IBADAH RAYA MINGGU, 12 JULI 2020
KITAB WAHYU
(Seri: 13)
Subtema: RAHASIA 1.260 HARI
Shalom.
Selamat sore petang menjelang malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya
memenuhi setiap kehidupan kita; dan damai sejatehra Kristus memerintah di hati kita
masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, bahkan
hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan dari TUHAN supaya kiranya TUHAN
membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Segera saja kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah (Kebangkitan)
Minggu dari KITAB WAHYU 12.
Saat ini kita masih berada pada ayat 6. Pada minggu yang lalu telah
disampaikan tentang ayat 6, namun oleh karena kemurahan TUHAN, kita kembali
diizinkan untuk memperoleh berkat dari TUHAN lewat ayat 6 ini.
Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke
padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya
ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Perempuan itu lari ke padang gurun supaya ia dipelihara di situ selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh)
hari.
-
“Perempuan itu” à Gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai TUHAN; ia lari ke padang gurun
supaya dipelihara di situ selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.
-
“Dipelihara”, sama
dengan; dijaga dan dirawat oleh TUHAN selama 1.260 (seribu dua ratus enam
puluh) hari.
Pertanyaannya: APA YANG TERJADI
selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari tersebut ?
Kita lihat jawabannya dari Daniel 12.
Daniel 12:1,7,11
(12:1) "Pada waktu itu juga akan
muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu;
dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah
terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu
bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam
Kitab itu. (12:7) Lalu kudengar orang yang berpakaian kain lenan, yang
ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal, sambil
mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit: "Satu masa dan dua
masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus
itu, maka segala hal ini akan digenapi!" (12:11) Sejak dihentikan
korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan
itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.
Penekanan pada ayat 1: Di akhir zaman akan ada suatu waktu kesesakan
yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa.
Kemudian, hal itu terjadi selama satu masa, dua masa, dan setengah masa -- atau
sama dengan; 3.5 (tiga setengah) tahun, sama dengan; 1.260 (seribu dua ratus
enam puluh) hari lamanya --; di mana pembinasa keji berdiri di tempat kudus,
yang disebut juga dengan “puncak kesesakan” atau “puncak dari gelapnya malam”,
sebab pada masa itu, pembinasa keji akan menghentikan korban sehari-hari.
Biarlah kita belajar untuk mengerti rencana TUHAN. Kalau kita tidak
mempunyai pengertian tentang rencana TUHAN, maka kita akan mengalami kerugian
yang besar. Itulah artinya TUHAN memberikan ibadah ini kepada kita; supaya kita
mengerti rencana TUHAN.
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian
itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan
tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban
santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan
yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
-
“Satu kali tujuh
masa” = 7 (tujuh) tahun = 2 x 3.5 (tiga setengah) tahun.
-
“Pada pertengahan
tujuh masa itu”, berarti; 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua.
Sebenarnya, masa kesesakan itu akan terjadi selama 7 (tujuh) tahun atau 7
(tujuh) masa, tetapi puncak dari kesesakan atau puncak dari gelapnya malam
adalah “pada pertengahan tujuh masa”, berarti; 3.5 (tiga setengah) tahun
yang kedua. Mengapa demikian? Sebab pada masa itu -- pada masa 3.5 (tiga
setengah) tahun yang kedua --, pembinasa keji atau antikris menjadi diktator
buas; mereka akan menghentikan korban sehari-hari di dalam rumah TUHAN. Korban
sehari-hari, yaitu;
1. Korban sembelihan.
2. Korban santapan.
Kita akan memperhatikan tentang
“korban sehari-hari”, yang pertama: KORBAN SEMBELIHAN.
“Korban sembelihan” à Ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan, di mana di
tengah-tengahnya kita mempersembahkan atau membawa korban persembahan kepada
TUHAN. Korban sembelihan yang benar kepada TUHAN ialah jiwa yang hancur;
hati yang patah dan remuk; itulah yang harus kita persembahkan di
tengah-tengah ibadah pelayanan ini.
Tetapi pada saat itu -- pada masa
3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua --, atas seizin TUHAN, pembinasa keji
(antikris) sebagai diktator buas akan menghentikan korban sembelihan.
Ibadah dan pelayanan ini
merupakan pertolongan TUHAN. Jadi, kalau pun saat ini, kita membawa korban
persembahan -- itulah korban sembelihan – maksudnya di tengah-tengah ibadah
pelayanan, kita mengalami jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk;
sesungguhnya itu adalah kemurahan dari TUHAN. Kita dipelihara oleh TUHAN lewat
salib-Nya, yakni korban sembelihan.
Tetapi, kalau pada masa kesesakan
nanti kita hidup tanpa kemurahan TUHAN, yaitu; tanpa hari perhentian, tanpa
pertolongan TUHAN, lewat salib-Nya -- yakni korban sembelihan --, tanpa ibadah
dan tanpa pelayanan, tanpa sangkal diri, tanpa kasih dari sorga, lalu kita
berada dalam pergumulan yang besar; dapatkah saudara bayangkan, apa yang
terjadi nanti; dapatkah saudara bayangkan, seperti apa keadaan manusia pada
saat itu?
Singkatnya: Berada dalam
kesesakan yang besar, namun tanpa hari perhentian, tanpa ibadah dan pelayanan;
hal itu akan memahitkan hidup seseorang; tetapi itu harus terjadi nanti.
Kita akan memperhatikan tentang
“korban sehari-hari”, yang kedua: KORBAN SANTAPAN.
“Korban santapan” à Firman Allah sebagai santapan rohani kita. Sebenarnya,
Firman Allah adalah kebutuhan pokok jiwa kita, Firman Allah adalah kebutuhan
hidup rohani kita. Lewat pengertian dari hikmat Firman Iman kita dapat
mengetahui untuk membedakan mana yang baik dan yang jahat, kita dapat
mengetahui rencana TUHAN.
Tetapi pada masa kesesakan nanti,
korban santapan akan dihentikan, artinya; menghadapi kesesakan (berada dalam
puncak gelapnya malam) tanpa pengertian, tanpa pengetahuan dari firman yang
benar, tanpa pengertian yang baik, atau tanpa hikmat dari Firman Iman (korban
santapan), maka seseorang akan mengalami kebingungan yang besar di dalam
penderitaannya.
Bayangkan; jika orang bodoh --
tanpa pengertian dari firman (korban santapan) -- menghadapi masalah besar, apa
yang akan terjadi? Yang pasti ia akan mengalami kebingungan; akhirnya ia akan
bersungut-sungut; ia akan menuntut-menuntut-menuntut dan mempersalahkan TUHAN.
Hal ini akan terjadi nanti; jadi,
jangan saudara “merasa aman” ketika memperoleh suatu kedudukan, jabatan, harta
kekayaan, bahkan pendidikan (ijazah) tinggi di bumi ini; tidak, itu semua bukan
merupakan jaminan.
Amos 8:11
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan
datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan
kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan
air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
Ketika korban santapan dihentikan, nabi Amos juga sudah bernubuat akan hal
itu; di mana TUHAN akan mengirimkan kelaparan di negeri ini; bukan kelaparan
akan makanan, bukan kehausan akan air minum, melainkan lapar dan haus akan
mendengarkan Firman TUHAN. Dan hal itu terjadi atas seizin TUHAN, sebab di sini
TUHAN berkata: “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan
kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan
firman TUHAN.”
Jadi, pembinasa keji berdiri di tempat kudus, atau antikris menjadi
diktator yang buas selama 3.5 (tiga setengah) tahun yang kedua, itu juga
terjadi atas seizin TUHAN, supaya kita bisa “mengerti”. Tetapi malam ini, TUHAN
sudah memberi pengertian itu kepada kita. Kiranya hal ini dapat dipahami dengan
baik.
Amos 8:12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari
utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
Mereka mengembara dan menjelajah
untuk mencari firman, tetapi mereka tetap tidak mendapatnya. Namun syukur
kepada Allah, karena sore ini kita menerima pembukaan Firman Allah; ini adalah
kemurahan bagi kita.
Lihat, akibat kelaparan yang hebat itu, akan terlihat dua tindakan yang
keliru:
1. Mereka akan mengembara dari laut ke laut.
2. Mereka akan menjelajah dari utara ke timur.
Ini adalah tindakan keliru untuk
mencari korban santapan (Firman Allah) sebagai kebutuhan rohani, kebutuhan jiwa
pada saat itu. Bayangkan; tanpa pengertian, tanpa firman, saat menghadapi
kesesakan yang besar (puncak kesesakan), maka sudah pasti yang terjadi adalah
kekeliruan yag besar.
Tetapi puji TUHAN, sore ini TUHAN
sudah bentangkan firman-Nya bagi kita; dan kita harus melihat dan
memperhatikannya; jangan kita pura-pura tidak tahu, padahal sudah tahu.
Sudah sangat jelas, tindakan
tersebut merupakan suatu kekeliruan yang sangat fatal dan membahayakan hajat
orang banyak. Oleh sebab itu, mari kita menyimak dan melihat arti rohani dari
dua perkara di atas, yang merupakan kekeliruan yang terjadi akibat kelaparan
yang hebat pada masa kesesakan.
TENTANG: “Mengembara dari
laut ke laut.”
Mengembara = musafir, hidup yang
berpindah-pindah, atau tidak tinggal tetap. Jadi, untuk mencari firman TUHAN,
mereka harus mengembara dari laut ke laut.
Tujuan mengembara dari laut ke
laut adalah untuk mencari Firman TUHAN; tetapi sayangnya, saat mengembara dari
laut ke laut, justru mereka akan menemukan santapan asing yang membinasakan,
merugikan hajat orang banyak.
Oleh sebab itu, bertahan saja,
makan, tidak makan, yang penting adalah berkumpul bersama dengan TUHAN.
Buktikan diri setia kepada TUHAN, supaya TUHAN memelihara kehidupan kita.
Jangan andalkan pemikiran, tetapi andalkan TUHAN dalam segala perkara.
Mari kita lihat AJARAN YANG
DITEMUKAN jika mengembara dari laut ke laut.
Wahyu 13:1-3
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk
sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh
mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang
yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya
kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Penekanan pada ayat 1:
Tampak “binatang keluar dari dalam laut”, itu menunjuk kepada;
antikris. Kemudian, adapun wujud dari binatang tersebut;
-
Bertanduk sepuluh.
-
Berkepala tujuh.
-
Sepuluh mahkota di atas kepala.
Jadi, 10 + 7 + 10 = 27, bukan?
Angka ini jelas menunjukkan bahwa mereka ini ingin menampilkan bahwa seakan-akan
mereka sama seperti pribadi Yesus Kristus, sebagai TUHAN dan Juruselamat, di
mana hal ihwal Yesus Kristus dengan jelas dituliskan dalam 27 (dua puluh tujuh)
kitab Perjanjian Baru. Ini merupakan tipuan yang hebat; itulah yang mau mereka
tampilkan kepada gereja-gereja yang tidak mempunyai pengertian, tidak mempunyai
pengetahuan yang benar, tidak mempunyai hikmat firman iman; dan hal ini sangat
merugikan hajat orang banyak.
Tetapi TUHAN sudah memberitahukan
akal bulus dari binatang yang keluar dari dalam laut -- itulah antikris --
kepada kita. Oleh sebab itu, jangan kita mau disesatkan olehnya.
Penekanan pada ayat 2:
Adapun binatang yang keluar dari
dalam laut tersebut merupakan gabungan dari tiga jenis binatang, yaitu;
1. Macan tutul.
2. Beruang.
3. Singa.
Adapun kelebihan-kelebihan dari
tiga jenis binatang tersebut:
Binatang Yang Pertama: “Macan
tutul.”
Macam tutul memiliki kecepatan
yang luar biasa; demikian halnya dengan antikris memiliki kecepatan yang
dahsyat untuk mengejar anak-anak TUHAN yang tertinggal rohaninya.
“Memiliki kecepatan”, berarti;
cekatan. Namun sasarannya adalah gereja yang tertinggal di belakang. Jangan
kita berada pada barisan belakang.
Binatang Yang Kedua: “Beruang.”
Beruang memiliki kaki yang
tangkas, di mana;
-
Dua kaki di belakang
dapat digunakan untuk berdiri dan bertahan.
-
Dua kaki di depan
digunakan untuk mencengkram dan mencabik-cabik mangsanya.
Itulah kelebihan dari beruang.
Saya tambahkan sedikit mengenai
“beruang” ini: Dalam kitab Daniel 7:5, “Dan tampak ada seekor
binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada
sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di
antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging
banyak-banyak.” Di mulut beruang ada tiga tulang rusuk di antara
gigi-giginya. Kemudian, kepada beruang itu dikatakan: “makanlah daging
banyak-banyak.”
Tiga tulang rusuk à Kehidupan yang telah dikuasai oleh daging; tubuh
dikuasai daging, jiwa dikuasai daging, rohnya juga dikuasai
daging. Hati-hati, “daging” ini adalah sasaran dari beruang. Perhatikan firman
TUHAN malam ini; Hidup kita terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, janganlah kita
dikuasai oleh daging, tetapi berilah diri dikuasai oleh Roh TUHAN dalam
kegiatan Roh dan menjadi tawanan Roh, supaya kita bebas dari ikatan dunia.
Tetapi kalau kita melepaskan diri dari tawanan Roh, melepaskan diri dari
kegiatan Roh, karena menginginkan kebebasan dunia; hati-hati, inilah tulang
rusuk yang ada di antara gigi beruang.
TUHAN sudah paparkan firman-Nya
pada malam hari ini; jangan nanti kita membabi-buta mempersalahkan TUHAN.
Binatang Yang Ketiga: “Singa.”
kelebihan dari singa memiliki
mulut yang buas untuk mencari mangsa yang dapat ditelannya, persis seperti 1
Petrus 5:8. Mulut singa dipergunakan untuk memperdayakan hati manusia; jika
manusia tidak mengerti, maka sudah pasti ia menjadi mangsa dari mulut singa.
Singa merupakan gambaran dari Iblis (Setan) yang mengaum-aum dengan menggunakan
mulut untuk mencari mangsa yang dapat ditelannya.
Tetapi Yesus Kristus, Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dia adalah Singa dari suku Yahuda. Dan ketika
mulut singa dari suku Yehuda sudah mengaum, maka dapat mengubahkan kehidupan
kita semua, sehingga kita datang kembali kepada TUHAN dalam keadaan takut dan
gentar, tidak lagi berani untuk berbuat sesuatu yang tidak suci.
Hati-hati dengan mulut singa yang
merupakan gambaran dari Iblis Setan. Lebih baik hari ini kita menikmati mulut
singa dari suku Yehuda; oleh pembukaan firman, maka kehidupan kita diubahkan,
di mana tandanya ialah datang kepada TUHAN, menghadap TUHAN dengan takut dan
gentar.
Jangan sampai imam-imam melayani,
tetapi berani berbuat sesuatu yang najis; maka, akan berhadapan langsung dengan
TUHAN nanti. Tentu lebih sakit rasanya jika berhadapan langsung dengan TUHAN.
Kita kembali memperhatikan ayat
2.
Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti
kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan
kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang
besar.
Antikris -- yang merupakan
gambaran dari binatang yang keluar dari dalam laut -- yang adalah gabungan dari
tiga jenis binatang -- yaitu macan tutul, singa dan beruang
--, lalu; “Naga itu memberikan kepadanya”;
1. Kekuatannya.
2. Takhtanya.
3. Kekuasaannya yang besar.
Itu sebabnya, antikris atau
pembinasa keji menjadi diktator buas selama 3.5 (tiga setengah) tahun yang
kedua, yang merupakan puncak dari gelapnya malam, puncak dari masa kesesakan,
dan hal ini terjadi atas seizin TUHAN.
Wahyu
13:3-4
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya
seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan
hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. (13:4)
Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang
itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang
sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Antikris
mengadakan mujizat kesembuhan, sehingga seluruh dunia heran, lalu mengikuti
binatang itu. Sebab, di sini dikatakan: satu dari kepala-kepalanya seperti
kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya
itu sembuh. Mujizat kesembuhan terjadi yang diadakan oleh antikris. Oleh
karena mujizat kesembuhan ini, di sini dikatakan: “Seluruh dunia heran, lalu
mengikut binatang itu.”
Tujuan
kita datang beribadah kepada TUHAN, apakah hanya sebatas mencari mujizat
kesembuhan? Atau mujizat berkat-berkat? Tetapi yang saya tahu; pelayanan Yesus
Kristus selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini tidak berhenti
hanya sebatas mengadakan mujizat kesembuhan dan mujizat berkat-berkat, baik itu
mujizat 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan, atau 7 (tujuh) roti dan beberapa ikan;
tidak berhenti hanya sampai di situ.
Yang
saya ketahui adalah; Yesus, Anak Allah, rela meninggalkan Bapa-Nya, dan rela
meninggalkan rumah-Nya di sorga, untuk turun ke dunia, dan menjadi sama dengan
manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Dia telah merendahkan diri-Nya
serendah-rendahnya, dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu
salib. Jadi, tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat. Itulah yang saya
tahu.
Maka,
kalau kita datang kepada TUHAN lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan ini
hanya untuk mencari berkat-berkat jasmani atau mujizat kesembuhan, ini adalah
suatu kekeliruan, suatu kesalahan yang besar. Tetapi faktanya, itulah yang
sedang dilancarkan oleh antikris di hari-hari ini, sehingga seluruh dunia heran
dengan mujizat kesembuhan.
Jujur,
setelah saya memperoleh pengetahuan yang baik dan benar tentang Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel, sungguh saya tidak heran melihat mujizat
kesembuhan. Tetapi saya akan menjadi heran melihat orang (kehidupan) penzinah,
pendosa, fasik, angkuh, sombong, pendusta berubah menjadi orang suci datang
melayani TUHAN; sungguh, saya heran.
Kalau “kesembuhan” itu adalah karunia, tetapi
“keubahan hidup” itu adalah kuasa salib yang mengubahkan kita.
Walaupun
di awal pelayanan seringkali terjadi mujizat kesembuhan, bahkan di saat-saat
sekarang ini juga masih ada mujizat kesembuhan, namun saya tidak heran dengan
“mujizat”, karena itu adalah karunia Ilahi. Biarlah kiranya hal ini dapat
dipahami dengan baik dan menjadikan kita lebih dewasa di hadapan TUHAN.
Lebih
jauh kita melihat TIPU MUSLIHAT atau akal bulus dari antikris, di mana; satu
dari antara sepuluh kepala itu seperti kena luka yang membahayakan hidupnya,
tetapi pada akhirnya luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Kalau
kita bandingkan dengan pribadi Yesus Kristus; Dia telah mengalami lima luka
utama di atas kayu salib, yaitu dua di tangan, dua di kaki dan satu di lambung.
Kemudian, yang saya ketahui dari kebenaran firman; selanjutnya, Yesus mati di
atas kayu salib, lalu bangkit pada hari ketiga.
Tetapi
antikris tidaklah demikian dalam pelayanan mereka; luka yang membahayakan
hidupnya, yang merupakan “korban”, tidak berlanjut sampai kepada pengalaman
kematian. Seharusnya, kalau kita melihat kebenaran salib; lima luka, itulah
korban Kristus, selanjutnya membawa Yesus dalam kematian; inilah yang benar.
Sementara,
“binatang” ini keluar dari dalam laut. Bukankah laut, berbicara tentang;
baptisan air, arti rohaninya; mati dan bangkit. Tetapi kenyataannya, setelah
mengalami luka (korban) yang membahayakan hidupnya, namun tidak dilanjutkan
kepada pengalaman kematian; itulah tipu daya dari Setan, akal bulus dari Iblis
Setan ini begitu luar biasa.
Tetapi
jangan kita mau tertipu olehnya; kalau sudah “korban”, jangan lantas berhenti,
jangan bersungut-sungut, tetapi lanjutkan sampai dengan pengalaman kematian
berarti daging tidak bersuara lagi, supaya bangkit pada hari ketiga. Kalau
hanya “mujizat”, berkat TUHAN tanggung; belum sepenuhnya menyelamatkan
kehidupan kita. Ingat: yang menyelamatkan adalah Yesus mati lalu bangkit pada
hari ketiga; inilah yang benar dan sempurna untuk menyelamatkan.
Terimalah
kebenaran yang murni dari sorga; jangan mau diakal-akali oleh tipu daya Iblis
Setan. Sudah saatnya rohani kita dibangkitkan sekarang. Amin. Puji TUHAN.
Haleluya.
Kita
sudah melihat penjelasan tentang “mengembara dari laut ke laut”, dan tentu kita
sudah diberkati, bukan? Oleh karena pengertian yang suci dari TUHAN, kita telah
diberkati, bukan?
Ingat
dan perhatikan sungguh-sungguh: “Mengembara dari laut ke laut” itu merupakan
suatu kekeliruan, yang merugikan hajat banyak orang sebab dalam mengembara
menemukan antikris dan ajarannya yang menyesatkan.
TENTANG: “Menjelajah dari
Utara ke Timur.”
Tujuan
mereka menjelajah dari Utara ke Timur adalah untuk mencari Firman TUHAN, tetapi
cara mereka untuk mencari Firman TUHAN adalah cara yang keliru, tidak pas.
Untuk
dapat mengetahui bahwa “menjelajah dari Utara ke Timur” di dalam hal
mencari Firman TUHAN merupakan suatu kekeliruan dan kerugian yang besar, maka
mari kita simak terlebih dahulu mengenai UTARA.
Yesaya
14:12-13
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari
langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan
jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! (14:13) Engkau yang
tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan
takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit
pertemuan, jauh di sebelah utara.
“Sebelah
utara”, jelas menunjuk kepada; takhta dari Bintang Timur, putera Fajar, itulah
Iblis atau Setan, disebut juga dengan; Lucifer. Singkatnya, sebelah utara
adalah takhta Setan.
Supaya
lebih jauh kita mengerti bahwa “sebelah utara adalah takhta Setan”, kita akan
perhatikan ayat 9-11.
Yesaya
14:9-11
(14:9) Dunia orang mati yang di bawah gemetar
untuk menyongsong kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah bagimu, yaitu semua
bekas pemimpin di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa dibangunkannya dari
takhta mereka. (14:10) Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata
kepadamu: 'Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi
sama seperti kami!' (14:11) Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu
dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan
cacing-cacing sebagai selimutmu."
Iblis
atau Setan, awalnya dia adalah salah satu malaikat yang terpandang di sorga,
terpenting di dalam Kerajaan Sorga, sebagai pelayan pujian dan musik. Jadi,
kehadiran dia di dalam Kerajaan Sorga untuk melayani TUHAN; dianggap
terpandang, dan penting.
Tetapi,
ketika terdapat kelemahan -- pada ayat 10 --, maka ia segera dilemparkan
ke dunia orang mati.
Kalau
hari ini manusia melakukan dosa, TUHAN masih memberikan kesempatan untuk
pengampunannya. Berapa banyak dosa yang kita perbuat, baik itu kejahatan maupun
kenajisan, tetapi sampai hari ini, kemurahan-Nya masih berlaku; TUHAN beri
pengampunan kepada kita sampai detik ini.
Tetapi
sebaliknya, kalau malaikat TUHAN jatuh dalam dosa satu kali saja, maka ia langsung
dilemparkan ke dunia orang mati. TUHAN tidak peduli apakah dia Bintang Timur,
putera Fajar, atau apakah dia terpenting, terpandang di dalam melayani TUHAN di
dalam Kerajaan Sorga, namun TUHAN tidak peduli; sebab apabila terdapat
kelemahan, langsung dilemparkan ke dunia orang mati, menjadi Setan -- yang
sementara ditempatkan di gua-gua, tetapi pada akhirnya, tiba pada hari
penghakiman, ia akan dilemparkan ke dalam api neraka --.
Maka,
dapatlah kita ambil kesimpulan: Dunia orang mati merupakan takhta dari
Iblis Setan, itulah yang dimaksud dengan sebelah Utara.
Mari
kita melihat DUNIA ORANG MATI atau takhta Iblis Setan/sebelah utara.
Lukas
9:57-62
(9:57) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya
melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus:
"Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." (9:58)
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk
meletakkan kepala-Nya." (9:59) Lalu Ia berkata kepada seorang lain:
"Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi
dahulu menguburkan bapaku." (9:60) Tetapi Yesus berkata
kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau,
pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." (9:61) Dan
seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi
izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." (9:62)
Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh
ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Ditengah
jalan, berkatalah salah seorang kepada Yesus:
“Aku
akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Biarlah kita mengikuti
TUHAN, ke mana saja Dia pergi. Di mana TUHAN berada, di situ kita berada.
Terakhir,
Yesus berada di bumi ini saat Dia mati dan bangkit; biarlah kita mengikutinya,
berarti satu dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi
pada akhirnya, kalau kita tekun dalam pengalaman kematian kebangkitan ini, maka
di mana Dia berada, di situ kita juga berada; Dia dipermuliakan, maka kita juga
kelak dipermuliakan.
Tetapi,
jangan keliru di dalam hal mencari Firman TUHAN. Jangan kita menjelajah dari
Utara ke Timur. Namun, kenyataannya, di sini pun -- dalam pembacaan Lukas
9:57-62 -- terjadi hal seperti itu.
Perhatikan,
gambaran dari dunia orang mati -- atau sama dengan; takhta Setan, sama dengan;
sebelah Utara -- adalah:
YANG
PERTAMA: Tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Menunjuk
kepada; hidup tanpa persekutuan yang baik, dan tanpa persekutuan yang indah
dengan TUHAN. Berarti; tubuh tanpa Kepala, artinya; hidup menurut hawa nafsu
dan keinginan daging. Akibatnya:
1.
Menjadi liangnya serigala.
2.
Menjadi sarangnya burung.
Tentang;
“Menjadi liangnya serigala.”
Seringala à roh jahat.
Pekerjaan
dari serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba, sehingga
kawanan domba menjadi liar, tidak tergembala, beredar-edar, mengambil jalannya
sendiri, menuruti keinginan di hati walaupun bertentangan dengan keinginan hati
TUHAN.
Tentang:
“Menjadi sarangnya burung.”
Burung à roh najis. Pekerjaan dari roh najis
adalah menghambat pembangunan tubuh Kristus atau menghambat (menghalangi)
terwujudnya kesatuan dari tubuh Kristus.
Saudara
bisa perhatikan; berapa banyak kenajisan yang terjadi, akhirnya anggota tubuh
terpisah. Tidak sedikit di antara kita mengundurkan diri dari ibadah dan
pelayanan ini hanya saja karena kenajisan. Jadi, kenajisan ini sangat merusak pembangunan
tubuh, sangat menghambat kesatuan dari anggota tubuh yang berbeda-beda. Hal ini
harus menjadi pengertian bagi orang muda, karena nafsu dari orang muda itu
besar, tetapi banyak juga orang tua yang nafsu dagingnya besar; oleh sebab itu,
hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Yang
berumur 40 (empat puluh) tahun ke atas sudah seharusnya mengalami penamatan
daging, tamat dari kenajisan di hati, pikiran dan lain sebagainya, tidak lagi
memuaskan dirinya kepada hal-hal yang tak suci, karena itu merusak nikah suci,
merusak kesatuan tubuh. Tubuh itu anggotanya banyak, sama seperti kita semua di
tempat ini adalah anggota tubuh Kristus, harus menjadi satu; tetapi, tidak akan
terwujud kesatuan dalam nikah, kalau kenajisan itu masih terus berlangsung.
Angka
40 berbicara tentang perobekan daging (tirai). Jadi, kalau seorang imam masih
bertahan membelakangi TUHAN hanya karena kenajisannya, berarti ia tidak peduli
dengan rencana TUHAN yang besar, yaitu kesatuan tubuh. Itulah pekerjaan dari
roh najis; mengambat pembangunan tubuh, menghambat terwujudnya kesatuan tubuh.
Persis seperti Babel pada Wahyu 17-18 berusaha untuk menghambat pesta
nikah Anak Domba pada Wahyu 19:6-9.
Perhatikan,
gambaran dari dunia orang mati -- atau sama dengan; takhta Setan, sama dengan;
sebelah Utara -- adalah:
YANG
KEDUA: Sibuk mengubur orang mati.
Artinya,
sibuk mengerjakan pekerjaan dari dunia orang mati.
Di
sini dikatakan: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” TUHAN
tidak izinkan hal yang seperti ini, TUHAN tidak mau, TUHAN tidak suka; walaupun
itu adalah mayat bapa, walaupun itu adalah mayat orang tua.
Apa
yang membuat kehidupan seseorang menjadi mayat atau mati rohaninya? Bukankah
itu adalah “keinginan daging” ? Jadi, walaupun itu adalah keinginan daging dari
bapanya, jangan turuti, apapun alasannya.
Tetapi
pada ayat 60, Yesus berkata: “Biarlah orang mati menguburkan orang
mati.”
Jadi,
kita tidak perlu berada di dunia orang mati, tidak perlu berada di takhta
Setan, sebelah Utara. Arti rohaninya; jangan gunakan dua tangan untuk menjamah
tabiat-tabiat daging yang menajiskan.
Selanjutnya,
Yesus berkata: “Tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di
mana-mana” Intinya, tugas dari orang yang mengikut TUHAN adalah
memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Jadi, tidak ada sangkut paut antara
“ikut TUHAN” dengan dunia orang mati, tidak ada sangkut paut antara “ikut
TUHAN” dengan keinginan daging dari bapa.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas untuk kita ingat dan lakukan: Yang harus kita
kerjakan di dalam hal mengikuti TUHAN adalah memberitakan Kerajaan Allah di
mana-mana.
Lihat,
hari-hari ini kita terjebak dengan sebuah masalah. Setan begitu cerdik dengan
menggunakan media sosial; yang tanpa disadari, banyak imam-imam, pelayan TUHAN
memberitakan hal yang najis melalui media sosial. Seharusnya, imam-imam,
pelayan TUHAN, sidang jemaat, anak-anak TUHAN, biarlah memberitakan Kerajaan
Sorga di mana-mana. Beritakanlah Kerajaan Sorga di mana-mana. Jangan posting
kenajisan di media sosial; jangan posting keinginan daging di media sosial;
jangan gunakan media sosial untuk menginginkan kenajisan orang lain.
Yang
TUHAN mau adalah supaya kita memberitakan Kerajaan Sorga di mana-di mana. Oleh
sebab itu, berhentilah untuk memberitakan hal yang najis.
Perhatikan,
gambaran dari dunia orang mati -- atau sama dengan; takhta Setan, sama dengan;
sebelah Utara -- adalah:
YANG
KETIGA: Pamitan dengan keluarga.
Ikut
TUHAN, tetapi pamitan dengan keluarga; sesungguhnya, TUHAN tidak menginginkan
hal itu. Oleh sebab itu, Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk
membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”.
Melayani
tetapi masih menoleh ke belakang, maka ia tidak layak untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. Layanilah TUHAN dengan sungguh-sungguh, jangan kembali kepada
tabiat yang lama, karena itu merupakan takhta Setan, sebelah Utara, dunia orang
mati.
Saya
minta; imam-imam yang sudah melayani TUHAN, jangan suka menoleh ke belakang.
Tetapi songsonglah kedatangan TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria
Sorga, yang akan datang pada kali yang kedua. Oleh sebab itu, pandangan harus
ke depan. Kalau menoleh ke belakang, ia tidak akan bisa dan tidak mungkin
menyongsong kedatangan TUHAN, berarti memandang ke depan, tinggalkan yang di
belakang.
Bagian
dari masa lalu sudah TUHAN kubur dalam kematian-Nya, sekarang TUHAN bangkitkan
kita lewat ibadah ini, supaya kita hidup benar dan suci kepada TUHAN. Yang lama sudah dikubur dalam kematian-Nya
untuk memandang ke depan; itulah suasana kebangkitan.
Kita
tidak perlu pamitan ke dunia orang mati. Saya pun melayani karena seizin TUHAN;
pamitan ke TUHAN saja. Seorang isteri tidak boleh ditahan oleh seorang suami
untuk tidak datang beribadah; itu adalah hak dari TUHAN. Demikian juga seorang
suami tidak boleh ditahan isteri untuk tidak datang beribadah; itu adalah hak
dari TUHAN. Kesimpulannya; untuk mengikuti TUHAN, serta hidup benar, suci, dan
menyerahkan diri kepada Tuhan, tidak perlu pamitan kepada keluarga. Haleluya…
puji Tuhan.
Kita
akan lanjut memperhatikan tentang “menjelajah dari Utara ke Timur”. Dunia orang
mati berada di sebelah Utara; jika “menjelajah dari Utara ke Timur”, berarti
setelah berada di Utara, selanjutnya menjelajah ke Timur. Kalau perkara ini
kita bandingkan dengan Pengajaran Tabernakel, maka yang benar adalah dari Timur
ke Barat, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Pembangunan
tubuh Kristus dimulai dari Pintu Gerbang, yang ada di sebelah Timur. Artinya,
menerima Yesus, percaya dan yakin kepada Dia. Setelah melewati Pintu Gerbang
(percaya), selanjutnya berada di daerah (wilayah) halaman, di mana terdapat dua
alat:
1.
Mezbah Korban Bakaran, artinya; bertobat.
2.
Kolam Pembasuhan, artinya; baptisan air, sama
dengan; lahir baru.
Kemudian,
melewati Pintu Kemah -- artinya, kepentuhan Roh Kudus -- untuk berada di dalam
Ruangan Suci, di mana terdapat tiga alat;
1.
Meja Roti Sajian à
Persekutuan dengan Yesus, Anak Allah, serta tubuh dan darah-Nya.
2.
Pelita Emas à
Persekutuan dengan Allah Roh Kudus, disertai dengan kesaksian.
3.
Mezbah Dupa à
Persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasih-Nya, lewat doa penyembahan.
Selanjutnya,
untuk berada di dalam Ruangan Maha Suci, terlebih dahulu melewati Tirai. Tirai,
berbicara tentang; tubuh yang sudah dirobek. Kalau tubuh (tirai) belum dirobek,
maka tidak akan mungkin untuk berada di dalam Ruangan Maha Suci.
Perlu
untuk kita ketahui: Perobekan tirai itu terjadi dari atas sampai ke bawah,
bukan dari tengah (horizontal). Kalau perobekan itu horizontal, berarti masih
ada penghalang dari atas -- sisa perobekan yang menggantung --; dan dari bawah,
tetapi yang benar adalah robek dari atas ke bawah.
Setelah
mengalami perobekan, selanjutnya berada di dalam Ruangan Maha Suci, di mana
terdapat satu alat yang terutama, itulah Tabut Perjanjian. Tabut
Perjanjian ini berbicara dua hal:
1.
Takhta
Allah = Ibadah.
2.
Hubungan nikah antara Kristus dengan Kepala, Mempelai
Pria Sorga, dengan gereja TUHAN sebagai mempelai perempuan-Nya berdasarkan
kasih.
Itulah
pembangunan tubuh Kristus, yang dimulai dari Timur sampai ke Barat. Tetapi pada
masa kesesakan; untuk mencari firman, mereka harus menjelajah dari Utara sampai
ke Timur; ini adalah kekeliruan yang besar.
Tadi
kita sudah melihat Pengajaran Tabernakel, di mana pembangunan tubuh Kristus
berlansung dari Timur sampai ke Barat, tetapi pada masa kesesakan, yang terjadi
adalah menjelajah dari Utara sampai ke Timur.
Pendeknya,
“Menjelajah dari Utara sampai ke Timur”, sama artinya; kemerosotan
rohani. Sama halnya seperti Simon Petrus; pada saat Yesus dihakimi (diadili) di
hadapan Mahkamah Agama di hadapan Imam Besar Kayafas, Petrus yang awalnya
berada di halaman, tetapi pada akhirnya turun sampai ke pintu gerbang =
kemerosotan rohani.
Singkatnya,
dari Utara ke Timur itu merupakan kemerosotan. Ketika terjadi “kemerosotan”,
biarlah kita langsung ingat akan Simon Petrus yang tiga kali menyangkal Yesus.
Jadi, ciri-ciri kemerosotan rohani adalah suka menyangkal TUHAN dan salib-Nya.
Seharusnya,
yang kita sangkal adalah diri ini, bukan salib-Nya. Kita harus menyangkal segala
sesuatu yang kita punya, termasuk daging ini, tetapi rupanya, kemerosotan
rohani sedang terjadi; dari Utara ke Timur, merosot turun drastis seperti Simon
Petrus. Merosot rohani; terjadi penyangkalan demi penyangkalan.
Inilah
yang terjadi apabila “menjelajah dari Utara ke Timur”. Jadi, sudah sangat
keliru sekali. Maka, kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena kita diberi
pengertian lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Pengertian
inilah yang membuat kita menjadi terang, dengan lain kata; hidup kita menjadi
terang -- sebab Tabernakel adalah tubuh atau hidup kita, sehingga pikiran kita
terang, tangan kita terang, perbuatan kita terang, kaki kita terang, perjalanan
hidup kita terang, hati kita yang tidak dilihat oleh mata manusia juga terang.
Walaupun
tidak dilihat oleh suami, tidak dilihat oleh isteri, tidak dilihat oleh orang
tua, tidak dilihat oleh anak, tidak dilihat oleh orang lain, tetapi hati kita
terang, segala sesuatunya terang.
Saya
merindu, pengertian ini melekat dan mendarah daging setelah kita pulang dari
tempat (gedung) ibadah ini, melekat dan mendarah daging sampai ke rumah, bahkan
seterusnya sampai TUHAN datang, supaya terjadi hubungan nikah yang suci dengan
TUHAN.
Kita
akan kembali melihat apa yang terjadi pada saat antikris berkuasa selama 1.260
(seribu dua ratus enam puluh) hari atau 3.5 (tiga setengah) tahun di dalam Daniel
11.
Daniel
11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan
tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan
kekejian yang membinasakan.
Ketika
tentara antikris itu muncul, mereka akan “menajiskan tempat kudus, benteng
itu”. Rumah TUHAN adalah benteng terakhir, itulah yang akan diobrak-abrik,
dinajiskan oleh antikris.
Wahyu
13:14-15
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi
dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan
mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka
mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang
tetap hidup itu. (13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan
nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara
juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak
menyembah patung binatang itu, dibunuh.
“Ia
menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan
kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu” Ternyata, nabi
palsu juga bekerja sama, bersinergi dengan antikris.
Singkatnya:
Pada akhirnya nanti, banyak orang menyembah patung binatang yang dapat
berbicara itu, sama dengan; terikat dengan penyembahan berhala. Patung binatang
= penyembahan berhala; dan berhala ini dapat berbicara begitu rupa; bukankah
ini adalah hal yang mengherankan?
Sangat
sulit rasanya membayangkan, kalau patung yang terbujur kaku, lalu tiba-tiba
berbicara; sangat mengagetkan kita tentunya. Bukan hanya berbicara, tetapi
patung itu juga bertindak begitu rupa; begitu pandainya ia menggunakan
kata-kata dalam berbagai ragam kata-kata, sehingga kata-kata itu sangat
mempesona, menyentuh hati. Jadi, kalau kita tidak hati-hati dari sekarang,
tidak tertutup kemungkinan juga turut menyembah patung binatang yang dapat
berbicara begitu rupa, karena kata-katanya dapat menghanyutkan hati untuk
memperdayakan bangsa-bangsa.
Sehingga,
benarlah bahwa; rumah TUHAN telah dinajiskan oleh penyembahan berhala. Itulah
yang akan terjadi nanti selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari, sama
dengan; 3.5 (tiga setengah) tahun, sama dengan; pertengahan tujuh masa. Oleh
sebab itu, camkanlah apa yang sudah kita terima dan dengar sore hari ini yang
merupakan perhatian TUHAN bagi kita.
Wahyu
13:16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua
orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi
tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak
seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang
memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18)
Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah
ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan
seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Akibat
menyembah patung binatang yang dapat berbicara begitu rupa ialah banyak orang
hatinya terperdaya, besar kecil, laki-laki perempuan, tua muda, kaya miskin,
hamba dan merdeka. Apa tandanya bahwa mereka terperdaya? Tandanya ialah pada
akhirnya, mereka menerima cap meterai dari antikris, yaitu tanda enam ratus
enam puluh enam di dahi atau pun di tangan kanan.
Kalau
mereka tidak menerima cap meterai antikris ini, maka mereka tidak boleh menjual
dan membeli. Tetapi bagi mereka yang sudah menerima cap meterai dari antikris,
mereka diizinkan, diperbolehkan dengan seluas-luasnya untuk menjual dan
membeli. Sedangkan mereka yang tidak memiliki cap meterai antikris akan dipaksa
untuk menerima cap meterai dari antikris, supaya mereka menjadi pengikut dari
antikris, bagian dari tubuh antikris. Tetapi mereka yang menerima cap meterai
antikris, pada akhirnya sudah pasti akan berujung kepada kebinasaan.
Bayangkan,
atas seizin TUHAN antikris menjadi diktator yang buas selama 3.5 (tiga
setengah) tahun berlangsung, menjadi pemerintah seantero dunia ini. Jadi, orang
yang belum menerima cap meterai antikris akan dipaksa.
Mereka
yang sudah terperdaya oleh perkataan binatang dan menerima cap meterai di dahi
dan di tangan kanan; mereka memang akan bebas menjual dan membeli, tetapi itu
hanya terjadi selama 3.5 (tiga setengah) tahun saja. Setelah itu, mereka semua
mati dan binasa di dalam api neraka untuk selama-lamanya.
Apakah
hanya untuk 3.5 (tiga setengah) tahun, lantas kita mengeraskan hati? Hanya
untuk 3.5 (tiga setengah) tahun saja banyak orang rela binasa, bukankah ini
adalah suatu kebodohan? Itu sebabnya di sini dikatakan: “Yang penting di
sini ialah hikmat”, itulah pembukaan firman yang kita terima sore hari ini.
Hanya
untuk hidup sementara ini saja kita sampai rela menyangkal TUHAN dan menyangkal
salib-Nya, kita membelakangi TUHAN dengan tidak beribadah, tetapi ujungnya
adalah maut; bukankah ini adalah suatu kebodohan? Sekarang, mana yang saudara
pilih?
Saya
akan memberi suatu pengertian, maka perhatikanlah baik-baik: Hari ini mungkin
kita membandel dengan membelakangi TUHAN, bahkan keras hati, sekalipun sudah
memperoleh dan mempunyai pengertian. Kemudian, ketika dia diperhadapkan pada
masa kesesakan itu, lalu diberi tawaran; menerima cap meterai atau tidak?
Kalau menerima, maka ia bebas menjual dan membeli; tetapi kalau menolak -- oleh
karena pengertian yang pernah ia terima --, maka konsekuensinya adalah kepala
ini akan dipenggal oleh pedang (golok) antikris, sebagai alat pertukarannya,
sehingga dia selamat.
Tetapi
yang saya maksud adalah; perhatikan hikmat ini. Biarlah dari sejak sekarang,
kita menempatkan Kristus sebagai Kepala; jangan digantikan, dengan hal-hal
lahiriah lainnya, supaya pada masa kesesakan itu nanti, kita sama seperti pada Wahyu
12:6, yang dipelihara selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari,
bebas dari aniaya antikris.
Nanti
pada masa kesesakan supaya selamat, harus ditukar dengan kepala ini. Tetapi
alangkah baiknya, kalau dari sejak sekarang kita terus tempatkan Kristus
sebagai Kepala, supaya seperti mempelai perempuan TUHAN yang dipelihara selama
1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari di padang belantara.
Sekarang,
kita akan memperhatikan JALAN KELUARNYA.
Matius
24:15
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa
keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel
-- para pembaca hendaklah memperhatikannya --
Apabila
Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, para pembaca hendaklah
memperhatikannya. Saya sudah sampaikan firman yang disampaikan oleh nabi Daniel
tentang Pembinasa keji, lalu apakah saudara memperhatikannya sore ini, atau
tidak? Perhatikanlah.
Tidak
salah kuliah, tidak salah bekerja, tetapi perhatikan rencana TUHAN untuk
keselamatan jiwa masing-masing. Jangan hanya karena hidup sementara ini, lalu
rela binasa di kemudian hari. Saya sudah sampaikan; mulai dari sekarang,
tempatkan Kristus sebagai Kepala, supaya jangan terjadi penyesalan.
Matius
24:16-18
(24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan. (24:17) Orang yang sedang di peranginan di
atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (24:18)
dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil
pakaiannya.
Praktek
memperhatikan Firman TUHAN:
Yang
Pertama: Orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
Artinya,
kerohanian yang masih belum dewasa atau kanak-kanak rohani, segeralah berada di
atas gunung TUHAN. Gunung TUHAN itu gunung Sion, Bait Allah, rumah Allah Yakub.
Kalau
berbicara tentang gunung TUHAN: Musa telah naik ke gunung TUHAN -- yang disebut
juga gunung Horeb --, di situlah dia berjumpa dengan Allah selama 2 x 40 hari
40 malam untuk menerima dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum; tetapi bukan
itu yang terpenting. Yang terpenting adalah untuk mendapat petunjuk dari TUHAN
untuk mendirikan Tabernakel, rumah TUHAN.
Jadi,
kalau kita tidak melarikan diri ke atas gunung, tidak segera berada di rumah
TUHAN, dari mana kita mendapat petunjuk, sehingga mendapat pengertian, dan
bagaimana kita menjadi dewasa rohani? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Jadi, yang kanak-kanak rohani, biarlah segera naik ke gunung TUHAN, bukan lagi
berlambat-lambat, bukan lagi berjalan di tempat, melainkan berlari dengan cepat.
Yang
Kedua: Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun
untuk mengambil barang-barang dari rumahnya.
Yang
sudah berada di peranginan, itulah kegiatan Roh, jangan lagi turun hanya karena
perkara lahiriah, itulah barang-barang di bawah. Jangan lagi ingat perkara
lahiriah, jangan lagi ingat perkara di bawah.
Saya
sampaikan dengan tandas, perhatikan sungguh-sungguh: Kalau sudah di peranginan,
kalau sudah berada dalam kegiatan Roh, jangan lagi turun hanya karena perkara
lahiriah. Jangan turun dari kegiatan
Roh, tetapi lupakan dan tinggalkan segala perkara lahiriah.
Yang
Ketiga: Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil
pakaiannya.
Artinya,
yang sudah bekerja di ladang TUHAN, jangan kembali lagi ke tabiat yang lama
(pakaian lama). Apalagi orang yang sudah mengaku dosa kejahatan dan
kenajisannya, jangan lagi kembali ke pakaian yang lama, supaya jangan celaka,
melainkan memperoleh keselamatan dari TUHAN.
Siapakah
yang akan celaka nanti?
Matius
24:19
(24:19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil
atau yang menyusukan bayi pada masa itu.
Lihat,
“celakalah ibu-ibu.” Ibu à
Gembala sidang. Gembala sidang atau hamba TUHAN yang seperti apa yang akan
mengalami celaka?
1.
Ibu-ibu yang sedang hamil, artinya;
hamba-hamba TUHAN, gembala sidang yang belum lahir baru, tetapi sudah melayani
TUHAN, maka akan celaka. Doakan terus saya, supaya kita sama-sama berada di
dalam penyucian. Jika orang buta menuntun orang buta, maka akan jatuh di dalam
kubangan yang sama.
2.
Ibu-ibu yang menyusukan bayi pada masa itu, artinya;
hamba-hamba TUHAN, gembala sidang yang masih kanak-kanak rohani. Kanak-kanak
membutuhkan air susu, jangan diberikan kopi Luwak, apalagi kopi Sidikalang,
jangan. Saya juga kembali berkata; doakan saya, supaya kita sama-sama dewasa
rohani.
Bukankah
kita bersyukur dengan hikmat pengertian pembukaan firman TUHAN?
Matius
24:20
(24:20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan
diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
Tetapi
perlu untuk diketahui dan diingat dari sekarang; pada waktu kita melarikan diri
pada masa kesesakan itu, jangan jatuh pada musim dingin dan
jangan pada hari Sabat.
-
Musim dingin, berarti; kasih Allah sudah diangkat.
Tidak ada artinya jika kita mau bertobat pada saat itu.
-
Hari Sabat = hari ketujuh = hari raya pondok daun,
hari perhentian kekal, Yerusalem baru, pesta nikah Anak Domba. Sudah terlambat.
Oleh sebab itu, jangan pada hari Sabat.
Ingat,
sekarang TUHAN masih memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kita. Bukankah
TUHAN itu baik? Dia masih memperhatikan jiwa kita. Kalau uang banyak, apakah
uang yang banyak itu memperhatikan jiwamu? Tidak. Kalau harta banyak, apakah
harta yang banyak itu bisa menyelamatkan jiwa kita? Tidak. Sekalipun kita tidak
punya harta, asal kita memiliki Kritus, kita selamat.
Matius
24:21
(24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan
yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai
sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
Kita
sudah membacanya dalam kitab Daniel, disebutlah itu pada masa kesesakan atau
puncak dari gelap malam.
Bandingkan
dengan Wahyu 12:6.
Wahyu
12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun,
di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara
di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
“Perempuan
itu lari ke padang gurun …” itulah mempelai perempuan TUHAN yang
menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Tuhan
menyediakan tempat kepada mempelai perempuan untuk memelihara mempelai
perempuan selama seribu dua ratus enam puluh hari, sehingga jauh dari masa
kesesakan, lepas dari pembinasa keji itulah antikris.
Namun,
kita harus mengetahui pemeliharaan yang TUHAN berikan itu seperti apa.
Matius
24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari
sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian
pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
“Sebab
sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai
ke barat, …” hal
ini berbicara tentang pembangunan tubuh Kristus (dari timur sampai ke barat). Demikian
pulalah kelak kedatangan Anak Manusia, Yesus Kristus, Dia Raja dan Mempelai
Pria Sorga.
Matius
24:28
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ
burung nazar berkerumun."
“Di
mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.” Itulah tempat yang
disediakan oleh TUHAN bagi mempelai perempuan TUHAN. Mayat (bangkai), itu
adalah tubuh dan darah Yesus, di situlah pemeliharaan TUHAN berlaku kepada
mempelai perempuan TUHAN.
Jangan
jauh dari tubuh dan darah Yesus, itulah bangkai atau mayat atau kematian Yesus
Kristus. Biarlah kita berkumpul di dalam kematian Yesus Kristus, jangan kita
berkumpul di bisnis-bisnis (kesibukan-kesibukan) tapi tinggalkan TUHAN.
Berkumpullah di dalam kematian Yesus Kristus (bangkai), supaya nyata
pemeliharaan TUHAN. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
Firman pertama ketika di banten
ReplyDeletepuji Tuhan, saya terberkati
ReplyDelete