IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 JULI 2020
KITAB RUT
(Seri: 101)
Subtema: PERSEKUTUAN
TERKAIT DENGAN KORBAN PENEBUSAN
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia. Kiranya
damai sejahtera itu juga memerintah di dalam hati kita masing-masing.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba
TUHAN yang juga turut beribadah malam ini lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di manapun anda berada; salam persekutuan di
antara kita sekaliannya.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan
dari TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya untuk kita malam ini,
supaya keadaan kita semuanya dipulihkan; persekutuan antara seorang dengan yang
lain juga diberkati karena didorong oleh kasih-Nya yang besar. Kemudian,
persekutuan kita dengan TUHAN yang didorong oleh iman kita kepada TUHAN juga
ada di dalam berita firman, serta ada di dalam terang dari Roh-El Kudus, supaya
ibadah ini menjadi korban dan persembahan yang menyenangkan hati TUHAN. Dan
ibadah ini mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun untuk
masa yang akan datang. Di atas segalanya, tentu nama TUHAN dipermuliakan.
Segera saja kita perhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah
kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya:
"Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus
kita."
Lagi kata Naomi kepada Rut, menantunya: "Orang
itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Singkatnya, Naomi menjelaskan kepada Rut, menantunya
itu, bahwasanya Boas adalah kerabat atau saudara terdekat dari Elimelekh,
suaminya; ia adalah salah seorang yang wajib menebus mereka (Naomi dan Rut).
Jadi, apa yang telah dijelaskan oleh Naomi kepada Rut,
menantunya, sesuai dengan peraturan dan ketetapan yang berlaku di Israel; hal
itu ditulis dengan jelas di dalam Imamat 25:24-28. Lalu, penggenapannya
telah dikerjakan oleh pribadi Yesus Kristus 2020 (dua ribu dua puluh) tahun
yang lalu di atas kayu salib; hal itu ditulis dengan jelas dan terang di dalam Injil
Matius 20:28, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”,
menjadi tebusan bagi orang-orang yang terjual kepada maut.
Saya tambahkan sedikit:
Naomi serta suami dan anak-anaknya pergi meninggalkan
Betlehem, sehingga mereka harus menjual harta bendanya, bahkan menjual tanah
milik pusaka mereka, lalu pergi ke Moab. Sedangkan Rut, menantu Naomi, adalah
bangsa Moab, bukan bangsa Israel. Singkatnya; baik Naomi maupun Rut, menantunya
itu, telah terjual kepada maut.
Demikianlah Naomi menjelaskan perkara itu sejelas-jelasnya
kepada Rut, menantunya itu. Dan penjelasan itu juga ditujukan kepada kita semua
pada malam hari ini, supaya kita jangan putus asa dan kecil hati. Memang, kita
adalah bangsa kafir -- bukan Israel secara jasmani --, tetapi oleh karena
kemurahan TUHAN, kita diangkat menjadi Israel rohani; dan oleh karena
penebusan-Nya, kita yang sudah terjual kepada maut kembali menjadi milik
Kristus karena ditebus oleh darah salib Kristus.
Selanjutnya, kita akan melihat reaksi dan tanggapan
Rut terhadap penjelasan dari Naomi kepada Rut, menantunya itu.
Rut 2:21
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata
kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka
menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."
Setelah Rut mendengar penjelasan dari Naomi, mertuanya
itu, tentang soal penebusan terhadap apa yang telah mereka jual; Rut mendadak
teringat kembali terhadap perkataan yang pernah disampaikan oleh Boas
kepadanya, yaitu: “Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku”.
Kita akan kembali memperhatikan apa yang pernah
disampaikan oleh Boas kepada Rut.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku!
Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga
engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
Inilah pesan dari pada Boas: “ … Tetaplah dekat
pengerja-pengerjaku perempuan.”
Kesimpulannya: Pada satu sisi, Naomi
mengajarkan tentang pekerjaan penebusan dan pendamaian yang telah dikerjakan
oleh TUHAN Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota.
Efesus 1:6-7,14
(1:6) supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya
kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh
penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, (1:14)
Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya,
yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
“ … Terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang
dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.”
Sebab oleh darah salib Kristus, kita -- yang adalah
bangsa kafir -- beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, sampai pada akhirnya
menjadikan kita milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya.
Berkaitan dengan PENEBUSAN yang dikerjakan oleh korban
Kristus, kita perhatikan Kolose 1.
Kolose 1:13-14
(1:13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan
kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; (1:14) di dalam Dia kita
memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
Oleh karena kemurahan TUHAN, Ia telah memindahkan kita
dari kegelapan dosa, dan sekarang kita berada di dalam Kerajaan Allah lewat
ibadah dan pelayanan ini tentunya. Mengapa bisa demikian? Karena di dalam Dia,
kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa, yang dikerjakan oleh
darah salib Kristus di bukit Golgota.
Kita memang sudah dipindahkan dari kegelapan dosa dan
sekarang berada di dalam terang-Nya yang ajaib, berada di dalam Kerajaan Allah,
tentu lewat ibadah pelayanan ini; sebab di dalam Dia, kita memiliki penebusan
kita, yaitu pengampunan dosa. Kita sudah ditebus oleh darah Yesus; dan orang
yang ditebus, berarti diampuni dosanya.
Dengan demikian, sekarang kita bisa mengerti; betapa
baiknya TUHAN, betapa besarnya kasih dan setia-Nya kepada kita, sebagai
perhatian yang sungguh heran bagi kita sekaliannya, yang adalah bangsa kafir.
Berkaitan dengan itu, kita perhatikan Roma 3.
Roma 3:23-24
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah, (3:24) dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Semua orang telah berbuat dosa; dan oleh karena dosa
itu, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, merusak gambar dan rupa Allah.
Tetapi puji TUHAN, oleh kasih karunia, kita dibenarkan karena penebusan di
dalam darah salib Kristus. Betapa baiknya TUHAN itu, bukan? Bagaimana mungkin
kita menganggap sepi kasih karunia dan kemurahan hati TUHAN?
Roma 3:25
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Jadi, kita berdamai dengan Allah bukan karena
kekuatan, bukan karena kemampuan, bukan karena kebenaran diri sendiri, tetapi
karena kebenaran firman iman yang dikerjakan oleh darah salib; dan itu adalah
kemurahan. Sekali lagi saya tandaskan: oleh darah salib, bukan karena
kekuatan kita, bukan karena kebenaran kita, tetapi karena firman iman di dalam
darah salib Kristus.
Saya kira, kita cukup mengerti dari apa yang telah
kita terima, kita dengar, kita peroleh dari Tuhan sebagai perkara yang baik,
yang benar dan yang suci. Jangan sampai kita tidak mengerti tentang pekerjaan
penebusan dan pendamaian yang dikerjakan oleh darah salib Kristus.
2 Korintus 5:18-19
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
“Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya …” Dengan
perantaraan Kristus telah memperdamaikan dosa kita dengan Allah. Terpujilah
kemuliaan Allah.
Dengan jelas kita melihat pada ayat 18-19 ini,
Rasul Paulus dengan terang-terangan berkata kepada sidang jemaat di Korintus,
yaitu; TUHAN telah mempercayakan pelayanan pendamaian dan berita pendamaian
itu kepada dia.
2 Korintus 5:20
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati
kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu:
berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
“Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus.”
Siapa yang diutus TUHAN, dialah yang membawa berita pendamaian, dialah yang
membawa pelayanan pendamaian, maka kalau kita adalah hamba-hamba TUHAN,
pelayan-pelayan TUHAN, biarlah kita diutus di mana saja untuk membawa berita
pendamaian, dan juga membawa pelayanan pendamaian untuk memperdamaikan manusia
dengan Allah.
Kita membawa berita pendamaian, pelayanan pendamaian
bukan hanya di seputar orang-orang kudus semata, bukan seputar (sekitar) ibadah
pelayanan semata-mata, tetapi di mana pun kita berada, dalam keadaan kondisi
apapun, juga membawa berita pendamaian kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal
pribadi Yesus Kristus; mulai tetangga kiri, kanan, muka, belakang di rumah,
mulai di lingkungan pekerjaan, di lingkungan kampus, di mana pun komunitas
kita.
Kalau memang kita sudah dipercayakan sebagai “imam”, maka
berilah diri diutus untuk membawa berita pendamaian itu, membawa pelayanan
pendamaian itu. Bukan hanya di seputar orang-orang kudus di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan, tetapi di mana saja kita berada, teristimewa kepada
mereka yang masih jauh, yang belum mengenal TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja,
Mempelai Pria Sorga. Jangan sampai kita tidak mau tahu karena ego kita, tidak
mau tahu karena kepentingan diri, tidak mau tahu karena mencari kesenangan diri
sendiri, tetapi hati TUHAN disakiti.
Ketika seorang hamba TUHAN sudah berpihak kepada
TUHAN, persis seperti kelakuan (tabiat) Daud; yang mana ketika Natan datang
kepada Daud dan memberitahukan kesalahan Daud sendiri dalam bentuk perumpamaan,
maka Daud langsung berpihak kepada TUHAN dengan berkata: “Demi TUHAN yang
hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.” Tetapi sebetulnya,
yang ditujukan oleh Natan adalah kesalahan Daud itu sendiri, itu sebabnya ia
berkata: “Engkaulah orang itu!”
Seringkali kita seperti itu; sepertinya kita sudah
membawa berita pendamaian, tetapi kita sendiri belum koreksi diri. Saya
mengatakan ini dengan setulus-tulusnya, tidak ada maksud lain.
“ … Seakan-akan Allah menasihati kamu
dengan perantaraan kami …” Ketika seorang utusan membawa berita pendamaian,
kita harus mendengar nasihat firman. Ketika seorang utusan diutus untuk membawa
pelayanan pendamaian, hargailah jerih payahnya.
“ … Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu:
berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” Tanda bahwa kita menerima nasihat
firman lewat berita pendamaian dari seorang utusan TUHAN, Rasul Paulus berkata:
“Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” Berdamailah dengan Allah
sekarang ini juga.
Jangankan sidang jemaat, tetapi banyak hamba TUHAN,
pelayan TUHAN, imam-imam yang “setengah bertobat”, maksudnya; sepertinya
terlihat berhenti berbuat dosa, tetapi belum menyerahkan dirinya sepenuh kepada
Allah. Oleh sebab itu, dengan jelas Rasul Paulus berkata: “Berilah dirimu
didamaikan dengan Allah.” Pertobatan itu tidak boleh setengah-setengah.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Kehidupan yang diperdamaikan dengan Allah menjunjung
tinggi korban Kristus, sama dengan; menghargai berita pendamaian dan pelayanan
pendamaian dari seorang hamba TUHAN yang diutus oleh TUHAN.
Kita tidak mungkin dapat menghargai korban Kristus
kalau kita tidak menghargai seorang utusan yang membawa berita pendamaian dan pelayanan
pendamaian di tengah-tengah pengutusannya. Sekali lagi saya tandaskan; kita
tidak mungkin dapat berdamai dengan Allah kalau kita tidak menghargai seorang
utusan yang membawa berita dan pelayanan pendamaian di tengah-tengah
pengutusannya; itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, sebab itu merupakan satu
paket.
Ukuran dari apa yang kita kerjakan bukan dari
perbuatan yang banyak, bukan amal soleh, tetapi darah salib Kristus, supaya
kita jangan bermegah, sampai kita atur-atur orang lain karena merasa memegang
kendali. Itu sebabnya saya katakan; kalau mau berdamai dengan Allah, hargai
berita pendamaian dan pelayanan pendamaian, sekaligus utusan TUHAN itu.
Singkatnya; belajar rendah hati.
Marilah kita belajar dari Firman TUHAN. Jangan
bertahan dengan pengertian dari manusia, karena pengertian kita belum sempurna.
Jangan merasa diri benar, tetapi biarlah kita belajar dari firman; berdamai
dengan Allah, junjung tinggi korban Kristus, hargai seorang utusan yang membawa
berita pendamaian, jangan kita ukur dengan pengertian kita.
Sekali lagi saya tegaskan; belajarlah berdamai dengan
Allah selagi TUHAN memberi kesempatan, yang adalah kemurahan TUHAN.
2 Petrus 3:13-15
(3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru
dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
Janji TUHAN ialah langit yang baru dan bumi yang baru,
jelas itu menunjuk kepada; mempelai perempuan TUHAN, di dalamnya terdapat
kebenaran.
2 Petrus 3:14-15
(3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan
semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat
dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (3:15)
Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh
selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis
kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
Dalam menantikan janji TUHAN, biarlah kita berusaha
tidak bercacat, berusaha tidak bernoda di hadapan TUHAN, dalam pendamaian
dengan Dia. Sekali lagi saya tegaskan; selama kita menantikan TUHAN dalam
pendamaian, jangan ada cacat, jangan ada noda.
Di dalam menantikan langit yang baru dan bumi yang
baru, kita harus berjuang menjunjung tinggi korban Kristus, sebab panjang sabar
TUHAN merupakan kesempatan untuk beroleh selamat. Manfaatkan panjang sabarnya
TUHAN, yang merupakan kemurahan sebagai kesempatan bagi kita, di mana tujuannya
adalah supaya kita beroleh selamat. Manfaatkan kesempatan yang ada ini. Jangan
disia-siakan dengan berfoya-foya pada siang hari. Jangan memboroskan harta yang
TUHAN karuniakan.
Hati-hati dengan media sosial; jangan berfoya-foya
pada siang hari, jangan memboroskan harta rohani, tetapi manfaatkanlah
kesempatan yang ada. Dalam pekerjaan apapun; kerjakan dengan sehat, dengan baik
dan benar. Saudara juga harus menampilkan diri dengan baik, dengan benar,
dengan sehat, baik di media sosial atau di mana pun.
Jangan tampilkan diri saudara dengan membuat profil di
mana tubuh saudara seperti kayu yang disambung-sambung, dengan kepala boneka,
dan tangannya memancing duri ikan. Jangan juga saudara berpose dengan
patung-patung berhala. Tampilkan wajah yang sehat, yang baik dan yang benar;
tampilkan wujud yang positif, sebab TUHAN menyatakan kasih-Nya dengan tulus,
jujur, tampil apa adanya. TUHAN itu tidak pernah berkamuflase.
Kita bersyukur, karena rupanya, panjang sabar TUHAN
merupakan kemurahan hati TUHAN; kemurahan TUHAN merupakan kesempatan untuk
beroleh selamat. Jadi, berusahalah supaya tidak terdapat cacat dan cela, supaya
tidak terdapat noda selama kita menantikan TUHAN. Berjuanglah selama menantikan
TUHAN dalam keadaan berdamai dengan Allah.
Demikianlah kita sudah memperhatikan “satu sisi”, di
mana Naomi menjelaskan tentang korban Kristus (korban penebusan) yang
dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Namun, ada “sisi lain” yang
harus kita perhatikan …
Kita kembali memperhatikan Rut 2.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku!
Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga
engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
Pada sisi yang lain, Boas mengajarkan
suatu persekutuan yang baik dan benar, menjadi suatu persekutuan yang indah.
Sebab, di sini Boas berkata kepada Rut: “Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku
perempuan”, itu berbicara tentang adanya suatu persekutuan yang baik dan
yang benar, menjadi suatu persekutuan yang indah dengan TUHAN, persekutuan yang
indah antara seorang dengan yang lain.
Kita akan melihat hal itu dari suratan 1 Yohanes 1,
di mana terdapat dua perikop di dalamnya:
-
Perikop Pertama: Kesaksian rasul tentang Firman
hidup … 1 Yohanes 1:1-4.
-
Perikop Kedua: Allah adalah terang … 1
Yohanes 1:5-10.
Perikop YANG PERTAMA dari suratan 1 Yohanes 1, “Kesaksian
rasul tentang Firman hidup.”
Dari perikop yang pertama ini, kita akan memperhatikan
ayat 1-3.
1 Yohanes 1:1-3
(1:1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan
kepada kamu. (1:2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami
telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu
tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah
dinyatakan kepada kami. (1:3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah
kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh
persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan
dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Hidup itu telah dinyatakan kepada kita semua oleh Firman hidup, menurut kesaksian Rasul Yohanes
bersama dengan rasul yang lain dari firman hidup itu sendiri.
Kesaksian tentang Firman hidup yang dilihat dan yang
didengar oleh Yohanes dan rasul-rasul yang lain selanjutnya diberitakan, dengan
tujuan; supaya beroleh persekutuan antara yang satu dengan yang lain, dan juga
ada suatu persekutuan yang indah dengan TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja,
Mempelai Pria Sorga yang kita cintai.
Itulah kesaksian tentang firman hidup yang telah
didengar dan dilihat oleh Rasul Yohanes dan rasul-rasul yang lain; dan firman
tentang hidup ini diberitakan, tujuannya adalah;
1.
Supaya ada persekutuan antara yang satu dengan yang
lain;
2.
Selanjutnya, ada persekutuan antara tubuh dengan
Kepala, dengan TUHAN kita, Yesus Kristus.
Jadi, yang pasti, di dalam persekutuan antara satu
dengan yang lain, di tengah-tengahnya ada firman, itulah firman hidup yang
sudah terbukti dan teruji, karena Yohanes sendiri dan rasul-rasul yang lain
yang telah merabanya. Mereka terlebih dahulu merabanya, terlebih dahulu
merasakannya, barulah Firman hidup itu diberitakan, supaya ada persekutuan
antara yang satu dengan yang lain, ada persekutuan antara sidang jemaat dengan
TUHAN kita, Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Suatu persekutuan, namun di tengah-tengahnya tidak ada
Firman hidup, sesungguhnya itu bukanlah persekutuan. Maka, jikalau sedang
berkumpul, bicaralah soal firman, jangan bicara soal dunia ini saja, jangan ngawur-ngawur
dalam berbicara. Untuk apa kita ngawur berbicara supaya disukai oleh
orang lain, tetapi ternyata TUHAN tidak menyukai kita? Lebih baik, jika karena
salib lantas kita ditolak dunia, asal kita diterima oleh TUHAN, supaya menjadi
satu dengan Dia.
Kita BUKTIKAN “Oleh Firman hidup ada persekutuan
antara satu dengan yang lain.”
1 Korintus 10:17
(10:17) Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu
tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
“Karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang
satu itu.” Jadi, kalau kita menjadi satu, itu karena kita semua mendapat
bagian dalam roti yang satu itu. Sebetulnya, anggota tubuh itu banyak, tetapi
sekalipun anggota tubuh itu banyak, kita akan menjadi satu, karena kita semua
mendapat bagian dari roti yang satu itu.
Dalam Injil Yohanes 6, di situ dijelaskan bahwa
berulang-ulang kali Yesus berkata: “Akulah roti hidup yang telah turun dari
sorga … Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga”, dengan
demikian; ada hidup, ada persekutuan antara yang satu dengan yang lain. Lewat
pemecahan roti ini, lewat pembukaan firman ini, kita semua menjadi satu.
Jadi, yang benar ialah; di dalam suatu persekutuan,
maka di tengahnya ada Firman hidup. Berarti, kalau berkumpul, bicaralah soal
firman hidup, supaya firman itu hidup di dalam hidup kita. Jangan bicara yang
lain-lain, jangan ngawur dalam berkata-kata, jangan bercanda dengan
tujuan untuk disukai oleh orang lain, tetapi tidak disukai oleh TUHAN. Boleh
bercanda, tetapi jangan ngawur; tetapi jauh lebih baik, dalam
perkumpulan di tengah-tengahnya kita memberitakan firman, supaya firman itu
hidup di dalam hidup kita semua.
Filipi 1:27-28
(1:27) Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya,
apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar,
bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman
yang timbul dari Berita Injil, (1:28) dengan tiada digentarkan
sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan,
tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.
Persekutuan yang diciptakan oleh berita firman
merupakan tanda keselamatan bagi kita. Jangan kita digentarkan oleh musuh,
jangan digentarkan oleh lawan, jangan digentarkan oleh si seteru, jangan kita
terpisah karena ada gap antara yang satu dengan yang lain yang
disebabkan oleh;
-
Dunia dan arusnya;
-
Atau Iblis Setan atau demonstrasi dari roh
najis;
-
Ataupun daging dengan keinginannya.
Sekali lagi saya tegaskan: Jangan ada gap lagi.
Kita patut bersyukur kepada TUHAN; oleh sebab itu,
mulai sekarang, berlakulah bijaksana, berpikirlah sedemikian rupa, bersikaplah
dewasa, jangan seperti kanak-kanak lagi. Sekalipun kita tidak mempunyai
pendidikan yang tinggi, sekalipun kita datang dari latar belakang yang
hancur-hancuran, tetapi bukankah TUHAN sudah memberi suatu pengertian yang baik
kepada kita? Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak hidup di dalam Firman
hidup, supaya ada persekutuan antara satu dengan yang lain, ada persekutuan
antara tubuh dengan Kristus (gereja dengan kepala).
Perikop YANG KEDUA dari suratan 1 Yohanes 1, “Allah
adalah terang.”
Namun pembacaan dalam kesempatan malam ini, kita akan
memperhatikan ayat 5-7 saja.
1 Yohanes 1:5-7
(1:5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami
sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak
ada kegelapan. (1:6) Jika kita katakan, bahwa kita beroleh
persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta
dan kita tidak melakukan kebenaran. (1:7) Tetapi jika kita hidup
di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan
seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari
pada segala dosa.
Kembali diulangi lagi oleh Rasul Yohanes: “Inilah
berita, yang telah kami dengar dari Dia (Allah).” Setelah didengar dan
dilihat, kemudian disampaikan bahawa: “Allah adalah terang dan di dalam Dia
sama sekali tidak ada kegelapan.” Jika kita berkata ada persekutuan yang
baik, ada persekutuan yang indah dengan TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja,
tetapi hidup di dalam kegelapan -- di mana di dalam kegelapan itu banyak dosa
yang disembunyikan, banyak kejahatan yang disembunyikan, banyak
kenajisan-kenajisan, rupa-rupa kecemaran ada di dalamnya --, sebenarnya dia itu
adalah pendusta, karena itu bukanlah persekutuan di dalam terang, bukan
persekutuan di dalam TUHAN.
Tetapi kalau kita hidup di dalam terang, menunjukkan
bahwa kita berada di dalam persekutuan yang baik antara yang satu dengan yang
lain, ada persekutuan yang baik dengan Allah.
Yang sudah mengaku dosa, jangan diulangi lagi; itu
bukanlah persekutuan, itu berbicara tentang gelap. Kiranya hati kita diterangi
malam ini, karena Allah itu terang. Kita tidak bisa mendustai TUHAN;
seolah-olah kita berada dalam terang, seolah-olah ada dalam persekutuan antara
satu dengan yang lain, seolah-olah ada persekutuan dengan Allah lewat ibadah
dan pelayanan ini, tetapi jika masih banyak dosa yang disembunyikan di dalam
gelap, itu adalah dusta, dan TUHAN tidak bisa didustai. Suatu kali kelak nanti
TUHAN akan nyatakan terang itu, TUHAN akan perlihatkan semua borok-borok, TUHAN
akan perlihatkan segala sesuatu yang disimpan dan disembunyikan di dalam gelap.
Siapa di sini yang mengaku bahwa dosa bisa bertahan
lama di dalam kegelapan? Tidak ada dosa yang sempurna yang tidak diungkapkan oleh TUHAN. Inilah kesaksian
tentang terang itu. Jangan sia-siakan pemberitaan firman malam ini supaya ada
persekutuan yang baik. Jika bertobat, jangan setengah-setengah.
Kita telah diajar oleh TUHAN soal penebusan yang
dikerjakan oleh korban Kristus, itulah cerita Naomi kepada Rut, menantunya itu.
Dan setelah mendengarkan penjelasan pekerjaan penebusan yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus terhadap orang yang terjual kepada maut, sontak saja, tiba-tiba
Rut teringat dengan pernyataan (pesan) Boas: “Tetaplah dekat
pengerja-pengerjaku perempuan”, itu berbicara soal persekutuan.
Dua pelajaran malam ini sekaligus kita terima dari
TUHAN, tentu itu semua oleh karena kemurahan TUHAN. Oleh sebab itu, hargailah
kesempatan yang TUHAN berikan malam hari ini. Jangan disia-siakan. Jangan
pura-pura datang beribadah. TUHAN tahu segala sesuatu; tidak ada dosa yang
sempurna yang tidak TUHAN ungkapkan, semua bisa Dia ungkapkan.
Kita akan membaca Yohanes 8.
Yohanes 8:12
(8:12) Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Yesus adalah terang dunia. Kalau kita mengikuti jejak
Kristus, mengikuti tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah, maka tidak akan
berjalan di dalam kegelapan, melainkan berada dalam terang, berarti; beroleh
persekutuan antara yang satu dengan yang lain, dan ada persekutan dengan TUHAN
kita, Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Mari kita lebih jauh, lebih rinci soal terang itu
dalam Injil Matius 5.
Matius 5:14-15
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi. (5:15) Lagipula orang tidak
menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki
dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Kamu adalah terang dunia. Terang dunia itu digambarkan seperti dua hal:
Gambaran YANG PERTAMA: “Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi.”
Berarti, semuanya jelas terlihat, terpapar dengan
baik, terpapar dengan jelas, tidak ada yang tersembunyi. Kiranya hal itu nyata
dalam kehidupan kita, dimulai dalam nikah yang terkecil, itulah rumah tangga,
kemudian nikah yang lebih besar, itulah dalam penggembalaan; lahir batin
terpapar (terpampang) dengan jelas.
Kalau firman ini mengoreksi kehidupan kita, akui: TUHAN,
aku masih banyak menyembunyikan yang tidak baik di dalam gelap. Jangan kita
lantas marah-marah, gerah mendengar Firman TUHAN, dan lain sebagainya; akui
saja, selesai, tidak sulit. Pengalaman kematian Yesus itu tidak lama dan tidak
susah; hanya tiga hari. Yang membuatnya menjadi lama adalah dagingnya bersuara,
bersungut-sungut, jengkel, keras hati; itu yang membuatnya menjadi lama dan
susah.
Itulah pentingnya ibadah ini bagi kita. Jadi, jangan
sembarangan beribadah, jangan sembarangan melayani; tetapi, biarlah betul-betul
ibadah pelayanan itu mengandung janji dan kuasa, baik itu masa sekarang maupun
masa yang akan datang.
-
Masa sekarang; kita dipelihara, diberkati, dicukupkan makan dan minum, dicukupkan apa
yang akan dipakai.
-
Masa yang akan datang; bahagia bersama dengan Dia di dalam kebahagiaan kekal.
Saya kembali sampaikan: Terang itu digambarkan seperti
“kota yang terletak di atas gunung” tidak mungkin tersembunyi, berarti;
terpapar, terlihat dengan jelas, tidak ada sesuatu yang disembunyikan, baik
lahir maupun batin.
Gambaran YANG KEDUA: “Orang tidak menyalakan pelita
lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu.”
Gantang adalah takaran ukuran 3.1725 gram. Artinya;
Terang itu bukanlah menurut takaran manusia. Jadi, pelita yang menyala tidak
diletakkan di bawah gantang, melainkan diletakkan di atas kaki dian, sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Kalau semua orang diterangi di dalam
rumah itu, berarti ada persekutuan. Kalau di dalam rumah masih mengambil
jalannya masih-masing karena sesuatu perkara yang masih disembunyikan, itu
bukan persekutuan, tetapi kalau seisi rumah sudah diterangi, berarti ada
persekutuan.
Jadi, terang itu membawa kita kepada satu persekutuan
yang heran, karena tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Yang menyebabkan
adanya jurang pemisah, gap, jarak, jelas adalah dosa yang disembunyikan
di dalam gelap.
Keluaran 25:3,39
(25:31) "Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas
tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya --
dengan tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras dengan kandil itu. (25:39)
Dari satu talenta emas murni haruslah dibuat kandil itu dengan segala
perkakasnya itu.
Kaki dian emas dibuat dari satu talenta emas. Artinya,
hanya ada satu Roh Kudus yang memenuhi dan menuntun semua, bahkan seantero
sidang jemaat di atas muka bumi ini, tidak ada roh yang lain.
Efesus 4:3-4
(4:3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera: (4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana
kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera, supaya kita menjadi satu tubuh dan satu Roh. Jadi, jelas sekali
bahwa; hanya satu Roh Kudus yang memenuhi dan menuntun semua, bahkan seantero
dari sidang jemaat di atas muka bumi ini, sehingga menjadi satu tubuh dan satu
Roh.
Tidak mungkin pelita dinyalakan di bawah gantang,
tetapi pelita yang menyala itu “bagaikan kota di atas gunung” dan “pelita
yang menyala diletakkan di atas kaki dian”, di mana kaki dian itu dibuat
dari satu talenta emas. Artinya, hanya ada satu Roh yang memenuhi dan menuntun
kita semua, bahkan seantero sidang jemaat di atas muka bumi ini. Kita semua
menjadi satu tubuh dan satu Roh.
Kalau kita berasal dari roh yang berbeda-beda, pasti
di situ tidak terwujud kesatuan tubuh -- tidak satu Roh dan tidak satu tubuh
--, tetapi puji TUHAN, pelita emas dibuat dari satu talenta emas yang ditempa
-- berarti, terlebih dahulu dipanaskan untuk selanjutnya dipukul (bukan
dicetak, bukan dengan mistis) --, artinya; kalau kita dipenuhi dan dituntun
oleh Roh yang satu dan yang sama itu, maka pasti kita satu.
1 Korintus 12:11-14
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang
dikehendaki-Nya. (12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan
anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (12:13) Sebab
dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik
budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minum dari satu Roh. (12:14) Karena tubuh juga
tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
Perikop ayat ini adalah “Rupa-rupa karunia tetapi satu
Roh.” Banyak karunia, tetapi sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama. Kalau
karunia-karunia itu berbeda-beda, karena sumbernya dari roh yang berbeda-beda,
pasti tidak satu, kita tidak akan menjadi satu, semua pasti akan berlomba-lomba
untuk memperlihatkan dirinya siapa yang lebih baik, siapa yang lebih benar,
siapa yang lebih mengerti firman, lebih tahu berkorban, dan lain sebagainya;
kalau sudah seperti itu suasananya, maka akhirnya tidak satu. Sebaliknya
kekacauan yang terjadi.
Tetapi sekalipun karunia itu berbeda-beda, namun
apabila sumbernya tetap dari Roh yang satu dan yang sama, maka perbedaan itu
tidak akan memisahkan kita, sebaliknya membawa kita kepada satu arah, itulah
kesatuan tubuh.
Tubuh tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas
banyak anggota. Namun sekalipun anggota itu banyak, merupakan satu tubuh;
demikian pula Kristus. Jadi, Roh TUHAN, Roh yang satu dan yang sama membawa
kita kepada satu kesatuan tubuh Kristus yang sempurna sekalipun berbeda-beda
karunia dan talenta-talenta yang dimiliki juga jumlahnya tidak sama -- ada yang
satu talenta, ada dua talenta, ada lima talenta, sampai nanti dipermuliakan,
itulah sepuluh talenta --, tetapi sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama, sehingga
sekalipun anggota itu banyak, namun satu, seperti Kristus adalah satu.
Itulah kesatuan yang dikerjakan oleh Firman hidup
dan kesatuan yang dikerjakan oleh Roh Allah yang hidup (pelita emas).
Mari kita melihat KESATUAN yang dikerjakan oleh Firman
hidup dan terang Allah (Roh Allah) di dalam pelayanan dari Rasul
Paulus, bersama dengan anak kekasihnya yang lain, yaitu Onesimus dan
Filemon. Dari sini kita akan belajar persekutuan yang diciptakan oleh Firman
hidup dan terang Allah (Roh Allah).
Filemon 1:4-7
(1:4) Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat
engkau dalam doaku, (1:5) karena aku mendengar tentang kasihmu kepada
semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus. (1:6) Dan aku
berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan
akan yang baik di antara kita untuk Kristus. (1:7) Dari kasihmu
sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus
telah kauhiburkan, saudaraku.
Perikop ayat ini adalah “Ucapan syukur” dari Rasul
Paulus. Jikalau tercipta persekutuan antara yang satu dengan yang lain,
kemudian tercipta persekutuan yang baik dan indah dengan TUHAN, maka pasti ada
ucapan syukur tentunya.
Berbeda dengan orang yang jauh dari TUHAN; tidak ada
ucapan syukur. Wajah sumringah bahagia hanya pada saat mendapat sebuah
keuntungan, tetapi manakala dalam kesusahan, merasa kemalangan, yang terjadi
adalah persungutan, wajah yang muda ceria pun menjadi keriput (tua) sebelum
waktunya.
Rasul Paulus berbahagia dan mengucap syukur, karena ia
mendengar tentang Filemon, antara lain:
-
Kasih dari Filemon di dalam hal mengasihi orang kudus = persekutuan seorang
dengan yang lain.
-
Kemudian, tentang iman Filemon kepada TUHAN
Yesus = persekutuan dengan TUHAN.
Kemudian, Rasul Paulus juga berdoa; agar persekutuan
di dalam iman (persekutuan dengan TUHAN), akhirnya turut mengerjakan akan
pengetahuan yang baik supaya terciptalah persekutuan yang baik antara seorang
dengan yang lain.
Pada ayat 6: Persekutuan kita dengan TUHAN,
motornya adalah iman. Hal itu berdampak positif, karena hal itu turut
mengerjakan pengetahuan akan yang baik dalam persekutuan kita dengan sesama di
hadapan TUHAN. Kalau kita tidak bersekutu dengan TUHAN dalam iman, maka kita
tidak akan mendapatkan suatu pengetahuan yang baik, sehingga tercipta suatu
persekutuan yang baik dengan sesama; itu tidak mungkin.
Jadi, terlebih dahulu kita bersekutu dengan TUHAN
dengan baik oleh dorongan iman. Lalu, oleh persekutuan itu menimbulkan sesuatu
yang positif, yaitu turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara
kita, berarti; timbullah persekutuan yang baik antara satu dengan yang lain.
Kalau belum ada persekutuan yang baik dengan TUHAN,
maka tidak mungkin kita ada persekutuan yang baik antara yang satu dengan yang
lain. Persekutuan yang baik dengan TUHAN itu memberi suatu pemahaman yang luar
biasa dan heran, sehingga lewat pemahaman ini kita bisa bersekutu antara yang
satu dengan yang lain. Jangan abaikan hal ini.
Seringkali kita membuat suatu persekutuan antara
sesama, tetapi dengan kemampuan sendiri. Nanti, habis kemampuannya, maka habis
juga persekutuannya. Tetapi kalau kita terlebih dahulu bersekutu dengan TUHAN
oleh iman -- di mana iman menjadi motor penggerak persekutuan yang baik dengan
TUHAN --, maka akan turut mengerjakan pengetahuan yang baik, sehingga ada
persekutuan yang baik antara yang satu dengan yang lain.
Banyak di antara kita yang seperti itu; berjuang
dengan kekuatan sendiri untuk mengadakan persekutuan, tetapi begitu
kemampuannya habis, maka habis pula persekutuan itu. Tetapi kalau yang menjadi
motor persekutuan kita dengan TUHAN adalah iman, maka pasti turut mengerjakan
hal-hal yang baik, sehingga terciptalah persekutuan yang baik satu dengan yang
lain. Jangan abaikan hal ini supaya kita tidak munafik di dalam persekutuan
dengan sesama.
Selanjutnya, kita akan membaca ayat 10-14.
Filemon 1:10-12
(1:10) mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku
dalam penjara, yakni Onesimus (1:11) -- dahulu memang dia tidak
berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun
bagiku. (1:12) Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku
--.
Dahulu Onesimus adalah seorang yang tidak berguna,
pencuri, suka melawan, tetapi lihatlah pengakuan Rasul Paulus terhadap Filemon:
“Sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.” Lalu, pada ayat
12, Rasul Paulus menyuruh Onesimus untuk kembali kepada Filemon, sebagai
buah hati dari Rasul Paulus.
Mengapa Onesimus menjadi “buah hati” Rasul Paulus?
Karena Onesimus ini bertobat, sebagai hasil pelayanan dari Rasul Paulus ketika
dipenjara. Kalau kita betul-betul menjadi tawanan Roh, maka pendosa apapun bisa
dimenangkan. Dan kalau pendosa semacam ini bisa dimenangkan, maka ia akan
betul-betul menjadi buah hati.
Pendosa, berbuat najis, penuh dengan noda kekafiran;
kalau kehidupan semacam ini dimenangkan karena kita semua menjadi tawanan Roh
(dipenjara oleh Roh TUHAN), maka orang semacam ini bisa menjadi buah hati.
Jadi, jangan kita pilih-pilih kasih di dalam hal memperhatikan satu dengan yang
lain.
Saya memperhatikan sidang jemaat yang TUHAN percayakan
ini bukan karena saudara mempunyai uang lantas saya memperhatikan, bukan;
tetapi karena saya ini sudah menjadi tawanan Roh, dengan lain kata; karena
kasih Allah. Ada di antara kita yang tidak mempunyai pendidikan, ada di antara
kita yang berasal dari latang belakang yang bermacam-macam, baik itu dari
kenajisan, cinta uang, rentenir, dan lain sebagainya, tetapi di dalam hal
mengasihi tidak boleh memandang bulu. Dalam hal memperhatikan satu dengan yang
lain, dalam persekutuan; tidak boleh memandang bulu, tidak boleh memandang
muka. Jujur, kalau ada orang kaya angkuh dalam hal berkorban, saya tidak mau tunduk;
lebih baik saya memperhatikan orang yang masih kurang-kurang itu.
Filemon 1:13-14
(1:13) Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani
aku selama aku dipenjarakan karena Injil, (1:14) tetapi tanpa
persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan
engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.
Sesudah penjelasan di atas tadi, selanjutnya kita
perhatikan; tanda persekutuan yang baik dengan TUHAN -- yang dimotori oleh iman
-- ialah mampu menerima kekurangan orang lain dengan sukarela, tanpa paksaan,
sekaligus menjadikan Onesimus sebagai orang yang berguna bagi TUHAN.
Dahulu Onesimus ini tidak berguna; seorang pencuri,
cinta uang, suka melawan, membantah, tetapi oleh kemurahan TUHAN, Onesimus
menjadi seorang yang berguna. Diawali dengan persekutuan Rasul Paulus dengan
TUHAN yang dimotori oleh iman, sehingga ada persekutuan dengan sesama yang
digerakkan oleh kasih Allah, tidak dengan terpaksa, tetapi dengan kerelaan
hati.
Bagaimana dengan kita sekarang? Apakah dengan rela
hati berada dalam sebuah persekutuan? Terlebih sebentar lagi kita akan
menyelenggarakan Kebaktian Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT),
kita harus memperhatikan orang lain juga. Kita melakukan ini diluar kemampuan
daging, tinggal menyerah saja.
Filemon 1:15-17
(1:15) Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya
engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, (1:16) bukan lagi sebagai
hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih,
bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam
Tuhan. (1:17) Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia
seperti aku sendiri.
Intinya: Dalam persekutuan dengan sesama, tidak
melihat atau tidak memandang muka. Filemon harus menerima Onesimus dengan
segala kekurangan yang ada dibalik kelebihan-kelebihannya, sama seperti Filemon
menerima keberadaan Rasul Paulus. Jadi, tidak ada perbedaan antara satu dengan
yang lain di dalam persekutuan antara satu dengan yang lain.
Filemon 1:18
(1:18) Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu,
tanggungkanlah semuanya itu kepadaku --
Sampai akhirnya, kita mampu mengampuni dan menerima
kekurangan-kekurangan orang lain. Jangan hitung-hitung kekurangan orang lain
sebagai hutang yang harus dia bayar kepada kita masing-masing.
Filemon 1:19
(1:19) aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan
membayarnya -- agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu
kepadamu!" -- karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.
Kalau kita menerima orang lain, sampai mengampuni orang
lain dari kekurangannya, itu karena TUHAN sudah terlebih dahulu mengampuni dosa
kita, seperti Onesimus juga dimenangkan oleh Rasul Paulus oleh darah salib.
Jadi, kalaupun kita harus mengasihi dan mengampuni
kekurangan orang lain, itu karena TUHAN sudah terlebih dahulu mengampuni kita.
Kalau seseorang tidak mau mengampuni orang lain dan kekurangannya, maka TUHAN
pun tidak akan mengampuni kekuranganya dan tidak akan mau menerima
kekurangannya.
Sekali lagi saya tandaskan; kalau kita mengampuni
orang lain, itu karena TUHAN sudah terlebih dahulu mengampuni kita sekaliannya.
Kita menerima kekurangan orang lain, karena TUHAN sudah terlebih dahulu
menerima kekurangan dan keberadaan kita masing-masing. Jangan sampai dosa kita
sudah diampuni oleh TUHAN, tetapi kita tidak mengampuni orang lain; kehidupan
yang semacam ini jauh dari kasih karunia.
Sekarang, kita akan kembali memperhatikan Rut 2:21.
Rut 2:21
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: “Lagipula ia berkata kepadaku:
Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh
penyabitan ladangku.”
Persekutuan itu akan berakhir sampai menyelesaikan
seluruh penyabitan di ladang Boas. Boas rohani, itulah pribadi dari TUHAN
Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga.
Jadi, persekutuan itu berakhir sampai menyelesaikan
seluruh penyabitan jelai dan gandum di ladang Boas, artinya; sampai
kesudahannya. Dan itu sudah seharusnya menjadi santapan kita masing-masing.
Di Injil Yohanes 4, Yesus Kristus -- yang
merupakan Boas rohani -- kembali mengingatkan murid-murid soal dua hal di atas
tadi; di mana Naomi menjelaskan tentang penebusan yang dikerjakan oleh korban
Kristus, juga mengajarkan kepada murid-murid soal persekutuan yang baik antara
seorang dengan yang lain, serta persekutuan yang indah dengan TUHAN, seperti
tubuh dengan Kepala menyatu.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Yesus berkata: Makanan-Ku ialah …
1. Melakukan kehendak Dia.
2. Menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Kalau Yesus berkata bahwa dua perkara di atas sudah
menjadi makanan-Nya, berarti dua perkara ini sudah menjadi santapan yang nikmat
dan dinikmati oleh TUHAN.
Tentang: “Melakukan kehendak Dia.” Sama
dengan; menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut TUHAN, sama seperti Yesus
melakukan kehendak Allah Bapa. Saat Dia menyangkal diri dan memikul salib di
atas kayu salib, maka kehendak Allah terlaksana di atas kayu salib.
Bukankah hal ini telah diajarkan oleh Naomi kepada
menantunya? Oleh karena kehendak Allah inilah kehidupan kita sebagai bangsa
kafir ditebus dari dosa, kehidupan yang terjual kepada maut ditebus oleh
kehendak Allah Bapa. Dan oleh karena kehendak Allah Bapa, Yesus harus
menyangkal diri-Nya, memikul salib-Nya. Korban penebusan adalah kehendak Allah,
yang sudah menjadi santapan bagi kita, terkhusus seorang imam, seorang pelayan
TUHAN, seorang hamba TUHAN; ini sudah harus menjadi santapan yang harus
dinikmati mau tidak mau.
Tentang: “Menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Kita akan melihat pekerjaan Bapa di dalam Injil
Yohanes 19.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah
selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
“Yesus meminum anggur asam.” Berarti, rela
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
"Sudah selesai." Berarti, Yesus telah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa di atas kayu
salib.
Yohanes 19:31-34
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat
itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari
yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta
kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33)
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara
prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar
darah dan air.
Yesus telah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa,
sehingga dengan demikian terwujudlah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Tubuh itu terdiri dari banyak anggota, tetapi merupakan satu tubuh, karena
Yesus telah menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa.
Ketika Yesus mati di kayu salib, prajurit-prajurit
tidak mematah-matahkan kaki-Nya, sehingga tergenapilah Kejadian 2:23-24,
“Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.”
Anggota-anggota tubuh tidak terpisah-pisah, sebab tulang-tulang-Nya tidak ada
terpatah-patahkan. Yesus sudah menggenapinya, menyelesaikannya. Yesus adalah
Boas rohani, di mana Boas tadi mengajarkan Rut untuk tetap berada dalam
persekutuan, terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Itu sebabnya kalau kita kembali memperhatikan Rut
2:8.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku!
Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah
juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku
perempuan.
“Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang
lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini.” Biarlah kita tetap berada
di ladang TUHAN sampai TUHAN datang. Jangan pernah tinggalkan ladang TUHAN,
tetapi tetaplah beribadah dan layani TUHAN sampai TUHAN datang.
Rut 2:22
(2:22) Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: "Ya anakku,
sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan,
supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain."
Naomi adalah pribadi yang mengajarkan soal penebusan
yang dikerjakan oleh korban Kristus kepada Rut, menantunya; tetapi dia juga
membenarkan soal kesatuan tubuh Kristus yang sempurna yang diajarkan oleh Boas
rohani kepada Rut. Sebab Naomi juga berkata;“...Supaya engkau jangan
disusahi orang di ladang lain.”
Kalau terwujud kesatuan tubuh Kristus yang sempurna,
tujuannya adalah supaya jangan disusahi orang di ladang lain, sampai kepada
puncak kesukaran (puncak dari gelap malam). Kita dipelihara, dilindungi, dibela
oleh TUHAN, itulah Wahyu 12:6. TUHAN memelihara mempelai TUHAN, gereja
yang sempurna di padang gurun selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari,
dan tidak disusahi oleh orang lain, tidak disusahi oleh bangsa-bangsa lain,
itulah antikris.
Penebusan yang dikerjakan oleh korban Kristus
diajarkan oleh Naomi; dia adalah seorang ibu yang baik, gembala yang baik.
Kemudian, mendengar ajaran itu, sontak Rut teringat dengan pesan Boas, Rut
teringat dengan Boas dan perkataannya untuk tetap berada dalam persekutuan
tubuh Kristus yang sempurna, supaya jangan disusahi oleh orang lain, bangsa
lain, antikris, persis seperti Wahyu 12:6, dipelihara selama 1.260
(seribu dua ratus enam puluh) hari.
-
Angka 1 (satu), 2 (dua) , 6 (enam) itulah Wahyu
12:6.
-
Sedangkan angka 0 (nol), itulah kematian Yesus yang
memelihara kehidupan kita dari orang lain, sehingga tidak disusahi oleh orang
lain, itulah antikris.
Betapa mulianya TUHAN kepada kita semua; begitu rupa
memberi suatu pengertian yang sehat. Jangan kita berlaku sombong terhadap
nasihat-nasihat Tuhan dari seorang utusan, supaya kita berdamai dengan Allah
dalam keadaan tanpa cacat dan tanpa noda, selagi TUHAN masih memberi
kesempatan. Panjang sabar TUHAN adalah kesempatan yang TUHAN berikan, itulah
kemurahan TUHAN bagi kita semua. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment