadarnya.
Perhatikan soal keutuhan dari nikah yang suci. Sadarlah, tidak boleh lagi
egois.
1 Korintus 14:32
(14:32) Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.
Sampai akhirnya yang terakhir: “Karunia
nabi takluk kepada nabi-nabi.”
Pelayan-pelayan Tuhan yang sudah menerima
karunia-karunia, ikuti aturan. Jangan saudara merasa dibutuhkan. Kalau kita
datang melayani, jangan pernah merasa dibutuhkan, tetapi kita melayani Tuhan
harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Itu sebabnya, karunia nabi
takluk kepada nabi-nabi.
Jadi, saudara jangan pernah berpikir bahwa
saya ini gila hormat. Jangan pernah berpikir demikian, supaya semuanya teratur.
Tujuannya adalah …
1 Korintus 14:33
(14:33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai
sejahtera.
Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan,
tetapi damai sejahtera. Oleh sebab itu, biarlah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, dimulai dengan
memperhatikan nikah yang terkecil -- yaitu hubungan antara suami isteri --,
kemudian memperhatikan nikah yang lebih besar, itulah sidang jemaat dalam satu
penggembalaan harus memperhatikan keutuhan dalam nikah yang suci. Maka kita
semua harus memenuhi dan mengikuti peraturan-peraturan yang ada, sampai yang
terakhir “karunia nabi takluk kepada nabi-nabi”. Harus takluk, berarti; mengikuti
aturan yang ada.
Sebagai persamaannya.
1 Korintus 14:34
(14:34) Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus,
perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan
Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan
diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.
Sidang jemaat pun dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah tetap dikaitkan dengan nikah yang harus mengikuti
peraturan-peraturan, gambarannya adalah sama seperti perempuan-perempuan
harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Itu merupakan tanda
ketundukannya kepada Kristus yang adalah Kepala dan suami, itulah hubungan
suami isteri, itu adalah hubungan nikah suci yang utuh.
Jadi, sudah sangat jelas sekali, bahwa;
hanya Tuhan saja yang dapat menyingkapkan segala rahasia-rahasia yang
tersembunyi sekalipun, sebab Dia adalah terang yang ajaib.
Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus
memerintah di dalam hati kita masing-masing, dimulai dalam nikah yang terkecil
-- hubungan suami isteri --, lanjut kepada nikah yang lebih besar -- sidang
jemaat dalam penggembalaan --. Supaya semuanya menjadi satu kesatuan yang utuh
dalam nikah suci yang utuh, maka harus tetap mengikuti peraturan yang ada.
Secara khusus, ada tiga hal yang dikerjakan
oleh Tuhan, yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia, salah satunya Tuhan dapat
mengatur masa dan waktu, sementara;
-
Kita hanya
bisa menunjukkan (menampilkan) diri dalam suatu masa yang baik.
-
Kita hanya
bisa memanfaatkan waktu yang tersisa juga dengan baik.
Di atas semuanya itu, hanya Tuhan yang
dapat menyingkapkan rahasianya, untuk menyingkapkan segala yang terselubung.
Hendaklah damai sejahtera Krsitus
memerintah dalam hati kita masing-masing. Mari kita belajar untuk
mempertahankan keutuhan nikah suci;
-
Yang
terkecil; nikah rumah tangga suami isteri.
-
Yang
terbesar; sidang jemaat dalam satu penggembalaan, sampai nanti ke luar
penggembalaan.
Mazmur 72:3
(72:3) Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa,
dan bukit-bukit membawa kebenaran!
“Kiranya gunung-gunung membawa damai
sejahtera bagi bangsa …”
Hai, gunung-gunung, bawa damai sejahtera
bagi bangsa-bangsa, dimulai dalam nikah yang terkecil (suami isteri) juga dalam
nikah yang terbesar (penggembalaan), sehingga kita semua menjadi gunung-gunung
membawa damai sejahtera bagi bangsa.
Gunung Sion tegak berdiri di hulu
gunung-gunung, mengatasi segala gunung-gunung, dan mengatasi segala bukit-bukit
yang tinggi. Biarlah kiranya kita semua digambarkan sebagai gunung-gunung Tuhan
yang membawa damai sejahtera bagi bangsa-bangsa dan bukit-bukit yang membawa
kebenaran kepada bangsa-bangsa, dimulai dengan nikah yang terkecil (suami dan
isteri) sampai kepada nikah yang lebih besar (hubungan antara sidang jemaat),
sampai kita betul-betul menjadi gunung Sion yang membawa damai sejahtera dan
menjadi Yerusalem yang memberi contoh teladan membawa kebenaran.
Kita belajar untuk menjadi gunung Tuhan;
bawa damai di mana pun kita berada. Perhatikan firman Tuhan. Jangan keraskan
hati, sebab itu tidak ada artinya. Sembahlah Tuhan dengan rendah hati. Tidak
boleh lagi kita melayani dengan kemampuan, dengan kepentingan, jangan, itu
semua tidak ada artinya.
Karena panas hati, karena harga diri,
sehingga seseorang tidak mau merendahkan diri, orang seperti ini hanyalah
perusak (pecundang), menunjukkan bahwa ia adalah pribadi yang egois. Mulai
malam hari ini, sadarlah sesadar-sadarnya; tidak boleh lagi melayani dengan
sesuka hati. Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hati
kita masing-masing.
Hai, gunung-gunung Tuhan, bawalah damai
sejahtera kepada bangsa-bangsa di mana pun berada. Jangan kita biarkan firman
ini berlalu begitu saja. Kemudian, jangan jadikan firman hanya sebatas pengetahuan. Jangan
menjalankan ibadah Taurat.
Khususnya yang sudah melayani, harus
bertanggung jawab, harus menjadi gunung Tuhan tanpa alasan, tidak bisa
mengelak, itu adalah arti engkau melayani Tuhan.
Yang sudah merasakan kemurahan lewat
pembukaan firman, mari kita sembah Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dia yang
menyingkapkan rahasia firman, tidak ada yang tersembunyi. Jadi, segala apa pun yang disembunyikan, itu semua tidak ada artinya, sebab Roh Tuhan yang menjadi saksi dari perjalanan rohani
kita, baik pengalaman kematian, kebangkitan, dan kemuliaan yang kekal kelak.
Seseorang tidak boleh pura-pura baik; harus dalam pengalaman kematian yang
benar, supaya kebangkitannya tidak palsu, lahir batin.
Tuhan jadikan kita sebagai gunung-gunung
Sion, gunung-gunung Tuhan yang membawa damai sejahtera di mana pun kita berada,
dimulai dari nikah yang terkecil (suami istri) sampai nikah yang lebih besar (sidang jemaat
dalam penggembalaan), sampai kepada bangsa-bangsa (kafir dan Israel bersatu).
Inilah yang didambakan Yesus, Anak Raja, Anak Allah.
-
Dalam
nikah yang terkecil; lepaskan diri dari dosa kenajisan, dari dosa percabulan.
Serta mengerti kebutuhan pasangan hidup.
-
Dalam
nikah yang lebih besar; ikuti aturan, baktikan diri dalam ketundukan kepada
Kristus, sebagai Kepala. Tunduk, berarti memberi diri disucikan oleh air dan
firman Allah.
Jangan melayani karena kepandaian. Jangan
melayani karena kepentingan. Jangan melayani karena harga diri. Perlu untuk diketahui; karunia nabi
takluk kepada nabi. Kalau seorang pelayan Tuhan tidak mengerti hal ini, sampai kapan pun nikah
suci tidak akan pernah utuh kalau tidak ikuti aturan-aturan yang ada.
Banyak orang Kristen tidak mengerti;
berusaha mempertahankan keutuhan nikah dengan maksud kepentingan dirinya,
dengan cara-caranya, bahkan dalam pelayanan disertai dengan akar pahit sekalipun dihalalkan, akhirnya
tercemari buah nikah yang lain, bahkan sampai dalam penggembalaan tidak bisa
menjadi gunung Tuhan yang membawa damai sejahtera.
Kadang kala kita panas hati karena tidak bisa
mengikuti irama-Nya Tuhan, tetapi sebaliknya kita menginginkan irama kita
diikuti oleh orang lain. Seharusnya, kita yang tunduk kepada Kristus, yang
adalah Kepala, Dialah suami.
Hai, suami-suami perhatikan firman Tuhan.
Hai, isteri-isteri perhatikan firman Tuhan. Hai, anak-anak, semua nikah rumah
tangga, semua keluarga, perhatikan firman Tuhan. Dari situ kita berangkat
sampai kepada nikah yang lebih besar, itulah sidang jemaat dalam satu
penggembalaan, ikuti aturannya juga. Dari situ kita berangkat menjadi gunung
Tuhan yang membawa damai sejahtera kepada bangsa-bangsa. Menyingkirlah dari
percabulan, kenajisan dan penuhilah kebutuhan orang lain dalam rumah tangga.
Imam-imam yang melayani Tuhan, ikuti aturan
yang ada, sebab nikah yang lebih besar adalah menjadi imam-imam. Jangan sesuka
hati beribadah dan melayani. Maksudnya sesudah beribadah dan melayani, sesuka
hati hidup di rumah masing-masing, itu tidak diijinkan Tuhan, tetap harus ada
aturannya. Jangan memakai perasaan daging terhadap keluargamu, baik kepada
anak, orang tua, jangan pakai perasaan daging di dalam hal memikul salib,
melainkan harus tetap pakai aturan. Aturan penggembalaan harus tetap
berlangsung sampai dalam nikah rumah tangga. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment