IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 22 OKTOBER 2020
KITAB
RUT
(Seri:
113)
Subtema:
DENGAR-DENGARAN UNTUK DITAHIRKAN
Shalom.
Pertama-tama kita mengucap syukur kepada TUHAN; oleh
karena kasih dan kemurahan-Nya, yang telah memungkinkan kita untuk mengusahakan
dan memelihara Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Biarlah kiranya TUHAN menyatakan kemurahan hati-Nya kepada kita, lewat
pembukaan firman yang sebentar akan kita terima, sekaligus meneguhkan setiap
hati kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat
TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming
video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada; selamat malam, salam
sejahtera, dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Segera kita sambut STUDY RUT sebagai firman
penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab.
Rut 3:2-4
(3:2) Maka
sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani
itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3:3) maka mandilah dan beruraplah,
pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi
janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. (3:4) Jika ia membaringkan diri tidur,
haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah
dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia
akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
Naomi
adalah seorang ibu yang memiliki pandangan rohani, lalu berkata kepada Rut: “mandilah
dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan”
Kemudian, Naomi kembali berkata: “perhatikan baik-baik tempat ia berbaring”
Pendeknya: Ada lima perkara penting yang diperintahkan
oleh Naomi dan yang harus diperhatikan oleh Rut, antara lain:
1.
Mandilah.
2.
Beruraplah.
3.
Memakai pakaian bagus.
4.
Pergilah ke tempat pengirikan.
5.
Perhatikan baik-baik tempat ia berbaring.
Lima
hal ini merupakan perintah Naomi kepada Rut,
dan Rut harus memperhatikannya dengan
sungguh-sungguh, tidak boleh mengabaikan lima perkara ini sebagai
perintah yang harus dilakukan ini.
Ketika Naomi memerintahkan lima perkara ini kepada
Rut, menunjukkan bahwa Naomi adalah gambaran dari seorang gembala yang memiliki
pandangan rohani, yakni berada di kaki Boas, sebagai tempat perlindungan,
supaya kelak Rut mengalami kebahagiaan kekal.
Biarlah kiranya kita senantiasa berada di tempat
perhentian yang kekal, sampai nanti kita mengalami kebahagiaan yang kekal
sampai selama-lamanya.
Itu sebabnya, ibadah ini harus membawa kita rendah
sampai di ujung kaki salib TUHAN. Ibadah ini tidak berhenti dan memuncak hanya
sampai kepada Sabat Yahudi, tetapi hari perhentian ini, ujung kaki TUHAN ini
harus dibawa sampai kepada Sabat TUHAN Yesus Kristus; itulah hari ketujuh, hari
perhentian yang penuh dengan damai sejahtera, itulah gambaran dari kerajaan
1000 (seribu) tahun damai.
Selanjutnya, kita akan memperhatikan lima perintah
dari pada Naomi ini kepada Rut, di mana kelima perkara ini harus dilakukan oleh
Rut, sesuai dengan Rut 3:5.
Keterangan: I. MANDI.
Rut adalah bangsa Moab, bangsa kafir, bukan bangsa
Yahudi, maka secara otomatis, noda kekafiran tentu saja masih melekat dalam
diri Rut, dan hal inilah yang menajiskan pribadi Rut, sebagai bangsa kafir.
Selain dari pada itu, Rut juga merupakan seorang
janda, karena ia ditinggal mati oleh suaminya, yakni
Mahlon, anak Naomi sendiri.
Oleh
sebab itulah, Rut harus mengalami penyucian, maka langkah pertama yang harus
diperhatikan oleh Rut ialah mandi.
Tidak ada seorang pun yang tidak suka dengan “mandi”,
setiap orang pasti menyukai “mandi”. Dan ketika kita mandi, kita akan mengalami
kesegaran di dalam seluruh tubuh ini. Setiap orang mandi, ia pasti akan
mengalami kesegaran, tetapi orang yang malas mandi tidak akan pernah mengalami
kesegaran. Selain memberi kesegaran, orang yang mandi juga memberi pemulihan
dan kesembuhan; oleh sebab itu, jangan malas mandi. Soal mandi ini harus
diperhatikan, apalagi seorang perempuan.
Efesus 5:26
(5:26) untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman,
Gereja
TUHAN akan mengalami pengudusan, gereja
TUHAN akan mengalami penyucian, tentu saja sesudah
dimandikan dengan air dan firman. Berarti, diperlukan air dan firman yang
limpah.
Sejenak kita akan melihat AIR dan FIRMAN YANG LIMPAH.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal,
dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba, inilah air dan firman yang limpah.
-
Mengalir ke luar
dari takhta Allah à Injil Kerajaan atau Injil Keselamatan. Kehidupan yang diselamatkan, suatu kali kelak akan berada dalam
Kerajaan Sorga, dan mereka itu adalah milik kepunyaan Allah yang sudah
dimeteraikan oleh Allah sendiri, bagaikan 144.000 orang yang dimeteraikan dari
12 suku Israel, itu merupakan inti mempelai. -- Tetapi malam ini tidak ada
kesempatan untuk menguraikan tentang hal itu. --
-
Mengalir ke luar
dari takhta Anak Domba à Cahaya Injil
Tentang Kemuliaan Kristus = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Hal ini bisa kita baca dan perhatikan di dalam 2 Korintus
4:3-4, di mana kita bisa menemukan tentang firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman,
maka segala yang tertutup akan tersingkap, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Pendeknya: Lewat pembukaan rahasia firman TUHAN, terjadi keajaiban-keajaiban di
dalam setiap kehidupan kita masing-masing.
Maka,
mau tidak mau, kita butuh sungai air kehidupan yang jernih mengalir keluar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba; inilah air dan firman yang limpah, supaya
kehidupan dari gereja TUHAN mengalami pengudusan dan penyucian oleh mandi air dan firman TUHAN.
Titus 3:3
(3:3) Karena dahulu kita
juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba
berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji,
saling membenci.
Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan; ini merupakan
gambaran dari bangsa kafir sebelum dipanggil di dalam TUHAN.
Sebelum
terpanggil, bangsa kafir -- bangsa yang bukan Yahudi -- hidup di dalam
kejahilan = jauh dari kasih karunia. Dengan bukti; (1) tidak taat, (2) sesat,
(3) menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, (4) hidup dalam
kejahatan, (5) hidup dalam kedengkian -- disertakan dengan iri --, (6) keji, (7) saling membenci.
Itulah kejahilan dari bangsa kafir sebelum
terpanggil di dalam TUHAN.
Saudara bisa ingat keadaan kita masing-masing sebelum
kita terpanggil. Kita
ini bangsa Indonesia, bukan bangsa Yahudi, kita adalah bangsa kafir yang penuh dengan kejahilan seperti yang saya sebutkan di atas tadi.
Titus 3:4-5
(3:4) Tetapi ketika
nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, (3:5)
pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Tetapi
ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, bukan
saja kepada bangsa Yahudi, tetapi juga termasuk kepada bangsa kafir yang bukan
bangsa Yahudi, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, bukan dengan hasil usaha seseorang,
bukan dengan perbuatan baik seseorang, bukan oleh amal soleh seseorang, bukan
dengan kebaikan seseorang, tetapi karena rahmat-Nya. Apa itu rahmat
TUHAN?
1.
Oleh permandian kelahiran kembali.
2.
Oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Inilah
kemurahan dari TUHAN bagi bangsa kafir yang bukan orang Yahudi.
Jadi,
kita diselamatkan bukan karena gagah hebat, bukan karena kita pintar, pandai,
punya gelar tinggi, punya jabatan kedudukan yang tinggi, bukan karena
perbuatan-perbuatan yang baik dalam segala perkara, bukan karena amal soleh,
melainkan;
1.
Oleh permandian kelahiran kembali.
2.
Oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Jadi, jelas, kita bangsa kafir
diselamatkan, bangsa yang bukan Yahudi diselamatkan, jelas karena rahmat
TUHAN; jelas karena kemurahan hati Allah, kasih karunia
TUHAN bagi kita sekaliannya.
Jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, dua
perkara tersebut terkena dengan dua alat yang ada di Halaman
Tabernakel:
1.
Mezbah Korban Bakaran,
terhubung langsung dengan darah salib Kristus.
2.
Kolam Pembasuhan Tembaga,
terhubung langsung dengan air yaitu baptisan dalam kematian dan
kebangkitan Kristus -- mati dan bangkit bersama dengan Yesus Kristus --.
Itulah dua alat yang ada di halaman.
Terkait dengan dua perkara itu, supaya kita bisa
melihat bahwa itu merupakan rahmat dan kemurahan hati TUHAN, kita akan membaca Yohanes
19.
Yohanes 19:31-33
(19:31) Karena hari itu
hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal
tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka
datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki
orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka
datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki
orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33)
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari
Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib … Kalau ibadah hanya memuncak sampai kepada Sabat Yahudi, maka ibadah itu
hanyalah sebuah aturan; jangan begini, jangan begitu. Tetapi justru karena
aturan ini, hidup gereja tidak selamat, banyak hidup anak-anak TUHAN tidak
selamat kalau berada di bawah hukum Taurat.
Dengan
empat luka utama, yaitu 2 (dua) di tangan, 2 (dua) di
kaki yang terpaku, sebenarnya Yesus sudah mati di kayu salib untuk
menyelamatkan bangsa Yahudi.
Tetapi Yesus mati untuk menyelamatkan semua bangsa,
bukan? Dan
dengan empat luka utama, sebetulnya Yesus sudah mati, dan
itu sudah cukup untuk menyelamatkan bangsa Yahudi. Tetapi kalau Yesus mati hanya untuk bangsa Yahudi saja berarti;
bangsa kafir akan binasa, tidak mengalami kasih karunia.
Yohanes 19:34
(19:34) tetapi seorang
dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera
mengalir keluar darah dan air.
Namun
satu dari antara prajurit menikam lambung Yesus dengan tombaknya,
segeralah mengalir keluar darah dan air; dengan
demikian, bangsa kafir dilahirkan kembali.
Inilah kemurahan hati TUHAN, inilah rahmat TUHAN yang dinyatakan langsung kepada bangsa kafir lewat pekerjaan yang
dikerjakan oleh kematian Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota.
Jadi, bukit Golgota adalah bukit yang besar. Kalau di dalam rumah TUHAN, di tengah ibadah
dan pelayanan terhubung
langsung dengan sengsara salib di bukit Golgota, itu merupakan rumah TUHAN (gunung TUHAN) yang besar. Jadilah kehidupan yang besar, tidak berjiwa kerdil; rela berkorban.
Sama seperti anak yang dilahirkan oleh seorang
perempuan, tentu saja ditandai dengan darah dan air ketuban.
Tadi kita sudah melihat:
1.
Mezbah Korban Bakaran,
terhubung langsung dengan darah salib Kristus.
2.
Kolam Pembasuhan Tembaga,
terhubung langsung dengan air, berarti mati dan bangkit
bersama dengan
Kristus.
Sedangkan
PINTU KEMAH à
Baptisan Roh Kudus atau dipenuhkan dengan Roh Kudus.
Biarlah
kiranya kita semua, kehidupan yang sudah dilahirkan kembali oleh darah dan air,
betul-betul mengalami baptisan Roh Kudus, betul-betul dipenuhkan Roh Kudus, supaya
kehidupan kita ini dalam setiap gerak-gerik, dalam setiap langkah kehidupan
rohani kita betul-betul berada di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh
Kudus, di dalam kendali Allah Roh Kudus, tidak lagi di dalam kendali dari
daging itu sendiri, supaya kasih karunia dan kemurahan Allah itu tidak menjadi
sia-sia. Hargai kasih dan kemurahan TUHAN; kepercayaan TUHAN
dihargai.
Selanjutnya,
fungsi dari pintu kemah ialah untuk
memisahkan antara Ruangan Suci dari daerah halaman. Mengapa
harus dipisahkan? Karena halaman masih bersifat daging. Jadi,
fungsi Roh Kudus adalah untuk memisahkan kita dari tabiat daging, sehingga ibadah ini betul-betul kita kerjakan dalam kendalinya Allah
Roh Kudus, terpisah dari daging dengan segala keinginan-keinginannya.
Roma 8:4
(8:4) supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut
Roh.
Perlu untuk diketahui: Kalau kita
menjalankan ibadah dan pelayanan ini di hadapan TUHAN dengan
hidup menurut Roh, maka jelas kita menjalankan ibadah dengan pelayanan Roh,
bukan dengan ibadah pelayanan tubuh, bukan ibadah yang dijalankan secara Taurat, bukan ibadah yang
dijalankan secara lahiriah, bukan ibadah yang dijalankan secara rutinitas.
Kalau kita ada di dalam kepenuhan dari Allah Roh Kudus
(baptisan Roh Kudus), maka kita tidak berada di bawah hukum Taurat, dan kita
juga tidak menjalankan ibadah secara Taurat, bukan pelayanan tubuh, melainkan
pelayanan Roh.
Contoh
pelayanan tubuh atau ibadah Taurat: Saat mendengar firman, cepat-cepat senang, cepat-cepat gembira, cepat-cepat menangis, tetapi firman itu tidak
mendarah daging, firman yang dia terima itu tidak segera
ditindaklanjuti untuk menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Pendeknya;
firman tidak mendarah daging; itu hanya sebatas keharuan. Kalau hanya sebatas
keharuan dan firman yang diterima tidak dipraktekkan, itu namanya ibadah
Taurat, pelayanan tubuh.
Ibadah Taurat itu sama seperti huruf-huruf firman
(hukum Taurat) yang tertulis pada dua loh batu; tidak hidup, mati. Huruf itu
mati, Roh yang menghidupkan.
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang
hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka
yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka yang hidup menurut daging, mereka itu pasti memikirkan hal-hal yang dari daging,
sekalipun sudah berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Sebaliknya,
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh, bukan hal-hal yang dari
daging lagi. Memikirkan hal-hal yang dari Roh, berarti;
memikirkan perkara yang di atas = memikirkan perkara rohani = memikirkan ibadah
dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Itulah
kalau seseorang hidup di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh-El Kudus.
Camkanlah, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh, teramat lebih seorang imam,
pelayan TUHAN, hamba TUHAN, pemimpin sidang jemaat.
Roma 8:6
(8:6) Karena keinginan
daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup
dan damai sejahtera.
Keinginan daging akan berakhir dengan
kebinasaan (maut), tetapi keinginan Roh adalah hidup dan satu
paket dengan damai sejahtera (hidup dalam damai sejahtera).
Jadi, kalau seorang imam, hamba TUHAN, pelayan TUHAN,
pemimpin sidang jemaat hidup menurut daging menunjukkan bahwa ia sudah berada
di tepi maut, walaupun ia berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tetapi kalau kita hidup di dalam pengaruh yang besar
dari Allah Roh Kudus, maka kita hidup, satu paket dengan damai sejahtera; hidup
dalam damai sejahtera, nikah dalam damai sejahtera, ibadah dan pelayanan
dalam damai sejahtera. Maka, itulah fungsi dari pintu kemah, itulah fungsi dari Allah Roh-El Kudus, yaitu memisahkan kita dari
tabiat daging.
Daging
yang dipersembahkan di atas mezbah, pada saat ia
diletakkan di atas mezbah, pada awalnya pasti dia akan berbunyi. Demikian
halnya dengan ibadah daging; suka kali bersungut-sungut (berbunyi), itulah
ibadah daging, ibadah Taurat. Panas hati, bersungut-sungut, ngomel, korban
Kristus disalahkan; karena yang ada di dalam pemikirannya, bahwa yang dia
terima adalah untuk dagingnya. Padahal sesungguhnya, semua yang
ada ini adalah dari TUHAN. Namun bila menjalankan ibadah
daging (ibadah Taurat), seringkali lupa akan kemurahan TUHAN. Tetapi kita, janganlah
lupa akan kemurahan TUHAN.
Oleh sebab itu, kalau saya ingat kembali dengan 4 (empat) makhluk yang tertulis dalam Wahyu 4, betul-betul mereka itu adalah manusia rohani, betul-betul berada dalam
pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus. Hal itu bisa kita ketahui dari seruan mereka:
-
Seruan yang PERTAMA: "Kudus,
kudus, kuduslah TUHAN." Betul-betul empat
makhluk ini mengangungkan kekudusan dari Allah Trinitas, menomor satukan untuk
hidup dalam pengudusan; itulah seorang hamba.
-
Seruan yang KEDUA: "Yang sudah
ada, yang ada, yang akan datang." Seruan ini
menunjukkan bahwa empat makhluk, sebagai gambaran dari hamba TUHAN yang hidup
dalam pengaruh dari Allah Roh Kudus, namun betul-betl menghargai
kemurahan TUHAN. Mengapa saya katakan demikian? Karena mereka
lebih mendahulukan pernyataan "yang sudah ada", baru
dilanjutkan dengan “yang ada -- hidup pertama --, yang akan datang
-- hidup kedua --”. Jadi, kalau seruan mereka diawali dengan "yang
sudah ada", kemudian dilanjutkan dengan “yang ada, dan yang akan
datang”, berarti; hidup lebih dari kemurahan atau kemurahan
lebih dari hidup.
1 Yohanes 5:6
(5:6) Inilah Dia yang
telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air,
tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi
kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
Yesus
datang ke dunia ini dengan air dan dengan darah, dan Roh
yang memberi kesaksian.
1 Yohanes 5:7
(5:7) Sebab ada tiga
yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh
Kudus; dan ketiganya adalah satu.
Ada
3 (tiga) yang memberi kesaksian di dalam Sorga
1.
Bapa.
2.
Firman.
3.
Roh Kudus.
=
TUHAN Yesus Kristus; itulah Allah Trinitas.
1 Yohanes 5:8
(5:8) Dan ada tiga yang
memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah
dan ketiganya adalah satu.
Ada
3 yang memberi kesaksian di bumi:
1.
Roh à Pintu Kemah.
2.
Air à Kolam
Pembasuhan.
3.
Darah à Mezbah Korban Bakaran
Inilah tiga kesaksian di bumi ini yang harus kita alami bersama-sama,
sebagai tanda kelahiran baru.
Titus 3:5
(3:5) pada waktu itu
Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita
lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh
pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Oleh karena kemurahan hati TUHAN, oleh karena rahmat
TUHAN, yakni; oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang
dikerjakan oleh Roh Kudus. Kita menerima keselamatan, adil kita sudah
saksikan bersama-sama, bukan?
Titus 3:6-7
(3:6) yang sudah
dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, (3:7)
supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak
menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Bangsa
kafir dibenarkan oleh karena kasih karunia, dibenarkan oleh karena iman.
Kemurahan hati Allah telah dilimpahkan bagi kita, bangsa kafir, oleh Yesus
Kristus, sehingga kita, yang adalah bangsa kafir, hidup sebagai orang yang
dibenarkan oleh karena kasih karunia. Bahkan oleh karena kasih karunia Allah,
oleh karena rahmat Allah, bangsa kafir berhak menerima hidup kekal.
Kalau
kita bandingkan dengan Efesus 2, bangsa kafir itu dimurkai dan ujungnya
binasa, tetapi oleh karena rahmat dan kasih karunia TUHAN, bangsa kafir
menerima hidup untuk hidup yang kekal, bukan hidup untuk satu kali, tetapi
hidup untuk hidup yang kekal.
Oleh
sebab itu, hargai kemurahan TUHAN. Berada di tengah ibadah, itu adalah
kemurahan. Seorang imam yang diberi kesempatan untuk melayani TUHAN, itu adalah
kemurahan; lalu dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh
Kudus, itu adalah kemurahan, karena karunia dan jabatan Roh Kudus tidak bisa
kita terima, tidak bisa kita peroleh, tidak bisa kita raih di luaran sana dengan
kemampuan sejenius apapun seseorang, sepandai apapun seseorang. Jadi, jelas,
semua karena kemurahan.
Titus 3:8
(3:8) Perkataan
ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka
yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan
yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.
Kita
yang hidup dalam kasih dan kemurahan, bersungguh-sungguhlah melakukan pekerjaan
yang baik ini. Kalau sudah hidup di dalam kelimpahan kasih karunia; sungguh-sungguhlah
berusaha, sungguh-sungguhlah melakukan pekerjaan yang baik, sungguh-sungguhlah
beribadah, sungguh-sungguhlah melayani TUHAN, sungguh-sungguhlah menyerahkan
hidup kepada TUHAN. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia, terkhusus yang bukan
bangsa Yahudi atau bangsa kafir.
Sebelum
kita melihat soal “mandi” lebih dalam lagi, Sengaja saya tunjukkan soal kasih
karunia ini, penyucian (permandian) yang dialami oleh bangsa kafir sebagai
kemurahan supaya kita diselamatkan. Lebih jauh kita melihat kemurahan yang
dialami oleh bangsa kafir di dalam 1 Korintus 6.
1
Korintus 6:7-8
(6:7) Adanya
saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan
kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan?
Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan? (6:8) Tetapi kamu sendiri
melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu
kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
Perikop
ayat ini adalah “Mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Bukankah ini adalah orang bodoh?
Kalau
anak TUHAN sudah mendapat keadilan dan kemurahan dari sengsara salib, tidak
mungkin mencari keadilan lagi di luar dari kemurahan sengsara salib yang sudah
memberi keadilan. Jadi, kalau misalnya anak TUHAN suka berperkara membawa ke
pengadilan (meja hijau), itu adalah anak TUHAN yang belum mengerti keadilan
sorgawi, dia hanya mengerti soal keadilan di bumi.
Jadi,
kalau anak TUHAN apalagi seorang hamba TUHAN masih menuntut-nuntut
kebenarannya, menuntut keadilan dari manusia, itu adalah orang yang belum
mengerti apa-apa.
Adanya
saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan
kekalahan bagi kamu. Kalau saja antara yang satu dengan yang
lain berperkara, itu adalah kekalahan rohani. Apalagi kalau perkara itu dibawa
sampai ke meja hijau, maka lebih telak lagi kekalahan itu.
Mengapa
dia suka berperkara, bahkan membawa perkara itu ke meja hijau? Rupanya, di sini
dikatakan: Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah
kamu tidak lebih suka dirugikan?
Perhatikan
keadaan dari bangsa kafir;
-
Tidak mau menderita karena ketidakadilan.
-
Tidak mau dirugikan.
Artinya;
bangsa kafir menolak sengsara karena salib = tidak mengerti soal keadilan
sorgawi dari Allah yang diturunkan ke bumi di tengah ibadah dan pelayanan ini.
Jadi
ternyata, ada saja perkara antara yang satu dengan yang lain di tengah ibadah
dan pelayanan, itu karena dia menolak sengsara salib; maunya diuntungkan saja.
Kalau seseorang hanya mau diuntungkan, maka yang terjadi ialah ia suka
merugikan orang lain.
Sebagaimana
pada ayat 8: Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu
sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap
saudara-saudaramu. Kalau seseorang tidak mau menyangkal diri dan memikul
salib, maka orang lain yang dirugikan. Ini bukanlah keadilan dari sorga, dari
Allah, melainkan dari bumi.
Tetapi
keadilan dari sorga dari Allah adalah sudah seharusnya kita ini memikul salib,
mau mengorbankan diri untuk orang lain. Tetapi kalau tidak mau mengorbankan
diri untuk orang lain, berarti orang lain yang dikorbankan. Kalau hanya mencari
keuntungan, berarti orang lain yang dirugikan.
Bagaimana
dengan kita? Apakah kita datang beribadah hanya untuk kumpul-kumpul uang, lalu
kita kirim ke mana-mana, tetapi lupa dengan setetes darah salib yang memberikan
ibadah ini, memberikan pelayanan dan memberkati kita? Sudah tidak adil namanya.
1
Korintus 6:9-10
(6:9) Atau
tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala,
orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir,
pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Bangsa
kafir yang tidak mengerti keadilan sorgawi, tidak mengerti keadilan dari Allah,
maka ia tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.
Perlu
untuk diketahui: Orang-orang yang tidak adil, itulah bangsa yang bukan bangsa
Yahudi, itulah bangsa kafir, tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.
Praktek ketidakadilan:
1.
Berlaku cabul = nafsu rendah.
Contoh; meninggalkan ibadah hanya karena uang, meninggalkan ibadah karena
pekerjaan, meninggalkan ibadah karena kuliah, meninggalkan ibadah karena
kesibukan, itu adalah nafsu rendah (cabul).
2.
Penyembah berhala. Berhala adalah
segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN.
3.
Berzinah. Berzinah rohani
= menduakan hati TUHAN.
4.
Banci = tidak
laki-laki, tidak perempuan; tidak jelas. Terkadang pakai rok, terkadang pakai
celana. Kalau pakai celana pun seperti rok; pakai rok pun seperti pakai celana;
tidak jelas. Rambutnya pun tidak teratur; laki-laki, tetapi rambutnya seperti
perempuan, itulah banci.
5.
Pemburit = homoseksual;
suka laki-laki dan suka perempuan. Burit diawali dari dosa Sodom (sodomi).
Jadi, pemburit, berarti; pembelakang
6.
Pencuri = mengambil yang
bukan miliknya. Contoh; Tidak sepersepuluh, berarti sama dengan pencuri. Kalau
saya mendapat berkat, seperti nanti dari Malaysia, saya akan mendapat berkat
Alkitab, maka saya akan tanya harganya berapa, supaya saya tahu mengembalikan
berapa jumlah sepersepuluhnya. Kalau misalnya, contoh; harganya Rp 150.000,
berarti sepersepuluhnya adalah Rp 15.000. Kalau saya mendapat makanan ringan,
maka saya akan tanya berapa harganya. Mengapa saya tanya? Supaya tahu untuk
mengembalikan milik-Nya TUHAN. Kalau harga makanan itu Rp 10.000, berarti
persepuluhannya ialah; Rp 1.000. Tadi sore ada jemaat yang mengantar sop yang
mungkin dia beli dari kedai rumah makan, lalu saya perkirakan berapa harganya
untuk saya berikan sepersepuluhnya. Mengapa demikian? Supaya jangan saya
menjadi pencuri; sama-sama kita tidak menjadi pencuri. Dalam perkara kecil
sekalipun, jangan anggap enteng, sebab dosa kecil maupun dosa besar, itu semua
sama. Jadi, yang dihitung sepersepuluhnya, bukan hanya sepersepuluh dari gaji,
tetapi hitung semua sepersepuluh dari semua berkat yang kita terima, hitung
kemurahan TUHAN; jangan menjadi pencuri.
7.
Orang kikir = pelit = tidak
suka berbagi sekalipun dia memiliki.
8.
Pemabuk = Hidup dalam hawa
nafsu daging.
9.
Pemfitnah = Yang benar
menjadi salah, yang salah menjadi benar.
10.
Penipu.
Itulah
ketidakadilan dari bangsa kafir, ketidakadilan dari pada bangsa yang bukan
bangsa Yahudi sebelum terpanggil di dalam TUHAN, sebelum hidup di dalam TUHAN,
sebelum hidup di dalam kemurahan hati TUHAN. Dan ketidakadilan bangsa kafir ini
akhirnya berujung kepada maut.
1
Korintus 6:11
(6:11) Dan
beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi
dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan
dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
Tetapi
pada akhirnya, bangsa kafir disucikan, dikuduskan, dan dibenarkan oleh salib
Kristus (darah, air dan Roh), yang dikerjakan oleh kematian Yesus di atas kayu
salib, sehingga kita diselamatkan.
Inilah
tiga saksi di bumi; bangsa kafir diselamatkan. Tiga saksi ini harus nyata
supaya bangsa kafir memperoleh kemurahan; hidup di dalam rahmat-Nya TUHAN.
Sekali
lagi saya sampaikan: Langkah-langkah untuk berada di ujung kaki TUHAN (hari
perhentian), untuk mendapat perlindungan supaya ada kebahagiaan, itulah nikah
rumah tangga, pertama-tama adalah harus mandi. Itulah perintah Naomi
kepada Rut, dan Rut harus melakukannya, wajib hukumnya.
Sekarang,
kita akan melihat sebuah kisah yang juga dialami oleh bangsa kafir di dalam
Perjanjian Lama, ialah kehidupan yang akhirnya dimandikan oleh TUHAN sampai
sempurna.
2
Raja-Raja 5:1
(5:1) Naaman, panglima
raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi,
sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram.
Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.
Perikop
ayat ini adalah “Naaman disembuhkan”.
Disembuhkan
= dipulihkan. Kalau kita tergembala, maka hak rawat akan kita alami
masing-masing.
Sebagai
bangsa Aram -- berarti bukan orang Yahudi = bangsa kafir --, Naaman mempunyai 5
(lima) kelebihan;
1.
Ia adalah panglima = mempunyai
kedudukan.
2.
Seorang terpandang =
kebesaran di dunia.
3.
Disayangi tuannya = dipermuliakan
oleh dunia ini.
4.
Memberi kemenangan besar.
5.
Seorang pahlawan tentara =
kegagahan.
Namun
sangat disayangkan, sebab ternyata dibalik 5 (lima) perkara yang disebut
sebagai kebanggaan dari bangsa kafir, ternyata Naaman mengalami sakit kusta.
Sejenak
kita melihat tentang PENYAKIT KUSTA.
Bilangan
12:10
(12:10) Dan ketika
awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih
seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya,
bahwa dia kena kusta!
Singkatnya:
Miryam kena kusta. Berarti, seluruh tubuhnya putih seperti salju.
Oleh
karena kasih dan kemurahan TUHAN, sekalipun dosa itu merah seperti kain kesumba
akan menjadi putih seperti salju, kalau darah salib yang menguduskannya. Tetapi
lihatlah ayat 2 dan ayat 8 ...
Bilangan
12:2,8
(12:2) Kata
mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja?
Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan
kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. (12:8) Berhadap-hadapan Aku
berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang
rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"
Kata
Miryam -- kakak Musa -- dan kata Harun -- abang Musa -- ialah “Sungguhkah
TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita
juga Ia berfirman?” Dan pernyataan itu kedengaran sampai hadirat TUHAN.
Akhirnya
memberitahukan yang sebenarnya tentang Musa kepada Miryam dan Harun;
Berhadap-hadapan
Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia
memandang rupa TUHAN. Bayangkan, pada zaman nabi, Musa adalah
salah satu hamba TUHAN yang bisa berbicara langsung dengan TUHAN -- Daniel
adalah salah satu hamba TUHAN yang bisa berbicara dengan TUHAN, Elia adalah
adalah salah satu hamba TUHAN yang bisa berbicara langsung dengan TUHAN --. Jadi,
betapa hebatnya Musa.
Tetapi
Miryam dan Harun, bisa-bisanya mengata-ngatai adiknya yang begitu setia di
dalam segenap rumah TUHAN. Kemudian, TUHAN pun langsung berbicara kepada Musa,
bukan dalam bentuk teka-teki. -- Nubuat penggenapannya adalah sama seperti
Yesus yang berbicara secara langsung kepada 12 (dua belas) murid bukan dalam
bentuk perumpamaan, tetapi TUHAN menyatakan rahasia sorga kepada 12 (dua belas)
murid, TUHAN menyatakan wahyu kepada 12
(dua belas) rasul, itu adalah kemurahan. Tetapi kepada orang lain, TUHAN
berbicara dalam bentuk perumpamaan, dalam bentuk teka-teki, supaya pada
akhirnya sekalipun melihat tetapi tidak melihat, supaya mempunyai telinga
tetapi tidak mendengar; jauh dari kasih karunia. --
Artinya,
Musa ini adalah seorang hamba TUHAN yang rendah hati dalam kelimpahan kasih
karunia. Tetapi Miryam dan Harun, kedua kakaknya ini, berani mengata-ngatai
seorang hamba TUHAN yang tulus dan rendah hati, serta setia dalam segenap rumah
TUHAN. Oleh sebab itu, TUHAN berkata: “Mengapakah kamu tidak takut mengatai
hamba-Ku Musa?”
Singkatnya:
Arti rohani dari penyakit kusta adalah merasa diri lebih baik, lebih benar,
lebih suci seperti salju. Kebenaran diri sendiri seperti salju, tetapi itu
adalah kusta; itu adalah penyakit. Kebenaran diri sendiri adalah kusta; merasa
diri benar, itu adalah penyakit kusta.
Lima
kelebihan dari Naaman seolah-olah merupakan keadilan yang sudah dirasakan oleh
Naaman seperti keadilan yang datang dari lima luka utama Yesus di atas kayu
salib; tetapi sebetulnya, itu adalah kusta. Itu bukanlah keadilan dari sorga,
dari Allah, untuk bangsa kafir; itu adalah kusta.
Tetapi
kalau lima luka utama Yesus, itu adalah keadilan Allah bagi bangsa kafir.
Sebetulnya, dengan empat luka, TUHAN sudah mati, tetapi hanya bangsa Israel
saja yang selamat, sedangkan bangsa kafir tidak mendapat kemurahan. Maka,
ditambahlah satu luka lagi, di mana satu dari antara prajurit menikam lambung
Yesus dengan tombak, maka dari luka inilah segera mengalir keluar: darah
dan air, dengan demikian bangsa kafir mendapat kemurahan untuk
diselamatkan.
Tetapi
kebenaran diri sendiri, itu adalah kusta; sepertinya putih seperti salju;
seperti benar tetapi penyakitan. Saya kira, tidak baik dan tidak elok dipandang
mata kalau masih hidup dalam kebenaran diri sendiri. Menurut ukuran dunia
mungkin terlihat baik, tetapi menurut pemandangan TUHAN, itu tidaklah elok.
Kalau
anak TUHAN sudah penuh dengan hikmat, dia akan dapat mengenal pribadi
seseorang; apakah orang itu penyakit kusta atau tidak. Dan kalau seseorang
sudah mengerti (mengenal) penyakit kusta, hal itu tidaklah elok di
pemandangannya, apalagi pemandangan TUHAN.
Sekarang,
kita akan melihat PERATURAN DI ISRAEL TERKAIT DENGAN PENYAKIT KUSTA.
Bilangan
5:1-2
(5:1) TUHAN
berfirman kepada Musa: (5:2) "Perintahkanlah kepada orang Israel,
supaya semua orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan
lelehan, dan semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat
perkemahan;
Perikop
ayat ini adalah “Peraturan-peraturan mengenai orang-orang yang najis”. Jadi,
penyakit kusta itu juga yang menajiskan seseorang. Kebenaran diri sendiri, itu
yang menajiskan seseorang.
“
... semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan
...” Lepaskan diri dari tabiat daging, termasuk orang tua, sebab itulah
yang menajiskan. Mayat à Kematian
rohani karena kematian daging, baik itu orang tua, anak, adik, sahabat; tabiat
daging itu yang menajiskan seseorang. Oleh sebab itu, lepaskan diri dari sana,
apalagi kalau sudah melayani TUHAN. Tetapi yang terutama untuk kita perhatikan
malam hari ini adalah soal “penyakit kusta.”
Bilangan
5:3
(5:3) baik
laki-laki maupun perempuan haruslah kausuruh pergi; ke luar tempat
perkemahan haruslah mereka kausuruh pergi, supaya mereka jangan menajiskan
tempat perkemahan di mana Aku diam di tengah-tengah mereka."
Peraturan
yang berlangsung di antara bangsa Israel kalau ada satu dari antara bangsa itu
mengalami sakit kusta ialah diusir dari perkemahan.
Tetapi
sampai hari ini, TUHAN masih izinkan kita ada di dalam rumah TUHAN, bukan?
TUHAN masih izinkan kita ada di dalam kemah-Nya TUHAN, di Bait Suci-Nya TUHAN;
itu adalah kemurahan.
Tetapi
kalau peraturan yang sesungguhnya di Israel; setiap orang yang mengalami sakit
kusta haruslah diusir, disingkirkan dari perkemahan, tidak diakui
keberadaannya, seperti muka yang kena ludah bapaknya; betapa hinanya orang
semacam ini.
Bilangan
12:13-15
(12:13) Lalu
berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia." (12:14)
Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi
mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia
selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia
diterima kembali." (12:15) Jadi dikucilkanlah Miryam ke luar tempat
perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat sebelum Miryam
diterima kembali.
“Sekiranya
ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari?” Diusir
(disingkirkan) dari perkemahan selama 7 (tujuh) hari, itu sama seperti bapa
meludahi muka anaknya; begitu hina. Itulah arti diusir 7 (tujuh) hari dari
perkemahan, yaitu seperti seorang ayah yang meludahi muka anaknya; begitu
hinanya.
Jangan
suka meludah ya! Orang yang suka meludah karena kesalahan orang,
sebetulnya itu adalah orang yang kena penyakit kusta.
Jadi,
peraturan yang pasti terjadi di antara bangsa Israel kalau mengalami penyakit
kusta ialah ia akan dikucilkan dari perkemahan selama 7 (tujuh) hari, sama
seperti seorang bapa meludahi anaknya; dianggap hina sekali.
Mulai
dari sekarang, sudah seharusnya kita menyadari hal ini dengan cepat-cepat:
setiap orang yang menganggap diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari
orang lain, itu adalah penyakit kusta; tanpa disadari, ia sedang dikucilkan
oleh TUHAN, ia sedang merendahkan dirinya dan direndahkan oleh TUHAN.
Belajarlah
dari apa yang kita terima malam ini; jangan rendahkan diri dengan merasa diri
benar, jangan rendahkan diri dengan merasa diri lebih suci, lebih baik dari
orang lain, itu adalah perbuatan bodoh.
Kesimpulannya:
Lima kebanggaan dari pada Naaman bukanlah sebuah keadilan yang sesungguhnya,
tetapi lima luka utama Yesus adalah tanda keadilan TUHAN bagi kita untuk masa
sekarang, teramat lebih bagi bangsa kafir.
Sebab,
sekalipun Naaman memiliki lima kelebihan, tetapi ternyata dia mengalami sakit
kusta, dan itu bukanlah keadilan. Tetapi kehidupan yang hina namun ditolong
oleh TUHAN lewat salib, itu adalah keadilan TUHAN dari sorga bagi kita semua.
2
Raja-Raja 5:2-3
(5:2) Orang
Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan
dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. (5:3)
Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi
yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
Di
sini kita melihat: Seorang gadis yang ditawan dari Israel dan menjadi pelayan
bagi isteri Naaman, berkatalah ia kepada isteri Naaman: "Sekiranya
tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan
menyembuhkan dia dari penyakitnya."
Kalau
TUHAN mau tolong kehidupan bangsa kafir, TUHAN selalu mempunyai cara
tersendiri. Demikian juga kalau kita mau mengalami pertolongan dari TUHAN, cara
TUHAN sangat unik untuk menolong kehidupan kita masing-masing. Apapun kesulitan
yang kita hadapi, apapun penyakit yang kita alami, kalau TUHAN mau tolong,
TUHAN punya cara untuk menolong kehidupan kita, asal dengan catatan;
perhatikanlah firman Allah malam ini dengan baik. Jangan bermasa bodoh, jangan
menganggap enteng apa yang sudah kita terima dari TUHAN.
Seperti
halnya; biarpun gadis itu hanya seorang pelayan, biarpun gadis yang berasal
dari Israel itu hanya seorang pembantu rumah tangga, tetapi ia bisa dipakai
TUHAN untuk menolong bangsa kafir, kalau memang TUHAN mau tolong.
Jadi,
jangan anggap enteng ibadah dan pelayanan ini. Sekalipun kita hanya seorang
yang kecil melayani di tengah ibadah, tetapi jangan anggap enteng, sebab kita
semua berharga di mata TUHAN.
2
Raja-Raja 5:4-7
(5:4) Lalu
pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah
dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." (5:5) Maka jawab
raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja
Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh
talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. (5:6)
Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya
surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman,
pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." (5:7)
Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta
berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga
orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit
kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara
terhadap aku."
Ketika
raja Israel membaca isi surat dari raja Aram yang berkata: “Sembuhkanlah dia
(Naaman)”, raja Israel menganggap bahwa Raja Aram sedang mencari gara-gara,
sedang mencari keributan, sehingga ia mengoyakkan pakaiannya. Mengapa? Karena
raja Israel merasa dia bukan TUHAN yang sanggup menyembuhkan orang.
Tetapi
setelah mendengarkan berita tentang kegelisahan raja Israel, lihat RESPON DARI
ELISA.
2
Raja-Raja 5:8
(5:8) Segera
sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan
pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: "Mengapa engkau
mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa
ada seorang nabi di Israel."
Setelah
mendengarkan berita bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, lalu Elisa
memerintahkan raja Israel supaya Naaman segera datang menghadap Elisa, tepat
seperti yang dikatakan oleh pelayan dari isteri Naaman itu.
2
Raja-Raja 5:9
(5:9) Kemudian datanglah
Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah
Elisa.
Lalu
Naaman datang menghadap Elisa, persis di depan pintu rumah Elisa
2
Raja-Raja 5:10
(5:10) Elisa
menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh
kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau
menjadi tahir."
Kemudian,
Naaman diperintahkan oleh Elisa untuk mandi tujuh kali dalam sungai
Yordan, tujuannya; supaya tubuh Naaman menjadi tahir.
Kita
semua sudah dimandikan oleh air dan firman, diawali dengan kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus, supaya kita dilahirkan kembali, kita ditahirkan
kembali dari penyakit kusta (kebenaran diri sendiri).
Sekarang,
kita akan melihat APA RESPON DARI PADA NAAMAN?
2
Raja-Raja 5:11-12
(5:11) Tetapi
pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa
setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya,
lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan
demikian menyembuhkan penyakit kustaku! (5:12) Bukankah Abana dan
Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel?
Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah
ia dan pergi dengan panas hati.
Dari
perkataan Naaman pada ayat ini, diam-diam Naaman masih menyimpan dosa
kebanggaan dirinya, kemudian merasa diri benar, merasa diri lebih baik, merasa
diri lebih suci dari orang lain. Jadi, dosa ini masih tersimpan, tersembunyi
dengan rapi di dalam hatinya.
Tanda
menyimpan dosa kebanggaan diri dan dosa kebenaran diri sendiri:
Yang
Pertama: Suka mengatur hamba TUHAN. Sebagaimana dalam ayat 9,
Naaman berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan
berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di
atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia suka mengatur hamba TUHAN.
Yang
Kedua: Memilih tempat untuk mandi. Seharusnya, anak-anak TUHAN, hidup
gereja TUHAN tidak perlu memilih tempat untuk mandi, karena Elisa sendiri tidak
perlu menggerakkan tangannya di bagian mana yang sakit yang dialami oleh
Naaman. Sidang jemaat juga tidak perlu memilih-milih tempat untuk mandi; Oh,
karena gereja itu gedungnya mewah, maka mandinya di situ enak. Oh,
karena gereja itu gedungnya kecil, pastilah mandinya tidak enak di situ.
Sebetulnya, itu adalah kesalahan yang besar.
Kalau
menurut saya, mandi yang baik adalah mandi sampai menuntaskan dosa, berarti
disucikan air dan firman yang limpah, sesuai dengan Wahyu 22:1, itulah
sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak
Domba; jernih seperti kristal.
Tetapi
tidak sedikit kehidupan anak-anak TUHAN yang seperti ini; memilih tempat untuk
mandi, karena gedung itu mewah, mungkin karena ada AC dan lain sebagainya.
Tetapi itu adalah cara berpikir anak-anak rohani.
Sejenak
kita lihat KANAK-KANAK ROHANI.
Ibrani
6:1-2
(6:1) Sebab itu
marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan
beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar
pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada
Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan
tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Lihat,
asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus, kalau dikaitkan dengan pola
Tabernakel: Kemudian, bertobat
-
Percaya à pintu gerbang. Percaya kepada Yesus
Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat, itu merupakan pintu gerbang
sorga.
-
Kemudian, bertobat à Mezbah Korban Bakaran.
-
Lalu, kolam pembasuhan tembaga, itu
berbicara tentang permandian air.
-
Sampai kepada pintu kemah, itu berbicara
tentang kelahiran baru oleh Roh Allah.
Kemudian
memang, ketika kita menerima asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus, di
situ memang terjadi mujizat. Di tengah-tengah penginjilan itu, berita firman
tentang kesaksian (penginjilan) itu, di situ banyak terjadi mujizat-mujizat
lewat penumpangan tangan. Tetapi yang TUHAN mau adalah supaya selanjutnya kita
beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Kalau
anak TUHAN sudah menerima Yesus -- percaya dan yakin kepada Yesus, yang adalah
TUHAN dan Juruselamat --, selanjutnya sudah dilahirkan kembali, itulah
asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, seharusnya selanjutnya adalah beralih
kepada perkembangannya yang penuh, tidak boleh bertahan di situ.
Tetapi
rupanya, Naaman menginginkan hal yang demikian; memilih tempat untuk mandi,
kemudian menginginkan supaya Elisa menggerak-gerakkan tangannya pada bagian
tubuh yang sakit. Seperti seorang hamba TUHAN yang mengadakan demonstrasi untuk
mujizat kesembuhan, pasti ia menggerak-gerakkan tangannya; itulah yang
diharapkan oleh Naaman. Inilah gereja anak-anak; hanya berbicara soal kelahiran
baru, seharusnya dilanjutkan sampai kepada perkembangannya yang penuh.
Apa
yang dimaksud dengan “dilanjutkan sampai kepada perkembangannya yang penuh”?
1
Timotius 4:6
(4:6) Dengan
selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan
menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok
iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
Terdidik
dalam soal-soal pokok iman, itulah asas-asas pertama tentang ajaran Kristus,
yaitu percaya, bertobat, lahir baru, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ;
tetapi hamba TUHAN yang baik harus juga terdidik dalam ajaran sehat,
itulah perkembangannya yang penuh.
Perkembangannya
yang penuh, dalam susunan Tabernakel terkena pada Ruangan Suci; itulah
perkembangannya yang penuh. Dari lahir baru, dilanjut sampai kepada Ruangan
Suci.
Tapi
Naaman adalah gambaran gereja kanak-kanak, yang masih bangga dengan lima
perkara, masih menyimpan dosa kebenaran diri sendiri, itu adalah gereja
kanak-kanak; mencari tempat untuk mandi, kemudian menginginkan seorang hamba
TUHAN untuk menggerak-gerakkan tangannya pada bagian tubuh yang sakit yang
dialaminya. Itu adalah gereja kanak-kanak.
Seharusnya
adalah beralih pada perkembangannya yang penuh, tidak hanya pada penumpangan
tangan.
Pada
ayat 12 kita perhatikan: Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan
panas hati, lalu mari kita perhatikan ayat 13.
2
Raja-Raja 5:13
(5:13) Tetapi
pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak,
seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan
melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau
akan menjadi tahir."
Lalu,
di tengah perjalanan, pegawai-pegawai Naaman berkata: Bapak, seandainya nabi
itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya?
Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi
tahir.
Disuruh
mandi kok tidak mau? Itu sebabnya, pegawainya berkata: kalau
andaikata perkara sukar saja yang diperintahkan kepadanya akan dilakukan,
apalagi ini hanya sekedar mandi.
Kadang-kadang
kita datang kepada sebuah tempat untuk mandi, itu sangat sukar sekali; dengar firman
sangat sukar sekali supaya mengalami penyucian. Banyak orang Kristen seperti
itu; susah mandi firman. Tetapi coba jika sudah berbicara mandi uang; langsung
dua telinga ini berkembang kempis, matanya yang tadinya hitam menjadi hijau.
Tetapi kalau berbicara mandi firman rasanya setengah mati; padahal toh
untuk mengalami kesembuhan supaya hidupnya dipulihkan, penyakitnya sembuh,
rohaninya dipulihkan, supaya diubahkan oleh mandi air firman, tetapi itu juga
susah.
Coba
bicara mandi uang; matanya hijau keabu-abuan, bahkan bisa menjadi
berwarna-warni seperti pelangi, tidak beraturan, tetapi kalau disuruh mandi
firman sangat sukar sekali. Bagaimana dengan kita?
Sekali
lagi kembali saya katakan: Kalau TUHAN mau tolong, TUHAN punya cara tersendiri
untuk menolong. Diawali dengan seorang gadis Israel yang adalah pelayan dari
isteri Naaman, kemudian pegawai-pegawai dari pada Naaman memberi sebuah
pengertian. Memang hamba ini harus menjadi penolong. Pelayan TUHAN harus
menjadi penolong. Pemimpin harus menjadi pelayan; yang terbesar hendaklah
menjadi yang termuda (kecil), itulah yang TUHAN mau di tengah-tengah mandi
firman TUHAN.
1
Korintus 5:6
(5:6)
Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri
seluruh adonan?
Kemegahanmu
tidak baik,
tidak perlu bangga dengan lima perkara tadi. Jangan merasa diri lebih baik,
lebih benar, lebih suci, sebab sedikit ragi saja itu sudah mengkhamiri seluruh
adonan hidup ini. Ingat; hidup ini hanya karena kemurahan.
Pengkotbah
7:8-9
(7:8) Akhir
suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada
tinggi hati.
(7:9) Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah
menetap dalam dada orang bodoh.
Tadi
kita melihat: Naaman itu panas hati karena dia disuruh ke sebuah tempat untuk
mandi tetapi tidak sesuai dengan pemikirannya (keinginannya), dia marah sekali.
Ini adalah gambaran dari anak-anak TUHAN yang suka mengatur hamba-hamba TUHAN.
Tetapi
dengan jelas di sini dikatakan: Janganlah lekas-lekas marah dalam hati,
karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Kemudian,
akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.
Mazmur
37:8
(37:8)
Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya
membawa kepada kejahatan.
Di
sini dikatakan: Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan
marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
Sekarang
kita lihat respon dari pada Naaman dalam 2 Raja-Raja 5:14.
2
Raja-Raja 5:14
(5:14) Maka
turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan
perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang
anak dan ia menjadi tahir.
Pada
akhirnya, turunlan Naaman membenamkan dirinya untuk mandi di sungai Yordan
sebanyak tujuh kali, sesuai dengan perkataan Elisa, hamba TUHAN itu. Lalu
pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir =
lahir kembali.
Yang
terpenting adalah dengar-dengaran; itu adalah kunci keberhasilan
untuk mandi sampai ditahirkan. Jangan lagi suka mengatur hamba TUHAN, jangan
memilih tempat untuk mandi. Jangan bertahan dengan asas-asas pokok dari ajaran
Kristus, tetapi beralihkan kepada perkembangannya yang penuh (ajaran sehat /
Ruangan Suci).
Akhir
suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Memang, awalnya
Naaman panas hati, tetapi akhirnya dia mau mandi di tempat di mana Elisa
memerintahkan dia untuk mandi. Jadi, dibutuhkan untuk memiliki roh
dengar-dengaran; itu adalah kunci keberhasilan, kunci pemulihan.
Dan
akhirnya, pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, berarti; lahir
kembali, sudah dilahirkan kembali.
Demi
mengalami penyucian, maka bangsa kafir sudah seharusnya dengar-dengaran agar
dosa kita disucikan oleh TUHAN.
2
Petrus 1:17-21
(1:17) Kami
menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa,
ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan:
"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (1:18)
Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di
atas gunung yang kudus. (1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan
oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat
yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam
hatimu. (1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa
nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak
sendiri, (1:21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak
manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Kalau
kita dengar-dengaran, maka hati kita semakin diteguhkan oleh firman nubuatan,
oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Kalau keras hati, tidak akan
bisa; seperti apapun pembukaan firman, tidak akan meneguhkan kehidupan
seseorang. Tetapi kalau kita memiliki roh dengar-dengaran, maka hati kita
diteguhkan oleh firman nubuatan.Oleh sebab itu, dengar-dengaranlah, sebab itu
jauh lebih baik.
2
Raja-Raja 5:15-16
(5:15) Kemudian
kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai,
tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di
seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya
suatu pemberian dari hambamu ini!" (5:16) Tetapi Elisa menjawab:
"Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan,
sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman
mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak.
Selain
mengakui bahwa TUHAN Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat, Allah Abraham
Allah Ishak Allah Israel, Allah yang berkuasa, sebagai Allah alam semesta,
Naaman juga mempersembahkan korbannya kepada Elisa, sekalipun pada akhirnya
Elisa menolak korban itu, karena Elisa rela membagi Injil Allah kepada Naaman.
Elisa
adalah hamba TUHAN yang luar biasa; dia tidak menyombongkan dirinya, dia tidak
bertahan dengan asas-asas pokok, itu sebabnya dia memerintahkan Naaman untuk
pergi ke sungai Yordan, dan dia tidak takut untuk menyatakan kebenaran kepada
seorang pejabat. Elisa tidak takut untuk menyatakan suatu kebenaran yang suci
dan mulia kepada seorang yang kedudukannya tinggi. Inilah ajaran yang mengarah
kepada perkembangannya yang penuh = ajaran sehat. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment