IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 APRIL 2019
(Seri: 45)
Subtema: “BEKERJA SAMA DEMI LADANG TUAIAN”
Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita, memenuhi ruangan ini, sampai kita menikmati tubuh dan darah Yesus lewat perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat video internet, youtube, facebook dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati, melawat setiap kehidupan kita. Sebab itu mari dengan rendah hati mohon kemurahan Tuhan, supaya kiranya nyata uluran tangan belas kasih-Nya lewat pembukaan rahasia firman.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari...
Rut 2:8-9
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
Untuk bekerja di ladang Boas, Rut terlebih dahulu dibekali dan diperlengkapi dengan kata lain diyakinkan oleh Boas rohani yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Tujuannya adalah: supaya Rut tetap bertahan dan kuat di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Segera saja kita perhatikan....
2 Tesalonika 3:3
(3:3) Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
“Tetapi Tuhan adalah setia.” Tanda kesetiaan Tuhan yaitu;
1. “Ia akan menguatkan hati kita.”
Orang-orang yang melayani pekerjaan Tuhan sebenarnya adalah orang-orang kuat dan teguh hati, tidak mudah goyah oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci, oleh hal-hal yang lahiriah dan kalau kita bisa bertahan dan kuat sampai detik ini tentu semua karena kasih setia Tuhan kepada kita, bukan suatu kebetulan, bukan karena gagah hebat kita.
2. “Memelihara kita terhadap yang jahat.”
Perlu untuk diketahui: pemeliharaan itu adalah jaminan dari Gembala Agung kepada kita sesuai dengan 1 Petrus 2:25.
Jadi supaya kehidupan kita ini benar-benar merasakan perlindungan dan pemeliharaan dari Tuhan maka kita selayaknya menghargai penggembalaan ini lebih dari segala-galanya. Jangan sampai kita mengecilkan penggembalaan dan membesarkan pekerjaan atau mengutamakan kesibukan-kesibukan dunia dan hal-hal lahiriah lainnya.
Pendeknya, dipelihara berarti; tergembala dengan baik dan benar, dalam satu kandang dengan satu gembala.
2 Tesalonika 2: 4-5
(3:4) Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. (3:5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Tuhan telah membekali dan memperlengkapi kita sekaliannya.
Maka apabila kita benar-benar memperhatikannya Tuhan akan menujukan hati kita kepada dua perkara penting yaitu;
a. Kepada kasih Allah.
b. Kepada ketabahan Kristus.
Saudaraku, kedua hal di atas adalah modal utama (penting) di dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya sebab keduanya membuat kita bertahan dan kuat bahkan memberi kemampuan yang ajaib.
Adapun kedua hal ini lebih rinci kita melihat…
a. Kasih Allah -> tabiat Allah Bapa.
b. Ketabahan Kristus -> tabiat dari Anak.
Wujud dari kedua-duanya adalah; salib di Golgota.
- Kasih Allah; mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal -> salib Golgota.
- Ketabahan Kristus; taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, salib di Golgota.
Itu yang memberi kekuatan dan kemampuan yang ajaib kepada kita untuk melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya.
Matius 11:28-29
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Salib di Golgota memberi kelegaan dan kekuatan bahkan kemampuan yang ajaib, kepada yang letih, lesu dan berbeban berat.
Kita kembali memperhatikan...
2 Tesalonika 3:5-9
(3:5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus. (3:6) Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. (3:7) Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, (3:8) dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. (3:9) Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
Kesimpulannya; salib di Golgota memberi kekuatan kepada rasul Paulus di dalam melayani Tuhan bahkan dia menjadi teladan bagi sidang jemaat oleh karena salib di Golgota.
Kalau imam-imam melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh (memikul salibnya), maka akan memperoleh kekuatan yang luar biasa, bahkan oleh karena salib itu sendiri kita menjadi teladan bagi sidang jemaat.
Setiap orang memang harus jadi teladan. Rasul Paulus menjadi teladan karena ia merangkul salib, kemudian Timotius juga menjadi teladan, termasuk Efaproditus juga menjadi teladan dan setiap orang harus menjadi teladan bagi sesamanya. Tetapi yang pasti salib di Golgota memberi kekuatan kepada rasul Paulus di dalam melayani pekerjaan Tuhan bahkan rasul Paulus menjadi teladan bagi sidang jemaat karena salib di Golgota.
Kita kembali membaca...
Rut 2:8-9
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
Rut dibekali dan diperlengkapi oleh Boas dengan dua perkara yaitu;
PERTAMA: “Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini.”
Pengertian secara rohaninya bagi kita adalah; tetaplah berada di ladang Tuhan, jangan kita membawa diri kita ke ladang si pemalas dan ladang dunia sebab;
- Ladang pemalas; menghasilkan kemiskinan dan kekurangan sesuai dengan Amsal 24:34.
- Ladang dunia; menghasilkan kejahatan dan ketidaktaatan seperti Adam.
Pendeknya, ladang si pemalas dan ladang dunia menghasilkan onak dan duri itulah yang membuat gereja Tuhan sengsara, susah dan menderita, sebab itu tetaplah berada di ladang Tuhan, layani Tuhan dengan pekerjaan-Nya jangan membawa diri kita ke ladang si pemalas, jangan membawa diri ke ladang dunia.
Saya masih ingat saat belum tergembala, biar ada uang, saya tetap menderita, tetapi sekarang kita yang sudah melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya, kita yang berada di ladang Tuhan biar gaji tidak seberapa tetapi dipelihara, dilindungi, dibela, dicukupkan, dan diberkati Tuhan.
Praktek berada di ladang Tuhan, ada tiga;
1. “Dekat pengerja-pengerja perempuan.”
2. “Lihat saja ke ladang yang disabit orang itu.”
3. “Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang.”
Marilah kita simak tiga perkara di atas...
Tentang: “Dekat dengan pengerja-pengerja perempuan.”
Dekat berarti tidak jauh dengan sesama pelayan-pelayan Tuhan.
Saya ini adalah hamba Tuhan, melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya, saya harus dekat dengan rekan-rekan sekerja di ladang Tuhan, tidak boleh jauh dari sesama pelayan-pelayan Tuhan, harus ada fellowship, harus ada persekutuan, di mulai dari imam-imam yang sedang melayani pekerjaan Tuhan, harus dekat, tidak boleh ada jarak, tidak boleh ada geb oleh karena ini dan itu, apalagi oleh karena hal-hal yang tak suci.
Jadi, memang sebaiknya hubungan antara sesama pelayan-pelayan Tuhan harus dekat, hamba-hamba Tuhan harus membangun hubungan yang baik untuk mempermudah, melancarkan kita dalam melayani Tuhan. Jadi kalau kita dekat dengan pengerja-pengerja, pelayan-pelayan Tuhan, semua itu untuk mempermudah dan mempelancar kita dalam mengerjakan pelayan Tuhan. Kalau antar pelayan-pelayan Tuhan, hamba-hamba Tuhan, saling menjauhkan diri satu dengan yang lain percaya saja, hamba Tuhan yang menjauhkan dirinya dari rekan-rekan hamba Tuhan lain membuat dirinya susah di dalam pekerjaan Tuhan.
Penyebab hubungan antar sesama pelayan tidak dekat antara lain:
- Roh egosentris / kepentingan diri.
- Acuh tak acuh atau bermasa bodoh.
- Malas sehingga suka menunda-nunda pekerjaan Tuhan.
- Ada geb yang disebabkan oleh dosa kejahatan dan kenajisan.
Ada enam orang pelayan Tuhan dekat dengan rasul Paulus untuk melayani sidang jemaat di Filipi.
1. Timotius.
2. Epafroditus.
3. Eoudia.
4. Sintikhe.
5. Sunsugos.
6. Klemens.
Mari kita lihat bagaimana keenam orang tersebut dekat dengan rasul Paulus, dimulai dari...
Timotius.
Filipi 2:19-20
(2:19) Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. (2:20) Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu;
Rasul Paulus mengirimkan Timotius kepada sidang jemaat di Filipi, alasannya ialah; karena Timotius dekat dengan rasul Paulus. Rasul Paulus adalah bapa rohani dari pada Timotius.
Sebagai bukti dekat dengan rasul Paulus;
- Sehati sepikir dalam hal melayani sidang jemaat di Filipi.
- Timotius sungguh-sungguh memperhatikan kepentingan dari sidang jemaat di Filipi.
Itulah bukti kedekatan antara Timotius dengan rasul Paulus. Sidang jemaat di Filipi dibangun oleh rasul Paulus. Posisi sidang jemaat di Filipi ada di Eropa Timur dekat sekali dengan Makedonia.
Lebih jauh...
Filipi 2:21-23
(2:21) sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. (2:22) Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.
Disini lanjut kita perhatikan; Timotius setia menolong rasul Paulus sebagai bapa rohaninya di dalam pekabaran Injil kepada jemaat di Filipi.
Tidak lama lagi kita akan membawa Pengajaran Mempelai ke Rantau Prapat (Sumatera Utara) dan Riau, kita akan mengunjungi tiga tempat, bagaimana saudara mendukung pekabaran Injil ini. Bagaimana, apakah saudara menolong di dalam pemberitaan firman Pengajaran Mempelai yang akan kita bawa ini? Siapa yang betul-betul, sungguh-sungguh mendukung di dalam pekabaran Pengajaran Mempelai? Simaklah yang sudah saudara dengar dari atas tadi.
Jadi kesetiaan Timotius kepada rasul Paulus sudah terbukti, sebab dia tidak hanya memperhatikan kepentingannya sendiri. Imam-imam tidak boleh hanya memperhatikan kepentingannya sendiri.
Filipi 3:23-24
(2:23) Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku; (2:24) tetapi dalam Tuhan aku percaya, bahwa aku sendiripun akan segera datang.
Sementara rasul Paulus masih berada di dalam penjara (Roma), disini kita melihat rasul Paulus mengirim Timotius kepada jemaat di Filipi. Jadi oleh karena kedekatan rasul Paulus kepada Timotius, akhirnya rasul Paulus tertolong untuk pekabaran Injil kepada jemaat di Filipi. Itu tentang kedekatan Timotius dengan rasul Paulus, singkat saja.
Epafroditus.
Filipi 2:25
(2:25) Sementara itu kuanggap perlu mengirimkan Epafroditus kepadamu, yaitu saudaraku dan teman sekerja serta teman seperjuanganku, yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku.
Epafroditus bukan saja temen sekerja, tetapi juga teman seperjuangan rasul Paulus di dalam melayani jemaat di Filipi, menunjukkan bahwa Epafroditus ini juga sangat dekat sekali dengan rasul Paulus.
Saya berharap kita semua menjadi teman seperjuangan di dalam melayani Tuhan, bukan saja teman sekerja tetapi seperasaan, jangan menjadi onak dan duri jangan kita membawa diri ke ladang dunia dan pemalas, yang hanya bisa menyakiti hati rekan sekerjanya.
Kemudian...
Filipi 2:26-30
(2:26) Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian dan susah juga hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit. (2:27) Memang benar ia sakit dan nyaris mati, tetapi Allah mengasihani dia, dan bukan hanya dia saja, melainkan aku juga, supaya dukacitaku jangan bertambah-tambah. (2:28) Itulah sebabnya aku lebih cepat mengirimkan dia, supaya bila kamu melihat dia, kamu dapat bersukacita pula dan berkurang dukacitaku. (2:29) Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. (2:30) Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku.
Sebaliknya rasul Paulus berkata kepada jemaat di Filipi; “segera aku akan mengembalikan dia kepadamu karena dia rindu untuk terus melayani sidang jemaat Tuhan.” Jadi ternyata bukan saja Timotius yang setia dan sungguh-sungguh memperhatikan sidang jemaat di Filipi tetapi juga Epafroditus.
Jemaat Filipi mendapat perhatian lewat pekabaran Injil. Semua suratan itu ditulis dari penjara kemudian dikirim melalui Epafroditus, Timotius. Jadi kalau kita satu dengan yang lain dekat, antara pelayan-pelayan itu dekat, itu sama artinya memperlancar dan mempermudah pekerjaan kita. Pendeknya, Epafroditus mempertaruhkan nyawanya untuk memenuhi segala apa yang akan dipersembahkan jemaat di Filipi kepada rasul Paulus.
Itulah tentang: Timotius dan Epafroditus, kita lihat yang lain dalam kitab Filipi....
Filipi 4:2-3
(4:2) Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. (4:3) Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
Perhatikan; Euodia dan Sintikhe sehati sepikir di dalam melayani Tuhan di dalam pekerjaannya oleh karena nasihat-nasihat rasul Paulus. Kemudian, Sunsugos dan Klemens adalah teman sekerja yang setia kepada rasul Paulus, teman seperjuangan di dalam pekabaran Injil.
Inilah enam pribadi hamba-hamba Tuhan dekat dengan rasul Paulus.
Kalau kita dekat itu akan mempermudah dan memperlancar pekerjaan Tuhan. Jangan kita jauh, kita belajar sama-sama mendekat, rendah hati seperti Timotius, Epafroditus, Euodia, Sintikhe, Sunsugos dan Klemens, juga rekan sekerja, seperjuangan untuk melayani pekerjaan Tuhan secara khusus untuk sidang jemaat di Filipi. Apakah kita biarkan kerohanian sidang jemaat terbengkalai? Sebab itu satu dengan yang lain, sehati sepikirlah di dalam Tuhan, jangan buat jarak dan jangan semakin menjauh tetapi semakin mendekat, sehingga jemaat di Filipi tetap mendapat perhatian dari Tuhan sehingga mereka dipelihara oleh Tuhan.
Tentang: “Lihat saja ke ladang yang disabit orang itu.”
Sama artinya; memandang tuaian, berarti pelayan-pelayan Tuhan melayani dengan mata yang terbuka. Jangan sampai kita melayani Tuhan dengan mata yang tertutup oleh selaput daging yaitu hawa nafsunya.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Memikul salib sudah harus menjadi santapan kita di dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya.
Yohanes 4:35
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya; “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.”
Perkataan ini ada kaitannya dengan perempuan Samaria.
Yohanes 4:27
(4:27) Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?"
Murid-murid melihat Yesus bercakap-cakap dengan perempuan Samaria. Tetapi mereka tidak berani bertanya tetang apa yang dipercakapkan Yesus dengan perempuan Samaria tersebut.
Pendeknya, murid-murid tidak melihat perempuan Samaria sebagai ladang tuaian. Ini kesalahan yang fatal sebab itu Boas tadi mengingatkan Rut; “lihat saja pekerja-pekerja yang menyabit itu”, lihat saja ladang tuaian, jangan lihat kekurangan orang lain, jangan memanfaatkan kelemahan orang lain, lihat dia itu jiwa, jangan memanfaatkan kelemahannya, siapapun dia, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, jangan lihat kekurangannya, jangan lihat kelebihannya saja dan jangan manfaatkan kekurangannya.
Memang perempuan Samaria ini penuh dengan kelemahan, sebelum kita melihat kelemahannya kita lihat dulu...
Yohanes 4:8-9
(4:8) Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. (4:9) Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
Disini kita melihat, sebenarnya orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria berarti ada jarak, tetapi saya tdiak berbicara jarak. Pendeknya, Samaria dan Yahudi tidak bergaul, tidak ada hubungan apapun
Yohanes 4:10-12
(4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (4:11) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
Saudaraku, sewaktu masih ada jarak / tidak bergaul dengan Samaria, kita lihat sikap perempuan Samaria ini, ia sibuk dengan dua perkara, sesuai dengan pernyataannya kepada Tuhan Yesus Kristus;
1. Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba.”
Jadi perempuan Samaria ini sibuk dengan timba, artinya; di hari-hari terakhir ini orang Kristen sibuk dengan hamba Tuhan, maksudnya apakah hamba Tuhan itu kaya, sudah terkenal, masuk TV, gereja besar dan mewah. Perempuan Samaria tidak peduli bahwa timba fungsinya untuk menimba air, membukakan rahasia firman sedalam-dalamnya, ia tidak peduli dengan itu.
Makanya kalau pengertian dangkal ia tidak peduli dengan kesucian, tidak peduli dengan Pengajaran Mempelai, dia hanya sibuk dengan timba. Apa fungsi timba? Menimba air. Apa fungsi hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala? Bukankah dia harus menimba rahasia firman? Tetapi kalau tidak ada hubungan dengan Tuhan, jauh dari Tuhan, orang Kristen hanya peduli dengan timba, tidak sibuk untuk memperhatikan pembukakan rahasia firman sedalam-dalamnya.
2. Perempuan samaria berkata: “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub?”
Memang kalau kita melihat Yakub ini besar, dia menurunkan bapa-bapa leluhur dari Israel itulah 12 suku Israel, jelas Yakub besar, tetapi perempuan Samaria tidak sadar bahwa Yesus terlebih besar, bahkan terlebih besar dari segala-galanya.
Luar biasa, Tuhan tahu kelemahan perempuan Samaria ini, tetapi Tuhan tidak melihat kekurangannya, sebab Tuhan melihat perempuan Samaria tersebut sebagai ladang tuaian.
Yohanes 4:13-15
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Sekalipun Yesus telah melihat borok-borok dari perempuan Samaria, Yesus tetap menyatakan kepadanya bahwa Ia air kehidupan, sebab Yesus melihat dia sebagai ladang tuaian. Yesus tidak memanfaatkan kelemahannya, melihat kekurangannya dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan kita dalam melayani Tuhan? Masih suka melihat kekurangan orang lain? Atau sebaliknya, hanya melihat kelebihannya, atau memanfaatkan kelemahannya?
Syarat untuk menikmati air kehidupan.
Yohanes 4:16-18
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." (4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Syaratnya; mengakui segala kekurangan, kelemahan bahkan mengakui segala kenajisan dengan jujur dan tulus.
Perempuan Samaria berkata; “Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu.”
Kesimpulannya; perempuan samaria ini mengakui dosa kenajisannya, kehancuran dalam nikahnya diakui, dengan jujur, tulus, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Kalau seseorang tidak mau mengakui kelemahannya, baik itu kejahatan dan kenajisan sampai kapanpun orang semacam ini tidak pernah bisa berubah. Biarpun seseorang berusaha berbuat baik, kalau pengakuan tidak keluar dari mulut, tidak terjadi pelepasan, itulah adilnya Tuhan.
Hati-hati jangan sampai itu menjadi kutuk atau menjadi dosa turunan kepada anak cucu, membuat susah masa depan. Perempuan Samaria ini mengakui kehancuran dalam nikahnya dengan tulus sehingga ia tidak membenarkan diri / menutup-nutupi dosanya tetapi ia dibenarkan oleh darah salib.
Yohanes 4:28-29
(4:28) Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:
(4:29) "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
Perempuan Samaria akhirnya meninggalkan tempayannya, lalu pergi ke kota dan bersaksi tentang Kristus yang mengetahui tentang segala sesuatu yang dibuat Dia oleh perempuan Samaria.
Pendeknya, perempuan Samaria ini bagaikan jelai gandum yang sudah dituai.
Tentang: “Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang.”
Kalau melayani Tuhan dengan mengikuti dari belakang artinya; rendah hati. Jangan kita suka menggurui tetapi biarlah kita mengikuti dari belakang menunjukkan kerendahan hati dari seorang pelayan Tuhan. Memang seorang pelayan Tuhan harus rendah hati, tujuannya ialah: antara pelayan-pelayan Tuhan tidak terlihat perselisihan (lahir-batin) sehingga pekerjaan Tuhan berjalan dengan baik sesuai dengan tuntunan Tuhan.
Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda. Kalau muda sinonimnya minim pengalaman, berarti butuh ajaran, jangan sampai kita masih muda tetapi menggurui terus. Kemudian pemimpin menjadi pelayan, itulah pemimpin sejati, itu sama artinya mengikuti pengerja-pengerja dari belakang.
Seorang murid tidaklah lebih besar dari gurunya, tetapi murid harus merendahkan diri serendah-rendahnya di dalam melayani Tuhan. Sekalipun banyak pengertian, tetapi seorang murid tidak lebih besar dari guru supaya kita tetap rendah hati di dalam melayani Tuhan.
Melayani dengan rendah hati maka, tidak akan menyimpang ke kanan dan ke kiri, tidak akan pernah mendahului kehendak Tuhan. Orang yang mendahului kehendak Tuhan, tidak dengar-dengaran, tidak mau mengikuti dari belakang sehingga terjadi penyimpangan ke kiri dan ke kanan. Murid menggunakan telinga, guru menggunakan mulut, jadilah murid berarti dengar-dengaran.
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Setiap orang yang mengikut Tuhan dia harus; “menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
1. Menyangkal dirinya.
Menyangkal diri berarti tidak mengakui kelebihan-kelebihan yang terdapat pada diri sendiri sekalipun memiliki kemampuan dan banyak potensi, tetapi semua itu disangkal, berarti sama dengan tidak bermegah terhadap kelebihan-kelebihan yang ia punyai, seperti rasul Paulus, ia tidak bermegah sekalipun ia diangkat ke tingkat ketiga dari sorga yang disebut Firdaus, kemudian pada saat itu ia mendengarkan perkataan-perkataan yang tidak terkatakan dan dia juga melihat penyataan-penyataan yang hebat dari Tuhan, namun dalam semua itu ia tidak bermegah, sebaliknya rasul Paulus bermegah terhadap kelemahannya, anianya, sengsara, kesukaran dan ia berkata; “ketika aku lemah maka aku kuat.” Kalau kita bermegah dalam kelemahan, maka kuasa Tuhan turun menaungi setiap kehidupan orang-orang yang melayani Tuhan, itu pasti.
Jadi kuasa Tuhan itu yang menjadi perlindungan bagi kita.
2. Memikul salibnya.
Tuhan Yesus Kristus pernah memikul salib di atas pundak-Nya, itu merupakan tanggung jawab-Nya kepada Bapa. Kita sekaliannya mempunyai dua bahu, kiri dan kanan, mari kita gunakan untuk memikul sebuah tanggung jawab dihadapan Tuhan, sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan kepada kita.
- Tanggungjawab seorang suami; mengasihi isterinya seperti dirinya sendiri.
- Tanggungjawab seorang isteri; tunduk kepada suami sama seperti ketundukkannya kepada Kristus Kepala.
- Tanggungjawab seorang anak; hormat kepada orangtua. Ada bapa jasmani, rohani, di sorga.
- Tanggungjawab hamba-hamba Tuhan; taat setia dengar-dengaran kepada tuannya, tuan dari hamba-hamba Tuhan adalah Tuhan Yesus Kristus.
- Tanggungjawab tuan-tuan; memperhatikan hamba-hambanya.
Karena Yesus sudah memikul salib di atas pundak-Nya maka dua bahu ini kita harus gunakan untuk memikul salib. Pikullah salibmu, berilah sebuah pertangunggan jawab kepada Tuhan dengan sebenar-benarnya, berarti tidak ada kepentingan di dalamnya.
3. Mengikut Tuhan
Yohanes 12:23
(12:23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
Salib mendahului kemuliaan, Sebab itu Ia berkata; "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.”
Oleh sebab itu jangan kita gengsi memikul salib , kalau hanya mendengar firman saja gengsi, kapan kita dipermuliakan. Saya selalu perhatikan lewat pengertian yang saya dapat dari firman, dengan salib yang didahulukan pasti di dalamnya ada kemuliaan, dan semakin hari semakin mengerti rencana Tuhan.
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Tidak mungkin bangkit kalau tidak mati, jangan ada kebangkitan palsu, karena kematian palsu.
Yohanes 12:25-26
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Mengikuti Tuhan berarti; dimana Yesus berada disitu juga pelayan-pelayan-Nya berada, dimulai dari pengalaman kematian, kebangkitan dan kelak dipermuliakan oleh Tuhan itulah jejak Tuhan Yesus Kristus.
Itulah kasih dan kemurahan-Nya bagi kita.
Yesus telah turun ke dunia orang mati kemudian hari ketiga bangkit, lalu 40 hari kemudian Dia naik, dipermuliakan, sekarang duduk disebelah kanan Allah Bapa sedang menyoroti ibadah dan pelayanan kita, sebab Dia Imam Besar yang memakai lenan halus, pakaian putih beragi dalam bentuk berjala-jala bentuk mata, Ia sedang mengamati, menyoroti ibadah dan pelayanan kita. Apakah kita betul betul mengikuti teladanNya, berarti dimana Yesus berada disitupun pelayan-pelayan Tuhan berada. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment