IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 21 JULI 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 106)
Subtema: KEHIDUPAN
KRISTAL (TRANSPARAN) GERAKANNYA SECEPAT KILAT
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia, serta
damai sejahtera kiranya memenuhi tempat ini dan ruang hati kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak-anak
TUHAN, dan hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN
lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda
berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN
supaya kiranya TUHAN bukakan firman-Nya bagi kita sebagai tanda perhatian TUHAN
bagi kita sekaliannya di hari-hari terakhir ini.
Kita segera memperhatikan Firman Penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat
di Kolose.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami,
kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
“Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan
janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Kalimat ini adalah
pernyataan dari Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap
suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Tetapi yang pasti, seorang suami dilarang untuk
berlaku kasar terhadap isterinya. Dalam hal ini, saya harus mengaku di hadapan
TUHAN dan sidang jemaat, bahwa saya ini juga pernah berlaku kasar terhadap
isteri saya; namun biarlah kiranya hal itu diampuni oleh TUHAN, sehingga lewat
pengakuan-pengakuan semacam ini, kesempatan yang besar semakin nyata di dalam
hal pemakaian TUHAN bagi saya secara khusus dan bagi seluruh sidang jemaat GPT “BETANIA” tentunya.
Namun di dalam hal mengasihi isterinya, seorang suami
dapat belajar dari tulisan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5:25-29.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami,
kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama
seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya
sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri,
tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya, di sini
dinyatakan sebanyak dua kali, yaitu:
1.
Yang pertama; ayat 25-27.
2.
Yang Kedua; ayat 28-29.
Kita akan kembali untuk memperhatikan BAGIAN YANG
PERTAMA, yaitu Efesus 5:25-27.
Efesus 5:25-27
(5:25) Hai suami,
kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya
dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan
tidak bercela.
Untuk yang pertama kali, nasihat firman kepada
suami-suami, yaitu: “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” Jadi, kasih dari
seorang suami terhadap isterinya harus sama seperti kasih Kristus terhadap
sidang-Nya yang dibuktikan dengan korban-Nya atau yang dibuktikan dengan
penyerahan diri-Nya bagi jemaat.
Terkait dengan hal itu, kita bisa lebih rinci
menemukan hal yang senada di dalam 1 Petrus 1:15-16,18-19.
1 Petrus 1:15-16,18-19
(1:15) tetapi hendaklah
kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus,
yang telah memanggil kamu, (1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu,
sebab Aku kudus. (1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus
dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19)
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti
darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Penebusan yang dikerjakan oleh darah salib Kristus
membawa hidup gereja TUHAN kepada sebuah pengudusan. Namun, dalam pembacaan
ayat ini kita juga menemukan satu fakta yang sangat nyata, bahwasanya TUHAN
sangat mendambakan hidup gereja TUHAN untuk menjadi sama dengan Dia di dalam
hal kekudusan, supaya akhirnya gereja menjadi pasangan yang seimbang dengan
TUHAN. Biarlah kiranya kita segera meresponi apa yang menjadi dambaan TUHAN
bagi kita.
1 Petrus 1:20
(1:20) Ia telah dipilih
sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman
akhir.
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja, Dialah Mempelai
Pria Sorga; “Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan.”
Kata “dipilih” menunjukkan bahwa Dia adalah
Kepala Gereja, sekaligus suami yang betul-betul bertanggung jawab bagi sidang
mempelai-Nya.
Oleh sebab itu, para pemudi (wanita yang masih muda)
yang mengharapkan pasangan hidup biarlah berdoa supaya TUHAN betul-betul
memberikan calon suami yang merupakan pilihan TUHAN, bukan pilihan atau
kehendak sendiri. Kalau itu merupakan pilihan dari TUHAN, maka dia akan menjadi
kepala, dia akan menjadi imam, dia akan menjadi suami yang bertanggung jawab
terhadap keluarganya.
Kita kembali membaca Efesus 5.
Efesus 5:25-26
(5:25) Hai suami,
kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah
Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Di sini kita melihat; Efesus 5:25 sama dengan 1
Petrus 1:15-16,18-19.
Tujuan dari pengorbanan Kristus -- korban penebusan
yang dikerjakan oleh darah salib Kristus -- ialah untuk menguduskan sidang-Nya
dengan air dan Firman TUHAN. Berarti, supaya gereja TUHAN mengalami penyucian,
dibutuhkan air firman yang limpah, tidak sekedar menyampaikan satu dan dua ayat
firman lalu ditambahkan dengan dongeng dan cerita-cerita isapan jempol semata.
Mari kita lihat WUJUD dari AIR dan FIRMAN YANG LIMPAH.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan
kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak
Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba, menunjuk; air dan firman yang limpah.
-
Yang mengalir ke luar dari takhta Allah à Injil Kerajaan
atau Injil Keselamatan.
-
Yang mengalir ke luar dari takhta Anak
Domba à Cahaya
Injil tentang Kemuliaan Kristus atau Firman Pengajaran yang rahasianya
dibukakan.
Kedua pengajaran tersebut telah disampaikan beberapa
waktu yang lalu. Harapan dan doa saya adalah supaya firman itu tidak berlalu
begitu saja.
Ciri-ciri dari sungai air kehidupan ialah “jernih
bagaikan kristal.”
“Jernih”, artinya;
terlihat terang, serta bening dan bersih, tidak keruh, tidak kotor. Menunjuk
kepada; sebuah pengajaran Firman Allah yang tidak ditambahkan dan tidak
dikurangkan. Kemudian “jernih” di sini digambarkan seperti “kristal.”
Pada kesempatan malam ini, kita akan fokus
memperhatikan tentang KRISTAL.
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan
takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah
takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di
sebelah muka dan di sebelah belakang.
“ ... Di hadapan takhta itu ada lautan kaca
bagaikan kristal ...”
-
Lautan kaca à Air dan firman yang limpah = jernih.
-
Kristal = transparan. Artinya, terlihat
dengan jelas sehingga di bagian luar dan dalam sama, berarti; tidak ada sesuatu
apapun yang ditutup-tutupi, tidak ada dosa yang disembunyikan lagi. Jelas hal
ini menunjuk kepada orang yang jujur, polos dan tampil apa adanya.
Apalagi dalam hal nikah tidak boleh ada yang
ditutup-tutupi; suami tidak boleh main belakang, isteri juga tidak boleh baik
belakang, baik lahir maupun batin. Tetapi hubungan kita dengan TUHAN juga
merupakan hubungan nikah suci, tidak boleh juga kita main belakang di depan
mata manusia, sebab TUHAN tetap melihat hati manusia.
Inilah kristal; transparan, terlihat dengan jelas,
tidak ada yang ditutup-tutupi, teramat lebih di dalam nikah suci, supaya
kehidupan kita ini memancarkan cahaya kemuliaan Allah. Kalau masih ada dosa di
dalam gelap, maka terang tidak bercahaya, tetapi kalau kita tampil seperti
kristal, kehidupan rohani kita transparan, tampil apa adanya, tidak ada lagi
dosa yang disembunyikan dalam gelap, maka pasti bercahaya, tidak mungkin tidak.
Saya mengatakan hal ini karena saya yakin pada diri saya sendiri juga.
Kesimpulannya: Kuasa penyucian dari air dan firman
yang limpah ialah kudus dan menjadi kristal atau transparan, tidak ada yang
tersembunyi; harus sampai sejauh itu. Maka, dalam hal mendengarkan Firman TUHAN
dibutuhkan kerendahan hati dan penyerahan diri sepenuh, dengan lain kata; hati
terbuka dengan lebar-lebar untuk pembukaan firman.
Sesungguhnya, kita ini membutuhkan pembukaan firman,
tetapi terkadang pura-pura tidak butuh; itulah orang yang sombong, angkuh dan
keras hati.
Kemudian, kehidupan yang digambarkan seperti “kristal”
tadi dikaitkan dengan “empat makluk penuh dengan mata.”
“Mata” merupakan salah satu anggota dari tubuh, yang
letaknya di tempat yang paling tinggi dari antara semua anggota-anggota tubuh
yang lain.
Untuk kita dapat memaknai hal tersebut, kita akan
membaca Injil Matius 6.
Matius 6:22
(6:22) Mata
adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu;
Bagian A mengatakan: “Mata
adalah pelita tubuh.” Berarti, fungsi mata di sini ialah untuk menerangi
tubuh dan anggota-anggota yang lain.
Selanjutnya, bagian B mengatakan: “Jika
matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.” Dalam hal ini, TUHAN merindukan
dan mendambakan supaya kehidupan kita masing-masing menjadi mata yang baik
untuk menerangi tubuh Kristus. Jadilah mata yang baik. Jadilah terang untuk
menerangi anggota tubuh Kristus di mana pun dan dalam keadaan situasi kondisi
apapun, seperti yang tertulis dalam Injil Matius 5:14. Kalau kita semua
menjadi mata yang baik, maka tentu seisi rumah pasti diterangi.
Matius 5:14
(5:14) Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi. (5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi
semua orang di dalam rumah itu.
Perhatikan baik-baik: “Kamu adalah terang dunia.”
Kembali saya sampaikan: Dalam hal ini, TUHAN merindukan, TUHAN mendambakan
supaya setiap kehidupan kita menjadi terang bagi tubuh Kristus, bagi
anggota-anggota tubuh yang lain.
Contoh menjadi terang dunia ialah sama seperti “kota
yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”
Jadi, terang dunia itu sama seperti kota, namun letak
kota itu ada di atas gunung. Kalau posisinya ada di atas gunung yang tinggi,
maka tidak akan mungkin tersembunyi, berarti; kristal, tranpsaran, tidak ada
lagi sesuatu apapun yang disembunyikan, dengan kata lain; tampil apa adanya
dalam kegiatan rohani, tidak ada lagi yang disembunyikan di dalam gelap;
semuanya terlihat dengan terang benderang, terpapar dengan jelas, terlihat dari
empat penjuru (semua sisi).
Jadi, bukan dari satu sisi saja, tetapi dari semua
sisi, dari empat penjuru dapat melihat kota itu terpapar dengan jelas. Jadilah
kota kudus yang letaknya di atas gunung. Bukankah saat ini kita berada di
gunung TUHAN? Berarti, tidak ada sesuatu apapun yang disembunyikan, dengan kata
lain; tampil apa adanya dalam kegiatan rohani kita di hadapan TUHAN.
Kita kembali melihat Wahyu 4:6-7.
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan
takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu
dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan
di sebelah belakang.
Lautan kaca bagaikan kristal dikaitkan
dengan empat makhluk penuh dengan mata.
Dalam Pengajaran Tabernakel, “penuh dengan mata”
terkena pada baju berjala-jala -- atau lenan halus yang beragi dengan banyak
rongga yang berbentuk mata -- yang dipakai oleh Imam Besar dalam pelayanannya
di rumah TUHAN. Jadi, baju berjala-jala mempunyai banyak mata, ini berbicara
tentang; Roh-El Kudus yang mengamati pelayanan kita di atas muka bumi ini.
Pada saat naik terangkat (dipermuliakan), Yesus
memakai lenan halus atau pakaian yang berjala-jala; dan Dia sekarang duduk di
sebelah kanan Allah Bapa sedang mengamat-amati pelayanan kita masing-masing.
Maka, kalau kita bisa main belakang dari orang lain, tetapi hal itu tidak bisa
kita lakukan di hadapan TUHAN.
Kalau kita sudah memiliki pengertian sedemikian rupa,
maka seharusnya timbullah “takut akan TUHAN”; itulah yang sewajarnya terjadi.
Tetapi, kebanyakan dari kehidupan orang Kristen memiliki pengertian yang
demikian rupa, namun kebenaran itu justru disangkali; menunjukkan bahwa ia
lebih bodoh dari orang bodoh. Kalau orang bodoh; ia tidak mengerti, sehingga
tidak tahu berbuat apa-apa. Berbeda dengan yang sudah mengerti, tetapi tidak
berbuat, inilah yang disebut lebih bodoh dari orang bodoh; dan kehidupan
semacam ini lebih parah di hadapan TUHAN.
Kalau orang dunia tidak mengerti untuk berbuat baik,
itu karena dia belum memperoleh pengertian; tetapi kalau anak TUHAN sudah
memperoleh pengertian, namun tetap sengaja bersikap, berprilaku, bahkan
tabiatnya sama seperti orang dunia, inilah yang disebut lebih bodoh dari orang
bodoh, lebih bodoh dari orang dunia yang belum memperoleh pengertian.
Saat ini Yesus sedang duduk di sebelah kanan Allah
Bapa sedang mengamat-amati pelayanan kita. Itu sebabnya, saya anjurkan kepada
sidang jemaat, secara khusus imam-imam, supaya pada setiap telepon genggam
(handphone android atau gawai) masing-masing supaya ada tulisan “TUHAN Mahatahu
dan melihat”, tujuannya adalah supaya timbul rasa takut untuk berbuat sesuatu
yang tidak baik di hadapan TUHAN.
Sekali lagi saya sampaikan: “Mata” itu berbicara
tentang Roh Kudus. Jadi, kalau kegiatan di dalam rumah TUHAN merupakan kegiatan
yang dikuasai atau dipengaruhi oleh Roh Kudus, maka tidak mungkin ada
penyimpangan, tidak mungkin ada sesuatu yang tersembunyi; itu sudah pasti.
Itu sebabnya kalau kita perhatikan kalimat terakhir
pada ayat 6: “Empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di
sebelah belakang.” Empat makhluk penuh dengan mata, berarti betul-betul di
dalam terang yang besar oleh kekuasaan dari pada Roh Kudus. Kemudian, mata itu
juga berada di sebelah muka dan di sebelah belakang.
-
Mata di sebelah muka, artinya;
perjalanan rohani kita ke depan berada dalam terang yang ajaib.
-
Mata di sebelah belakang, artinya;
perjalanan rohani yang di belakang telah diterangi oleh TUHAN, dosa masa lalu
sudah disucikan dan menjadi terang, sehingga otomatis perjalanan kita ke depan
berada dalam terang.
Yang sudah mengakui dosa masa lalu (yang di belakang),
jangan diulangi lagi, supaya kita betul-betul menjadi mata TUHAN, menjadi
terang, menjadi kehidupan yang transparan, jernih bagaikan kristal, tampil apa
adanya, tidak perlu memakai trik-trik dalam bekerja. Tampil apa adanya itu
menunjuk kehidupan (pribadi) yang jujur, polos, tidak pakai trik.
Banyak di antara kita melakukan sesuatu yang terlihat
baik, tetapi dibalik perbuatan baik itu ada “sesuatu”, itulah yang disebut
“trik”. Itu bukanlah pekerjaan Roh Kudus; berarti belum transparan.
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk
yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak
lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk
yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Adapun wujud dari keempat makhluk tersebut adalah:
-
Makhluk yang pertama sama seperti singa.
-
Makhluk yang kedua sama seperti anak lembu.
-
Makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti
muka manusia.
-
Makhluk yang keempat sama seperti burung
nasar (burung
rajawali) yang sedang terbang.
Empat makhluk ini juga telah dinubuatkan oleh nabi
Yehezkiel.
Yehezkiel 1:13
(1:13) Di tengah
makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh,
yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu
bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.
Perikop ayat ini adalah “Nabi melihat kemuliaan
TUHAN.” Yehezkiel itu adalah seorang penjaga yang melihat kemuliaan TUHAN, ia
adalah seorang penunggu, berarti; ia adalah seorang yang memperhatikan
keberadaan dari kawanan domba.
Kalau ada sesuatu yang tidak suci, lalu diperhatikan
oleh penjaga (penunggu), saudara tidak perlu bersungut-sungut, karena itu
merupakan tugas dari penjaga yang telah ditetapkan oleh TUHAN Yesus. Jangan
saudara membuat suatu ukuran dengan cara pelayanan di luar Pengajaran Mempelai
yang berfokus pada Pengajaran Tabernakel -- di mana keduanya seiring dan
sejalan, tidak terpisahkan --. Jadi, saudara jangan melihat ajaran yang lain
kalau sudah menerima Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, supaya
saudara jangan keliru. Yang pasti, tugas dari penjaga (penunggu) adalah
memperhatikan, menjaga kawanan domba supaya tidak ada sesuatu yang tidak baik, terus
menunggu (menjaga) kawanan domba supaya jangan ada penyelewengan di hadapan
TUHAN. Oleh sebab itu, ketika kawanan domba dijaga oleh penjaga (penunggu),
janganlah saudara (kawanan domba) bersungut-sungut. Kita harus akui apa yang
telah ditetapkan oleh TUHAN; jabatan-jabatan yang TUHAN tetapkan dalam sebuah
penggembalaan harus kita akui.
Kita kembali memperhatikan ayat 13: Di
tengah-tengah empat makhluk itu kelihatan seperti bara api yang menyala,
seperti suluh, yang bergerak kian ke mari, dan api itu bersinar, sedang dari
api itu kilat sabung-menyabung.
Artinya, kegiatan yang dipengaruhi oleh Roh-El Kudus
tidak ada penyimpangan, tidak ada yang tersembunyi, sebaliknya api itu bersinar
(bercahaya) terang. Berbeda kalau di dalam kegiatan rohani itu masih ada
penyimpangan atau masih ada sesuatu yang tersembunyi, maka tidak akan bersinar,
tidak akan menjadi terang, tidak akan menjad suluh.
Lihat, kegiatan dari empat makhluk ini; mereka
bergerak kian ke mari, tetapi dipengaruhi oleh Roh Kudus seutuhnya, karena mereka
betul-betul berada di dalam terang dan bersinar -- terangnya bercahaya --
menerangi seisi rumah (anggota tubuh yang lain). Saya harap; jangan kita tidak
mau tahu dengan perkara ini.
Yehezkiel 1:9
(1:9) mereka saling
menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing
berjalan lurus ke depan.
“Mereka tidak berbalik kalau berjalan,
masing-masing berjalan lurus ke depan.” Kalau kalimat ini kita ambil
pengertian secara manusiawi atau logika, hal ini tidaklah masuk akal, sebab ada
empat pribadi yang tidak berbalik kalau berjalan, namun masing-masing berjalan
lurus ke depan. Menurut logika, kalau masing-masing berjalan lurus ke depan,
berarti terjadi perpisahan. Tetapi, Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di
dalamnya itu tidak bisa diartikan dengan logika manusia.
Yehezkiel 1:10-12
(1:10) Muka mereka
kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di
sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang. (1:11)
Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan
sepasang sayapnya dan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka. (1:12)
Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke
sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Adapun keberadaan dari keempat makhluk itu;
-
Yang Pertama: Keempatnya
mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di
sebelah kiri, muka rajawali di belakang.
-
Yang Kedua: Mereka tidak
berbalik kalau berjalan; masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana
roh itu hendak pergi.
Ini merupakan gambaran dari adanya kesatuan dan kerja
sama yang kuat antara yang satu dengan yang lain, sebab gerakan mereka jelas
ada dalam pengaruh yang kuat dari Roh-El Kudus, sehingga sekalipun mempunyai
empat muka, namun ada dalam satu tubuh, satu misi, satu visi, satu sasaran.
Empat muka, tetapi ada dalam satu kesatuan tubuh.
Jadi, satu arah, satu visi, satu misi, satu tujuan di dalam melayani pekerjaan
TUHAN. Betapa indahnya keadaan dari imam-imam atau pelayan TUHAN jika melayani
berada dalam pengaruh yang kuat dari Roh-El Kudus, maka akan terlihat dengan
indah. Tetapi kalau pelayan TUHAN melayani TUHAN dengan pengaruh daging, maka
tidak indah di pemandangan TUHAN. Sementara kita sudah berjerih lelah,
berjuang, namun jika motor penggeraknya adalah perasaan manusia daging, itu semua
tidak ada artinya; pasti di situ ada hal-hal yang tidak baik, sesuatu yang
tersembunyi.
Tetapi lihatlah, betapa indah kalau melayani pekerjaan
TUHAN di dalam pengaruh dari Roh-El Kudus sepenuhnya, akan terasa indah; bukan
saja di pemandangan TUHAN, tetapi juga akan ada terasa kedamaian yang terjadi
antara satu dengan yang lain, apalagi di dalam nikah.
Lihat;
-
Kalau berjalan ke depan, maka muka manusia
yang menonjol.
-
Kalau berjalan ke kanan, maka muka singa
yang menonjol.
-
Kalau berjalan ke kiri, maka muka lembu
yang menonjol.
-
Kalau berjalan ke belakang, maka
muka rajawali yang menonjol.
Sehingga, benar saja; mereka tidak berbalik kalau
berjalan; masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak
pergi. Inilah yang TUHAN harapkan; jadilah kehidupan yang transparan,
jadilah kristal, itu merupakan permata yaspis, permata yang paling indah di
mata TUHAN. Jadilah permata yaspis, jadilah permata yang indah, jernih bagaikan
kristal.
Saya kira, kita semua merindu untuk menjadi permata
yang indah, bukan? Itu adalah kerinduan kita, tetapi prakteknya juga harus kita
buktikan. Kerinduan tanpa praktek, tinggal kerinduan semata; tidak terwujud apa
yang menjadi kerinduan.
Ayo, mulai sekarang bersikaplah dewasa, berlakulah
bijaksana, jangan seperti dalam kegeraman pada masa kebodohan.
Yehezkiel 1:11
(1:11) Sayap-sayap
mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan sepasang sayapnya
dan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka.
“Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka
saling menyentuh dengan sepasang sayapnya ...”
“Sayap” à
Pekerjaan Roh Kudus yang mempersatukan kita dengan sesama di dalam hal melayani
pekerjaan TUHAN.
Keuntungan atau dampak positif kalau melayani dalam
terang (kristal, transparan).
Yehezkiel 1:14
(1:14) Makhluk-makhluk
hidup itu terbang ke sana ke mari seperti kilat.
Lihat, “makhluk-makhluk hidup itu terbang ke sana
ke mari seperti kilat.” Kegiatannya itu adalah kegiatan yang penuh dengan
kecepatan tinggi seperti kilat.
Hal ini memang masuk akal, mengapa? Yang membuat kita
tidak berapi-api, tidak bersegera, tidak cekatan di dalam melayani TUHAN
bukankah karena daging yang memadamkan api itu? Tetapi kalau kita melayani
dalam kegerakan Roh, maka dampak positifnya adalah memiliki daya dan kecepatan
yang sangat tinggi seperti kecepatan kilat, tidak berlambat-lambat lagi.
Di hari-hari ini kita tidak boleh melayani dengan
berlambat-lambat, melainkan harus cekatan, mempunyai daya dengan kecepatan
tinggi seperti kilat; jangan berlambat-lambat. Karena beberapa waktu lalu --
telah diterangkan dalam Ibadah Raya Minggu dan ibadah-ibadah yang lainnya --,
kita mendapat pengertian dari TUHAN bahwa antikris itu memiliki kecepatan yang
tinggi, di mana binatang yang keluar dari dalam laut itu merupakan gabungan
dari tiga jenis binatang;
1.
Macan tutul, berbicara
tentang kecepatan.
2.
Beruang, yang merusak dan
merobek manusia daging, di mana tubuh jiwa dan roh manusia dikuasai oleh
daging.
3.
Singa, di mana mulutnya
mengaum-aum untuk memperdaya hati manusia.
Jadi, kalau kita berlambat-lambat, maka tidak tertutup
kemungkinan akan menjadi sasaran empuk dari pada antikris. Tetapi biarlah
kiranya Roh TUHAN mempengaruhi kita, Roh TUHAN menguasai kehidupan kita
seutuhnya di dalam melayani pekerjaan TUHAN.
Selain ada kesatuan antara yang satu dengan yang lain,
tetapi biarlah kita semua melayani pekerjaan TUHAN dalam terang yang ajaib,
tidak ada penyimpangan, tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi.
Biarlah kita melayani TUHAN dengan memiliki kecepatan
tinggi seperti kilat. Yang membuat kita malas dan berlambat-lambat, itu sudah
pasti karena api dipadamkan oleh tabiat daging.
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat
makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya
penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan
malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada
dan yang ada dan yang akan datang."
Keempat makhluk itu tidak berhenti-hentinya berseru
siang dan malam, dengan lain kata; siang dan malam tetap dalam seruan.
Adapun seruan mereka YANG PERTAMA adalah: “Kudus,
kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa.”
Mereka betul-betul mengakui kekudusan dari Allah Tri
Tunggal;
-
Mengakui kekudusan dari TUHAN, itulah
Allah Bapa, dengan tabiat-Nya kasih.
-
Mengakui kekudusan dari Yesus, itulah Anak
Allah, di mana pekerjaan-Nya adalah penebusan, sesuai dengan firman iman.
-
Mengakui kekudusan dari Allah Roh Kudus.
Singkatnya; mengakui kekudusan dari Allah Trinitas,
itulah TUHAN Yesus Kristus.
Adapun seruan mereka YANG KEDUA adalah: “Yang
sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.”
Kalau kita bandingkan kalimat ini dengan Wahyu
1:8,17-18, seharusnya adalah yang ada dan yang sudah
ada dan yang akan datang, tetapi seruan dari empat makhluk ini
adalah yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.
Artinya, empat makhluk ini betul-betul meninggikan salib Kristus.
-
Yang ada = hidup.
-
Yang sudah ada = mati di atas
kayu salib.
-
Yang akan datang = hidup.
Kalau seruan dari empat makhluk ini diawali dengan
“yang sudah ada”, berarti empat makhluk ini betul-betul meninggikan korban
Kristus dalam kehidupan mereka. Meninggikan korban Kristus, berarti; menyangkal
diri, memikul salib, ikut TUHAN.
Wahyu 4:9-10
(4:9) Dan setiap kali
makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur
kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia
yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup
sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu,
sambil berkata:
Pada akhirnya, baik empat makhluk maupun dua puluh
empat tua-tua menyembah Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
Inilah kecepatan tinggi; tetapi kalau
berlambat-lambat, maka tidak akan sampai pada puncak rohani, itulah
penyembahan. “Kecepatan tinggi” itu membawa kita cepat-cepat berada dalam
penyembahan yang benar, sebagai puncak rohani.
Wahyu 5:8
(5:8) Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh
empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu
kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.
Tersungkurlah keempat makhluk di hadapan
takhta-takhta, dengan masing-masing memegang satu cawan emas, penuh dengan
kemenyan: itulah doa orang-orang kudus, dengan lain kata; hidup dalam doa
penyembahan.
Satu cawan emas penuh dengan kemenyan, di mana asap
dupa kemenyan naik di hadirat TUHAN, itu merupakan doa penyembahan, penyerahan
diri sepenuh untuk taat pada kehendak Allah.
Biarlah kita melayani TUHAN dalam kekuasaan dari
Roh-El Kudus sepenuhnya, dalam pengaruh Roh Kudus sepenuhnya supaya berada dalam
terang, transparan, “jernih bagaikan kristal”, sampai pada
akhirnya kita memiliki kecepatan yang sangat tinggi seperti kilat. Dan
kehidupan rohani kita secepat kilat juga sampai kepada penyembahan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment