Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Puji
TUHAN; oleh karena rahmat dan kasih karunia TUHAN, kita boleh dihimpunkan di
tengah-tengah Ibadah Kaum Muda Remaja. Segala puji dan segala hormat hanyalah
bagi Dia. Dan biarlah damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita
masing-masing, baik yang mengikuti dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, maupun
yang mengikuti lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana
pun anda berada.
Selanjutnya,
kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya pembukaan firman itu
meneguhkan setiap hati kita masing-masing
Segera
saja kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum
Muda Remaja dari kitab Kejadian 41.
Kejadian
41:34,40
(41:34) Baiklah
juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas
negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil
tanah Mesir. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada
perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah
kelebihanku dari padamu."
Untuk
mengatasi apa yang akan terjadi ke depan, maka Yusuf memberi nasihat kepada
Firaun. Sebab memang, sesuai dengan mimpi Firaun; akan terjadi nanti 7 (tujuh)
tahun kelimpahan, dan sesudah 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu akan menyusul 7
(tujuh) tahun kelaparan yang hebat. Untuk mengatasi persoalan yang pelik,
persoalan yang luarbiasa ini, persoalan
yang kompleks ini, persoalan yang akan menimbulkan betapa banyaknya kompleks
persoalan-persoalan yang akan terjadi, maka Yusuf memberi suatu nasihat yang
baik untuk mengangkat seorang yang berakal budi dan bijaksana untuk mengatasi
persoalan yang kompleks ini.
Inti
dari ayat yang kita baca adalah Yusuf menjadi kuasa di Mesir, berarti; menjadi
kuasa atas istana Firaun, dan hanya kepada perintah Yusuf saja seluruh rakyat
Mesir taat, tidak kepada yang lain-lain.
Mengapa
Yusuf menjadi kuasa di Mesir? Sebab Yusuf adalah seorang yang berakal budi dan
bijaksana.
Pendeknya;
Yusuf memiliki kebijaksanaan Ilahi, sehingga Yusuf menjadi pemerintah
dan kuasa di Mesir atas permintaan dari Firaun itu sendiri.
Namun
di sisi lain, kita melihat Firaun masih mempertahankan takhtanya, tetapi Yusuf
tidak peduli, sebab yang terpenting bagi Yusuf ialah segala rencana Allah
dinyatakan sampai pada akhirnya nanti tergenapi, tujuannya adalah untuk
menyelamatkan bangsa-bangsa dari dunia ini.
Firaun
adalah gambaran dari Iblis atau Setan. Setan memang senantiasa berusaha untuk
mempertahankan takhtanya, tetapi Yusuf -- yang adalah gambaran dari sidang
mempelai TUHAN -- tidak peduli dengan hal itu, sampai segala rencana Allah
dinyatakan dan tergenapi, tujuannya untuk menyelamatkan bangsa-bangsa dari
dunia ini.
Biarlah
kita ikuti pemberitaan firman ini dengan baik dan benar, supaya nama TUHAN
dipermuliakan.
Kejadian
45:5-8
(45:5) Tetapi
sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri,
karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah
menyuruh aku mendahului kamu. (45:6) Karena telah dua tahun ada
kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak
atau menuai. (45:7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin
kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu,
sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. (45:8) Jadi bukanlah kamu
yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan
aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa
atas seluruh tanah Mesir.
Janganlah
bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena
tindakan-tindakan dari saudara-saudara tua Yusuf tersebut yang telah bertindak
dengan sadis, yakni;
-Menjual Yusuf kepada saudagar-saudagar
yang datang dari Midian.
-Namun sebelum Yusuf dijual, terlebih
dahulu ia dilemparkan ke dalam sebuah sumur kosong.
Oleh
sebab itu, Yusuf berkata: “Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali
diri” atas tindakan yang sadis tersebut. Dan hal itu dinyatakan oleh Yusuf
kepada saudara-saudaranya setelah terjadi 2 (dua) tahun kelaparan sesudah
melewati 7 (tujuh) tahun kelimpahan.
Kalau
akhirnya Yusuf berada di Mesir dalam kedudukan;
-Sebagai bapa bagi Firaun.
-Sebagai tuan atas seluruh istana Firaun.
-Sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
itu
jelas karena Yusuf berada dalam rencana Allah yang besar. Tujuannya adalah --
tidak lain tidak bukan -- untuk menjamin kelanjutan hidup, serta untuk
memelihara hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
Jadi,
kalau kita sampai pada hari ini mengalami banyak sengsara, tidak perlu gelisah,
tidak perlu menyesali diri dalam hal mengikuti TUHAN, tidak perlu susah hati
dalam mengikuti TUHAN, tidak perlu gelisah di dalam hal mengikuti TUHAN, yang
walaupun ibadah ini memang terhubung langsung dengan sengsara salib; tidak
perlu gelisah, tidak perlu susah hati, tidak perlu menyesali diri, tetapi
bersyukurlah sebab kita sedang berada di dalam sebuah rencana Allah yang besar
di dalam rangka menyelamatkan hidup gereja TUHAN.
Hal
ini tentu saja sesuai dengan nubuatan Daniel; itu hebatnya Firman Allah.
Kitab
Suci terdiri dari 66 (enam puluh enam) kitab, yang dibagi 2 (dua) bagian, yaitu
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan juga terdiri dari beribu-ribu ayat
Firman TUHAN di dalamnya, tetapi sekalipun demikian, semua ayat itu terkait
satu dengan yang lain, sekalipun penulisnya berbeda-beda.
Tubuh
Kristus itu anggotanya banyak, tetapi diperlengkapi oleh roh yang satu dan yang
sama; sekalipun berbeda-beda karunia, tetapi saling melengkapi. Kita semua
merupakan tubuh Kristus, harus saling melengkapi.
Daniel
12:3
(12:3) Dan orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun
banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Tadi
nasihat dari pada Yusuf adalah untuk mengangkat orang yang berakal budi dan
bijaksana, sebab sesudah 7 (tujuh) tahun kelimpahan akan menyusul 7 (tujuh)
tahun kelaparan. Nah, untuk mengatasi masalah yang hebat ini, yang menimbulkan
masalah kompleks, maka nasihat dari pada Yusuf adalah untuk mengangkat seorang
yang berakal budi dan bijaksana.
Dan
di dalam kitab Daniel ini kita melihat: Orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti bintang-bintang di cakrawala. Adapun tugas dari bintang-bintang di
langit atau orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada
kebenaran. Jadi, sama dengan apa yang dialami oleh Yusuf tadi; untuk
menjamin kelangsungan hidup dan memelihara hidup banyak orang. Dengan demikian,
seiras dengan rencana Allah yang dinyatakan lewat pribadi Yusuf tadi, yaitu
untuk menjamin kelangsungan hidup dan memelihara hidup gereja TUHAN.
SEBAGAI
CONTOH.
Matius
2:1-2
(2:1) Sesudah
Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang
majus dari Timur ke Yerusalem(2:2) dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Di
sini kita melihat: Bintang Timur menuntun perjalanan hidup rohani dari
orang-orang Majus hingga mereka tibalah di Yerusalem. Ini yang pertama
untuk kita perhatikan malam ini.
Yerusalem,
jelas itu menunjuk; ibadah dan pelayanan, dengan kata lain; pusat kerajaan
damai sejahtera. Jadi, kalau mau mengalami damai sejahtera, biarlah kita
senantiasa berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itulah Yerusalem. Oleh
sebab itu, jangan tinggalkan Yerusalem, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan
dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, sesibuk apapun kita ada
di dunia ini.
Kisah
Para Rasul 1:4-8
(1:4) Pada
suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka
meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan
janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari
pada-Ku. (1:5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama
lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." (1:6) Maka
bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa
ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (1:7) Jawab-Nya: "Engkau
tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut
kuasa-Nya. (1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Singkatnya:
Yesus melarang murid-murid untuk meninggalkan Yerusalem supaya pada akhirnya
mereka menerima janji Allah, yaitu dibaptis oleh Roh Kudus, tujuannya adalah
supaya mereka menjadi saksi-saksi Ilahi.
Jadilah
saksi-saksi Ilahi di mana pun kita berada, dalam keadaan situasi kondisi
apapun, supaya nama TUHAN dipermuliakan. Menjadi saksi-saksi Ilahi, dimulai
dari;
-Yerusalem = Di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
-Di Yudea = Orang Kristen
yang masih kanak-kanak rohani.
-Samaria = Orang-orang
yang masih jauh dari TUHAN; orang Kristen tetapi hubungannya jauh dari TUHAN.
-Sampai kepada ujung bumi = Orang-orang
yang belum mengenal TUHAN.
Oleh
sebab itu, jangan tinggalkan Yerusalem; tetap ada di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan sampai betul-betul kehidupan kita dipulihkan. Kalau hidup kita sudah
dipulihkan, maka kita semua akan dipenuhkan Roh Kudus, dan kita akan berkuasa,
dan menjadi saksi-saksi Ilahi dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. Di mana pun
kita berada, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan, supaya kita menjadi
saksi-saksi Ilahi.
Kalau
kita kaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, menjadi saksi-saksi Ilahi dimulai
dari Yerusalem sampai ke ujung bumi, itu bukanlah menjadi suatu ukuran yang
hakiki, bukan menjadi ukuran yang sejati. Sebab, untuk menjadi saksi-saksi
Ilahi, itu memang harus terjadi; TUHAN memang merindukan kita semua menjadi
saksi Ilahi di bumi ini dari Yerusalem sampai ke ujung bumi, tetapi kesaksian
manusia bukanlah menjadi suatu tolak ukur sehingga dijadikan sebagai jaminan
keselamatan. Kita harus memahami hal itu.
Saya
mempunyai alasan untuk mengatakan hal itu; oleh sebab itu, kita kembali membaca
Injil Matius 2.
Matius
2:1
(2:1) Sesudah
Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang
majus dari Timur ke Yerusalem
Bintang
Timur memang telah menuntun orang-orang Majus sampai tibalah mereka di
Yerusalem. Kalau kita sampai pada akhirnya tiba di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan ini, itu semua karena TUHAN yang menuntun, bukan karena suatu
kebetulan. Kita dituntun dari berbagai-bagai latar belakang, kita dituntun
(ditarik) dari dunia ini untuk selanjutnya dibawa ke Yerusalem dan berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, semua karena kemurahan dari hati TUHAN
kepada kita semua.
Tetapi,
tiba di Yerusalem itu barulah bagian yang pertama; atau dengan kata
lain, menjadi saksi-saksi Ilahi di bumi ini bukanlah jaminan keselamatan.
Tetapi jaminan keselamatan adalah ....
Matius
2:2
(2:2) dan
bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah
Dia."
Jadi,
tujuan orang-orang Majus dipimpin oleh bintang Timur hingga mereka tiba di
Yerusalem ialah datang untuk menyembahRaja di atas segala raja,
itulah Putera Allah yang Tunggal, Yang Esa. Jadi, bukan sekedar untuk menjadi
saksi, tetapi datang untuk menyembah Raja di atas segala raja, yaitu putera
Allah yang Tunggal, Yang Esa.
Berarti,
puncak dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini ialah doa
penyembahan, yakni penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak
Allah.
Jika
kita dipenuhkan Roh Kudus, dan oleh-Nya kita menjadi saksi Ilahi, puji TUHAN.
Tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ; ibadah kita harus berada sampai
pada puncaknya, itulah doa penyembahan, yakni penyerahan diri sepenuh untuk
taat kepada kehendak Allah.
Mari
kita lihat soal PENYEMBAHAN atau PENYERAHAN DIRI dalam Mazmur Daud.
Mazmur
141:1-2
(141:1) Mazmur
Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah
telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu! (141:2) Biarlah doaku
adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang
terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
Doa
dan kerinduan yang mendalam dari Daud kepada TUHAN, yaitu biarlah doaku adalah
bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti
persembahan korban pada waktu petang.
Kerinduan
yang mendalam dan yang terbesar yang dimohonkan oleh Daud kepada TUHAN ialah
supaya ibadahnya berada pada puncaknya, yakni doa penyembahan.
Doa
penyembahan
atau penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, itu merupakan persembahan
ukupan kepada TUHAN. Kemudian, mengangkat dua tangan atau penyerahan
diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, setara dengan mempersembahkan korban
pada waktu petang.
Korban
pada waktu petang berkuasa untuk melepaskan kita dari kegelapan maut.
Mempersembahkan korban pada waktu petang berguna untuk sepanjang malam.
Sementara puncak dari gelap malam ialah ketika Pembinasa keji berdiri di tempat
kudus, yaitu antikris, di mana mereka akan menjadi penguasa selama 3.5 (tiga
setengah) tahun di atas muka bumi ini -- yang tentu saja atas seizin TUHAN --,
mereka menjadi diktator yang buas dan ganas, dan mereka keji, tidak mempunyai
hati nurani, sebab memang mereka adalah gabungan dari 3 (tiga) jenis binatang
buas yang keluar dari dalam laut, sesuai dengan yang tertulis dalam Wahyu
13:1-2.
Oleh
sebab itu, perhatikan baik-baik: Selagi hari masing siang, selagi masih ada
waktu, mari kita kerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar. Maksudnya;
selagi masih ada kesempatan, mari kita berada di setiap ibadah-ibadah yang
TUHAN percayakan, sampai TUHAN -- yang disebut bintang Timur -- menuntun dan
memimpin ibadah kita ini sampai kepada puncaknya, yakni doa penyembahan atau
penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
Tetaplah
berada di tengah-tengah pertemuan ibadah sampai nanti bintang Timur, sampai
nanti TUHAN -- yang adalah Imam Besar -- sebagai orang yang bijaksana, menuntun
ibadah kita pada puncaknya, yakni doa penyembahan, dengan lain kata penyerahan
diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
Tidak
usah menyesali diri, tidak usah gelisah, tidak usah susah hati kalau kita ada
di dalam rencana Allah, ada di tengah-tengah ibadah yang memang terhubung
langsung dengan sengsara salib; jangan gelisah, jangan gusar, tidak usah
menyesal.
Apakah
saudara menyesal menjadi anak TUHAN? Apakah saudara menyesal memikul salib?
Apakah saudara menyesal berkorban di tengah ibadah? Kalau jawaban saudara
adalah “tidak”, buktikanlah masing-masing kepada TUHAN.
Perhatikanlah
firman ini dengan baik sampai betul-betul ibadah ini menuntun kita sampai
kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan, yakni penyerahan diri sepenuh
untuk taat kepada kehendak Allah.
2
Tesalonika 2:1-2
(2:1) Tentang
kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta
kepadamu, saudara-saudara, (2:2) supaya kamu jangan lekas bingung
dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat
yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Tentang
kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia lewat
perhimpunan ibadah ini, kami minta kepadamu, saudara-saudara, saya juga
meminta kepada saudara-saudara, kepada pemirsa. Apa yang diminta oleh Rasul
Paulus kepada sidang jemaat di Tesalonika? Supaya kamu jangan lekas bingung
dan gelisah; tidak usah bingung, tidak usah lekas gelisah, tidak usah
bersusah hati walaupun kita ada di tengah ibadah yang terhubung langsung dengan
salib.
Tenang,
tidak usah gelisah, tidak usah susah hati, tidak usah bersedih saat kita berada
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini. Memang ibadah dan pelayanan ini
terhubung langsung dengan sengsara salib atau pengalaman kematian Yesus di kayu
salib; tetapi jangan menyesal menjadi anak TUHAN, apalagi berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Kalau
pun kita menjadi tiang penopang yang dipancangkan dalam rumah TUHAN untuk
menopang geraknya ibadah dan pelayanan ini; tidak usah menyesal, tidak usah
gelisah, tidak usah susah hati, sebab besar upah yang akan kita terima dari
TUHAN.
2
Tesalonika 2:3-4
(2:3)
Janganlah kamu
memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!
Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah
dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu
lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah
sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai
Allah.
Oleh
sebab itu, perhatikan baik-baik: Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan
orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Jangan disesatkan dengan cara
ibadah yang berbeda-beda dari ibadah salib ini.
Tetaplah
bertahan di tengah ibadah yang terhubung dengan salib. Jangan gelisah, jangan
susah hati, jangan mau disesatkan dengan cara-cara ibadah yang berbeda dengan
ibadah salib.
Namun,
sebelum TUHAN datang kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga, terlebih dahulu diawali dengan tampilnya orang-orang murtad. Banyak
nanti orang-orang murtad, siapa mereka? Yaitu si pendurhaka, yang tidak lain
tidak bukan, itulah antikris.
Antikris
atau Pembinasa keji, menurut apa yang sudah kita baca di sini: Mereka akan
duduk di Bait Allah, lalu sekaligus menyatakan diri sebagai allah yang akan
disembah. Inilah yang disebut puncak dari gelap malam.
Jadi,
sebelum TUHAN datang kembali untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga, terlebih dahulu tampilnya antikris atau Pembinasa keji duduk di
Bait Allah, dan menyebut diri sebagai allah yang harus disembah; inilah puncak
gelap malam.
2
Tesalonika 2:7-8
(2:7) Karena
secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada
yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8)
pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya,
tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan
memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
Karena
secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang
menahan.
“Masih
ada yang menahan”, berarti; TUHAN masih memberi kesempatan kepada kita untuk
menikmati ibadah dan pelayanan ini; lewat ibadah dan pelayanan ini kita membawa
korban dan persembahan; juga lewat ibadah ini kita menikmati korban santapan,
pembukaan firman.
Tetapi
kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, dengan kata lain; korban
sehari-hari disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan
menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya
dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
Tanda
yang sangat jelas tampilnya antikris (si pendurhaka) ialah, mereka akan
menyingkirkan hadirat Allah, yakni korban sehari-hari, itulah;
1.Korban sembelihanà Ibadah dan
pelayanan yang terhubung dengan sengsara salib.
2.Korban santapanà Firman Allah yang
benar.
2
Tesalonika 2:9-10
(2:9)Kedatangan
si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa
perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10)
dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa
karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat
menyelamatkan mereka.
Antikris
atau Pembinasa keji disebut juga si pendurhaka atau pemberontak, merupakan kaki
tangan dari Iblis atau Setan, yang disebut juga naga merah padam. Lalu,
penampilan mereka disertai dengan;
-Rupa-rupa perbuatan ajaib.
-Tanda-tanda heran.
-Mujizat-mujizat palsu.
Kehadiran
mereka disertai dengan 3 (tiga) perkara ini. Dan oleh karena perkara-perkara
tersebut itu, nanti banyak orang terseret dan tersesat, terpengaruh. Namun
mereka yang terpengaruh itu pada akhirnya dilemparkan ke dalam lautan api
neraka, binasa sampai selama-lamanya.
Oleh
sebab itu, saya juga akan kembali menyatakan apa yang dinyatakan Daniel dan
Rasul Paulus: Jangan gelisah, jangan susah hati, jangan menyesal kalau TUHAN
membawa kita berada di Yerusalem. Di tengah ibadah ini memang terhubung
dengan sengsara salib, namun tidak usah menyesal memikul salib, tetapi
bersyukurlah, dari pada binasa dilemparkan dalam lautan api sampai
selama-lamanya. Pilih mana?
Apa
tujuan kita hidup? Untuk apa kita hidup; Apakah makan, minum,
kawin-mengawinkan? Apakah untuk bekerja, berfoya-foya, menjadi kaya?
Tujuan
Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden, tidak lain tidak bukan -- dalam Kejadian
2:16 -- hanya satu, tidak dua, yakni untuk mengusahakan
dan memelihara taman Eden. Demikian juga tujuan kita hidup di
hari-hari terakhir ini hanya satu, tidak dua, tidak tiga, yakni untuk mengusahakan
dan memelihara ibadah dan pelayanan ini.
Maka,
kalau TUHAN berikan ibadah dan pelayanan ini bagi kita, itu merupakan sarana
yang indah; itu merupakan cara TUHAN untuk menyelamatkan kita. Jadi, kehidupan
pemuda remaja, kehidupan anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini, termasuk
saudara yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming
video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada; jangan menyesal
untuk berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan sekalipun ibadah itu
terhubung langsung dengan sengsara salib, sebab ibadah itu adalah
sarana bagi kita untuk selamat. Dan itulah tujuan kita hidup, yaitu untuk
memuliakan TUHAN, dengan cara; mengusahakan ibadah dan pelayanan ini.
Jadi,
saudara jangan salah mengerti tujuan hidup saudara. Jangan lari dari tujuan
hidup, jangan lari dari kenyataan hidup.
2
Tesalonika 2:9-10
(2:9)
Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa
perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10)
dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa
karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat
menyelamatkan mereka.
Oleh
karena perkara-perkara tersebut -- itulah mujizat-mujizat palsu --, maka banyak
orang terseret, banyak orang terpengaruh, namun akhirnya binasa.
Sekarang
pertanyaannya: Siapakah mereka yang terseret (terpengaruh) dan binasa oleh
karena mujizat-mujizat palsu tersebut?
Jawabnya
ialah mereka adalah orang-orang yang tidak menerima -- berarti; menolak
--, serta tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan.
Kebenaran
yang berkuasa untuk membenarkan hingga menyelamatkan manusia ialah sengsara dan
penderitaan atau kematian Yesus di kayu salib; tidak ada yang lain, itu adalah
kebenaran yang sejati, kebenaran yang hakiki; jangan ditolak. Sebaliknya, kita
harus menerima kebenaran yang sejati, kita harus lebih mengasihi kebenaran yang
sejati, itulah sengsara dan penderitaan atau kematian Yesus di kayu salib,
itulah kebenaran yang sejati yang berkuasa menyelamatkan manusia; jangan
ditolak.
Itu
sebabnya di atas tadi saya bertanya: APA TUJUAN KITA HIDUP? APAKAH TUJUAN HIDUP
KITA?
-Apakah menjadi kaya? Tidak.
-Apakah supaya menjadi pejabat tinggi?
Tidak.
-Apakah untuk memiliki gelar yang tinggi?
Tidak.
-Apakah untuk mempunyai kedudukan jabatan
yang hebat di dunia? Tidak.
Hanya
satu tujuan kita diciptakan oleh TUHAN, hanya satu tujuan kita hidup di atas
muka bumi ini -- tidak lain tidak bukan -- yaitu untuk mengusahakan dan
memeliharakan ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini, di mana
ibadah itu harus terhubung langsung dengan sengsara salib; itulah kebenaran
yang sejati.
Pengertian
saudara jangan mau digeser, jangan mau diseret dengan rupa-rupa pelayanan yang
aneh-aneh. Jadi, jangan salahkah TUHAN kalau akhirnya binasa karena mau diseret
oleh ajaran-ajaran asing yang bukan dari sorga.
Berarti,
seorang gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat (pemimpin rumah TUHAN) harus
menyatakan kebenaran yang sejati, harus menyatakan kebenaran yang hakiki,
jangan sibuk hanya mengadakan rupa-rupa perbuatan ajaib, jangan sibuk hanya
mengadakantanda-tanda heran, jangan
sibuk hanya mengadakan mujizat-mujizat palsu di tengah-tengah ibadah dan
pelayanannya di atas muka bumi ini.
Seperti
rasul yang ketigabelas, itulah Rasul Paulus; dialah seorang hamba TUHAN yang
bijaksana, mengapa? Sebab ia melayani TUHAN dengan cara yang baik, dengan cara
yang benar dan berkenan kepada TUHAN.
Mari
kita lihat 1 Korintus 1.
1
Korintus 1:22-24
(1:22)
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24)
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Di
dalam beribadah;
-Orang-orang Yahudi menghendaki tanda-tanda
heran, mujizat-mujizat.
-Orang-orang Yunani mencari hikmat semata.
Berbanding
terbalik dengan Rasul Paulus di tengah ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN,
yaitu memberitakan Kristus yang disalibkan. Sementara pemberitaan firman
tentang salib Kristus di tengah ibadah dan pelayanan kepada TUHAN;
-Untuk orang-orang Yahudi itu
merupakan suatu batu sandungan.
-Untuk orang-orang bukan Yahudi (bangsa
kafir) itu merupakan suatu kebodohan.
Tetapi
untuk mereka yang dipanggil dari berbagai-bagai tempat, dari berbagai-bagai
latar belakang, baik orang Yahudi kah dia yang terpanggil, maupun orang bukan
Yahudi -- itulah bangsa kafir -- yang terpanggil; sengsara salib Kristus
merupakan kekuatan Allah, sengsara salib Kristus merupakan hikmat
Allah.
Mari
kita melihat keinginan dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani:
-Orang-orang Yahudi menghendaki
tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat di tengah-tengah mereka
beribadah dan melayani.
-Sementara orang-orang Yunani -- atau bukan
Yahudi, disebut juga bangsa kafir -- mencari hikmat atau menghendaki
hanya sebatas ilmu pengetahuan semata, sama seperti ahli-ahli Taurat.
Namun,
sekalipun demikian, berbanding terbalik dengan pelayanan Rasul Paulus di
tengah pemberitaan Injilnya kepada TUHAN; Rasul Paulus tidak mau digeser dari
pendirian yang baik, tidak mau digeser dari pendirian yang benar, tidak mau
digeser dari pendirian yang suci dan mulia, sebab ia tetap memberitakan
Kristus yang disalibkan.
Pendeknya:
Dalam pemberitaan injil itu, Rasul Paulus memberitakan Injil Sepenuh. Isi pokok
dari Injil Sepenuh adalah berita tentang pribadi Yesus yang disalibkan secara
utuh, tidak dipotong-potong.
Sekarang
ini, Setan telah masuk ke dalam rumah TUHAN untuk menyesatkan anak-anak TUHAN,
umat Kristen.
Mengapa demikian? Sebab banyak hamba-hamba TUHAN seolah-olah menyampaikan
berita salib tetapi berita salibnya dipotong-potong. Contoh; menyebut pribadi
Yesus yang disalib, tetapi isi pokok dari pelayanan pemberitaan Injil adalah
soal berita-berita yang lain, yakni;
-Berita tentang berkat-berkat, teologi
kemakmuran, itulah yang disebut dengan pemberitaan firman yang ditambahkan.
-Juga isi pokok pemberitaan adalah soal
mujizat-mujizat atau disebut juga dengan pemberitaan firman yang dikurangkan.
Itulah
yang disebut salib yang dipotong-potong; pemberitaan salib yang
dipenggal-penggal.
Namun
hal ini sangat beresiko tinggi. Hati-hati; anak-anak TUHAN jangan mau digeser
dengan pemberitaan yang lain. Ingat apa yang saya sampaikan ini sebelum anda
menyesal di kemudian hari.
Kembali
saya sampaikan: Dalam pelayanan pemberitaan injil itu, Rasul Paulus
memberitakan Injil Sepenuh, di mana isi pokok dari pemberitaan Injil itu ialah
tentang pribadi Yesus yang disalibkan secara utuh. Sementara berita salib;
-Untuk orang Yahudi adalah batu sandungan. Tetapi
sekalipun demikian, Rasul Paulus adalah rasul yang ketigabelas, artinya; penuh
dengan keajaiban. Apa buktinya? Ia tetap memberitakan tentang pribadi Yesus
yang disalibkan.
-Demikian juga, untuk orang-orang yang
bukan Yahudi -- atau orang Yunani atau yang disebut dengan bangsa kafir --,
itu adalah suatu kebodohan. Tetapi Rasul Paulus adalah Rasul yang
ketigabelas; penuh dengan keajaiban, apa buktinya? Ia tetap bertahan dengan
pendiriannya, yakni di dalam hal memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Rasul
Paulus tidak terpengaruh dengan keinginan orang Yunani yang hanya sebatas
mencari hikmat. Rasul Paulus tidak berubah pendiriannya oleh karena keinginan
bangsa Yahudi yang hanya menghendaki tanda-tanda heran atau pun
mujizat-mujizat. Rasul Paulus tetap memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan;
itulah isi dari pelayanan Rasul Paulus di tengah pemberitaan Injil di hadapan
TUHAN; Rasul Paulus jujur dan murni di hadapan TUHAN.
Kalau
begitu, jujurlah kepada hati nurani masing-masing. Manakala ada waktu, kemudian
daging mulai menyeret saudara untuk bermalas-malasan untuk tidur; jujurlah
kepada hati nurani, segera ingat salib, bekerja pikul salib. Kalau binatang, ia
tidak punya hati nurani; jadi, tidak perlu jujur, antikris tidak perlu jujur,
sebab mereka adalah binasa buas.
Kalau
saudara mengerti arti apa yang sampaikan ini dan saudara disadarkan, sudah
seharusnya saudara hancur hati saat ini juga. Betapa baiknya TUHAN untuk
menyelamatkan kehidupan kita, bukan?
Jadi,
yang sebenarnya, yang perlu untuk kita ketahui: Berita tentang sengsara
salib dan kematian Yesus di kayu salib adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.
Siapa
yang merasa terpanggil, siapapun dia, baik orang Yahudi, maupun bangsa kafir
(bukan Yahudi); sengsara salib, kematian Yesus di kayu salib adalah kekuatan
Allah dan hikmat Allah, itu tidak boleh dipungkiri. Oleh sebab itu, jangan keliru,
jangan mau digeser dengan ajaran lain. Sekalipun ibadah ini dihubungkan
langsung dengan sengsara; jangan gelisah, jangan gusar, jangan susah hati.
Berarti, bersyukur; karena ibadah ini adalah cara TUHAN untuk menyelamatkan
kita, sarana yang efektif, sarana yang begitu indah dan mulia untuk
penyelamatan manusia.
Biarlah
kiranya sengsara dan penderitaan Yesus Kristus kita jadikan sebagai pondasi,
kita jadikan dasar dari bangunan rohani kita, hidup kita, termasuk ibadah
pelayanan dan hubungan kita dengan TUHAN. Jadi, sengsara salib, pengalaman
kematian Yesus di kayu salib harus dijadikan pondasi, dasar hidup bangunan
rohani kita, dasar hidup ibadah pelayanan kita, dasar hidup hubungan kita
dengan TUHAN.
Jangan
membangun hidup rohani kepada TUHAN dengan uang, tetapi harus dibangun di atas
dasar sengsara salib; itu dasar yang baik, itu yang benar.
Hasilnya,
kalau kita mengacu pada Injil Matius 7:24-25, sekalipun nanti kita
mengalami tiga ujian;
1.Sekalipun ada ujian yang pertama, yaitu hujan
turunà ujian
dari atas, yakni tipu daya dari roh-roh jahat di udara; namun kita tetap kuat,
tidak terperdaya.
2.Sekalipun ada ujian yang kedua, yaitu datanglah
banjirà dosa
kenajisan dengan tipu dayanya; namun kita tetap kuat, tidak terpengaruh.
3.Sekalipun ada ujian yang ketiga, yaitu angin
melanda rumah itu à rupa-rupa
angin pengajaran palsu; namun kita kuat, tidak terseret, tidak terpengaruh
dengan ajaran palsu.
Dengan
demikian, hidup kita ini benar di mata TUHAN, karena;
-Hidup kita dibangun di
atas dasar korban Kristus.
-Ibadah kita dibangun di
atas dasar korban Kristus.
-Pelayanan kita dibangun di
atas dasar korban Kristus.
Sehingga
kita kuat, tidak rubuh, tidak jatuh dalam pengaruh dari 3 (tiga) perkara tadi,
itulah;
-Tipu daya roh-roh jahat di udara.
-Tipu daya dari kenajisan.
-Serta tipu daya dari angin-angin
pengajaran palsu.
Sebaliknya,
kalau rumah tidak dibangun di atas dasar korban Kristus -- sengsara
salib atau kematian Yesus Kristus --, maka rumah itu akan rubuh, jatuh, hancur
berkeping-keping, tidak kuat terhadap 3 (tiga) jenis ujian tadi, itulah;
-Roh jahat di udara.
-Dosa kenajisan dengan tipu dayanya.
-Angin-angin pengajaran palsu.
Oleh
sebab itu, dalam segala perkara, biarlah kitasenantiasa
mengarahkan pandangan kita kepada sengsara Yesus di atas kayu salib di bukit
Golgota. Dalam menghadpai persoalan apa saja, arahkan pandangan kepada
sengsara salib. Dalam situasi kondisi apapun, arahkan pandangan kepada salib. Jangan
izinkan hati kita ini mengarah kepada yang lain supaya kita tetap kuat
sampai kepada kesudahannya, sampai TUHAN datang pada kali yang kedua.
Kita
kembali membaca dan menyelidiki 2 Tesalonika 2.
2
Tesalonika 2:11-12
(2:11) Dan
itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang
menyebabkan mereka percaya akan dusta, (2:12) supaya dihukum
semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
Karena
mereka menolak kebenaran yang sejati dan tidak mengasihi kebenaran yang sejati,
yaitu sengsara dan penderitaan Yesus di atas kayu salib, akhirnya atas seizin
TUHAN, mereka diizinkan untuk disesatkan dan akhirnya dibinaskan, sebab mereka
lebih percaya kepada dusta, itulah berita tentang Yesus tetapi salibnya
dipenggal, karena harus beralih kepada berita-berita tentang teologi
kemakmuran.
“
... Supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang
suka kejahatan.” Pendeknya; mereka lebih percaya kepada dusta; itu sebabnya
mereka diizinkan oleh TUHAN untuk disesatkan oleh pelayanan-pelayanan dusta
dari antikris.
Kita
lihat PELAYANAN DUSTA.
Wahyu
13:1
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang
keluar dari dalam laut à Antikris.
Adapun wujud dari binatang itu adalah;
-Bertanduk 10 (sepuluh).
-Berkepala 7 (tujuh).
-Di atas tanduk-tanduknya terdapat 10
(sepuluh) mahkota.
Tetapi
sebetulnya, ini merupakan akal-akalan atau dusta dari antikris, binatang buas
tersebut, mengapa demikian? Sebab pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Lebih
konkrit lagi soal dusta dari antikris ini, kita perhatikan pada ayat 3.
Wahyu
13:3
(13:3) Maka tampaklah
kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan
hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia
heran, lalu mengikut binatang itu.
Satu
dari tujuh kepala itu kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka itu
pada akhirnya sembuh, pendeknya; antikris di tengah ibadah pelayanannya
mengadakan mujizat kesembuhan. Dan oleh karena mujizat kesembuhan (mujizat
palsu) ini, seluruh dunia heran dan akhirnya mengikuti antikris itu.
Sebetulnya,
mujizat yang mereka adakan itu adalah asli mujizat -- yang sakit sembuh --,
tetapi palsu atau dusta. Di mana letak palsu atau dusta? Mengapa saya katakan
demikian “asli tetapi palsu (dusta)?”
Di
sini kita melihat; binatang atau antikris itu keluar dari dalam laut.
Sementara “laut” itu berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan dari
TUHAN Yesus Kristus. Tetapi kita melihat; sementara mereka mengalami luka atau
sengsara, namun akhirnya mengalami mujizat kesembuhan.
Sedangkan
kalau kita bandingkan dengan pribadi Yesus Kristus ketika terluka, mengalami
sengsara di atas kayu salib, selanjutnya sengsara yang dialami Yesus itu
membawa Dia masuk dalam pengalaman kematian, lalu dibangkitkan pada hari yang
ketiga. Hal ini berbeda dengan pengalaman (pelayanan) dari pada antikris ini;
mereka memang terluka, mereka memang mengalami sengsara, tetapi pengalaman
sengsara ini dipotong (dipenggal-penggal), sama seperti pemberitaan antikris
tadi, yang berbicara soal Yesus yang disalib tetapi salibnya dipotong karena
isi dari pemberitaan firman di tengah pelayanan itu hanyalah teologi
kemakmuran, berita-berita soal berkat, berita-berita tentang soal
mujizat-mujizat kesembuhan. Yang seharusnya ialah sengsara dilanjutkan dengan
pengalaman kematian, lalu bangkit pada hari ketiga.
Itu
sebabnya saya katakan; mujizat terjadi, tetapi palsu.
Saya
ini tidak anti dengan berkat-berkat yang terjadi di tengah ibadah dan
pelayanan. Juga saya tidak anti soal berkat rohani, itulah mujizat-mujizat
kesembuhan.
Ingat;
kalau kita dengan sungguh-sungguh mencari Kerajaan Sorga, serta menerima
kebenaran dan mengasihi kebenaran yang sejati yang terdapat di dalamnya, maka
semuanya akan ditambahkan, semuanya akan mengikuti; berkat jasmani ditambahkan,
berkat rohani juga ditambahkan, itulah kesembuhan ilahi.
Tetapi
persoalannya sekarang di sini adalah bagaimana kita sebagai anak TUHAN (umat
TUHAN) menyikapi pelayanan dalam pemberitaan Injil di hari-hari terakhir ini? Kalau
dia kanak-kanak secara rohani, otomatis mudah diseret dengan
pemberitaan-pemberitaan yang palsu. Tetapi kalau dia berakal budi bijaksana,
dia adalah pribadi yang dewasa secara rohani, maka dia akan lebih menerima
kebenaran yang sejati, dia akan lebih mengasihi kebenaran yang sejati, itulah
sengsara salib yang selanjutnya membawa Yesus dalam kematian-Nya, lalu hari
ketiga bangkit, maut dikalahkan, berkemenangan.
Jadi,
sudah sangat jelas; Pelayanan dari antikris adalah pelayanan palsu, melayani
dengan akal-akalan saja, melayani dengan dusta. Dan banyak orang menyukai
dusta, tetapi kita tidaklah demikian, karena TUHAN memimpin ibadah kita kepada
ibadah yang benar.
Kita
bandingkan dengan PENYEMBAHAN yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Wahyu
5:8
(5:8) Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua
puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang
satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan:
itulah doa orang-orang kudus.
Tersungkurlah
keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu. Jelas
ini berbicara soal penyembahan, yakni penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada
kehendak Allah.
Tetapi,
kita harus mengetahui penyembahan yang benar dan murni, penyembahan tulus
ikhlas yang dikerjakan di tengah-tengah ibadah pelayanan di hadapan TUHAN,
yakni masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan
kemenyan di tangan mereka; inilah penyembahan atau penyerahan diri
sepenuhnya yang murni dan benar di mata TUHAN.
Kecapià Irama sorgawi,
irama Allah. Apa itu irama sorgawi? Naik dan turunnya sebuah nada. Mengikuti
naik turunnya sebuah nada, itu irama sorgawi, itu kecapi. Seorang yang memegang
kecapi harus mengikuti irama sorgawi, mengikuti naik dan turunnya sebuah nada;
jadi, tidak monoton seperti gong yang berkumandang, tidak monoton seperti
canang yang gemerincing. Kalau seseorang memegang kecapi, berarti dia bisa
mengikuti irama sorgawi, irama Allah; naik turunnya sebuah nada. Naik turun
sebuah nada itulah gambaran dari pengalaman kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus.
Sementara
cawan emas penuh kemenyan, itulah doa penyembahan dari
orang-orang kudus.
Kesimpulannya:
Ibadah yang sudah memuncak, itulah ibadah yang sampai kepada doa penyembahan,
berarti; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
Apa
tanda ibadah yang murni; apa tanda ibadah yang sudah sampai kepada puncaknya --
itulah doa penyembahan atau penyerahan diri sepenuh --, apa tandanya? Dapat
mengikuti irama Allah, irama sorgawi. Dapat mengikuti tinggi rendahnya sebuah
nada, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jangan
kita berbicara menyembah, jangan kita berbicara menyerahkan diri
sepenuh, tetapi tidak bisa mengikuti irama sorgawi, tidak masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan; itulah yang disebut mujizat palsu atau
tanda-tanda heran palsu, itulah yang disebutibadah palsu yang dikerjakan oleh antikris tadi.
Satu
dari tujuh kepala terkena lupa parah, tetapi luka itu akhirnya sembuh, inilah
mujizat palsu; sementara binatang itu keluar dari dalam laut. Kalau berbicara
laut, itu bebicara tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi
kenyataannya, sengsara itu tidak lanjut kepada kematian, itulah mujizat
palsu.
Jangan
kita mau dibodoh-bodohi oleh ajaran palsu yang sedang marak di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan. Orang yang mau hidup beribadah kepada TUHAN adalah
menderita sengsara. Tetapi, banyak hamba TUHAN tidak berani menyampaikan berita
salib seutuhnya, berarti Setan sudah menguasai ibadah itu; itulah yang disebut
ibadah palsu. Walaupun ada mujizat, itu tetap mujizat palsu. Walaupun terjadi
kesembuhan, itu adalah kesembuhan palsu. Saya harap saudara sadar
sesadar-sadarnya mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.
2
Tesalonika 2:2-3
(2:2) supaya
kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh
pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah
tiba. (2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara
yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad
dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
Supaya
kamu jangan lekas bingung dan gelisah; jangan lekas bingung, jangan
lekas gelisah, jangan susah hati, sekalipun ibadah ini terhubung dengan
sengsara salib, sebab kita harus menantikan kedatangan TUHAN kembali untuk yang
kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, bukan?
Sebab
sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad ... Sebelum
kedatangan TUHAN, terlebih dahulu diawali tampilnya murtad, tampilnya si
pendurhaka, itulah antikris. Oleh sebab itu, jangan lekas bingung, jangan lekas
gelisah, jangan bersusah hati, dan jangan mau disesatkan dengan cara pelayanan
yang hanya mengadakan sebatas mujizat-mujizat palsu dan tanda-tanda heran
palsu; jangan mau digeser, tetapi tetaplah bersabar, tetap bertahan sebelum TUHAN
datang pada kali yang kedua. Memang antikris akan tampil lebih dulu dengan
mujizat palsunya, tetapi tetaplah bersabar; itulah pesan saya sebagai gembala
sidang, karena saya harus bertanggung jawab untuk keselamatan jiwa saudara.
BAGAIMANA
MAKSUD “JANGAN GELISAH, JANGAN GUSAR?”
1
Tesalonika 5:3-6
(5:3) Apabila
mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa
oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit
bersalin -- mereka pasti tidak akan luput. (5:4) Tetapi kamu,
saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu
tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, (5:5) karena kamu semua
adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah
orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. (5:6) Sebab itu
baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga
dan sadar.
“Apabila
mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman ...”Sama seperti
Himeneus dan Filetus, di mana mereka berkata “kebangkitan kita telah
berlangsung”, tetapi sengsara salib tidak diajarkan untuk meneguhkan sidang
jemaat; itulah cerita Rasul Paulus kepada Timotius, yang diceritakan dengan
gamblang.
“...
Maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang
hamil ditimpa oleh sakit bersalin ...” Tidak ada perempuan hamil yang tidak
ditimpa oleh sakit bersalin. Setiap perempuan yang hamil harus ditimpa dengan
sakit bersalin.
Siapa
perempuan (pemudi) yang mau menikah secara jasmani? Resikonya ialah ditimpa sakit
bersalin, sampai lahirnya anak laki-laki; harus ditimpa dulu oleh sakit
bersalin, harus melewati puncak gelapnya malam, harus melewati tanda-tanda
adanya Pembinasa keji; lewatilah.
“Tetapi
kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan ...” Kita ini
ada di Yerusalem, berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi kiranya TUHAN
tampil sebagai Imam Besar sebagai orang bijaksana untuk menuntun ibadah kita
sampai kepada puncaknya, yakni doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan
diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
“
... Karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang ...”Anak-anak terang = anak-anak siang. Selama
hari masing siang, kerjakanlah keselamatan dengan takut dan gentar. Jangan
pendirianmu digeser oleh ajaran palsu yang berbicara tentang Yesus yang
disalibkan tetapi salibnya dipenggal, karena isi berita pelayanannya adalah
soal berkat-berkat dan mujizat-mujizat kesembuhan semata.
Kita
bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Kita bukan orang
malam, bukan kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti
orang-orang lain, jangan kita tertidur rohani, jangan dinina-bobokan oleh
berita-berita yang lain, itulah mujizat palsu dan teologi kemakmuran, sebab itu
adalah berita salib yang dipenggal. Sekali lagi saya sampaikan; jangan tidur,
jangan dinina-bobokan oleh berita yang lain.
1
Tesalonika 5:7
(5:7) Sebab
mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk,
mabuk waktu malam.
Perhatikan:
Mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu
malam.
Kita
bukanlah orang-orang malam, bukan orang-orang gelap, bukan? Artinya, tidak
tidur rohani, tidak hidup dalam hawa nafsu, tidak mabuk hawa nafsu.
2
Petrus 2:13-14
(2:13) dan akan
mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada
siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk
dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan
kamu. (2:14)Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka
tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati
mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang
terkutuk!
Berfoya-foya
pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang
mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama
dengan kamu.
Itulah antikris yang memang awalnya dari antara kita, tetapi mereka itu tidak
sungguh-sungguh mengikuti TUHAN, tidak sungguh-sungguh menerima kebenaran yang
sejati, tidak sungguh-sungguh mengasihi kebenaran sejati, tidak sungguh-sungguh
memikul salibnya.
Jadi,
mereka itu adalah orang malam, mengapa? Mereka itu berfoya-foya pada siang
hari, kemudian mereka mabuk dalam hawa nafsu daging, itulah orang malam, bukan
orang siang, bukan orang terang. Mereka tidak sungguh-sungguh menerima
kebenaran yang sejati, tidak sungguh-sungguh mengasihi kebenaran yang sejati,
itulah sengsara salib.
Mata
mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Lihat roh
antikris; mata mereka hanya terarah kepada perkara-perkara lahiriah, itu adalah
perzinahan secara rohani; tidak terarah kepada sengsara salib.
Lihat,
antikris di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya;
1.Mereka memikat orang-orang yang lemah. Antikris
memikat orang yang lemah imannya, itulah kerohanian yang masih kanak-kanak.
2.Hati mereka telah terlatih dalam
keserakahan.
Hati mereka sudah terlatih di dalam melayani, tetapi tujuan mereka untuk
mencari uang. Gampang sekali mereka berbicara uang, sebab mereka sudah terlatih
dalam keserakahan.
Saya
tidak takut menyampaikan firman ini. Saya justru mempertanggung-jawabkan
jabatan saya sebagai hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala,
mempertanggung-jawabkan karunia-karunia Roh Kudus yang sudah saya terima dari
TUHAN.
Lihat,
di sini dikatakan mengenai “antikris”, di mana mereka telah terlatih dalam
keserakahan. Mereka pandai mencari uang dari orang-orang yang lemah
imannya, itulah mereka yang kanak-kanak rohani. Apa buktinya? Mereka tidak mau
menceritakan pribadi Yesus yang disalibkan secara utuh. Mereka memang bicara
Yesus, menyinggung soal salib, tetapi salibnya dipotong, lalu berita itu
sepenuhnya hanya soal;
-Firman yang ditambahkan, yakni
menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambah dengan cerita-cerita isapan jempol,
ditambah dengan dongeng nenek-nenek tua, ditambah dengan takhayul-takhayul.
-Berita salib lalu dipenggal lagi dengan
teologi kemakmuran, berbicara soal berkat-berkat dan mujizat-mujizat.
Mengapa
mereka melakukan hal itu? Itu adalah suatu bukti yang begitu jelas dan nyata,
bahwa mereka terlatih dengan keserakahan.
Hal
ini perlu untuk diamati dan diperhatikan dengan seksama oleh gereja TUHAN,
mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir; saya tidak mau kita semua
binasa. Terlalu banyak hamba TUHAN yang berbicara soal berkat di atas muka bumi
ini, terlalu banyak hamba TUHAN yang ibadahnya hanya sebatas mujizat, terlalu
banyak; saya berani mengatakan hal ini. Terlalu sedikit hamba TUHAN yang
jujur,terlalu banyak hamba TUHAN
terlihat jujur tetapi terlatih kepada keserakahan. Apa buktinya? Tidak berani
menyampaikan berita salib, sebab takut jemaat yang kaya (konglomerat) mundur
dari ibadahnya.
Tetapi
lihat, hamba TUHAN yang dikuasai roh antikris: Mereka adalah orang-orang
yang terkutuk! Hamba TUHAN yang menjadi kaki tangan Iblis atau Setan atau
hamba TUHAN yang dikuasai roh antikris adalah orang-orang yang terkutuk.
Terkutuk,
sama artinya; bebas dari pertolongan salib. Sebab, terkutuklah orang yang
tergantung di atas kayu salib. Jadi, orang yang terkutuk, ia bebas dari
belas kasihan, dengan lain kata; tidak memiliki belas kasihan, bebas dari
pertolongan salib. Sesungguhnya, salib adalah belas kasih bagi kita.
Sekarang,
kita maju terus, kita kembali memperhatikan Mazmur 141.
Mazmur
141:2
(141:2) Biarlah doaku
adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang
terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
Penyembahan
setara dengan korban pada waktu petang yang berkuasa untuk melepaskan kita dari
waktu gelap malam.
Mazmur
141:3
(141:3)Awasilah
mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
Ayat
3
ini berbicara soal seruan yang keluar dari mulut, soal penyembahan; hal ini
harus dijaga dengan rapi. Kalau ibadah kita sudah dituntun, dipimpin oleh Imam
Besar, TUHAN Yesus Kristus, sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan;
pertahankan, awasi dengan rapi, awasi dengan baik. Jangan teledor, jangan
terlena dengan berita-berita yang lain.
Mazmur
141:4
(141:4) Jangan
condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan
aku mengecap sedap-sedapan mereka.
Supaya
kita tetap bertahan di dalam penyembahan yang benar, supaya kita tetap bertahan
di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah; janganlah
hati kita mengecap sedap-sedapan mereka.
-Janganlah hati kita condong kepada
pemberitaan yang isinya hanyalah mujizat-mujizat kesembuhan, itulah firman yang
dikurangkan.
-Janganlah hati kita condong kepada firman
yang ditambahkan, itulah berita satu ayat firman yang disampaikan ditambahkan
dengan cerita isapan jempol.
Tujuannya
adalah supaya kita tetap dalam penyembahan; ibadah kita tetap berada dalam
puncaknya, itulah penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuh untuk
taat kepada kehendak Allah.
Jangan
kita menikmati sedap-sedapan mereka. Jangan hati kita condong kepada
pemberitaan yang lain-lain di luar berita salib.
Sekarang,
lihat CIRI-CIRI penyembahan yang benar dan murni.
Matius
2:2,11
(2:2)
dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru
dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang
untuk menyembah Dia." (2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu
dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia.
Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan
kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Di
manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat
bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. Inilah
ibadah yang dituntun sampai pada puncaknya, itulah penyembahan, dengan lain
kata; penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN.
Cirinya
ialah orang Majus mempersembahkan tiga perkara:
1.Emas à kemurnian firman = iman.
2.Kemenyan à doa penyembahan = kasih.
3.Mur à
urapan Roh Kudus = harap.
Kesimpulannya:
Tiga orang Majus ini merupakan saksi-saksi Ilahi.
Lalu
pertanyaannya: Siapakah orang Majus ini?
Jawabnya:
Alkitab tidak mencatat siapa mereka dan di mana alamat rumah mereka, juga
Alkitab tidak mencatat apa gelar mereka, apa kedudukan mereka, apa yang mereka
punya; Alkitab tidak mencatat itu semua. Inilah saksi-saksi Ilahi yang sudah
memuncak sampai kepada penyembahan.
Kalau
pun sesuatu dan sesuatu itu mengarahkan kepada suatu alamat, tetapi bagi kita
itu tidaklah terlalu penting. Kalau pun kita memiliki sesuatu, entah itu gelar
doktor, professor; kalau pun kita memilki suatu kedudukan yang tinggi, jabatan
yang tinggi, dan alamat ini mengarah kepada kita; alamat semacam ini tidaklah
perlu, tidak terlalu penting. Yang terlalu penting bagi kita adalah ibadah
harus sampai kepada penyembahan.
Alamat
gelar yang ditujukan kepada kita, kedudukan jabatan, alamat apapun, itu tidak
terlalu penting untuk dibahas. Di mana pun alamat rumah kita tidak terlalu
penting dibahas. Alamat yang mengarah kepada kita, antara lain; kedudukan,
jabatan, gelar, harta, kekayaan, uang yang banyak, itu semua tidak perlu
dibahas, bukan itu yang terpenting; itu tidak dicatat di dalam Alkitab tentang
orang Majus.
Yang
terpenting adalah ibadah kita memuncak sampai kepada penyembahan. Hal ini
harus kita perhatikan dengan baik supaya kita memperoleh keselamatan dari
TUHAN.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment