IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 26 MEI 2022
KITAB RUT PASAL 4
Subtema: TERIMA KEPUTUSAN ALLAH UNTUK NAIK
TERANGKAT KE SORGA
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang sudah memungkinkan kita untuk
berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan
perjamuan suci, yang dirangkai dengan memperingati hari Kenaikan TUHAN Yesus Krsitus,
tepatnya pada hari ini, Kamis 26 Mei 2022. Semua karena kemurahan TUHAN, kita bersyukur
kepada TUHAN tentunya.
Saya juga tidak
lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung dan di Malaysia, bahkan
umat ketebusan TUHAN, para simpatisan yang senantiasa setia untuk tekun
digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten,
Indonesia, lewat live streaming video
internet YouTube, Facebook di mana pun anda berada. Salam sejahtera dan bahagia
di dalam kita menikmati sabda Allah malam hari ini.
Oleh sebab itu,
kita mohon kemurahan TUHAN supaya kiranya Firman yang dibukakan itu betul-betul
meneguhkan kita di malam hari ini.
Malam ini adalah
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, yang dirangkai dengan Hari
Kenaikan TUHAN Yesus Kristus; ini merupakan kemurahan besar bagi kita. Kalau
Yesus naik dan dipermuliakan, maka suatu kali kelak kita juga akan naik dan
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Kita akan tetap
mengikuti STUDY RUT sebagai Firman
Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kiranya kita tetap menaikkan doa dan permohonan kepada TUHAN supaya betul-betul
Ibadah Pendalaman Alkitab yang dirangkai dengan hari kenaikan Yesus Kristus
ditampilkan lewat pemberitaan Firman di malam ini.
Kita masih
berada pada Rut 4:14B.
Rut 4:14B
(4:14) Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi:
"Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan
seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
Perempuan-perempuan
di Betlehem berkata kepada Naomi: Termasyhurlah
kiranya nama anak itu di Israel.
Pertanyaannya:
Siapakah nama anak laki-laki yang dilahirkan oleh Rut bagi Boas tersebut?
Rut 4:17A
(4:17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada
anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki";
lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.
Perempuan-perempuan
di Betlehem berkata: Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki. Lalu
perempuan-perempuan Betlehem menyebutkan nama anak laki-laki yang dilahirkan
oleh Rut bagi Boas ialah Obed.
Nama Obed dan riwayatnya sebenarnya tidak ditulis atau tidak dikisahkan secara terperinci secara detail baik di dalam Perjanjian Lama ataupun di dalam Perjanjian Baru untuk mengetahui apakah benar-benar nama Obed tersebut termasyhur.
Tetapi, adapun
nama Obed tertulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian baru hanya terkait dengan silsilah semata,
tidak lebih tidak kurang.
Rut 4:17B
(4:17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada
anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki";
lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.
Obed adalah ayah
Isai, ayah Daud.
Selanjutnya,
kita akan melihat Rut 4:18,21-22,
dengan perikop: “Silsilah Daud”
Rut 4:18,21-22
(4:18) Inilah keturunan Peres: Peres memperanakkan
Hezron, (4:21) Salmon memperanakkan
Boas, Boas memperanakkan Obed, (4:22)
Obed memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.
Silsilah Daud diawali
oleh Peres yang dilahirkan oleh Tamar bagi Yehuda. Kemudian pada ayat 22, Obed memperanakkan Isai, dan
Isai memperanakkan Daud.
Singkat kata: Kisah Obed dalam Perjanjian Lama dikaitkan dengan silsilah Daud.
Jadi, nama Obed
dan riwayatnya hanya dikisahkan (dituliskan) terkait dengan silsilah semata.
Selanjutnya,
kita akan melihat kisah Obed dalam Perjanjian Baru di dalam Matius 1, dengan
perikop: “Silsilah Yesus Kristus”
Matius 1:1-3,5-6A,17
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud,
anak Abraham. (1:2) Abraham
memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan
saudara-saudaranya, (1:3) Yehuda
memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan
Hezron, Hezron memperanakkan Ram, (1:5)
Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut,
Obed memperanakkan Isai, (1:6) Isai
memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, (1:17) Jadi seluruhnya ada: empat
belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan
dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas
keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
-
Ada
14 (empat belas) keturunan dari Abraham sampai ke Daud.
-
Ada
14 (empat belas) keturunan dari Daud sampai ke pembuangan = Terhilang dan
seharusnya binasa -- sebab upah dosa adalah maut; karena pada waktu itu mereka
berada di bawah perhambaan dosa kenajisan (Babelonia) --.
-
Walaupun
sudah terhilang, tetapi ada 14 (empat belas) keturunan dari pembuangan ke Babel
sampai Kristus lahir.
Singkat kata:
-
Dalam
Perjanjian Lama, nama Obed dikaitkan dengan silsilah Daud.
-
Dalam
Perjanjian Baru, nama Obed dikaitkan dengan silsilah Yesus Kristus; Dialah
Tunas Daud, Raja di atas segala raja, bahkan Nama di atas segala nama, termasyhur
di Israel.
Pendeknya:
Perkataan perempuan-perempuan Betlehem adalah sebuah nubuatan yang heran
tentang pribadi Yesus Kristus, Nama di atas segala nama, termasyhur di Israel.
Rut 4:17
(4:17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada
anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki";
lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.
Perempuan-perempuan
Betlehem berkata: “Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki”, lalu mereka menyebutkan namanya
Obed. Obed adalah ayah Isai, ayah Daud.
Berarti, oleh
karena Obed, anak Boas yang dilahirkan Rut, perempuan Moab tersebut, maka;
-
silsilah
Elimelekh, suami Naomi yang sudah mati itu,
-
dan
silsilah Mahlon, yang tadinya suami dari pada Rut, yang juga adalah anak
pertama laki-laki Naomi yang sudah mati itu,
tidak terputus dari antara Israel, dengan lain
kata; nama Elimelekh dan nama Mahlon ditegakkan di atas tanah milik pusakanya,
sama artinya; berhak untuk mewarisi tanah air sorgawi sekalipun mereka telah
mati di tanah Moab, sebagaimana bangsa Israel telah mati di tanah pembuangan di
Babel.
Kalau tidak ada
Obed, maka silsilah Elimelekh (suami Naomi) sudah mati, namanya terputus dari
antara orang Israel, tidak ditegakkan di atas tanah milik pusaka, tidak berhak
untuk mewarisi tanah air sorgawi; demikian juga Mahlon, anak Elimelekh, yang
dilahirkan Naomi.
Tetapi karena
Mahlon sudah mati di tanah Moab, maka Boas menebus apa yang menjadi milik dari
pada Elimelekh, sekaligus mengambil Rut menjadi isterinya, dengan demikian; Boas
telah melakukan kewajiban perkawinan ipar supaya silsilah Elimelekh dan
silsilah Mahlon tidak terputus dari antara orang Israel, dengan lain kata; nama
mereka tetap ditegakkan di atas tanah milik pusaka, sama artinya bagi kita;
berhak untuk mewarisi tanah air sorgawi. Itulah yang akhirnya membuat nama
Yesus termasyhur di antara orang Israel.
Sebenarnya, kisah ini adalah sebuah nubuatan yang sudah digenapi oleh TUHAN Yesus Kristus.
Marilah kita
membaca Ezra 2, dengan perikop: “Daftar orang-orang yang kembali dari Babel”
Ezra 2:1-2
(2:1) Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat
pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh
Nebukadnezar, raja Babel, dan yang kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda,
masing-masing ke kotanya. (2:2)
Mereka datang bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia, Seraya, Reelaya,
Mordekhai, Bilsan, Mispar, Bigwai, Rehum dan Baana. Inilah daftar
orang-orang bangsa Israel:
Para tawanan
yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, akhirnya kembali
ke Yerusalem dan ke Yehuda masing-masing ke kotanya = kembali dari pembuangan.
Mereka yang
kembali dari pembuangan ke Yerusalem dan Yehuda bersama-sama Zerubabel, Yesua,
Nehemia, Seraya, Reelaya, Mordekhai, Bilsan, Mispar, Bigwai, Rehum dan Baana.
Kemudian, pada ayat 2B dikatakan: Inilah
daftar orang-orang bangsa Israel,
yang tertulis di dalam Ezra 2:3-54.
Jadi, mereka
yang pulang dari pembuangan, dari Babel, ke Yerusalem dan ke Yehuda ada daftar
listnya; nama-namanya tertulis jelas di dalam daftar itu, termasuk silsilahnya,
semuanya terperinci.
Sebagaimana tadi
nama Obed dikisahkan, tetapi hanya terkait dengan silsilah;
-
Dalam
Perjanjian Lama terkait dengan silsilah Daud.
-
Dalam
Perjanjian Baru terkait dengan silsilah Yesus.
Ezra 2:55-57
(2:55) Inilah keturunan para hamba Salomo: bani
Sotai, bani Soferet, bani Peruda; (2:56)
bani Yaala, bani Darkon, bani Gidel; (2:57)
bani Sefaca, bani Hatil, bani Pokheret-Hazebaim, bani Ami.
Keturunan para
hamba Salomo yang kembali ke Yerusalem dan Yehuda juga ditulis di sini dengan
rinci. Jadi, tidak ada yang terluput satupun dari antara orang-orang yang
kembali dari pembuangan itu, termasuk hamba-hamba Salomopun semuanya terdaftar.
Ezra 2:58
(2:58) Seluruh budak di bait Allah dan keturunan
para hamba Salomo ada tiga ratus sembilan puluh dua orang.
Begitu
terperincinya nama-nama orang yang terdaftar yang pulang dari pembuangan,
bahkan sampai hamba-hamba Salomo pun terdaftar; begitu terperincinya.
Biarlah kita
semua bekerja dengan baik; ada dalam perincian yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam
kehidupan kita, sehingga semua pekerjaan itu dikerjakan dengan rinci, rapi
tersusun, dan tidak ada yang terluput; oleh sebab itu, jangan biasakan lelet-lelet
dan menunda-nunda pekerjaan, sebab itu adalah kelicikan yang tidak boleh
dilakukan.
Ezra 2:59-61
(2:59) Inilah orang-orang yang berangkat pulang dari
Tel-Melah, Tel-Harsa, Kerub, Adan dan Imer, tetapi mereka tidak dapat
menyatakan apakah kaum keluarga dan asal usul mereka termasuk bangsa
Israel: (2:60) bani Delaya, bani
Tobia, bani Nekoda, enam ratus lima puluh dua orang; (2:61) dan dari antara kaum imam: bani Habaya, bani Hakos, bani
Barzilai. Barzilai itu memperisteri seorang anak perempuan Barzilai, orang
Gilead itu, dan sejak itu ia dinamai menurut nama keluarga itu.
Ada juga
orang-orang yang pulang dari Tel-Melah, Tel-Harsa, Kerub, Adan dan Imer, tetapi
mereka tidak dapat menyatakan kaum keluarga dan asal usul mereka. Mereka itu
adalah bani Delaya, bani Tobia, bani Nekoda, jumlah mereka seluruhnya ada
652 (enam ratus lima puluh dua) orang. Jadi, begitu rincinya dan begitu
akuratnya semuanya tertulis.
Ezra 2:62
(2:62) Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat
dalam silsilah, tetapi karena itu tidak didapati, maka mereka dinyatakan
tidak tahir untuk jabatan imam.
Mereka yang namanya
tidak tercatat dengan baik dari keturunan apa dan silsilah mereka juga tidak
jelas dari keturunan apa, maka mereka dinyatakan tidak tahir, tidak kudus dan
tidak diakui untuk memegang jabatan imam, karena akurasi dari silsilah dan
keturunan mereka tidaklah jelas.
Jabatan imam ini
sangatlah penting, sebab inilah yang melanjutkan silsilah kita untuk ditegakkan
di atas tanah milik pusaka. Jadi, jangan ada asal-asal sebutan imam.
Ezra 2:63
(2:63) Dan tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah,
bahwa mereka tidak boleh makan dari persembahan maha kudus, sampai ada
seorang imam bertindak dengan memegang Urim dan Tumim.
Karena mereka
tidak layak memegang jabatan imam, maka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa;
meraka tidak boleh makan dari persembahan maha kudus.
Tentang
“persembahan maha kudus” terlebih dahulu kita lihat referensinya:
-
Imamat 2:3, Korban sajian selebihnya adalah teruntuk
bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala
korban api-apian TUHAN.
-
Imamat 2:9-10, Kemudian imam harus mengkhususkan dari
korban sajian itu bagian ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah
sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. Korban sajian
selebihnya adalah bagian Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha
kudus dari segala korban api-apian TUHAN!
-
Bilangan 18:9, Inilah bagianmu dari segala persembahan-persembahan
yang maha kudus itu, yaitu dari bagian yang tidak harus dibakar: segala
persembahan mereka yang berupa korban sajian, korban penghapus dosa dan korban
penebus salah, yang dibayar mereka kepada-Ku; itulah bagian maha kudus
yang menjadi bagianmu dan bagian anak-anakmu.
-
Kalau seseorang
menjadi imam, maka bagian maha kudus dari segala korban api-apian itu harus
menjadi bagiannya. Tetapi karena mereka tidak layak untuk memegang jabatan imam,
maka diputuskan oleh kepala daerah bahwa mereka tidak boleh makan dari
persembahan maha kudus.
Lalu sampai
kapan keputusan untuk tidak boleh makan dari persembahan maha kudus itu
berlaku? Sebab kita juga bangsa kafir rindu supaya ada silsilah kita terdaftar
di sorga, silsilah kita tidak terputus, nama kita terdaftar di sorga, ditegakkan
di tanah milik pusaka, berhak untuk mewarisi tanah air sorgawi.
Mungkin kita
bukan keturunan Israel secara jasmani dari 12 (dua belas) suku Israel seperti
yang sudah kita lihat tadi, yang nama-namanya tertulis terdaftar secara rinci,
itulah budak kembali dari pembuangan dan mereka yang kembali dari tempat yang
lain; tetapi kita juga merindu Kerajaan Sorga.
Lalu kalau hanya
orang Yahudi saja yang masuk Sorga, tentu hal ini tidaklah adil. Bagaimana
dengan silsilah kita?
Jadi, Obed lahir
bukan semata-mata hanya untuk Israel dalam Perjanjian Lama, tetapi juga untuk
bangsa kafir. Itulah sebabnya nama Obed dikaitkan dengan silsilah Yesus
Kristus, karena bangsa kafir juga rindu untuk mewarisi tanah air Kerajaan
Sorga, nama kita tidak terputus dari antara Israel rohani lainnya, melainkan berhak
untuk mewarisi tanah air sorgawi.
Lalu bagaimana
nasib mereka? Di sini dituliskan: Sampai ada seorang imam bertindak dengan
memegang Urim dan Tumim. Sampai
tampilnya seorang Imam Besar Agung yang memegang Urim dan Tumim.
Apa kegunaan Urim
dan Tumim? Untuk mencari tahu apa yang menjadi kehendak Allah dengan
perantaraan seorang pemimpin ini.
Demikian juga waktu Yosua hendak ditetapkan untuk menggantikan
kepemimpinan Musa, melanjutkan tongkat estafet, maka atas perintah TUHAN kepada
Musa; Yosua
harus berdiri di hadapan Imam Eleazar,
sementara Eleazar memegang Urim
dan Tumim, sesuai dengan Bilangan 27:21,
Ia harus berdiri di depan imam Eleazar,
supaya Eleazar menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas
titahnya mereka akan keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta
semua orang Israel, segenap umat itu." Jadi, harus bertanya dahulu
kepada TUHAN.
Memang kita bukan dari keturunan Israel jasmani, tetapi kita juga rindu
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, lalu sampai kapan hal ini terjadi? Jawabnya:
Sampai ada seorang imam bertindak dengan memegang Urim dan Tumim.
Kegunaan Urim
dan Tumim adalah untuk mencari tahu apa yang menjadi kehendak Allah.
Keluaran 28:30
(28:30) Dan di dalam tutup dada pernyataan keputusan
itu haruslah kautaruh Urim dan Tumim; haruslah itu di atas jantung
Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun harus tetap membawa
keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN.
Setiap kali Imam
Besar Harun masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk menghadap Allah, maka dia
akan membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya di hadapan TUHAN.
Jadi, keputusan itu ada pada Urim tan Tumim untuk selanjutnya disampaikan
kepada bangsa Israel.
Yesus Kristus
adalah Imam Besar Agung yang memegang Urim dan Tumim, sedangkan umat ketebusan Tuhan
adalah jantung hati Tuhan. Sementara tugas Imam Besar Agung adalah untuk
membawa apa yang menjadi keputusan Allah, membawa apa yang menjadi kehendak
Allah bagi umat Israel.
Intinya: Yesus
adalah Imam Besar Agung; kita adalah jantung hati Tuhan
Ibrani 2:16
(2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang
Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
Yesus Kristus,
Imam Besar Agung; Dia sangat mengasihi saya dan saudara. Bukan malaikat yang Ia
kasihani, melainkan saya san saudara yang Ia kasihani.
Ibrani 2:17
(2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus
disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh
belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa
seluruh bangsa.
Yesus Kristus
tampil menjadi Imam Besar, berarti; Dia menaruh belas kasihan kepada umat-Nya
(bangsa Israel) untuk itulah Ia setia kepada Allah untuk menjadi pendamaian
atas dosa dunia.
Ibrani 2: 18
(2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita
karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Ia dapat
menolong mereka yang dicobai, karena Ia sendiri telah melewati pencobaan yang
begitu banyak.
Ibrani 4:15
(4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam
besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama
dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Dalam menghadapi
pencobaan, Dia tidak jatuh ke dalam dosa, dengan lain kata; Ia menang terhadap
pencobaanm sehingga Ia dapat menolong umat Israel dan menjadi pendamaian.
Ibrani 7:24
(7:24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya
tidak dapat beralih kepada orang lain.
Imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain, artinya;
pelayanan itu tidak untuk dialihkan, tetapi untuk dipikul. Berkat-berkat yang
kita terima bisa dialihkan (dibagi-bagi), tetapi tanggung jawab harus dipikul, tidak
bisa dibagi-bagi. Jadi, Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung yang bertanggung
jawab terhadap jantung hati TUHAN.
Dari rangkaian rentetan
ayat-ayat di atas tadi, dengan jelas menunjukkan kepada kita, bahwasanya kita adalah
jantung hati TUHAN, sebab Dia mengadakan pendamaian bagi kita karena Dia menaruh
belas kasihan, tetapi di lain pihak, Dia harus setia juga kepada Bapa. Jadi,
betul-betul kita ini adalah jantung hati TUHAN.
Di atas kayu salib, Yesus berseru: Eli, Eli lama sabakhtani? Sebenarnya, itu adalah seruan kita yang Dia sampaikan kepada Allah Bapa. Dia rela mati di atas kayu salib untuk gantikan kita.
Yang berdosa
adalah kita, dan yang seharusnya dihukum mati adalah kita, tetapi Dia yang
benar dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa menjadi benar; maka, semua
seruan-seruan yang dinaikkan kepada Bapa adalah seruan kita, keluh kesah kita,
semua sudah disampaikan, mengapa?
Karena kita adalah jantung hati TUHAN.
Itulah
keberadaan dari pada Imam Besar yang memegang Urim dan Tumim untuk membawa
keputusan Allah kepada bangsa Israel.
Pertanyannya: APA YANG MENJADI KEPUTUSAN ALLAH (KEHENDAK
ALLAH) BAGI KITA MANUSIA, UMAT ISRAEL JASMANI DAN ROHANI?
Matius 20:26B-28
(20:26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin
menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (20:27) dan barangsiapa ingin menjadi
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang."
Anak Manusia
datang ke dalam dunia ini untuk membawa apa yang menjadi keputusan Allah, atau
untuk membawa apa yang menjadi kehendak Allah bagi manusia.
1.
Yesus
datang untuk melayani.
2.
Yesus
datang untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Dua hal ini
harus dipertanggung-jawabkan di hadapan TUHAN bagi umat Israel.
Kalau tidak
demikian, kalau tidak ada seorang yang memegang jabatan imam yang memegang Urim
dan Tumim, maka orang-orang yang tidak tertulis namanya dari keturunan apa dan
yang silsilahnya tidak tertulis di dalam daftar tadi, bagaimana bisa layak untuk memegang jabatan imam dan menerima apa yang
menjadi bagian dari maha kudus? Tentu tidak akan mungkin bisa.
-
Bagaimana
nasib Elimelekh, suami Naomi yang sudah mati itu di Moab?
-
Bagaimana
dengan suami dari pada Rut, perempuan Moab, yang sudah mati, itulah Mahlon,
anak Elimelekh juga?
-
Bagaimana
nasib bangsa Israel yang berada di pembuangan -- sebab upah dosa adalah maut
--?
Tetapi puji
TUHAN, sampai tampilnya seorang Imam Besar yang memegang Urim Tumim. Dan di
sini kita sudah melihat; Yesus sudah tampil sebagai Imam Besar memegang Urim
dan Tumim. Kegunaan Urim dan Tumim adalah untuk membawa apa yang menjadi keputusan
TUHAN bagi umat Israel, yaitu ada 2 (dua) hal:
1.
Melayani.
2.
Untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Mengapa
disebutkan bagi banyak orang? Mengapa
tidak hanya kepada bangsa Israel saja? Sebab bagi banyak orang, artinya; untuk Israel jasmani dan Israel rohani,
itulah bangsa kafir.
Jadi, inilah
yang menjadi arti dari nama Obed:
1.
Melayani
TUHAN.
2.
Menyerahkan
nyawa menjadi tebusan bagi banyak orang.
Memang kalau
tadi kita melihat sepintas, kisah nama Obed hanya dikaitkan dengan silsilah, lalu
bagaimana kita bisa mengerti perkataan perempuan-perempuan Betlehem yang
mengatakan: “Termasyhurlah kiranya nama
anak itu di Israel”?
Kalau hanya
sekilas begitu saja tanpa ada rangkaian-rangkaian yang terhubung ayat demi
ayat, maka tidak akan mungkin terbuka rahasia Firman untuk kita mendapat
pengertian; oleh sebab itu, rentetetan ayat di atas harus kita ikuti terus.
Ayo, layanilah
TUHAN. Jangan hanya datang, duduk, lalu pulang; jangan hanya tahu makan saja. Kalau
sudah makan dan kenyang, harus lanjut dengan bekerja. Masakan sehabis makan,
kenyang, lalu tidur rohani, tidak mau bekerja? Sekalipun seseorang rajin untuk diri
sendiri, tetapi kalau dia tidak mau melayani; itu adalah tidur rohani.
Malam ini kita
sedang berada di dalam perjamuan makan minum sampai kenyang, di mana ayat demi
ayat yang limpah ruah kita terima sampai kenyang, masakan kita tidak mau melayani TUHAN?
Kalaupun belum
bisa melayani dengan tenaga, ada buah pemikiran. Kalaupun belum sempat melayani
dengan buah pemikiran, ada juga korban-korban, baik itu korban tatanan,
persembahan khusus, persembahan sukarela, dan lain sebagainya. Layani saja
TUHAN; jangan hanya makan minum saja, jangan hanya menggemukkan diri seperti
imam Eli, yang akhirnya batang lehernya patah.
Terlebih dahulu kita akan mengikuti penjelasan dari 2 (dua) arti nama Obed.
YANG PERTAMA,
penjelasan tentang: MELAYANI.
Yesus datang ke dalam
dunia ini untuk melayani TUHAN dengan sistem Kerajaan Sorga.
Apa itu sistem Kerajaan Sorga? Sesuai dengan Matius 20:26-27, melayani dengan sistem Kerajaan
Sorga, berarti yang pertama: Yang terbesar hendaklah menjadi PELAYAN.
Jadi, yang
terbesar itu bukanlah membesarkan badan atau membesarkan yang lahiriah, bukan
juga membesarkan kelebihan-kelebihan, tetapi yang terbesar hendaklah ia menjadi
pelayan, termasuk zangkoor juga
adalah pelayan. Kita sudah mempunyai kendaraan operasional untuk antar jemput
sidang jemaat, dan yang bertanggung jawab di situ adalah pelayan. Tetapi
biarlah kiranya kita semua betul-betul menjadi yang terbesar, berarti hendaklah
ia menjadi pelayan.
Mari kita
melihat pelayan yang benar di dalam 1
Samuel 3.
1 Samuel 3:1
(3:1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan
TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang;
penglihatan-penglihatan pun tidak sering.
Samuel yang muda
itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan imam Eli.
1 Samuel 3:2-8
(3:2) Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan
tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. (3:3) Lampu rumah Allah belum lagi
padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. (3:4) Lalu TUHAN memanggil:
"Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." (3:5) Lalu berlarilah ia kepada Eli,
serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi
Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah
ia tidur. (3:6) Dan TUHAN memanggil
Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta
berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli
berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." (3:7) Samuel belum mengenal TUHAN;
firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. (3:8) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga
kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya,
bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa
TUHANlah yang memanggil anak itu.
Allah memanggil
Samuel sebanyak tiga kali. Untuk panggilan itu, Samuel selalu menjawab "Ya, Bapa".
Biarlah kiranya
kita juga menjawab panggilan dengan “Ya, Bapa” saja. Jangan terlalu banyak
menjawab, supaya tidak terjadi perbantahan. Ada banyak orang sepertinya
menjawab “ya”, tetapi dilanjut dengan begini dan begitu; jangan lagi seperti
itu. Kita harus belajar dari Firman, tinggal katakan saja: “Ya, Bapa” di
hadapan TUHAN.
Ingat: Kalau
kita ingin menjadi yang terbesar, maka hendaklah menjadi pelayan yang menjawab
“ya Bapa” terhadap panggilan TUHAN. Baik itu panggilan sebagai pemimpin pujian,
sebagai pembaca Firman, singer, kolektan,
pemain musik, multimedia, infokus, bendahara, zangkoor; untuk panggilan itu, kita cukup berkata: “Ya, Bapa”,
artinya; dengar-dengaran terhadap suara panggilan TUHAN.
Soal
dengar-dengaran, kita langsung hubungkan dengan Matius 26.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu,
kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Allah memanggil
dan mengutus Anak yang tunggal ke dalam dunia ini. Terhadap panggilan itu,
Yesus berkata: "Ya Bapa",
artinya; Yesus dengar-dengaran terhadap panggilan Allah.
Panggilan Allah bagi Yesus adalah untuk minum cawan Allah, artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib = Rela menderita karena dosa manusia.
Pendeknya: Karena
Yesus dengar-dengaran terhadap panggilan Allah, maka jadilah kehendak Allah
atau kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
Kalau kita
dengar-dengaran terhadap panggilan Allah, maka pasti kehendak Allah terlaksana.
Jadi, bukan soal siapa yang lebih pintar, siapa yang lebih hebat, siapa yang
ijazahnya lebih tinggi di sini, bukan.
Tetapi supaya
kehendak Allah terlaksana, maka setiap pelayan harus dengar-dengaran terhadap
panggilan-Nya, terhadap apa yang dikerjakan-Nya di hadapan TUHAN, maka dengan
demikian; rencana Allah terlaksana, atau jadilah kehendak Allah.
Yang penting
bagi seorang pelayan adalah dengar-dengaran, bukan soal adu pintar, adu jotos, bukan soal adu siapa yang lebih
kuat. Inilah melayani dengan sistem Kerajaan Sorga.
Berbeda dengan
antikris:
-
Memerintah
dengan tangan besi dan menjalankan kuasa dengan kekerasan.
-
Menganggap
yang menjadi pelindung adalah yang dianggap pembesar-pembesar.
Ini adalah
kesalahan; tidak seperti itu melayani dengan sistem Kerajaan Sorga.
Melayani dengan
sistem Kerajaan Sorga, berarti; yang terbesar hendaklah menjadi pelayan, dan pelayan
harus dengar-dengaran terhadap panggilan-Nya supaya kehendak Allah terlaksana.
Kita kembali
memperhatikan 1 Samuel 3.
1 Samuel 3:1B
(3:1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah
pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan
pun tidak sering.
Pada masa di
bawah pengawasan imam Eli, Firman TUHAN itu jarang, penglihatan-penglihatan pun
tidak sering.
-
Pembukaan
Firman sudah dinyatakan bagi kita semua dalam ketekunan 3 (tiga) macam ibadah
pokok, serta ibadah kaum muda remaja.
-
Kemudian,
setiap kali ada penglihatan di antara kita juga diberi kesempatan untuk menyatakan
penglihatan itu.
Kita semua yang
sudah besar dan sudah tua ini mendapatkan pembukaan Firman dan mendapatkan
penglihatan, tetapi Samuel adalah anak kecil yang jarang sekali mendapatkan
pembukaan Firman, jarang sekali mendapatkan penglihatan, dan dia tidak
mendapatkan pembukaan seperti penguraian pada malam ini, tetapi kok bisa Samuel
dengar-dengaran? Bukankah
seharusnya kita malu dengan hal ini?
1 Samuel 3:7
(3:7) Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN
belum pernah dinyatakan kepadanya.
Ditambah lagi,
Samuel belum mengenal TUHAN dan Firman TUHAN belum pernah dinyatakan (dijelaskan)
kepada Samuel yang masih kecil ini.
Berbahagialah
anak kecil di tempat ini, sebab kepada mereka, Firman TUHAN dijelaskan dan
dituliskan dengan rapi.
Jadi, dari sini bisa memetik suatu pelajaran: Bukan soal dalamnya kita memiliki pengetahuan tentang pembukaan Firman, sebab apa artinya kalau tidak dengar-dengaran. Tetapi lebih sempurna kalau kita memiliki pengetahuan yang dalam dari pembukaan Firman, lalu disertai dengan dengar-dengaran.
1 Samuel 3:19-21
(3:19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN
menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya
gugur. (3:20) Maka tahulah
seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan
jabatan nabi TUHAN. (3:21) Dan TUHAN
selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada
Samuel dengan perantaraan firman-Nya.
Samuel makin
besar, TUHAN menyertai Samuel. Kemudian, yang mengherankan; tidak ada satupun
dari Firman TUHAN dibiarkan TUHAN gugur. Biarlah TUHAN semakin menyertai kita
dan Firman TUHAN tidak gugur dalam kehidpuan kita satu ayatpun.
Jadi, yang
terbesar hendaklah ia menjadi pelayan, dan tidak ada satupun Firman TUHAN gugur,
sebab TUHAN selalu menyertai pelayan TUHAN yang dengar-dengaran.
1 Samuel 7:15-15
(7:15) Samuel memerintah sebagai hakim atas orang Israel
seumur hidupnya. (7:16) Dari tahun
ke tahun ia berkeliling ke Betel, Gilgal dan Mizpa, dan memerintah atas orang
Israel di segala tempat itu,
Samuel
memerintah sebagai hakim atas umat Israel seumur hidupnya. Sebagai seorang
hakim, setiap orang akan membawa perkaranya kepada Samuel, dan Samuel akan
tampil memerintah dan menghakimi setiap orang seumur hidupnya.
Jadi, sudah
sangat jelas; yang terbesar hendaklah menjadi seorang pelayan yang melayani
dengan sistem Kerajaan Sorga, berarti; dengar-dengaran.
Sesuai dengan Matius 20:26-27, melayani
dengan sistem Kerajaan Sorga, berarti yang
kedua: Yang terkemuka hendaklah ia menjadi
HAMBA.
Terkait dengan
“hamba”, kita hubungkan dengan Injil
Lukas 17, dengan perikop: “Tuan dan
Hamba”
Lukas 17:7-8
(17:7) "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang
hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada
hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! (17:8) Bukankah sebaliknya ia akan
berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan
layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh
makan dan minum.
Seorang hamba
mengabdi kepada seorang tuan, di mana pekerjaannya:
1.
Membajak
ladang tuannya.
2.
Menggembalakan
kambing domba tuannya.
Kemudian, setelah
tiba di rumah, hamba itu harus menyediakan makanan bagi tuannya sampai tuannya
itu selesai makan. Sebelum selesai tuannya itu makan, maka ia tidak akan pernah
makan; itulah hamba.
Oleh sebab itu,
seorang hamba harus tetap berikat pinggang, sebagaimana yang dikatakan pada ayat 8: “Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum”
Terkait dengan
ikat pinggang, dalam Yesaya 11:5
dikatakan: Ia tidak akan menyimpang dari
kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Seorang hamba
tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan seperti ikat pinggang;
-
dia
harus tetap membajak ladang tuannya,
-
harus
menggembalakan kambing domba tuannya,
-
dan
setibanya di rumah, ia harus menyediakan makan bagi tuannya sampai tuannya itu
selesai makan.
Itulah hamba
yang melayani dengan sistem Kerajaan Sorga.
Lukas 17:9
(17:9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu,
karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Seorang hamba yang
betul-betul menghambakan diri di hadapan TUHAN; tidak mengharapkan ucapan
terima kasih, tidak mengharapkan imbalan apalagi gaji.
Jadi, dari sini kita bisa melihat, bahwa; hamba itu benar-benar doulos (dalam bahasa Gerika), artinya; tidak ada hak atas dirinya sendiri, selain tuannya saja. Tidak ada imbalan, tidak ada gaji; jangankan gaji, ucapan terima kasih pun tidak diharapkan oleh seorang hamba.
Kalau hamba
melayani TUHAN, tetapi suka dipuji-puji dan merasa dibutuhkan, menunjukkan
bahwa ia tidak melayani dengan sistem Kerajaan Sorga. Mungkin mulut tidak berkata
“aku dibutuhkan”, tetapi jangan tersirat dalam hati dan pikiran bahwa “aku
dibutuhkan”. Ingat: Kita harus melayani dengan sistem Kerajaan Sorga.
Ada yang bekerja
sedikit, ada yang bekerja banyak; ada yang pengetahuannya sedikit, ada yang
pengetahuannya banyak. Yang banyak tidak boleh mengharapkan imbalan; yang
bekerja sedikitpun tidak boleh mengharapan imbalan. Jangankan imbalan, ucapan
terima kasih pun tidak boleh diharapkan.
Lukas 17:10
(17:10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan
segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba
yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Apabila hamba
TUHAN, imam-imam melakukan segala sesuatu yang ditugaskan, hendaklah hamba
berkata dalam setiap tugas pelayanannya:
1.
Kami adalah
hamba-hamba yang tidak berguna. Jangan merasa terlalu dibutuhkan;
jangan merasa terlalu penting; jangan merasa berguna walaupun mempunyai
kelebihan dan kemampuan.
2.
Kami hanya
melakukan apa yang kami harus lakukan. Berarti, bekerja tanpa menuntut hak.
Biarlah hal ini
melekat di dalam diri saya, sebagai hamba TUHAN yang memegang jabatan gembala,
melekat di dalam imam-imam, dan juga melekat di dalam diri seluruh sidang
jemaat.
Pendeknya: Dalam
bahasa Gerika, hamba = doulos. Pelayanan
seorang hamba akan terberkati; oleh sebab itu, seorang hamba harus tetap memiliki
prinsip doulos dan tetap rendah hati
ketika menjadi doulos.
Dalam Ibrani 7:7 dikatakan: Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang
lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. Supaya seorang hamba
terberkati dari tempat yang maha tinggi, maka seorang hamba harus tetap rendah
hati.
Kita lanjutkan
lagi dengan memperhatikan Wahyu 22.
Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan
takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya, (22:4) dan mereka
akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di
sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan
Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai
selama-lamanya.
Ada 7 (tujuh)
perkara di dalam Kerajaan Sorga, yaitu:
1.
Tidak
ada lagi laknat.
2.
Takhta
Allah dan takhta Anak Domba
3.
Beribadah
kepada TUHAN.
4.
Melihat
wajah-Nya.
5.
Nama-Nya
tertulis di dahi mereka.
6.
Malam
tidak ada lagi.
7.
Memerintah
sebagai raja sampai selama-lamanya
Tetapi dari 7 (tujuh) perkara ini hanya ada 2 (dua) kegiatan, yaitu:
-
Hal
3: Beribadah kepada TUHAN.
-
Hal
7: Memerintah sebagai raja = Melayani.
Berarti, sudah
sangat jelas: Kalau kita melayani dengan sistem Kerajaan Sorga di tengah-tengah
pertemuan ibadah, tujuannya adalah untuk membawa kita naik terangkat masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. Jangan kita hanya sibuk melayani diri sendiri; itu tidak akan
membawa diri seseorang untuk masuk ke dalam Sorga.
Itu sebabnya, nama
Obed ini selalu dikaitkan dengan silsilah, supaya silsilah kita tidak terputus
dari antara Israel, nama kita tetap ditegakkan di atas milik pusaka, itulah
tanah air sorgawi.
Bukankah hari
ini kita memperingati hari kenaikan TUHAN Yesus ke sorga? Tidak ada cara lain
untuk kita juga turut naik terangkat ke sorga selain melayani TUHAN dengan
sistem Kerajaan Sorga.
Kalau ada hamba
TUHAN berkata: “Harus pintar, cerdas,
kaya, besar untuk masuk ke dalam Sorga”, itu tidaklah benar. Ikuti saja
Firman TUHAN, yaitu melayani TUHAN dengan sistem Kerajaan Sorga.
Wahyu ini harus
dibawa oleh seorang Imam Besar, supaya kita dapat mengetahui keputusan TUHAN.
Yang terpenting adalah wahyu pembukaan Firman, bukan masalah bahasa “cas cis cus” tanpa pembukaan, sehingga
tidak tahu apa yang menjadi keputusan TUHAN.
Tetapi syukur
kepada Allah, kita sudah tahu apa yang menjadi keputusan TUHAN, yang pertama
adalah melayani, dan itulah yang mengangkat kita naik ke sorga.
Terlebih dahulu
kita akan mengikuti penjelasan dari 2 (dua) arti nama Obed.
YANG KEDUA,
penjelasan tentang: MENYERAHKAN NYAWA.
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu
menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah Yesus
berseru: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"
Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku? Sesudah itu, Yesus menyerahkan nyawa-Nya, berarti;
mati di atas kayu salib.
Ini adalah doa
penyembahan, sebagai puncak tertinggi dari ibadah, yaitu penyerahan diri
sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah. Jadi, bukan Ibadah Raya Minggu,
bukan Ibadah Pendalaman Alkitab, tetapi Doa Penyembahan adalah puncak ibadah
tertinggi.
Kalau dikaitkan
dengan Tabernakel, doa penyembahan terkena pada Mezbah Dupa Emas. Sedangkan kedudukan
dari Mezbah Dupa itu sudah dekat dengan tirai atau tabir Bait Suci.
Tirai atau tabir
Bait Suci merupakan bayangan dari daging.
Mari kita
memperhatikan buktinya di dalam Ibrani
10, dengan perikop: “Ketekunan”
Hal ini terkait
dengan ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok sesuai dengan 3 (tiga) macam
alat yang ada di dalam Ruangan Suci:
1.
Ibadah
Raya Minggu = Pelita Emas.
2.
Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci = Meja Roti Sajian.
3.
Puncaknya,
Ibadah Doa Penyembahan = Mezbah Dupa.
Ibrani 10:19-22
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita
sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya
sendiri, (10:21) dan kita
mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang
tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah
dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air
yang murni.
Penyerahan diri
= Doa penyembahan. Doa Penyembahan, artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk
taat kepada kehendak Allah, bukan lagi taat kepada kepentingan diri. Kalau
masih ada kepentingan, berarti belum ada penyerahan diri.
Sementara kedudukan
dari Mezbah Dupa sudah dekat dengan tabir Bait Suci, dekat dengan perobekan
daging. Tabir Bait Suci yang robek dari atas sampai ke bawah menunjukkan bahwa
daging itu sudah robek, sehingga terbuka jalan bagi kita untuk berada di dalam
Ruangan Maha Suci.
Matius 27:50-51
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan
nyawa-Nya. (27:51) Dan lihatlah,
tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah
gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Sesudah
penyerahan diri-Nya, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah,
artinya; daging sudah robek, sehingga terbuka jalan ke sorga.
Jadi, doa
penyembahan itu yang membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bagaikan asap
dupa kemenyan naik di hadirat TUHAN, menembusi tirai, menembusi takhta Allah,
dan kelak kita berada di dalam Kerajaan Sorga, sehingga di mana Dia ada,
maka di situ pun kita ada. Inilah arti Obed yang kedua, supaya silsilah
kita tidak terputus, apalagi kita adalah bangsa kafir.
Maka, lewat
ibadah inilah kita dituntun oleh TUHAN; dari sinilah kita dituntun untuk dibawa
naik ke sorga, bukan dari luaran sana.
TUHAN
pelan-pelan memberikan pengertian kita lewat pembukaan Firman, menuntun
kerohanian kita supaya rohani kita bertumbuh dengan sehat, sampai nanti tubuh
menyatu dengan kepala; di mana Dia ada, maka di situ pun kita ada.
Mana ada
kepalanya di sana, tetapi tubuhnya di sini; itu bukanlah nikah. Kristus adalah
Kepala, dan sidang jemaat (gereja TUHAN) adalah tubuh-Nya; jadi, di mana Kepala
ada, maka tubuhpun ada di situ, sebab Kepala sudah terlebih dahulu turun ke
bumi untuk menjemput kita. Dia sudah terlebih dahulu tampil sebagai Imam Besar yang
memegang Urim dan Tumim; Dia sudah menunjukkan segala sesuatunya bagi kita.
Kalau TUHAN
sudah menunjukkan segala sesuatu, jangan tutup mata, jangan membabi-buta,
jangan nekat bunuh diri. Ingat: TUHAN tidak berkenan kepada orang yang
mengundurkan diri.
Mari kita
perhatikan Wahyu 8, dengan perikop:
“Meterai yang ketujuh”
Wahyu 8:3
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi
berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya
diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa
semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
Yesus Imam Besar
Agung melayani, berdoa, memperdamaikan dosa. Sebagai Imam Besar Agung, Dia
memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncaknya, itulah Mezbah Dupa.
Di atas mezbah,
ada dupa; cawan berisi kemenyan yang dibakar, lalu menjadi asap dupa kemenyan
yang naik di hadirat TUHAN. Berarti, sebagai Imam Besar, Dia tampil di tengah
ibadah untuk memimpin ibadah sampai kepada puncak ibadah. Puncak ibadah adalah
doa penyembahan.
Wahyu 8:4
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama
dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan
Allah.
Jadi, Imam Besar
Agung memimpin ibadah kita sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan,
bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah. Itulah
yang membawa kita naik ke sorga, bukan yang lain-lain.
Lewat Ibadah Pendalaman
Alkitab malam ini, kita juga merayakan hari kenaikan TUHAN Yesus Kristus; maka,
perhatikanlah hal ini. Jangan diabaikan kalau tidak mau menyesal di kemudian
hari.
Yesus adalah Mezbah
Dupa besar, maka kita juga adalah Mezbah Dupa besar yang terlepas dari daya
tarik bumi. Semua benda, bahkan kapas seringan apapun, jika dilempar ke atas
akan jatuh ke tanah, tetapi hanya satu perkara yang lepas dari daya tarik bumi
(magnet bumi), itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa naik ke atas
menembusi takhta Allah, tidak ada perkara yang lain lagi.
Jadi, luar biasa
pengaruh arti nama Obed ini supaya silsilah kita tidak terputus. Dua arti dari
nama Obed ini betul-betul menjanjikan karena pada akhirnya membawa kita naik ke
sorga, seperti Yesus yang dipermuliakan naik ke sorga.
Ingat: Harus
melayani TUHAN dan ibadah harus ada pada tingkat yang tertinggi, itulah doa
penyembahan, sama artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada
kehendak Allah. Kita harus percaya hal ini; percaya kepada Firman.
Jadi, supaya
kita terangkat naik dan berada di dalam Kerajaan Sorga, maka kita harus terima
2 (dua) keputusan Allah, sebagai arti nama Obed:
1.
Melayani
TUHAN dengan sistem Kerajaan Sorga.
2.
Menyerahkan
nyawa, itulah penyembahan.
Tadi di dalam Matius 20:26-28, Yesus datang ke dalam
dunia ini untuk 2 (dua) hal, yang juga menjadi arti bagi nama Obed, yaitu:
1.
Melayani.
2.
Menyerahkan
nyawa = doa penyembahan.
Tetapi lihatlah
kerinduan dari isteri Zebedeus bagi kedua anaknya, Yakobus dan Yohanes, yang
juga rindu untuk naik ke sorga, tetapi tidak tahu caranya, sebagai permulaan
dari perkataan Yesus pada ayat 26-28,
yang akan kita perhatikan di dalam Matius
20:20-21, dengan perikop: “Permintaan
ibu Yakobus dan Yohanes. Bukan memerintah melainkan melayani”
Matius 20:20
(20:20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta
anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu
kepada-Nya.
Ibu anak-anak
Zebedeus sujud kepada Yesus, tetapi tidak dengan penyembahan yang benar; ini
adalah penyembahan yang keliru.
Seharusnya, jika
kita sujud menyembah Yesus haruslah dengan penyembahan yang benar. Tadi kita
sudah melihat penyembahan yang benar, yang mengangkat kita naik ke sorga;
tetapi apa yang dilakukan oleh Ibu dari anak-anak Zebedeus ini adalah
penyembahan yang keliru, mengapa?
Mari kita perhatikan ayat 21.
Matius 20:21
(20:21) Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?"
Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak
di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang
seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Ibu anak-anak Zebedus berkata: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Ini adalah penyembahan yang tidak benar.
Cara penyembahan
seperti ini tidak akan membawa dua anaknya masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
seperti permintaannya kepada Yesus. Untuk masuk ke dalam Sorga, tidak bisa
dengan cara seperti ini. Ingat: Di dalam Kerajaan Sorga tidak ada korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Dia betul-betul
adil, baik kepada Israel jasmani maupun kepada bangsa kafir yang belum ada
silsilah tadi. Jadi, untuk naik ke sorga, harus dengan cara yang benar, yaitu
ikuti Firman. Kita semua harus menangkap hal ini, supaya tidak ada lagi logika
di dalam beribadah kepada TUHAN. Ikuti Firman, itulah yang benar.
Matius 20:22A
(20:22) Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak
tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus
Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
"Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta."
Ibu dari anak-anak Zebedeus ini tidak tahu apa yang dia minta, padahal
ibadahnya sudah sampai kepada penyembahan, tetapi belum mencapai ukuran
penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Mungkin sudah
ada penyembahan di antara kita di rumah masing-masing, baik itu setengah jam,
satu jam, atau mungkin dua jam, tetapi belum sampai ukuran; akhirnya, hal
itupun terlihat dari cara berbicaranya yang belum dewasa, sikapnya dan solah
tingkahnya juga belum dewasa, belum tahu untuk berkata-kata, belum tahu untuk
bertindak, karena penyembahannya belum sesuai ukuran TUHAN.
Tetapi tadi kita
sudah melihat ukuran TUHAN, yaitu sampai kepada penyerahan diri sepenuhnya
untuk taat kepada kehendak Allah, tidak ada lagi kepentingan diri di situ.
Matius 20:22B-23
(20:22) Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak
tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus
Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." (20:23) Yesus berkata kepada mereka:
"Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku
atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan
diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
Kemudian, Yesus
berkata: “Dapatkah kamu meminum cawan,
yang harus Kuminum?” Lalu mereka menjawab: “Kami dapat.” Memang harus meminum cawan, tidak boleh tidak. Setiap
orang yang mengikut TUHAN harus sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN, dengan
lain kata; minum cawan Allah adalah suatu keharusan.
Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di
sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada
orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya; itu hanya tersedia
kepada mereka yang sudah mencapai ukuran penyembahan.
Sedikit
tambahan: Itu sebabnya, di dalam setiap pelayanan kematian, saya paling tidak
mau mengatakan: “Puji TUHAN, orang yang
mati ini sudah berada di dalam rumah Bapa di sorga” Saya tidak mau
mengatakan hal itu, karena saya tidak tahu ukuran ibadahnya. Sekalipun ia
adalah seorang pendeta, tetapi saya tidak akan mengatakan hal itu, sebab hanya
TUHAN yang bisa menentukan di mana tempatnya; apakah di pangkuan Abraham atau di alam maut.
Ingat dan
perhatikan: Untuk masuk ke dalam rumah Bapa di sorga, itu adalah hak Bapa,
bukan Anak, juga bukan hak dari pendeta yang berkotbah, sebab soal ukuran
penyembahan hanya TUHAN yang tahu.
Kembali
kita perhatikan: Aku tidak berhak
memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah
menyediakannya; disediakan Bapa kepada orang-orang yang sudah ada dalam
ukuran penyembahan yang benar, menurut ukuran Bapa, bukan ukuran manusia,
apalagi pendeta.
Jadi,
bukan amal soleh yang menjadi ukuran untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kalau
hanya amal soleh saja yang menjadi ukuran, maka tidak usah menyembah; tinggal
saudara berdiri di pinggir jalan lalu berikan uang Rp 10.000,- (sepuluh ribu)
kepada pemulung dan kepada orang yang meminta-minta. Tetapi ini adalah cara
yang konyol.
Matius 20:24
(20:24) Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang
lain kepada kedua saudara itu.
Mendengarkan
permintaan ibu Yakobus dan Yohanes ini, maka 10 (sepuluh) murid yang lain marah
besar kepada Yakobus dan Yohanes.
Apakah perbuatan
marah 10 (sepuluh) murid ini benar? Tentu tidak; sesungguhnya, mereka tidak
boleh marah, sebab itu bukanlah urusan murid-murid kepada dia. Artinya, ketika
mereka marah, itu menunjukkan bahwa mereka sok benar.
Biasanya memang seperti itu; kalau orang lain salah, kita ini mudah
sekali menghakimi; padahal kesalahan kita jauh lebih banyak. Itu sudah sifat
manusiawi; selalu merasa paling benar, padahal kesalahannya jauh lebih besar.
Daud pun seperti itu. Ketika Natan menuduh kesalahan Daud terkait Uria
yang mati terbunuh karena rencana Daud dan terkait Batsyeba, isteri Uria, yang
diambil menjadi isteri Daud; untuk kesalahan ini, nabi Natan menuduh kesalahan
Daud dalam bentuk kiasan.
Mendengar hal
itu, Daud pun marah-marah dan berkata: “Demi
TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati” Lalu Natan
pun berkata: “Engkaulah orang itu!”
Tetapi yang
menjadi perbedaan adalah Daud langsung tersungkur menangis di tanah itu; dia
tidak memperhitungkan siapa dirinya di hadapan para hamba-hambanya. Itulah
perbedaan Daud dengan Saul; ketika Daud ditunjuk dosanya, ia langsung mengaku.
Biarlah kita
juga menangis malam hari ini, sebab terlalu banyak dosa kita. Jangan kita
seperti 10 (sepuluh) murid ini.
Singkatnya: Hal
ini menunjukkan bahwa ibadah mereka -- itulah 10 (sepuluh) murid, juga Yakobus
dan Yohanes, termasuk juga Ibu dari anak-anak Zebedeus -- belum sampai masuk ke
dalam ukuran TUHAN.
Jadi,
inilah yang melatar-belakangi sehingga TUHAN berkata kepada mereka pada ayat 25.
Matius 20:25
(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata:
"Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras
atas mereka.
TUHAN menyatakan
suatu sistem pelayanan dari antikris: Apabila antikris berkuasa menjadi raja di
atas muka bumi, maka mereka akan:
1.
Memerintah
dengan tangan besi.
2.
Menjalankan
kuasa dengan kekerasan (otoriter).
Mereka akan
memaksa: “Kamu mau atau tidak? Kalau tidak
mau terima, maka kamu tidak boleh bekerja, tidak boleh kuliah, tidak boleh
berbisnis, tidak boleh berjualan.” Itulah pelayanan sistem antikris.
Tetapi pelayanan
dengan sistem Kerajaan Sorga tidaklah seperti itu, sesuai dengan apa yang
tertulis di dalam Matius 20:26-27,
yaitu:
1.
Yang
terbesar hendaklah ia menjadi pelayan.
2.
Yang
terkemuka menjadi hamba.
Inilah
cikal bakal sehingga TUHAN berbicara seperti itu, dilanjutkan dengan arti
rohani dari nama Obed.
Dia
Imam Besar Agung yang memegang Urim Tumim, Dia yang menerima 2 (dua) keputusan
untuk disampaikan kepada bangsa Israel, umat-Nya, yaitu:
1.
Melayani
TUHAN dengan sistem Kerajaan Sorga.
2.
Ibadah
memuncak sampai kepada doa penyembahan. Puncak ibadah adalah doa penyembahan,
bagaikan asap yang membumbung tinggi naik ke tempat tinggi menembusi takhta
Allah, sehingga di mana Dia ada, di situ pun kita ada.
Maka, silsilah
kita jelas, nama kita tidak terputus dari antara orang Israel, nama kita akan
ditegakkan di atas milik pusaka, tanah air sorgawi. Kita bersyukur kepada
TUHAN; Dia naik, maka kita pun akan naik dengan 2 (dua) cara di atas tadi.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment