IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 JULI 2020
KITAB RUT
(Seri: 102)
Subtema: PERTEMUAN
BOAS DAN RUT DI LADANG BOAS
Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya
memenuhi setiap kehidupan kita sekaliannya.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN,
hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya TUHAN kiranya
membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu
berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh
TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan
yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita,
dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Lagi kata Naomi kepada Rut, menantunya: "Orang
itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Singkatnya, Naomi menjelaskan kepada Rut, menantunya
itu, bahwasanya Boas adalah kerabat atau kaum terdekat dari Elimelekh,
suaminya; ia adalah salah seorang yang wajib menebus mereka (Naomi dan Rut).
Imamat 25:23-25
(25:23) "Tanah
jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang
asing dan pendatang bagi-Ku. (25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah
kamu memberi hak menebus tanah.(25:25)
Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari
miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat
harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.
Di sini kita melihat; peraturan dan ketentuan yang
berlaku di Israel, yaitu diberi hak untuk menebus tanah. Misalnya, apabila
orang menjual tanahnya karena jatuh miskin, maka seorang kaumnya yang terdekat
harus datang dan menebus tanah yang dijualnya itu. Di mana penggenapannya telah
dikerjakan oleh pribadi TUHAN Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu di atas
kayu salib, sebagaimana dengan apa yang tertulis dalam Matius 20:28.
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya untuk menebus orang-orang yang
terjual kepada maut. Biarlah kiranya kita datang dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah kita di hadapan TUHAN di mana di tengah-tengahnya
kita datang untuk melayani TUHAN, bukan untuk dilayani.
Contoh: Naomi serta Elimelekh, suaminya, dan kedua
anaknya pernah menjual tanah milik pusaka mereka lalu pergi ke Moab; namun pada
akhirnya, Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya karena ditinggal mati
setelah mereka berada di Moab. Sedangkan Rut, menantu Naomi, adalah bangsa Moab
atau bangsa kafir. Singkatnya, baik Naomi maupun Rut telah terjual kepada maut.
Tetapi, kita sudah melihat suatu ketetapan dan
peraturan yang telah ditentukan bagi bangsa Israel, yaitu; apabila ada tanah
yang terjual, maka wajiblah seorang kerabat yang terdekat datang untuk menebus
tanah yang dijual itu.
Kita kembali membaca Imamat 25.
Imamat 25:23-24
(25:23) "Tanah
jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang
asing dan pendatang bagi-Ku. (25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah
kamu memberi hak menebus tanah.
Boas rohani, itulah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus,
kerabat yang terdekat; Dia telah datang ke dunia untuk menebus kehidupan kita
yang terjual kepada maut.
Kesimpulannya: Naomi mengajarkan tentang pekerjaan
penebusan dan tentang pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan oleh TUHAN
Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota dua ribu tahun yang lalu.
Kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:19
(2:19) maka berkatalah
mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja
hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!"
Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya:
"Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."
Setelah Naomi bertanya kepada Rut, lalu Rut menjawab: "Nama
orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." Dari pernyataan Rut
ini, maka sangat jelas sekali menunjukkan bahwa; pada awalnya Rut sama sekali
belum mengenal siapakah Boas itu, dengan lain kata; Rut sama sekali tidak
mengenal Boas sebelumnya.
Tetapi pada ayat 20, Naomi telah menjelaskan
tentang pribadi Boas rohani, itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus dengan segala
pekerjaan penebusan dan pendamaian oleh korban-Nya di atas kayu salib.
Kita akan melihat KEADAAN BANGSA KAFIR sebelum
mengenal TUHAN.
Efesus 2:12
(2:12) bahwa waktu itu
kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia.
Keadaan dari bangsa kafir atau orang-orang di luar
TUHAN -- yang belum mengenal TUHAN Yesus Kristus -- adalah:
Yang Pertama: “Tanpa Kristus” = tubuh tanpa
kepala, sehingga tubuh menjadi liangnya serigala dan sarangnya burung.
-
Serigala à roh jahat, di mana pekerjaannya ialah
menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga domba-domba menjadi
liar, tidak tergembala.
-
Burung à roh najis, di mana pekerjaannya ialah
menghambat pembangunan tubuh Kristus, sama dengan; merusak nikah suci, merusak
hubungan intim dengan TUHAN.
Yang Kedua: “Tidak termasuk kewargaan Israel”
Yang Ketiga: “Tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan
yang dijanjikan”
Yang Keempat: “Tanpa pengharapan”
Yang Kelima: “Tanpa Allah di dalam dunia”
Pendeknya: Pada akhirnya, bangsa kafir akan binasa,
berujung pada kebinasaan. Itulah Rut, karena ia merupakan bangsa Moab, bangsa
kafir, bukan bangsa Israel.
Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang
di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi
"dekat" oleh darah Kristus.
Tetapi oleh karena darah salib Kristus, oleh karena
korban Kristus; bangsa kafir yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat. Dahulu kita
tidak mengenal TUHAN, dahulu kita jauh dari TUHAN, tetapi pada akhirnya menjadi
dekat oleh karena darah salib Kristus, menjadi dekat dengan TUHAN oleh karena
kasih dan kemurahan TUHAN bagi kita semua.
Setelah mendengarkan jawaban Rut bahwa ia bekerja di
ladang Boas, maka langsung saja Naomi, mertua Rut, menjelaskan pribadi Boas
rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, dengan segala pekerjaan-Nya, yaitu;
penebusan dan pendamaian yang dikerjakan di atas kayu salib; oleh darah salib,
yang jauh menjadi dekat.
Kita bersyukur kepada TUHAN; oleh karena rahmat dan
kasih karunia yang dianugerahkan, maka yang jauh menjadi dekat. Kalau kita
menyadari diri bahwa hidup ini hanya karena kasih karunia, maka tentu kita
takut untuk tidak hidup di dalam kuasa dari kasih Allah, kita takut tidak
berada di dalam naungan kasih Allah, karena kita ini betul-betul ditebus
sehingga menjadi milik kepunyaan TUHAN.
Jadi, kalau kalau kita menyadari bahwa kita adalah
milik kepunyaan TUHAN, maka kita takut untuk sengaja berbuat dosa kejahatan
apalagi dosa kenajisan; kalau kita menyadari itu.
Efesus 1:7-8
(1:7) Sebab di dalam
Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan
dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, (1:8) yang
dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
Oleh darah salib Kristus, kita beroleh penebusan,
yaitu pengampunan dosa.
Pendeknya; kita diampuni oleh karena kemurahan hati
TUHAN. Kalau Yesus berkorban kepada yang “jauh”, itulah bangsa kafir, kehidupan
yang berdosa, tentu itu semua karena kemurahan hati TUHAN.
Proses untuk menerima kemurahan dari TUHAN -- itulah
kasih karunia-Nya -- sehingga kita memperoleh pengampunan ialah lewat “hikmat”
dan “pengertian”, yaitu pembukaan rahasia firman. Jadi, kita butuh
pembukaan rahasia firman senantiasa dinyatakan dalam setiap pertemuan-pertemuan
ibadah kita ini. Dalam pembukaan rahasia firman itulah segala yang tertutup
akan tersingkap; segala yang tersembunyi akan terbuka.
Saat ini kita belum bisa melihat secara kasat mata
kondisi dan keadaan dari Kerajaan Sorga. Tetapi lewat pembukaan rahasia firman,
maka rahasia Sorga juga akan nampak dengan jelas, sehingga mata batin ini
melihat seperti apa suasana Kerajaan Sorga.
Tidak mungkin kita mendapat pengertian tentang
penebusan dan pengampunan dosa oleh darah salib yang dikerjakan oleh Boas
rohani dua ribu tahun yang lalu, kalau Firman TUHAN tidak dibukakan malam ini;
itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. Kita tidak mengerti soal pekerjaan
penebusan dan soal pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus, Anak
Allah, atau disebut juga Boas rohani, dua ribu tahun yang lalu di atas kayu
salib di bukit Golgota, kalau rahasia firman tidak dibukakan. Jadi, dari
sinilah kita mengerti betapa TUHAN itu luar biasa di dalam hal mengasihi kita
semua.
Terlebih dahulu kita melihat HIKMAT dan PENGERTIAN.
Efesus 3:1-3
(3:1) Itulah sebabnya
aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu
orang-orang yang tidak mengenal Allah (3:2) -- memang kamu telah
mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan
kepadaku karena kamu, (3:3) yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan
kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.
Perikop ayat ini adalah “Rahasia panggilan
orang-orang yang bukan Yahudi”, itulah bangsa kafir yang dahulu tidak
mengenal TUHAN.
Menurut pengakuan dari Rasul Paulus kepada kita,
bawasanya; Allah mempercayakan pembukaan rahasia firman kepada Rasul Paulus,
dan pembukaan rahasia firman itu dinyatakan kepada dia dengan wahyu. Wahyu,
berarti; rahasia Kerajaan Sorga.
Efesus 1:16-17
(1:16) aku pun tidak
berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam
doaku, (1:17) dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu
Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk
mengenal Dia dengan benar.
Oleh karena roh hikmat dan wahyu, yakni pembukaan
rahasia firman, maka sidang jemaat di Efesus mengenal Dia dengan benar. Jadi,
lewat pembukaan rahasia firman (roh hikmat dan wahyu), kita mengenal TUHAN
dengan benar, kita mengenal TUHAN, kita mengenal pekerjaan-Nya yang telah Dia
kerjakan di atas kayu salib dua ribu tahun yang lalu, itulah korban penebusan
dan korban pendamaian untuk bangsa yang tidak mengenal TUHAN, itulah bangsa
kafir.
Kita ini adalah bangsa kafir, bukan bangsa Israel.
Tetapi oleh karena darah salib, malam ini kita menikmati pembukaan firman (roh
hikmat dan wahyu) untuk mengenal Dia dengan benar, mengenal Dia dan
pekerjaan-Nya yang telah Ia kerjakan di atas kayu salib. Tentu, kita bersyukur
dalam hal itu. Bayangkan, andaikata kita tidak mendapatkan pembukaan firman
dalam setiap pertemuan ibadah, maka bangsa kafir habis, binasa, lenyap. Inilah
yang menjadi doa dan kerinduan dari Rasul Paulus kepada sidang jemaat di
Efesus.
Jadi, seorang hamba TUHAN, gembala sidang atau
pemimpin rumah TUHAN harus berdoa terus menerus tanpa henti dan bergumul di
dalam hal menantikan pembukaan rahasia firman di bawah kaki salib TUHAN untuk
selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat dalam pertemuan-pertemuan ibadah.
Untuk kesekian kali saya bersaksi; jujur, saya tidak
berhenti dalam doa dan senantiasa bergumul di kaki salib TUHAN, tidak cukup
hanya satu jam, melainkan berjam-jam, dua sampai tiga jam, untuk menantikan
pembukaan rahasia firman, untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat
dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
Jadi, sidang jemaat harus belajar untuk menghargai
korban Kristus. Kalau TUHAN sudah bukakan firman-Nya, itu karena kasih dan
kemurahan-Nya; oleh sebab itu, belajarlah untuk menghargai korban Kristus.
Jangan bersungut-sungut manakala kita harus bekerja melayani pekerjaan TUHAN;
tidak perlu bersungut-sungut, karena lebih dari apa yang kita kerjakan sudah
TUHAN berikan, itulah keselamatan jiwamu, jiwaku, jiwa kita semua lewat
pembukaan firman.
Hanya orang yang belum mengerti rencana TUHAN datang
dengan terpaksa untuk beribadah dan datang dengan terpaksa untuk melayani
TUHAN. Tetapi andaikata ia memperoleh pengertian yang baik, yang benar, yang
suci, yang mulia dari TUHAN, lewat pembukaan rahasia Firman TUHAN, maka dia
dapat menyenangkan hati TUHAN lewat ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan
ini. Kalau tidak mempunyai pengertian, maka seseorang tidak bisa menyenangkan
hati TUHAN. Datang beribadah tanpa pengertian, datang melayani tanpa
pengertian, sesungguhnya ia tidak bisa menyenangkan hati TUHAN.
Menyenangkan hati TUHAN itu bukan saja tubuh yang
terlihat baik, tetapi lahir batin , tubuh jiwa dan roh, hati pikiran dan
perasaan betul-betul menyenangkan hati TUHAN. Orang yang menyenangkan hati
TUHAN, ia tidak peduli dengan dirinya; entah ia tersakiti, entah ia dihina, ia
tidak peduli dengan dirinya, tetapi yang penting adalah hati TUHAN senang,
karena dia sadar bahwa lebih dari apa yang dia alami (rasakan) sekarang, lebih
dari apa yang dia kerjakan, telah TUHAN sediakan, yaitu keselamatan jiwa,
kerajaan kekal, bahagia bersama-sama dengan Dia untuk selama-lamanya di dalam
Kerajaan Sorga.
Orang benar itu tidak pernah terusik, karena dia tahu
apa yang dia kerjakan. Berbeda dengan orang lumpuh; kalau dia diusik dengan
berkata “Hai, orang lumpuh” pasti dia tidak terima, percayalah. Coba
saudara usik orang buta, dengan berkata: “Hai, orang buta” pasti dia
menyerang balik. Tetapi orang benar tidak akan terusik dengan salib karena dia
tahu apa yang dia kerjakan.
Jadi, apapun sikap kita di hadapan TUHAN, semua itu
TUHAN tahu; hanya TUHAN ajarkan kita supaya “jangan berbantah-bantah.”
Andaikata saya tunjuk dosa seseorang “kamu melakukan dosa jahat, kamu
melakukan dosa najis” pasti akan berbantah-bantah. Biarlah kiranya kita
semakin bijaksana oleh karena pembukaan firman; oleh sebab itu, bersikaplah
dewasa.
2 Korintus 4:3-5
(4:3) Jika Injil yang
kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan
binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya
telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. (4:5) Sebab bukan
diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri
kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
Inti dari pembukaan rahasia firman ialah pribadi Yesus
Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat.
Itulah inti dari pembukaan firman, itulah yang harus diberitakan, yaitu
pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan di atas kayu salib.
Dengan menyampaikan pribadi Yesus Kristus sebagai
TUHAN dan Juruselamat, maka seorang hamba TUHAN tidak ada kesempatan untuk
menyampaikan kebanggaan diri, tidak ada kesempatan untuk memberitakan hal-hal
yang lahiriah, tidak ada kesempatan untuk menonjolkan kemegahan-kemegahan
dunia, karena inti dari pembukaan rahasia Firman TUHAN adalah pribadi Yesus
Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat, pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan
untuk menyelamatkan manusia berdosa, termasuk bangsa kafir.
Seorang hamba TUHAN, gembala sidang, pemimpin sidang
jemaat yang betul-betul bertanggung jawab di dalam hal melayani sidang jemaat,
tandanya adalah murni dalam memberitakan pembukaan firman, yang intinya adalah
pribadi Yesus yang disalibkan; tidak ada kesempatan untuk memberitakan
kebanggaan diri, penonjolan diri, tidak ada kesempatan untuk memberitakan
perkara-perkara lahiriah di dunia ini. Itulah hamba TUHAN yang bertanggung
jawab kepada TUHAN di dalam melayani sidang jemaat yang TUHAN percayakan, yaitu
murni memberitakan pembukaan rahasia firman, itulah pribadi Yesus yang
dikorbankan untuk menyelamatkan bangsa kafir.
Itu sebabnya, pada ayat 5 Rasul Paulus berkata:
“bukan diri kami yang kami beritakan”, itulah pemberitaan firman tanpa
kebanggaan diri dan tidak memberitakan perkara lahiriah. Selanjutnya, Rasul
Paulus berkata: “tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai
hambamu karena kehendak Yesus” Jadi, melayani TUHAN bukanlah atas kehendak
diri, melainkan karena kehendak TUHAN, berarti; sangkal diri, pikul salib.
Hal yang senada juga diberitakan oleh Rasul Paulus
kepada sidang jemaat, terkhusus kepada orang-orang Yahudi.
1 Petrus 1:10-11
(1:10) Keselamatan
itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat
tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti
saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada
di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala
penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang
menyusul sesudah itu.
Di sini kita melihat: Nabi-nabi bernubuat tentang
kasih karunia bagi sidang jemaat. Berita Injil atau inti dari pembukaan firman
adalah darah salib, korban Kristus, itulah kasih karunia bagi sidang jemaat.
Jadi, nabi-nabi itu meneliti dan menyelidiki
keselamatan itu sesuai dengan maksud Roh Kristus yang menguasai mereka, yaitu
roh yang sebelumnya bersaksi tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Apa yang diperintahkan oleh Rasul Paulus juga
diberitakan oleh Rasul Petrus, berarti 1 Petrus 1:10-11 sama dengan 2
Korintus 4:3-5.
1 Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka
telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri,
tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang
kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari
sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin
diketahui oleh malaikat-malaikat.
Di sini kita melihat: Hamba-hamba TUHAN yang dipakai
dan yang dipercayakan oleh TUHAN di dalam hal pembukaan rahasia firman, mereka
bukan melayani diri mereka sendiri. Artinya, tidak sibuk membesarkan dirinya
dan tidak sibuk memikirkan hal-hal yang lahiriah, selain hanya sibuk
memberitakan pembukaan rahasia firman, yaitu tentang keselamatan yang ingin
diketahui oleh malaikat-malaikat. Dalam pemberitaan firman, tidak sibuk
memberitakan kebanggaan diri, tidak sibuk dalam penonjolan diri, tidak sibuk
memberitakan perkara lahiriah, tidak sibuk memberitakan kemegahan dan kemewahan
dunia, dan lain sebagainya, selain hanya sibuk memberitakan pembukaan firman;
itulah hamba TUHAN yang dipakai, itulah hamba TUHAN yang dipercayakan oleh
TUHAN.
Jadi, sidang jemaat juga harus tahu; mana hamba TUHAN
yang dipakai dan dipercaya dan mana hamba TUHAN yang tidak dipakai dan tidak
dipercaya.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami
berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh
dan merawati anaknya.
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat,
sama seperti seorang ibu. Di mana-mana, seorang ibu pastilah ramah terhadap
anak-anaknya; tidak ada ibu yang tidak ramah kepada anaknya.
“Ibu” à gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat. Tugasnya ialah mengasuh dan merawat sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya. Inilah praktek berlaku ramah, yaitu; mengasuh dan merawati kerohanian sidang jemaat, sebagai anak-anak rohani.
Jadi, kerohanian dari sidang jemaat harus diasuh dan
dirawat oleh seorang pemimpin rumah TUHAN; tubuh, jiwa, roh harus berada dalam asuhan
TUHAN; tubuh, jiwa, roh harus dirawat demikian rupa. Itulah tugas dari
seorang hamba TUHAN yang dipakai oleh TUHAN dan yang dipercayakan oleh TUHAN
dalam hal pembukaan Firman TUHAN, seperti Rasul Paulus yang tampil sebagai
seorang ibu yang ramah terhadap sidang jemaat.
Sekali lagi saya sampaikan:
-
Tubuh, jiwa, roh sidang jemaat harus diasuh.
-
Tubuh, jiwa, roh sidang jemaat harus dirawat.
Kalau tubuh tanpa jiwa dan roh, ini adalah kehidupan
yang tidak waras. Jadi, harus diasuh dan dirawat supaya jangan stress.
Demikianlah Naomi kepada Rut, menantunya itu, di mana
ia telah menjelaskan tentang pribadi Boas rohani, yaitu TUHAN Yesus Kristus
dengan korban penebusan dan korban pendamaian yang telah dikerjakan-Nya dua
ribu tahun yang lalu di atas kayu salib di bukit Golgota; itulah inti dari
pembukaan rahasia firman.
Kesimpulan dari Rut 2:1-23 adalah “Rut
bertemu dengan Boas”, sesuai dengan judul atau perikop yang ada. Boas
rohani itulah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja dan Mempelai Pria
Sorga telah memperkenalkan diri-Nya ketika Rut bekerja di ladang yang kata
orang namanya “Boas”. Bukankah saat ini kita sekarang berada dan bekerja di
ladang TUHAN?
Rut bertemua dengan Boas, dan pertemuan antara Rut
dengan Boas berlangsung di ladang Boas sendiri, bukan di tempat yang lain.
Jadi, kita patut bersyukur karena kita sekarang berada di ladang TUHAN; oleh
sebab itu, manfaatkan kesempatan ini sampai kita bertemu dengan Dia. Tiadalah
mungkin kita bisa bertemu dengan TUHAN kalau kita tidak berada di ladang TUHAN.
Mari kita melihat PERTEMUAN ANTARA BOAS DAN RUT.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu
berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah
engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi
dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
Pertemuan antara Boas dengan Rut berlangsung di ladang
Boas itu sendiri. Dan pada saat pertemuan itu terjadi, kontan (jelas, terang)
Boas berkata kepada Rut: “Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi
memungut jelai ke ladang lain” Artinya, untuk dapat bertemu dengan Boas
rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, tetaplah
berada di ladang TUHAN.
Malam ini juga TUHAN berkata hal yang senada kepada
kita: Jangan pergi ke ladang yang lain. Jangan sibuk membawa diri ke
ladang lain, itulah;
1.
Ladang si pemalas.
2.
Ladang dunia.
Tentang: “Ladang si pemalas”
Amsal 24:30-34
(24:30) Aku melalui
ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31)
Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan
temboknya sudah roboh. (24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya,
aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar
lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal
berbaring," (24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang
penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Janganlah kita membawa diri ke ladang si pemalas,
karena ladang si pemalas menimbulkan kemiskinan dan kekurangan.
-
Jika terjadi kemiskinan, maka
kemiskinan itu datang seperti seorang penyerbu = diserang. Jika kemiskinan itu
terjadi, maka ia akan menghadapi serangan (diserang).
-
Jika kekurangan terjadi, maka
kekurangan itu sama seperti orang yang bersenjata = ancaman.
Jadi;
-
Miskin = tidak mampu memberi.
-
Kekurangan = kelemahan = dosa, dan itu
merupakan ancaman, sebab upah dosa adalah maut. Jika seseorang hidup di dalam
kekurangan, di dalam kelamahan, di dalam dosa, maka dosa itu akan datang
bagaikan orang yang bersenjata. Jadi, ketika seseorang jatuh dalam dosa, maka
dosa itu menjadi ancaman, karena upah dosa adalah maut.
Oleh sebab itu, janganlah membawa diri kita ke ladang
si pemalas, supaya jangan menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Jangan malas
untuk menyembah TUHAN Yesus. Jangan malas untuk datang beribadah kepada TUHAN
di ladang TUHAN supaya jangan menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Hanya
orang bodoh dan bebal yang senang dengan kemalasan; tidak mau menulis firman
yang dia dengar, tidak mau mendengar firman dengan sungguh-sungguh. Kalau kita
di ladang TUHAN, berarti kita bekerja. Kalau kita mendengar firman TUHAN, itu
juga bekerja. Oleh sebab itu, jangan sibuk membawa diri ke ladang ke si
pemalas, supaya jangan timbul kemiskinan dan kekurangan.
Tetapi sekalipun pengertian semacam ini disampaikan
dengan jelas, namun masih banyak orang yang tidak peduli; saya tidak mengerti
kehidupan yang semacam ini. Tetapi bagi kita, hal ini sangatlah berarti.
Tetaplah di ladang TUHAN, jangan bawa diri kita masing-masing ke ladang si
pemalas.
Amsal 24:32-33
(24:32) Aku memandangnya,
aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33)
"Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat
tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
Setelah kita melihat dan menarik kesimpulan tentang
ladang si pemalas, di sini dikatakan: “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar
lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” Inilah
pekerjaan dari pada si pemalas.
Jadi, si pemalas ini tidak jauh dari tempat tidur,
sebab daerah dari si pemalas adalah tempat tidur, “Seperti pintu berputar
pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya”, seperti engsel
yang berputar-putar tetapi di situ situ saja.
Saya berpesan; jangan terlalu banyak tidur, jangan
bawa diri ini ke ladang si pemalas, sebab ladang si pemalas ditumbuhi oleh onak
dan duri. Onak dan duri ini sifatnya menusuk dan menyakiti gereja TUHAN, dan
itu adalah hal yang merugikan.
Tentang: “Ladang dunia”
Kembali saya sampaikan; jangan kita sibuk membawa diri
ke ladang dunia, sebab ladang dunia juga akan menimbulkan dua perkara, itulah
onak dan duri.
YANG PERTAMA.
Markus 4:7,18-19
(4:7) Sebagian lagi
jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan
menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. (4:18) Dan yang
lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman
itu, (4:19) lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan
akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Ladang dunia sama seperti ladang si pemalas; ditumbuhi
oleh onak dan duri, yaitu kekuatiran dan keinginan-keinginan daging. Kalau hal
ini menghimpit rohani kita, maka firman itu tidak akan bertumbuh dan berakar
atau berbuah.
YANG KEDUA.
Kejadian 3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya
kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu
dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan
makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18) semak
duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di
padang akan menjadi makananmu; (3:19) dengan berpeluh engkau akan
mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari
situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi
debu."
Kalau tadi kekuatiran dan keinginan-keinginan yang
lain sehingga firman itu dihimpit sehingga tidak berakar dan berbuah, di sini
kita melihat; ladang dunia ditumbuhi oleh onak dan duri dalam bentuk yang lain,
yaitu ketidaktaatan Adam kepada perintah TUHAN, di mana Adam makan buah pohon
yang dilarang oleh TUHAN, dia lebih mendengarkan suara isterinya (suara
daging). Inilah onak dan duri dalam bentuk yang lain; tidak taat kepada
perintah TUHAN.
Oleh sebab itu, sangat rugi sekali kalau kita sibuk
membawa hidup kita ke ladang lain, ke ladang si pemalas dan ke ladang dunia.
Maka, biarlah kita senantiasa berada di ladang TUHAN.
Ladang dunia ditumbuhi onak dan duri, itulah;
-
Kekuatiran dan keinginan-keinginan daging.
Kalau hal ini timbul, maka otomatis firman yang diterima terjepit, terhimpit,
tidak tumbuh, tidak berakar dan tidak berbuah, dan saudara sudah melihat orang
yang semacam ini sudah terjadi tiga minggu yag lalu, dia lebih suka membawa
dirinya ke ladang dunia.
-
Ketidaktaatan terhadap perintah TUHAN,
karena lebih mendengarkan suara daging.
Oleh sebab itu, kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu
berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau
pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari
sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
Perkataan Boas berikutnya kepada Rut dalam pertemuan
mereka di ladang Boas itu sendiri ialah: “ ... dan tidak usah juga engkau
pergi dari sini” Artinya, tinggallah tetap di ladang TUHAN apapun yang
terjadi. Sekalipun virus Corona sedang mewabah seantero dunia, tetapi tetaplah
tinggal di ladang TUHAN, jangan ke mana-mana.
Hal ini menunjukkan bahwa ternyata Boas sangat
memperhatikan dan peduli terhadap bangsa kafir. Oleh sebab itu, kita patut
bersyukur atas perhatian TUHAN kepada kita.
Tujuan Boas mengatakan hal itu (tinggal tetap di
ladang Tuhan) ialah Boas hendak mengatakan perkara berikutnya, yaitu: “tetaplah
dekat pengerja-pengerjaku perempuan”. Artinya, adanya suatu persekutuan
yang baik dan persekutuan yang indah antara yang satu dengan yang lain di
ladang TUHAN. Jadi, kalau kita ada di ladang TUHAN, tujuannya adalah supaya ada
persekutuan yang baik dan indah antara yang satu dengan yang lain di hadapan
TUHAN, bukan untuk dilihat oleh mata manusia semata, tetapi untuk dilihat oleh
TUHAN.
Maka, baiknya, sesama pekerja-pekerja di ladang TUHAN,
pelayan-pelayan TUHAN harus bersinerji, antara seorang dengan yang lain harus
menyatu, supaya ada persekutuan yang baik, ada persekutuan yang indah di
hadapan TUHAN.
Rut 2:9
(2:9) Lihat saja ke
ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari
belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan
mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah
air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."
Persekutuan di ladang TUHAN memberi beberapa
keuntungan, antara lain;
YANG PERTAMA: “Lihat saja ke ladang yang sedang
disabit orang itu”
Artinya, Rut harus memiliki mata yang terbuka untuk
melihat pekerjaan di ladang TUHAN. Jadi, kalau bekerja di ladang TUHAN, harus
dengan mata yang terbuka untuk melihat pekerjaan TUHAN. Janganlah kita melayani
dengan mata yang tertutup. Melayani tetapi dengan mata tertutup, sesungguhnya
ia tidak mau tahu dengan pelayanan TUHAN, sebab ia melayani hanya untuk
penonjolan diri saja.
Jika melayani tetapi tidak peduli dengan sesama; jadi,
untuk apa dia melayani? Tidak lain untuk penonjolan diri, supaya dilihat oleh
orang lain, tidak lebih tidak kurang. Oleh sebab itu, jika melayani harus dengan
mata yang terbuka, melihat pekerjaan TUHAN di ladang TUHAN.
YANG KEDUA: “Ikutilah perempuan-perempuan itu dari
belakang”
Artinya, bekerja di ladang TUHAN disertai dengan
kerendahan hati dan tanpa penonjolan diri. Hendaklah seorang hamba TUHAN (pelayan
TUHAN) memiliki sikap yang demikian, yaitu rendah hati dan tanpa penonjolan
diri.
YANG KETIGA: “Aku telah memesankan kepada
pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau”
Artinya, ada jaminan dan pemeliharaan dari TUHAN
sebagai pemilik ladang. Jadi, saudara dan saya tidak perlu bingung, tidak perlu
berpikir dua kali untuk berada di ladang TUHAN, untuk bekerja di ladang TUHAN,
sebab di ladang TUHAN ada jaminan dari TUHAN, ada pemeliharaan dari TUHAN
sebagai pemilik ladang itu sendiri.
Semakin hari, semakin hati saya diteguhkan oleh
pembukaan firman, tandanya; saya diyakinkan oleh jaminan dan pemeliharaan dari
TUHAN, sebab Dialah pemilik ladang ini. Dahulu, sebelum terpanggil menjadi
hamba TUHAN, saya ini penuh dengan kekuatiran, tetapi setelah terpanggil untuk
menjadi hamba TUHAN, kekuatiran itu terkikis sedikit demi sedikit, sampai pada
saat ini semakin terkikis. Saya yakin, kekuatiran di dalam diri saudara juga
semakin terkikis.
Orang yang sungguh-sungguh giat bekerja di ladang
TUHAN adalah orang yang sudah yakin bahwa hidupnya memperoleh jaminan dan
pemeliharaan dari TUHAN. Kalau tidak -- dengan lain kata masih hidup dalam
kekuatiran --, maka tidak mungkin dia sungguh-sungguh, pasti masih ada
keragu-raguan untuk bekerja di ladang TUHAN, sehingga ia tidak konsentrasi
dalam melayani pekerjaan TUHAN. Tetapi orang yang yakin, pasti sungguh-sungguh
bekerja di ladang TUHAN; tidak perlu ragu, tidak perlu berpikir dua kali.
YANG KEEMPAT: “Jika engkau haus, pergilah ke
tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu”
Artinya, TUHAN tidak memberi kesempatan bagi kita
untuk haus. Suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini,
bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan lapar dan
haus akan mendengarkan firman TUHAN, sesuai dengan Amos 8:11. Sehingga,
pada saat itu, terjadilah kekeliruan yang dialami oleh kerohanian yang masih
muda dan kanak-kanak -- itulah teruna-teruna dan anak-anak dara yang cantik
--, di mana mereka akan “mengembara
dari laut ke laut” dan “menjelajah dari utara ke timur” untuk
mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya, justru mereka akan menerima
ajaran asing.
Demikian juga waktu perempuan Samaria di dalam
kehausannya, di mana dia haus akan laki-laki; dia sudah mempunyai lima suami
dan yang ada sekarang padanya, bukanlah suaminya. Tetapi setelah TUHAN Yesus
Kristus yang merupakan Boas rohani memberikan air kehidupan itu, maka perempuan
Samaria ini meninggalkan tempayannya di situ, ia meninggalkan dosa kenajisannya,
dan dia hidup bersama dengan laki-laki yang ketujuh, Hari Raya Pondok Daun,
Hari Raya Tabernakel adalah perhentian kekal, dengan lain kata; ada jaminan.
Kalau kita ada di ladang TUHAN, Boas berkata: “Jika
engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh
pengerja-pengerja itu”. Tidak ada kesempatan untuk kita mengalami kehausan
sampai nanti TUHAN datang pada kali yang kedua, sebab TUHAN senantiasa memberi
kepuasan dan kebahagiaan oleh karena kasih Mempelai Laki-Laki Sorga. Kalau seseorang
masih haus dengan dosa kenajisan, tidak cukup dengan satu laki-laki.
Tetapi puji TUHAN, saat ini kita berada di ladang
TUHAN; jadi, kalau kita haus, tinggal minum saja. Tidak ada kesempatan, tidak
lagi mencari kepuasan kepada dosa kenajisan, tidak lagi mencari kepuasan
kepada dosa dunia, tidak ada keinginan untuk mencari kepuasan dari daging,
selain dari kasih Mempelai Laki-Laki Sorga. Biarlah kita saling mendoakan
supaya kita senantiasa dipuaskan oleh kasih mempelai dari rasa dahaga ini;
-
tidak lagi mencari kepuasan dari dunia
(luaran sana),
-
tidak lagi mencari kepuasan dari
kenajisan-kenajisan,
-
tidak lagi mencari kepuasan terhadap
daging dan keinginan-keinginannya.
Apapun yang terjadi; makan atau tidak makan, biarlah
tetap dipuaskan oleh air kehidupan; baik susah maupun senang, biarlah tetap
dipuaskan oleh air kehidupan.
Pendeknya:
Rut 2:10
(2:10) Lalu sujudlah
Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya:
"Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan
aku, padahal aku ini seorang asing?"
Di ladang TUHAN, di ladang Boas, Rut mendapat belas
kasihan dan perhatian khusus dari Boas.
-
“Belas kasihan” = kasih
karunia = kemurahan TUHAN = yang tidak layak menjadi layak. Karena memang, Rut
adalah bangsa Moab, bangsa kafir, bukan bangsa Yahudi.
-
“Perhatian” khusus dari Boas,
menunjukkan bahwa Rut begitu istimewa di mata Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus.
Sekalipun kita ini adalah bangsa Indonesia, sama
seperti Rut yang adalah bangsa Moab, tetapi kalau kita dengan sungguh-sungguh
menyerahkan diri, menyerahkan hidup ini kepada TUHAN dan tetap berada di ladang
Boas, maka tentunya kita akan mendapatkan bagian seperti bagian dari pada Rut,
yaitu mendapat belas kasihan dan mendapat perhatian khusus dari Boas, karena
TUHAN kita adalah TUHAN yang adil, tidak membeda-bedakan antara yang satu
dengan yang lain, tidak memandang bulu, tidak memandang muka, tidak melihat orang
kaya atau miskin.
Ciri-ciri orang mendapat belas kasihan dari TUHAN
ialah “sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah”. Artinya,
hidup dalam doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuh untuk
taat kepada kehendak Allah, sebagai tanda kedewasaan Rut.
Pertanyaannya: Bagaimana proses Rut mendapat
belas kasih dan perhatian dari Boas?
Rut 2:4-7
(2:4) Lalu datanglah
Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN
kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya
memberkati tuan!" (2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang
mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?" (2:6)
Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah
seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (2:7)
Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari
antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia
datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak
berhenti."
Boas mengenal Rut secara pribadi. Demikian juga dengan
kehidupan gereja TUHAN yang mendapat belas kasihan dan perhatian dari TUHAN
akan dikenal secara pribadi.
Dari mana Boas mengenal Rut secara pribadi? Dari bujang
yang mengawasi penyabit-penyabit yang adalah pengawas ladang Boas. Pengawas
ladang Boas, itulah bayangan dari Roh Kudus yang mengawasi kehidupan kita, dan
Roh Kudus inilah yang akan menyampaikan segala sesuatu yang kita alami di
ladang TUHAN, dan Roh Kudus itu akan menyampaikan perihal hidup kita di ladang
TUHAN, semua disampaikan oleh Roh Kudus kepada Allah di dalam Kerajaan Sorga.
Demikianlah Rut mendapat belas kasihan dan perhatian dari Boas.
Itu sebabnya, dengan tandas kembali saya sampaikan:
Tetaplah bekerja di ladang TUHAN, supaya kita mendapatkan belas kasihan,
serta mendapat perhatian khusus dari TUHAN, karena TUHAN mengenal kita
secara pribadi, lahir batin TUHAN mengenal kita, sebab Roh TUHAN akan
memberitahukan keberadaan kita baik lahir maupun batin untuk selanjutnya
disampaikan kepada Allah. Roh TUHAN sedang mengawasi kita, Roh TUHAN sedang
mengamat-amati kita, Roh TUHAN sedang melihat kita, maka kita tidak bisa
mendustai TUHAN.
Bisa saja tubuh saudara tampil seperti terlihat baik,
benar, suci, tetapi kalau hati saudara liar, juga hal itu Roh Kudus sampaikan
kepada TUHAN. Saya sendiri tahu hati yang liar, namun hal itu tidak perlu saya
tunjuk-tunjuk, karena hamba TUHAN tidak boleh berbantah-bantah.
Apa ruginya kalau kita berada di ladang TUHAN? Kalau
kita sudah mendapatkan pengertian, lantas mengapa kita masih juga mengeraskan
hati dengan tidak peduli dengan segala pengertian yang mulia yang TUHAN
berikan? Itu sebabnya, seringkali saya merasa resah, sungguh hati saya resah;
melihat sidang jemaat yang sudah mempunyai pengertian yang suci, yang mulia
dari TUHAN, tetapi seolah-olah ia tidak mengerti apa-apa, ia tidak peduli
dengan ladang TUHAN. Ayo, biarlah kita berlaku bijaksana, bersikap dewasa.
Seperti Boas mengenal Rut secara pribadi, demikian
halnya saya dan saudara dikenal oleh TUHAN secara pribadi baik lahir maupun
batin, karena Roh TUHAN itu memberitahukan segala sesuatu yang terjadi, segala
sesuatu yang kita alami. Jadi, Roh TUHAN itu bekerja dan mengamat-amati keadaan
kita; Dia dapat melihat segala sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata.
Seperti kita tidak bisa melihat Roh TUHAN, seperti itulah TUHAN melihat hati
yang tidak dapat dilihat oleh mata. Jadi, untuk apa hati ini liar kalau
ternyata hal itu merugikan? Seharusnya, pernyataan ini kita perhatikan
bersama-sama dengan sungguh-sungguh.
Sebelum kita akhiri dengan ayat berikutnya, saya mau
bertanya; setelah sekian lama hati ini liar mengadakan nyanyian
berbalas-balasan, lalu keuntungan apa yang kita peroleh sampai detik ini?
Apakah ada keuntungan dari hati yang liar? Tidak ada. Lalu mengapa hal itu
dipertahankan kalau toh segala sesuatu yang tidak baik disampaikan kepada
TUHAN, lantas mengapa kita mempertahankan yang tidak baik sementara kita ada di
ladang TUHAN? Gamblang sekali saya berbicara dan menyatakan hal ini.
Singkatnya, saya sampaikan dengan tandas: Boas rohani,
itulah TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga mengenal milik
kepunyaan-Nya. Tetapi kalau liar, maka ia bukan milik kepunyaan TUHAN.
Roma 8:25
(8:25) Tetapi jika kita mengharapkan
apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat,
itulah Kerajaan Sorga, maka tentu kita akan menantikannya dengan tekun.
Roma 8:26-27
(8:26) Demikian juga Roh
membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya
harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (8:27) Dan Allah yang
menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai
dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Roh TUHAN itulah yang berdoa untuk kita. Roh TUHANlah
yang menyampaikan hati nurani ini sampai kepada TUHAN. tetapi TUHAN juga
melihat hati nurani kita. Oleh sebab itu, seorang imam tidak boleh bermain-main
di dalam melayani TUHAN, sebab Roh itu yang akan menyampaikan segala sesuatu
tentang apa yang terjadi di ladang TUHAN, termasuk milik kepunyaan-Nya.
Marilah kita semakin dewasa menyikapi segala sesuatu
yang sudah TUHAN nyatakan kepada kita malam hari ini. Jangan bermasa bodo,
jangan sampai tidak peduli dengan pengertian yang baik, yang benar, yang suci,
yang mulia yang kita peroleh. Jangan diabaikan begitu saja lalu kembali kepada
hati yang liar, karena Roh TUHAN akan mengetahui hati kita dan Roh TUHAN yang
akan menyampaikan hati nurani kita kepada TUHAN, menyampaikan segala
sesuatunya.
Jadi, jangan saudara merasa bahwa TUHAN tidak melihat.
TUHAN melihat dan mahatahu.
Dari firman yang kita terima ini, dapatlah kita
mengambil suatu kesimpulan, bahwa; kalau kita ada di ladang TUHAN, dan kita
bekerja di ladang TUHAN, dan sampai hari ini ada pemeliharan dari TUHAN, jelas
itu karena kemurahan TUHAN. Tidak boleh ada satu pun di antara kita yang
berkata: “karena saya” Sungguh, ia terlalu sombong dan angkuh kalau
berkata demikian.
Rut 2:21-23
(2:21) Lalu kata Rut,
perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat
pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan
ladangku." (2:22) Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu:
"Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya
perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain." (2:23)
Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk
memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan
selama itu ia tinggal pada mertuanya.
Selama ada di ladang TUHAN, Rut tetap tinggal bersama
dengan Naomi, mertuanya. Jadi, antara bekerja di ladang TUHAN dengan
tergembala, itu sangat erat kaitannya. Sekali lagi saya sampaikan; bekerja di
ladang TUHAN dan tergembala, itu sangat erat kaitannya. Jadi, orang yang
bekerja di ladang TUHAN sangat erat kaitannya dengan gembala, supaya kita tetap
dalam keadaan rendah hati dan akhirnya mendapat belas kasih dan perhatian dari
TUHAN. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment