Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
IBADAH
RAYA MINGGU, 25 OKTOBER 2020 KITAB
WAHYU (Seri:
28) Subtema:
SETAN MEMBUAT TANDINGAN Shalom. Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memberikan kesempatan bagi kita
untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian zangkoor.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti
pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet, Youtube,
Facebook di dalam maupun di luar negeri; teramat
lebih sidang jemaat yang di Bandung, di Malaysia, bahkan anak TUHAN di Amerika; salam
persekutuan, damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing. Selanjutnya,
kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya nyatalah pembukaan Firman Allah
bagi kita, sehingga selanjutnya meneguhkan kehidupan kita di hari-hari terakhir
ini mengingat kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi. Supaya
di hari-hari ini semakin sungguh-sungguh;
1.Ibadah itu dituntun, dipimpin oleh Imam
Besar Agung sampai kepada puncaknya yaitu doa penyembahan; penyerahan diri
sepenuh.
2.Biarlah kita menjalankan ibadah ini
sebagai tawanan Roh sampai garis akhir, pesta
nikah Anak Domba.
Selanjutnya,
segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 12. Kita
akan memasuki ayat 15, namun saya
terdorong kembali; izinkanlah saya sesaat saja untuk mengingatkan (menyampaikan) kembali apa yang telah saya sampaikan tentang ayat
14. Wahyu
12:14 (12:14) Kepada perempuan
itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang
ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular
itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Kepada
perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, tujuannya
ialah supaya perempuan itu terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia
dipelihara jauh dari tempat ular (antikris) selama 3,5 (tiga setengah) tahun. Singkatnya; diasingkan selama 3,5 (tiga setengah) tahun. Kata
“diasingkan” ini kalau
dikaitkan dengan pelayanan Rasul Paulus -- yang kisahnya
ditulis di dalam Kisah Para Rasul 26:14-17 -- di situ kita
menemukan (berbicara tentang)
dua hal: Yang Pertama: Tentang segala sesuatu yang dia
lihat di Sorga = Doa penyembahan, dengan lain kata;ibadah itu sudah
memuncak sampai kepada doa penyembahan = penyerahan diri. Itulah praktek yang
pertama tentang “diasingkan” selama
kita ada di bumi ini. Diasingkan
bukan berarti mengasingkan diri dari sanak saudara, bukan, tetapi hidup rohani
kita diasingkan oleh TUHAN, apa tandanya? Hidup dalam doa penyembahan;
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, sebagai puncak
ibadah di bumi. Yang Kedua: Tentang segala sesuatu yang TUHAN
perlihatkan di depan -- ayat 16 --, itu menunjuk kepada; garis
akhir perjalanan rohani di atas muka bumi ini = pesta nikah Anak Domba. Itulah
yang akan TUHAN perlihatkan nanti di depan, yaitu garis
akhir, pesta nikah Anak Domba. Jadi,
itulah tandanya kita “diasingkan”
oleh TUHAN dari bumi ini. Oleh sebab itu, secara
sederhana juga saya tambahkan:
-Biasakan diri, dalam
setiap perkataan selalu terucap kata-kata yang manis sesuai dengan
dorongan Roh Kudus bukan menurut keinginan daging.
-Kemudian, biasakan diri bersikap, berperilaku,
sesuai dengan dorongan Roh itu sendiri.
Perkataan dan perbuatan
kiranya nanti menjadi kesaksian dimanapun
berada dalam segala perkara, situasi, kondisi, di tiap-tiap komunitas kita
masing-masing. Kiranya nyata; TUHAN
Yesus memberkati kita semua, karena kita semua “diasingkan”. Itu
sekilas mengenai ayat 14;
jangan diabaikan, tetapi diingat selalu. Selanjutnya,
marilah kita memasuki ayat 15. Wahyu
12:15 (12:15) Lalu ular
itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah
perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. Lalu
ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu.
Tujuannya tidak lain tidak bukan supaya perempuan itu dihanyutkan oleh sungai
itu. Singkatnya:Naga itu tidak berhenti untuk mengejar
perempuan yang telah melahirkan anak laki-laki itu.
-Sementara pada ayat 14, perempuan itu (gereja
TUHAN yang sempurna) sudah diasingkan.
-Tetapi pada ayat
15, naga itu tidak berhenti untuk mengejar
perempuan yang telah melahirkan Anak
laki-laki itu.
Memang,permusuhan antara gereja TUHAN dengan ular itu sudah terjadi dari sejak di taman Eden sampai sekarang, bahkan sampai langit
bumi belum berlalu,sehinggaperkataan
Allah yang tertulis dalam Kejadian 3
tergenapi. Kejadian
3:14 (3:14)
Lalu
berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan;
dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan
kaumakan seumur hidupmu. Di
sini kita melihat; Allah mengutuk ular itu karena telah memperdayakan perempuan yang pertama, yaitu Hawa. Tadi kita sudah melihat dalam Wahyu
12:15,
perempuan yang akhir dikejar oleh
naga, di mana naga itu menyemburkan air sebesar sungai. Sekali lagi saya sampaikan: Allah mengutuk
ular itu karena telah memperdayakan perempuan
yang pertama, yaitu Hawa. Bukti
ular dikutuk karena telah memperdaya perempuan yang pertama: 1.Menjalar
dengan perut. 2.Makan dari
debu tanah selamanya. Sekarang kita akan melihat, dan kita berdoa, untuk dua
perkara ini. Ketarangan: MENJALAR DENGAN
PERUT. Artinya:
Kalau hamba TUHAN melayani karena perut atau karena
keinginan daging = hamba TUHAN yang terkutuk. Filipi
3:18-19 (3:18) Karena,
seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula
sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib
Kristus. (3:19)Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan
mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran
mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Hamba
TUHAN --di dalam hal melayani
pekerjaan TUHAN -- tetapi hidup sebagai seteru salib
Kristus-- atau anti terhadap salib Kristus -- ,
maka akhir hidupnya adalah kebinasaan. Praktek seorang
hamba TUHAN yang hidup sebagai seteru salib:
1.Tuhan mereka ialah perut mereka. Inilah
gambaran dari seorang hamba TUHAN di tengah ibadah dan pelayanannya
kepada TUHAN karena perut (daging)
= menjalar dengan perut = hamba Setan.
2.Kemuliaan mereka ialah aibmereka.Inilah
gambaran dari seorang hamba TUHAN yang bangga dengan tabiat daging, bangga
dengan perkara-perkara lahiriah, bahkan bangga
terhadap kejahatan dan kenajisannya.
3.Pikiran
mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Inilah gambaran
dari seorang hamba TUHAN yang hidup secara manusiawi. Manusia duniawi hidup
secara manusiawi, berarti melakukan segala sesuatu tergantung dengan pikiran
manusiawi bukan tergantung dengan kehendak TUHAN. Akibatnya:
-Ibadahnya tidak memuncak sampai kepada
penyembahan karena terikat dengan perkara lahiriah.
-Dikuasai oleh roh antikris yaitu roh jual
beli = nafsu cabul = nafsu rendah.
Lebih
jauh kita melihat HAMBA TUHAN YANG BERPIKIR SECARA DUNIAWI, di dalam Kolose 2. Kolose
2:18-19 (2:18) Janganlah
kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan
diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada
penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh
pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh
kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi
satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. Hamba
TUHAN yang berpikir secara duniawi adalah hamba TUHAN yang pura-pura
merendahkan diri. Apa tanda pura-pura merendahkan diri? Semua ini
pelajaran bagi kita, di mana ayat menjelaskan ayat sesuai dengan dorongan Roh
Kudus, bukan sesuai keinginan di hati saya; oleh sebab itu, perhatikanlah
firman ini. Tanda hamba TUHAN pura-pura merendahkan diri, YANG PERTAMA: “Beribadah
kepada malaikat.” Saya himbau petang sore hari ini: -Jangan kita datang beribadah kepada
malaikat. -Pelayan-pelayan TUHAN jangan
melayani karena malaikat sidang jemaat,
yakni gembala sidang. Tetapi kita harus datang beribadah kepada TUHAN, bukan
kepada malaikat, melainkan kepada TUHAN Yesus Kristus, sebab Dialah Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga, dari Dialah kita mendapat pertumbuhan Ilahi, sebab
TUHAN
sudah memberikan sendi-sendi dan urat-urat -- TUHAN
sudah memberikan 9 (sembilan) karunia, TUHAN
sudah memberikan 9 (sembilan) jabatan untuk memberikan pertumbuhan
rohani --, dan pertumbuhan rohani harus mengarah
kepada Kristus, sebagai Kepala. Tetapi kalau hamba Tuhan hidup sebagai seteru
salib, yang pikirannya duniawi, maka ia akan pura-pura
merendahkan diri, dengan tanda -- yang pertama -- beribadah kepada
malaikat. Jangan kita beribadah kepada malaikat. Pelayan TUHAN
bukan melayani untuk dilihat oleh malaikat sidang jemaat. Pelayan TUHAN, imam-imam
bukan melayani untuk dilihat oleh gembala sidang. Tetapi kita datang menghadap
takhta kasih karunia untuk datang beribadah kepada TUHAN Yesus Kristus, Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga, yang memberi pertumbuhan Ilahi, karena TUHAN sudah
memberi urat-urat dan sendi-sendi -- TUHAN sudah
memberikan 9 (sembilan) karunia, TUHAN
sudah memberikan 9 (sembilan) jabatan --. Tanda hamba TUHAN pura-pura merendahkan diri, YANG KEDUA: “Berkanjang kepada penglihatan-penglihatan” Berarti, di tengah
ibadah dan pelayananya, mereka tidak berkanjang kepada ibadah
salib, sehingga setiap hari selalu berbicara penglihatan-penglihatan. Dalam
pemberitaan firman TUHAN tidak dihubungkan langsung dengan berita salib,
melainkan sibuk dengan penglihatan-penglihatan; seolah-olah
penglihatan itu membawa kita dari bumi ke Sorga. Saudara jangan keliru dengan
manipulasi semacam ini. Tangga dari bumi ke Sorga tetap salib, seperti
yang dilihat oleh Yakub di Betel. Bukan
penglihatan-penglihatan, tetapi salib. Inilah
hamba TUHAN yang pura-pura merendahkan diri, di mana ia berkanjangan
kepada penglihatan-penglihatan. Jadi,
kalau dalam setiap pertemuan ibadah kita dalam penggembalaan GPT “BETANIA” pemberitaan firman itu menghubungkan
kita langsung dengan berita salib, jangan
bersungut-sungut, sebab itu adalah tangga
kita dari bumi ke Sorga. Jangan saudara tunggu saya untuk menyampaikan pemberitaan Firman yang isinya soal
penglihatan-penglihatan, jangan, karena saya tidak mau memanipulasi
saudara. Tanda hamba TUHAN pura-pura merendahkan diri, YANG KETIGA: “Tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh
pikirannya yang duniawi.” Mengapa
seorang hamba TUHAN suka membesar-besarkan dirinya? Jawabnya; Karena
pikirannya senantiasa tertuju kepada perkara di bawah, perkara lahiriah.
Pendeknya; pikirannya terikat dengan segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini, tidak lebih tidak kurang; pikirannya terikat dengan segala
kemegahan, pikirannya terikat dengan segala kerajaan dunia, keindahan dunia ini. Akibatnya ialahtidak berpegang teguh kepada Kristus
sebagai Kepala tubuh. Berarti, ibadah
dan pelayanannya tidak bertumbuh dan tidak sehat dan tidak mengarah kepada
kedewasaan, sebagaimana dengan yang ada dalam ayat 19.Sebaliknya,
kalau ibadah dan pelayanan itu bertumbuh dewasa, suatu kali nanti tubuh dengan
Kepala akan menyatu; gereja dengan Kristus akan menyatu. Kita
bersyukur kepada TUHAN Yesus, sebab TUHAN Yesus baik
kepada kita; TUHAN memberitahukan segala sesuatunya supaya kita jangan tertipu
ketika kita menghadap TUHAN di tengah ibadah dan
pelayanan, TUHAN tidak mau menipu kita semua. Ajaran
salib itu membuat kita menjadi berada di dalam
terang benderang; hamba TUHAN berada dalam terang benderang,
imam-imam sampai kepada seluruh jemaat berada dalam terang benderang.
Di hari-hari terakhir ini terlalu banyak penipuan-penipuan yang terselubung;tetapi karena firman telah
menyingkapkan segala sesuatunya, maka kita dapat mengetahui penipuan yang
terselubung itu. Lebih
jauh kita melihat Roma 16. Roma
16:17 (16:17) Tetapi
aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka,
yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan
dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! Kalau
kita datang beribadah, kita harus memiliki sikap yang tegas,
tidak usah pakai perasaan dengan berkata: itu
adalah saudara saya, itu suku saya, tidak usah pakai perasaan. Kalau
memang tidak benar, hindarilah mereka. Tetapi kalau benar, jujurlah kepada hati
nurani; mau suku apa saja, jujurlah kepada hati
nurani. Oleh
sebab itu, biarlah di hari-hari ini,
gereja TUHAN sedapat mungkin berusaha melepaskan diri dari ajaran yang menolak
salib.Apalagi kalau hanya
berkanjang kepada penglihatan-penglihatan, berusahalah
sedapat mungkit untuk melepaskan diri dari ajaran yang demikian. Mengapa
demikian? Karena ajaran dengan ibadah pelayanan yang menolak sengsara saling,
menimbulkan dua hal: Yang Pertama: MenimbulkanPERPECAHAN. Sesungguhnya, yang “jauh”
menjadi “dekat” jelas oleh
karena darah salib. Kalau tidak ada darah salib maka yang “jauh”
dan yang “dekat” tidak
bisa bersatu; tetapi oleh darah salib,
tembok pemisah yang menjadi perseteruan, itulah
hukum Taurat, sudah digenapi di atas kayu salib, sehingga
yang “jauh” menjadi “dekat” ...
Efesus 2. Kalau
hanya berkanjang pada penglihatan, setiap hari penglihatan, setiap hari berbicara berkat, maka
menimbulkan perpecahan. Apalagi kalau berkat si B lebih besar dan berkat si A
lebih kecil, maka si A akan cemburu, dan akhirnya
menimbulkan perpecahan. Yang Kedua: Menimbulkan GODAAN. Jangan
saudara berfikir bahwa pemberitaan firman itu tidak menimbulkan dosa, karena
hukum Taurat saja merangsang dosa. Rasul Paulus mengaku:Saya ini berusaha melakukan yang baik
tetapi hukum dosa sudah ada dalam diri saya, itu hukum
Taurat. Lalu, bagaimana kalau melayani namun hanya berkanjang kepada penglihatan-penglihatan semata?
Bagaimana kalau melayani hanya berbicara soal berka-berkat,
mujizat jasmani? Tentu saja menimbulkan godaan, merangsang dosa. Saya tidak mau menyebut satu gereja, tetapi suatu kali
saya pernah beribadah di gereja besar di Surabaya.Ketika
saya masuk di gereja yang besar itu, saya melihat yang
melayani sembarangan; mau celana ketat, mau celana seksi, mau baju
transparan, wah, sidang jemaat pun
mengenakan pakaian seksi (minim). Tetapi sekalipun berpakaian demikian,
diberikan kesempatan untuk melayani TUHAN; sehingga menimbulkan godaan.
Pembagian berkat berbeda-beda saja dapat menimbulkan
godaan.Sadarilah! Hindarilah! Roma
16:18 (16:18) Sebab
orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani
perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk
dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus
hatinya. Sebab
orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut
mereka sendiri. Inilah hamba TUHAN yang sudah terkutuk; melayani perut mereka. Bayangkan
saudaraku, berapa banyak jiwa yang sudah tertipu karena hamba TUHAN melayani
karena perut, tetapi sidang jemaat tidak mengerti apa-apa.
Tetapi kita yang sudah menerima pengertian yang baik, peganglah sampai TUHAN
datang. Dan
dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka
menipu orang-orang yang tulus hatinya. Saya tahu, seberapa banyak kita yang hadir pada malam
hari ini, saudara pasti tentunya tulus melayani TUHAN, bukan? Tulus datang
beribadah kepada TUHAN, bukan? Lalu, bagaimana kalau saudara tertipu, tanpa
saudara sadari? Rasanya
sakit sekali, tetapi kita tidak bisa persalahkan
siapa-siapa. Jadi
kalau seorang hamba Tuhan melayani karena perut, lebih jahat dari penjahat yang
di luaran sana.Kalau penjahat
berbuat salah, dia akan menerima hukuman penjara karena memang dia salah;tetapi kalau
hamba TUHAN melayani karena perut, susah
untuk dipenjarakan. Jadi, kalau hamba TUHAN melayani dengan cara tipu-tipu, sesungguhnya ia lebih jahat dari penjahat.Doakan
saya supaya saya tidak menipu saudara. Jadi, dengan tandas kembali dinyatakan oleh Rasul
Paulus kepada jemaat di Roma, bahwasannya: Hamba TUHAN yang hidup sebagai
seteru salib melayani perut mereka sendiri. CIRI-CIRI
seorang hamba TUHAN hidup sebagai seteru salib: Yang Pertama: Menggunakan
kata-kata yang muluk-muluk = bahasa yang tinggi-tinggi atau
berlebihan. Contoh;
Himeneus dan Filetus -- dalam 2 Timotius
2:17-18 -- mengajarkan bahwa kebangkitan itu sedang berlangsung di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan mereka, tetapi anehnya, sengsara dan kematian Yesus tidak
diajarkan sebagai dasar yang teguh untuk menopang
kebangkitan itu sendiri. Yang Kedua: Menggunakan
bahasa yang manis-manis. Bagaimana
caranya dengan segala daya dan upaya, hamba TUHAN itu harus bermulut manis supaya
setiap keluarga, setiap pribadi yang hadir di
gereja (di rumah TUHAN), tetap bertahan disitu; dia tidak berani menyinggung perasaan, biar sudah salah sekalipun
namun ia tidak berani menyinggung kesalahan. Itulah yang disebut bermulut
manis. Jadi, kalau hamba TUHAN menggunakan bahasa yang
manis-manis, berarti hamba TUHAN tersebut tidak berani menyinggung yang salah = membiarkan sidang jemaat dalam keadaan bodoh. Sebenarnya,
hamba TUHAN yang hidup sebagai seteru salib; ia sedang menipu orang-orang yang
tulus hatinya.Lewat pemberitaan firman ini, Setan sedang ditelanjangi, Setan sedang
dipermalukan; oleh sebab itu, terima ajaran ini, jangan tolak. Lebih jauh kita memperhatikan Yehezkiel, untuk kita
memperhatikan permusuhan (perseteruan) antara ular dengan perempuan. Kita akan memperhatikan Yehezkiel
7:18-19, di mana perikop ayat ini
adalah “Kesudahan Yerusalem Tiba”. Puji TUHAN, saat ini kita ada di
Yerusalem, di tengah ibadah dan pelayanan. Yehezkiel
7:18-19 (7:18) Mereka
akan mengenakan kain kabung, kekejutan akan meliputi mereka, semuanya akan
kehilangan muka dan semua kepala akan digundul sebagai tanda perkabungan. (7:19)
Perak mereka akan dicampakkan ke luar dan emas mereka akan dianggap cemar. Emas
dan peraknya tidak akan dapat menyelamatkan mereka pada hari kemurkaan TUHAN.
Mereka tidak akan kenyang karenanya dan perut mereka tidak akan terisi
dengannya. Sebab hal itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke
dalam kesalahan. Sesungguhnya, kalau hamba TUHAN hidup sebagai
seteru salib, di mana mereka melayani karena
perut, sebetulnya ibadah pelayanan seperti ini adalah ibadah pelayanan yang
sia-sia, karena ibadah pelayanan mereka akan
berujung kepada kebinasaan. Karena ternyata,
emas dan perak, harta dan kekayaan,
uang yang banyak, termasuk kedudukan yang tinggi -- gelar
doktor, professor --, tidak mampu menyelematkan manusia dari dosanya;
apalagi kalau melayani karena perut. Inilah
tanda bahwa TUHAN Yesus itu baik.Jadi,
jangan sampai kalau ada hamba TUHAN yang berbicara soal
berkat, dan sesudah hamba TUHAN tersebut berbicara berkat, lalu dilanjutkan
dengan kata-kata:TUHAN
Yesus baik. Bukankah dari dulu TUHAN Yesus baik? Seharusnya, yang dibicarakan adalah carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran duduk di atas
takhta itu,
maka semuanya itu akan ditambahkan; itu yang benar. Jadi yang pertama bukan cari berkat, tetapi carilah
dahulu Kerajaan Sorga (sumbernya berkat). Oleh sebab itu, hati-hati;
kalau hamba TUHAN hari-hari dalam pemberitaan Firman selalu
berkanjang kepada penglihatan, tidak berkanjang
kepada berita salib, hentikan ibadah semacam itu, tinggalkan, sebab Rasul
Paulus menyatakannya dengan tandas kembali kepada
jemaat di Roma. Ketarangan: MAKAN DARI DEBU
TANAH SELAMANYA. Saya sedikit menambahkan: memang manusia
berasal dari debu tanah, bukan? Tetapi TUHAN telah menciptakan manusia
segambar dan serupa dengan Allah = dipermuliakan. Hal itu telah TUHAN kerjakan
di atas kayu salib di bukit Golgota 2000 (dua ribu) tahun yang lalu. Karena TUHAN tahu bahwa kita ini adalah debu tanah, maka mau tidak
mau, Yesus harus mengerjakan pembaharuan di atas kayu salib supaya
kembali segambar serupa dengan Allah, sama
mulia dengan TUHAN. Kita akan melihat Mazmur
7:6, dengan perikop “Allah Hakim yang Adil.” Kita akan melihat bukti bahwa Allah Hakim yang adil. Setiap
kali kita datang menghadap takhta Allah di tengah-tengah ibadah yang TUHAN
percayakan, selain tampil sebagai Imam Besar yang melayani berdoa
memperdamaikan dosa, TUHANjuga akan
tampil sebagai Hakim yang adil.
Dia akan memberikan segala keputusan-keputusan oleh hikmat (pembukaan firman),
supaya kita dapat mengerti untuk membedakan mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Itu artinya TUHAN adalah Hakim yang
adil. Dan itu sudah dibuktikan; ini bukan hanya sebatas
pernyataan yang
kosong, tetapi sudah dibuktikan. Mazmur
7:6 (7:6) maka
musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku
ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. S e l a Inilah
pengalaman Daud yang dituliskan di dalam Mazmur
7:6, tetapi pernyataan ini sudah digenapi oleh Yesus 2000 (dua ribu) tahun yang lalu, supaya
debu tanah yang hina dipermuliakan. Mazmur
22:16 (22:16)kekuatanku
kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku;
dan dalam debu maut Kauletakkan aku. Yesus
yang mulia turun ke bumi, mati di atas kayu salib, hari ketiga bangkit; Dia
yang kaya rela menjadi hina supaya kehidupan manusia yang hina (debu tanah)
menjadi kaya oleh karena salib Kristus. Tetapi yang pasti, ada dua hal di dalam hal
mempermuliakan debu tanah yang hina. Yang Pertama: Kekuatanku kering seperti beling. Saya
teringat langsung dengan apa yang dialami oleh Ayub;ketika dia menerima
semua pergumulan-pergumulan yang dialaminya, apalagi
pergumulan yang kedua, di mana ia menerima barah yang berbau
busuk dari batu kepala sampai ujung kaki. Lalu selanjutnya
ia bertindak duduk
di atas debu, kemudian dia mengambil beling dan menggaruk-garuk
sekujur tubuhnya. Apakah
Ayub melakukan hal itu karena dosa kejahatannya? Tidak.Kekuatanku kering seperti beling. Yang Kedua: Lidahku melekat pada langit-langit
mulutku. Kita
sudah melihat orang yang salah, kita sudah melihat orang fasik dalam keadaan dia memfitnah kehidupan kita, tetapi di sini TUHAN
berkata: lidahku melekat pada langit-langit mulutku. Artinya; tetap
berada dalam pengalaman kematian, daging tidak bersuara = tidak
bersungut-sungut / tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Inilah
cara TUHAN untuk mengubahkan manusia yang hina seperti debu tanah menjadi mulia;pembaharuan itu sudah dikerjakan oleh Yesus Kristus,
Anak Allah, di atas kayu salib 2000 (dua ribu) tahun yang lalu. Bayangkan,
kalau kita tetap “debu tanah”. Dari “debu tanah” kita diciptakan,
dibentuk. Dari
seonggok tanah liat dibentuk oleh tangan pejunan -- itulah
dua tangan TUHAN yang berkuasa --, dibentuk segambar
serupa dengan Allah, berarti sama mulia dengan TUHAN, bukan? Tetapi karena perempuan itu sudah diperdayakan
oleh ular itu, akhirnya manusia menjadi hina seperti debu tanah. Lalu kutukan
kepada ular itu; dari debu tanahlah
engkau makan selama-lamanya. Bayangkan,
kalau pekerjaan penebusan itu tidak dilakukan Yesus 2000 (dua ribu) tahun yang lalu, apa yang terjadi dalam kehidupan
kita? Bagaimana mungkin kita bisa selamat; hanya datang
beribadah lalu selamat? Datang berkata: “Haleluya,
Puji TUHAN”, lalu selamat? Bagaimana mungkin kita yang adalah
debu tanah bisa selamat hanya dengan memberi korban
persembahan? Hanya karena memberikan sepersepuluh, lalu selamat?
Tidak mungkin kita “debu tanah” bisa selamat, kalau TUHAN tidak kerjakan penebusan 2000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib. Jadi, bukan dilihat pada saat dia loncat-loncat
memuji Tuhan, bukan itu ukurannya, tetapi bagaimana TUHAN
mengerjakan keselamatan itu 2000 (dua ribu) tahun yang
lalu, supaya debu tanah yang hina berubah
menjadi mulia. Coba saudara bayangkan; kalau dosa tetap ada dalam
kehidupan manusia, apa yang akan terjadi? Pastilah berujung dengan
kebinasaan. Oleh
sebab itu, kita patut bersyukur kepada TUHAN, kalau dalam
setiap pertemuan ibadah, ibadah ini selalu dihubungkan langsung dengan sengsara salib; saudara bersyukur sebab
TUHAN Yesus baik. Itulah yang benar. Mazmur
103:14 (103:14) Sebab Dia
sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu Dia
sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debutanah. TUHAN
tidak lupakan kita dalam segala pergumulan-pergumulan oleh karena kelemahan-kelemahan. Lebih
jauh lagi kita akan melihat Mazmur 104. Mazmur
104:29 (104:29) Apabila
Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau
mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu Apa
yang bisa kita perbuat kalau TUHAN menyembunyikan diri-Nya dari kita? Apa
yang bisa kita perbuat di tengah ibadah dan pelayanan ini kalau
TUHAN tidak menyatakan kasih di Golgota? Apa
yang bisa kita perbuat kalau sengsara salib tidak ditegakkan di tengah ibadah
dan pelayanan ini? Apa
yang bisa kita perbuat kalau roh manusia diangkat dari manusia? Maka,
kembali saya berkata: Sudah sepatutnya
kita bersyukur kepada TUHAN. TUHAN Yesus baik;
Dia telah mengadakan penebusan dan pendamaian dosa di atas kayu salib 2000 (dua ribu) tahun yang lalu. Jangan lupa itu. Dia
ingat kita, Dia ingat siapa kita ini.Kalau
TUHAN ingat kita, kita juga harus ingat, kita harus
menyadari bahwa kita ini hanyalah debu tanah; yang bisa
mulia kalau ada salib-Nya. Kita tidak mulia karena ada uang,
jangan salah. Kita tidak mulia karena ada kedudukan tinggi, tidak, itu semua
akan berlalu. Kita mulia karena salib Kristus mempermuliakan kita, bukan
karena uang, bukan karena kedudukan tinggi. Memahami
pembukaan Firman membuat kita mengerti dan dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak baik? Jadi, jelas, TUHAN Hakim
yang adil. Selama ini terlalu banyak kita mengikuti ibadah-ibadah yang tidak
sesuai dengan ukuran Firman. Bukan maksud saya sesuai
dengan saya, bukan, tetapi sesuai firman. Tetapikita bersyukur,karena dorongan Roh Kudus sehingga kita mendapat pengertian Firman dari ayat
menjelaskan ayat. Kita
kembali membaca Kejadian 3. Kejadian
3:15 (3:15) Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan
engkau akan meremukkan tumitnya." Di
sini kita melihat: Permusuhan antara perempuan dengan ular itu sudah
berlangsung dari sejak di taman Eden sampai dengan sekarang, bahkan sebelum
langit bumi berlalu, sehingga dengan demikian tergenapilah perkataan TUHAN. Dalam Wahyu 12, perempuan itu
sudah diasingkan (diselamatkan) oleh sayap burung nasar yang
besar, tetapi naga tidak berhenti untuk mengejar;ia menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai. Perkataan
TUHAN tergenapi.Sampai nanti tapal
batas, permusuhan itu berlangsung. 1
Timotius 2:13-14 (2:13) Karena
Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. (2:14)
Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda
dan jatuh ke dalam dosa. Jadi, akibat kesalahan dari perempuan
yang pertama, permusuhan itu pun berlangsung selama
langit dan bumi masih ada. 1
Timotius 2:15 (2:15) Tetapi perempuan
akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan
kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan. Tetapi
perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak. Puji TUHAN … Memang, perseteruan
itu terjadi karena kebodohan Hawa (perempuan
pertama) sampai perempuan terakhir, itulah mempelai perempuan TUHAN. Tetapi,
TUHAN berkemurahan terjadi, sebab pada ayat 15, perempuan akan
diselamatkan karena melahirkan anak. Ingat itu para perempuan, tetapi secara rohani, kita
semua, gereja TUHAN adalah perempuan, yang akan diselamatkan
kalau melahirkan anak. Yang sudah melahirkan anak, berterima kasih kepada
TUHAN. Yang belum menikah, berdoalah, supaya kelak menikah dan melahirkan anak,
supaya selamat. Karena untuk melahirkan anak itu prosesnya
panjang dan lebar, yang terakhir nanti mengalami sakit
bersalin sebagai puncak penderitaan dari seorang perempuan
yang harus dialami, sampai betul-betul mengalami
kelahiran baru. Itulah puncaknya, seperti sakit bersalin. Jadi, banyak prosesnya. Maka, kalau perempuan itu
melahirkan anak, ia diselamatkan. Ibu-ibu yang sudah punya anak, puji TUHAN. Yang belum
punya anak juga, puji TUHAN. Tetapi
perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman
dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan. Mari kita melihat wujudnya
dalam Wahyu 12. Ayat ini sudah lama saya pergumulkan; apa artinya 1 Timotius 2:13-15ini,
TUHAN? Tetapi hari ini TUHAN berikan jawaban kepada kita. Mari
kita ikuti baik-baik, sebab gelar tinggi -- baik itu gelar
doktor, atau gelar apapun -- tidak dapat menyelamatkan manusia dari
kebinasaan, sebab langit bumi akan berlalu. Yang menyelamatkan atau tangga kita dari
bumi ke Sorga adalah salib TUHAN Yesus. Jadi, ikuti terus
pemberitaan firman; jangan bosan. Ketika kita memakai andorid berjam-jam, kita bisa
tahan. Tetapi kok ikut bersama dengan
TUHAN, duduk di kaki salib, kok tidak
bertahan? Bukankah kita ini curang sebetulnya -- kalau direnungkan --. Kita ini debu tanah tidak bisa bertahan bersama dengan
kemuliaan, bukankah aneh? Mulai dari pulpen jatuh, keluar masuk untuk ke kamar
mandi, bukankah itu aneh? Kalau saudara saya biarkan seperti itu dalam
mendengar firman, siapa yang salah? Tentu saya yang salah, karena saya tidak
menegur yang salah. Mengapa yang salah tidak ditegur? Karena melayani untuk
perut, sehingga tidak berani menegur yang salah. Ayo, sabar-sabar di kaki salib. Jangan untuk daging,
untuk yang najis kita bertahan, tetapi untuk TUHANkok
tidak bertahan? Dewasalah; ibadah harus dewasa. Perhatikan: Yang menimbulkan permusuhan dari sejak di
taman Eden sampai perempuan yang terakhir (mempelai perempuan) adalah perempuan
itu sendiri. Tetapi oleh karena kemurahan TUHAN, perempuan akan diselamatkan
kalau ia melahirkan anak. Lihat PEREMPUAN YANG MELAHIRKAN ANAK. Wahyu
12:4-5 (12:4) Dan
ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke
atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan
itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. (12:5)
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan
semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa
lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. … Ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang
akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu
dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Tetapi, lebih jauh kita harus mengerti; soal
melahirkan Anak laki-laki. Perempuan selamat
kalau ia melahirkan, betul. Tetapi lebih jauh adalah tentang yang rohani. Tetapi
bukti keselamatan itu di dalam hal melahirkan Anak
laki-laki harus ada; bukan semata-mata kalau seorang ibu sudah melahirkan anak
maka selamat, bukan seperti itu. Harus ada buktinya. Inilah
enaknya mengikut TUHAN; mendapat pengertian yang dalam. Kalau
pemberitaan Firman isinya hanya diberkati, lalu menganggapTUHAN Yesus baik … Berarti ia tidak mengerti apa-apa. Kalau berbicara
mujizat senang, tetapi tidak mendapat pengertian; umatku binasa karena tidak
memiliki pengertian, gereja TUHAN menjadi liar karena tidak mempunyai wahyu. Walaupun ada di dalam rumah TUHAN, tetapi
liar, karena tidak mempunyai pengertian, tidak punya wahyu. Tetapi kita
memiliki wahyu;
namun bukan untuk disombongkan. Lihat, apa buktinya ia diselamatkan? Wahyu 12:5 (12:5) Maka ia
melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa
dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada
Allah dan ke takhta-Nya. Inilah tanda atau bukti bahwa perempuan yang
melahirkan Anak laki-laki itu selamat, yaitu dilihat dari aktivitas anak
laki-laki itu. Jadi, bukan dilihat dari “oh,
kalau sudah melahirkan, maka selamat”, bukan. Memang, perempuan akan
selamat kalau ia melahirkan, tetapi harus dilihat dari aktivitas anak yang
dilahirkan itu. Aktivitas
dari anak yang dilahirkan itu ada dua: 1.Anak laki-laki yang akan
menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. 2.Tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa
lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Mari
kita melihat pengertian dari kedua aktivitas anak laki-laki itu, YANG PERTAMA: Anak
laki-laki itu menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Mari
kita melihat GADA BESI. Wahyu
2:25-27 (2:25) Tetapi
apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang. (2:26) Dan
barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya
akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; (2:27) dan ia akan memerintah
mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar
tukang periuk -- sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku -- Tetapi
apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang. Ini adalah pesan Yohanes kepada jemaat di
Pergamus. Dan
barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya
akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa, sebagaimana Anak laki-laki yang dilahirkan itu akan menggembalakan
bangsa-bangsa dengan gada besi. Jadi, Anak laki-laki ini akan menggembalakan
semua bangsa dengan tongkat besi, lalu semua
bangsa harus diremukkan dengan tongkat besi. Setiap kehidupan harus mau
diremukkan oleh sengsara salib. Itulah aktivitas dari Anak
laki-laki yang dilahirkan itu. Bukankah
TUHAN berhak membentuk kehidupan yang diciptakan? TUHAN berhak menentukan mau
menjadi seperti apa kita. Kehidupan kita ini seperti tanah liat di tangan
pejunan; seperti seorang tukang tembikar berhak membuat apa saja dari tanah
liat. Oleh sebab itu, kehidupan
kita terlebih dahulu dihancurkan oleh gada besi, tongkat besi. Sengsara salib
harus membuat kita remuk hancur, tanda mau dibentuk. Inilah yang saya syukuri kepada TUHAN; dahulu saya
tidak mengerti apa sih artinya TUHAN
“perempuan selamat kalau melahirkan anak”, tetapi malam ini TUHAN sudah
memberikan pengertian kepada kita. Oleh sebab itu, bersyukurlah, sebab TUHAN Yesus baik. Mazmur
2:8-9 (2:8) Mintalah
kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu,
dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. (2:9) Engkau akan meremukkan mereka
dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." Kita
harus mau diubahkan.Keubahan itu
prosesnya harus diremukkan terlebih dahulu oleh tongkat
besi, baru dengan mudah kita dibentuk
oleh TUHAN seturut dan segambar dengan TUHAN, sama mulia dengan TUHAN. Inilah
aktivitas Anak laki-laki yang pertama secara singkat, tidak perlu saya tambahkan panjang dan lebar. Aktivitas
berikutnya... Wahyu
12:5 (12:5) Maka ia
melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan
gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan
ke takhta-Nya. Tiba-tiba
Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Kalau kita mau coba-coba mengartikan apa
yang tertulis di sini, pikiran kita menjadi ngawur. Sebab itu, banyak
juga, baik hamba TUHAN, diaken, penilik, pelayan TUHAN, mau coba-coba
mengartikan Alkitab dengan pengertiannya. Tetapi di bawah kaki salib adalah
tempat untuk memohon kemurahan TUHAN; ini bukan ngada-ngada, tetapi berjam-jam
memohon kepada TUHAN: TUHAN, berikan pengertian. TUHAN, berikan hikmat-Mu.
Jangan sampai hamba Tuhan memanipulasi sidang jemaat, karena mereka datang
dengan tulus hati untuk mendapatkan Kerajaan Sorga. Dahulu saya membaca
tentang: “Tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada
Allah dan ke takhta-Nya”,
saya bingung siapa yang merampas? Lalu, siapa Anak laki-laki ini? Masakan TUHAN
lahir lagi dua kali? Masakan Maria dan Yusuf hidup lagi, lalu pergi lagi ke
Mesir naik pesawat Lion Air, bukankah itu tidak mungkin? Itu adalah sesuatu
yang tidak mungkin. Itu sebabnya, saya
bergumul: apa ini, TUHAN? Mohon kemurahan-Mu, TUHAN, supaya semua sidang
jemaatmu yang hadir dapat menikmati. Tetapi puji TUHAN, malam hari ini
TUHAN jawab juga. Aktivitas
anak laki-laki itu, YANG KEDUA: tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa
lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Kira-kira, menurut saudara, apa yang merampas
saudara dari bumi ke Sorga?Kalau ingat
peperangan pada zaman Taurat, zaman nabi-nabi, zaman kerajaan, setiap kali
mereka berperang; peperangan itu akan dikerjakan sampai tuntas, artinya: setiap
pasukan yang ikut berperang, mereka harus berjuang
sampai mengalahkan musuh, sampai tetes darah yang terakhir. Dan Yesus sudah
melakukan itu di atas kayu salib, bukan? Yesus
sudah lakukan itu di atas kayu salib untuk merampas kehidupan kita dari bumi
ini. Maka kalau bangsa Israel menghadapi Filistin, dalam kemenangan, dalam
peperangan itu, seperti Daud selama hidupnya, dia berulang-ulang
kali berhadapan dengan Filistin -- dan itu dituliskan dalam
Mazmur --; setiap kali dia berkemenangan, dia
akan merampas semua harta bendanya, dia akan merampas milik
kepunyaan musuh, apa saja yang dimiliki oleh musuh, termasuk
pedang Goliat sudah diambil
(dirampas) oleh Daud. Biarlah
pedang Roh itu kita miliki bersama-sama. Firman Allah melukai hati kita karena
koreksi, tetapi Firman itu yang menyembuhkan hidup rohani kita; tidak ada lagi
luka-luka batin, tidak ada lagi istilah sakit hati
dan benci. Itulah
salah satu harta yang dirampas,
termasuk pakaian; itulah tabiat, perbuatan, sikap
sehari-hari; semua dirampas termasuk pakaian; dan Simson sudah
memberikannya, karena orang itu tahu teka-tekinya. Kalau TUHAN
bukakan firman-Nya, kita akan menikmati pakaian kekudusan, tabiat Ilahi.Masih
banyak yang dirampas, termasuk sampai kepada makanan, semua dirampas, tidak ada yang tersisa. Itu semua
hanyalah sebagian contoh. Tetapi intinya adalah ada satu harta
yang paling mulia yang merampas kita dari bumi; hanya satu perkara yang merampas kita dari bumi. Wahyu
8:3 (8:3) Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah
dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu. Malaikat
lain, tidak lain tidak bukan, itu adalah pribadi Yesus Kristus. Mengapa saya katakan itu “TUHAN Yesus Kristus”?Karena
Dia adalah Imam Besar Agung, Dialah yang memimpin
(menuntun)
ibadah ini sampai kepada puncaknya, itulah doa
penyembahan. Oleh sebab itu, biarlah kita
selalu berdoa; dalam setiap pertemuan ibadah,
kiranya TUHAN hadir di tengan ibadah itu sebagai Imam Besar untuk
melayani, berdoa, memperdamaikan dosa kita, sehingga ibadah yang kita kerjakan
ini tidak menjadi percuma. Kalau ibadah tetapi dosa tidak diperdamaikan, ibadah
tetapi korban menjadi sia-sia, tidak ada artinya. Dengar
firman lalu kita cepat-cepat gembira, tetapi jika firman
itu tidak mendarah daging, maka air mata yang mengalir itu hanya sebatas air mata keharuan.
Tetapi kalau firman yang dibukakan kita dengar, dan memang karena
kuasa firman yang begitu dahsyat mengoreksi dosa, bukan karena bicara berkat,lalu tanpa sadar air
mata mengalir membanjiri pipi ini. Firman TUHAN di follow up, firman TUHAN ditindaklanjuti,
Firman TUHAN mendarah daging, menjadi praktek dalam sehari-hari; air mata
membanjiri pipi, itulah yang benar. Yang pasti, ibadah ini adalah ibadah yang dipimpin
oleh TUHAN sampai pada puncaknya, itulah doa penyembahan. Itu sebabnya, selanjutnya di sini dikatakan: Dan
kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan
doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Berarti,
Imam Besar Agung memimpin sidang jemaat dalam ibadah. Lalu, ayat 4 … Wahyu 8:4 (8:4) Maka naiklah
asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan
malaikat itu ke hadapan Allah. Asap
dupa kemenyan yang naik di hadirat TUHAN, itulah doa
penyembahan, yang naik di hadirat
TUHAN berbau harummenembusi takhta
Allah, bagaikan kehidupan kita dirampas dari muka bumi ini. Hanya
satu cara untuk merampas kita dari
bumi
ini, yaitu asap dupa kemenyan; doa penyembahan.Jadi,
ibadah ini memang harus dipimpin oleh Imam Besar sampai kepada doa penyembahan, tidak boleh tidak, tidak boleh keras hati, kalau
mau selamat. Itulah yang saya maksud tadi; kalau hanya sebatas
keharuan, tidak ada artinya, itu namanya ibadah tubuh, pelayanan tubuh. Yang TUHAN mau
adalah pelayanan Roh; firman dimeteraikan dalam
loh-loh daging, ditukik di hati. Kalau
hanya huruf-huruf tertulis pada loh-loh batu itu pelayanan tubuh,
ibadah lahiriah, ibadah rutinitas, ibadah Taurat, misalnya;
mulut memuliakan TUHAN tetapi hatinya jauh dari firman yang dia dengar. Yang
TUHAN mau adalah supaya firman itu mendarah daging, sampai
kepada puncaknya; doa penyembahan, kehidupan kita dirampas dari bumi ini dibawa
ke takhta Allah. Itulah
aktivitas yang kedua dari Anak laki-laki.
Maka jelaslah; mempelai perempuan diselamatkan. Ayo
ikuti pola Tabernakel, miniatur Sorga; Yesus
adalah Tabernakel sejati. Jangan lupa itu.Mau sehebat apa ibadah di luaran sana
kalau tidak berpola = ibadah yang tidak berbentuk. Hindari yang tidak berpola; harus ada ukuran-ukuran sorga di tengah
ibadah ini, patok-patoknya
tidak boleh digeser, ukurannya juga tidak boleh meleset, harus pas. Oleh sebab itu, jangan tersinggung saat kita mengalami
penyucian, supaya kita sama mulia dengan Dia; tidak ada cara lain. Jangan mau
ditipu-tipu dengan pelayanan seorang hamba TUHAN yang hidup sebagai seteru salib; bicaranya manis,
muluk-muluk, tidak berani menegor sidang jemaat yang salah, itu adalah sistem
pelayanan yang tidak benar. Kalau saya menegor, itu karena
saya mengasihi saudara; memangnya gampang menegor orang yang salah? Resikonya
tinggi; lah kalauditinggalkan jemaat, bagaimana? Tetapi
saya berdoa kepada TUHAN; ini ketulusan
saya, sampai benar-benar dua aktivitas dari Anak
laki-laki itu nyata dalam penggembalaan ini. “Perempuan
akan diselamatkan jika melahirkan anak?” Saya bahagia kalau saudara memahaminya,
tetapi kiranya tidak sekedar memahami, melainkan kiranya firman yang
sudah kita dengar ini mendarah daging, tidak
sebatas kaharuan. Walaupun
kita tidak mempunyai pendidikan yang tinggi sampai sarjana, atau kita hanya
lulusan SLTA, bahkan hanya lulusan SD atau SMP, tetapi kalau kita
ikuti pemberitaan firman ini, kita akan
diberkati. Kita
kembali membaca Wahyu 12. Wahyu
12:15 (12:15) Lalu ular
itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah
perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. Ayat
ini menunjukkan kepada kita bahwa Setan
selalu membuat tandingan, sebab di ayat 15: ular itu menyemburkan dari
mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, tujuannya; supaya ia
dihanyutkan sungai itu. Intinya: Setan selalu membuat tandingan-tandingan
dengan TUHAN; tandingan ibadah, tandingan pelayanan, tandingan sorga. Setan selalu berusaha membuat tandingan. TANDINGAN YANG PERTAMA. Wahyu
22:1 (22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal,
dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Sungai
air kehidupan, yang mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba
itu.Inilah tandingan air sebesar sungai yang
keluar dari mulut ular itu. Tetapi tujuan dari pada ular
itu menyemburkan air sebesar sungai adalah untuk menghanyutkan
gereja TUHAN. Kita
ingat: Sungai Yordan mengitari wilayah Mesir.
Sementara Mesir itu adalah gambaran dari dunia ini. Dunia ini juga
mempunyai arus yang begitu kuat dan deras untuk menghanyutkan kehidupan
anak-anak TUHAN (ditenggelamkan) supaya mengalami kematian rohani.
Inilah tandingan-tandingan yang dibuat oleh Setan; saudara
harus mengerti hal ini. Dan itu sudah kita lihat sendiri dan dihadapi oleh
Yesus sendiri, di mana sesudah Ia dibaptis,penuhlah
Dia dengan Roh Kudus dan Roh yang sama memimpin Dia ke padang gurun
-- gambaran dari dunia ini --, di mana arusnya ada 3 (tiga),
yaitu; 1.Soal makan dan minum. 2.Soal kedudukan tempat yang tinggi. 3.Keindahan dunia.
Tetapi
Yesus penuh dengan firman Allah, sebab Dia adalah sungai air kehidupan:
-Yang Pertama: Mengalir
ke luar dari takhta Allah, itu berbicara
tentang: Injil Kerajaan atau Injil Keselamatan untuk menyelamatkan
kehidupan anak-anak TUHAN. Kehidupan yang diselamatkan dimeteraikan menjadi
milik kepunyaan Allah.
-Yang Kedua: Mengalir
ke luar dari takhta Anak DombaàCahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus,
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Kalau rahasia Firman tersingkap
maka segala dosa yang terselubung akan tersingkap, dosa dibongkar dengan
tuntas.
Kemudian, kalau terjadi pembukan rahasia firman;
segala yang tertutup akan terbuka, tidak ada yang mustahil sampai pintu sorga
terbuka bagi kita, kalau terjadi pembukaan rahasia firman. Jangan
sibuk dengan mujizat jasmani, jangan sibuk soal
berkat-berkat, sibuklah dengan pembukaan firman.
Itulah tandingan dari sungai
air kehidupan dengan air sebesar sungai yang disemburkan
dari mulut naga. Biarlah kita memperhatikan firman malam ini supaya
kita jangan tertipu. TUHAN Yesus baik sekali kepada kita, TUHAN memberikan
suatu pengertian, dan oleh pengertian itu kita mengerti
Sorga. Tidak cukup bicara soal “berkat”, hentikan ibadah semacam itu,
sebab itu hanya dikerjakan oleh hamba TUHAN yang hidup sebagai seteru Allah (seteru
salib). TANDINGAN YANG KEDUA. Yesaya
14:13-14 (14:13) Engkau
yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku
hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku
hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14:14)Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang
Mahatinggi! Inilah
tandingan yang kedua, di mana Setan juga mau membuat “sorganya” sendiri. 1.Aku hendak naik ke langit, 2.Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi
bintang-bintang Allah, dan 3.Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh
di sebelah utara. 4.Aku hendak naik mengatasi ketinggian
awan-awan, 5.Hendak menyamai Yang Mahatinggi! Beberapa
waktu lalu dengan gencar sekali saya sampaikan itu,
bukan suatu kebetulan; baik dalam Ibadah Raya Minggu, baik dalam Ibadah Doa
Penyembahan, baik dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, saya sudah sampaikan;
Seringkali hamba TUHAN merangkai kerajaan Sorga dengan kata yang manis-manis,
merangkai kerajaan Sorga dengan kata yang muluk-muluk, supaya seolah-olah
Kerajaan Sorga itu ada di hadapan sidang jemaat
atau sidang jemaat sudah melihat Kerajaan Sorga, padahal sebetulnya sidang
jemaat tidak melihat kerajaan Sorga. Itulah
pelayanan dari pada Setan, di mana ia selalu membuat tandingan, dan yang
kedua adalah tandingan sorga, ia mendirikan takhta jauh di sebelah utara. TANDINGAN YANG KETIGA: MUJIZAT. Wahyu
13:1 (13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat. Singkatnya:
Binatang yang keluar dari dalam lautà antikris. Kemudian,
binatang itu: -bertanduk 10 (sepuluh); -berkepala 7 (tujuh); -di atas tanduk-tanduknya terdapat 10
mahkota. Kesimpulannya;
10 + 7 + 10 = 27 (dua puluh tujuh). Berarti, antikris
ini seolah-olah dia mempunyai kita sendiri itulah Injil (27 kitab Suci
perjanjian baru), seolah-olah dia menceritakan pribadi Yesus seutuhnya (Injil
Sepenuh); dari Sorga turun ke bumi, mati di atas kayu salib, bangkit pada hari
ketiga lalu naik kembali ke Sorga. Seolah-olah seperti itu; itulah hebatnya
Setan. Tetapi,
jangan lupa, pada kalimat terakhir:pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat. Jangan
padamkan Roh. Kalau manusia menghujat “Anak”, ia masih mendapat pengampunan;
kalau menghujat “Bapa” juga masih diampuni; tetapi kalau menghujat “Roh”, tidak
ada lagi pengampunan. Inilah zaman yang ketiga dari Allah Roh Kudus. -2000 (dua ribu) tahun yang pertama; zaman
Allah Bapa. -2000 (dua ribu) tahun yang kedua; zaman
Allah Anak. -2000 (dua ribu) tahun yang ketiga; zaman
Allah Roh Kudus. Jangan
menghujat Roh Kudus. Karena tidak ada lagi pengampunan. Tetapi
di sini kita melihat; antikris ini menghujat Roh Kudus, buktinya; mereka nanti
akan berkuasa selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi, menjadi
Pembinasa keji dan menghapuskan korban sehari-hari. Yakni; Korban Sembelihan
dan Korban Santapan. Wahyu
13:3 (13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Satu
dari tujuh kepala mengalami luka, kemudian luka itu parah karena membahayakan
hidupnya, tapi anehnya; luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Apa
artinya? Artinya; antikris mengadakan mujizat, tetapi mujizat kesembuhan ini
adalah mujizat palsu. Mengadakan
kesembuhan; yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang
tuli mendengar, tetapi sekalipun terjadi kesembuhan, tetap TUHAN katakan: “mujizat
palsu.” Mengapa? Karena satu dari kepalanya mengalami luka parah yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh,
artinya; mereka hanya mengadakan mujizat semata. Kalau
kita bandingkan dengan lima luka utama Yesus -- dua di tangan, dua di kaki,
satu tusukan di lambung --, selanjutnya membawa Yesus mati di kayu salib. Jadi,
kalau di tengah ibadah hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan apa saja,
hanya mujizat-mujizat saja, tetapi sengsara salib atau pengalaman kematian
diabaikan di tengah ibadah dan pelayanan, itu adalah mujizat palsu. Malam
ini, kita semakin diberi pengertian yang terang oleh TUHAN. Sebenarnya saya
tidak anti mujizat, pasti terjadi mujizat kalau kita mencari Kerajaan Sorga;
yang sakit sembuh, dan itu sudah terjadi. Dan saya tidak anti berkat, karena
saya pun senang diberkati, tetapi kalau itu jalannya dari TUHAN. Tetapi
kalau hari-hari di tengah-tengah ibadah dan pelayanan bicara mujizat, hari-hari
di tengah ibadah dan pelayanan bicara berkat, tetapi mengabaikan salib Kristus
yang menegakkan kehidupan kita, yang mengubahkan kehidupan kita, yang
selanjutnya membawa kita sampai kepada kesempurnaan; itu salah, itu yang
disebut mujizat palsu. Jadi,
Setan selalu membuat tandingan-tandingan; membuat Kitab Sucinya sendiri,
membuat mujizat dengan lukanya sendiri tetapi palsu. Hati-hati; Setan selalu
membuat tandingan-tandingan. Saya
sengaja membawa ke sini karena berbicara soal “tandingan”. Naga itu
menyemburkan air dari mulut sebesar sungai, itu adalah tandingan sungai air
kehidupan, lalu saya tambahkan dua tandingan lain; 1.Takhta Allah disamakan juga. 2.Mujizat disamakan juga. 3.Ibadah juga disamakan. 4.Termasuk 27 (dua puluh tujuh) kitab
disamakan juga. Kalau
tidak hati-hati di hari-hari terakhir ini, kita akan disesatkan. Hanya
Pengajaran Tabernakel yang membuat kita terang. Jangan ibadah dengan terbawa
perasaan lagi. Wahyu
12:16 (12:16) Tetapi
bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai
yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Intinya:
Pertolongan TUHAN datang. Tetapi
saya tidak mau menceritakan pertolongan ini sangat detil, karena di minggu yang
akan datang, kita akan melihat pertolongan apa dan seperti apa pertolongan yang
dialami oleh perempuan itu. Tetapi
yang pasti, hari ini kita sudah mendapat kemurahan dari TUHAN, bahwa; kita
sudah mengerti sekarang: Permusuhan yang terjadi dari perempuan yang pertama
sampai perempuan yang terakhir (mempelai perempuan), itu berlangsung sebelum
langit dan bumi berlalu. Tetapi sekalipun demikian, karena perempuan itu sudah
terlanjur berbuat kesalahan, diperdaya oleh Setan dan upah dosa adalah maut,
tetapi TUHAN berkemurahan; perempuan akan diselamatkan kalau ia melahirkan Anak
laki-laki. Kita bersyukur kepada TUHAN; oleh pengertian ini, kiranya pengertian
ini mendarah daging. Kalau pengertian ini tidak mendarah daging, sia-sialah
pengertian yang kita terima dari TUHAN, apalagi kalau bicara soal berkat
semata, semua sia-sia. Perhatikanlah sungguh-sungguh. Oleh
sebab itu, datang beribadah dengan tulus sebagaimana dinyatakan oleh Rasul
Paulus; tulislah dengan tulus, dan berkata: bagaikan aku menulis di
catatan ini, demikianlah firman itu dimeteraikan Roh Kudus di dalam loh-loh
dagingku. Tetapi
puji TUHAN, bumi datang menolong perempuan itu. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment