Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang layak untuk ditinggikan dan diagungkan,
yang sudah mengasihi kita terlebih dahulu, kecintaan-Nya yang luar biasa kepada
rumah TUHAN.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN, teramat lebih
pemuda remaja, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya TUHAN
membukakan firman-Nya bagi kita di malam ini lewat pertemuan Ibadah Pemuda
Remaja, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma karena mengandung janji dan
kuasa, baik untuk masa sekarang, maupun untuk masa yang akan datang.
Selanjutnya,
mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum
Muda Remaja, dari Kejadian 41.
Kejadian
41:34
(41:34) Baiklah
juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik
atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima
dari hasil tanah Mesir.
Yusuf
mengangkat sekaligus menempatkan penilik-penilik atas seluruh negeri Mesir.
Adapun
tugas penilik-penilik tersebut ialah dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu,
mereka harus memungut 1/5 (seperlima) dari hasil tanah di seluruh wilayah
Mesir.
Penilik-penilik
à Gembala Sidang
atau pemimpin sidang jemaat.
Singkatnya:
Setiap pemimpin sidang jemaat atau gembala sidang sudah seharusnya bertanggung
jawab di dalam hal memungut atau mengumpulkan kelimpahan Firman Allah,
mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan TUHAN
sudah tidak lama lagi.
Demikian
halnya, kita harus memungut 1/5 (seperlima) dari kelimpahan pembukaan Firman
TUHAN. Oleh sebab itu, pemuda remaja tidak boleh berhenti untuk berdoa, supaya
TUHAN senantiasa membukakan firman-Nya dengan limpah sampai kita
betul-betlmenggenapi firman ini, yakni
memungut 1/5 (seperlima) dari kelimpahan pembukaan Firman TUHAN.
Maka,
ibadah ini tidak boleh kita jalankan secara Taurat, ibadah ini tidak boleh kita
jalankan secara lahiriah atau secara rutinitas, tetapi betul-betul kita harus
menggenapi Firman TUHAN, dengan lain kata; firman yang kita terima harus
tergenapi dalam setiap kehidupan kita mengingat hari kedatangan TUHAN sudah
tidak lama lagi.
Sejenak
kita membaca Kisah Para Rasul 20.
Kisah
Para Rasul 20:28
(20:28) Karena
itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan
Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang
diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Seorang
penilik atau pemimpin sidang jemaat telah ditetapkan oleh Roh Kudus untuk
menggembalakan sidang jemaat Allah atau memeliharakan hidup rohani dari pada
gereja TUHAN di hari-hari ini. Sementara hari-hari ini -- telah saya sampaikan
di atas tadi -- adalah hari-hari yang terakhir, di mana kedatangan-Nya kembali
untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga tidak lama lagi;
maka, sudah seharusnya di hari-hari terakhir ini kita mengumpulkan gandum
sebanyak 1/5 (seperlima) hasil tanah tersebut.
Kisah
Para Rasul 20:18-19
(20:18)Sesudah
mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku
hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: (20:19)
dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak
mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang
Yahudi yang mau membunuh aku.
Sesudah
mereka -- penatua-penatua dari Efesus datang ke Miletus -- datang untuk
berjumpa dengan Rasul Paulus, berkatalah Rasul Paulus kepada penatua-penatua
dari Efesus: “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari
pertama aku tiba di Asia ini: dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan.
Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami
pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.”
Rasul
Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab, sekaligus seorang
hamba TUHAN yang rendah hati.
Melayani
TUHAN harus dengan penuh tanggung jawab dan disertai dengan segala kerendahan
hati. Jadi, melayani itu tidak hanya sebatas pengetahuan, serta tidak sebatas
seperti entertainment atau pamer-pamer, tidak seperti itu; seorang hamba TUHAN
(pelayan TUHAN) harus melayani dengan penuh tanggung jawab, disertai dengan
segala kerendahan hati, seperti contoh teladan dari Yesus Kristus.
Sekali
lagi saya sampaikan: Rasul Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang bertanggung
jawab, sekaligus seorang hamba TUHAN yang rendah hati.
Bukti
tanggung jawab Rasul Paulus dan kerendahan hati Rasul Paulus di tengah-tengah
ibadah pelayanannya di hadapan TUHAN:
YANG
PERTAMA: Banyak mencucurkan air mata.
Getah
mur itu dihasilkan dari pohon mur yang dilukai. Berarti, Rasul Paulus ini
hatinya banyak terlukai; itulah hamba yang rendah hati, banyak mencucurkan air
mata. Jelas, tidak bisa dipungkiri; hatinya betul-betul terlukai di dalam
pelayanan, Rasul Paulus banyak mengalami luka di dalam hati, banyak yang
melukai hatinya, banyak yang menyakiti hatinya, banyak tersakiti, maka di
situlah air mata itu tercurah.
YANG
KEDUA: Banyak kali menghadapi ancaman pembunuhan (maut) dari pihak orang
Yahudi.
Jadi,
kalau di tengah ibadah pelayanan banyak ancaman-ancaman, tidak usah takut;
terancam tidak makan tidak usah takut, terancam tidak punya uang tidak usah
takut, terancam tidak punya ini itu tidak usah takut, terancam tidak punya
pekerjaan tidak usah takut. Kalau hanya tubuh ini yang mati, tidak usah takut,
asal berpegang teguh kepada kebenaran yang sejati, itulah sengsara salib,
aniaya karena firman.
Kisah
Para Rasul 20:20-21
(20:20)
Sungguhpun
demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan
dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam
perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21)aku senantiasa bersaksi
kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada
Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Sekalipun
banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami ancaman maut --, Rasul Paulus
tidak melalaikan perkara-perkara yang penting, tidak melalaikan perkara-perkara
yang sangat berguna dan yang sangat dibutuhkan oleh sidang jemaat Allah, antara
lain;
-Tidak lalai di dalam hal memberitakan
Firman Allah.
-Tidak lalai di dalam hal mengajarkan
Firman Allah.
-Tidak lalai bersaksi dari hal Firman
Allah.
Tujuan
memberitakan dan mengajarkan Firman Allah, serta bersaksi dari hal Firman Allah
ialah, YANG PERTAMA: Supaya sidang jemaat Allah bertobat kepada Allah.
Bertobat
= berhenti berbuat dosa atau meninggalkan hidup yang lama, selanjutnya
menyerahkan segenap hidupnya dan jiwanya kepada Allah, Sang Pencipta. Bertobat
tidak boleh setengah-setengah. Bertobat setengah itu artinya; memang berhenti
berbuat dosa, tetapi tidak menyerahkan dirinya, tidak menyerahkan segenap
(sepenuh) hidupnya, jiwanya kepada Sang Pencipta.
Tetapi
yang TUHAN mau adalah supaya kita bertobat; berhenti berbuat dosa, tinggalkan
hidup lama, selanjutnya menyerahkan jiwa sepenuhnya kepada TUHAN, soal apa pun
serahkan saja kepada TUHAN.
Tujuan
memberitakan dan mengajarkan Firman Allah, serta bersaksi dari hal Firman Allah
ialah, YANG KEDUA: Supaya sidang jemaat Allah percaya kepada TUHAN kita,
Yesus Kristus.
Berarti,
tidak percaya kepada perkara-perkara yang dijadikan oleh dunia sebagai tuhan-tuhan
kecil di atas muka bumi ini, sama saja dengan; lepas dari penyembahan berhala.
Perlu
untuk diketahui: Percaya dan yakin kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, itu
merupakan pintu gerbang sorga. Jadi, jangan cari cara lain untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, tetapi carilah pintu gerbang sorga, yaitu percaya dan yakin
kepada TUHAN kita, Yesus Kristus.
Percaya
dan yakin kepada TUHAN Yesus Kristus, kalau dikaitkan dengan Pengajaran
Tabernakel, terkena pada pintu gerbang. Kalau kita sudah melewati pintu gerbang
itu, tentu saja yang ditemukan adalah alat yang pertama, itulah Mezbah
Korban Bakaran.
Mezbah
Korban Bakaran itu berbicara soal salib. Dan binatang yang dipersembahkan di
atas Mezbah Korban Bakaran, itulah pribadi Yesus yang mati dikorbankan di atas
kayu salib.
Jadi,
jelas, percaya dan yakin kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, itu merupakan pintu
gerbang sorga. Tetapi kalau percaya kepada berhala-berhala, tuhan-tuhan kecil
di bumi, itulah harta, kekayaan, uang, gelar, kedudukan yang tinggi, itu adalah
pintu gerbang menuju maut.
Kisah
Para Rasul 20:23-24
(20:23)selain
dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara
dan sengsaramenunggu aku.(20:24) Tetapi aku tidak
menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir
dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk
memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Kemudian,
seorang tawanan Roh atau seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab, ia tidak
takut dan tidak mempedulikan dirinya sekalipun banyak tantangan dan rintangan
yang menghadang di depan, termasuk penjara dan sengsara. Jadilah tawanan Roh
supaya menjadi hamba-hamba TUHAN atau pelayan TUHAN atau anak-anak TUHAN yang
bertanggung jawab.
Sudah
seharusnya, mulai dari hamba TUHAN, pelayan TUHAN sampai kepada sidang jemaat,
termasuk pemuda remaja, sudah seharusnya menjadi suatu kehidupan yang
bertanggung jawab, berarti; menjadi tawanan Roh. Kalau hamba TUHAN adalah
tawanan Roh, bertanggung jawab, dia tidak takut, dia tidak peduli sekalipun
banyak tanntangan dan rintangan yang menghadang di depan, termasuk penjara dan
sengsara sudah menunggu Rasul Paulus di Yerusalem, supaya kita mengerti arti
dari dari seorang hamba TUHAN, arti dari seorang sidang jemaat (pemuda remaja)
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Kisah
Para Rasul 20:27
(20:27) Sebab aku
tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
Singkatnya:
Seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab tidak lalai memberitakan seluruh
maksud Allah atau seluruh rencana-rencana Allah terhadap sidang jemaat Allah.
Kalau
kita perhatikan peristiwa yang ada di Mesir: Sebagai penguasa yang kedua, Yusuf
harus mengangkat penilik-penilik dan menempatkan penilik-penilik itu di
tiap-tiap posnya, di mana tugasnya adalah untuk mengumpulkan 1/5 (seperlima)
gandum yang dihasilkan oleh seluruh tanah di Mesir selama 7 (tujuh) tahun
kelimpahan itu.
Jadi,
seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab tidak lalai memberitakan seluruh
maksud Allah, seluruh rencana Allah terhadap sidang jemaat Allah, supaya sidang
jemaat Allah memperoleh keselamatan.
Kita
kembali membaca Kejadian 41.
Kejadian
41:34
(41:34) Baiklah
juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik
atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima
dari hasil tanah Mesir.
Kembali
kita perhatikan ayat ini: Dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, penilik-penilik
-- atau pemimpin sidang jemaat, atau gembala sidang -- harus memungut 1/5
(seperlima) gandum dari hasil tanah di Mesir.
-1/5 (seperlima) = 0.2 (nol koma dua) dalam
bentuk desimal, atau dalam bentuk persepuluhannya.
-Juga 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua
persepuluh) dalam bentuk pecahan.
Kemudian,
berbicara tentang 2/10 (dua persepuluh), tentu saja mengingatkan kita dengan
MEJA ROTI SAJIAN.
Terkait
dengan Meja Roti Sajian, kita terlebih dahulu kita memperhatikan Imamat 24.
Imamat
24:5-6
(24:5)"Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti
bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh
efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam
buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
12
(dua belas) ketul roti bundar diatur menjadi dua tumpuk, masing-masing terdiri
dari 6 (enam) ketul roti, di atas meja dari emas di hadapan TUHAN.
Biarlah
kiranya kita semua menjadi roti sajian di hadapan TUHAN. Hati kita menjadi
tempatnya Firman TUHAN, seperti dua tumpuk, masing-masing terdiri dari 6 (enam)
ketul roti. Biarlah hati kita menjadi Meja Roti Sajian.
Kemudian,
adapun 12 (dua belas) ketul roti bundar tersebut dibuat dari 2/10 (dua
persepuluh) efa. Tetapi, untuk menjadi 12 (dua belas) ketul roti bundar,
terlebih dahulu diolah dari tepung yang terbaik.
Sejenak
TUHAN ingatkan kita kembali tentang TEPUNG YANG TERBAIK.
Tepung
yang terbaik Itu berbicara tentang dua hal, YANG PERTAMA: Gandum yang digiling
sampai halus = Tidak berbentuk atau hancur.
Hal
ini menggambarkan pribadi Yesus sebagai Anak Domba Allah, dalam sengsara-Nya,
Ia tidak berbentuk = hancur. Itu dilukiskan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya
53:2-4.
Berarti,
nabi Yesaya ini betul-betul satu dari 5 (lima) nabi besar, karena ia
betul-betul dihisap oleh sengsara Yesus sampai tidak berbentuk = hancur. Kuasa
dari Allah menghisap pribadi Yesaya sehingga dia betul-betul bisa menceritakan
apa yang akan dialami oleh Yesus Kristus. Tidak mungkin seorang hamba TUHAN
dapat menceritakan (menyampaikan) firman dengan baik, kalau dia tidak terlebih
dahulu dihisap oleh kuasa dari pengaruh yang besar dari Allah.
Oleh
sebab itu, kehidupan muda remaja, sekalipun manusia lahiriah kita semakin hari
semakin merosot, bahkan tidak berbentuk atau hancur, tidak perlu tawar hati.
Untuk kita bisa dipakai di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN dalam setiap
kegiatan Roh, sudah terlebih dahulu kita hancur tidak berbentuk supaya bisa
menjadi roti sajian (roti yang tersaji) di mana pun kita berada.
Tepung
yang terbaik Itu berbicara tentang dua hal, YANGKEDUA: Gandum yang digiling sampai halus = Lembut.
Hal
ini menggambarkan pribadi Yesus, Anak Allah, sebagai pribadi yang lemah lembut
dan rendah hati. Dan itu dituliskan dalam Injil Matius 11:29.
Lemah
lembut dan rendah hati adalah suatu sifat atau karakter yang suci dan sempurna.
Biarlah kiranya kita semakin hari semakin rendah hati, semakin hari semakin
lemah lembut; itu merupakan suatu sifat (karakter) yang suci dan sempurna dari
pribadi Yesus, Anak Allah.
Untuk
mendengarkan Firman TUHAN juga dibutuhkan karakter yang suci, lemah lembut dan
rendah hati. Tidak boleh kita datang di tengah ibadah dan pelayanan, dan
mendengarkan Firman TUHAN, namun disertai dengan kekerasan hati, disertai
dengan kesombongan, disertai dengan keangkuhan; itu tidak boleh. Oleh sebab
itu, miliki karakter suci dan sempurna, yaitu lemah lembut dan rendah hati.
Kita
melihat karakter pribadi Yesus, Anak Allah, di dalam Yesaya 11.
Yesaya
11:1
(11:1) Suatu tunas
akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari
pangkalnya akan berbuah.
Bagian
A: Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai. Hal ini berbicara tentang
kelemah-lembutan dan kerendahan hati Yesus, sebagai Anak Allah. Sekali lagi
saya sampaikan dengan tandas; tambah tahun biarlah kita bertambah rendah hati,
tambah tahun biarlah kehidupan muda remaja tambah lemah lembut di hadapan
TUHAN, karena itu merupakan modal dasar bagi kita di dalam hal melayani
pekerjaan TUHAN.
Bagian
B: Taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Hal ini terkait
dengan Roh Allah.
Pendeknya:
Kelemah-lembutan dan kerendahan hati Yesus, Anak Allah, terkait dengan Roh
TUHAN yang suci.
Ada
orang lemah lembut, pura-pura lemah lembut, pura-pura rendah hati, itu tidak
terkait dengan Roh TUHAN yang suci, melainkan terkait dengan daging manusia,
sebab mungkin ada kepentingannya, ada keinginannya yang tidak baik dan tidak
suci.
Kalau
lemah lembut dan rendah hati, maka terkait dengan Roh TUHAN yang suci, tetapi
kalau pura-pura lemah lembut, pura-pura rendah hati, itu terkait dengan daging,
dengan keinginannya yang jahat, yang tidak baik dan tidak suci.
Tambah
tahun harus tambah rendah hati, tambah tahun harus tambah lembah lembut. Jangan
sampai semakin dipercaya tetapi semakin merasa di atas angin. Ingat; kita
adalah hamba. Katakan: Aku adalah hamba TUHAN. Hamba TUHAN hanya
melakukan apa yang sepatutnya dilakukan oleh hamba TUHAN. Jangan pernah merasa
di atas angin sekalipun dipercaya; mulut tetap diam. Hamba TUHAN itu hanya bisa
bekerja saja dalam keadaan rendah hati.
Yesaya
11:2
(11:2)Roh
TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh
nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan
TUHAN;
Roh
TUHAN akan ada padanya ... Jadi, betul, bahwa kelemahlembutan
dan kerendahan hati Yesus, Anak Allah, terkait dengan Roh TUHAN yang suci,
sebab pada ayat 2 ini langsung berbicara tentang Roh TUHAN ada pada-Nya.
Sebagai
hamba TUHAN, Yesus penuh dengan ketujuh Roh Allah, yakni:
1.Penuh dengan Roh TUHAN.
2.Penuh dengan roh hikmat.
3.Penuh dengan roh pengertian.
4.Penuh dengan roh nasihat.
5.Penuh dengan roh keperkasaan.
6.Penuh dengan roh pengenalan
7.Penuh dengan roh takut akan TUHAN.
Biarlah
kiranya kita penuh dengan ketujuh Roh Allah tersebut.
Terkait
dengan ketujuh Roh Allah, hal itu tersambung langsung dengan Wahyu 5:6.
Wahyu
5:6
(5:6) Maka aku
melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk
tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus
ke seluruh bumi.
Yesus,
Anak Allah, juga disebut Anak Domba, mengapa? Karena telah disembelih.
Anak
Domba yang telah disembelih, selain bertanduk tujuh, juga bermata tujuh, itulah
ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Zakharia
3:9
(3:9) Sebab
sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua -- satu
permata yang bermata tujuh -- sesungguhnya Aku akan mengukirkan
ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan
menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
Satu
permata yang bermata tujuh, tidak lain tidak bukan, itulah pribadi
Yesus, Anak Allah, bermata tujuh.
Di
sini dikatakan: Sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada imam
besar Yosua; satu permata yang bermata tujuh, itulah pribadi Yesus, Anak
Allah, yang bermata tujuh.
Jadi,
jelas, imam besar Yosua dalam rangka pembangunan tubuh Kristus, ia penuh dengan
ketujuh Roh Allah, sebab satu permata itu menunjuk kepada pribadi Yesus,
Anak Allah, yang bermata tujuh.
Itulah
PENGLIHATAN YANG KEEMPAT, terkait dengan pelayanan imam besar Yosua, yang
bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah. Berarti, imam besar Yosua adalah hamba
TUHAN yang diutus oleh TUHAN, ialah biji mata TUHAN; itulah penglihatan
keempat.
Sekarang,
kita akan melihat PENGLIHATAN YANG KELIMA terkait dengan Zerubabel, itulah
pemerintahan atau kerajaan -- sebab Zerubabel adalah seorang bupati Yehuda --,
di dalam Zakharia 4, dengan perikop: Penglihatan Kelima: Kandil emas
yang berhiaskan dua pohon zaitun.
Zakharia
4:1
(4:1) Datanglah
kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah
aku seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
Dibangunkan
dari tidurnya
= Melayani dalam suasana kebangkitan.
Hamba
TUHAN, pelayan TUHAN, imam-imam harus melayani dalam suasana kebangkitan. Dalam
suasana kebangkitan, tidak boleh mati rohani; kerohanian tidak boleh tertidur.
Banyak
hamba TUHAN, banyak imam yang melayani tetapi kerohaniannya tertidur;
ditidurkan oleh keinginan daging, ditidurkan oleh perkara lahiriah, ditidurkan
oleh dunia dengan arusnya, ditidurkan oleh roh jahat dan roh najis. Tidak boleh
melayani seperti itu, tetapi hamba TUHAN harus melayani dalam suasana kebangkitan.
CONTOHNYA.
Zakharia
4:2-3
(4:2)Maka
berkatalah ia kepadaku: “Apa yang engkau lihat?” Jawabku: “Aku melihat: tampak
sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya;
kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita
yang ada di bagian atasnya itu. (4:3) Dan pohon zaitun ada terukir
padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya.”
Hamba-hamba
TUHAN yang diurapi atau hamba-hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus sama
seperti kaki dian, sama seperti kandil emas dengan 7 (tujuh) pelita yang
menyala di atasnya; menjadi terang yang besar, menjadi kesaksian yang besar di
mana pun ia diutus di seluruh bumi ini.
Di
tengah-tengah pengutusan seorang hamba TUHAN, harus menjadi kaki dian emas,
harus menjadi terang yang besar, harus menjadi kesaksian yang besar di mana pun
ia diutus.
Kita
ini diutus di bumi Provinsi Banten; biarlah kiranya kita menjadi terang yang
besar, biarlah kiranya kehidupan kita ini menjadi kesaksian yang besar di
tengah-tengah pengutusan, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus menjadi terang,
menjadi kesaksian, baik perkataan maupun perbuatan, solah tingkah gerak-gerik
sekecil apapun menjadi kesaksian yang besar di mana pun kita diutus, itulah
ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Bukan
suatu kebetulan kalau TUHAN mengutus kehidupan muda remaja, termasuk keluarga
Allah, keluarga besar GPT “BETANIA” diutus
di Provinsi Banten, supaya menjadi kesaksian yang besar di bumi Provinsi
Banten. Termasuk juga para pemirsa, anak-anak TUHAN, pemuda remaja yang sudah
mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming di mana pun anda
berada; biarlah menjadi suatu kehidupan yang diutus oleh TUHAN, menjadi biji
mata TUHAN, menjadi kesaksian yang besar, menjadi terang yang besar di mana pun
berada.
Itulah
pribadi imam besar Yosua dan Zerubabel di tengah-tengah pengutusan mereka.
Sekarang,
kita memperhatikan ayat 6.
Zakharia
4:6
(4:6) Maka
berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan
roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Seorang
hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN; bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatannya, melainkan melayani TUHAN dan
pekerjaan-Nya dengan Roh TUHAN yang berkuasa. Itulah bunyi firman kepada utusan
TUHAN, biji mata TUHAN yang diutus oleh TUHAN.
Jangan
melayani dengan daging, tetapi melayani dengan kuasa Roh-El Kudus; itulah tanda
kehidupan yang diutus oleh TUHAN, hamba TUHAN yang diutus ke seluruh bumi,
itulah ketujuh Roh Allah menjadi pelita yang bernyala-nyala.
Orang
yang melayani dengan kekuatan Roh, itu bisa terlihat; ia melayani dengan
berkobar-kobar, melayani dengan berapi-api, melayani dengan semangat api Roh
Kudus, tidak redup-redup, tidak rutinitas, pelayanannya tidak mati.
Mari
kita melihat jika melayani dengan semangat api Roh Kudus, maka
akan tampak pada ayat 7.
Zakharia
4:7A
(4:7) Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah
rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus
sekali batu itu!"
Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Dari
pembacaan kalimat ini, jelas kita dapat mengetahui bahwa Zerubabel melayani
dengan semangat api Roh Kudus, sebab ia sanggup mengatasi pergumulan sesulit
gunung yang besar, sehingga gunung yang besar menjadi rata di depan Zerubabel.
Berarti,
melayani dengan semangat api Roh Kudus, berkobar-kobar di dalam melayani TUHAN,
berapi-api di dalam melayani TUHAN, sehingga ada pepatah dunia berkata: laut
kuseberangi, gunung pun kudaki. Artinya, tidak ada yang sulit, tidak ada
yang sukar, sehingga gunung besar menjadi tanah rata; tidak ada yang sulit.
Berbeda
dengan orang yang melayani dengan terpaksa; pergumulan kecil sekalipun, itu
terasa berat sekali. Datang beribadah, duduk dengar firman saja terasa berat
sekali, karena ia melayani tidak dengan semangat api Roh Kudus. Jadi, sedikit
perkara sekalipun terasa sulit sekali; setengah mati ia datang beribadah,
setengah mati ia dengar firman.
Biarlah
kiranya api Roh Kudus membakar hati kita, sehingga kita melayani TUHAN dengan
semangat api Roh Kudus, melayani dengan kobaran api Roh Kudus, sehingga gunung
besar menjadi rata semua, tidak bisa dihalangi oleh gunung, misalnya; tidak
punya uang, tidak bisa dihalangi oleh gunung, misalnya; karena capek, tidak
bisa dihalangi oleh gunung yang besar, misalnya; lelah pulang bekerja, semua
itu rata. Inilah yang terjadi kalau kita melayani TUHAN dengan kobaran api Roh
Kudus.
Zakharia
4:8-9
(4:8)Kemudian
datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian: (4:9) "Tangan Zerubabel
telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya.
Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku
kepadamu.
Ciri-ciri
seorang utusan TUHAN atau seorang hamba TUHAN yang melayani dengan semangat api
Roh Kudus ialah dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN yang di Yerusalem.
Saat ini kita ada di Yerusalem karena TUHAN mau membangun kehidupan kita ini
menjadi rumah TUHAN.
Jadi,
sekali lagi, sebagai PERSAMAANNYA; seorang hamba TUHAN yang diurapi oleh
Roh Kudus adalah seorang hamba TUHAN yang lemah lembut dan rendah hati, ia
sanggup menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN, sanggup menyatukan
anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi satu.
Jangan
sampai kita ada gap, dibatasi oleh kejahatan dan kenajisan; itu merusak
hubungan tubuh Kristus. Tetapi sekalipun demikian, ini adalah tanggung jawab
dari seorang hamba TUHAN, pemimpim sidang jemaat yang rendah hati dan lemah
lembut, itulah kehidupan hamba TUHAN yang diurapi dengan kuasa Roh-El Kudus;
dapat menyatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, itulah yang disebut
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Itulah
ciri hamba TUHAN yang diurapi, yaitu dapat menyelesaikan pembangunan rumah
TUHAN yang di Yerusalem, menyatukan anggota tubuh yang berbeda-beda, sebab kita
semua telah datang di Yerusalem. Kita semua dihimpunkan oleh TUHAN oleh dua
tangan TUHAN yang kuat untuk berada di tengah-tengah Yerusalem, berada di
tengah-tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini, supaya TUHAN
membangun kehidupan kita menjadi rumah TUHAN, Ka’bah TUHAN, Ka’bah Allah. TUHAN
menyatukan kita semua menjadi satu, tidak ada lagi gap pemisah karena
hal-hal yang tidak suci.
Tadi
kita sudah melihat Zakharia 4:7 bagian A, di mana ciri-ciri hamba TUHAN
melayani dengan pengurapan, sehingga gunung yang besar di depan Zerubabel
menjadi tanah rata, sanggup mengatasi masalah sebesar apapun. Sekarang, kita
akan memperhatikan ayat 7 bagian B.
Zakharia
4:7B
(4:7) Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia
akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali
batu itu!"
Ia
akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu
itu!"
Zerubabel
mengangkat batu utama; di tangan Zerubabel ada batu utama à Korban Kristus, yakni sengsara atau
kematian Yesus di atas kayu salib. Batu utama atau batu pilihan, itu gambaran
dari pribadi Yesus dalam sengsara dan kematian-Nya di atas kayu salib.
Zakharia
4:10
(4:10) Sebab
siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka
akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah
mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
“Siapa
yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil ...” Apa hari peristiwa-peristiwa kecil? Yakni hari
kelahiran, hari perkawinan, hari ulang tahun, itulah hari peristiwa-peristiwa
kecil. Siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil,
baik itu hari kelahiran, hari pernikahan, hari jadi, dan lain sebagainya, maka
mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel.
Artinya,
sengsara dan kematian Yesus di kayu salib, itulah korban Kristus, lebih dari
hari peristiwa- peristiwa yang kecil di bumi ini, sama saja dengan; meninggikan
korban Kristus.
Orang
yang meninggikan korban Kristus lebih dari hari peristiwa-peristiwa kecil di
bumi ini. Jangan kita lebih mengutamakan hari ulang tahun, hari pernikahan,
hari jadi apa saja, dari pada meninggikan korban Kristus. Ibadah dan pelayanan
yang TUHAN percayakan bagi kita sampai hari ini, seharga dengan setetes darah
salib Kristus. Jangan tinggalkan ibadah hanya karena hari ulang tahun, atau
hari-hari apa saja. Korban Kristus lebih tinggi, lebih mulia dari peristiwa
yang ada di atas muka bumi ini; ingat itu.
Jangan
sampai meninggalkan ibadah hanya karena pergi ke pusaran atau ke kuburan. Mari
kita bersama-sama tinggikan korban Kristus, sebab korban Kristus lebih tinggi,
lebih agung dan lebih mulia dari yang ada ini.
Kalau
kita perhatikan dengan seksama di dalam Kisah Para Rasul 20:28, sidang
jemaat Allah ditebus oleh darah Anak Domba Allah. Kita ditebus karena darah
Yesus, maka tinggikan korban Kristus.
1
Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada
tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu
yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang
percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Siapa
yang percaya kepada batu pilihan, siapa yang percaya karena batu utama, ia
tidak akan dipermlaukan. Kalau kita betul-betul meninggikan korban Kristus,
maka TUHAN tidak akan permalukan kita. Kalau kita mengutamakan ibadah dan
pelayanan = mencari Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, maka
semuanya akan ditambahkan, soal makan minum, apapun yang kita pakai, TUHAN
tambahkan karena TUHAN tidak akan pernah permalukan kita.
Mulai
dari sekarang, kita tinggikan korban Kristus, kita agungkan korban Kristus
lebih dari yang ada ini. Kalau kita agungkan korban Kristus, maka TUHAN tidak
akan permalukan kita, TUHAN tidak akan biarkan kita menjadi pengemis, TUHAN
tidak akan biarkan kita menjadi tukang meminta-minta di pinggir jalan di lampu
merah.
1
Petrus 2:7
(2:7) Karena
itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak
percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu
sentuhan dan suatu batu sandungan."
Batu
yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, itulah ahli
Taurat, imam-imam kepala, tua-tua, tidak menghargai korban Kristus; mereka
membuang batu pilihan, membuang batu utama, tidak menghargai korban Kristus
padahal mereka disebut Yerusalem. Imam-imam kepala, tua-tua, ahli Taurat itu Yerusalem, tetapi justru mereka membuang
batu, tidak menghargai korban Kristus.
Sebaliknya,
batu utama itu ada di tangan Zerubabel, tetapi Yerusalem -- itulah imam-imam
kepala, tua-tua, ahli Taurat --, membuang batu pilihan, membuang (melepaskan)
batu itu dari tangan mereka, tidak mau menghormati, tidak mau mengagungkan
korban Kristus di dalam kehidupan mereka. Bagi mereka, salib Kristus tidak
berharga, tidak bernilai.
Tetapi
batu pilihan, batu utama, batu yang mahal, ternyata telah menjadi batu
penjuru.
Zakharia
4:7
(4:7) Siapakah
engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia
akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus
sekali batu itu!"
Zerubabel
meninggikan korban Kristus di tengah ibadah dan pelayanna; inilah kehidupan
yang diurapi Roh Kudus.
Tadi
kita sudah melihat; batu utama, batu pilihan sudah menjadi batu penjuru
(dasar). Oleh sebab itu, mari kita perhatikan ayat 8-9.
Zakharia
4:8-9
(4:8)Kemudian
datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian: (4:9) "Tangan Zerubabel
telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya.
Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
Kalau
seorang hamba TUHAN yang diurapi betul-betul meninggikan korban Kristus, maka
dia dipercaya untuk dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN, sebab
Zerubabel telah meletakkan dasar rumah TUHAN yang dibangun itu dan tangannya
juga akan menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN.
Jadi,
Zerubabel dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN, karena ia telah
meletakkan dasar bangunan itu. Batu penjuru, itulah dasar bangunan, sehingga
dengan demikian Zerubabel dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN.
Dasar
dari tiap-tiap bangunan adalah batu penjuru, korban Kristus. Karena Zerubabel
meninggikan korban Kristus, maka tentu saja dia dapat menyelesaikan pembangunan
rumah TUHAN yang di Yerusalem oleh tangannya sendiri. Tangannya sendiri yang
menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN yang di Yerusalem.
Biarlah
kehidupan kita ini dibangun sampai dengan selesai. Jangan menjadi kehidupan yang
setengah jadi, sama seperti orang yang tidak waras; apa saja yang diperbuatnya
tidak ada yang benar. Jangan menjadi kehidupan yang tidak waras (setengah jad),
tetapi biarlah kehidupan kita dibangun sampai selesai, jangan setengah jadi,
jangan setengah waras.
Zakharia
4:10B
(4:10) Sebab
siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan
bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini
adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
Yang
tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi.
Jadi,
sudah sangat jelas bahwa Zerubabel adalah hamba TUHAN yang diurapi oleh TUHAN,
ia diutus oleh TUHAN untuk menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN. Zerubabel
adalah ketujuh Roh Allah yang diutus oleh TUHAN untuk menyelesaikan pembangunan
rumah TUHAN yang di Yerusalem
Kalau
hamba TUHAN tidak diutus oleh TUHAN, ia tidak akan dapat menyelesaikan
pembangunan rumah TUHAN.
Hamba
TUHAN yang tidak diutus, tidak dikenal TUHAN. Siapa hamba TUHAN yang tidak
dikenal oleh TUHAN? Dialah hamba TUHAN yang sibuk berbicara tentang
berkat-berkat secara lahiriah, sibuk berbicara tentangkeuntungan = dikuasai roh jual beli =
dikuasai roh dagang = dikuasai roh antikris = dikuasai nafsu cabul.
Ada
lagi hamba TUHAN yang tidak dikenal oleh TUHAN; di tengah ibadah dan
pelayanannya sibuk mengadakan tanda-tanda heran, sibuk mengadakan tanda-tanda
mujizat, sibuk hanya untuk mengadakan kesembuhan- kesembuhan di tengah ibadah
dan pelayanan.
Berkat
dan kesembuhan itu akan terjadi kalau kita meninggikan korban Kristus. Saya
bukan anti berkat, saya bukan anti mujizat, tetapi yang pasti, kalau kita
meninggikan korban Kristus, maka berkat akan mengikuti secara jasmani, mujizat
kesembuhan juga akan mengikuti, itulah yang disebut berkat rohani. Sakit apapun
pasti sembuh, tidak ada yang mustahil; jangan sampai kita bungkuk dengan
kekuatiran.
Jadi,
sudah sangat jelas antara imam besar Yosua dan Zerubabel ada keterikatan,
mereka bekerja sama dengan baik; itulah yang disebut imam dan raja
= imamat rajani. Kalau itu bersatu, inilah yang disebut imamat rajani
yang memerintah di atas bumi. Wahyu 5:9-10.
Sekarang,
kita akan memasuki bagian berikutnya. Kita kembali membaca Imamat 24.
Imamat
24:5
(24:5)
"Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas
roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh
efa;
Selain
dibuat dari tepung yang terbaik, 12 (dua belas) ketul roti bundar juga harus dibakar.
Berarti, harus masuk dalam pembakaran untuk menjadi roti sajian, dengan lain
kata; untuk menjadi roti sajian di hadapan TUHAN, kehidupan anak-anak TUHAN,
termasuk kehidupan muda remaja harus masuk dalam pembakaran.
Berbicara
tentang DIBAKAR, terkait dengan perkara hangus. Tidak ada sesuatu
yang dibakar namun tidak hangus. Jadi, 12 (dua belas) ketul roti bundar harus
dibakar untuk menjadi roti sajian yang tetap di hadapan TUHAN.
Yohanes
2:17
(2:17) Maka
teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan
Aku."
Yesus
Kristus rela menghanguskan diri-Nya, sebab kecintaan-Nya yang besar untuk rumah
TUHAN, yakni hidup saya dan saudara.
Kehidupan
kita sangatlah berharga dan berarti di hadapan TUHAN. Kita harus mengerti dan
sadar, bahwa kita berharga di mata TUHAN, lebih berharga dari malaikat-malaikat
di sorga. Apa buktinya? Yesus mati di atas kayu salib hanya untuk manusia,
bukan untuk malaikat. Itu sebabnya, Yesus Kristus rela menghanguskan diri-Nya,
sebab kecintaan-Nya yang beasr untuk rumah TUHAN, yakni hidup saya dan saudara,
hidup pemuda remaja.
Oleh
sebab itu, biarlah kita menghargai ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan
apapun yang ada di dalamnya.
Kalau
betul-betul kita memang berharga, buktikan kita berharga. Sebaliknya, kehidupan
yang berharga di mata TUHAN otomatis menghargai ibadah dan pelayanan dengan
segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya; itu kehidupan yang berharga, itu
merupakan hubungan timbal baliknya.
Yohanes
2:18-21
(2:18)
Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau
tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" (2:19)Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku
akan mendirikannya kembali." (2:20)Lalu kata orang Yahudi
kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini
dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (2:21)Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Bukti
Yesus dibakar atau menghanguskan diri-Nya di atas kayu salib ialah Bait Allah
yang di Yerusalem yang dibangun selama 46 tahun dirombak dalam tiga hari.
3
(tiga) hari à Pengalaman
Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Sedangkan 46 (empat puluh enam)
à hukum Taurat yang
tertulis pada loh-loh batu.
-Angka 4 adalah 4 hukum ditulis pada loh
batu yang pertama.
-Angka 6 adalah 6 hukum ditulis pada loh
batu yang kedua.
Sekarang
pertanyaannya:Mengapa Bait Allah yang
di Yerusalem yang dibangun selama 46 (empat puluh enam) tahun harus dirobak?
Jawabnya
adalah karena Bait Allah yang dibangun menurut hukum Taurat itu sangat banyak
kelemahan-kelemahannya, singkatnya: karena kelemahan dari hukum Taurat itu
sangat banyak. Kalau di dalam hukum Taurat tidak terdapat kelemahan, maka tidak
mungkin hukum Taurat itu digenapi, tidak mungkin hukum Taurat itu
disempurnakan.
Jadi,
mengapa harus dirombak? Karena kelemahan dari hukum Taurat itu sangat banyak.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas: Karena di dalam hukum Taurat itu terdapat
kelemahan, maka hukum Taurat itu harus dirombak, harus disempurnakan dengan 3
(tiga) hari. 46 (empat puluh enam) tahun dirobak hanya dengan 3 (tiga) hari;
mendengar itu, otomatis ahli Taurat, imam-imam kepala, orang Yahudi, terkejut
setengah mati. Tetapi malam ini kita tidak perlu kaget, karena TUHAN mau
merombak kita, maka kita tidak perlu kaget.
Memang,
ketika kehidupan yang lama mau dirombak, itu memang kaget setengah mati.
Terbiasa berdusta, lalu dirombak supaya jangan berdusta, kaget setengah mati.
Pemuda remaja sebelum berada dalam penggembalaan ini biasa pacar-pacaran, biasa
dalam kenajisan, begitu ada dalam rumah TUHAN, dan dirombak di tengah ibadah
dan pelayanan ini, dia kaget setengah mati. Itu sebabnya, ahli Taurat orang
Farisi semuanya kaget setengah mati mendengar tiga hari.
Kelemahan
hukum Taurat, YANG PERTAMA: Mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Artinya;
kejahatan dibalas dengan kejahatan. Berarti, sama dengan Bait Allah dibangun
selama 46 (empat puluh enam) tahun.
Contoh;
Perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari. Ahli Taurat dan orang Farisi
membawa dia, lalu mengatakan bahwa ia harus dirajam sampai mati, artinya harus
dilempari dengan batu sampai mati.
Namun,
dalam peristiwa itu, dalam Injil Yohanes 8, Yesus membungkuk dan menulis
dengan ujung jarinya di tanah, lalu bangkit; ia melakukan hal itu sebanyak dua
kali. Membungkuk dan bangkit à
pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Lalu, menuliskan
dengan ujung jarinya di tanah.
Kehidupan
kita ini adalah kehidupan yang sudah jatuh dalam dosa; mulai dari Adam, dosa
itu mejalar sampai sekarang, sekalipun kita tidak melakukan dosa seperti yang
dilakukan Adam; yang pasti upah dosa adalah maut. Tetapi puji TUHAN, kehidupan
perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, sama seperti Bait Allah yang
dibangun selama 46 tahun; akhirnya, Yesus harus mati dan bangkit, lalu menulis
dengan ujung jari-Nya di tanah sebanyak dua kali.
Kehidupan
kita ini adalah kehidupan manusia yang berdosa, sama seperti tanah liat di
tangan penjunan; lalu Yesus menuliskan dengan ujung jari-Nya sebanyak dua kali;
-Yang pertama, itulah kasih Allah,
inti dari dua loh batu yang pertama. Itulah empat hukum yang tertulis pada loh
batu yang pertama.
-Kemudian, dituliskan lagi untuk yang kedua
kali = kasih kepada sesama, itulah inti dari dua loh batu yang kedua. Itulah
enam hukum yang dituliskan pada loh batu yang kedua.
Untuk
membentuk kembali Bait Alalh yang dibangun selama 46 (empat puluh enam) tahun;
hanya cukup tiga hari saja.
Pendeknya:
Yesus adalah Bapa yang baik, sebab Ia tidak memberi batu apabila
anak-Nya meminta roti.
-Batuà Hukum Taurat;
mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
-Sementara roti, itulah pribadi
Yesus Kristus yang telah dipecah-pecahkan di atas kayu salib, untuk menggenapi
Bait Allah yang dibangun selama 46 tahun (yang dibangun menurut hukum
Taurat).
Betapa
hebatnya TUHAN memperbaiki kehidupan kita masing-masing.
Jadi,
selain terbuat dari tepung yang terbaik, juga roti itu harus dibakar untuk
menjadi roti sajian, sampai hangus di atas kayu salib untuk memperbaiki
kehidupan kita semua.
Kelemahan
hukum Taurat, YANG KEDUA: Menjalankan ibadah secara Taurat atau
menjalankan ibadah secara lahiriah atau rutinitas (liturgis).
Misalnya;
mulut memuji TUHAN, tetapi hatinya jauh dari TUHAN. Sama seperti orang yang
berada di tengah ibadah dan pelayanan, berada di tengah-tengah ibadah, tetapi
hatinya jauh dari TUHAN = mempersembahkan tubuh jasmaninya tetapi manusia
batiniahnya tidak dipersembahkan kepada TUHAN; itu ibadah Taurat.
Pada
zaman Taurat, dosa diampuni hanya dengan mengorbankan binatang di atas mezbah;
itu adalah ibadah Taurat, ibadah daging, ibadah liturgis. Tetapi sekarang,
ibadah Taurat sudah digenapi oleh TUHAN.
Mari
kita melihat Ibrani 10:1.
Ibrani
10:1
(10:1) Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Di
dalam hukum Taurat, hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan
datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Jadi, kalau kita
menjalankan ibadah Taurat tidaklah mengandung janji dan kuasa, singkatnya;
tidak dapat memberi keselamatan.
Jadi,
ibadah Taurat itu hanya bayangan. Misalnya; pada zaman Taurat, untuk
memperdamaikan dosa manusia, seorang imam besar harus membawa darah dari lembu
jantan muda dan darah domba jantan yang berumur setahun, setiap tahun (sekali
setahun) untuk memperdamaikan dosa, tetapi sebetulnya itu adalah bayangan dari
keselamatan, bukan hakekat dari keselamatan.
Jadi,
kalau kita menjalankan ibadah Taurat, ibadah lahiriah, ibadah liturgis, ibadah
rutinitas, maka sorga itu hanya bayang-bayang saja, sorga itu semua dalam hidup
semua orang, sorga itu tidak nyata, hanya bayangan saja; apa yang dapat
dinikmati dari sebuah bayangan? Sama seperti orang yang menghayal, tidak nyata.
Ibrani
10:5-6
(10:5)Karena
itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --. (10:6)
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
Allah
Bapa tidak menghendaki korban dan persembahan seperti yang dikerjakan oleh
seorang Imam Besar untuk mengadakan pendamaian dosa, di mana setahun sekali
membawa darah lembu jantan muda dan darah domba jantan.
Ibrani
10:7-8
(10:7) Lalu Aku
berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (10:8)Di atas Ia
berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa
tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --
meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
“
... Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku ...” Menanggung
penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, semua itu ditulis
dalam gulungan kitab.
TUHAN
tidak berkenan kepada ibadah yang dijalankan secara Taurat. TUHAN tidak
berkenan dengan ibadah yang dijalankan secara lahiriah. TUHAN tidak berkenan
dengan ibadah dan pelayanan yang dijalankan secara liturgis (rutinitas). TUHAN
tidak berkenan kepada korban bakaran dan penghapus dosa. Sekalipun
dipersembahkan menurut aturan dari hukum Taurat begitu rupa, begitu hikmat,
namun TUHAN tidak berkenan. Ibadah yang diatur-atur menurut pemikiran manusia,
TUHAN tidak berkenan.
Ibrani
10:9
(10:9) Dan
kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Sungguh,
Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, untuk melakukan
kehendak Allah, apakah itu? Rela menanggung penderitaan yang tidak harus
ditanggung di atas kayu salib. Maka, Yang pertama Ia hapuskan, itulah
ibadah yang dijalankan menurut hukum Taurat (ibadah liturgis atau rutinitas), supaya
menegakkan yang kedua. Berarti, bukan lagi menjalankan ibadah dalam bentuk
pelayanan tubuh, melainkan menjalankan ibadah dalam bentuk pelayanan Roh =
Kasih karunia.
Kalau
menjalankan ibadah dalam bentuk pelayanan tubuh, maka sama seperti seorang imam
besar tadi; untuk mengadakan pendamaian dosa, satu kali setahun, dia harus
masuk ke dalam Ruangan Maha Suci dan membawa darah lembu muda dan darah anak
domba jantan.
Apa
iya dengan darah domba jantan dapat menghapus dosa? Apa iya
ibadah yang dijalankan secara lahiriah (liturgis) berkenan kepada TUHAN? Maka
TUHAN hapuskan yang pertama (ibadah liturgis), menegakkan ibadah yang kedua
(pelayanan Roh) = Ibadah kasih karunia.
Pendeknya:
Yesus adalah Bapa yang baik, sebab Ia tidak memberi ular apabila anaknya
meminta ikan.
Ikanà Roh-El Kudus.
Ibrani
10:14
(10:14) Sebab oleh
satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang
Ia kuduskan.
Oleh
satu korban saja, Yesus telah menghanguskan diri-Nya di atas kayu salib, Ia
telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan.
Ibrani
10:15-16
(10:15) Dan
tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (10:16)sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan
mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh
hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
Roh
Kudus memberi kesaksian kepada kita; inilah yang disebut pelayanan Roh, bukan
pelayanan tubuh, bukan ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
Kita
patut bersyukur kepada TUHAN, karena Yesus telah merombak kembali Bait Allah
yang dibangun selama 46 (empat puluh enam) tahun, hanya dengan tiga hari. Yesus
telah menghanguskan dirinya di atas kayu salib, lalu mati dan bangkit pada hari
ketiga; semuanya baru, semuanya menjadi indah.
Yesus
adalah Bapa yang baik, Ia tidak memberi batu apabila anak-Nya meminta roti.
Oleh sebab itu, hukum rajam tidak lagi terjadi; perempuan yang kedapatan
berzinah di pagi hari terselamatkan.
Kemudian,
Yesus adalah Bapa yang baik; Ia tidak memberi ular apabila anak-Nya meminta
ikan. TUHAN sudah merombak ibadah yang lama, itulah ibadah Taurat, ibadah
daging, ibadah rutinitas yang tidak mengandung janji, tidak ada keubahan, namun
sekarang TUHAN ubahkan, sehingga kita boleh menikmati pelayanan Roh, bukan lagi
pelayanan tubuh.
Yesus
adalah roti sajian, kita juga harus menjadi roti sajian.Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment