IBADAH KAUM MUDA REMAJA,
18 JUNI 2022
STUDY YUSUF
Kejadian 42:1-38
(Seri 19 )
Subtema: DARAH PERJANJIAN YANG MENYEMPURNAKAN DAN MENYELAMATKAN
Shalom,
selamat malam pemuda remaja yang dikasihi TUHAN. Kita patut bersyukur karena
TUHAN sudah memberi kesehatan, kesempatan untuk berada di ladang Allah, sampai
melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN. Ini adalah suatu anugerah yang
besar bagi kita semua, dan ini merupakan tanggungan dari TUHAN sampai Allah
mengirimkan Anak Domba itu bagi kita sekaliannya. Salam sejahtera dan bahagia
dalam menikmati Sabda Allah.
Mariah
dengan segala pengharapan yang besar, kita berdoa dan memohon supaya kiranya
Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita, teristimewa kaum
muda yang berbahagia dimanapun berada.
Kita
sambut STUDY YUSUF sebagai Firman
penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda
Remaja...
Kejadian
42:7-8
(42:7)
Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, tetapi ia
berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka; ia menegor mereka dengan
membentak, katanya: "Dari mana kamu?" Jawab mereka: "Dari tanah
Kanaan untuk membeli bahan makanan." (42:8)
Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal
mereka.
Ketika
Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenal oleh Yusuf. Tetapi,
Yusuf sendiri tidak dikenal oleh saudara-saudaranya. Mengapa demikian? Sebab
saudara-saudara Yusuf menyangka bahwa Yusuf masih berada diantara budak belian
di Mesir.
Sikap
dan pemikiran semacam ini menunjukkan bahwasanya saudara-saudara Yusuf masih
mempertahankan cara hidup yang lama. Hal itu sudah cukup menjadi bukti
bahwasanya:
-
Saudara-saudara Yusuf tidak memahami dan mengenal rencana Allah.
-
Saudara-saudara Yusuf belum matang / dewasa rohani.
1
Korintus 2:6
(2:6)
Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah
matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan
dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan
ditiadakan.
Rasul
Paulus memberitakan hikmat yakni; pembukaan Firman dikalangan mereka yang telah
matang / dewasa rohani.
Adapun
hikmat yang diberitakan rasul Paulus:
-
Bukan hikmat dari dunia
ini.
-
Bukan hikmat dari
penguasa-penguasa dunia ini, itulah antikris.
1
Korintus 1:23-24
(1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang
Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu
kebodohan, (1:24) tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Rasul
Paulus memberitakan
Kristus yang disalibkan, yang merupakan kekuatan Allah dan hikmat Allah. Hal
ini diberitakan oleh rasul Paulus dikalangan mereka yang telah matang / dewasa
rohani, bukan kanak-kanak rohani.
Ciri-ciri kanak-kanak
rohani.
-
Di tengah-tengah ibadah hanya menghendaki tanda-tanda /
mujizat-mujizat dan sensasi-sensasi yang diadakan oleh hamba-hamba TUHAN.
-
Di tengah-tengah ibadah hanya mencari hikmat semata, hanya
mengerti Firman tetapi tidak melakukannya.
Oleh
karena 2 (dua) ciri tersebut menimbulkan pertanyaan bagi kita.
PERTANYAAN
PERTAMA: Apa dampak yang
terjadi jika hanya menghendaki tanda-tanda / mujizat-mujizat di tengah-tengah
ibadah? Jawabnya: Berita salib / penyucian oleh darah salib menjadi suatu batu
sandungan, seperti ahli-ahli bangunan.
1
Petrus 2:6
(2:6)
Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di
Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa
yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Dasar
dari gunung Sion:
-
Batu yang terpilih.
-
Batu penjuru yang mahal.
Jelas
itu menunjuk kepada korban Kristus / salib di Golgota. Dan siapa yang percaya
pada korban Kristus atau darah salib di Golgota tidak dipermalukan.
Biarlah
kiranya darah salib di Golgota kita jadikan sebagai landasan hidup kita, maka
kita tidak akan dipermalukan oleh TUHAN. Tetapi kalau perkara-perkara
lahiriah dijadikan landasan hidup kita, satu kali nanti kita akan dipermalukan,
walaupun awalnya seperti memberi kebahagiaan.
1
Petrus 2:7
(2:7)
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi
mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang
bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan
dan suatu batu sandungan."
Kristus
yang disalibkan itu menjadi sandungan bagi orang-orang Yahudi teristimewa
ahli-ahli bangunan. Siapa itu ahli-ahli bangunan? Ahli-ahli bangunan adalah:
-
Imam-imam.
-
Tua-tua kepala.
-
Ahli –ahli Taurat.
Mereka
dikatakan ahli bangunan, tetapi menyepelekan dasar dari bangunan. Tidak masuk
akal.
Mengapa
mereka menyepelekan dasa dari bagunan?
1
Petrus 2:8
(2:8)
Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada
Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Orang-orang
Yahudi dan ahli-ahli bangunan tersandung pada Kristus yang disalibkan, karena
mereka tidak taat kepada Firman Allah, tidak taat kepada kehendak Allah.
Padahal jikalau kita perhatikan, alat-alat yang ada di Tabernakel, seluruhnya
dilumuri darah salib Kristus; mulai dari Mezbah Korban Bakaran sampai Ruangan
Maha Suci. Tetapi orang Yahudi, imam-imam dan ahli-ahli bangunan tersandung
terhadap pemberitaan Kristus yang disalibkan, mereka tersandung kepada batu
penjuru.
Ibrani
9:18-19
(9:18)
Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah. (9:19) Sebab sesudah Musa
memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil
darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan
hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
Di
sini kita perhatikan: Perjanjian yang pertama itulah hukum Taurat, tidak
disahkan tanpa darah. Itulah sebabnya setelah Musa memberitahukan semua
perintah hukum Taurat, selanjutnya, Musa memerciki:
-
Kitab Suci yang telah dibaca,
dengan darah lembu dan darah domba jantan serta dengan air.
-
Seluruh umat Israel,
dengan darah lembu dan darah domba jantan dan dengan air.
Penjelasan
tentang: KITAB SUCI YANG DIBACA OLEH
MUSA DIPERCIKI DENGAN DARAH.
Hal
ini jelas menunjukkan pengajaran salib yang harus disampaikan kepada umat
ketebusan TUHAN.
Kuasa kalau pengajaran
salib disampaikan.
Ibrani
9:13-14
(9:13)
Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu
muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (9:14) betapa lebihnya darah Kristus,
yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah
sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup.
Kalau
tadi, darah lembu dan darah domba jantan hanya menguduskan mereka secara
lahiriah saja, tetapi pengajaran salib berkuasa menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia. Perbuatan
yang sia-sia adalah dosa warisan, disebut juga dengan kutuk nenek moyang.
1
Petrus 1:18-19
(1:18)
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang
fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19)melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat.
Kita
semua ditebus dari cara hidup yang sia-sia atau yang disebut juga dengan dosa
warisan (kutuk nenek moyang), bukan dengan;
-
Barang fana, yakni; harta, kekayaan, uang yang banyak,
jabatan/kedudukan, pangkat yang tinggi.
-
Bukan dengan perak dan emas yang berbatang-batang.
Kita
disucikan hanya oleh darah Kristus, darah yang mahal, sama seperti darah Anak
Domba yang tidak bernoda dan bercacat. Itulah sebabnya, perbuatan/sikap/solah
tingkah serta perkataan kita harus mahal, tidak boleh sembarangan mengumbar-ngumbar.
Yang membuat kita mahal bukan memakai pakaian mahal, perhiasan mahal, tetapi
darah Anak Domba. Darah Anak Domba membuat kita bernilai tinggi, berarti dan
berharga di mata TUHAN. Dan orang lain akan menghormati segala sesuatu yang ada
di dalam diri kita. Berbeda dengan orang diluaran sana yang tidak mengenal TUHAN, apalagi wanita tuna susila; bicaranya sembarangan, pakaiannya sembarangan, serba
murahan, tidak mahal.
Dampak positif bila hati
nurani disucikan dari perbuatan yang sia-sia: supaya
kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Selama hati nurani kita belum disucikan dari perbuatan yang
sia-sia, selama itu pula kita tidak akan dapat beribadah kepada Allah yang
hidup dengan cara yang berkenan, pasti gerah, tidak sanggup, uring-uringan di
tengah-tengah ibadah. Atau mungkin sudah ada di tengah-tengah ibadah, tetapi
uring-uringan, tidak tenang, gelisah.
Berkacalah
kepada Firman TUHAN, Firman TUHAN tidak boleh dijadikan kaca spion. Kalau masih
belum tenang, bercermin kepada Firman. Ngantuk dalam mendengar Firman,
bercerminlah kepada Firman. Lelet, lambat-lambat dalam beribadah dan melayani,
bercerminlah kepada Firman TUHAN. TUHAN Yesus baik, Ia mau mengubahkan kita
sampai sempurna, sampai sama mulia dengan Dia. Oleh sebab itu, kita harus mau.
Ibrani
10:19-22
(10:19)
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian
dapat masuk ke dalam tempat kudus, 10:20 karena Ia telah membuka jalan yang
baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, 10:21 dan
kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (10:22) Karena itu marilah kita
menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang
teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat
dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Oleh darah
Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.
Tetapi, perlu untuk diketahui: Saat menghadap Allah atau beribadah
kepada Allah, harus disertai dengan...
PERTAMA: Hati yang tulus ikhlas. Berarti;
-
Beribadah tidak dengan pura-pura.
-
Beribadah tidak berlaku munafik.
Munafik = di luar dan di
dalam tidak sama. Di luar terlihat menarik, tetapi di dalamnya penuh dengan
kejahatan, kenajisan, trik dan intrik.
KEDUA: Keyakinan iman yang teguh.
Sebelum
menjadi hamba TUHAN, hal ini belum mendarah daging, belum saya pahami. Tetapi
setelah mengikuti selama 3 (tiga) bulan sekolah Alkitab di Makassar, saya yakin
terpanggil menjadi hamba TUHAN. Sejak itu, saya mempunyai iman yang teguh
datang kepada TUHAN dan melayani TUHAN. TUHAN saksinya dan hati nurani saya.
Padahal waktu itu belum tahu bagaimana pelayanan ke depan, berapa banyak sidang
jemaat, soal makan dan minum. Bertahun-tahun tidak menerima kolekte. Tetapi
saya melangkah terus, dari pintu ke pintu, itu karena keyakinan iman yang teguh.
Mengapa ibadah ini harus
dijalankan dengan iman yang teguh?
Ibrani
12:22-24
(12:22)
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem
sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (12:23) dan kepada jemaat anak-anak
sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi
semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
sempurna, (12:24) dan kepada
Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang
berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Menghadap
TUHAN / beribadah kepada TUHAN = datang kepada 7 (tujuh) hal, yakni:
1.
Datang ke bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem Surgawi.
Wujud dari gunung Sion
adalah doa penyembahan. Wahyu 14:1
berbicara tentang gunung Sion. Wahyu
14:2-3 berbicara tentang doa penyembahan sebagai wujud dari gunung Sion.
Jadi puncak
tertinggi dari ibadah adalah doa penyembahan. Maka, itu sebabnya saya katakan;
gunung Sion wujudnya adalah doa penyembahan.
2.
Datang kepada
beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah. Ini adalah gambaran dari hamba-hamba TUHAN yang
berkemenangan.
Wahyu 7:9-11
(7:9)
Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai
jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. (7:10) Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" (7:11) Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka
tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,
Dari ayat ini sudah sangat
jelas; Datang kepada beribu-ribu
malaikat, suatu kumpulan yang meriah itu adalah hamba-hamba TUHAN yang
berkemenangan.
3.
Menjadi jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga
Tidak bisa dipungkiri,
lewat ibadah ini, dengan penyerahan diri sepenuh, kita akan dijadikan sebagai
anak-anak sulung. Kemudian, kalau kita datang kepada TUHAN, beribadah dengan
penyerahan yang sungguh-sungguh, sudah pasti nama terdaftar di kerajaan
Surga, tertulis dalam kitab kehidupan Anak
Domba. Sebab itu, kalau kita datang kepada TUHAN, harus sungguh-sungguh
disertai dengan penyerahan diri sepenuh. Sehingga, lewat ibadah ini kita akan
dijadikan sebagai anak-anak sulung, dan lewat ibadah ini nama terdaftar dalam
kerajaan Surga = masuk Surga.
Wahyu 3:5
(3:5)
Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak
akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku
namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.
Apa arti kalimat: melainkan Aku akan mengaku namanya di
hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya?
Artinya: Kehidupan yang terdaftar di
Surga adalah kehidupan yang tidak menyangkal TUHAN dan tidak menyangkal salib
di Golgota, tetapi sebaliknya, menyangkal diri dan memikul salibnya. Itu orang
yang berkemenangan.
Wahyu 14:4
(14:4)
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka
adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah
dan bagi Anak Domba itu.
Menjadi anak sulung itu lewat
penebusan, lewat pengorbanan, lewat sangkal diri dan pikul salib. Seseorang
tidak mungkin menjadi anak sulung kalau tidak sangkal diri dan pikul salib.
Tidak mungkin namanya terdaftar di Surga kalau tidak sangkal diri dan pikul
salib.
4.
Datang kepada Allah, yang menghakimi semua orang. Ini adalah gambaran dari
orang-orang yang memiliki kasih Allah.
1 Yohanes 4:16-17
(4:16)
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah
adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap
berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. (4:17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita,
yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena
sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
Allah itu kasih, tetapi
Allah juga akan menghakimi. Berarti, kalau kita datang beribadah = datang
kepada Allah yang menghakimi semua orang, itu gambaran bahwa kita memiliki
kasih Allah yang sempurna.
5.
Berada diantara roh-roh
orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
Ibadah dan pelayanan ini
menjadi suatu sarana yang sangat efektif untuk menolong kita semua, untuk kita
dapat merasakan kasih karunia TUHAN, yakni darah salib di Golgota, yang
berkuasa untuk menebus dan mengampuni, menguduskan sampai menyempurnakan. Kalau
sempurna, berarti; kualitas rohani kita sederajat dengan Mempelai Laki-Laki
Surga, kelak bersanding dengan Dia.
6.
Datang kepada Yesus,
Pengantara perjanjian baru.
Kalau pengantara perjanjian
lama, imam besar akan mempersembahkan korban dari darah domba jantan maupun
darah anak lembu jantan. Tetapi yang menjadi pengantara dalam perjanjian yang
baru adalah darah Yesus yang tercurah di atas kayu salib, bukan lagi darah
binatang.
Kata “pengantara” 🡪 kita telah
diperdamaikan di atas kayu salib sebagaimana tertulis dalam: 1 Yohanes 2:1-2; Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian
untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa
seluruh dunia.
Matius
26:28
(26:28) Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan
bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Darah perjanjian
berkuasa untuk mengampuni dosa.
Lukas 1:71-75
(1:71)
untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua
orang yang membenci kita, (1:72)
untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan
perjanjian-Nya yang kudus, (1:73)
yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia
mengaruniai kita, (1:74) supaya
kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, (1:75) dalam kekudusan dan kebenaran di
hadapan-Nya seumur hidup kita.
Darah perjanjian
melepaskan kita dari:
-
Musuh-musuh kita.
-
Semua orang yang membenci kita.
Sehingga kita dapat
merasakan rahmat-Nya/kemurahan-Nya yang besar kepada kita.
7.
Datang kepada darah
pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Singkat kata, percikan
darah lebih kuat dari pada darah Hael.
Kejadian 4:10
(4:10)
Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu
berteriak kepada-Ku dari tanah.
Darah Habel berteriak
kepada Allah dari tanah. Jadi darah Habel punya kuasa untuk memberitahukan
keberadaan/tabiat dari pada Kain, abangnya.
Jangan kecil hati kalau
kita mengalami pengorbanan. Ingat, korban-korban yang kita persembahkan itu
berkuasa, ia dapat berteriak kepada TUHAN. Tetapi, korban kita tidak lebih
berkuasa dari percikan darah. Maka, anak-anak TUHAN kalau sungguh-sungguh dalam
melayani TUHAN, penuh dengan pengorbanan, doa-doanya, seruan-seruannya, teriakan-teriakannya sampai
kepada TUHAN.
1 Petrus 1:2
(1:2)
yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita,
dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima
percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin
melimpah atas kamu.
Orang-orang
pilihan Allah dikuduskan oleh Roh,
berarti; ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tujuannya:
-
Supaya taat kepada Yesus Kristus, Kepala Gereja Mempelai Pria
Surga.
-
Supaya menerima percikan darah Yesus Kristus = sengsara tanpa
dosa.
Sengsara tanpa dosa, sengsara karena
kesalahan orang lain, biasanya ditolak. Kalau hukum manusia, itu tidak boleh
terjadi. Itu sebabnya di dunia ini banyak hukumnya, orang yang berasalah dibawa
ke pengadilan. Tetapi di dalam TUHAN ada istilah “percikan darah” berarti;
sengsara tanpa dosa, orang lain yang berdosa kita yang menanggungnya.
Percikan darah/sengsara tanpa dosa
adalah penyucian yang terakhir. Kenapa disebut penyucian terakhir? Kalau
penyucian yang pertama itu dimulai dari pintu gerbang, berarti percaya kepada
Yesus. Setelah menerima Yesus/percaya kepada Yesus maka, alat/perabot pertama
yang ditemukan dalam Tabernakel itulah mezbah korban bakaran. Tetapi penyucian
terakhir itu 7 (tujuh) kali percikan darah.
Imamat 16:14
(16:14)
Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan
memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke
depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan
jarinya tujuh kali. (16:15) Lalu
ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi
bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah
diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu
jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan
tutup pendamaian itu.
Di sini kita melihat 2 (dua) kali 7
(tujuh) percikan darah lembu jantan dan domba jantan.
-
7 (tujuh) kali percikan yang pertama terjadi di atas tutup
pendamaian.
-
7 (tujuh) kali percikan yang kedua terjadi di depan Tabut
Perjanjian.
Ini berbicara penyucian yang
terakhir; sengsara tanpa dosa.
- 7 (tujuh) kali percikan
darah di atas tutup pendamaian 🡪 sengsara yang dialami Mempelai Pria bagi sidang mempelai-Nya.
- 7 (tujuh) kali percikan
yang kedua terjadi di depan Tabut Perjanjian 🡪 sengsara sebagai penyucian yang dialami oleh
gereja TUHAN. Tujuannya: untuk mencapai kesempurnaan yakni; menjadi mempelai
perempuan TUHAN.
Jadi sama-sama sengsara,
baik TUHAN Yesus maupun gereja TUHAN.
Kita
kembali memperhatikan....
Ibrani
9:19
(9:19)
Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh
umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air,
dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
Diperciki
dengan darah dan air, jelas hal ini menunjukkan bahwasanya setiap orang yang
mau mengikut TUHAN harus menyangkal diri dan memikul salib-Nya.
Terkait
dengan hal ini kita hubungkan dengan...
Matius
16:21
(16:21)
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus
pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga.
Di sini
kita melihat, Yesus memberitahukan kepada murid-murid tentang
sengsara/penderitaan yang harus di alami-Nya di atas kayu salib dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat.
Respon murid-murid terhadap
pemberitahuan ini.
Matius
16:22
(16:22)
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan,
kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa
Engkau."
Singkat
kata, Petrus menolak salib Kristus / sengsara salib.
Matius
16:23
(16:23)
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau
suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Kenapa
Petrus menolak salib di Golgota? Jawabnya: karena Petrus masih mempertahankan
pemikiran manusia daging, sehingga ia tidak memiliki pemikiran dari Allah.
Kalau seseorang masih mempertahankan mindset yang lama, cara hidup yang lama,
kehidupan semacam ini akan menjadi batu sandungan terhadap rencana penyelamatan
yang akan dikerjakan Yesus di atas kayu salib.
Kalau
manusia masih berpikir secara manusiawi, atau ada di tengah ibadah dan
pelayanan tetapi logikanya terlalu tinggi, pasti tersandung dengan rencana
Allah. Oleh sebab itu, datang kepada TUHAN jangan disertai dengan logika
tinggi. Jangan selalu mengandalkan logika, pikiran manusiawi. Tetapi biar kita
mengandalkan pikiran TUHAN, pikiran TUHAN menjadi pikiran kita, supaya jangan
tersandung terhadap berita salib. Orang yang masih mempertahankan logika,
pikiran manusia, menolak pikiran Allah, itu datangnya dari Setan (Enyahlah Iblis).
Matius
16:24
(16:24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku.
Syarat
untuk mengikut TUHAN:
-
Sangkal diri.
-
Pikul salib.
-
Mengikut TUHAN.
Jadi, ikut
TUHAN tidak harus menjadi orang kaya, tidak harus memiliki kedudukan,
jabatan/pangkat tinggi. Bukan itu syaratnya.
Penjelasan
tentang: SANGKAL DIRI.
Sangkal
diri berarti; menyangkali segala sesuatu di dalam diri termasuk
kelebihan-kelebihan, kemampuan-kemampuan yang kita miliki. Kalau kaya, banyak
uang, puji TUHAN, tetapi jangan bermegah di situ. Kalau pandai/pintar, rangking
di sekolah, puji TUHAN, tetapi jangan bermegah di situ. Kalau memiliki
pekerjaan yang bagus, puji TUHAN, tetapi jangan bermegah di situ.
Selain
itu, ada juga yang harus disangkali, kalau gaji kecil, jangan minder. Minder
juga harus disangkali. Belum mendapat sesuatu yang kita inginkan, jangan
minder, itu juga harus disangkali. Belum punya penghasilan yang baik, belum
punya pekerjaan yang baik, belum ini dan itu, jangan minder, hal-hal seperti
itu juga harus disangkali.
Kalau kita
perhatikan dalam Filipi 4:12 dalam
hal kenyang, kelimpahan, kelaparan, kekurangan, rasul Paulus sama saja, biasa
saja. Rasul Paulus tetap sangkal dirinya. Apapun kelebihan atau kekurangan
dalam diri, sangkali saja.
Dalam 2 Korintus 12:1-4, rasul Paulus
diangkat ke tingkat yang ketiga itulah Firdaus. Di situlah ia mendengar
kata-kata yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan manusia. Disitulah ia
mendapatkan penyataan-penyataan dan penglihatan-penglihatan dari TUHAN. Dan ia
juga mendengar kata-kata yang tak terkatakan dan yang tidak boleh diucapkan
manusia, itulah nyanyian baru, yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun.
Nyanyian baru = hubungan intim, hubungan nikah yang suci. Ini adalah
kelebihan-kelebihan rasul Paulus, dari pada hamba-hamba TUHAN yang lain.
Diangkat ke Surga itu luar biasa, yang tidak pernah dialami oleh siapapun di
bumi ini.
Bagaimana
reaksi/respon rasul Paulus terhadap kelebihan yang ia terima dari TUHAN? Juga
bagaimana reaksi/respon kita terhadap kelebihan yang kita punya?
2 Korintus
12:5
(12:5)
Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku
tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
Rasul
Paulus tidak bermegah. Tetapi rasul Paulus bermegah dengan kemurahan TUHAN.
Sebetulnya,
orang itu 🡪
dirinya sendiri, tetapi dalam wujud Ilahi, karena ia sudah diangkat ke tingkat
ketiga. Itu adalah kemurahan TUHAN, boleh bermegah, tetapi atas dirinya, ia
tidak bermegah. Apapun kelebihan di dalam diri ini tidak boleh bermegah. Untuk
yang rohani kita boleh bermegah. “Atas kelemahan-kelemahan” 🡪 salib di Golgota, untuk itu kita dapat bermegah.
Kalau kita
sarjana sangkali, walaupun itu kelebihan. Kalau sudah mendapat pekerjaan dan
itu kelebihan yang kita punya, tidak usah bermegah, sangkali saja. Badan
pendek, badan tinggi mengucap syukur saja. Kulit hitam, kulit putih juga
mengucap syukur saja. Mata biru, mata hitam, mengucap syukur saja. Dapat
sedikit, dapat banyak, mengucap syukur saja. Tidak perlu bermegah, sangkali
saja semua itu.
Ibrani
12:6
(12:6)
Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi,
karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku,
supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka
lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.
Rasul
Paulus bukan orang bodoh, sebab itu ia tidak mau bermegah. Berarti rasul Paulus
ini orang yang bijaksana dan ia mengatakan itu benar, tidak dusta. Apapun
kelebihan yang kita punya, tahan diri saja.
Ibrani
12:7
(12:7)
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar
biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang
utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Rasul
Paulus digocoh oleh seorang utusan Iblis supaya dia jangan bermegah.
Setelah
saya renungkan, memang cara TUHAN supaya anak TUHAN tetap lemah lembut dan
rendah hati itu luar biasa, tidak terselami. Jadi, jangan kaget kalau tiba-tiba
mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan isi hati, keinginan di hati,
seolah-olah kita seperti digocoh. Itu cara TUHAN supaya kita tetap rendah hati
(tidak tinggi hati). Tidak usah marah-marah, mencak-mencak, jengkel. Inilah
syarat mengikut TUHAN yang pertama: sangkal diri.
Ibrani
12:8
(12:8)
Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya
utusan Iblis itu mundur dari padaku.
Maunya
manusia, kalau boleh jangan mengalami suatu penderitaan. Rasul Paulus juga
demikian, sudah 3 (tiga) kali dia memohon, supaya duri dalam daging dicabut,
utusan Iblis yang menggocoh itu mundur dari padanya. Rasul Paulus sudah memohon
sebanyak 3 (tiga) kali, berarti; penderitaan itu terlalu sakit rasanya bagi
dia.
Ibrani
12:9
(12:9)
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab
itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun
menaungi aku.
Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, berarti; duri dalam daging itu
terjadi atas seijin TUHAN. Sebab lewat duri dalam daging, rasul Paulus
dilimpahi dengan kasih karunia. Justru lewat duri dalam daging, lewat sengsara
dan kelemahan; kuasa TUHAN sempurna terhadap rasul Paulus. Dan pada akhirnya
rasul Paulus sadar, itu sebabnya ia berkata: Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa
Kristus turun menaungi aku.
Salib di
Golgota itu menjadi perlindungan, naungan kita. Jadi, tidak selamanya
penderitaan itu merugikan. Kalau penderitaan itu datang atas seijin TUHAN,
berarti; supaya kuasa TUHAN sempurna atas kita, bahkan nanti kuasa TUHAN, salib
di Golgota menjadi naungan dan perlindungan bagi kita. Itu sebabnya Setan takut
dengan darah salib. Setan itu tidak takut dukun, santet, guna-guna,. Setan
hanya takut dengan darah salib.
2 Korintus
12:10
(12:10)
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di
dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus.
Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Pada
akhirnya rasul Paulus senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di
dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena salib di
Golgota. Dan rasul Paulus berkata: Sebab
jika aku lemah, maka aku kuat. Tetapi kalau kita merasa kuat, kita menjadi
lemah.
Penjelasan
tentang: MEMIKUL SALIB.
Memikul
salib artinya: Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Orang yang
mau memikul salib adalah orang yang bertanggung jawab. Kalau orang menolak
salib, orang semacam ini tidak mempunyai tanggung jawab. Jangankan tanggung
jawab yang dipercayakan dari perusahaan, menanggungjawabi dirinya saja belum
tentu bisa. Jadi TUHAN tidak percaya kepada orang yang semacam ini.
Maka,
seorang imam harus ditahbiskan. Dan untuk tahbisan itu TUHAN menuntut 3 (tiga)
jenis binatang (korban berdarah-darah).
-
Korban yang pertama; lembu jantan, supaya menjadi pendamaian.
Orang lain diperdamaikan kita yang menjadi korban.
-
2 (dua) binatang lain; itulah domba jantan pertama dan domba
jantan kedua. Domba jangan pertama adalah penyerahan diri. Domba jantan kedua
itulah tahbisan. Tidak mungkin seseorang bisa melayani kalau tidak
memikul salib (bertanggung jawab).
Selain itu
TUHAN juga menuntut 3 (tiga) jenis roti sajian; supaya benar tanpa ragi, benar
dengan rendah hati, benar dengan kasih.
Matius
11:29
(11:29)
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Memikul
salib di atas pundak adalah orang yang belajar bertanggung jawab. Belajarlah
terus bertanggung jawab. Belajar bertanggung jawab dalam melayani, dalam
kebenaran dan kesucian, dalam pekerjaan yang jasmani maupun rohani, dalam
sekolahnya. Belajar juga mempertanggung jawabkan Roh Kudus, kasih Allah dan
kebenaran Firman. Belajar, belajar dan belajar, itu orang yang memikul salib.
Juga
belajarlah untuk lemah lembut dan rendah hati. Kalau kita belajar lemah lembut
dan rendah hati, berarti; semakin hari semakin nyata lemah lembut. Tambah tahun
tambah lemah lembut. Demikian juga rendah hati, tambah tahun tambah rendah
hati. Jangan tambah tahun tambah tengil, sudah tahu kebenaran tetapi tambah
tengil. Jadi lembah lembut dan rendah hati juga tanggung jawab yang harus
dipikul di atas pundak. Segala sesuatu harus dipikul di atas pundak.
Penjelasan
tentang: MENGIKUT TUHAN.
Mengikut
TUHAN artinya; satu dengan pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya.
Sampai
kapan kita sangkal diri, pikul salib, dan mengikut TUHAN?
Lukas
9:22-23
(9:22)
Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan
ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga." (9:23)
Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Jawabnya:
sangkal diri, pikul salib dan mengikut TUHAN itu harus dilakukan setiap hari.
Setiap
hari artinya;
-
Tidak boleh ditunda-tunda.
-
Tidak boleh melihat situasi, kondisi dan keadaan.
-
Tidak boleh malu dan minder.
Matius
16:25
(16:25)
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Siapa yang
menghindar dari sangkal diri dan pikul salib ia akan kehilangan nyawa = binasa.
Sebaliknya, barangsiapa kehilangan nyawanya karena sangkal diri dan pikul
salib, ia akan memperoleh hidup kekal. Mana yang kita pilih, hidup kekal atau
hidup sementara?
Matius
16:26
(16:26)
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Berarti
yang terpenting bagi kita adalah; sangkal diri, pikul salib dan ikut TUHAN. Itu
jauh bernilai tinggi dari pada seisi dunia. Dengan demikianlah kita dapat
beroleh hidup kekal.
Matius
16:27
(16:27)
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya;
pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Pada hari
penghakiman nanti ada pembalasan. Hari pembalasan ini yang kita nanti-nantikan.
Itu sebabnya, saat ini kita tetap sangkal diri dan pikul salib, sebab upah
besar menjadi bagian kita.
Kembali
kita memperhatikan...
Ibrani
9:19-20
(9:19)
Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh
umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu
merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, (9:20) sambil berkata: "Inilah
darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." (9:21) Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya
secara demikian dengan darah.
Kemah dan
semua alat-alat dalam Tabernakel diperciki oleh darah perjanjian yang
ditetapkan Allah bagi kita.
Ibrani
7:22
(7:22)
demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.
Yesus
adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat dari perjanjian yang
pertama, itulah hukum Taurat.
Perjanjian
hukum Taurat: dosa diampuni dengan darah korban binatang. Tetapi darah Yesus
lebih kuat dari darah binatang. Ini ditetapkan Allah bagi kita.
Ibrani
10:1
(10:1)
Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang
akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena
itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan,
hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian
di dalamnya.
Hukum
Taurat hanya bayangan dari keselamatan yang akan datang. Pendeknya, hukum
Taurat bukan hakekat dari keselamatan.
Sekalipun
korban yang sama terus menerus dipersembahkan, hukum Taurat/perjanjian yang
pertama tidak mungkin menyempurnakan kita. Maka sudah jelas bahwa; Yesus adalah
jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.
Ibrani
10:2
(10:2)
Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi,
sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah
disucikan sekali untuk selama-lamanya.
Jika hukum
Taurat, perjanjian yang pertama berkuasa untuk menyucikan dan menyempurnakan,
maka, orang tidak lagi membawa darah korban binatang untuk dipersembahkan. Jadi
jelas, darah dari korban binatang tidak dapat menghapus dosa manusia apalagi
menyempurnakan manusia. Andaikata darah binatang itu bisa menghapus dosa, untuk
apalagi dia membawa darah korban binatang berkali-kali ke dalam ruangan maha
suci, setiap tahun?
Ibrani
10:3
(10:3)
Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan
adanya dosa.
Oleh
karena darah korban binatang yang selalu dipersembahkan setiap tahun, setiap
hari raya pendamaian, justru korban itu merangsang dosa. Mengapa demikian?
Karena kalau berbuat dosa hari ini, nanti pada saat hari raya pendamaian, imam
besar akan membawa darah korban binatang untuk memperdamaikan dosa. Berbeda
saat kita melihat darah salib di Golgota, justru membuat kita hancur dan
menghentikan dosa. Jadi, darah Yesus lebih kuat dari darah perjanjian yang
pertama, itulah darah korban binatang.
Ibrani
10:4
(10:4)
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan
menghapuskan dosa.
Intinya,
perjanjian yang pertama, darah korban binatang tidak bisa menyempurnakan
manusia. Jadi, hukum Taurat hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan tiba.
Jangan sampai bayangan Surga yang menjadi bagian kita.
Ibrani
10:5-8
(10:5)
Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan
persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh
bagiku --. (10:6) Kepada korban
bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
(10:7)
Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis
tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan,
korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau
tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum
Taurat --.
Korban dan
persembahan, yakni; korban bakaran dan korban penghapus dosa:
-
Allah tidak menghendakinya
-
Allah tidak berkenan kepadanya.
Meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat.
Ibrani
10:9A
(10:9)
Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Yesus
datang ke dunia ini untuk melakukan kehendak Allah.
Matius
26:42
(26:42)
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku
jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Minum
cawan Allah = menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung di atas kayu
salib = menanggung penderitaan karena dosa manusia. Dengan demikian; jadilah
kehendak Allah.
Jadi,
kehendak Allah ini sudah direncanakan dan sudah ditulis di dalam gulungan
kitab, tinggal dibukakan Firman-Nya lalu dijelaskan. Sehingga, kitapun bisa
memahami rencana TUHAN, tentang perjanjian yang kedua.
Ibrani
10:9B
(10:9)
Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan
kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Oleh
karena kehendak Allah, maka perjanjian yang pertama yakni; hukum Taurat
dihapuskan, supaya menegakkan perjanjian yang kedua yang lebih kuat dari pada
perjanjian yang pertama.
Ibrani
10:10
(10:10)
Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk
selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Oleh
karena kehendak Allah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh
persembahan tubuh Yesus Kristus.
Jadi TUHAN
Yesus tidak perlu mengorbankan diri-Nya berkali-kali. Berbeda dengan perjanjian
yang pertama, setiap tahun darah korban binatang selalu dipersembahkan untuk
memperdamaikan dosa manusia, tetapi tidak berkuasa menyucikan dan
menyempurnakan.
Ibrani
9:22B
(9:22)
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Jadi,
kalau TUHAN Yesus tidak mati di atas kayu salib (darah-Nya tidak tercurah bagi
kita), tidak mungkin ada pengampunan terhadap dosa.
Ibrani
9:23-24
(9:23)
Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan
secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh
persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu. (9:24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan
tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi
ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
TUHAN
Yesus telah menyerahkan diri-Nya dan mencurahkan darah-Nya guna kepentingan
kita bersama.
Ibrani
9:25-26
(9:25)
Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri,
sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah
yang bukan darahnya sendiri. (9:26)
Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini
dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada
zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
Yesus
telah menyerahkan segenap hidup-Nya, satu kali untuk selamanya. Kemudian,
berkuasa untuk menghapuskan dosa dunia oleh korban-Nya. Hanya oleh satu korban
kita sempurna. Hanya oleh satu korban kita diselamatkan. Hanya oleh satu
korban, dosa kita dihapuskan. Berarti; darah perjanjian lebih kuat dari pada
perjanjian yang pertama itulah hukum Taurat.
Ibrani
9:27-28
(9:27)
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan
sesudah itu dihakimi, (9:28)
demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk
menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya
sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada
mereka, yang menantikan Dia.
Manusia
mati hanya satu kali saja, bukan dua kali. Kalau dua kali mati, nanti nyawa ini
dipermain-mainkan. Nikah pun dipermain-mainkan, segala sesuatu
dipermain-mainkan. Sebagaimana Yesus satu kali mati untuk selamanya, demikian
juga manusia hanya mati satu kali.
Saya
tambahkan sedikit lagi: tadi orang Yahudi dan ahli-ahli bangunan tersandung,
padahal Tabernakel dan semua peralatan yang ada di dalamnya ditandai/dilumuri
darah. Itu artinya mereka tidak mengenal Yesus. Kalau mereka mengenal Yesus
tidak mungkin mereka membuang dasar bangunan, batu penjuru.
Matius
26:62-63
(26:62)
Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau
memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" (26:63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu
kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah
kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Dari
pertanyaan ini, terlihat bahwa orang Yahudi dan ahli bangunan tidak mengenal
Yesus, seperti saudara-saudara Yusuf yang tidak mengenal Yusuf.
1 Korintus
2:14-16
(2:14)
Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena
hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab
hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
(2:15) Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri
tidak dinilai oleh orang lain. (2:16)
Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat
menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Manusia
duniawi dapat dikenal oleh manusia rohani, tetapi manusia rohani tidak dikenal
oleh manusia duniawi.
Yang
rohani tidak dapat dinilai secara duniawi. Tetapi perkara duniawi dapat dinilai
oleh manusia rohani. Itulah sebabnya Yusuf mengenal saudara-saudaranya, tetapi
saudara-saudaranya tidak dapat mengenal Yusuf.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SURGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment