IBADAH RAYA MINGGU, 26
JULI 2020
WAHYU PASAL12
(Seri: 15)
Subtema: KECEMBURUAN
DAN KESOMBONGAN NAGA BESAR SERTA PENYESATANNYA
Shalom.
Selamat sore, selamat petang. Salam
sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, kita mohonkan kemurahan dari
TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita sore hari ini.
Kita segera sambut Firman Penggembalaan
untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 12:9
(12:9) Dan naga
besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan,
yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi,
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Naga besar, si ular tua, disebut juga si
Iblis atau Setan, tidak mendapat tempat lagi di sorga atau tidak layak untuk
berada di tempat yang maha tinggi, sehingga ia dilemparkan ke bawah atau ke
bumi bersama dengan malaikat-malaikatnya.
Nabi Yesaya juga menceritakan peristiwa
tentang jatuhnya naga besar itu di dalam Yesaya 14:12.
Yesaya 14:12
(14:12) "Wah,
engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau
sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan
bangsa-bangsa!
Bintang Timur, putera Fajar sudah jatuh
dari langit; ia sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, sebab di sini kita melihat
nabi Yesaya berkata: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang
Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi” Jadi, ayat
ini sinkron dengan Wahyu 12:9.
Lebih jelas lagi, nabi Yehezkiel
meneguhkan apa yang diceritakan oleh nabi Yesaya tentang kejatuhan Iblis atau
Satan tersebut.
Yehezkiel 28:12-15
(28:12) "Hai anak
manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh
hikmat dan maha indah. (28:13) Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah
penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis
hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit.
Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. (28:14)
Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau
berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. (28:15)
Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai
terdapat kecurangan padamu.
Keadaan dari pada naga besar itu sebelum
dijatuhkan ke bumi -- yang ternyata disebut juga Bintang Timur, putera Fajar --
ialah:
1. Dia adalah gambar
dari kesempurnaan, penuh hikmat dan maha indah.
2. Berada di
taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga,
antara lain; yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus,
krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Kemudian, tempat
tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaannya.
3. TUHAN
memberikan tempat sebagai kerub yang berjaga-jaga di gunung kudus Allah.
Jadi, kedudukannya berada di tempat yang maha tinggi sebagai kerub yang
berjaga-jaga.
Begitu istimewanya ia di dalam Kerajaan
Sorga sebelum ia dilemparkan ke bumi. Kemudian, dalam suasana Kerajaan Sorga,
dia berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.
Itulah keadaan dari Iblis atau Satan, naga
besar itu, yang sebelumnya disebut Bintang Timur, putera Fajar; begitu
istimewanya keberadaan dari pada Bintang Timur, putera Fajar ini sebelum
dijatuhkan (dilemparkan) ke bumi.
Namun, marilah kita kembali membaca ayat
15-16.
Yehezkiel 28:15-16
(28:15) Engkau tak
bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat
kecurangan padamu. (28:16) Dengan dagangmu yang besar engkau penuh
dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau
dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah
batu-batu yang bercahaya.
Namun pada akhirnya, terdapat kecurangan
di dalam dirinya, antara lain:
YANG PERTAMA: “Dagangmu yang besar”,
artinya; dipengaruhi oleh roh jual beli yang sangat kuat sekali.
Ketika Yesus menunggangi keledai muda,
sampai ke Yerusalem, lalu masuk di Bait Allah, maka ditemukan-Nyalah Bait Allah
sudah menjadi sarang penyamun atau tempatnya roh jual beli. Dan di situ,
Yesus menemukan tiga perkara, yaitu;
1. Pedagang-pedagang
lembu sapi, kambing domba dan merpati. Ini adalah gambaran dari korban Kristus
yang dipersembahkan di atas mezbah.
2. Meja-meja
penukar uang. Artinya, hati sudah menjadi tempatnya uang (cinta akan uang).
3. Tempat duduk
penjual merpati. Artinya, di dalam rumah TUHAN terdapat keakuan. Kalau keakuan
sudah ada di dalam rumah TUHAN, berarti takhta Allah tidak ada di dalamnya,
sehingga jadilah seperti Herodes yang hidup di dalam penyembahan palsu,
pelayanan yang palsu, ibadah palsu.
YANG KEDUA: “Penuh dengan kekerasan”,
berarti; tidak lagi lemah lembut, tidak lagi rendah hati.
Seharusnya, kalau kita berada di dalam
Kerajaan Sorga; semakin lama semakin lemah lembut, semakin lama semakin rendah
hati. Tetapi lihatlah keberadaan dari
Bintang Timur, putera Fajar ini, justru semakin penuh dengan kekerasan.
YANG KETIGA: “Berbuat dosa”,
artinya; sudah dalam kecemaran-kecemarannya.
Akhirnya, pada ayat 16, Allah
membuang dia dari gunung Allah, dari kedudukannya sebagai kerub yang
berjaga-jaga dan dari tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya tadi. Dia
kehilangan sorga, dia kehilangan segala sesuatu termasuk kekayaan dan kemuliaan
sorgawi.
Kalau sampai hari ini kita masih bertahan
dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tentu karena satu kerinduan kita,
yaitu segala kemuliaan yang terdapat di dalam Kerajaan Sorga, tidak lebih tidak
kurang. Sebab, perjalanan rohani dari setiap kekristenan, perjalanan rohani
dari anak-anak TUHAN, perjalanan rohani dari hidup gereja TUHAN, suatu kali
nanti akan berakhir (ada ujungnya); maut atau sorga? Jadi, saudara jangan
berpikir bahwa perjalanan rohani ini “tidak memiliki akhir”, suatu kali nanti
“akan berakhir.”
Sekali lagi saya sampaikan: Allah membuang
dia dari gunung Allah, dari kedudukannya sebagai kerub yang berjaga-jaga dan
dari tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Saya tambahkan sedikit, secara
khusus kepada hamba-hamba TUHAN, kepada pelayan-pelayan TUHAN, para imam-imam
yang sudah diberi kesempatan untuk melayani TUHAN, diberi kesempatan untuk
melayani pekerjaan TUHAN, sesuai karunia-karunia, sesuai jabatan yang
dipercayakan oleh TUHAN; hargai itu semua. Jangan kita terbuang dari kedudukan
kita sebagai imam-imam, sebab kedudukan seorang imam itu tinggi dan sangat
istimewa di mata TUHAN.
Yehezkiel 28:17
(28:17) Engkau sombong
karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke
bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi
matanya.
Kemudian, ia menjadi sombong karena
kecantikan atau keindahan, sehingga oleh karena kecantikan ini juga, di sini dikatakan:
“hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu -- demi kecantikan, demi keindahan
--”. Jadi, praktek kesombongan itu ialah hikmat yang dimiliki ia musnahkan demi
semaraknya.
Kalau pun kita memiliki ini dan itu,
memiliki harta, kekayaan, suatu kedudukan, jabatan, ijazah tinggi, atau pun
memiliki kekuasaan di bumi, itu tidak salah, justru kita patut bersyukur, kita
patut berterima kasih kepada TUHAN kalau kita diberkati dengan perkara itu.
Tetapi, jangan sampai hikmat TUHAN dimusnahkan oleh karena kemegahan, jangan
sampai hikmat dimusnahkan karena kebanggaan diri, yaitu harta, kekayaan,
kedudukan, jabatan, kekuasaan, ijazah yang tinggi, dan lain sebagainya.
Saudara perlu memperhatikan pembukaan
firman sore hari ini; hikmat TUHAN dinyatakan, itulah pembukaan firman, lebih
dari segala-galanya. Tetapi lihatlah, kesombongan dari Bintang Timur, putera
Fajar -- atau disebut juga Lucifer -- ini, di mana hikmat yang dia miliki
dimusnahkan demi semaraknya. Jangan lupa TUHAN kalau sudah diberkati; tetap
hargai hikmat pembukaan firman.
Sekali lagi saya tandaskan; kalau
diberkati, puji TUHAN dengan perkara-perkara itu semua, tetapi ingat; jangan
sombong.
Hikmat à Pembukaan rahasia Firman. Kuasa dari pembukaan rahasia firman
ialah dapat membuka pintu-pintu yang tertutup.
Yesus memegang kunci Daud. Kalau Dia yang
membuka, maka tidak ada yang dapat menutup; sebaliknya, kalau Dia sudah
menutup, maka tidak ada seorang pun yang dapat membuka. Kekuatan yang dimiliki
manusia tidak dapat membuka pintu-pintu yang tertutup, tetapi hikmat, itulah
pembukaan firman, dapat membuka pintu-pintu yang tertutup, artinya;
1. Yang tidak ada
menjadi ada.
2. Yang mati
dihidupkan kembali = berkuasa untuk menebus orang-orang yang terjual kepada maut.
Seperti dalam pelajaran Pendalaman Alkitab, di mana Naomi dan Rut mendapat
penebusan oleh Boas rohani, itulah pribadi dari
TUHAN Yesus Kristus yang telah Dia kerjakan dua ribu tahun yang lalu di
atas kayu salib di bukit Golgota, sebagai karya penebusan untuk menebus
orang-orang yang terjual kepada maut.
3. Dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang tidak mungkin.
Itulah kuasa dari hikmat.
Sebagai ayat tambahan supaya kita lebih
diteguhkan bahwa ternyata hikmat atau pembukaan firman berkuasa untuk
menghidupkan orang yang mati atau yang terjual kepada maut.
Roma 4:16
(4:16) Karena itulah kebenaran
berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji
itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup
dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab
Abraham adalah bapa kita semua, -- (4:17) seperti ada tertulis:
"Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan
Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati
dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
“Karena itulah
kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia” Kita, yang
adalah bangsa kafir, dibenarkan karena darah salib, dan itu merupakan
kemurahan; itulah hikmat Allah.
Pembukana firman itu berkuasa untuk menghidupkan
orang mati, kemudian berkuasa untuk menjadikan dengan firman-Nya apa
yang tidak ada menjadi ada, berkuasa untuk menjadikan apa yang tidak
mungkin bagi pikiran manusia, tetapi bagi pembukaan firman segalanya mungkin.
TUHAN sediakan pembukaan firman, TUHAN
berikan hikmat untuk mengatasi segala persoalan, bahkan persoalan yang
digambarkan bagaikan pintu-pintu yang tertutup; itulah pentingnya
hikmat.
Tadi, kita sudah melihat Bintang Timur,
putera Fajar -- atau yang disebut Lucifer --, itulah naga besar, juga disebut
Iblis atau Satan, yang tidak menghargai hikmat demi semaraknya. Hal itu pun
terjadi dan dihadapi oleh Rasul Paulus di tengah-tengah pelayanannya, yang bisa
kita lihat di dalam 1 Korintus.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24)
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Orang-orang Yahudi
menghendaki tanda (mujizat) dan orang-orang Yunani (bangsa kafir) mencari
hikmat (pengetahuan) semata, tetapi Rasul Paulus mempunyai pendirian yang
teguh. Dia tetap memberitakan Kristus yang disalibkan, Dia tidak terpengaruh
dengan selera dari orang Yahudi, tidak terpengaruh dengan selera orang Yunani
(bangsa kafir).
Hikmat yang bersumber dari salib Kristus;
-
Bagi orang-orang Yahudi adalah suatu batu sandungan.
-
Bagi orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) adalah suatu
kebodohan.
Pendeknya, hikmat yang bersumber dari
salib Kristus dimusnahkan demi semarak, demi kebanggaan yang lain, demi
kemegahan lahiriah.
Kesimpulannya: Baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, hikmat yang bersumber dari salib Kristus dimusnahkan demi
semarak, demi kemegahan diri dan kemegahan-kemegahan lahiriah lainnya. Mereka
tidak peduli dengan hikmat Allah demi semarak mereka.
Itulah yang dihadapi oleh Rasul Paulus di
tengah-tengah pelayanannya di hadapan TUHAN.
Kalau hikmat dimusnahkan demi semarak,
demi keindahan, demi kecantikan, demi kebanggaan-kebanggaan diri yang berasal
dari perkara lahiriah, itu merupakan kesombongan besar, kesombongan yang luar
biasa, itu bukan kesombongan biasa. Itu sebabnya TUHAN melemparkan naga itu ke
bumi ini. Jadi, bumi ini adalah tempat pembuangan bagi orang-orang yang
berdosa.
Saat ini kita hidup sementara di bumi
hanya sebagai seorang penumpang untuk menantikan bumi yang baru, langit yang
baru, Yerusalem yang baru; tetapi juga, bumi ini menentukan bagaimana ujung
perjalanan rohani kita di kemudian hari. Begitu Adam jatuh dalam dosa, mereka menjadi telanjang
dan dibuang (diusir) dari Taman Eden bagaikan kita dilemparkan di atas muka
bumi ini oleh karena dosa.
Jangan sampai karena semarak, lantas
hikmat kita musnahkan. Jangan sampai karena kecantikan, lantas hikmat kita
musnahkan. Perlu untuk diketahui: seindah-indahnya Kerajaan Sorga, jikalau
sebuah takhta tidak terdiri di dalamnya, maka sorga tidak menjadi berarti.
Demikian halnya kehidupan seseorang; seindah-indahnya kehidupan seseorang oleh
karena kedudukan, jabatan, harta, kekayaan, dan kekuasaan yang dia miliki,
tetapi kalau damai sejahtera Kristus tidak memerintah di dalam hatinya, maka
kehidupan orang itu tidak menjadi berarti. Sekalipun dia mempunyai gelar
doktor, profeseor, atau seorang yang hebat, memiliki kekuasaan yang besar/orang
yang berpengaruh, tetapi jikalau Allah tidak bertahkta di dalam hidupnya, maka
tidak ada artinya.
Saya sampaikan kembali dengan tandas:
Kalau hikmat dimusnahkan karena semarak, itu adalah kesombongan yang luar
biasa, itu bukan kesombongan biasa. Ingatlah hal ini.
Oleh sebab itu, di atas tadi saya sudah
sampaikan; kalau kita diberkati dengan harta, kekayaan, kedudukan, jabatan,
bisnis, memiliki pendidikan yang tinggi, memiliki gelar sarjana atau doktor
atau profesor, yaa puji TUHAN, tetapi jangan karena semarak itu, jangan
karena keindahan itu, lantas kita musnahkan hikmat; itu adalah kesombongan yang
luar biasa. Dan perlu untuk diketahui; kesombongan mendahului kejatuhan
seseorang; kesombongan itu mengawali kejatuhan seseorang. Jangan sampai oleh
karena kesombongan ini, kita lantas jatuh dan hancur-hancuran.
Kita kembali untuk menyimak Yehezkiel
28.
Yehezkiel 28:17
(28:17) Engkau sombong
karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau
Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.
“Engkau sombong karena kecantikanmu”
Sombong karena kecantikan, karena kemegahan, karena semarak yang diperoleh dari
perkara-perkara lahiriah yang berasal dari dunia ini, sehingga “hikmatmu
kaumusnahkan demi semarakmu” Dalam kesombongan itu, hikmat (pembukaan
rahasia firman) dimusnahkan demi semarak, demi kecantikan, demi keindahan dan
lain sebagainya.
Kalau seorang hamba TUHAN bangga dengan
kecantikan, bangga dengan keindahan, bangga dengan semaraknya oleh karena
hal-hal yang bersifat lahiriah, itu adalah kesombongan yang luar biasa, itu
bukanlah suatu kesederhanaan dari seorang hamba TUHAN. Dan akhirnya, naga itu
pun dilemparkan ke bumi.
Bukti-bukti kesombongan yang lain dari
Bintang Timur, putera Fajar.
Yesaya 14:12-14
(14:12) "Wah,
engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah
dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! (14:13)
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak
mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di
atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14:14) Aku hendak naik
mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Di sini kita melihat, hasrat hati dari
Bintang Timur, putera Fajar adalah menghendaki lima perkara sebagai
bukti kesombongannya, anara lain;
-
Yang Pertama: “Aku hendak naik ke langit”;
-
Yang Kedua: “aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi
bintang-bintang Allah”;
-
Yang Ketiga: “aku hendak duduk di atas bukit pertemuan,
jauh di sebelah utara”;
-
Yang Keempat: “Aku hendak naik mengatasi ketinggian
awan-awan”;
-
Yang Kelima: “hendak menyamai Yang Mahatinggi!”.
Namun, pada ayat 12 kita melihat
...
Yesaya 14:12
(14:12) "Wah,
engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah
dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Namun sebaliknya, dia sudah jatuh dari
langit, dia sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi.
Pendeknya: Ada lima hal yang
dikehendaki oleh Iblis sehingga ia mendurhaka dan memberontak kepada Allah.
Adapun kelima hal dalam Yesaya 14:13-14
ialah:
-
Hal yang pertama dan hal yang kelima, sama dengan; kemuliaan.
-
Hal yang kedua, sama dengan; takhta.
-
Hal yang ketiga, sama dengan; kedudukan.
-
Hal yang keempat, sama dengan; kuasa.
Kesimpulannya: Naga besar yang disebut
juga Iblis atau Satan menghendaki kemuliaan Allah, takhta Allah, kedudukan
Allah, dan kuasa dari Allah. Jadi, kemuliaan, otoritas, posisi dan kuasa sangat
didambakan oleh Iblis atau Satan, yang disebut juga naga besar itu.
Sementara, lima hal yang dikehendaki oleh
Iblis atau Satan dari Allah itu semua sudah berada dalam rencana Allah yang
ditujukan kepada manusia. Bukankah begitu luar biasa “manusia” di hadapan
TUHAN?
Kejadian 1:26-28
(1:26) Berfirmanlah
Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap
di bumi." (1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. (1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
“Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita” Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah Tri Tunggal, berarti satu dalam kemuliaan-Nya, sama mulia dengan Dia.
Ketika TUHAN membentuk malaikat tidak dikatakan “segambar serupa”, tetapi
khusus untuk manusia, TUHAN berkata: “Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita”, segambar serupa (sama mulia) dengan TUHAN.
Namun, tidak berhenti sampai di situ;
TUHAN juga memberikan kuasa untuk menaklukkan, antara lain;
1. Ikan-ikan di
laut.
2. Burung-burung
di udara.
3. Ternak.
4. Atas seluruh
bumi.
5. Atas segala
binatang melata yang merayap di bumi.
Jadi, TUHAN memberikan kemuliaan bagi
manusia, TUHAN berikan kuasa kepada manusia untuk menaklukkan perkara-perkara
itu.
Tentu saja, Bintang Timur, putera Fajar
cemburu sebab Allah memberikan semua itu kepada manusia. Inilah yang membuat
akhirnya Bintang Timur, putera Fajar memberontak kepada TUHAN, sehingga
timbullah hasrat di dalam hatinya untuk
menghendaki lima hal seperti yang ada di dalam diri Yesus Kristus.
Kalau orang lain diberkati, tidak perlu
cemburu; kalau orang lain dipakai TUHAN, tidak usah kita iri hati dan keras
hati; sebab itu adalah roh Setan, bukan dari Roh El-Kudus. Jangan cemburuan,
sebab masing-masing kita sudah mempunyai bagian masing-masing dari TUHAN Yesus.
TUHAN tidak pernah membedakan antara yang satu dengan yang lain, TUHAN tahu rencana-Nya.
Rencana manusia bukanlah rencana TUHAN, tetapi rencana TUHAN harus menjadi
rencana kita (manusia). Biarlah kita berada dalam rencana TUHAN dengan
mengangkat dua tangan, menyerah saja ke mana saja TUHAN mau membawa hidup kita,
bagaikan air sungai kehidupan yang mengalir dengan arusnya membawa kehidupan
kita, sehingga kita melangkah sesuai dengan ketetapan firman -- arus air sungai
kehidupan, itulah Firman TUHAN --.
Sekali lagi saya tandaskan: Jangan
cemburu, jangan iri, jangan dengki kalau orang lain diberkati dan dipakai TUHAN
dengan luar biasa. Akui semua berkat-berkat dan pemakaian TUHAN terhadap orang
lain.
Tadi kita sudah melihat bahwa Allah
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Allah, kemudian TUHAN memberikan
otoritas dan kuasa-Nya untuk menaklukkan ikan-ikan di laut, burung-burung di
udara dan segala binatang merayap di bumi. Pendeknya, rencana Allah bagi
manusia menimbulkan kecemburuan bagi naga itu dan malaikat-malaikatnya.
Lebih jauh kita akan melihat dalam 1
Petrus 1.
1 Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka
telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi
melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu
dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga,
menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin
diketahui oleh malaikat-malaikat.
“Berita Injil, yaitu
hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.” Artinya, tidak
semua rahasia Kerajaan Sorga diketahui oleh malaikat-malaikat, tetapi kepada
manusia hal itu dinyatakan. Begitu hebatnya TUHAN memperhatikan manusia
sehingga menimbulkan kecemburuan bagi Bintang Timur, putera Fajar.
Rencana-rencana Allah yang indah tentang
rahasia Kerajaan Sorga, semuanya dinyatakan kepada manusia, yang ingin diketahui
oleh malaikat. Berarti, malaikat tidak mengetahui semua rencana Allah tentang
rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada manusia hal itu dinyatakan. Inilah yang
menimbulkan kecemburuan.
Inilah yang menjadi pemicu terjadinya
kecemburuan, seperti kecemburuan dari Bintang Timur, putera Fajar, yang disebut
juga naga besar, Iblis atau Satan. Tetapi puji TUHAN, di dalam Kristus Yesus
ada pengharapan, maka kita tidak perlu kecil hati, karena memang akibat dari
kecemburuan (iri dengki) Iblis atau Satan ini, manusia menjadi sasarannya.
Sasaran dari kecemburuan, sasaran dari amarah Iblis atau Satan adalah manusia,
tetapi jangan kita kecil hati.
Kalaupun hari ini kita sedikit bersusah
hati, kalau pun hari ini kita sedikit menderita, atau mungkin hari ini kita sedang
terpuruk yang disebabkan oleh banyak perkara, baik karena keuangan, atau karena
sakit penyakit, atau karena wabah Corona yang menyebabkan ekonomi merosot, dan
banyak perkara yang membuat kita menderita akibat dari cemburu (iri) dari Iblis
atau Setan, namun kita tidak perlu berkecil hati, sebab di dalam TUHAN Yesus
Kristus ada pengharapan.
Lihatlah, lima hal yang dikehendaki oleh
hati dari Iblis atau Satan akan dilawan dan dihadapi langsung oleh TUHAN. Lima
hal yang dikehendaki oleh Bintang Timur, putera Fajar, yang menjadi sumber
timbulnya pendurhakaan, menjadi sumber kecemburuan, serta kesombongan, telah
dibalas oleh TUHAN dengan lima luka yang dialami dan diterima oleh Yesus di
atas kayu salib.
Lukas 22:42
(22:41) Kemudian Ia
menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia
berlutut dan berdoa, kata-Nya: (22:42) "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau
mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan
kehendak-Mulah yang terjadi."
Perikop ayat ini adalah “Di Taman
Getsemani”, itu berbicara soal pemerasan anggur sehingga kita boleh menikmati
kasih Allah. Kalau Yesus tidak mengalami
pemerasan anggur, maka kita tidak akan menikmati kasih Allah.
Kita bersyukur, saat Yesus berdoa di taman
Getsemani, keringat atau peluh-Nya itu bagaikan tetes-tetes (titik-titik)
darah; itulah pemerasan buah anggur, sehingga kita boleh menikmati manisnya
segala kemurahan dan kebaikan dari TUHAN Yesus.
Yesus berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku,
jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku” Artinya, kalau
seseorang dalam keadaan menderita, biasanya ia berkata: “Sudahlah, tolong,
ambil penderitaan ini. Aku tidak sanggup lagi. Penderitaan ini sudah hebat,
sudah panjang dan lebar, sudah berapa bulan, sudah berapa lama. Tolonglah dan
ambillah.”
Tetapi lihat, pernyataan Yesus berikutnya
sangatlah bijaksana: “ ... tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan
kehendak-Mulah yang terjadi.” Lihat, lima luka utama yang dialami oleh
Yesus, antara lain; dua di tangan dan dua di kaki, lalu satu tusukan di lambung;
lima luka inilah yang meneguhkan pernyataan Yesus di taman Getsemani, “tetapi
bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Dengan
demikian, tergenapilah Yesaya 14:12 dan Yehezkiel 28:16-17.
Oleh karena kehendak Allah inilah, maka
lima kehendak hati Bintang Timur, putera Fajar rontok, oleh lima luka utama
Yesus. Pendeknya, kehendak Allah merontokkan lima kehendak dari hati Bintang
Timur, putera Fajar, itulah naga besar, yang disebut Iblis atau Satan. Jadi, di
dalam TUHAN ada pengharapan. Tidak usah kecil hati. Jangan musnahkan hikmat
yaitu; pembukaan firman demi semarak. Jangan sombong, tetapi hargailah
pembukaan firman yang sanggup membuka pintu-pintu yang tertutup.
Biarlah kita saling mendoakan supaya dalam
kerendahan kita berusaha terus untuk berjuang menghormati dan menjunjung tinggi
hikmat, yakni; pembukaan firman TUHAN. Biarlah kiranya hal ini dipahami dengan
baik.
Kita kembali untuk memperhatikan Yehezkiel
28:16-17.
Yehezkiel 28:16
(28:16) Dengan
dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka
Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau
dari tengah batu-batu yang bercahaya.
Sekali lagi saya sampaikan: Hargai
kepercayaan TUHAN. Kalau sudah diberi kesempatan untuk melayani TUHAN dan
melayani pekerjaan TUHAN, hargailah itu. Saat ini kita berada di tengah-tengah
Ibadah Raya Minggu, di mana di tengah-tengahnya kita datang untuk beribadah dan
melayani sesuai karunia dan jabatan Roh-El Kudus; biarlah kita menghargai itu,
bagaikan sedang berjalan di tengah-tengah Kerajaan Sorga yang penuh dengan
batu-batu bercahaya-cahaya; bukan batu-batu sandungan, tetapi batu-batu yang
bercahaya, batu yang memberi terang dalam perjalanan rohani kita. Di dunia ini
banyak batu sandungan, tetapi kalau kita melayani di dalam Kerajaan Sorga, itu
bagaikan berjalan di atas batu-batu yang bercahaya.
Yehezkiel 28:16-17
(28:17) Engkau sombong
karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau
Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi
matanya.
Jangan kita lupakan pembukaan firman demi
bisnis, usaha, pekerjaan, pendidikan, apapun yang kita miliki di dunia ini.
Hanya di tengah ibadah kita mendapatkan pembukaan firman. Jangan sampai kita
dilempar dari Kerajaan Sorga.
-
Penekanan dari ayat 16 ialah “Maka Kubuangkan engkau
dari gunung Allah”.
-
Penekanan dari ayat 17 ialah “Ke bumi kau Kulempar
menjadi tontonan”.
Saat ia dilemparkan ke bumi karena
kesombongannya dan akhirnya ia menjadi tontonan. “Menjadi tontonan”, berarti;
orang bisa melihat sebuah kisah cerita yang sangat mengharukan. Dari kehidupan
yang begitu mulia -- diberkati dengan limpah --, akhirnya dilemparkan sehingga
berada dalam kejatuhan yang hebat; dan semua melihat peristiwa itu. Sebetulnya,
ini sangat memalukan. Oleh sebab itu, bertahanlah di dalam rumah TUHAN,
melayani pekerjaan TUHAN karena itu jauh lebih baik. Jangan kita musnahkan
pembukaan firman oleh karena semarak-semarak dunia ini, sebab itulah yang
membuat kita tetap bertahan dan mulia di mata TUHAN.
Kalau sempat sombong, segera minta ampun,
karena itu adalah awal jatuhnya seseorang. Kalau diberkati, puji TUHAN; tetapi
jangan menjadi sombong karena berkat.
Kolose 2:13-15
(2:13) Kamu juga,
meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara
lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni
segala pelanggaran kita, (2:14) dengan menghapuskan surat hutang, yang
oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu
ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: (2:15) Ia telah
melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka
tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
Kamu juga, meskipun
dahulu mati oleh pelanggaranmu -- sebab upah dosa adalah maut -- dan
oleh karena tidak disunat secara lahiriah -- itulah bangsa kafir, bangsa
yang tidak bersunat --, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Orang yang terjual kepada maut dihidupkan kembali, ditebus oleh darah salib.
Dan itu ditiadakan-Nya
dengan memakukannya pada kayu salib, itulah dua tangan dan dua kaki terpaku
serta satu tusukan pada lambung, sehingga Ia telah melucuti
pemerintah-pemerintah, melucuti penguasa-penguasa, dan menjadikan mereka
tontonan. Singkatnya, dipermalukan oleh lima luka Yesus Kristus di atas
kayu salib.
Oleh sebab itu, tidak usah kecil hati,
jangan cepat-cepat putus asa. Yang menantikan pasangan hidup jangan putus asa.
Yang mungkin sedang mengalami kesusahan dalam keuangan (ekonomi), tidak usah
langsung kecil hati dan putus asa, sebab masih ada pengharapan.
Lima luka sudah melucuti semua
pemerintahan dan dijadikan tontonan, sebab TUHAN tidak mau mempermalukan kita
dalam kesusahan. Tidak usah putus asa, tenang saja, sabar dalam menantikan
kemurahan TUHAN. Kita harus menaruh harap sebesar-besarnya hanya kepada Dia,
jangan kepada yang lain. Janganlah kita keliru dalam hal mengikuti TUHAN.
Yang tidak memiliki ijazah, tidak perlu
putus asa. Yang hari ini mengalami kelemahan di bidang ekonomi, tidak usah
putus asa. Yang menjalankan bisnis tetapi mengalami kesusahan, tidak usah putus
asa. Tenang saja, sebab lima luka utama sedang melucuti pemerintahan dan
dijadikan tontonan, tetapi kita tidak dijadikan tontonan, sebab TUHAN tidak
akan mempermalukan kita walaupun saat ini sedang menderita. Biarlah kita tetap
tenang dalam pengharapan yang besar kepada TUHAN. Jangan gelisah, jangan putus
asa, jangan jauh dari TUHAN, jangan jauh dari pelayanan. Tenang saja untuk menantikan
kemurahan TUHAN, sebab akan tiba waktu Tuhan untuk memulihkan segala
sesuatunya. TUHAN tidak akan pernah permalukan kita, TUHAN tidak akan jadikan
kita sebagai tontonan, apalagi buah bibir.
1 Korintus 15:24-27
(15:24) Kemudian tiba
kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah
Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. (15:25)
Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan
semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. (15:26) Musuh yang terakhir,
yang dibinasakan ialah maut. (15:27) Sebab segala sesuatu
telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa
"segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri
yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk
di dalamnya.
Yesus Kristus harus memerintah sebagai
Raja sampai Allah betul-betul meletakkan semua musuh di bawah kaki-Nya. Jadi,
sudah sangat jelas bahwa kepala ular telah diremukkan oleh tumit Yesus Kristus
dua ribu tahun yang lalu. Bahkan, musuh yang terakhir pun telah dibinasakan,
itulah maut. Segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki salib Kristus;
Ia telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib dua ribu
tahun yang lalu.
Kita tidak usah kuatir, tidak usah takut,
tidak usah cemas, sebab pengharapan kita besar tertuju kepada Dia yang telah
mengalami lima luka utama. Dengan lima luka utama inilah Dia telah mengalahkan
dan mematahkan lima kehendak dari Iblis atau Setan yang menimbulkan kecemburuan
dan kesombongan.
Berkaitan dengan hal senada, kita
perhatikan Roma 16:20.
Roma 16:20
(16:20) Semoga Allah,
sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih
karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!
Semoga Allah, sumber
damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Jadi, TUHAN itu
betul-betul memberikan kuasa kepada kita semua, TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya,
TUHAN menyatakan kuasa-Nya, TUHAN menyatakan segala sesuatu kepada kita, tidak
ada sesuatu yang tersembunyi bagi TUHAN, sebab Dialah yang mempunyai tabir itu
dan Dialah yang dapat menyingkapkan tabir itu.
Lalu kemudian, “Kasih karunia Yesus,
Tuhan kita, menyertai kamu!” TUHAN menyertai kita dengan
kemurahan-kemurahan-Nya. Oleh sebab itu, kita tidak perlu berkecil hati.
Sesudah dilemparkan ke bumi, banyak
perkara-perkara yang terjadi, baik itu kesusahan, kesulitan, dan lain
sebagainya, tetapi percaya saja bahwa TUHAN Yesus menolong kita semua.
Kita kembali memperhatikan BAGIAN KEDUA
dari Wahyu 12:9.
Wahyu 12:9
(12:9) Dan naga besar
itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh
dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan
malaikat-malaikatnya.
Naga besar, disebut juga ular tua atau
Iblis Satan telah dilemparkan ke bawah -- berarti dilemparkan ke bumi --
bersama dengan malaikat-malaikatnya. Dan sesudah berada di bawah (di bumi), ia
pun menyesatkan seluruh dunia; sehingga dunia ini berada di bawah kuasa
kegelapan untuk menyesatkan seluruh dunia; itulah pekerjaan dari Iblis Satan.
Yesaya 14:16-17
(14:16) Orang-orang
yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya:
Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat
kerajaan-kerajaan bergoncang, (14:17) yang telah membuat dunia
seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak
melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?
Praktek menyesatkan seluruh dunia:
1. Membuat bumi
gemetar. Ini berbicara tentang ketakutan, kecemasan, kekuatiran yang
dialami oleh penduduk bumi.
2. Membuat
kerajaan-kerajaan bergoncang. Artinya, ibadah pelayanan berada di dalam ketidakpastian. Kalau
beribadah, ibadahlah dengan sungguh-sungguh. Kalau melayani, layanilah TUHAN
dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai berada di dalam ketidakpastian.
3. Membuat dunia
seperti padang gurun. Artinya, tandus = kering-kering = tidak berbuah. Jelas itu
menunjuk kepada orang yang hidup tanpa persekutuan yang baik dengan TUHAN.
Persekutuan yang baik dengan TUHAN itu
digambarkan seperti ranting yang melekat pada pokoknya. Kalau ranting melekat
pada pokok, maka ranting akan berbuah-buah, tetapi kalau ranting tidak melekat
pada pokok, kering-kering, tidak berbuah.
4. Menghancurkan
kota-kotanya. Kalau kota-kota sudah hancur, ibadah pelayanan sudah hancur,
berarti ibadah pelayanan itu menjadi sunyi sepi.
5. Tidak
melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah. Artinya,
tidak lepas dari ikatan atau belenggu; dua tangan dibelenggu, dua kaki
dibelenggu, akibatnya ialah kaki tidak dapat melangkah untuk datang ke rumah
TUHAN dan tangan tidak dapat digunakan untuk melayani TUHAN, serta melayani
pekerjaan TUHAN.
Inilah praktek penyesatan yang dikerjakan
oleh Iblis atau Satan selama berada di atas muka bumi ini. Dan TUHAN menyatakan
hal ini dengan terang-terangan, sehingga sekalipun kita mendapatkan pengertian
ini dengan terang-terangan, tetapi kita tidak perlu takut karena TUHAN sudah
memberi pengertian ini kepada kita semua.
Hal yang senada juga dituliskan oleh nabi
Yeremia. Yesaya, Yeremia, Yehezkiel adalah nabi besar yang menceritakan tentang
kejatuhan dari Iblis atau Satan, termasuk akibat yang terjadi setelah Iblis
atau Satan dilemparkan ke bumi, dan penyesatan yang terjadi pun dituliskan oleh
Yeremia.
Yeremia 4:23-26
(4:23) Aku melihat
kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak
ada terangnya. (4:24) Aku melihat kepada gunung-gunung, ternyata
goncang; dan seluruh bukit pun goyah. (4:25) Aku melihat, ternyata tidak
ada manusia, dan semua burung di udara sudah lari terbang. (4:26) Aku
melihat, ternyata tanah subur sudah menjadi padang gurun, dan segala kotanya
sudah runtuh di hadapan TUHAN, di hadapan murka-Nya yang menyala-nyala!
Oleh karena penyesatan yang terjadi:
1.
Bumi campur baur dan kosong;
2.
Langit tidak ada terangnya;
3.
Gunung-gunung goncang;
4.
Seluruh bukit goyah;
5.
Tidak ada manusia;
6.
Semua burung di udara sudah lari terbang;
7.
Tanah subur sudah menjadi padang gurun;
8.
Segala kotanya sudah runtuh di hadapan TUHAN, di hadapan
murka-Nya yang menyala-nyala!
Jadi, Yeremia 4:23-26 sama dengan Yesaya
14:13-14.
Yeremia 4:27
(4:27) Sebab
beginilah firman TUHAN: "Seluruh negeri ini akan menjadi sunyi sepi,
tetapi Aku tidak akan membuatnya habis lenyap.
Memang TUHAN sudah memberitahukan hal yang
seperti itu; penderitaan dan kesusahan yang harus kita alami, tetapi ingat;
TUHAN berkata: “Aku tidak akan membuatnya habis lenyap” walaupun banyak
kesusahan, walaupun banyak penderitaan, kesulitan yang menghimpit di luar akal
dan pikiran manusia yang disebabkan oleh kecemburuan dan kesombongan dari pada
Iblis Setan, TUHAN tetap berkata: “Aku tidak akan membuatnya habis lenyap”.
TUHAN tidak pernah berjanji gelombang
lautan tidak ada, cobaan tidak ada, TUHAN tidak pernah berjanji demikian.
Tetapi TUHAN berkata: “Aku tetap menyertaimuí”, dan TUHAN tidak
menginginkan kebinasaan dari orang-orang yang dikasihi-Nya. Jadi, jangan kita
menjadi cengeng, putus asa, putus harap. Kalau pun saat ini dihimpit persoalan,
tetaplah tenang sebab TUHAN tampil sebagai Pembela bagi kita, TUHAN tidak akan
biarkan kita binasa (lenyap), sejauh kita menyerah kepada TUHAN, sejauh kita
percaya kepada TUHAN, sejauh kita menaruh pengharapan kepada Dia.
Mari kita lihat JALAN KELUARNYA.
Yesaya 14:15
(14:15) Sebaliknya, ke
dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang
kubur.
TUHAN tidak hanya melemparkan naga besar
itu ke bumi, tetapi juga sekaligus ke dunia orang mati ia diturunkan, ke tempat
yang paling dalam di liang kubur.
Kalau manusia melakukan dosa, maka manusia
itu diusir dari taman Eden, bagaikan kita saat ini dilempar di bumi. Tetapi
kalau salah satu malaikat berdosa, tidak ada pengampunan baginya, melainkan
berubah menjadi Setan dan untuk sementara disimpan di gua-gua sampai pada
akhirnya dia akan dilemparkan ke dalam api neraka bila hari penghakiman tiba.
Tetapi bagi manusia masih ada kesempatan.
Posisi kita (manusia) di dunia ini
bagaikan berada di persimpangan; berarti ada jalan akan berakhir pada maut, dan
ada jalan yang berakhir di dalam keselamatan; itulah persimpangan kita sekarang.
Tetapi kalau Setan, tidak di persimpangan, melainkan dilemparkan ke bumi, lalu
turun lagi ke dunia yang paling bawah, itulah alam maut. Jadi, kita ini ada di
antara sorga dan maut, ada di persimpangan jalan. Lalu, jalan mana yang kita
pilih; jalan yang ujungnya (bermuara) ke maut atau jalan yang ujungnya
keselamatan? Kita semua memiliki pengertian yang baik dari Tuhan, maka
gunakanlah itu. Jangan buang (jangan musnahkan) hikmat demi semarak, demi
kecantikan, demi keidahan oleh karena perkara lahiriah. Gunakanlah hikmat itu.
Inilah hikmat yang harus kita pelajari ...
Yesaya 14:16
(14:16) Orang-orang
yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau,
katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat
kerajaan-kerajaan bergoncang,
Orang-orang yang
melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau. Orang-orang
yang melihat, itu jelas adalah orang yang mempunyai mata. Dan orang yang
mempunyai mata, jelas dapat memperhatikan dan mengamat-amati artinya; dapat
mengetahui gerak-gerik, tindak-tanduk, sampai kepada penyesatan-penyesatannya.
Perhatikanlah kebaikan dan kemurahan
TUHAN. Amat-amatilah dengan seksama, jangan lupakan begitu saja, supaya
kehidupan kita diterangi, supaya perjalanan rohani kita diterangi dan berujung
kepada keselamatan, lepas dari ujung kebinasaan. Pendeknya, tetaplah berada di
dalam takhta Allah, berjalan diantara batu-batu yang bercahaya, sehingga
perjalanan rohani kita tidak tersandung.
Matius 6:22
(6:22) Mata
adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
Mata adalah pelita
tubuh yang menerangi seluruh anggota-anggota tubuh. Tubuh ini terdiri
dari banyak anggota, dan yang menjadi terangnya, yang menjadi pelita adalah
mata. Itu sebabnya, posisi mata berada di tempat yang tertinggi untuk menerangi
anggota-anggota tubuh. Jadilah mata bagi semua anggota tubuh di mana pun kita
berada. Jadilah pelita, jadilah terang untuk kehidupan sesama kita, anggota
tubuh yang lain.
Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu; itulah orang yang melihat, dapat memperhatikan dan dapat
mengamat-amati dengan kata lain mengerti segala penyesatan dari
iblis/setan.
Singkatnya, mata yang dapat melihat
menjadi terang, inilah kehidupan yang berada dalam terang -- pelita adalah
terang --, sehingga terang itu bercahaya menerangi perjalanan hidup anggota
tubuh yang lain. Terang itu jelas bagaikan bintang-bintang yang bercahaya di
cakrawala.
Daniel 12:2
(12:2) Dan banyak
dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun,
sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami
kehinaan dan kengerian yang kekal.
Jadi, perjalanan rohani kita ini berujung
kepada keselamatan atau kepada kebinasaan; tergantung pada jalan mana yang kita
pilih.
Daniel 12:3
(12:3) Dan
orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah
menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Tetapi orang-orang bijaksana bercahaya
seperti cahaya bintang di cakrawala. Pekerjaan dari terang dunia (pelita),
orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Inilah orang-orang (kehidupan) yang
melihat sehingga dapat memperhatikan dan mengamat-amati, baik rencana TUHAN dan
juga rencana Setan dia ketahui, tetapi biarlah kita memilih jalan yang ujungnya
selamat, tidak binasa. Kalau matamu baik, maka teranglah seluruh tubuhmu,
bagaikan bintang di cakrawala, itulah orang-orang yang bijaksana.
Orang-orang yang bijaksana adalah
orang-orang yang diurapi, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Kehidupan yang diurapi adalah orang-orang bijaksana. Jadi, bintang-bintang
adalah orang yang diurapi, menjadi pelita, menjadi terang, menjadi mata dari
anggota tubuh untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran. Hanya orang yang
bijaksana yang dapat memperhatikan dan mengamat-amati semua peristiwa ini.
Jadilah bijaksana. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment