IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 30 JUNI 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 103)
Subtema: KUASA INJIL KERAJAAN (INJIL
KESELAMATAN)
Shalom.
Puji TUHAN …
Oleh karena kasih dan kemurahan TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan
Ibadah Doa Penyembahan malam hari ini. Maka, kita tidak lupa mengucapkan puji
syukur dan terimakasih setinggi-tingginya kepada TUHAN; Dialah Kepala Gereja,
Dialah penyelamat tubuh. Dia juga Imam Besar yang memimpin kehidupan kita
sampai kepada penyembahan yang benar, membawa kehidupan kita bagaikan Anak
laki-laki yang dilahirkan oleh mempelai perempuan TUHAN; tiba-tiba dirampas ke
takhta Allah.
Kita patut
bersyukur kepada TUHAN; oleh karena rahmat-Nya yang besar, menyatakan kasih dan
kemurahan-Nya lewat pembukaan firman bagi kita sekaliannya. Kalau terjadi
pembukaan Firman TUHAN, maka pintu sorga terbuka bagi kita sekaliannya. Kalau
terjadi pembukaan Firman TUHAN, maka pintu-pintu yang tertutup akan terbuka.
TUHAN akan memberkati dengan limpah ruah. TUHAN akan memulihkan apa yang tidak
mungkin, segalanya mungkin, bahkan yang mati dihidupkan kembali. Itulah arti
dari ibadah, sehingga lewat ibadah ini betul-betul kita merasakan rahmat TUHAN
oleh karena pembukaan Firman TUHAN bagi kita.
Saya tidak
lupa menyapa umat TUHAN, anak-anak TUHAN, juga hamba-hamba TUHAN yang sedang
mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Sebentar
kita akan berada di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup,
maka marilah kita dengan rendah hati memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Doa Penyembahan pada malam ini. Segera saja kita sambut firman penggembalaan
untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada
jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu
dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
“Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.”
Suatu pernyataan dari Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami, supaya
setiap suami-suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab
itu, marilah kita segera untuk memperhatikan surat dari Rasul Paulus kepada jemaat
di Efesus.
Efesus
5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami
harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi
isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang
membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti
Kristus terhadap jemaat,
Suami-suami
di dalam hal mengasihi isterinya, dari pembacaan ini dinyatakan sebanyak dua
kali, yakni:
1. Efesus 5:25-27.
2. Efesus 5:28-29.
Kita akan
melihat terlebih dahulu BAGIAN PERTAMA, yaitu Efesus 5:25-27.
Efesus
5:25-26
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
Suami
mengasihi isterinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dengan jalan
menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Pendeknya:
Kasih dari seorang suami terhadap isterinya harus sama seperti kasih Kristus
terhadap sidang jemaat, yang dibuktikan dengan pengorbanan-Nya di atas kayu
salib. Dengan satu alasan yang pasti, yaitu; dikuduskan sesudah dimandikan
dengan air dan Firman TUHAN.
Berarti,
penyucian itu tidak berhenti hanya sebatas permandian air atau berada pada
Kolam Baptisan, tetapi lanjut dengan penyucian oleh air dan firman yang limpah
ruah. Mengapa demikian? Karena kita tidak akan mungkin mengalami penyucian
hanya dengan satu atau dua ayat firman yang disampaikan oleh setiap hamba-hamba
TUHAN.
Kalau kita
mau mengalami penyucian oleh air dan firman, berarti pemberitaan firman itu
harus limpah. Tidak mungkin kita dapat mengalami penyucian dengan menyampaikan
satu atau dua ayat firman, lalu ditambahkan dengan cerita-cerita dunia,
dongeng-dongeng nenek tua, takhayul-takhayul atau pun cerita-cerita isapan
jempol; itu sesuatu yang tidak mungkin.
Selanjutnya,
kita akan melihat AIR dan FIRMAN YANG LIMPAH RUAH.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air
kehidupan mengalir keluar dari “takhta Allah” dan “takhta Anak
Domba.” Jelas, inilah yang disebut dengan air Firman Allah yang limpah
ruah.
Mari,
terlebih dahulu kita melihat tentang: Sungai air kehidupan yang mengalir
keluar dari TAKHTA ALLAH.
Sungai air
kehidupan yang mengalir keluar dari “takhta Allah” disebut juga dengan Injil
Kerajaan atau Injil Keselamatan.
Berkaitan
dengan hal itu, kita akan segera memperhatikan INJIL KESELAMATAN dalam Efesus
1.
Efesus
1:13-14
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu
telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam
Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu. (1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita
sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik
Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Injil
Keselamatan berkuasa untuk menjadikan hidup gereja TUHAN sebagai milik
kepunyaan Allah yang telah “dimeteraikan” oleh Roh Allah itu sendiri. Jadi, Roh
Allah merupakan meterai dari milik kepunyaan Allah, atau sebaliknya, meterai
dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Kudus.
Biarlah kita
semua menghargai Injil Keselamatan, karena Injil Kerajaan -- yang disebut juga
Injil Keselamatan -- berkuasa untuk menjadikan hidup gereja TUHAN, hidup
anak-anak TUHAN, hidup orang Kristen menjadi milik kepunyaan Allah yang
dimeteraikan oleh Roh Allah itu sendiri. Oleh sebab itu, hargailah Injil
Keselamatan yang telah diperdengarkan dari sorga, dari Allah, bagi kita di
tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Kita datang
beribadah tidak boleh dengan rutinitas, tidak boleh hanya sebatas ibadah ceremonial,
tidak boleh datang hanya untuk menjalankan ibadah liturgis atau ibadah lahiriah
atau ibadah Taurat; tetapi harus dengan sungguh-sungguh, sehingga kuasa dari Injil Kerajaan -- yang disebut
juga Injil Keselamatan -- itu menjadikan kita sebagai milik kepunyaan Allah.
Wahyu 7:1-4
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat
malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin
bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di
pohon-pohon. (7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari
tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru
dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan
bumi dan laut, (7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut
atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi
mereka!" (7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan
itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku
keturunan Israel.
Satu sisi,
“empat malaikat” berada pada keempat penjuru bumi, itulah Timur, Barat, Utara,
Setan. Dan pekerjaan mereka ialah menahan angin supaya jangan bertiup, supaya
jangan menerpa darat, laut dan juga jangan menerpa pohon-pohonan.
Kemudian,
dalam kesempatan yang lain, muncul “satu malaikat” yang lain dari tempat
matahari terbit. Jelas, ini adalah satu malaikat yang diutus dan datang dari
Allah, karena kasih Allah itu sendiri.
Kemudian,
“satu malaikat” yang muncul dari tempat matahari terbit membawa meterai Allah
yang hidup. Dan jumlah mereka yang dimeteraikan di sini ialah 144.000 (seratus
empat puluh empat ribu) dari 12 (dua belas) suku keturunan Israel atau Yakub.
Jelas,
meterai Allah ada pada dahi mereka sebagai tanda milik kepunyaan Allah. Milik
kepunyaan Allah itu, meterainya adalah Roh Kudus; dan Roh Kudus itu
dimeteraikan pada dahi mereka.
Seorang
hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, juga ada meterainya. Manakala
ada dua tiga sidang jemaat, di mana dalam penggembalaan disebut dua tiga ekor
domba-domba, itulah meterai dari seorang hamba TUHAN yang sudah menerima
jabatan gembala. Jadi, sebutan apa saja selalu ada meterainya, supaya segala
sesuatu yang kita kerjakan ini pasti dan jelas.
Seseorang
yang berada pada kedudukan imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN juga ada
meterainya; jelas, oleh karena darah salib dan kematian kebangkitan Yesus
Kristus.
Maka, --
sedikit melebar -- seorang hamba TUHAN, seorang pelayan TUHAN, imam-imam yang
melayani di tengah ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan, kiranya betul-betul
menghargai pengalaman kematian dan kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus; Dialah
Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorgawi.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba
berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat
ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama
Bapa-Nya.
Di dahi dari
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang tertulis nama-Nya dan
nama Bapa-Nya sebagai meterai dari Allah.
Singkatnya,
isi dari seluruh pemikiran mereka itu hanya ada Firman Allah sebagai
“kebenaran” dan hanya ada “kasih dari Allah Bapa Sorgawi”. Dengan kata lain,
Firman Allah sudah menjadi daging dalam kehidupan mereka, Firman Allah sudah
mendarah daging dalam kehidupan mereka, atau Firman Allah sudah menjadi praktek
dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau firman
sudah menjadi daging, kalau firman sudah menjadi praktek dalam kehidupan
sehari-hari, maka apapun yang terjadi, mereka yang telah dimeteraikan itu tidak
akan terpisahkan lagi dari kasih Allah; baik oleh pedang, baik oleh karena
kelaparan, baik oleh karena aniaya, bahkan maut sekalipun tidak dapat
memisahkan.
Jadi, dari
apa yang kita terima malam ini; kehidupan yang sudah dimeteraikan oleh Allah
dengan Roh Kudus-Nya lewat kuasa Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil
Keselamatan --, itu merupakan hal yang sangat mulia dari TUHAN, yang dinyatakan
oleh TUHAN kepada kita saat ini.
Oleh sebab
itu, janganlah kita keras hati; jangan kita sombong; jangan kita bermain-main
dengan segala sesuatu yang TUHAN nyatakan ini kepada kita.
Sekali lagi
saya sampaikan: Firman Allah sudah mendarah daging dalam kehidupan mereka,
Firman Allah sudah menjadi praktek, sehingga apapun yang terjadi, tidak
terpisahkan dari kasih Kristus. Sekalipun menghadapi kelaparan, pedang, aniaya
dan lain sebagainya, atau mungkin belum bekerja, namun tetap tidak terpisahkan
dari kasih Kristus, bahkan oleh maut sekalipun; itulah kehidupan yang
dimeteraikan oleh Allah, itulah milik kepunyaan Allah.
Isi dari
seluruh pemikiran mereka hanya ada nama-Nya dan nama Bapa-Nya;
tidak ada yang lain lagi, tidak memikirkan yang aneh-aneh (yang tak suci).
Lebih jauh
kita melihat KEHIDUPAN YANG DIMETERAIKAN ini dalam Yehezkiel; sebab tentang
“milik kepunyaan” ini juga sudah dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel; dia tidak
melalaikan apa yang dipercayakan oleh TUHAN kepada Yehezkiel ini, dia adalah
seorang penjaga yang baik dan bertanggung jawab dengan tugasnya di hadapan
TUHAN, dia memperhatikan domba-domba Allah, dia peduli dengan domba-domba
Allah.
Yehezkiel
9:3-4
(9:3) Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah
terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan
Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di
sisinya. (9:4) Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari
tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi
orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang
dilakukan di sana."
Tulislah
huruf T di dahi mereka. Berarti,
isi dari seluruh pemikiran hanya ada “huruf T”, itulah “Theo”, artinya;
TUHAN dan salib-Nya dan kasih Allah yang besar dari sorga, tidak ada yang lain.
Sehingga, kehidupan mereka yang sudah dimeteraikan itu rela mengalami
penderitaan dan keluh kesah yang begitu hebat pada saat itu.
Jadi, sudah
sangat jelas, bahwa; kehidupan yang dimeteraikan -- itulah milik kepunyaan
Allah -- ini tidak terpisahkan lagi dari kasih Allah, dari kasih Kristus.
Sekalipun mengalami banyak aniaya, banyak penderitaan, keluh kesah yang mereka
alami, namun mereka tetap tidak terpisahkan dari kasih Allah.
Oleh sebab
itu, saya berharap kita semua mau menghargai salib Kristus, tidak perlu harus
bersungut-sungut; sebab itu merupakan praktek dari Firman Allah yang sudah
termeterai (tertulis) di dalam seluruh pemikiran kita ini.
Yehezkiel
9:6
(9:6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara,
anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua
orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan
mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua
yang berada di hadapan Bait Suci.
“Orang-orang
tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan,
bunuh dan musnahkan!”
Jadi, Yehezkiel
9:6 ini sama dengan Wahyu 7:3-4, di mana empat malaikat diutus
kepada empat penjuru bumi, yang mana pekerjaan mereka ialah menahan supaya angin
jangan menerpa darat, laut dan pohon-pohonan, sebelum milik kepunyaan Allah
(hamba-hamba Allah) dimeteraikan pada dahi mereka.
Namun,
perhatikan ayat 4 bagian B: “Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T
itu, jangan singgung!”
Milik
kepunyaan Allah yang memiliki tanda “huruf T” di dahi ada pemeliharaan, ada
perlindungan, ada pembelaan, tidak diizinkan untuk disinggung sekalipun.
Jadi,
sebetulnya kita patut bersyukur jika menjadi milik kepunyaan Allah. Hanya orang
yang tidak mengerti rencana Allah sajalah yang di dalam pemikirannya hanyalah
pemikiran daging, sehingga manakala nanti pada saat waktunya tiba, maka lihat
saja; mereka yang tidak menerima meterai Allah pada dahinya, mereka itu nanti
akan disinggung, tidak mendapat pemeliharaan, perlindungan, pembelaan dari
TUHAN, bila tiba waktu-Nya.
Tetapi semua
orang yang ditandai dengan “huruf T” itu jangan disinggung, berarti;
dipelihara, dibela, dilindungi oleh TUHAN pada masa kesesakan, pada puncak
malam, pada puncak kesesakan terjadi.
Jangan
saudara berpikir bahwa aniaya antikris itu hanyalah sebuah cerita, dongeng,
khayalan, fiktif, tidak nyata. “Aniaya antikris” adalah sesuatu yang nyata,
yang kelak akan terjadi. Apabila pembinasa keji berdiri di tempat kudus, itulah
puncak malam, puncak kesesakan, di situlah aniaya besar terjadi.
Coba, kalau
jari atau jempol kaki saudara terinjak oleh kaki kursi atau kaki meja, lalu
kursi atau meja itu diduduki oleh seseorang. Kemudian, tidak berhenti sampai di
situ; jari atau ujung kaki dipotong perlahan-lahan, sedikit demi sedikit
dipotong (diiris). Lalu diberikan pertanyaan: “masih mau ikut TUHAN” atau “mau
ikut golongan antikris” ? Kalau misalnya tetap bertahan dan memberi jawaban:
“ikut TUHAN”, maka konsekuensinya adalah jari dipotong (diiris) sedikit demi
sedikit. Jika masih tetap bertahan dan tetap ikut TUHAN, maka jari dipotong
(diiris) kembali sedikit demi sedikit. Kalau seperti ini keadaannya, sampai
berapa lama saudara bisa bertahan?
Jangankan
seperti itu; sedikit saja kita “disinggung” oleh orang lain, perasaan manusia
daging ini sudah langsung tersinggung. Nasihat yang baik saja disampaikan
tersinggung, apalagi pada saat aniaya besar antikris terjadi?
Oleh sebab
itu, inilah pentingnya Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan
--, supaya kita semua menjadi milik kepunyaan Allah yang dimeteraikan dengan
Roh Kudus-Nya. Jangan sesekali kita mengeluh. Ikutilah rencana Allah yang besar
ini.
Kemudian,
pada ayat 4 juga dikatakan: “Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu
mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.”
Malam ini
saya sampaikan dengan tandas: Tetaplah berada di dalam Bait Suci Allah.
Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, dengan lain kata;
terimalah Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --. Sekali lagi
saya tandaskan: Tetaplah berada di dalam Bait Suci Allah. Apapun yang terjadi,
jauh lebih baik kita bertahan untuk tetap berada di dalam Bait Suci Allah hari
ini, bertahan untuk menerima Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil
Keselamatan --, dari pada menghadapi puncaknya malam namun kita tidak sanggup
berbuat apa-apa.
Kalau sampai
hari ini kita masih dapat bertahan di dalam Bait Suci Allah; ini merupakan
bagaikan mendapat lotre atau mendapat undian, atau menerima jubah yang maha
indah. Untuk mendapat jubah yang maha indah itu bagaikan mendapat undi (lotre),
itulah kemurahan bagi kita semua.
Lihatlah
INJIL KERAJAAN -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- lebih jauh di dalam Injil
Matius 24.
Matius
24:3-12
(24:3) Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun,
datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan
Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan
terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"
Biarlah kita
selalu ada di Bukit Zaitun, itulah doa penyembahan. Berarti sama seperti
bercakap-cakap sendirian dengan TUHAN; hanya antara 12 (dua belas) murid dengan
Yesus sendirian. Bukankah ini adalah hak istimewa yang tidak dimiliki oleh
orang banyak?
Apa kelebihannya
kalau kita bercakap-cakap sendirian dengan TUHAN?
Di sini
dikatakan: Kata mereka:“Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi
dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Jelas, kita
berada dalam rencana Allah yang besar, kita bisa mengerti semua tanda-tanda
sesuai dengan rencana-rencana yang dinyatakan oleh TUHAN.
Matius
24:4-5
(24:4) Jawab Yesus kepada mereka:
"Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! (24:5)
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah
Mesias, dan mereka akan menyesatkan
banyak orang.
Banyak orang
akan datang dan memakai nama TUHAN dan berkata: “Akulah Mesias” Jadi,
Mesias palsu akan bermunculan, dengan tujuan untuk menyesatkan banyak orang.
Matius
24:6-8
(24:6) Kamu akan mendengar deru perang
atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu
gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (24:7)
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan
ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (24:8)
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Kemudian,
peristiwa berikutnya:
-
Terdengar deru perang atau kabar-kabar tentang
perang, sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Namun, tidak berhenti sampai di situ.
-
Selanjutnya, akan ada kelaparan dan gempa bumi di
berbagai tempat.
Tetapi
semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
Itu semua
akan terjadi. Kalau memang kita masih hidup, berarti peristiwa itu semua akan
kita lalui.
Matius 24:9
(24:9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya
disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua
bangsa oleh karena nama-Ku,
Kemudian,
lebih dahsyat lagi:Anak-anak TUHAN akan diserahkan untuk disiksa. Kemudian,
sebagian ada yang dibunuh. Anak-anak TUHAN akan dibenci oleh bangsa-bangsa
karena nama TUHAN Yesus, karena nama-Nya dan nama Bapa-Nya sudah dituliskan di
dahi.
Matius 24:10
(24:10) dan banyak orang akan murtad dan
mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.
Tetapi di
sisi yang lain: Banyak orang akan murtad, banyak orang mengundurkan
diri, tidak kuat menyangkal diri dan memikul salib untuk mengikut TUHAN.
Matius
24:11-12
(24:11) Banyak nabi palsu akan muncul dan
menyesatkan banyak orang. (24:12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan,
maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Lalu, oleh
karena makin bertambahnya kedurhakaan (pemberontakan demi pemberontakan
terjadi di hadapan TUHAN), maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Peristiwa-peristiwa
yang tertulis dalam Matius 24:4-12 yang dibagi dalam beberapa fase ini
akan dilewati oleh anak-anak TUHAN, orang-orang Kristen. Tetapi, seperti apa
keberadaan dari orang Kristen yang dapat bertahan menghadapi peristiwa ini?
Matius
24:13-14
(24:13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada
kesudahannya akan selamat. (24:14) Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu
barulah tiba kesudahannya."
Biarlah
kiranya kita bertahan dan betul-betul menerima Injil Kerajaan -- yang disebut
juga Injil Keselamatan --, sehingga kita mampu melewati peristiwa demi
peristiwa yang sangat menyakitkan dan menggemparkan hati ini.
Kita butuh
Injil Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan --, itulah sungai air
kehidupan yang mengalir keluar dari “takhta Allah”, yang memberikan
keselamatan.
Bertahanlah.
Apa yang bisa membuat kita “bertahan”? Jelas, Injil Kerajaan -- yang disebut
juga Injil Keselamatan -- berkuasa untuk menjadikan kita sebagai milik kepunyaan
Allah yang tentu dimeteraikan oleh Roh Kudus.
Kurang apa
baiknya TUHAN? Dengan gamblang Dia menceritakan; seluruh isi hati-Nya
dinyatakan kepada kita lewat perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Kurang apa baiknya TUHAN?
Kalau kita
adalah seorang yang bijaksana, pastilah akan mau menerima segala
rencana-rencana yang TUHAN sudah susun. Sebaliknya, seorang pencemooh, orang
yang bebal, dungu, tidak mau berubah, betah membelakangi TUHAN, maka orang
semacam ini tidak mengerti rencana TUHAN. Pemikirannya hanya sesaat di dunia
ini.
Mungkin saja
hari ini dia dapat menikmati;
-
seluruh daging dan keinginannya,
-
Dunia dan arusnya,
-
Roh jahat dan roh najis,
tetapi
ingat; kehidupan semacam ini tidaklah bertahan lama, sebab mereka bukan milik
kepunyaan Allah.
Bertahanlah
sampai kesudahannya. Berikanlah dirimu diteguhkan oleh Injil Kerajaan -- yang
disebut juga Injil Keselamatan --.
Kita
bersyukur, TUHAN memperhatikan kita, bagaikan kita berada di Bukit Zaitun
bercakap-cakap sendiri dengan Dia. Inilah hak istimewa yang tidak dimiliki oleh
kebanyakan orang Kristen.
Biarlah kita
hidup dan berada di dalam doa penyembahan, bagaikan berada di Bukit Zaitun,
yang sebetulnya itu merupakan hak istimewa. Namun, mengapa hak istimewa ini
justru diabaikan?
Saya tahu,
selama Virus Corona (Covid-19) ini mewabah, kita hanya tergembala lewat Online
atau live streaming video internet Youtube, Facebook, dan saya rasa
betul: kemerosotan sedang terjadi. Tetapi TUHAN sedang membangunkan kembali
kehidupan rohani kita masing-masing pada malam ini.
2 Korintus
1:21-22
(1:21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami
bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (1:22)
memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di
dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Lewat Injil
Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- berkuasa meneguhkan kita
bersama-sama di dalam Kristus Yesus; bagaikan Rasul Paulus bersama dengan
sidang jemaat di Korintus diteguhkan di dalam Kristus Yesus.
Kemudian, “
… adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya …”
Allah mengurapi, berarti memeteraikan tanda milik kepunyaan-Nya, sebab Roh
Kudus yang ada di dalam hati kita, itu merupakan jaminan dari semua yang
telah disediakan untuk kita. Meterai Allah, yang adalah Roh Allah,
merupakan jaminan dari segala yang telah disediakan.
TUHAN Yesus
baik. Tidak terselami jalan-jalan TUHAN, bukan? Hal-hal yang tersembunyi
ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan adalah
bagian kita, supaya kita betul-betul mau diteguhkan oleh kuasa dari Injil
Kerajaan -- yang disebut juga Injil Keselamatan -- di dalam Kristus Yesus. Dan
Allah akan mengurapi, memeteraikan dengan Roh Kudus-Nya, sebab meterai Roh
Kudus merupakan jaminan dari segala yang akan disediakan bagi kita, termasuk
hidup yang akan datang.
2 Korintus
5:4-5
(5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah
ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian
yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh
hidup. (5:5) Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal
itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala
sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
Roh Kudus
yang dimeteraikan Allah merupakan jaminan segala sesuatu yang telah
disediakan bagi kita. Oleh sebab itu, jangan sesekali kita mendukakan Roh
Kudus. Roh Kudus itu peka dan sensitif, maka kita juga harus peka dan sensitif.
Jangan kita bermasa bodo.
Lihat,
contoh orang yang sensitif dan peka terhadap Roh Kudus: Kalau sudah tahu
bahwa perkara itu adalah hal yang salah, maka jangan dilanggar dengan melakukan
hal yang salah itu. Kalau itu untuk berbuat baik, maka lakukan saja.
Karena, meterai Allah, itulah Roh Kudus, adalah jaminan dari segala sesuatu
yang akan disediakan TUHAN bagi kita, termasuk Kerajaan Sorga. Jadi, Roh Kudus
itu harus dipelihara, jangan dibuat berduka.
Contohnya:
Kalau memang saudara sudah selesai makan, bawalah piring saudara itu lalu
bersihkan. Jangan sesuka hati menaruh piring kotor itu lalu pergi begitu saja.
Ini contoh kecil saja. Jangan buat Roh Kudus itu berduka.
Apalagi
seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN sangatlah membutuhkan pengurapan -- itulah
meterai Roh Kudus -- supaya kita boleh dipakai untuk melayani pekerjaan yang
suci, yang mulia ini. Biarlah kiranya hal ini dipahami dengan baik.
Efesus 4:30
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan
Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari
penyelamatan.
Injil
Kerajaan berkuasa untuk menyelamatkan kita; oleh sebab itu, janganlah kita
mendukakan Roh Kudus Allah.
Saat kapan
Roh Kudus berduka? Saat ada kematian, sama artinya; hidup di dalam hawa nafsu
dan keinginan daging yang jahat = mati rohani. Mati rohani karena hidup menurut
hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat; saat itulah Roh Kudus
berduka.
Efesus 4:31
(4:31) Segala kepahitan, kegeraman,
kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang
dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Praktek mati
rohani, antara lain; kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah,
termasuk kejahatan, biarlah itu semua dibuang, sebab itu merupakan
perbuatan daging yang mematikan hidup rohani.
1. Kepahitan. Pahit karena ulah orang lain, itu harus dibuang.
Pahit karena anak dibuang oleh orang tua, itu juga harus dibuang.
2. Kegeraman, itu juga harus dibuang.
3. Kemarahan. Apalagi marah tanpa sebab, itu juga harus buang.
4. Pertikaian, juga harus dibuang.
5. Fitnah, juga harus dibuang.
6. Sampai kepada segala jenis kejahatan,
juga harus dibuang.
Efesus 4:32
(4:32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang
terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Tetapi,
supaya rohani kita tetap hidup, maka yang harus kita perbuat ialah;
1. Ramah seorang terhadap yang lain.
2. Penuh kasih mesra.
3. Saling mengampuni.
Kasih mesra
itu ada karena kasih Agape. Kemesraan di tengah ibadah pelayanan di dalam
penggembalaan ini jangan lebih dari kasih Agape. Dalam keadaan situasi kondisi
apapun, baik ketika duduk maupun berdiri, di mana pun berada, jangan lebih dari
kasih Agape. Pekalah sedikit. Belajarlah untuk memelihara Roh Allah,
memelihara Roh Kudus sebagai meterai dari Allah kepada kita semua.
Roma 8:35-39
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari
kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan
atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (8:36) Seperti ada
tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari,
kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi
dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang
telah mengasihi kita. (8:38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang, (8:39) atau kuasa-kuasa, baik yang di
atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Perkara
apapun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Perkara apapun, dimulai
dari 7 (tujuh) perkara di atas, antara lain; (1) penindasan, (2) kesesakan,
(3) penganiayaan, (4) kelaparan, (5) ketelanjangan, (6)
bahaya, sampai kepada (7)
pedang sekalipun; biarlah kita hadapi, dan alami sebagai tanda bahwa kita
tidak terpisahkan dari kasih Kristus. Oleh siapa pun dan oleh apa pun tidak
terpisahkan dari kasih Kristus bahkan rela menjadi domba sembelihan.
Inilah
keteguhan yang TUHAN nyatakan kepada kita malam ini lewat Injil Kerajaan --
yang disebut juga Injil Keselamatan --. Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut
dan gentar. Mengucap syukurlah kepada TUHAN kalau sampai hari ini kita bertahan
di dalam Bait Suci Allah, karena TUHAN mau menyatakan rencana-rencana-Nya yang
indah di dalam kehidupan kita masing-masing.
Sekarang ini
kita sedang bercakap-cakap sendirian dengan TUHAN di Bukit Zaitun; lewat doa
penyembahan, kita tundukkan kepala, sujud di bawah kaki salib-Nya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment