IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 07 MEI 2019
KITAB
KOLOSE
(Seri:
49)
Subtema:
“TIGA KORBAN BINATANG DAN TIGA KETUL ROTI YANG TIDAK BERAGI”
Shalom
saudaraku..
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita,
memenuhi tempat ini lewat firman Allah yang sebentar akan kita terima dan kasih
serta kemurahan Tuhan menjadi bagian kita sekaliannya.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan
yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming,
video internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada di dalam maupun di
luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita lewat pemberitaan firman Tuhan malam
ini.
Segera
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat
yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3:4.
Kolose
3:4
(3:4)
Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun
akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Kalimat
yang harus kita perhatikan pada ayat ini adalah; “Apabila Kristus, yang
adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama
dengan Dia dalam kemuliaan.” Singkatnya; Kristus adalah hidup kita, hidup
semua orang, bukan yang lain-lain. Misalnya; harta, kekayaan, uang yang banyak,
bisnis, usaha, pekerjaan, serta pendidikan yang tinggi. Sebab semuanya itu
tidak bisa dijadikan sebagai pemimpin yang menjamin hidup manusia.
Efesus
1:22-23
(1:22)
Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah
diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23)
Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala
sesuatu.
Kristus
telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala, sedangkan jemaat adalah
tubuh-Nya.
Efesus
5:22-23
(5:22)
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena
suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah
yang menyelamatkan tubuh.
Kristus
adalah kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan tubuh. Jadi bukan harta yang
banyak, bukan uang yang banyak, bukan pekerjaan, bukan kedudukan, jabatan,
usaha, bisnis atau pendidikan yang tinggi, tetapi yang menyelamatkan tubuh
adalah Kristus sebagai Kepala.
Efesus
5:24
(5:24)
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri
kepada suami dalam segala sesuatu.
Kalau
memang Kristus adalah penyelamat tubuh maka kedudukan dari sidang jemaat sudah
seharusnya berada di dalam tanda ketundukannya kepada Kristus sebagai Kepala.
Oleh sebab itu layaklah kita mengucap syukur kepada Allah sebab Kristus telah
diberikan kepada jemaat sebagai Kepala untuk menyelamatkan sidang jemaat
sebagai tubuh. Sebab kita telah melihat di dalam Efesus 1:22; semua
musuh sudah ditaruh di bawah kaki salib Tuhan, sebab itu kita patut bersyukur
karena Allah sudah memberikan Kristus sebagai Kepala kepada jemaat.
Bukti
bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh..
Efesus
5:25-29
(5:25)
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya. (5:26) untuk menguduskannya, sesudah
Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi
isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya
mengasihi dirinya sendiri.
(5:29)
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan
merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Kesimpulannya;
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Praktek Kristus mengasihi jemaat ada dua, yaitu:
Yang
Pertama: MEMANDIKAN SIDANG JEMAAT DENGAN AIR DAN FIRMAN (Efesus
5:25-26).
Hal
yang pertama ini telah saya sampaikan untuk beberapa sesi, dalam minggu-minggu
yang lalu lewat Ibadah Doa Penyembahan tentunya.
Yang
Kedua: MENGASUH DAN MERAWATI SIDANG JEMAAT (Efesus 5:28-29).
1
Tesalonika 2:7
(2:7)
Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh
dan merawati anaknya.
Rasul
Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika “sama seperti
seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.” Dengan demikian Rasul Paulus
mengikuti contoh teladan dari Yesus Kristus di dalam hal mengasihi sidang
jemaat. Ibu -> seorang gembala sidang, tugasnya; mengasuh dan
merawati sidang jemaat Tuhan.
Jadi
seorang gembala sidang yang sudah menerima jabatan gembala tugasnya tidak lain,
tidak bukan adalah mengasuh dan merawati sidang jemaat. Jadi gembala sidang
tidak hanya bisa kotbah, tetapi betul-betul memiliki roh untuk mengasuh,
memiliki roh untuk merawati sidang jemaat.
1
Tesalonika 2:1-2
(2:1)
Kamu sendiri pun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di
antaramu tidaklah sia-sia.
(2:2)
Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina
di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan
Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
Di
sini kita melihat, Rasul Paulus tiba di Tesalonika, tujuannya adalah untuk
memberitakan injil Allah. Untuk memberitakan injil Allah ini, Rasul Paulus
penuh dengan perjuangan dan pergumulan yang berat sekali. Jemaat di Tesalonika
mengetahui hal ikhwal ini (perjuangan dan pergumulan) dari Rasul Paulus ini
sebab sebelum ia tiba di Tesalonika, dia sudah difitnah, dianiaya, dan dia
sudah banyak menanggung penderitaan, tetapi oleh karena pertolongan Tuhan,
Tuhan menyertai perjalanan Rasul Paulus sampai di Tesalonika untuk memberitakan
injil Allah.
1
Tesalonika 2:3-4
(2:3)
Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni
dan juga tidak disertai tipu daya. (2:4) Sebaliknya, karena Allah telah
menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami
berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah
yang menguji hati kita.
Allah
memberikan kepercayaan kepada Rasul Paulus untuk memberitakan injil kepada
jemaat di Tesalonika karena ia dianggap layak. Dengan bukti; nasehat
(pemberitaan injil Allah) dari Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika:
- Tidak lahir dari kesesatan.
- Tidak lahir dari maksud yang tidak murni.
- Tidak disertai dengan tipu daya.
Pendeknya;
Rasul Paulus dalam setiap nasehatnya kepada sidang jemaat di Tesalonika bukan
untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah sebab Allah yang
menguji setiap hati manusia.
1
Tesalonika 2:5-6
(2:5)
Karena kami tidak pernah bermulut manis — hal itu kamu ketahui — dan tidak
pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi — Allah adalah saksi -- (2:6)
juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu,
maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai
rasul-rasul Kristus.
Pertanggung
jawaban Rasul Paulus di dalam hal menyukakan Allah di dalam pemberitaan injil:
a. Tidak pernah bermulut manis.
Saksinya; sidang jemaat di Tesalonika. Jadi sidang jemaat pasti
mengetahui apakah gembala sidang itu membuat pemanis di dalam pemberitaaan
firman Tuhan itu atau murni.
b. Tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi.
Saksinya adalah Allah sebab Dia yang menguji setiap hati manusia.
Kalau hamba Tuhan melayani karena upah (uang), sidang jemaat memang mengetahui,
tetapi Tuhan juga menguji setiap hati hamba Tuhan.
Seorang pemimpin pujian jangan melayani karena ada maksud loba
(upah), demikian juga pembaca firman Tuhan, singer, pemain musik, kolektan,
multimedia, bahkan quire sekalipun, tidak boleh melayani karena maksud loba
yang tersembunyi sebab Tuhan yang menajdi saksi setiap orang di dalam melayani
Tuhan Yesus kristus.
c. Tidak pernah mencari
pujian dari manusia.
Saksinya adalah tidak menyalah gunakan kesempatan yang ada, tidak
mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Kesempatan harus menjadi saksi untuk
memuliakan Tuhan. Roh Tuhan yang menjadi saksinya.
Maka
kita kembali lagi membaca..
1
Tesalonika 2:7
(2:7)
Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan
merawati anaknya.
Demikianlah
keberadaan dari Rasul Paulus di dalam mengasuh dan merawati sidang jemaat di
Tesalonika. Maka tentu sidang jemaat berbangga hati dan bersyukur kepada Tuhan
kalau hamba Tuhan melayani seperti keadaan dari Rasul Paulus; melayani tanpa
upah, jujur, tidak ada sesuatu yang terselubung lagi.
1
Tesalonika 2:8
(2:8)
Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela
membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu,
karena kamu telah kami kasihi.
Rasul
Paulus bukan saja rela membagikan injil Allah namun juga rela mengorbankan
dirinya sendiri bagi jemaat di Tesalonika. Jadi pelayanan dari Rasul Paulus di
dalam pemberitaan injil Allah disertai dengan pengorbanan.
Dengan
demikian, Rasul Paulus hidup di dalam tahbisan yang benar, yaitu memberitakan
injil Allah dengan benar yang disertai dengan pengorbanan. Tahbisan yang benar
adalah tahbisan kepada Allah, bukan untuk kepentingan diri, bukan untuk
kepentingan satu golongan, bukan untuk kepentingan manusia. Tetapi tahbisan
yang benar adalah tahbisan kepada Alah.
Ditahbiskan
artinya;
1. Dijadikan suci (disucikan dan dikuduskan).
2. Diangkat (dipermuliakan).
3. Membaktikan diri bagi Allah.
Keluaran
29:1-2
(29:1)
"Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka,
supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan
muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
(29:2)
roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan
minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari
tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
Jadi
saudaraku, untuk tahbisan imam-imam, Allah menentukan dan menuntut
tiga korban persembahan sebagai berikut:
a. Tiga korban binatang.
b. Tiga korban sajian.
Tentang:
TIGA KORBAN BINATANG.
Semuanya
menunjuk kepada korban Kristus.
1. Korban Lembu Jantan Muda.
Ini adalah korban pendamaian dari Kristus untuk menghapus
dan menyucikan dosa-dosa kita.
2 Korintus 5:18-21
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah,
yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang
telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada
kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan
Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.
Yesus Kristus adalah seorang Imam Besar. Tugas dari seorang Imam
Besar adalah menjadi pengantara antara Allah dengan manusia. Dengan lain kata,
memperdamaikan manusia dengan Allah.
Maka untuk membenarkan orang lain, seorang imam rela menjadi
korban, itulah yang disebut dengan korban pendamaian. Semua yang disebut imam,
mulai dari pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik,
termasuk zangkoor, dia berdiri diantara manusia dengan Allah untuk
memperdamaiakan manusia dengan Allah. Dimanapun kita berada, kita harus berdiri
untuk pendamaian dosa manusia kepada Allah.
2. Korban Domba Jantan Pertama.
Ini adalah korban penyerahan diri dari Kristus supaya
oleh korban-Nya kitapun boleh menyerahkan segala kepentingan diri kita untuk
taat kepada-Nya. Sebagaimana di dalam Filipi 2:4-8; sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya, dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas
kayu salib.
Jadi penyerahan diri Yesus sebagai Anak Allah tujuannya adalah
untuk taat kepada Bapa di sorga.
Demikian juga saat ini kita menyerahkan diri kepada Tuhan untuk
selanjutnya dipakai oleh Tuhan sebagai alat kemuliaan-Nya. Berarti; taat kepada
Tuhan.
Ibrani 5:7-9
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan
keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah
Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
(5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya,
Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Yesus adalah Anak Allah, tetapi Dia telah belajar menjadi taat
dari apa yang telah di derita-Nya. Pendeknya; Yesus Anak Allah telah
menyerahkan diri-Nya untuk taat kepada Bapa di sorga. Pada ayat 7 dapat
kita bayangkan; Yesus sebagai Imam Besar sudah taat mengadakan pendamian dosa
dengan begitu menderitanya dan begitu sengsaranya di atas kayu salib. Memang
itulah keberadaan dari seorang imam.
3. Korban Domba Jantan Kedua.
Ini adalah korban tahbisan Kristus supaya kitapun
ditahbiskan oleh-Nya. Kristus telah ditahbiskan sebagai Imam Besar supaya
kitapun ditahbiskan oleh Kristus sebagai imam-imam di bumi ini. Yesus adalah
Tabernakel sejati maka kitapun harus mengikuti contoh teladan-Nya.
Yohanes 17:18-19
(17:18) Sama seperti Engkau telah mengutus Aku
ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; (17:19)
dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam
kebenaran.
kita boleh ada di dunia, tetapi sikap
(perbuatan) dan sifat (tabiat) tidak boleh sama dengan orang dunia. Baik
perkataan, perbuatan, cara berpikir, bahkan cara berpakaian tidak boleh sama
seperti orang dunai ini. Kalau diantara keluarga kita sifatnya masih duniawi
maka kita tidak boleh mengikuti sifat keluarga yang disekitar kita. Imam itu dipanggil
untuk mentahbiskan diri bagi Tuhan, untuk menyukakan hati Tuhan, bukan untuk
kepentingan diri (golongan). Sama halnya seperti Rasul Paulus, dengan
perjuangan dan pergumulan yang berat, akhirnya dia tiba di Tesalonika untuk
memberitakan injil Allah dan untuk menyerahkan diri sebagai korban.
Pada ayat 19; perkataan “Menguduskan” (Hagiazo)
artinya; disucikan (ditahbiskan). Untuk apa ditahbiskan? Untuk melayani
Tuhan, bukan untuk melayani diri sendiri, apalagi melayani dosa sebab kita
ditahbiskan (dikuduskan) untuk melayani manusia berdosa.
Tentang:
TIGA MACAM KORBAN SAJIAN (TIGA KETUL ROTI).
Kita
kembali membaca..
Keluaran
29:2
(29:2)
roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan
minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari
tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
Tiga
macam ketul roti, semuanya tidak beragi sebagai korban sajian (korban makanan),
inilah yang ditentukan dan dituntut Allah dari imam-imam, yaitu:
1. Roti tidak beragi.
2. Roti bundar tidak beragi yang diolah dengan minyak.
3. Roti tipis tidak beragi yang diolesi dengan minyak.
Inilah
tiga jenis roti sebagai korban sajian yang dituntut oleh Tuhan untuk
dipersembahan kepada Tuhan.
Keluaran
29:23-24
(29:23)
kauambillah juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu
roti tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di
hadapan TUHAN. (29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak
tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah
kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.
Di
sini kita perhatikan ada tiga macam korban sajian yang dituntut oleh Tuhan
yaitu roti tidak beragi, roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan
minyak, serta roti tipis tidak beragi yang diolesi dengan minyak. Tiga ketul
roti ini adalah roti yang tidak beragi. Semuanya itu harus ditaruh di atas
telapak tangan Harun dan di telapak tangan anak-anaknya sebagai imam. Artinya;
seorang hamba Tuhan harus berpegang dan menampilkan firman Allah yang murni,
tidak dicampur dengan ragi.
Jadi
di tangan seorang hamba Tuhan (gembala sidang) harus menampilkan firman Allah
yang benar dan murni, tidak dicampur-campur dengan ragi.
Dalam
1 Korintus 5:6-8, dalam kesempatan persekutuan di Rantau Parapat, Duri,
dan Kandis tentang Ragi, yang pertama; ragi yang lama, disebut dengan keburukan
dan kejahatan.
Ada
ragi secara khusus yaitu;
1. Ragi orang Farisi yaitu kemunafikan, luar dalam
tidak sama, kemudian mereka mengikuti ajaran manusia itulah adat istiadat dan
oleh karena adat istiadat ini, mereka mengesampingkan firman Tuhan.
2. Ragi Saduki yaitu tidak percaya dengan adanya
kebangkitan sehingga mereka hanya memikirkan kawin dan mengawinkan.
3. Ragi Herodes yaitu
seorang pembunuh, ia membunuh anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah
di Betlehem, kemudian membunuh Yohanes Pembaptis serta membunuh Yakobus.
Pendeknya; Ragi herodes adalah pembunuh.
Dalam
suratan 1 Yohanes 3:15; “membenci sesama sama dengan dosa membunuh.”
Jadi tiga ragi khusus yaitu;
1. Kemunafikan.
2. Kenajisan.
3. Kebencian.
Kalau
seorang hamba Tuhan melayani disertai dengan hal ini maka ditangannya ada roti,
tetapi dicampur dengan ragi, itu sesuatu yang tidak diperbolehkan. Seharusnya
di tangan dari para imam yang melayani Tuhan diletakkan tiga ketul roti yang
tidak beragi sebagai unjukan di hadapan Tuhan.
Keluaran
29:25
(29:25)
Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas
mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di
hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Selanjutnya;
tiga ketul roti di tangan imam itu dibakar di atas Mezbah. Mezbah ->
pelayanan. Jadi seorang hamba Tuhan harus menyampaikan Firman Allah yang benar
dan murni yang tidak dicampur dengan ragi di tengah pelayanannya kepada sidang
jemaat. Dan itu merupakan persembahan yang berbau harum dan persembahan yang
menyenangkan hati Tuhan. Kalau pemberitaan firman Tuhan itu tidak benar dan
tidak murni maka itu bukan persembahan yang menyenangkan hati Tuhan. Jadi
ukuran untuk menyenangkan hati Tuhan bukan dilihat dari yang lahiriahnya,
tetapi ukurannya adalah apakah pemberitaan firman itu murni dan benar, tidak
dicampur-campur dengan ragi tadi.
Saya
kira seorang hamba Tuhan harus menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyukakan
hati manusia. Jadi sudah sangat jelas sekali, Rasul Paulus tiba di Tesalonika
untuk memberitakan injil Kristus dan untuk menyerahkan diri sebagai korban.
Maka Rasul Paulus melayani jemaat di Tesalonika dengan tahbisan yang benar.
Di
tangannya ada firman Allah yang benar dan murni dan Rasul Paulus juga mempersembahan
apa yang ditentukan dan dituntut oleh Allah dari dirinya. Itulah tiga korban
binatang yaitu;
1. Korban lembu jantan muda, itulah korban pendamaian.
2. Korban domba jantan pertama, itulah penyerahan diri
Yesus untuk taat kepada Bapa.
3. Korban domba jantan kedua, itulah menguduskan diri
(mentahbiskan diri) untuk melayani Tuhan.
Itulah
tahbisan yang benar dari seorang hamba Tuhan, barulah memberitakan injil Allah
yang benar dan murni.
Itulah
tiga ketul roti yang tidak beragi, ada di tangan seorang imam (hamba Tuhan).
Demikianlah
pribadi Rasul Paulus di tengah pelayanannya di Tesalonika. Memang penuh dengan
perjuangan dan pergumulan, tidak mudah bagi seorang gembala sidang menyampaikan
tiga ketul roti yang tidak beragi/menyampaikan firman Tuhan yang benar dan
murni, karena ada sangkut pautnya dengan hati manusia. Kalau firman itu benar
dan murni maka itu akan sangat menggores hati orang yang mendengar, tetapi
kalau seorang hamba Tuhan (gembala sidang) memang ingin berdiri di dalam
tahbisan yang benar maka dia harus konsekuen dengan apa yang ditentukan dan
dituntut Allah dari dirinya. Maka sidang jemaat harus bersyukur kalau kita
mendapatkan pelayanan dari tahbisan Kristus yang luar biasa sampai sejauh ini.
Sebab itu dalam 1 Korintus 5:6; di situ Rasul Paulus berkata kepada
sidang jemaat di Korintus, kemegahanmu itu tidak baik. Kalau kita bermegah di
dalam hal yang lahiriah, bermegah dengan pengorbanan, bermegah dengan apa yang
sudah kita perbuat, tidak sebanding dengan tahbisan Kristus.
1
Timotius 4:16
(4:16)
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam
semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan
dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Jadi
seorang hamba Tuhan harus bertekun di dalam mengawasi diri dan mengawasi
ajaran sebab itu yang menyelamatkan seorang hamba Tuhan dan menyelamatakan
sidang jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan itu. Bertekun mengawasi diri dan
bertekun mengawasi ajaran berarti harus menyampaikan firman Allah yang benar
dan murni, itulah yang nanti yang akan menyelamatkan diri hamba Tuhan itu dan
menyelamatkan sidang jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan itu. Puji Tuhan..
Dengan
demikian, kita patut mengucap syukur dengan syukur yang amat dalam kepada Tuhan
Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria sorga, jangan sakit hati kalau kita
senantiasa menikmati roti tanpa ragi supaya kita tidak beragi. Tidak mungkin
firman yang lucu-lucu, yang bersifat guyon dapat melepaskan diri kita dari
kemunafikan, kenajisan, termasuk kebencian serta keburukan dan kejahatan yang
lain.
Jadi
seorang hamba Tuhan harus mengawasi diri, mengawasi ajarannya sebab itu yang
menyelamatkan dirinya dan menyelamatkan sidang jemaat yang dilayaninya.
Maka
sidang jemaat terus berdoa supaya saya sebagai gembala terus mengawasi diri dan
mengawasi ajaran, tetap di dalam kemurnian dan kebenaran, itu yang
menyelamatkan diri saya, itu juga yang menyelamatkan diri saudara.
Kritus
Kepala penyelamat tubuh, Dia roti tanpa ragi.
1
Timotius 4:14-15
(4:14)
Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah
diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (4:15)
Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada
semua orang.
Jangan
lalai mempergunakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh
Roh Tuhan kepada kita, kemudian perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di
dalamnya supaya kemajuan rohani kita nyata kepada semua orang.
Kita
kembali membaca..
1
Tesalonika 2:2-6
(2:2)
Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina
di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk
memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat. (2:3)
Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni
dan juga tidak disertai tipu daya. (2:4) Sebaliknya, karena Allah telah
menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami
berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah
yang menguji hati kita. (2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis —
hal itu kamu ketahui — dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi
— Allah adalah saksi --(2:6) juga tidak pernah kami mencari pujian dari
manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat
berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
Dari
pembacaan ini kita dapat melihat Rasul Paulus berada di dalam tahbisan yang
benar. Tuhan menuntut dan menentukan tiga korban binatang serta tiga ketul roti
yang tidak beragi dan semuanya itu dipersembahkan oleh Rasul Paulus kepada
Tuhan. Pendeknya; Rasul Paulus berada di dalam tahbisan yang benar.
Perhatikanlah
semuanya ini, hiduplah di dalamnya supaya kemajuan rohani kita nyata kepada semua
orang. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment