IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 13 APRIL 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 157)
Subtema: MENJADI
TELADAN
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya
memenuhi kehidupan kita, oleh sebab itu biarlah kiranya Tuhan memberkati kita
lewat pembukaan rahasia firman malam ini, sehingga kehidupan muda remaja kita
menjadi kehidupan pemuda remaja yang sesuai dengan apa yang diharapkan Tuhan,
menjadi contoh teladan, menjadi terang, dimanapun kita berada.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, pemuda
remaja, hamba-hamba Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan
dimanapun anda berada lewat live
streaming, video internet, Youtube, Facebook, di dalam maupun di luar
negeri, kiranya Tuhan memberkati kita.
Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah
Pemuda Remaja tentang Study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun
kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan
oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51)
Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya:
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada
rumah bapaku." (41:52) Dan
kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu lahirlah bagi
Yusuf dua orang anak laki-laki;
- Yang sulung bernama
Manasye.
- Anak yang kedua bernama
Efraim.
Selanjutnya kita akan memperhatikan arti rohani dari
kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung yakni MANASYE.
Manasye
artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali kepada dua perkara yaitu:
1.
Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Keterangan: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase;
Fase yang pertama:
saat Yusuf tinggal bersama-sama dengan
saudara-saudaranya.
Kisah itu ditulis dengan lengkap di dalam Kejadian 37 yang dibagi atas;
a.
Ayat
1-11; Yusuf
dibenci oleh saudara-saudaranya.
b.
Ayat
12-26; Yusuf
dijual ke tanah Mesir.
Mari kita lihat kisah itu di dalam Kejadian 37:25-28
...
Kejadian 37:25-28
(37:25)
Kemudian
duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada
mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang
membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut
barang-barang itu ke Mesir. (37:26)
Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau
kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? (37:27) Marilah kita jual dia kepada
orang Ismael ini,
tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging
kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu. (37:28) Ketika ada saudagar-saudagar
Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual
kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa
mereka ke Mesir.
Kesimpulan dari apa yang sudah dibaca pada ayat 25 sampai ayat 28 adalah akhirnya Yusuf diangkat dari sumur tempat dia
dilemparkan, lalu dijual kepada orang Ismael saudagar-saudagar dari Midian,
seharga dua puluh syikal perak.
Itu telah disampaikan beberapa minggu berturut-turut.
Sekarang mari kita memperhatikan ...
Kejadian 37:29-34
(37:29) Ketika Ruben kembali ke
sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah
bajunya, (37:30) dan kembalilah
ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke
manakah aku ini?" (37:31)
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu
mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. (37:32)
Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan:
"Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa
atau tidak?" (37:33) Ketika
Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas
telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam." (37:34) Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain
kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya
itu.
Ada dua pribadi yang mengalami kesusahan hati karena
terhilangnya Yusuf, yaitu;
1.
Ruben.
Pada ayat
28; ia mengoyakkan bajunya.
2.
Yakub,
ayah mereka.
Ia juga mengoyakkan jubahnya pada ayat 24.
Pada ayat 29
Ruben kembali ke sumur itu ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya lalu
dikoyakkannyalah bajunya. Dikoyakkan bajunya menunjukkan bahwa Ruben mengalami kesusahan hati.
Ruben
ini adalah gambaran dari gereja Tuhan yang betul-betul menaruh perhatiannya
kepada Pengajaran Mempelai secara khusus.
Saudaraku kita sejauh ini telah menikmati kemurahan
demi kemurahan dari Tuhan lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel,
maka kalau kita tidak lagi melihat dan merasakan kemurahan-kemurahan dari Tuhan
lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel disitulah akan terjadi
kesusahan hati yang besar.
Kejadian 37:30
(37:30) dan kembalilah ia
kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah
aku ini?"
Kepada saudara-saudaranya Ruben berkata; "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah
aku ini?"
Pengertian rohaninya untuk kita sekarang; sebagai anak
yang tertua Ruben merasa tertuduh, Ruben merasa tidak bertanggung jawab.
Ruben adalah kehidupan yang masak dan tua rohaninya,
tandanya; merasa tertuduh sendiri karena tidak bertanggung jawab.
Jadi kalau rohani sudah masak (matang) akan merasa tertuduh
sendiri apabila tidak bertanggung jawab
atau lalai terhadap tugasnya.
Sedangkan kanak-kanak rohani biar sudah berbuat salah,
biar sudah membuat keonaran kelaliman, tidak akan pernah merasa tertuduh.
1 Timotius 4:12
(4:12) Jangan seorang pun
menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang
percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Jangan kita dianggap rendah karena usia kita masih
muda, sebaliknya jadilah teladan bagi
orang-orang percaya; baik dalam perkataan, maupun tingkah laku
(perbuatan),
dalam kasih, dalam kesetiaan, dalam kesucian. Biarlah kita
menjadi teladan dalam lima perkara tersebut.
Pendeknya; kedewasaan
rohani tidak diukur
dari usia.
Teladan dalam
perkataan berarti tidak asal
mengumbar kata-kata, jangan asal bicara, apalagi mengucapkan kata-kata yang
tidak senonoh. Bercanda
boleh tetapi jangan sampai berlebihan supaya tetap menjadi teladan dalam
perkataan.
Teladan dalam
tingkah laku, kalau kita memiliki
sikap dan perbuatan yang baik dan benar berarti dengan demikian menjadi teladan
dalam tingkah laku.
Teladan dalam kasih,
kasih agape bukan kasih fileo dan kasih eros. Apa fungsinya kasih? Jawabannya adalah menutupi banyak
sekali dosa (mengampuni dosa), kemudian berfungsi sebagai pengikat yang
mempersatukan dan yang menyempurnakan.
Teladan dalam
kesetiaan, orang yang setia siapakah menemukannya.
Hari ini orang bisa saja berbuat baik tetapi
besok ia belum tentu setia, itu sebabnya “banyak
orang menyebut diri baik tetapi orang setia siapakah menemukannya.”
Teladan dalam
kesucian. Menjadi teladan dalam kesucian berarti
menjaga diri untuk tetap hidup dalam kesucian, tidak dipengaruhi oleh hal-hal
yang tidak suci, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak baik, yang
jahat, yang najis dan lain sebagainya, dengan demikian ia menjadi teladan di
dalam kesucian.
1 Timotius 4:13
(4:13) Sementara itu, sampai
aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan
dalam mengajar.
Menjadi teladan harus
disertai dengan bertekun dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam
mengajar.
Sebab itu biarlah kita tetap bertekun dalam hal;
YANG PERTAMA: Bertekun
dalam membaca kitab-kitab suci.
Kitab suci terdiri dari PERJANJIAN LAMA dan PERJANJIAN
BARU, seluruhnya berjumlah 66 kitab diawali dari Kejadian diakhiri dengan kitab Wahyu.
- Perjanjian Lama ditulis
oleh para nabi.
Tugas nabi adalah bernubuat artinya;
menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, dengan demikian
dosa dibungkar dengan tuntas, tidak ada lagi dosa yang tersembunyi sekecil apapun.
Maka kita ini adalah kehidupan yang
berbahagia kalau tekun dalam hal
membaca kitab-kitab suci, termasuk kitab para nabi. Gunakan waktu yang ada,
ambil waktu, untuk sempatkan diri untuk membaca kitab-kitab suci termasuk kitab
para nabi. Musuh yang dilawan supaya kita bisa membaca kitab-kitab para nabi
adalah kemalasan dan dosa yang tersembunyi, dosa yang masih ditutup-tutupi itu
adalah musuh utama sehingga menjadi penghalang di dalam hal membaca kitab para
nabi.
- Perjanjian Baru
ditulis ooleh para rasul.
Tugas rasul adalah menyatakan wahyu kepada
gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini.
Wahyu -> rahasia kerajaan sorga.
Ada rahasia yang perlu untuk kita ketahui
malam ini yaitu seindah-indahnya kerajaan sorga tidak ada artinya kalau sebuah
takhta tidak terdiri di dalamnya. Demikian juga kehidupan kita ini sekalipun
menjadi kehidupan yang sukses, berhasil secara lahiriah, dipandang manusia
begitu indah dan luar biasa, tetapi tidak akan menjadi berarti kalau Allah
tidak bertakhta di dalam kehidupan kita sekaliannya.
Itu rahasia yang harus kita ketahui di
hari-hari terakhir ini.
YANG KEDUA: Bertekun
dalam membangun.
Membangun
artinya; mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, ibarat bangunan
ini tidak terdiri dari satu material tetapi terdiri dari pasir, batu,
bata, kayu, besi, kerikil, dan lain sebaginya.
Semua material-material itu digunakan dan menjadi satu
sehingga terbentuklah sebuah bangunan.
Kerinduan Tuhan yang terbesar kepada umat-Nya adalah
supaya kita menjadi satu, sama seperti Anak dengan Bapa adalah satu.
Kegunaan Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel, untuk membawa kita masuk di
dalam pembangunan tubuh Kristus. Dimulai dari diri kita
masing-masing, satu dengan yang lain tidak boleh ada jarak, satu dengan yang
lain tidak boleh permusuhan, tidak boleh ada kebencian.
1 Korintus 3:10-11
(3:10)
Sesuai
dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang
ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus
di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus
membangun di atasnya. (3:11)
Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar
yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Rasul Paulus adalah seorang ahli bangunan yang cakap,
tandanya; ia telah meletakkan dasar dari tiap-tiap bangunan itu, itulah pribadi
Yesus Kristus yang disalibkan (korban Kristus).
Jadi dasar dari bangunan itu adalah korban Kristus.
Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang
bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Saat menghadapi tiga jenis ujian, rumah itu tidak rubuh
sebab rumah itu dibangun di atas dasar
batu.
Batu -> korban
Kristus.
Adapun ketiga ujian tersebut, salah satunya adalah “Turunlah
hujan” ->
ujian yang datang dari atas yaitu penghulu dunia yang gelap atau roh-roh jahat
di udara dengan segala tipu dayanya.
Kejadian 3:6-7
(3:6) Perempuan itu melihat,
bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon
itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya
dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan
dia, dan suaminya pun memakannya. (3:7)
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang;
lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Kesimpulannya; Hawa melanggar hukum Allah karena
diperdaya oleh ular itu, akibatnya Hawa menjadi telanjang. Sebelum mereka
melanggar hukum Allah mereka tidak menyadari bahwa mereka telanjang sekalipun
mereka tidak berpakaian, tetapi setelah mereka melanggar hukum Allah mereka
menyadari bahwa mereka menjadi telanjang.
2 Korintus 11:2-3
(11:2) Sebab aku cemburu
kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada
satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau
pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama
seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Hawa diperdaya oleh ular itu dengan kelicikannya,
tujuannya: untuk merusak nikah yang suci.
Sebab Rasul Paulus berkata; “karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
Oleh sebab itu Rasul Paulus berjuang untuk
mempertunangkan sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada satu
laki-laki, Yesus Kristus adalah Mempelai Laki-Laki Sorga.
Tetapi puji Tuhan tidak usah putus asa kalau mungkin
Hawa telah diperdaya oleh ular itu dengan kelicikannya, jangan lekas-lekas
kecewa dan putus asa, sebab pembangunan
tubuh Kristus tetap berlangsung. Apa buktinya? Karena Tuhan Yesus Kristus tidak
dapat diperdaya oleh kelicikan ular itu, dengan bukti Ia rela disalibkan
sekalipun ada tuduhan-tuduhan palsu.
Ia disalibkan bukan karena Ia berbuat dosa, bukan
karena kejahatan, tetapi Ia disalibkan oleh karena adanya tuduhan-tuduhan
palsu. Tetapi sekalipun demikian Ia tidak mau membuka mulut-Nya, Ia tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan oleh karena tuduhan palsu tadi, Ia tidak
mau membela diri-Nya. Pendeknya; Yesus tidak dapat diperdaya oleh tipu daya.
Dimulai dengan pengadilan yang pertama (Mahkamah Agama) di hadapan imam besar
Kayafas, maupun di pengadilan yang kedua di hadapan Pilatus, raja wilayah,
disitupun ada desakan-desakan dengan adanya tuduhan-tuduhan palsu. Sampai
kepada Raja Herodes disitu Dia dipermain-mainkan oleh Raja Herodes dengan
prajurit-prajuritnya. Bahkan kembali lagi kepada Pilatus harus menghadapi
tuduhan-tuduhan palsu yang begitu banyak, namun Ia tidak membuka mulutnya, Ia
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, dengan lain kata Ia tidak terperdaya
dengan tipu daya kelicikan dari pada iblis setan.
Kesimpulannya; Ia tidak terperangkap dengan tipu daya
dari pada iblis setan.
Sekalipun Hawa telah diperdaya oleh ular, tetapi Tuhan
Yesus Kristus rela disalibkan bukan karena dosa kejahatan tetapi Dia disalibkan
karena tuduhan-tuduhan palsu.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
“Taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu
salib”, dengan demikian Ia telah meremukkan
kepala ular dengan tumit-Nya dua ribu sembilan belas tahun yang lalu di atas
kayu salib, Dia telah mengalahkan tipu daya dari pada iblis setan dengan segala
kelicikannya sebab Dia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Yohanes 19:32-36
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit
lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang
disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33)
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
Karena Yesus telah mati di atas kayu salib maka
prajurit-prajurit itu tidak mematah-matahkan kaki Yesus; dengan demikian
anggota-anggota tubuh Kristus tidak terpisahkan oleh apapun, sebab Yesus telah
mati di atas kayu salib. Dengan demikian terwujudlah pembangunan tubuh Kristus
yang sempurna (kesatuan tubuh Kristus yang sempurna).
Yohanes 19:34
(19:34) tetapi seorang dari
antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir
keluar darah dan air.
Kemudian prajurit itu menikam lambung-Nya dengan
tombak, dan segeralah mengalir keluar air dan darah, ini tanda kelahiran baru
atas bangsa kafir.
Jadi dengan matinya Yesus Kristus terwujudlah kesatuan
tubuh Kristus dan melahirkan gereja Tuhan itulah bangsa kafir.
Efesus 6:11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh
perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat
Iblis; (6:12) karena perjuangan
kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah,
melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh-roh jahat di udara.
Perjuangan kita bukan melawan darah dan daging bukan
melawan sesama, tetapi perjuangan kita melawan roh-roh jahat di udara dengan
segala tipu dayanya dengan demikian terwujudlah kesatuan tubuh, sebab
tulang-tulang Yesus tidak dipatah-patahkan.
YANG KETIGA: Bertekun
dalam mengajar.
Kita tidak mungkin semua menjadi guru atau pengajar,
kita tidak mungkin semua menjadi gembala, kita tidak mungkin semua
menjadi rasul, nabi, dan penginjil, namun kerinduan Tuhan
kepada kita supaya kita juga bertekun di dalam mengajar, di dalam hal
ketundukan.
2 Korintus 3:1-3
(3:1) Adakah kami mulai lagi
memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan
surat pujian kepada kamu atau dari kamu? (3:2)
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal
dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus,
yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh
dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging,
yaitu di dalam hati manusia.
Kalau firman itu dimeteraikan
oleh Roh Kudus di dalam loh daging dan ditukik
di dalam hati, disebut dengan surat
Kristus dan surat pujian yang
dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.
Sebab itu jangan sampai kita memandang ringan terhadap
setiap pemberitaan-pemberitaan firman yang disampaikan, tetapi kita harus
berjuang dan mendambakan supaya setiap pemberitaan firman Tuhan yang
disampaikan itu kiranya mendapat tempat di hati kita, dengan lain kata firman
itu dimeteraikan dalam loh daging kita, ditukik di dalam hati kita supaya
kehidupan kita menjadi surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan
dikenal dan dibaca oleh setiap orang. Perkataan kita dapat dibaca dan dikenal
semua orang, solah tingkah, perbuatan, gerak gerik kita dapat dikenal dan
dibaca oleh setiap orang, dengan demikian kita sudah mengajar orang lain.
Di muka tadi saya katakan tidak
mungkin kita semua menjadi guru atau pengajar, tidak mungkin kita semua menjadi
gembala, tidak mungkin kita semua menjadi rasul, nabi, dan penginjil, tetapi
Tuhan mendambakan supaya kehidupan pemuda remaja GPT “Betania” Serang-Cilegon
ini mengajar orang lain, pada saat kapan itu? Ketika firman itu dimeteraikan
oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita, maka kita sudah
menjadi surat Kristus, sudah menjadi surat pujian yang dapat dibaca dan dapat
dikenal oleh setiap orang. Dengan demikian kita sudah mengajar orang lain
bahkan disebut pengajar yang cakap.
2 Korintus 3:4-6
(3:4) Demikianlah besarnya
keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. (3:5)
Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu
seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan
Allah. (3:6) Ialah membuat kami
juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak
terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis
mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Pelayan-pelayan dari
suatu perjanjian baru berarti firman itu telah
dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging dan ditukik dalam hati
kita.
Sedangkan pelayan-pelayan
dalam suatu perjanjian lama itu sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada
dua loh batu, itu mematikan.
Kalau firman itu tidak ditindaklanjuti, tidak di follow up, firman itu tidak mendarah
daging sama artinya dengan huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu, tidak
ada artinya, itu mematikan, daging itu mati Roh yang menghidupkan.
Jadilah pengajar-pengajar yang cakap karena memang
firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging kita, ditukik
di hati kita, menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap
orang baik perkataan kita menjadi pengajar yang cakap, baik perbuatan kita
menjadi pengajar yang cakap, dimanapun kita berada baik di rumah, di tempat
bekerja, di tempat menuntut ilmu, di tempat pekerjaan, jadilah surat Kristus
surat pujian karena kita adalah pelayan-pelayan dari suatu perjanjian yang
baru.
1 Petrus 3:1-2
(3:1) Demikian juga kamu,
hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka
yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh
kelakuan isterinya, (3:2) jika mereka melihat, bagaimana
murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
Ketundukan kita sebagai mempelai perempuan kepada
Kristus sebagai kepala gereja (Mempelai Pria Sorga) itu juga merupakan kesaksian yang murni dan saleh.
Dari ketundukan itu kita sudah mengajar orang lain,
memenangkan jiwa orang lain yaitu orang-orang yang tidak taat kepada firman
Allah.
Jadi kita tidak harus menjadi dosen (pengajar),
walaupun Tuhan memang merindukan kita untuk menjadi pengajar yang cakap. Tetapi
dengan menjadi surat Kristus dan surat pujian yang dapat dikenal dan dibaca
oleh setiap orang, baik perkataan dan perbuatan kita dapat dibaca dan dikenal
oleh semua orang itu menunjukkan bahwa kita adalah pengajar yang cakap. Oleh
sebab itu jadilah pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam
mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh
nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Oleh sebab itu jangan
kita lalai dalam mempergunakan karunia yang ada pada kita masing-masing,
ada karunia bernubuat, ada karunia membangun, ada karunia mengajar, ada karunia
iman, ada karunia untuk mengusir setan, jangan lalai dalam hal itu.
Tetapi jadilah kehidupan pemuda remaja yang bertanggung
jawab, itulah kehidupan pemuda remaja yang sudah mencapai kedewasaan rohani,
merasa tertuduh ketika melalaikan sebuah tanggung jawab sama seperti Ruben,
merasa tertuduh ketika melalaikan karunia yang ada pada kita semua, itulah tipe
kehidupan rohani yang masak, tipe kehidupan rohani yang sudah tua (dewasa).
Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment