IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 JULI 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 105)
Subtema: AIR
YANG LIMPAH DAN JERNIH ADALAH KEMURAHAN
Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya
memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN,
hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya kiranya TUHAN bukakan
firman-Nya bagi kita malam ini untuk membawa hidup kita rendah di ujung kaki
salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia; Dialah TUHAN yang kita rindukan
melebihi tuhan bangsa-bangsa yang tidak mengenal TUHAN.
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah
Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di
KOLOSE.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar
terhadap dia.
“Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah
berlaku kasar terhadap dia.” Suatu pernyataan dari Allah yang ditujukan
langsung kepada suami-suami, supaya suami-suami tahu mengasihi isterinya dengan
benar. Pemuda-pemuda juga kelak nanti akan menjadi suami, menjadi kepala rumah
tangga; oleh sebab itu, pemberitaan firman malam ini tentang suami ditujukan
kepada kita semua.
Di dalam hal mengasihi isteri, seorang suami dapat
belajar dari apa yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan
firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan
diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi
supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus
mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi
isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang
membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti
Kristus terhadap jemaat,
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya,
dinyatakan sebanyak dua kali, yaitu:
1. Efesus 5:25-27.
2. Efesus 5:28-29.
Kita masih memperhatikan HAL YANG PERTAMA, yaitu “Hai
suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman” … Efesus 5:25-27.
Kasih dari seorang suami terhadap isterinya harus sama
seperti kasih Kristus terhadap sidang-Nya yang dibuktikan dengan korban-Nya
atau yang dibuktikan dengan menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Berkaitan dengan hal itu, kita akan membaca 1
Petrus 1:15-16,18-19.
1 Petrus 1:15-16,18-19
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, (1:16) sebab ada
tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1:18) Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Penebusan yang dikerjakan oleh darah salib Kristus
atau korban Kristus, selanjutnya membawa hidup gereja TUHAN kepada sebuah
pengudusan. Biarlah kiranya hal ini nyata dalam kehidupan kita masing-masing;
oleh karenanya, biarlah kita masing-masing harus menjunjung tinggi korban
Kristus setinggi-tingginya, lebih dari pada yang lain, lebih dari harga diri,
lebih dari perasaan manusia daging.
Kemudian, dari pembacaan ayat ini, kita menemukan satu
fakta yang sangat nyata, bahwasanya TUHAN sangat mendambakan hidup gereja TUHAN
untuk menjadi sama dengan Dia di dalam hal kekudusan supaya akhirnya menjadi
pasangan yang seimbang dengan Dia, Kristus yang adalah Kepala.
1 Petrus 1:20
(1:20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu
baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Pria
Sorga. Tetapi di sini dikatakan: “Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan.”
Kata “dipilih”, menunjukkan Dia adalah Kepala Gereja, sekaligus suami yang
bertanggung jawab terhadap isterinya, sesuai dengan Efesus 1:22-23.
Kristuslah yang memenuhkan segala sesuatunya di dalam hidup gereja TUHAN; itulah
sebabnya Ia dipilih sebelum dunia dijadikan.
Jadi, Allah tidak sembarangan menempatkan Kristus,
sebagai Kepala, tetapi sungguh-sungguh memperhatikan gereja TUHAN; Ia dipilih
untuk sebagai Kepala Gereja, untuk sebagai suami, yang bertanggung jawab.
Maka, pemudi-pemudi juga dalam menantikan pasangannya;
harus benar-benar pilihan TUHAN, bukan pilihan menurut kacamata manusia. Kalau
itu pilihan TUHAN, maka dia pasti menjadi kepala, menjadi suami yang
bertanggung jawab.
Kita kembali membaca Efesus 5.
Efesus 5:25-26
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman,
Ia dipilih sebelum dunia dijadikan; Dialah Kepala
Gereja, Dialah suami yang bertanggung jawab, Dia rela berkorban.
Tujuan dari pengorbanan Kristus bagi sidang jemaat-Nya
adalah untuk menguduskan jemaat-Nya, sesudah disucikan atau dimandikan dengan
air dan firman. Tanda kalau seorang suami bertanggung jawab adalah berjuang
terhadap kekudusan isterinya.
“Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman.” Berarti, untuk mengalami penyucian itu dibutuhkan air firman
yang limpah; sebab tiadalah mungkin hidup ini mengalami penyucian hanya dengan
satu dua ayat Firman TUHAN yang disampaikan.
Mari kita temukan WUJUD dari AIR FIRMAN YANG LIMPAH
itu di dalam Wahyu 22.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba; inilah air firman yang limpah.
-
Sungai air kehidupan mengalir
ke luar dari takhta Allah à Injil Kerajaan atau Injil Keselamatan. Hal ini telah diterangkan
beberapa waktu yang lalu.
-
Sungai air kehidupan mengalir
ke luar dari takhta Anak Domba à Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, dengan lain kata; firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan atau firman yang dibukakan. Hal ini pun
telah disampaikan pada minggu yang lalu; kiranya hal itu masih terang dalam
ingatan kita masing-masing.
Ciri-ciri dari air sungai kehidupan (air yang limpah) ialah “jernih bagaikan kristal.”
“Jernih”, artinya; terlihat terang, serta bening dan
bersih, tidak keruh, menunjuk kepada; sebuah pengajaran firman yang tidak
ditambahkan dan tidak dikurangkan -- itu sebabnya air sungai kehidupan (air
yang limpah) itu jernih --.
Firman yang “ditambahkan”, artinya; satu dua ayat
firman disampaikan, lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol,
dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, dan lain
sebagainya. Contoh firman yang ditambahkan ialah menyampaikan satu dua ayat,
lalu disertai dengan cerita si kancil, disertai dengan cerita si kura-kura,
disertai dengan cerita si buaya, disertai dengan filsafat-filsafat kosong;
itulah firman yang ditambahkan.
Perlu untuk diketahui: tidak mungkin cerita isapan
jempol dapat menyucikan kehidupan dari gereja TUHAN, itu mustahil; justru hal
itu akan memperkeruh hidup dari gereja TUHAN.
Firman yang “dikurangkan”, artinya; pemberitaan
Firman Allah diganti dengan dua hal, yaitu;
1. Diganti dengan teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak
boleh miskin, harus kaya. Sebetulnya, ini adalah suatu pemahaman yang keliru;
tetapi tidak sedikit gereja TUHAN disesatkan oleh ajaran yang semacam ini.
2. Diganti dengan tanda-tanda heran, artinya; pengajaran Firman
Allah yang benar dan murni diganti dengan mujizat-mujizat kesembuhan, tetapi
salib tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah pelayanan tersebut. Perlu untuk
diketahui: biar sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, kalau salib tidak
ditegakkan di tengah-tengah sebuah ibadah dan pelayanan, maka itu semua tidak
ada artinya bagi TUHAN.
Kemudian, terkait dengan AIR YANG JERNIH, kita dapat
temukan hal itu dalam Yehezkiel 36, dalam pembagiannya:
BAGIAN PERTAMA: Ayat 1-12, TUHAN memulihkan
bukit-bukit dan gunung-gunung yang dahulu sunyi sepi dan kota-kota yang dahulu
ditinggalkan sehingga menjadi jarahan, sehingga Israel menjadi olok-olokan
bangsa-bangsa lain. Tetapi pada akhirnya dipulihkan TUHAN.
Yehezkiel 36:8-9
(36:8) Maka kamu, gunung-gunung Israel, akan bertunas kembali dan akan memberi
buah untuk umat-Ku Israel, sebab mereka akan segera kembali. (36:9)
Hati-Ku akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu akan
dikerjakan dan ditaburi.
Inilah keadaan Israel setelah dipulihkan oleh TUHAN.
Di sini dikatakan: gunung-gunung Israel, akan bertunas kembali, kemudian
memberi buah untuk umat-Ku Israel, sebab mereka akan segera kembali.
Kemudian, hati TUHAN akan baik kembali dan TUHAN akan berpaling kepada Israel
dan Israel akan dikerjakan dan ditaburi.
Inilah keadaan ketika Israel dipulihkan oleh TUHAN; di
mana akhirnya, Israel dikerjakan dan ditaburi. Malam ini, kita telah digarap
dan dikerjakan oleh Firman Allah, supaya hati kita semua menjadi tanah hati
yang subur. Setelah itu, selanjutnya TUHAN akan taburi benih firman itu
sendiri, supaya benih itu bertumbuh, berakar dan berbuah; inilah keadaan yang
dipulihkan.
BAGIAN KEDUA: Ayat 13-22, Bangsa Israel telah
menajiskan nama TUHAN dengan tingkah laku mereka -- dengan tabiat mereka,
dengan perilaku mereka, dengan perbuatan mereka --, yang digambarkan sama seperti
cemar kain di hadapan TUHAN.
Mohon maaf (maaf kata), “cemar kain” di sini seperti
kain pembalut wanita yang kena haid tiap bulannya; seperti itulah kenajisan
bangsa Israel di hadapan TUHAN dalam pembagian Yehezkiel 36 yang kedua,
yaitu ayat 13-22.
Namun, saya mengajar saudara untuk memperhatikan ayat
23-24.
Yehezkiel 36:23-24
(36:23) Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di
tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan
bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, demikianlah firman Tuhan
ALLAH, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa.
(36:24) Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan
kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu.
Pada akhirnya, TUHAN akan menguduskan nama-Nya
sendiri, nama yang besar, yang sudah dinajiskan bangsa Israel di tengah-tengah
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kemudian, TUHAN mau mengumpulkan
Israel dari semua negeri, lalu dibawa kembali ke tanah milik pusaka mereka.
Itulah kesimpulan dari ayat 23-24.
Singkatnya:
1. Nama TUHAN dikuduskan.
2. Israel dikumpulkan kembali.
Jadi, ketika bangsa Israel menajiskan nama TUHAN yang
besar itu dengan tingkah laku, dengan tabiat, perilaku yang tidak baik, bangsa-bangsa
melihat dan mempermalukan nama TUHAN yang besar. Kemudian, dalam suasana
menajiskan, mereka berserak ke negeri-negeri, kepada bangsa-bangsa yang lain.
Tetapi lihatlah; hati TUHAN tetap kembali kepada bangsa Israel, buktinya; nama
TUHAN dikuduskan kembali dan bangsa Israel dikumpulkan kembali.
Lihat, ketika bangsa Israel berserak, mereka mengambil
jalannya masing-masing, bertindak menuruti keinginan di hati masing-masing,
sekalipun bertentangan dengan keinginan hati TUHAN. Tetapi lihatlah, TUHAN
bertindak; Ia menguduskan nama-Nya yang besar dan heran, kemudian mengumpulkan
mereka kembali tidak lagi mengambil jalannya masing-masing, supaya tidak
menuruti segala sesuatu menurut keinginan di hati masing-masing.
Dan kalau kita dikumpulkan malam ini di tempat ini
menjadi satu kawanan domba Allah, itu adalah kemurahan TUHAN. Tetapi lebih dari
pada itu, saudara harus tahu kemurahan TUHAN: Ingatkah saudara, sebelum kita
dikumpulkan oleh TUHAN? Kita berserak, mengambil jalannya masing-masing,
bertindak sesuai dengan keinginan di hati walaupun bertolak belakang dengan
keinginan di hati TUHAN, tetapi lihatlah; malam ini TUHAN mengumpulkan kita,
malam ini TUHAN mau menguduskan nama-Nya yang heran dan besar itu.
Tetapi lebih dari pada itu, perhatikan Yehezkiel
36:25.
Yehezkiel 36:25
(36:25) Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan
kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan
mentahirkan kamu.
“Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih.”
Selain menguduskan nama TUHAN yang besar dan mengumpulkan umat Israel sebagai
kawanan domba Allah, selanjutnya: TUHAN bertindak dengan mencurahkan kepada
mereka “air yang jernih”, yakni; Pengajaran Firman yang benar dan
murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.
Sejenak kita melihat AIR YANG JERNIH, menurut versi
dari Rasul Paulus.
2 Korintus 4:1-2
(4:1) Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami
tidak tawar hati. (4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan
tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak
memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan
demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh
semua orang di hadapan Allah.
“Kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang
memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah.” Di
dalam hal memberitakan Injil, Rasul Paulus tidak berlaku licik dan tidak
memalsukan Firman Allah, jelas ini menunjuk kepada “air yang jernih”, tidak
ditambahkan dan tidak dikurangkan.
Kita perlu mengetahui ciri-ciri seorang hamba TUHAN
ketika menyampaikan firman yang benar dan murni, jujur dan tulus, pada ayat
2: “Demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua
orang di hadapan Allah.” Seorang hamba TUHAN ketika menyampaikan firman
yang benar dan murni, jujur dan tulus, ia memberi dirinya dipertimbangkan oleh
sidang jemaat yang dilayani. Jadi, tidak main belakang, melainkan
terang-trangan; inilah ciri hamba TUHAN di dalam memberitakan Injil yang murni,
bagaikan air yang jernih, menyerahkan dirinya untuk dipertimbangkan oleh sidang
jemaat.
Lebih tandas lagi akan kita perhatikan dalam ayat
3-5.
2 Korintus 4:3-5
(4:3) Jika Injil
yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang
akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya
telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. (4:5) Sebab bukan
diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai TUHAN,
dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
Singkatnya: Air yang jernih, itulah pribadi Yesus
Kristus, TUHAN dan Juruselamat; itulah yang harus diberitakan, tidak
membesar-besarkan diri, tidak membesarkan perkara lahiriah.
Jadi, jikalau sidang jemaat hanya terpesona dengan si
pemberita firman yang membesarkan dirinya sendiri (membesarkan si pemberita
firman itu sendiri), lalu sidang jemaat terpesona, ini namanya keliru di dalam
hal mengikuti TUHAN, sudah salah kaprah. Tetapi yang jelas, inti dari air yang
jernih ialah murni memberitakan pribadi Yesus Kristus, sebagai TUHAN dan
Juruselamat. Kalau kita memberitakan yang lain, berarti; tidak jernih dan tidak
menyelamatkan.
Saudara harus mengerti akan hal ini; hamba TUHAN yang
benar-benar menyampaikan firman yang murni harus menyerahkan dirinya kepada
sidang jemaat untuk dipertimbangkan, berarti seorang hamba Tuhan harus terbuka.
Selanjutnya kita akan melihat, KUASA dari AIR YANG
JERNIH.
Yehezkiel 36:25
(36:25) Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu;
dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan
kamu.
Kuasa dari air yang jernih ialah untuk mentahirkan
Israel dari kenajisan mereka dan berhala-berhala mereka.
Kembali saya tandaskan: Air yang jernih berkuasa untuk
mentahirkan kehidupan kita dari dua hal:
1. Ditahirkan dari kenajisan.
2. Ditahirkan dari berhala.
Biarlah kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik.
“Kenajisan” merupakan takhta dari Iblis Setan, itu
merupakan dunia orang mati. Sedangkan “berhala”, artinya; segala sesuatu yang
melebihi dari TUHAN, misalnya;
-
meninggalkan ibadah, meninggalkan TUHAN hanya karena
pekerjaan, itu berhala.
-
meninggalkan ibadah, meninggalkan TUHAN hanya karena
bisnis, hanya karena perkara lahiriah di bumi ini, itu berhala.
Tetapi kuasa dari “air yang jernih” ialah kehidupan
kita ditahirkan dari kenajisan, kehidupan kita ditahirkan dari segala berhala.
Jadi, mau tidak mau, kita butuh air firman yang
limpah; jangan terkesima kepada seorang hamba TUHAN manakala dia membesarkan
dirinya, manakala dia membesarkan perkara-perkara lahiriah. Jangan keliru,
jangan salah kaprah di dalam hal mengikuti TUHAN.
Yehezkiel 36:22
(36:22) Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan
ALLAH: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku
yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang.
“Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel,
tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di
mana kamu datang.” Artinya, kalau malam ini kita menikmati air yang jernih,
itulah Firman Allah yang benar dan murni, tidak ditambahkan dan tidak
dikurangkan, itu adalah kemurahan TUHAN. Itu semua hanya karena kemurahan
TUHAN, belas kasihan TUHAN, hanya karena kasih sayang dan kasih setia TUHAN
kepada kita semua.
Kalau firman yang disampaikan dalam sebuah
penggembalaan adalah firman yang ditambahkan dan dikurangkan, itu bukanlah
kasih karunia. Saudara harus mengerti hal ini; itu bukan belas kasihan, itu
bukan kemurahan, melainkan “kekeliruan” dari seorang pemimpin jemaat yang salah
kaprah.
Kalau TUHAN memulihkan Israel; di mana bukit-bukit dan
gunung-gunung Israel yang dahulu sunyi sepi dan kota-kota yang ditinggalkan
menjadi sunyi sepi, lalu akhirnya dipulihkan oleh TUHAN, bukankah itu adalah
kasih setia TUHAN, bukankah itu adalah kemurahan TUHAN? Kemudian TUHAN berlaku
menguduskan nama-Nya yang besar yang sudah dinajiskan oleh umat pilihan-Nya,
bukankah itu adalah kemurahan?
Dalam setiap pertemuan ibadah, kekudusan dan kemuliaan
TUHAN dinyatakan; namun sangat disayangkan, baru saja satu langkah keluar dari
gereja, kita langsung lupakan kekudusan dan kemuliaan TUHAN; namun herannya,
TUHAN tetap nyatakan kekudusan-Nya, TUHAN tetap menyatakan kemuliaan-Nya;
apakah itu bukan kemurahan? Jadi, kalau malam ini kita menikmati air yang
jernih, itu adalah kemurahan.
Kita lihat GAMBARAN KEMURAHAN di dalam suratan Roma.
Roma 9:14
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak
adil? Mustahil!
Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Allah itu adil,
Allah tidak bisa kita persalahkan. Lalu, mengapa ayat ini ada? Oleh sebab itu,
mari kita lanjut memperhatikan ayat 15-16.
Roma 9:15-16
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan
kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada
siapa Aku mau bermurah hati." (9:16) Jadi hal itu tidak tergantung
pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
TUHAN menaruh belas kasihan kepada siapa TUHAN mau
menaruh belas kasihan. TUHAN akan bermurah hati kepada siapa TUHAN mau bermurah
hati. Artinya, tidak tergantung kepada kehendak manusia, atau bukan karena
hasil usaha manusia, tetapi semua hanya oleh karena kemurahan TUHAN.
Kalau TUHAN menarik kita dengan kekuatan tangan-Nya,
lalu kita dikumpulkan di tempat ini, lalu TUHAN menguduskan nama-Nya yang
besar, itu karena kemurahan. Selanjutnya, kita menikmati air yang jernih untuk
mentahirkan kita dari dosa berhala dan dosa kenajisan, itu adalah kemurahan.
Jadi, semata-mata bukan karena kekuatan manusia, melainkan karena kemurahan
TUHAN.
Kalau saja, Sdr. Andre dan Sdri. Pasti
yang baru-baru ini datang ke tempat ini, sehingga kita dapat berkumpul
bersama-sama di tempat ini, itu adalah kemurahan dari Tuhan; bukan suatu
kebetulan.
Lebih jauh kita akan melihat soal KEMURAHAN di dalam Yohanes
3.
Yohanes 3:27,29
(3:27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu
bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (3:29) Yang
empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai
laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita
mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang
sukacitaku itu penuh.
Ayat 27: “Tidak ada
seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan
kepadanya dari sorga..”
Kemudian ayat 29: “Yang empunya mempelai
perempuan, ialah mempelai laki-laki.” Artinya, untuk menjadi mempelai
perempuan, jelas itu karena kemurahan hati TUHAN.
Jadi, oleh karena air yang jernih ini, kehidupan kita
ditahirkan dari dua hal;
1. Ditahirkan dari dosa kenajisan.
2. Ditahirkan dari segala dosa-dosa berhala di bumi ini.
Selanjutnya; membawa kehidupan kita untuk menjadi
mempelai TUHAN, jelas itu semua adalah karena kemurahan TUHAN.
Jangan saudara berpikir karena saudara pintar; jangan
saudara berpikir kita dikumpulkan di tempat ini karena suatu kebetulan; jangan
saudara berpikir saudara ada di sini karena saya, bukan; itu semua adalah
karena kemurahan TUHAN.
Dari pembukaan firman inilah, jelas kita mengetahui
seterang-terangnya, bahwa ternyata; TUHAN tidak mendustai kita.
Dari apa yang sudah kita terima, kita patut bersyukur kepada
TUHAN; betapa Yesus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, telah dipilih sebelum
dunia dijadikan. Berarti, bertanggung jawab kepada kehidupan kita masing-masing
di dalam pengudusan, supaya kehidupan kita ini menjadi kudus, sama seperti Dia
yang kudus adanya. Inilah tanggung jawab seorang suami.
Yesaya 36:26
(36:26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di
dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras
dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Di sini kita perhatikan: TUHAN akan memberikan hati
yang baru dan roh yang baru di dalam batin kita masing-masing. Oleh sebab itu,
jangan sia-siakan air yang jernih. Pengajaran Mempelai dalam Terangnya
Tabernakel adalah pengajaran firman Allah yang benar dan murni; jernih, tidak ditambahkan
dan tidak dikurangkan; jangan sia-siakan hal ini.
Kalau ada pribadi yang menyia-nyiakan Pengajaran
Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, berarti sama dengan bunuh diri; dari cara
penolakannya hari ini, suatu kali nanti ia akan mengerti, dan TUHAN nanti yang
akan memberi pengertian itu. Untuk sesaat manusia bisa bebas berbuat sesuka
hati, tetapi nanti mereka yang sudah mengerti Pengajaran Mempelai namun
mengecilkannya, maka betapa kecilnya dia di dalam Kerajaan Sorga.
TUHAN memberikan hati yang baru dan roh yang baru di
dalam batin kita, namun tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya; TUHAN
jauhkan hati kita dari hati yang keras, lalu diberikan suatu hati yang taat,
setia, dengar-dengaran.
Alangkah baiknya dan indahnya apabila seorang imam, seorang
pelayan TUHAN, hamba TUHAN; taat, setia, dengar-dengaran kepada tuannya. Oleh
sebab itu, apapun yang sudah kita kerjakan, apapun yang sudah kita
persembahkan, apapun yang kita korbankan, biarlah yang menjadi tolak ukur
adalah salib Kristus.
Ketaatan dari seorang hamba Tuhan, tolak ukurnya
adalah korban Kristus.
Yehezkiel 36:27
(36:27) Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan
Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang
pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
Selanjutnya, ada bonus yang istimewa yang TUHAN
berikan kepada kita, serta begitu berharga, begitu bernilai tinggi, yaitu; Roh
TUHAN itu sendiri ditaruh di dalam batin kita. Betapa berharganya kita di mata
TUHAN; betapa berharganya kehidupan kita ini; betapa pentingnya kita di mata
TUHAN, hanya oleh karena belas kasihan. Jadi, orang yang mendapat kemurahan, ia
berharga di mata TUHAN, karena Roh-Nya sendiri diberikan kepada kita
masing-masing; dapatkan saudara bayangkan hal ini?
Saya teringat dengan Saul; waktu ia meminta petunjuk
kepada arwah-arwah melalui seorang hamba perempuan petenung, sampai pada
akhirnya roh dari Samuel itu dibangkitkan, namun Samuel marah, merasa terusik
dan terganggu. Tetapi lihatlah; Tuhan berkata: “Roh-Ku akan Kuberikan diam
di dalam batinmu.” Roh TUHAN ditaruh di dalam batin kita, TUHAN tidak
merasa terganggu, TUHAN tidak merasa terusik. Betapa berharganya hidup ini,
hidupku, hidup saudara, hidup kita semua.
Satu per tiga dari Allah, itulah Roh-Nya, ditaruh di
dalam batin kita; siapa kita ini? Hanya karena belas kasihan, namun Dia
memberikan 1/3 (satu per tiga) dari diri-Nya. Oleh sebab itu, hargailah belas
kasihan itu; jangan bermain-main dengan dosa.
TUHAN menaruh Roh-Nya di dalam batin kita, dan TUHAN
membuat kita hidup menurut segala ketetapan TUHAN, dan berpegang pada
peraturan-peraturan TUHAN dan melakukannya; singkatnya, Firman Allah ada di
dalam hati dan pikiran kita.
Ibrani 8:10-11
(8:10) "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah
waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku
dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi
Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. (8:11) Dan
mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan
mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal
Aku.
Kalau firman itu ada di dalam hati dan pikiran kita,
maka TUHAN akan menjadi Allah kita dan kita akan menjadi umat-Nya.
Kemudian, ketika firman itu menguasai hati dan pikiran
kita, maka kita akan mengenal TUHAN dengan benar. Oleh sebab itu, pada ayat
11 dikatakan: Mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau
sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar
kecil, akan mengenal Aku, mengenal TUHAN dengan benar.
Jadi, Roh TUHAN itu yang menolong kita untuk melakukan
segala ketetapan-ketetepan TUHAN dan menuruti segala peraturan-peraturan TUHAN.
Singkatnya, kalau firman itu sudah ditaruh di dalam hati dan pikiran kita, maka
otomatis; kita mengenal TUHAN dengan benar, apa tandanya? Tidak perlu diajar
lagi, dengan berkata: Kenalilah TUHAN¸ takutlah TUHAN, lakukanlah yang baik;
tidak perlu diajar lagi. Yang sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai,
seharusnya sudah mengenal TUHAN dengan baik, tidak perlu diajar; “Ayo,
menyembah”, “Ayo, bersih-bersih”, “Ayo, sungguh-sungguh”, “Ayo,
jangan berdusta”, “Ayo, kerjakan ini, kerjakan itu.” Tidak perlu
seperti itu lagi.
Sungguh, saya capek sekali jika terus demikian, tetapi
saya berdoa memohon kepada TUHAN supaya TUHAN memberikan kekuatan, karena
memang inilah bagian saya. Tetapi saya berharap; sebagai suami, biarlah
mengasihi isteri, dan apapun yang kita kerjakan, biarlah ukurannya adalah
salib, tujuannya; supaya mengerti untuk menghormati apa yang harus kita
hormati.
Ibrani 8:12
(8:12) Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka
dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.”
“Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” Sampai sejauh ini TUHAN
membawa kehidupan kita. Yang terakhir; Roh TUHAN ditaruh di dalam batin kita,
sehingga kita dimampukan untuk melakukan ketetapan dan menurut peraturan-Nya.
Singkatnya, kalau firman itu ada di dalam hati dan pikiran kita, maka kita
mengenal TUHAN dengan benar, tandanya; tidak perlu diajar untuk melakukan yang
baik, yang benar, yang suci, yang mulia.
Dan kalau kita mampu melakukan itu semua, jelas itu
semua karena belas kasihan TUHAN, TUHAN tidak mengingat dosa masa lalu; asal
jangan diulangi.
Ingat; kalau firman itu ada di dalam hati dan pikiran,
maka kita memiliki hati nurani. Jadi, firman itu yang membuat kita memiliki
hati nurani, dan hati nurani merupakan alarm yang terakhir. Kalau seseorang
tidak mempunyai hati nurani, ia bagaikan rem blong, yang hantam sana dan hantam
sini, tidak takut berbuat dosa dan zinah. Biarlah firman itu ada di dalam hati
dan pikiran kita semua. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment