IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 18 APRIL 2019
KITAB RUT
(Seri : 47)
(Seri : 47)
Subtema: AIR HIDUP MENJADI
MATA AIR DI DALAM HATI
Shalom..
Selamat
malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh karena
kemurahan Tuhan, kita diijinkan untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Biarlah
tambah hari pengikutan kita kepada Tuhan tambah dewasa rohani, tambah hari
tambah lemah lembut dan rendah hati. Bukan semakin mengerti firman lalu firman
itu digunakan untuk membela diri, tetapi semakin hari kita semakin rendah hati,
semakin hari kita semakin lemah lembut.
Kalau kita
memang salah, kita akui, supaya dengan pengakuan itu Tuhan lepaskan segala
kutuk nenek moyang dan adat istiadat nenek moyang.
Saya juga
tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, juga hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada, kiranya Tuhan melawat
setiap kehidupan kita lewat pembukaan firman Tuhan.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB
RUT.
Rut 2: 8-9
(2:8) Sesudah itu
berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah
engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi
dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9)
Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah
perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada
pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah
ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja
itu."
Rut dibekali
dan diperlengkapi oleh Boas rohani, yaitu Tuhan Yesus Kristus, di
dalam hal melayani Tuhan dan melayani pekerjaan-Nya.
2 Tesalonika
3: 3
(3:3) Tetapi Tuhan
adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap
yang jahat.
“Tuhan adalah setia”
Tanda
kesetiaan Tuhan ada dua:
1.
Ia akan menguatkan hati kita.
Kelebihan dari
orang-orang yang melayani Tuhan adalah kuat dan teguh hati, tidak mudah goyah,
dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.
Berarti kalau kita
masih bisa atau dapat bertahan dan kuat sampai detik ini, semua karena kasih
setia Tuhan, semata-mata bukan karena gagah hebat dan kuatnya kita.
2.
Memelihara kita terhadap yang jahat.
Perlu untuk
diketahui; pemeliharaan adalah jaminan dari Gembala Agung, sesuai dengan yang
tertulis di dalam 1 Petrus 2: 25.
Jadi, supaya
kehidupan kita ini benar-benar merasakan pemeliharaan dari Tuhan, maka
selayaknyalah kita menghargai penggembalaan ini lebih dari segala-galanya.
Oleh sebab itu,
jangan sampai kita meninggalkan penggembalaan ini hanya untuk membesarkan
perkara-perkara lain, misalnya; pekerjaan, bisnis atau usaha dan
kesibukan-kesibukan lainnya di dunia ini.
Pendeknya;
dipelihara, berarti; tergembala dengan baik dan benar di dalam satu
penggembalaan dengan satu gembala.
Yang sudah
merasakan kemurahan Tuhan lewat penggembalaan ini, saya himbau; lebih
sungguh-sungguh lagi untuk menghargainya.
Bisa
dibayangkan kalau kita jauh dari penggembalaan, maka kehidupan rohani kita ini
digerogoti oleh keinginan-keinginan daging yang jahat.
Kita kembali
memperhatikan Rut 2.
Rut 2: 8-9
(2:8) Sesudah itu
berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau
pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini,
tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9) Lihat
saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah
perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada
pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah
ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja
itu."
Praktek
supaya bertahan di ladang Boas rohani ada tiga, yaitu:
1.
“tetaplah dekat pengerja-pengerjaku
perempuan”
Dekat dengan
pengerja-pengerja perempuan, artinya; jarak atau hubungan antara pelayan yang
satu dengan pelayan yang lain tidak boleh jauh, berarti jaraknya harus dekat.
Tidak boleh ada
jarak yang dibuat oleh dosa kejahatan dan dosa kenajisan untuk mempermudah dan
memperlancar di dalam menyelesaikan pekerjaan Tuhan, mengerjakan apa yang
dipercayakan oleh Tuhan.
2.
“Lihat saja ke ladang yang sedang
disabit orang itu”
Sama artinya;
memandang ladang tuaian. Dalam Yohanes 4: 35, Yesus berkata kepada murid-murid:
“Lihatlah sekelilingmu!”, artinya; memandang orang lain yang di sekitar
kita sebagai ladang tuaian, seperti Yesus memandang perempuan Samaria sebagai
ladang tuaian, Ia tidak melihat kekurangan dan tidak melihat
kelemahan-kelemahannya, apalagi memanfaatkan kelemahannya.
3.
“Ikutilah perempuan-perempuan itu dari
belakang”
Artinya ada dua;
a. Melayani dengan rendah hati.
b. Melayani Tuhan tanpa penonjolan diri.
Kiranya tiga
praktek itu nyata dalam setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, terutama
terhadap imam-imam, pelayan-pelayan Tuhan .
Tuhan sedang
menaruh satu beban di atas pundak kita masing-masing, itulah tanggung jawab
yang harus kita pikul. Tanggung jawab itu dimulai dari diri kita
masing-masing, meningkat kandang penggembalaan ini, nanti tanggung jawab itu
akan semakin luas (dari Timur sampai ke Barat), supaya terwujud
pembentukan tubuh Kristus yang sempurna.
Bekal bagi
pekerja-pekerja di ladang Tuhan.
YANG
PERTAMA, Boas berkata kepada Rut: “aku telah memesankan kepada
pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau”
Di dalam
melayani Tuhan harus dengan memiliki perasaan yang tenang, hati tidak boleh
bercabang, supaya kita fokus untuk melayani pekerjaan Tuhan, sebab Tuhan
adalah jaminan-Nya.
YANG KEDUA,
Boas berkata kepada Rut: “Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan
dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu”
Artinya; Roh
Kudus menjadi jaminan atas segala perkara yang terjadi, atas segala
perkara yang akan kita hadapi/alami. Pendeknya; Roh Kudus itu berkuasa untuk
menyelesaikan masalah-masalah di dalam diri seorang pelayan Tuhan.
Yohanes 7:
37-39
(7:37) Dan pada
hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru:
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! (7:38)
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari
dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (7:39) Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Yesus
berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan
minum!”
Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya.
Kita semua
harus percaya kepada Tuhan, termasuk percaya bahwa ibadah pelayaan yang kita
kerjakan ini betul-betul memuliakan Tuhan, menyenangkan hati Tuhan.
Tanda
seseorang menerima Roh Tuhan: dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup, berarti; hatinya menjadi sumber air hidup bagi
orang lain.
Yohanes 4: 7
(4:7) Maka
datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya:
"Berilah Aku minum."
Perempuan
Samaria hendak menimba air dari sumur Yakub. Dalam kesempatan itu, Yesus
berkata kepada perempuan Samaria itu: “Berilah Aku minum.”
Yohanes 4: 9
(4:9) Maka
kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi,
minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak
bergaul dengan orang Samaria.)
Kata
perempuan Samaria kepada Yesus: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum
kepadaku, seorang Samaria?” Perkataan ini menunjukkan bahwa perempuan
Samaria tersebut tetap membatasi dirinya dengan Tuhan, berusaha untuk
membuat jarak yang jauh terhadap Tuhan.
Memang orang
Yahudi tidak bergaul dengan Samaria, tetapi yang hendak saya sampaikan malam
ini adalah kalau kita sudah mengetahui ada sesuatu jarak yang membatasi kita
dengan Tuhan, jangan dipertahankan jarak itu.
Kalau sikap
itu membuat jarak kita menjadi jauh dengan Tuhan, sikap itu jangan
dipertahankan lagi.
Yohanes 4:
10
(4:10) Jawab
Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau
telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
Jika saja
perempuan Samaria itu tahu tentang dua hal, yaitu;
1. Tahu
tentang karunia Allah.
2. Tahu
tentang siapakah yang berkata kepadanya: “Berilah Aku minum!”
Tentulah
kepada perempuan Samaria itu akan diberikan apabila ia meminta kepada-Nya air
hidup.
Jadi sangat
penting bagi kita untuk tahu tentang karunia, tahu tentang pribadi Yesus
Kristus, Tuhan dan Juruselamat, yang berkuasa atas seantero dunia ini.
Kembali saya
sampaikan; andai saja perempuan Samaria itu mengerti tentang dua hal
itu, niscaya kepadanya akan diberikan air hidup itu.
Yohanes 4:
11-12
(4:11) Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan
sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? (4:12)
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan
sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta
anak-anaknya dan ternaknya?"
Tetapi
karena perempuan Samaria tidak tahu tentang dua hal di atas, maka di sini kita
melihat perempuan Samaria tersebut sibuk tentang sumur Yakub dan sibuk
tentang kebesaran Yakub.
Pendeknya;
perempuan Samaria itu tidak sibuk dengan sumur penggembalaan dan tidak
sibuk dengan kebesaran Tuhan di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan
yang abadi, dia hanya sibuk dengan perkara lahiriah.
Banyak
anak-anak Tuhan beribadah bahkan sudah melayani Tuhan tetapi perhatiannya hanya
fokus kepada perkara lahiriah, fokus kepada perkara-perkara yang kelihatannya
besar secara lahiriah, atau membesar-besarkan perkara lahiriah.
Biasanya
kalau seseorang membesarkan perkara lahiriah, bagi dia perkara rohani menjadi
kecil (tidak berarti) maka jelas
dia tidak sibuk dengan sumur penggembalaan.
Yohanes 4:
13-14
(4:13) Jawab Yesus
kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (4:14)
tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak
akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan
kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar
sampai kepada hidup yang kekal."
Melihat
keberadaan dari perempuan Samaria itu, Yesus berkata: “Barangsiapa minum air
ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan
kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya”
Artinya; dunia
ini tidak dapat memberi kepuasan karena tidak dapat menyelesaikan masalah,
tetapi Roh Tuhan dapat memberi kepuasan dalam kehidupan kita karena Roh
Tuhan juga sanggup menyelesaikan setiap masalah.
Untuk
kesekian kali saya sampaikan; kita ini adalah orang yang beruntung karena kita
sekarang ini berada di dalam sumur penggembalaan, ada di dalam kegiatan Roh,
dekat dengan Tuhan, tidak jauh dari Tuhan; sehingga setiap masalah
dapat diselesaikan dan kehidupan kita dipuaskan.
Kepuasan
dari dunia itu sifatnya sementara, sama seperti orang yang haus lalu minum,
tetapi tidak lama kemudian dia haus lagi. Tetapi air hidup yang mengalir dari
sorga, turun memenuhi kehidupan kita masing-masing, Dia akan memuaskan rasa
dahaga kita, Dia akan menyelesaikan segala persoalan.
Sumur Yakub
itu gambaran dari dunia.
Tanda
apabila hidup di dalam Roh Tuhan dan kegiatan-Nya ialah hatinya
menjadi sumber air hidup yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal.
Hatinya itu
menjadi mata air, menjadi sumber air hidup. Sumber air hidup, berarti; terus
menerus memancar, dan pancarannya itu membawa kita sampai kepada hidup yang
kekal.
Oleh sebab
itu, jangan turuti hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat. Tidak ada yang
patut kita andalkan di dalam daging ini. Di dalam daging ini penuh dengan
kelemahan-kelemahan yang menjijikkan, yang tidak pantas kita andalkan.
Yohanes 4:
15
(4:15) Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya
aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Setelah
perempuan Samaria mendapat penjelasan dari Tuhan Yesus Kristus, perempuan itu
berkata: “Tuhan, berikanlah aku air itu”
Biarlah kita
mendengarkan dan menerima penjelasan firman yang disampaikan dengan
segala kerendahan hati, dengan segala kelemahlembutan, supaya nanti
kita dengan mudah untuk segera mengaku bahwa Tuhan Yesus ajaib dalam
segala kehidupan kita masing-masing.
Kalau sudah
melihat sesuatu yang menimbulkan (menyebabkan) hubungan kita jauh dari Tuhan,
jangan dipertahankan, tetapi biarlah kita menerima pemberitaan firman itu
dengan rendah hati dan lemah lembut, supaya nanti akhirnya kita mengakui bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, bahwa Yesus Kristus adalah Bapa
yang baik, bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang dahsyat dalam kehidupan kita
masing-masing, dan itu dilihat dari perkataannya: “Tuhan, berikanlah aku air
itu”
Tujuan
perempuan Samaria meminta air hidup.
-
Supaya perempuan
Samaria itu tidak haus lagi, berarti; dengan minum air hidup, masalah
terselesaikan.
Orang yang haus
adalah orang yang belum dapat menyelesaikan masalahnya. Masalah itu terus
menerus mencengkram kehidupannya, buktinya; haus kedudukan, haus jabatan, haus
menjadi ingin kaya, haus laki-laki, haus perempuan, haus, haus dan haus,
masalah tidak selesai. Orang yang tamak, cinta uang, itu juga orang yang haus.
Gila hormat itu juga haus.
Tetapi di sini ada
pengakuan dari perempuan itu: “Tuhan, berikanlah aku air itu”, tujuannya;
supaya ia tidak haus, berarti; supaya masalahnya terselesaikan.
-
Supaya perempuan Samaria itu tidak usah
datang lagi untuk menimba air, artinya; tidak sibuk dengan perkara
lahiriah selain sibuk di dalam kegiatan Roh.
Tadi kita melihat di
atas; dia sibuk dengan sumur Yakub, dia sibuk dengan kebesaran Yakub, dia tidak
sibuk dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Tetapi setelah dia
mendapatkan penjelasan, dia datang kepada Tuhan dan berkata: “Tuhan, berikanlah
aku air itu”, dengan tujuan supaya ia tidak usah datang lagi ke sumur Yakub
untuk menimba air, tidak sibuk dengan perkara lahiriah/tidak mencari kepuasan
dari dunia.
Yohanes 4;
16
(4:16) Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
Kata Yesus
kepada perempuan Samaria: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini”
Kira-kira,
sewaktu Yesus mengatakan hal ini kepada perempuan Samaria, apakah Yesus tidak
tahu kondisi yang sesungguhnya dari perempuan Samaria ini? Tentu tahu, tetapi
Yesus harus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini”
Dalam hal
ini, Tuhan tahu siapa orang yang membutuhkan air hidup. Dan Tuhan juga
tahu dari antara sidang jemaat GPT BETANIA ini, siapa yang sangat membutuhkan
air hidup.
Bagaimana
respon perempuan Samaria setelah mendengar pernyataan itu? Apakah
uring-uringan, apakah dia marah, apakah dia memutarbalik fakta lalu
mempersalahkan Tuhan?
Yohanes 4:
17-18
(4:17) Kata
perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus
kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18)
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,
bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Jawab
perempuan Samaria kepada Yesus: “Aku tidak mempunyai suami” Dalam hal
ini perempuan Samaria mengaku dengan jujur.
Biasanya
orang-orang yang di luar Tuhan kalau dosanya ditunjuk dia akan memutarbalik
fakta dan menyerang balik, tetapi di sini kita melihat, perempuan Samaria
berkata dan mengaku dengan jujur: “Aku tidak mempunyai suami”
Orang jujur
dipimpin oleh ketulusan hati. Orang jujur dipimpin oleh Roh Tuhan. Roh Tuhan
itu digambarkan seperti merpati.
Melihat
pengakuan yang jujur itu, Yesus berkata: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu.”
Karena Tuhan
melihat pengakuan yang jujur dari perempuan Samaria, lalu Yesus menunjukkan
dosa kenajisannya, yaitu; lima laki-laki ditambah satu laki-laki yang
bersama dengan dia pernah singgah dalam hidupnya bukanlah suaminya, itulah dosa
kawin mengawinkan, dosa kenajisan.
Di atas tadi
sudah saya kemukakan, bahwa Tuhan tahu siapa yang membutuhkan air hidup. Siapa
yang membutuhkan air hidup di antara kita semua? Oleh sebab itu, berlakulah
dengan jujur, supaya Tuhan semakin memperlihatkan dosa kenajisannya.
Dan dalam
hal ini, perempuan Samaria tidak memberontak, tidak uring-uringan, tidak
bersungut-sungut, tidak menyucikan diri dengan cara kebenaran diri sendiri.
Dengan
pengakuan yang jujur, pengakuan yang tulus dari perempuan Samaria, Yesus
berkata: “Dalam hal ini engkau berkata benar” Jadi yang membenarkan
perempuan Samaria tersebut adalah Tuhan, bukan dia.
Kalau
seseorang masih menutup-nutupi dosa dengan cara
membenarkan diri, itu kebenaran manusia. Tetapi kalau kita mau mengakui teguran
Tuhan dengan jujur, maka Tuhan yang membenarkan kita, seperti Tuhan
membenarkan perempuan Samaria ini.
Barangkali
saja masih ada pengakuan-pengakuan yang belum tuntas, malam ini segera
tuntaskan, supaya Tuhan yang membenarkan kita. Kita tidak butuh kebenaran
manusia, bahkan Tuhan tidak butuh kebenaran manusia.
Yohanes 4:
19
(4:19) Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi.
Setelah
perempuan Samaria tersebut mengaku dosa kenajisannya dengan jujur, maka dia
dibenarkan oleh Tuhan, dibenarkan oleh darah salib Kristus, dan saat dia
dibenarkan, ada pengakuan yang keluar dari mulut dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan,
nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi”
Pendeknya;
Orang yang menghargai nabi mendapat upah nabi.
Sekarang
kita lihat KEBERADAAN NABI.
Yeremia 23:
28-29
(23:28) Nabi yang beroleh
mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh
firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah
sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN. (23:29)
Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang
menghancurkan bukit batu?
Tugas dari
seorang nabi adalah:
- Nabi
yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu.
- Nabi
yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan firman Tuhan dengan benar.
Jadi kalau
seorang hamba Tuhan, mendapatkan pembukaan rahasia firman Tuhan, maka seutuhnya
harus disampaikan, tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan, apapun
resiko bagi yang mendengar harus disampaikan dengan jujur.
Justru kita
harus bersyukur kepada Tuhan kalau kita memiliki firman nabi, sama seperti rasa
syukur yang ditunjukkan perempuan Samaria itu kepada Yesus.
Memang tugas
nabi adalah menunjuk dosa, dan ketika dosa ditunjuk, sakit bagi daging, tidak
enak, tetapi nabi harus tetap menunjuk dosa. Memang pengalaman untuk ditolak
itu sakit sekali, tetapi itu adalah resiko yang harus diterima oleh seorang
nabi.
Tujuan
seorang nabi menyampaikan firman dengan jujur: supaya terlihat
perbedaan antara jerami dengan gandum.
Jerami ->
kehidupan yang kering-kering rohani tidak berisi firman.
Gandum ->
kehidupan anak-anak Tuhan yang diisi penuh dengan firman Tuhan, khususnya
firman nabi.
Kemudian firman
para nabi ini digambarkan seperti api dan palu.
Api, tabiatnya;
membakar atau menghanguskan dosa.
Palu, tabiatnya;
menghancurkan bukit batu, itulah kekerasan hati dan keangkuhan hidup.
Bukti-bukti
bahwa air hidup itu sudah menjadi mata air di dalam diri perempuan Samaria:
1.
Perempuan Samaria disucikan dari dosa
kenajisannya
(Yohanes 4: 17-18)
Tandanya; perempuan
Samaria mengaku bahwa Yesus adalah seorang nabi.
2.
Perempuan Samaria disucikan dari
penyembahan berhala (Yohanes 4: 20-22)
Berhala, artinya;
segala sesuatu yang melebihi Tuhan. Meninggalkan ibadah pelayanan karena
kuliah, karena pekerjaan, karena bisnis, karena usaha dan kesibukan-kesibukan
lainnya, itu adalah penyembahan berhala.
Termasuk kekerasan
hati, itu juga penyembahan berhala. Jadi sekalipun kita tidak mendirikan patung
atau terafim atau arca di rumah kita masing-masing, tetapi kalau kita keras
hati, itu juga penyembahan berhala.
Yohanes 4:
23-24
(4:23) Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian. (4:24) Allah itu Roh dan
barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Allah itu
Roh. Jadi, barangsiapa menyembah Dia
harus menyembah Allah dalam roh dan
kebenaran.
Saat ini
kita berada dalam kegiatan roh, mengapa? Karena Allah itu Roh.
Mengapa kita
harus mengusahakan dan memelihara ibadah ini, menyangkal diri dan memikul
salibnya? Karena Alalh itu Roh.
Allah itu
bukan manusia daging. Yang dibutuhkan manusia daging adalah perkara daging.
Tetapi karena Alalh itu Roh, maka harus menyembah Allah dalam roh dan
kebenaran.
Yohanes 4:
25
(4:25) Jawab
perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang
disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala
sesuatu kepada kami."
Setelah
disucikan dari dosa penyembahan berhala, perempuan Samaria itu mengaku bahwa
Mesias akan datang.
Mesias
disebut dengan Kristus.
Kesimpulannya,
air hidup itu menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancar
sampai kepada Kristus Kepala.
Setelah
disucikan dari dosa penyembahan berhala, perempuan Samaria
mengaku bahwa Kristus adalah Mesias, itu adalah tanda kerendahan hatinya di
hadapan Tuhan.
Dahulu dia
tidak rendah hati, dia sombong. Apa buktinya? Hidup dalam penyembahan berhala.
Matius 23:
10-12
(23:10) Janganlah
pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11)
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12)
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Orang yang
mengakui bahwa Mesias adalah seorang Pemimpin, itu menunjukkan bahwa ia adalah
orang yang rendah hati. Kalau seseorang
tidak mau dipimpin menunjukkan dia tidak mau rendah hati, angkuh, congkak.
Perlu untuk
diketahui; orang yang rendah hati akan ditinggikan oleh Tuhan, sebaliknya orang
yang tinggi hati mendahului kehancurannya.
Dalam injil
Yohanes 1, ada tiga pribadi hamba Tuhan yang rendah hati, tetapi dari ketiga
hamba Tuhan ini, kita akan melihat hamba Tuhan yang pertama, itulah Yohanes
Pembaptis.
Yohanes 1:
19-20
(1:19) Dan inilah
kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan
orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" (1:20)
Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."
Imam-imam
dan orang-orang Lewi bertanya kepada Yohanes Pembaptis: “Siapakah engkau?”
Lalu pada ayat 20, ia mengaku dan
tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."
Menunjukkan
bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati,
sebab hanya satu Pemimpin, yaitu Mesias.
Sedangkan
orang yang sombong tidak mengakui Mesias adalah seorang Pemimpin, karena ia
tidak mau dipimpin.
Yohanes 1:
21-23
(1:21) Lalu mereka
bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia
menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan
ia menjawab: "Bukan!" (1:22) Maka kata mereka kepadanya:
"Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang
mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" (1:23) Jawabnya:
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah
jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Bagi seorang
hamba Tuhan yang rendah hati, yang terpenting bagi dia adalah menyuarakan
isi hati Tuhan, menyampaikan firman Tuhan dengan baik dan benar, tujuannya;
untuk meluruskan jalan yang berliku-liku.
Jadi
dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa firman Tuhan yang disampaikan oleh
Yohanes Pembaptis, itulah firman pengajaran salib.
Untuk
meluruskan ular yang berliku-liku hanya dengan menggunakan sepotong kayu
salib ditusukkan dari mulut sampai ke ekor, barulah ular bisa lurus.
Ini tanda
hamba Tuhan yang rendah hati; menyampaikan pengajaran salib untuk meluruskan
jalan Tuhan. Kehidupan yang berliku-liku hanya dapat diluruskan oleh
pengajaran salib. Kehidupan yang berliku-liku tidak dapat diluruskan oleh
apapun di dunia ini, karena manusia duniawi begitu licik.
Maka sekali
lagi saya tandaskan; kita patut bersyukur kepada Tuhan, oleh karena salib-Nya
kita diluruskan dari banyak hal yang berliku-liku di dalam diri kita
masing-masing.
Yohanes 1:
24-27
(1:24) Dan di
antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. (1:25)
Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau
engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" (1:26)
Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di
tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (1:27) yaitu Dia,
yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
Perkataan: “Membuka
tali kasut-Nya pun aku tidak layak", menunjukkan bahwa Yohanes
Pembaptis adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati, sebab untuk mengikat
sepatu menjadi sepasang, untuk membawa kesatuan dari anggota tubuh yang
berbeda-beda, itu hanya dapat dikerjakan oleh kasih Allah.
Kegunaan
kasih Allah selain menutupi dosa, juga sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan
anggota tubuh yang berbeda-beda.
Maka kita
semua, teramat lebih imam-imam yang melayani Tuhan, harus melayani Tuhan dengan
rendah hati supaya terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda-beda dan kelak
berada dalam pesta nikah Anak Domba, bersanding/berpasangan dengan Mempelai
Pria Sorga. Oleh sebab itu, biarlah kita satu dengan yang lain, antara pelayan
yang satu dengan pelayan yang lain, masing-masing saling merendahkan dirinya di bawah tangan
Tuhan yang kuat.
Saat ini
lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, kita berada di bawah
tangan Tuhan yang kuat. Ibadah ini adalah dua tangan Tuhan yang kuat, oleh
sebab itu biarlah kita melayani Tuhan dengan rendah hati, saling merendahkan
diri satu dengan yang lain supaya tidak ada gejolak. Berada di bawah dua tangan
Tuhan yang kuat tetapi berusaha meninggi-ninggikan diri, di situ pasti ada
gejolak.
Saya
menghimbau kita harus mengakui bahwa hanya satu Pemimpin, yaitu Mesias, tanda
bahwa kita telah disucikan dari dosa penyembahan berhala.
Orang yang
mengakui bahwa Mesias adalah Pemimpin, adalah orang yang rendah hati.
Kita sudah
melihat air hidup itu menjadi mata air di dalam diri perempuan Samaria yang
terus menerus memancar sampai kepada kehidupan yang kekal. Penyucian itu
dimulai dari penyucian terhadap dosa kenajisannya (nikah yang hancur), lalu
meningkat, memancar lagi terus, menyucikan dosa penyembahan berhala, sampai
pada akhirnya air hidup itu memancarkan atau mengarahkan kehidupan kita kepada
Kristus Kepala, Pemimpin.
Kalau kita
kembali melihat pribadi Rut: bekal yang dia terima adalah ada jaminan
pertama bahwa Boas memesankan kepada pengerja-pengerja laki-laki supaya
tidak mengganggu dia, kemudian jaminan kedua adalah kalau Rut haus, dia
minum dari tempayan-tempayan yang telah dicedok.
Tuhan telah
memberi air hidup kepada kita masing-masing. Biarlah Roh Tuhan itu berkuasa
dalam kehidupan kita, memuaskan kehidupan kita dan menyelesaikan masalah kita.
Tanda Roh
Tuhan berkuasa dalam kehidupan kita: air hidup itu menjadi mata air dalam
kehidupan kita masing-masing yang terus menerus memancar sampai kepada
kehidupan yang kekal. Kristus adalah Mesias, Pemimpin dalam kehidupan kita
masing-masing. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment