(Seri: 113)
Segala puji, segala hormat hanyalah bagi Dia, dari sekarang sampai selama-lamanya. Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita untuk malam ini, sehingga kita boleh merasakan uluran dua tangan yang penuh kasih, uluran dua tangan yang kuat dari TUHAN untuk menguraikan kekusutan-kekusutan, menguraikan segala pergumulan yang sedang kita alami di hari-hari terakhir ini.
Isi pokok dari Rut 3:1-18 dibagi dalam dua kisah:
- Rut 3:1-7, Rut berada di bawah kaki Boas.
(3:7) Setelah Boas habis makan dan minum dan hatinya gembira, datanglah ia untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu. Kemudian datanglah perempuan itu dekat dengan diam-diam, disingkapkannyalah selimut dari kaki Boas dan berbaringlah ia di situ.
Namun, tidak hanya berhenti sampai dipuaskan oleh firman dan Roh, selanjutnya di ayat 7 juga dikatakan: “ ... Datanglah ia (Boas) untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu.” Sebetulnya ini mengandung arti, tetapi kita tidak sibuk untuk memperhatikan perkara ini, karena yang harus kita perhatikan adalah ayat 7 bagian B.
(3:7) Setelah Boas habis makan dan minum dan hatinya gembira, datanglah ia untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu. Kemudian datanglah perempuan itu dekat dengan diam-diam, disingkapkannyalah selimut dari kaki Boas dan berbaringlah ia di situ.
Jadi, ketika Rut berada di bawah kaki Boas, itu adalah gambaran dari sebuah hari perhentian dari gereja TUHAN. Boas rohani adalah gambaran dari TUHAN Yesus Kristus.
(3:8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya. (3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
Supaya kita bisa mendapat pemahaman bahwa “perhentian untuk Allah” berbicara tentang waktu, maka kita akan melihat ayat-ayat referensinya dari Kejadian 1:31 sampai dengan Kejadian 2:1-3.
(1:31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Kejadian 2:1-3
(2:1) Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. (2:2) Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. (2:3) Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Ibrani 4:1
(4:1) Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
Oleh sebab itu, kita harus lebih sungguh-sungguh lagi berdoa kepada TUHAN, supaya TUHAN semakin membukakan rahasia firman-Nya bagi kita dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, dengan maksud untuk memimpin kehidupan rohani kita, selanjutnya berada pada barisan terdepan.
(4:4) Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya."
Hari ketujuh jelas berbicara tentang waktu, sebagai perhentian untuk Allah; itulah hari perhentian yang pertama, yaitu “perhentian untuk Allah”, yang berbicara tentang waktu. Sedangkan hari perhentian yang kedua, yaitu “perhentian untuk umat Israel di tanah Kanaan”, berbicara tentang tempat.
(4:5) Dan dalam nas itu kita baca: “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” (4:6) Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.
Singkatnya: Perhentian untuk umat Israel di tanah Kanaan, hal ini berbicara tentang tempat.
Ibrani 4:8-9
(4:8) Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain. (4:9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
Yesaya 28:11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini (28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.
Biarlah kiranya kehidupan kita di hari-hari terakhir ini betul-betul berada di dalam kegiatan Roh Allah; jangan sibuk dengan kegiatan daging, jangan sibuk dengan perkara-perkara di bawah, perkara duniawi, dan jangan ada perhentian untuk roh-roh asing, selain berada dalam kegiatan Roh TUHAN.
Artinya, hari perhentian dari umat Allah adalah jelas di dalam Roh TUHAN; tidak dibatasi oleh tempat, tidak dibatasi oleh ruang, tidak dibatasi oleh waktu, dan tidak bisa dibatasi oleh jarak-jarak.
Ibrani 4:10-11
(4:10) Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. (4:11) Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Apa tanda bahwa kita sudah masuk ke dalam hari perhentian? Tandanya adalah berhenti dari segala aktivitas, berhenti dari segala kesibukan-kesibukan di dunia ini, berhenti dari segala kegiatan-kegiatan yang terkait dengan perkara-perkara lahiriah.
Matius 4:1
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Ujian yang pertama telah dilalui dengan mulus; namun, Yesus akan menghadapi ujian atau cobaan yang kedua. Dan memang hal itu akan terjadi selama manusia hidup di dunia ini; itu tidak bisa dipungkiri. Oleh sebab itu, kita tidak boleh lari dari kenyataan hidup, artinya; tidak boleh putus asa, tidak boleh stress, patah semangat, dan kecewa dalam hal mengikuti TUHAN, tidak boleh lari dari kenyataan hidup, bersikaplah laki-laki.
Matius 4:5-7
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Cobaan yang kedua juga dilalui dengan baik, dengan begitu manis. Dengan melewati ujian yang kedua, berarti Yesus berkemenangan, bukan?
Matius 4:8-10
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Iblis berkata: “Perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Dengan mengatakan hal itu kepada Yesus, Iblis sedang mengarahkan anak panahnya kepada daging dan keinginannya, sebab roti atau makanan itu terkait kepada daging. Berarti, dalam hal ini, melalui cobaan yang pertama ini, Iblis sedang mengarahkan anak panahnya kepada daging dan keinginannya.
Tetapi Yesus berkata: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah penunggang kuda putih yang berkemenangan, di tangan-Nya ada panah dan tabung, berarti sudah satu kesatuan dengan anak-anak panah. Kalau kita menggunakan ayat-ayat firman yang tertulis di dalam Kitab Suci, itu merupakan anak panah dari sorga yang sudah menancap di dalam hati kita, supaya kita berkemenangan.
Iblis berkata: “Jatuhkanlah diri-Mu ke bawah.” Alasan Iblis berkata demikian ialah sebab malaikat-malaikat akan menatang Yesus di atas tangan para malaikat itu sendiri. Dalam hal ini, Iblis sedang mengarahkan atau Iblis sedang memimpin Yesus kepada ketinggian hati, Iblis sedang mengarahkan Yesus kepada dosa kesombongan, Iblis sedang mengarahkan (memimpin) Yesus kepada keangkuhan hidup. Orang yang suka mencobai TUHAN, itu adalah keangkuhan hidup.
Tetapi Yesus berkata: “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Dengan demikian, Yesus berkemenangan.
Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, dan dari atas gunung itulah Iblis memperlihatkan kepada-Nya kerajaan dunia dan kemegahan dunia, keindahan dunia diperlihatkan dari atas gunung itu. Namun saat ini kita sedang berada di atas gunung TUHAN, rumah Allah Yakub; dari sana kita akan melihat keindahan sorgawi.
Tetapi untuk melihat kerajaan dunia dan kemegahan dunia, syaratnya; Yesus harus sujud menyembah Iblis, dengan kata lain; Yesus harus menaklukkan diri-Nya di bawah kaki Iblis atau Setan. Pendeknya: Iblis atau Satan sedang menggiring Yesus kepada sebuah keinginan mata.
Tetapi Yesus berkata: “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
1. Tidak sibuk dengan keinginan daging.
- Ia tidak sibuk dengan keinginan daging.
1 Yohanes 2:15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
1. Keinginan daging = sibuk dengan daging.
2. Keinginan mata = sibuk dengan keinginan mata.
3. Keangkuhan hidup = sibuk dengan ketinggian hati, kesombongan, dan keangkuhan hidup.
Kita sekarang ini berada di dalam dunia, sehingga ini menjadi dilema, menjadi persoalan yang serius, sebab kita menemukan tiga perkara ini di dalam dunia ini. Jadi, ini menjadi dilema, ini menjadi persoalan hidup, menjadi persoalan yang serius, tidak boleh dianggap enteng, karena ketiga perkara ini ada di sekitar kita, dan kita tidak bisa lari dari sana. Lantas, bagaimana kita harus menyikapi hal ini?
(2:17) Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Setan sudah dilemparkan dari sorga, tidak mendapat tempat lagi di sorga. Begitu Lucifer terdapat kesalahan, langsung saja ia dilemparkan dari sorga, dilemparkan ke bumi, ia tidak mendapat tempat lagi di sorga, ia berubah menjadi Setan.
Tetapi sebaliknya, orang yang menaklukkan diri-Nya di bawah kaki TUHAN; ia tetap hidup selama-lamanya. Oleh sebab itu, jangan jauh dari hari perhentian, hiduplah di dalam Roh-El Kudus dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. (15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Jadi, berada di tengah-tengah ibadah dalam kegiatan Roh, itu merupakan suasana kebangkitan.
2000 (dua ribu) tahun yang lalu Yesus telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib di bukit Golgota.
(15:27) Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. (15:28) Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Penyembahan Yesus, berarti penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah; itu juga merupakan hari perhentian yang sejati, itulah hari ketujuh. Ketika Yesus menaklukkan diri-Nya di bawah kaki TUHAN -- itulah hari ketujuh -- sehingga dengan demikian, pada hari ketujuh itu, di situ dikatakan: Supaya Allah menjadi semua di dalam semua, Allah adalah segala-galanya.
Wahyu 20:3
(20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
-
Yang tidak menyembah binatang itu dan
patungnya = tidak menaklukkan dirinya kepada perkara-perkara di bawah,
perkara lahiriah.
-
Yang tidak menyembah patungnya = tidak
menaklukkan dirinya kepada berhala-berhala.
-
Yang juga tidak menerima tandanya pada
dahi dan tangan mereka = tidak dikuasai oleh roh antikris.
Yohanes 11:1-2
(11:1) Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. (11:2) Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
-
Lazarus juga disebut orang miskin. Jadi,
hamba TUHAN tidak perlu takut jadi miskin. Lazarus ini hamba TUHAN yang luar
biasa, tidak usah takut menjadi miskin.
-
Yang heran lagi, Lazarus ini hanya
bersahabat dengan anjing-anjing, bukan? Jadi, jangan terpaku dengan teologi
kemakmuran.
Kita teringat dengan peristiwa ketika Simon si kusta -- yang disebut orang Farisi -- mengundang Yesus untuk makan di rumahnya, lalu Yesus memenuhi undangan itu dan Ia duduk makan di sana. Dan momen itu digunakan oleh Maria, dan dialah yang disebut perempuan yang terkenal sebagai perempuan yang berdosa; di situlah dia meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya.
Sementara orang-orang duduk makan bersama dengan Yesus, tetapi momen atau kesempatan itu digunakan sebagai kesempatan emas, sebab ia mempersembahkan minyak mur yang mahal di kaki salib Kristus, selanjutnya menyekanya dengan rambutnya.
Puji TUHAN malam ini kita boleh duduk makan bersama dengan TUHAN, tetapi ada peluang yang lain, peluang emas yang digunakan sebagai kesempatan emas, seperti Maria; peluang emas dijadikan sebagai kesempatan emas, sebab ia datang di kaki salib TUHAN membawa minyak dan meminyaki kaki TUHAN, selanjutnya menyeka kaki TUHAN dengan rambutnya. Ini adalah orang yang bijaksana.
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Maria membawa minyak narwastu yang murni dan mahal seharga 300 (tiga ratus) dinar -- setara dengan upah buruh setahun di Israel --, itulah yang dipersembahkan di kaki salib, lalu kembali menyeka kaki TUHAN dengan rambutnya.
(12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: (12:5) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" (12:6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
(14:3) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. (14:4) Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? (14:5) Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu.
Markus 14:6
(14:6) Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
Tidak sedikit isteri-isteri dihalangi datang beribadah oleh suami, banyak anak-anak juga dihalangi orang tuanya untuk datang beribadah di bawah kaki salib TUHAN; tetapi Maria tidak gusar hatinya sekalipun ia dimarahi oleh Yudas Iskariot, namun hatinya tidak gusar, hatinya tidak bimbang. Untuk berada pada hari perhentian tidak perlu bimbang; bahkan mempersembahkan upah setahun pun tidak perlu bimbang.
Saya berharap, jangan sampai ada orang tua menghalangi anaknya untuk membawa korban dan persembahan loh ya; sebaliknya, jangan ada anak yang menghalangi orang tuanya untuk membawa korban dan persembahan, sebab engkau akan berhadapan dengan TUHAN nanti.
Lukas 10:38-40
(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. (10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, (10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
- Maria duduk di bawah kaki TUHAN dan terus mendengarkan firman TUHAN.
Kalau rohaninya sudah tua; senantiasa membawa dirinya rendah di kaki salib TUHAN, menyediakan tempat untuk berada di kaki TUHAN. Berbeda dengan rohani yang masih muda; sibuk, sibuk, sibuk, sampai tidak punya waktu untuk berada di kaki TUHAN, itulah Marta. Sibuk dengan segala kesibukan yang ada di dunia ini, padahal dunia adalah ladang yang subur bagi Setan, supaya manusia takluk di bawah kaki Setan. Tetapi Maria adalah suatu kehidupan yang tidak mau takluk di bawah kaki Setan; walaupun dia punya pengalaman masa lalu yang gelap, namun setelah ia dilepaskan, TUHAN tolong, TUHAN bentuk kehidupan yang berdosa di tangan penjunan.
Lihat saja orang yang suka menuntut, suka ngomel, mempersalahkan TUHAN dan sesama; orang semacam ini adalah orang yang tidak ada waktu di kaki TUHAN, tanpa hari perhentian, hari ketujuh.
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Andaikata kita sungguh-sungguh ada di hari perhentian, menyediakan tempat untuk berada di bawah kaki TUHAN, sebab selanjutnya kita mendengarkan suara TUHAN, maka di situ kita mendapatkan perhentian yang kekal. Lewat pernyataan TUHAN, Dia mengerti isi hati kita semua. Pilih mana; roh Marta atau roh Maria?
1.
Kuatir soal apa yang dimakan,
diminum, dipakai. Sebetulnya, kesusahan sehari cukup sehari; hari esok
mempunyai kesusahannya sendiri.
2.
Menyusahkan dirinya sendiri. Yakub
adalah seorang yang tenang, mengapa? Karena dia tinggal di rumah TUHAN, dia
tidak mau menyusahkan dirinya. Berada di kaki TUHAN, berarti; berada pada hari
perhentian = tidak menyusahkan diri.
Demikian juga 4 (empat) makhluk dan 24 (dua puluh empat) tua-tua tetap berada di bawah kaki TUHAN. Apa yang kita ikat di bumi akan terikat di sorga; apa yang kita lepaskan di bumi akan lepas di sorga.
Pilih mana; roh yang menguasai Marta atau roh yang menguasai Maria? Tetapi biarlah kiranya kita berlaku bijaksana; waspadalah.
Jangan sampai kerohanian kita tertinggal, tetapi biarlah kita berdoa sungguh-sungguh supaya TUHAN semakin membukakan rahasia firman-Nya, sehingga lewat pembukaan rahasia firman ini, kerohanian kita dipimpin sampai kepada barisan yang terdepan. Sekalipun ada pernyataan TUHAN bagi kita “masih tersedia hari perhentian”, tetapi biarlah kita waspada, jangan sampai kerohanian kita tertinggal. Amin.
No comments:
Post a Comment