IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 20 OKTOBER 2022
KITAB MALEAKHI
PASAL 1
(Seri: 11)
Subtema: SATU
HARI DI RUMAH TUHAN
Pertama-tama saya mengucapkan puji
syukur kepada TUHAN; kita patut berterima kasih karena TUHAN dengan
kemurahan-Nya yang dinyatakan kepada kita, sehingga kita dimungkinkan untuk
berada di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang
jemaat TUHAN yang mengikuti lewat live
streaming, baik di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang
senantiasa tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA”
Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, maupun di
luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara, di mana pun anda berada; kita
semua adalah sel-sel atau anggota-anggota tubuh Kristus yang berbeda-beda,
tetapi kita satu, diikat oleh kasih Mempelai.
Oleh sebab itu, selanjutnya kita
berdoa, kita memohon kemurahan TUHAN, supaya Firman itu dibukakan, sekaligus
meneguhkan setiap kehadiran kita pribadi lepas pribadi.
Secepatnya kita sambut KITAB
MALEAKHI sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab.
Kita masih berada pada Maleakhi 1:2-3, dengan perikop: “TUHAN mengasihi Israel”
Maleakhi 1:2-3
(1:2) "Aku
mengasihi kamu," firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara
bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" "Bukankah Esau itu kakak
Yakub?" demikianlah firman TUHAN. "Namun Aku mengasihi Yakub, (1:3) tetapi membenci Esau.
Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya
Kujadikan padang gurun."
Sesungguhnya, TUHAN mengasihi
Israel. Hal itu disampaikan oleh nabi Maleakhi
Akan tetapi, terhadap kasih TUHAN,
Israel berkata: "Dengan cara
bagaimanakah Engkau mengasihi kami?"
Dari pernyataan ini, menunjukkan
bahwasanya bangsa Israel merasa pesimis dan mereka telah kehilangan rasa
percaya diri, sebab memang bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan,
juga berulang-ulang memberontak kepada TUHAN, baik sebelum maupun sesudah
dibuang ke Babel.
Kalau seseorang berulang-ulang
melakukan kesalahan, berulang-ulang memberontak kepada TUHAN, maka orang
semacam ini hilang rasa percaya diri, menjadi suatu kehidupan yang pesimis. Itu
sebabnya, dalam keadaan pesimis, mereka berkata: "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?"
Itulah sebabnya nabi Maleakhi diutus oleh TUHAN untuk menyatakan bahwa kasih TUHAN istimewa terhadap umat Israel, dengan kata lain; bangsa Israel mempunyai tempat secara khusus di hati TUHAN. Kita ini ada di hati TUHAN.
Sebagaimana dengan kedua anak Ribka;
sekalipun Esau adalah kakak Yakub, namun kenyataannya; TUHAN mengasihi Yakub, tetapi
membenci Esau.
Roma 9:13-14
(9:13) seperti
ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." (9:14)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil?
Mustahil!
Alkitab berkata: TUHAN mengasihi
Yakub tetapi membenci Esau
Jika demikian adanya, apa yang
hendak kita katakan? Apakah kita akan
berkata bahwa Allah itu tidak adil? Mustahil! Sebab sesungguhnya, Allah itu
adil.
Sebenarnya, Esau adalah kakak Yakub, tetapi kenyataannya; TUHAN mengasihi Yakub, namun membenci Esau. Inilah ungkapan kasih TUHAN kepada bangsa Israel, sekalipun mereka berulang-ulang melakukan kesalahan, sekalipun mereka berulang-ulang memberontak kepada TUHAN
Roma 9:12
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang
tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
TUHAN berkata: Anak yang tua (Esau)
akan menjadi hamba bagi anak yang muda (Yakub). Inilah yang menjadi alasan
sehingga Yakub layak untuk mendapatkan kasih dari TUHAN
Roma 9:12-14
adalah pernyataan Paulus kepada sidang jemaat di Roma, sesuai dengan nubuatan
dari Musa dalam Kejadian 25.
Kejadian 25:23
(25:23) Firman
TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku
bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat
dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang
muda."
Firman TUHAN kepada Ribka: Dua bangsa ada dalam kandunganmu, yakni:
- Suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain .
- Anak yang tua (Esau) akan menjadi hamba kepada anak yang
muda (Yakub).
Inilah nubuatan Musa yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma (jemaat di Asia kecil), bangsa yang bukan Yahudi, itulah bangsa kafir.
Yang tidak layak mendapat kemurahan
dari TUHAN, sama seperti; sesungguhnya Esau adalah kakak Yakub, namun
kenyataannya TUHAN mengasihi Yakub tetapi membenci Esau. Demikian juga dengan
kita; sesungguhnya kita adalah bangsa kafir, orang-orang yang tidak mengenal
TUHAN; tetapi kehidupan yang tidak mengenal TUHAN juga akan merasakan kasih dari
TUHAN.
Jadi, tidak perlu kita merasa
pesimis sampai hilang rasa percaya diri karena melakukan banyak kesalahan,
berulang-ulang memberontak kepada TUHAN. Ingatlah; kasih TUHAN istimewa kepada
kita. Percayalah.
Kejadian 25:24-26
(25:24) Setelah
genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (25:26) Keluarlah yang pertama,
warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu
ia dinamai Esau. (25:27)
Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu
ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka
lahir.
Ribka memang mengandung anak kembar dan
melahirkannya.
Anak yang pertama lahir, diberi nama
ESAU.
Tanda lahirnya: Warnanya merah, lalu
seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu.
Dari tanda lahirnya ini, Esau
benar-benar adalah anak sulung (anak tertua); kepadanya dipercaya hak
kesulungan itu.
Tetapi ingat; darah daging tidak
mewarisi Kerajaan Sorga. Memang kalau dilihat dari tanda lahir, kepada dia
dipercayakan hal kesulungan, tetapi ingat; kita tidak boleh menaruh percaya
kepada yang lahiriah.
Kita datang dan tergembala dengan
baik, yang diawali dengan daging, tetapi biarlah diakhiri dengan Roh. Jangan
sampai diawali dengan Roh, tetapi diakhiri daging; itu tidak baik. Tetapi
kenyataannya, itulah yang dialami oleh Esau; diawali dengan Roh -- yang dilihat
dari tanda lahir, yaitu ada hak kesulungan --, tetapi diakhiri dengan daging =
Yang terdahulu menjadi yang terkemudian.
Kemudian, lahirlah anak yang kedua, diberi nama YAKUB.
Tanda lahirnya: Seluruh badannya
klimis (bersih), akan tetapi Yakub memegang tumit Esau.
Kalau kita berbicara tentang
"tumit", maka kita akan teringat dengans alib di Golgota 2000 (dua
ribu) tahun yang lalu; pada saat itulah, kepala ular diremukkan oleh tumit
Yesus. Jadi, dari tanda lahir ini, Yakub adalah seorang yang bijaksana, orang
yang cekatan.
Dalam Mazmur 24: 3-4, Siapakah yang layak naik ke gunung Sion? Itulah
orang yang bersih tangannya, murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya
kepada penipuan, dan tidak bersumpah palsu (tidak berdusta). Itulah pribadi
Yakub; dia memang tidak mempunyai apa-apa (klimis), tetapi tangannya cekatan
sekali memegang tumit Esau.
Ayo, cekatanlah; layani TUHAN,
gunakan dua tangan masing-masing. Jangan setelah datang ibadah, lalu langsung pulang,
tidak menggunakan tangan untuk melayani TUHAN.
Tangan adalah perbuatan hidup. Jadi,
perbuatan hidup kita harus sesuai dengan kehendak TUHAN; layani TUHAN. Itu
sudah menjadi makanan kita, dan makanan itu harus dinikmati.
Jadi, sekalipun tidak punya apa-apa,
tetapi Yakub memegang tumit Esau; itulah sebabnya ia dinamai Yakub. Itu
berarti; perbuatan atau tabiat Yakub sesuai dengan namanya. Tangan → Perbuatan
hidup.
Singkat kata, dari tanda lahir:
- Esau adalah anak sulung (anak tertua) dan kepadanya dipercayakan
hak kesulungan itu.
- Yakub adalah seorang yang klimis (tidak membawa apa-apa),
tetapi memegang tumit Esau.
Tadi kita sudah melihat waktu kedua
anak itu lahir.
Sekarang, kita akan melihat: WAKTU
KEDUA ANAK ITU BERTAMBAH BESAR.
Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu
bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu,
seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang,
yang suka tinggal di kemah. (25:28)
Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka
kasih kepada Yakub.
Setelah kedua anak Ribka bertambah
besar:
ESAU menjadi
seorang yang pandai berburu segala jenis daging binatang.
Pendeknya: Esau pandai berburu
daging dan hari-harinya sibuk hanya untuk berburu daging.
Bagaimana dengan hari-hari yang kita
lalui di masa sekarang ini; apakah hanya sibuk berburu daging, sementara
kedatangan TUHAN semakin hari semakin dekat sekali? Kalau kedatangan TUHAN
semakin dekat, maka waktu yang tersisa sudah semakin sedikit, waktu yang
tersisa sudah semakin sedikit; apakah waktu yang tinggal sedikit ini bisa kita
pergunakan dengan baik untuk memperoleh keselamatan jiwa masing-masing?
Tetapi hari-hari Esau hanya untuk
sibuk berburu daging saja. Apa artinya dipercaya hak kesulungan, tetapi
hari-hari hanya sibuk berburu daging? Sungguh kurang bijaksana.
Jadi, hari-hari Esau hanya untuk
sibuk berburu daging. Segala jenis daging buruan tertulis dengan komplit di
dalam Galatia 5:19-21.
Kemudian, Esau juga suka tinggal di padang.
Padang → Dunia dengan segala sesuatu
yang ada di dalamnya.
Dalam 1 Yohanes 2:15, barangsiapa mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya, maka kasih Allah Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Walaupun saudara berkata: “Ibu saya, bapa saya berkata-kata dengan
lemah lembut”, tetapi kalau dia mengasihi dunia, maka kasih TUHAN tidak ada
di dalam diri orang itu. Banyak sekali orang yang mengukur kasih dari hal yang
lahiriah; ini adalah salah kaprah.
Banyak orang yang salah kaprah
karena tidak mengerti. Dalam keadaan tidak mengerti, dia berkata: “Orang tua saya baik” Tentu tidak ada
anak yang mengatakan orang tuanya jahat. Sebaliknya, orang tua pasti berkata: “Anak saya baik” Sebab tidak ada orang tua
yang mengatakan anaknya jahat, walaupun sebenarnya jahat.
Tetapi kalau kita ukur dari 1 Yohanes 2:15, jika seseorang mengasihi
dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, maka kasih TUHAN tidak ada di
dalam diri orang itu. Walaupun kita berkata “dia baik”, tetapi kita harus
kembali kepada Firman TUHAN. Ukurannya adalah Firman.
Kemudian, dalam 1 Yohanes 2:16, Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ialah
keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup; dan ketiganya bukanlah
berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Sedangkan dalam 1 Yohanes 5:19, dunia ini sudah berada di bawah kuasa si jahat.
Kita semua sudah mengetahui
kebenaran ini, tetapi masih berani pula kita membela yang salah? Sudah
nyata-nyata TUHAN memikul salib untuk kita, berdoa untuk kita, supaya kita
sembuh, supaya kita sehat, panjang umur, tetapi masih juga kita berani
memberontak.
Seringkali manusia khilaf, lupa
diri, padahal sudah diberkati, dipelihara oleh TUHAN. Biarlah semakin hari kita
semakin dewasa, seiring bertambahnya usia. Jangan makin bertambah umur, tetapi
rohaninya semakin bertambah merosot.
Semakin hari kita semakin jauh dari
TUHAN, maka akan semakin susah kita mendengar Firman TUHAN. Tetapi semakin
dekat kita kepada TUHAN, maka akan lebih suka membaca surat cinta dari TUHAN.
Semakin kita hidup di dalam daging,
berburu daging setiap hari, maka semakin tidak suka kita mendengar Firman
TUHAN. Dan ini sia-sia untuk datang beribadah; hati-hati, ibadah itu menjadi
tidak ada artinya dalam kehidupannya.
Saya sudah katakan; waktu yang ada
tinggal sedikit, tetapi kita masih sibuk berburu daging, akhirnya semakin jauh
dari TUHAN, maka semakin tidak suka mendengar Firman nantinya.
Satu kali sewaktu saya masih Sekolah
Alkitab, saya marah sekali kepada direktur
Sekolah Alkitab. Akhirnya, saya hanya bisa menunduk dan menunduk, tetapi
rupanya, direktur Sekolah Alkitab tahu kalau saya menunduk. Begitu saya
ditegor, barulah saya minta ampun kepada TUHAN.
Pokoknya, TUHAN selalu di pihak yang
benar. Kalau kita selalu merasa benar, maka TUHAN selalu salah. Kalau TUHAN
sudah salah, maka orang lain salah, suami salah, isteri salah, anak salah,
pendeta, gembalamu pun menjadi salah.
Kalau kita merasa kurang, kurang,
kurang, maka TUHAN yang selalu bertambah-tambah; tetapi kalau kita yang
bertambah-tambah, maka TUHAN salah, orang lain salah, semua salah kita buat,
bahkan lama-lama menjadi penghasut.
Jangan menjadi penghasut. Mengapa
saya katakan demikian? Karena itu adalah penglihatan dari Saudari Maria: “ada
penghasut di sini”, dia seperti bebek yang mengebas-ngebaskan sayapnya dan
merusak.
Bukan saya yang saudara rusak nanti
kalau saudara menjadi penghasut, tetapi TUHANlah yang saudara lawan.
Entah itu di mobil, di rumah, ketika
kita bertamu atau ketika kita kedatangan tamu di rumah kita; jangan hasut orang
lain.
Sekecil apapun pergerakan menghasut
itu, TUHAN pasti tahu; sebab TUHAN bisa memberi tahu lewat angin, lewat mimpi,
lewat pembukaan Firman, bahkan dari gerakan pun bisa terbaca. Orang yang rohani
bisa membaca anak-anak rohani, tetapi kanak-kanak rohani tidak bisa membaca
yang dewasa. Dari cara duduk saja bisa terbaca, apalagi kalau ditambah dengan
penglihatan.
Jadi, TUHAN yang benar, kita yang
salah, supaya jangan TUHAN dan sesama dipersalahkan. Esau semakin hari semakin
jauh dari TUHAN, akhirnya ia pun makin tidak mampu untuk beribadah kepada TUHAN
Sekarang, kita akan melihat: AKIBAT sibuk berburu daging dan suka
tinggal di padang.
Kejadian 25:29
(25:29) Pada
suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah
dari padang.
Esau menjadi suatu kehidupan yang lelah.
Lelah, berarti; letih lesu dan
berbeban berat, dengan lain kata; tidak mampu mengatasi masalahnya dan tidak
mampu memikul beban dosanya = lemah, tidak kuat (tidak berdaya).
Kejadian 25:30-31
(25:30) Kata Esau
kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang
merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya
disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata
Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
Esau menjual hak kesulungannya demi semangkok
sop kacang merah = Menjadi hamba perut = Hidup hamba dalam kenajisan
percabulan.
Dengan demikian, Firman TUHAN kepada
Ribka telah tergenapi sesuai dengan apa yang tertulis pada Kejadian
25:23, yaitu; Dua bangsa ada dalam kandunganmu, yakni:
- Suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, artinya;
Yakub akan menjadi lebih kuat dari pada Esau, sebab Esau menjadi suatu
kehidupan yang lemah (tidak kuat) karena setiap hari mengulangi dosa, setiap
hari hidup dalam daging.
- Anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda;
demikianlah Esau menjadi hamba perut, di mana ia menjual hak kesulungannya demi
semangkok sop kacang merah = Menjadi hamba dalam kenajisan percabulan.
Jadi, apa yang TUHAN nyatakan kepada
Ribka, itu tergenapi.
Ada gereja yang kuat, ada gereja
yang lemah. Ada gereja Esau yang menjadi hamba perut karena hidup dalam
kenajisan percabulan; sedangkan gereja Yakub tetap menjadi tuan, imamat rajani,
beribadah melayani TUHAN dalam bentuk Kerajaan Sorga. Singkatnya; Esau menjadi
hamba bagi Yakub.
Kalau kita melayani dengan tulus
hati, inilah yang disebut imamat rajani. Pelayanan yang terukur adalah pelayanan
yang berkerajaan, yang melayani orang-orang seperti Esau.
Itulah sedikit tentang Esau. Dan
akhirnya, hidup Esau binasa, sesuai dengan Ibrani
12:16-17. Oleh sebab itu, pergunakanlah kesempatan sebaik mungkin, supaya
tidak binasa seperti Esau.
Sekarang, kita akan melihat sisi KEHIDUPAN YAKUB (Seri: 2)
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu
bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu,
seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang,
yang suka tinggal di kemah.
Setelah bertambah besar, YAKUB adalah seorang yang tenang.
Kata "tenang" bukan
berarti Yakub adalah seorang pemalas yang tanpa aktivitas. Akan tetapi kata
"tenang" di sini menunjukkan bahwa; Yakub tidak sibuk berburu daging,
tidak suka tinggal di padang.
Selain tenang, Yakub juga seorang
yang suka
tinggal di kemah.
Kemah = Rumah TUHAN atau Bait Allah.
Tubuh kita adalah Bait Allah (rumah TUHAN).
Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu
adalah Bait Roh Allah, tempat Roh Allah berdiam, tempat Roh Allah beraktivitas.
Jadi, bukan berarti “tenang” itu tidak ada aktivitas, itu adalah pemalas.
Biarlah kehidupan kita benar-benar
dijadikan sesuai dengan fungsinya, sebab hidup kita adalah rumah TUHAN, tempat
roh Allah berdiam, Roh Allah beraktivitas. Jadi, bukan untuk yang lain; kita
tidak berhak untuk diri sendiri ini lagi, karena kita sudah dibeli dan harganya
sudah lunas dibayar; di atas kayu salib darah-Nya sudah tercurah untuk tebus
kita.
Jadi, tubuh bukan untuk percabulan, tetapi
tubuh untuk TUHAN, dan TUHAN untuk tubuh. Berarti, TUHAN ada di dalam rumah
TUHAN. Dan rumah TUHAN adalah tempat Roh TUHAN beraktivitas. Itulah Yakub yang
tinggal di kemah; ada dalam aktivitas dari Roh Allah itu.
Kita hubungkan langsung dengan Mazmur 84.
Mazmur 84:11
(84:11) Sebab
lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari
di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku
dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Lebih baik 1 (satu) hari di
pelataran rumah TUHAN, dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain. Lihat
persamaannya; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam
di kemah-kemah orang fasik.
Jadi, lebih baik 1 (satu) hari di rumah TUHAN, dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain walaupun itu menghasilkan uang yang banyak.
1000 (seribu) hari di tempat lain untuk
kepentingan daging, untuk pekerjaan, untuk status sosial, untuk bisnis, untuk berdagang;
mungkin perkara itu menghasilkan / memberi suatu keuntungan besar, tetapi kalau
seseorang tidak di rumah TUHAN, beribu-ribu hari di tempat lain, itu yang menjadikan
seseorang berlaku fasik di hadapan TUHAN, menjadikan seseorang sombong dan angkuh,
sama seperti antkris.
Mazmur 10:1-2
(10:1) Mengapa
Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu
kesesakan?
Puncak kesesakan (aniaya besar)
adalah pada saat antikris berkuasa menjadi raja di bumi. Kita butuh pertolongan
TUHAN agar TUHAN menyatakan diri-Nya untuk memberi pertolongan pada masa
kesesakan, tepatnya pada saat antikris menjadi raja berkuasa atas seantero
dunia.
Mazmur 10:2-4
(10:2) Karena
congkak orang fasik giat memburu
orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. (10:3) Karena orang fasik memuji-muji
keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. (10:4) Kata orang fasik itu dengan
batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada
Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Bagi mereka lebih baik 1000 (seribu)
hari di tempat lain karena bisnis, karena pekerjaan, karena kuliah, pekerjaan, karena
status sosial, kedudukan, jabatan dan lain sebagainya, tetapi ingat; itu yang menjadikan
seseorang menjadi suatu kehidupan yang fasik di hadapan TUHAN, sama seperti
antikris; mereka loba, tamak, cinta uang.
Saya sampaikan dengan tandas: Miliki roh Yakub. Jadilah gereja Yakub; lebih baik 1 (satu) hari di rumah TUHAN dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain, karena itu adalah orang fasik (roh antikris).
Kita harus jujur mengakui bahwa
Firman TUHAN Yesus yang benar. Jadi, hidup kita harus diperbaharui, tidak boleh
bertahan dengan kekerasan, supaya kita semua menjadi gereja Yakub, yang tidak
berlaku fasik, tidak memiliki roh antikris, tidak loba, tidak tamak, tidak
cinta uang, tetapi cinta TUHAN Yesus.
Terkait lebih baik 1 (satu) hari di
rumah TUHAN dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain, mari kita perhatikan 2 Petrus 3.
2 Petrus 3:8
(3:8) Akan
tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan,
yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun
dan seribu tahun sama seperti satu hari.
1 (satu) hari sama seperti 1000 (seribu)
tahun. Sebaliknya, 1000 (seribu) tahun sama seperti 1 (satu) hari di hadapan
TUHAN.
Terhadap "yang satu ini" tidak boleh kita lupakan. Apa gerangan yang tidak boleh kita lupakan?
Dimulai dari Adam sampai hari ini,
ada 6 (enam) hari atau 6000 (enam ribu) tahun. Jika ditambah 1 (satu) hari, itu
adalah hari ke-7 (ketujuh).
Jadi, sudah sangat jelas: 1 (satu) hari
di sini, jelas adalah sabatnya TUHAN Allah. Jadi, lebih baik 1 (satu) hari
beribadah kepada TUHAN di dalam rumah TUHAN dari pada beribu-ribu hari di
tempat yang lain.
Memang, kalau dihitung secara matematika,
jika 1000 (seribu) hari di tempat lain kita gunakan untuk berbisnis, berdagang,
bekerja itu dapat memberi keuntungan / menghasilkan uang, tetapi itu adalah
perbuatan orang fasik, itu adalah roh antikris.
Saya tidak tuduh seseorang sebagai
seorang antikris, tetapi kalau seseorang tidak suka tinggal di rumah TUHAN, hanya
karena 1000 (seribu) hari demi pekerjaannya, itu adalah roh antikris, tabiat
dari orang fasik, yaitu sombong, angkuh, pongah, loba, cinta uang. Jadi, jangan
lupa Terhadap "yang satu ini".
Lebih baik 1 (satu) hari di rumah
TUHAN dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain. Jauh lebih baik kita datang
ke rumah TUHAN dari pada kita ada di tempat lain, walaupun itu menghasilkan
(memberi keuntungan), tetapi itu adalah roh antikris yang membuat seseorang
menjadi fasik, sombong, angkuh, congkak.
Jadi, jelas, 2 Petrus 3:8 berbicara tentang hari Sabat, hari perhentian di dalam
rumah TUHAN.
Mari kita melihat Mikha 4, dengan perikop: “Sion sebagai pusat kerajaan damai”
Mikha 4:1-2
(4:1) Akan
terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung rumah TUHAN akan berdiri
tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(4:2) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik
ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya
dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran,
dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Rumah Allah Yakub disebut juga
dengan gunung Sion. Kemudian, dari Sion (dari rumah Allah Yakub) keluar
pengajaran.
Kita bersyukur; selama kita ada di
dalam rumah TUHAN, kita mendapat pengajaran TUHAN Yesus.
Manfaat pengajaran: Mengajar kita
tentang jalan-jalan TUHAN, mengajar kita tentang jalan menuju Kerajaan Sorga.
Berarti, kalau kita tidak berada di
gunung Sion, tidak ada di dalam rumah Allah Yakub, maka tidak mungkin kita tahu
tentang jalan-jalan TUHAN, tidak mungkin kita tahu jalan untuk menuju Kerajaan
Sorga, karena jalan yang akan ditempuh itu belum pernah dilalui oleh siapapun,
kecuali Dia yang turun ke dunia orang mati, dan selanjutnya Dia bangkit
dipermuliakan.
Sebagaimana dengan pernyataan TUHAN
kepada Yosua ketika mereka harus memikul Tabut Perjanjian, 14Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel, di dalam Yosua
3:4, “Jalan yang harus kamu tempuh,
sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.” Siapapun dia belum pernah
ada yang naik ke sorga, kecuali Dia yang turun ke dunia orang mati.
Jadi, kita akan dapat mengerti
jalan-jalan TUHAN, kalau kita ada di dalam rumah TUHAN, karena dari rumah Allah
Yakub keluar pengajaran.
Jadi, jangan kita jauh dari pertemuan ibadah; lebih baik 1 (satu) hari di rumah Allah Yakub, dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain, sebab dari rumah Allah Yakub keluar pengajaran, yang bermanfaat untuk mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN
Banyak orang Kristen mendambakan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi lucunya, merasa layak masuk sorga,
padahal tidak tahu jalan masuk ke sorga, akhirnya nyasar terus 1000 (seribu)
hari di tempat lain, tetapi serasa tahu jalan masuk ke sorga. Bukankah ini
aneh?
“Bapaku
waktu hidup, dia lembut; dia masuk sorga.” Kata siapa? Apakah dia sudah
masuk sorga; siapa yang pernah lihat? Hati-hati.
Maka, kalau saya melayani orang mati
(meninggal dunia), saya tidak akan pernah berkata: Orang yang mati ini akan ke sorga, atau ke neraka, karena saya
tidak tahu. Itu adalah hak prerogatinya TUHAN Yesus untuk menentukan seseorang
layak masuk ke sorga atau ke neraka.
Itulah sebabnya kebanyakan orang
tidak suka kalau saya melayani. Banyak orang tidak suka dengan yang tulus dan
yang benar; tetapi kalau kata-kata manis, banyak orang yang mencari hamba TUHAN
demikian. Seperti dalam 1 Raja-Raja
22:18, raja Israel berkata kepada Yosafat: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang
baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?" Raja Israel (raja Ahab)
tidak suka ketika nabi Mikha bernubuat, karena sifatnya mengoreksi dosa.
Kembali saya sampaikan: Dari Sion
(dari rumah Allah Yakub) keluar pengajaran yang mengajar kita tentang
jalan-jalan TUHAN.
Mari kita lihat JALAN-JALAN TUHAN di
dalam Amsal 30.
Amsal 30:17
(30:17) Mata yang
mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak
lembah dan dimakan anak rajawali.
Jangan kita menolak suara dari
penggembalaan. Jangan kita anggap enteng ayah yang memberikan nasihat Firman.
Jangan kita enggan mendengarkan suara penggembalaan.
Itu sudah terbukti; beberapa dari
antara kita mengabaikan suara penggembalaan, akhirnya ia susah sendiri,
terlanjur-lanjur dan sebagainya.
Kalau saya bilang: “Jangan”, nanti sakit hati. Kalau saya
bilang: “Iya”, namun itu adalah
kesalahan. Ya sudah, saya diam saja. Dia bertanya, tetapi jawabannya dia
sendiri yang menjawab dengan caranya sendiri. Bukankah itu aneh?
- Sidang jemaat bertanya: “Om,
boleh tidak …” Padahal, dia sudah tahu jawabannya: “Tidak boleh” Tetapi dia kembali menjawab: “Tetapi nanti saya kalau tidak begini, maka saya tidak boleh bekerja, Om?”
- Atau, ada sidang jemaat yang bertama: “Om, boleh tidak, saya pulang kampung?” Lalu saya tanya: “Mau apa pulang kampung?” Kemudian, dia
menjawab: “Soalnya, mau membuat tugu di
kampung, mau mengadati di kampung, ini dan itu, begini dan begitu, dan lain
sebagainya”
Kalau saya bilang: “Jangan”, nanti saya salah; tetapi kalau
saya bilang: “Iya”, itu lebih salah
lagi.
Dengarkan suara penggembalaan. Kalau
tidak, ya terserah, kan tidak dipaksa. Akhirnya, dia jawab
sendiri dengan pengertiannya; akhirnya salah, salah, salah dan salah.
Jangan pandang enteng nasihat
Firman. Jangan enggan mendengarkan suara penggembalaan. Kalau tergembala,
dengar suara penggembalaan, supaya jangan salah. Kalau tidak, maka akan dipatuk
gagak lembah dan dimakan anak rajawali.
Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga
hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di
udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah
laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Jalan-jalan TUHAN antara lain:
Jalan YANG PERTAMA: Jalan
rajawali di udara. Bayangan dari kemuliaan keagungan Yesus sebagai
Raja. Kita semua diangkat oleh TUHAN menjadi imamat rajani, karena
pengurapan-Nya memenuhi kehidupan kita semua.
Jalan YANG KEDUA: Jalan
ular di atas cadas. Bayangan dari sengsara Yesus sebagai manusia.
Selama kita mendiami kemah tubuh ini, kita banyak menanggung sengsara.
Jalan YANG KETIGA: Jalan
kapal di tengah-tengah laut. Bayangan dari kebangkitan Yesus sebagai
Hamba.
Jalan YANG KEEMPAT: Jalan
seorang laki-laki dengan seorang gadis. Bayangan dari keadilan,
kebenaran Yesus sebagai Anak Allah. Hal ini terkait dengan pesta nikah Anak
Domba.
Kalau dari awal kita sudah sangkal
diri dan pikul salib, kemudian memiliki hati hamba, sampai akhirnya masuk dalam
pesta nikah Anak Domba, itu adalah keadilan Yesus sebagai Anak Allah. Ini
adalah jalan yang terakhir, jalan TUHAN yang keempat, yaitu jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis,
menunjukkan; keadilan Yesus sebagai Anak Allah.
Kelak Dia akan datang pada kali yang
kedua, tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Ini adalah keadilan.
Inilah yang dimaksud dengan
jalan-jalan TUHAN. Tetapi sekalipun Salomo adalah seorang yang berhikmat,
terhadap jalan-jalan TUHAN ini, ia berkata: “Ada empat hal yang tidak aku mengerti” Artinya, jalan-jalan TUHAN ini tidak terselami oleh akal manusia.
Jika kita menempuh satu jalan,
misalnya; “dari Serang ke Cilegon”, atau sebaliknya; “dari Cilegon ke Serang”.
Jalan yang kita tempuh ini akan kita lalui dengan baik, maka pasti sampai ke
tujuan.
Tetapi jalan-jalan TUHAN tidak dapat
dimengerti, tidak dapat diselami oleh siapapun, termasuk oleh Salomo, yang
adalah seorang raja, seorang cendekiawan, bahkan seorang yang berhikmat
sekalipun tidak dapat mengerti dan tidak dapat menyelami jalan-jalan TUHAN,
selain kita mengikuti jalan-jalan itu saja.
Itu sebabnya; jauh lebih baik 1
(satu) hari di rumah TUHAN dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain, karena
jalan yang akan kita tempuh belum pernah dilalui oleh siapapun.
Barangkali kalau kapal berlayar di
tengah lautan, ia akan bisa sampai ke tempat tujuan dengan selamat, karena ada
kompasnya. Tetapi kalau kita menggunakan kompas sendiri, karena kita memiliki ilmu
dan pengetahuan, karena kita orang cendekiawan, itu tidak cukup untuk kita bisa
sampai ke dalam Kerajaan Sorga.
Kekuatan, kemampuan, kekayaan, ilmu
pengetahuan manusia belum sempurna untuk sampai masuk ke dalam Kerajaan Sorga, belum sempurna untuk
mengetahui bagaimana kekayaan dan kemuliaan dari Kerajaan Sorga, sebab terbatas
pengetahuan kita.
Itu sebabnya, Salomo berkata: “Ada empat hal yang tidak aku mengerti”,
tetapi yang pasti, inilah jalan-jalan TUHAN, yang tidak terselami oleh akal dan
pikiran, selain kita ikuti saja. Maka, jarak antara bangsa Israel dengan
pemikul Tabut Perjanjian -- yaitu orang-orang Lewi -- ada kira-kira 2000 (dua
ribu) hasta; hal ini terkait dengan sengsara Yesus di atas kayu salib 2000 (dua
ribu) tahun yang lalu. Jadi, biarlah kiranya kita selalu mengarahkan pandangan
kepada salib di Golgota. Ikuti saja jalan-jalan TUHAN itu, pasti tiba di
tujuan.
Jadi, jauh lebih baik 1 (satu) hari
di rumah TUHAN, dari pada beribu-ribu kali di tempat lain. Firman ini sungguh
jelas sekali. Kalau ada orang yang terhilang dan tersesat, itu salahnya sendiri,
tidak boleh kita salahkan TUHAN; itu sebabnya lebih baik 1 (satu) hari di rumah
TUHAN dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain.
Mari kita lihat Wahyu 4.
Wahyu 4:1-2
(4:1) Kemudian
dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga
dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi
sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang
harus terjadi sesudah ini. (4:2)
Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga,
dan di takhta itu duduk Seorang.
TUHAN membukakan pintu sorga bagi
Rasul Yohanes, dan dia melihat sebuah takhta terdiri di dalamnya. Singkat kata:
Kerajaan Sorga adalah takhta Allah.
Saya juga rindu pintu sorga terbuka
bagi kita; oleh sebab itu, lewatilah pintu sesak, supaya pintu sorga terbuka
bagi kita masing-masing.
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di
hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta
itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di
sebelah muka dan di sebelah belakang.
Di sekeliling takhta itu ada 4 (empat)
makhluk yang penuh dengan mata.
Penuh dengan mata, berarti; berada
dalam terang ajaib.
Kemudian, mata itu ada di sebelah muka (depan) dan di sebelah belakang.
Mata di sebelah muka
→ Perjalanan hidup rohani kita ke depan telah diterangi oleh TUHAN, sehingga
kita mampu melewati segala sandungan-sandungan yang terjadi di atas muka bumi,
termasuk aniaya besar saat antikris menjadi raja berkuasa di atas muka bumi
ini.
Dalam Mazmur, Firman-Mu adalah
pelita, terang bagi jalanku. TUHAN sudah bukakan Firman-Nya, sehingga jalan itu
terang; maka sekalipun nanti ada sandungan-sandungan, kita bisa melaluinya. Bersama
dengan TUHAN, pasti kita berkemenangan.
Mata di sebelah belakang,
artinya; masa lalu yang suram sudah dihapuskan oleh TUHAN, oleh darah salib,
dengan lain kata; masa lalu sudah diterangi oleh TUHAN.
Setiap orang mempunyai latar
belakang dan masa lalu, tidak ada orang yang tidak mempunyai masa lalu, tetapi
lihatlah; oleh darah salib, masa lalu kita sudah diampuni dan dihapuskan, dengan
lain kata; masa lalu kita sudah diterangi oleh TUHAN, sehingga dosa masa lalu
tidak mungkin terulang kembali.
Dosa masa lalu itu sama seperti si
pendendam yang akan terus mengejar sampai terlampiaskan, tetapi di sini kita
melihat; 4 (empat) makhluk itu mempunyai mata di sebelah belakang, sehingga tidak
ada lagi orang yang bisa menuduh begini dan begitu, tidak ada lagi orang yang
bisa menuduh masa lalu itu.
Kecuali kalau masih ada dosa yang
ditutup-tutupi, pasti ia dikejar terus oleh dosa itu. Maka kalau masih ada dosa
yang belum diterangi, saya himbau; ayo,
malam ini selesaikan, entah itu kenajisan, entah itu dusta, kemunafikan, daging
dan keinginannya, atau pun ada hal-hal yang ditutup-tutupi, akui secepatnya.
Jika dosa masa lalu sudah diakui,
maka;
- Andaikata ada Setan mendakwa; tidak bisa lagi.
- Andaikata Setan mau menghasut kembali; tidak bisa lagi.
Singkatnya; jika dosa masa lalu
sudah diakui, maka dendamnya tidak akan terlampiaskan, karena dosa masa lalu
sudah diterangi.
Itulah keadaan dari pada 4 (empat)
makhluk. Saya rindu; keadaan kita sama seperti keadaan 4 (empat) makhluk, asal
kita benar-benar mengikuti jalan-jalan TUHAN.
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun
makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama
seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka
manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang
sedang terbang.
Adapun keempat makhluk itu:
1.
Makhluk yang pertama sama seperti singa → Kemuliaan dan keagungan
Yesus sebagai Raja.
2.
Makhluk yang kedua sama seperti anak lembu → Kebangkitan
Yesus sebagai Hamba.
3.
Makhluk yang ketiga sama seperti muka manusia → Sengsara
Yesus di atas kayu salib sebagai manusia.
4.
Makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang
terbang → Keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah. Hal ini terkait
dengan pesta nikah Anak Domba.
Inilah sasaran akhir dari perjalanan
rohani kita di atas muka bumi ini, itulah pesta nikah Anak Domba, bukan soal
berkat keberkatan, bukan soal berhasil keberhasilan, dan bukan soal kesuksesan.
Saya bukan anti sukses, saya juga
rindu diberkati, tetapi sasaran kita bukanlah soal berkat keberkatan, berhasil
keberhasilan, tetapi akhir dari perjalanan rohani kita jelas adalah pesta nikah
Anak Domba. Kalau kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itu adalah keadilan
Yesus, Anak Allah. Kelak pada kedatangannya kali yang kedua ke bumi ini, Dia
akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
1 Tesalonika 4:16
(4:16) Sebab pada
waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
Ayat ini berbicara tentang
kedatangan Yesus ke dunia ini pada kali yang kedua.
1 Tesalonika 4:17
(4:17) sesudah
itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah
kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Ada pertemuan di udara, disebut juga
dengan; pesta nikah Anak Domba, supaya mereka yang masuk dalam pesta nikah Anak
Domba akan hidup selama-lamanya.
Seperti pujian: Ada pertemuan di udara; pertemuan yang manis. Saya rindu bertemu di
sana; jauh di udara. Nyanyian yang terdengar yang belum pernah didengar adalah
kegirangan. Dan Anak Allah yang pimpin kita; pertemuan di udara.
Jadi, yang masuk dalam pesta nikah
adalah orang-orang yang masih hidup. Tetapi hal ini tidak jadi soal; entah yang
masuk pesta nikah adalah orang mati atau pun yang hidup, tetapi yang penting
adalah masuk Sorga. Hal ini tidak perlu kita perdebatkan, sebab yang penting
adalah kita mengikuti jalan-jalan TUHAN ini.
Lebih baik 1 (satu) hari di pelataran rumah TUHAN, dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain, yang akhirnya oleh karena keberhasilan menjadikan seseorang fasik, loba, cinta uang, itulah roh antikris.
Sungguh luar biasa gereja Yakub ini;
ia masuk dalam pesta nikah Anak Domba, pertemuan di udara. Pesta nikah Anak
Domba terjadi di udara, barulah nanti turun ke bumi, itulah yang disebut
kerajaan 1000 (seribu) tahun damai.
Jadi, jangan gunakan kompas
pengetahuan sendiri untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tidak bisa, tetapi
harus dengan jalan-jalan TUHAN.
1 Tesalonika 4:18
(4:18) Karena
itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Satu dengan yang lain harus dihibur
dengan perkataan tentang jalan-jalan TUHAN yang membawa kita masuk kepada pesta
nikah Anak Domba.
Mungkin kita menanggung banyak
derita -- derita isteri dari suami, derita suami dari isteri --, atau mungkin
kita tidak mempunyai apa-apa di dunia ini, atau mungkin kita adalah orang papah
yang tersingkirkan, tetapi manakala di dalam rumah TUHAN diajarkan jalan-jalan
TUHAN yang arahnya kepada pesta nikah Anak Domba (pertemuan di udara), inilah
yang menjadi penghiburan bagi kita.
Mungkin gaji tidak seberapa, tetapi
kalau kita diajarkan tentang jalan-jalan TUHAN yang mengarah kepada pesta nikah
Anak Domba (pertemuan di udara), inilah yang menjadi penghiburan bagi kita.
Inilah ajaran yang benar, yang
menjadi penghiburan bagi kita. Penghiburan TUHAN luar biasa; hidup
selama-lamanya bersama dengan Dia. Ini adalah jaminan keselamatan, penghiburan
yang luar biasa, tidak ada taranya.
Sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas: Hiburkanlah satu dengan yang lain dengan ajaran tentang jalan-jalan
TUHAN yang membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sebab itu adalah
ajaran yang benar.
Kita akan melihat Wahyu 19, dengan perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba”
Wahyu 19:6-8
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7)
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan
supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih
bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari
orang-orang kudus.]
Kedatangan Yesus pada kali yang
kedua, Dia datang sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki Sorga untuk mempelai
perempuan-Nya. Mempelai perempuan-Nya itu telah siap sedia dan kepadanya
dikaruniakan (dipercayakan) pakaian putih lenan halus, itulah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus (hamba-hamba TUHAN).
Dikaruniakan, berarti; dipercayakan. Dikaruniakan (dipercayakan) pakaian putih, berarti; dipercayakan ibadah pelayanan, dipercayakan melayani sesuai karuna-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, dipercayakan pembukaan Firman Allah. Itulah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus (hamba-hamba TUHAN), itulah pakaian putih. Inilah yang layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Jangan kecilkan ibadah pelayanan, sebab itu adalah pakaian putih.
Jadi, mutlak harus menjadi “imam”,
harus menjadi hamba kebenaran yang setia di hadapan TUHAN. Jika “imam”, tetapi
tidak setia, itu tidak ada artinya. Mungkin saat ini sidang jemaat belum
diangkat menjadi imam, tetapi belajarlah menjadi setia; itu lebih dari “imam”.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah."
Kalau kita ada di dalam rumah TUHAN,
lalu diajarkan jalan-jalan TUHAN, sampai akhirnya dibawa masuk dalam pesta
nikah Anak Domba, inilah Firman Allah yang benar, inilah yang menjadi
penghiburan kita. Hiburkanlah satu dengan yang lain, sebab ini Firman Allah
yang benar.
- Kalau memang suami masih belum mengasihi isteri, tetapi
Firman inilah yang menjadi penghiburan bagi kita.
- Kalau isteri belum tunduk kepada suami, Firman inilah yang
menjadi penghiburan bagi suami.
- Kalau anak belum hormat kepada orang tua, Firman inilah yang
menjadi penghiburan bagi orang tua.
Pendeknya: Wahyu 19:9 = 1 Tesalonika 4:18.
Saat ini kita sedang menerima surat
cinta dari Mempelai Laki-Laki Sorga, yang membuat kita penasaran akan isi surat
cinta-Nya, dan yang membuat hati kita hancur luluh oleh karena Firman-Nya, oleh
karena korban-Nya.
Kita kembali memeriksa Wahyu 4.
Wahyu 4:8
(4:8) Dan
keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah
dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya
mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang
Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
4 (empat) makhluk masing-masing bersayap 6 (enam) sekelilingnya. Kalau
sayap itu mengelilingi 4 (empat) makhluk, berarti; daging dan tabiatnya tidak
nampak lagi.
Kalau kita berada di dalam kegiatan
Roh (di tengah-tengah ibadah pelayanan), pasti tabiat daging tidak nampak,
karena tertutupi oleh kegiatan Roh. Tetapi kalau hari-hari kita sibuk dengan
urusan daging, maka yang nampak adalah daging, kefasikan, itulah roh antikris.
Selain itu, di sebelah dalamnya penuh dengan mata. Berarti, manusia batinnya / manusia dalamnya / hatinya sudah diterangi, tidak ada lagi sesuatu yang tersembunyi (terselubung) di dalam hatinya -- karena 4 (empat) makhluk ini adalah manusia rohani --, sehingga tidak ada suatu perkara pun yang membuat hati TUHAN pedih.
Sekarang, kita akan memperhatikan Yesaya 6, dengan perikop: “Yesaya mendapat panggilan Allah”
Yesaya 6:1
(6:1) Dalam
tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi
dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Yesaya melihat TUHAN duduk di atas
takhta-Nya yang tinggi dan menjulang. Selain itu, dia juga melihat ujung jubah
TUHAN memenuhi Bait Suci.
Jubah memenuhi Bait Suci, jelas itu
adalah pelayanan Imam Besar Agung, sehingga lewat pelayanan Imam Besar Agung; kita
semua limpah kasih karunia dan kaya dalam kebajikan -- kaya dengan
perbuatan-perbuatan baik, kaya dengan perbuatan-perbuatan benar --, seperti
jemaat di Makedonia.
Yesaya 6:2
(6:2) Para Serafim
berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua
sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi
kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
Empat makhluk memiliki 6 sayap:
- 2 (dua) sayap dipakai untuk menutupi muka mereka.
- 2 (dua) sayap dipakai untuk menutupi kaki.
- 2 (dua) sayap untuk melayang-layang.
Jadi, jelas; mereka yang berada
dalam kegiatan Roh, maka segala tabiat daging pasti tidak nampak lagi.
Bukan saja “tabiat daging tidak nampak”,
kalau saya kaitkan dengan panggilan TUHAN atas Musa; ketika Musa berhadapan
dengan TUHAN di atas gunung TUHAN, dia menutup mukanya karena merasa tidak
layak.
Kalau kita sudah berada dalam
kegiatan Roh, bukan saja tabiat daging tidak nampak, tetapi pasti merasa tidak
layak. Kalau kita “berkurang-kurang”, maka TUHAN “bertambah-tambah”.
Yesaya 6:3
(6:3) Dan
mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Empat makhluk berseru: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam"
Oleh karena seruan 4 (empat) makhluk ini, maka lihatlah; seluruh bumi penuh kemuliaan Allah.
Kalau kita melayani dengan cara
TUHAN, melayani dengan jalan-jalan TUHAN, maka seluruh bumi penuh dengan
kemuliaan Allah, seluruh bumi dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Kita bersyukur menerima pengajaran,
yang manfaatnya; mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN. Kalau hal ini
diajarkan, maka seluruh bumi penuh dengan kemuliaan Allah.
Maka, kita tidak boleh egois. Kepada
kita sudah dipercayakan satu organisasi sebagai wadah atau kereta yang harus
kita pergunakan untuk mengusung Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) yang
sudah disahkan oleh KEMENHUMKAM. Kita bersyukur, itu semua TUHAN percayakan
bukan karena kekuatan kita, bukan juga karena uang, tetapi karena doa yang
didengar oleh TUHAN, karena TUHAN melihat hati kita yang rindu untuk membawa
Pengajaran Pembangunan Tabernakel, supaya banyak orang mendengar dan menerima
Pengajaran Pembangunan Tabernakel. Dengan pengajaran ini, seluruh bumi penuh
dengan kemuliaan, seluruh bumi dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Jadi untuk pembangunan tubuh yang
sempurna ini, kita tidak boleh egois, tidak boleh kikir tenaga, pikiran, waktu,
bahkan keuangan sekalipun.
Kita mempunyai rencana Natal
Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT). Supaya seluruh bumi penuh dengan
kemuliaan, maka kita harus mengusung Pengajaran Mempelai dalam Terangnya
Tabernakel atau Pengajaran Pembangunan Tabernakel dalam Terangnya Mempelai.
Inilah ajaran tentang jalan-jalan
TUHAN. Tetapi jika menggunakan cara-cara lain, maka bumi tidak akan penuh
kemuliaan. Masakan karena “uang”, lantas TUHAN mulia? Tentu tidaklah.
TUHAN tidak pernah mulia karena
mujizat, sesuai Injil Yohanes 6.
TUHAN juga tidak pernah mulia karena uang, buktinya;
- Antikris melayani dengan sukses (kesuksesan), tetapi TUHAN
tidak mulia.
- Mereka mengadakan mujizat kesembuhan, juga TUHAN tidak
mulia.
Tetapi dengan jalan-jalan TUHAN yang
diajarkan di dalam rumah TUHAN, maka seluruh bumi penuh dengan kemuliaan.
Kita bersyukur, sebab TUHAN Yesus
baik kepada kita semua. Sampai pada akhirnya …
Yesaya 6:4
(6:4) Maka bergoyanglah
alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah
itu pun penuhlah dengan asap.
Oleh karena seruan dari 4 (empat) makhluk,
maka 2 (dua) hal terjadi, YANG PERTAMA: Bergoyanglah alas ambang pintu.
Alas ambang pintu → Jiwa dan roh.
Sedangkan ambang atas = Tubuh.
Jadi, kalau alas ambang pintu
bergoyang, berarti; tubuh jiwa roh ini betul-betul memuliakan TUHAN karena
seruan dari 4 (empat) makhluk yang sudah menerima jalan-jalan TUHAN.
Dalam Mazmur 73:26, Sekalipun dagingku
dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah
selama-lamanya.
Kalau tubuh jiwa roh memuliakan
TUHAN, maka;
- sekalipun daging lenyap, namun tidak tawar hati.
- sekalipun batin (hati) ini habis lenyap, namun tidak juga tawar
hati.
Tidak peduli lagi dengan daging ini
sekalipun merosot, tidak peduli lagi dengan perasaan hati manusia ini sekalipun
ada yang mengecilkan dan mengucilkan. Karena TUHAN tetap selama-lamanya, maka
tidak pusing lagi dengan orang lain yang mengusik hati ini.
Selain itu, oleh karena seruan dari 4 (empat) makhluk, maka 2 (dua) hal terjadi, YANG KEDUA: Rumah TUHAN penuh dengan asap.
Ini adalah puncak ibadah, yaitu doa
penyembahan. Jadi, puncak memuliakan TUHAN dalam ibadah ialah rumah TUHAN penuh
dengan asap = doa penyembahan.
Mazmur 84:2-3
(84:2) Betapa
disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! (84:3) Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran
TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
Saya sudah sampaikan di atas tadi: Lewat
pembukaan Firman TUHAN, kita mengerti tentang jalan-jalan TUHAN; itu adalah
surat cinta dari sorga.
Singkat kata: Oleh karena pembukaan
rahasia Firman ini, maka;
1.
Hati kita hancur luluh karena
kebaikan TUHAN.
2.
Hati dan daging bersorak-sorai
kepada Alalh yang hidup = Tubuh, jiwa, roh memuliakan TUHAN.
Mazmur 84:4
(84:4) Bahkan burung
pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang
sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN
semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
Jika kita memuliakan TUHAN lewat
ibadah-ibadah ini, maka ibadah kita pun memuncak sampai kepada doa penyembahan,
sama seperti;
- burung pipit (burung gereja) telah mendapat sebuah rumah,
- burung layang-layang sebuah sarang,
tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN
semesta alam, ya Rajaku dan Allahku! Jadi,
jelas; puncak ibadah kita adalah doa penyembahan.
Yakub selain seorang yang tenang, ia suka tinggal di kemah (rumah TUHAN). Jadi, lebih baik 1 (satu) hari di rumah TUHAN, dari pada 1000 (seribu) hari di tempat lain.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment