IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 29 AGUSTUS 2020
STUDY
YUSUF
(Seri:
206)
Subtema: KEKUASAAN
DAN PEMERINTAHAN DI TANGAN MEMPELAI TUHAN
Shalom.
Selamat
malam. Salam sejahtera dan bahagia mengucap syukur kepada TUHAN karena TUHAN
masih memberikan kesehatan, kemauan dan pekerjaan menurut kerelaan-Nya bagi
kita semua. Biarlah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hidup kita di
tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja ini.
Saya
tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN, terkhusus
pemuda remaja yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya,
mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan
firman-Nya bagi kita malam ini.
Kita
sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian
41:33-36
(41:33) Oleh
sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi
dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. (41:34)
Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik
atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari
hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan
makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku
Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya.
(41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk
negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir,
supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."
Kesimpulan
dari apa yang kita baca di sini -- ayat 33-36 -- adalah untuk menghadapi
ketujuh tahun kelimpahan dan ketujuh tahun kelaparan atau kekurangan yang akan
terjadi, maka di sini Yusuf memberi nasihat atau usulan kepada Firaun supaya
mengangkat seorang pemimpin yang berakal budi dan bijaksana, yang nantinya
dibantu oleh penilik-penilik yang ditempatkan di seluruh negeri Mesir.
Sekarang
kita akan membaca ayat 37-40.
Kejadian
41:37-40
(41:37) Usul itu
dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. (41:38) Lalu
berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang
seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata
Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan
semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan
bijaksana seperti engkau. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas
istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta
inilah kelebihanku dari padamu."
Usul
atau nasihat Yusuf tersebut memang dipandang baik oleh Firaun dan dipandang
baik oleh semua pegawai-pegawai istana Firaun. Namun, suatu kenyataan yang
tidak terduga telah terjadi, sebab justru Yusuf sendiri yang diangkat menjadi
pemimpin bahkan menjadi kuasa atas istana Firaun. Artinya, seluruh rakyat,
seluruh negeri Mesir akan taat kepada perintah Yusuf. Dan hal itu kelak akan
terjadi, supaya nubuatan Yusuf ini tergenapi di ujung abad (Yobel) ini.
Singkatnya:
Dengan mata yang terbuka -- mata rohani yang kita miliki ini --, kita telah
melihat bahwa kekuasaan dan pemerintahan telah berpindah ke tangan gereja TUHAN
yang sempurna, yakni sidang mempelai TUHAN. Yusuf adalah gambaran dari sidang
mempelai TUHAN. Dan hal itu pasti terjadi.
Biarlah
kiranya kita menjadi saksi atas peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari
jikalau TUHAN masih memberi umur panjang dan kesehatan kepada kita.
Mari
sejenak kita membaca terlebih dahulu Wahyu 12:10-11.
Wahyu
12:10-11
(12:10) Dan aku
mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:
"Sekarang telah tiba keselamatan
dan kuasa dan pemerintahan
Allah kita, dan kekuasaan Dia yang
diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke
bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita. (12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah
Anak Domba, dan oleh perkataan
kesaksian mereka. Karena mereka
tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
Kekuasaan
dan pemerintahan yang ada di tangan gereja TUHAN yang sempurna atau sidang
mempelai TUHAN, itu ternyata sangat erat kaitannya dengan:
-
Oleh darah Anak Domba = Salib
Kristus. Oleh sebab itu, biarlah kiranya darah salib Kristus itu kena mengena
dengan kita dalam setiap kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita
di hadapan TUHAN. Jangan sampai kita menghindar dari sengsara salib, sebaliknya
harus kena mengena dengan darah salib. Tanggung jawab kita di tengah ibadah dan
pelayanan ini memang harus kita pikul bersama-sama, sebab itu adalah tanda
darah.
-
Oleh perkataan kesaksian mereka = Hikmat
Allah.
Lebih
rinci kita melihat tentang DARAH SALIB dan HIKMAT ALLAH di dalam 1 Korintus.
1
Korintus 1:22-24
(1:22)
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang
Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun
orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.
Darah
salib Kristus adalah kekuatan Allah. Dan itu juga merupakan kekuatan
kita dalam setiap kita berada di tengah-tengah ibadah dan melayani pekerjaan
TUHAN, bahkan darah salib Kristus merupakan “hikmat Allah”, yakni
perkataan kesaksian, itulah firman yang dibukakan.
Jadi,
perkataan kesaksian itulah firman yang dibukakan. Menjadi kesaksian itu
merupakan hikmat Allah atau pembukaan Firman Allah. Itulah surat Kristus, surat
pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, itulah perkataan
kesaksian, itulah hikmat Allah yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang
di mana pun kita berada dalam keadaan situasi kondisi apapun.
Kemudian,
kita kembali memperhatikan Kejadian 41.
Kejadian
41:38-39
(41:38) Lalu
berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang
seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39)
Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan
semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi
dan bijaksana seperti engkau.
Firaun
sendiri mengakui bahwa Yusuf penuh dengan Roh Allah yang merupakan tanda
kuasa. Kalau penuh dengan Roh Allah, itu merupakan tanda kuasa.
Kemudian,
Firaun juga menyadari bahwa Allah telah memberitahukan semuanya kepada Yusuf,
sebagai tanda bahwa; Yusuf memiliki hikmat, yakni pembukaan Firman Allah
yang mampu memberitahukan segala sesuatu, termasuk mampu memberitahukan tentang
di masa yang akan datang.
Ada
dua macam hikmat:
1.
Hikmat dunia yang dimiliki oleh
orang-orang Mesir. Sesungguhnya, hikmat yang berasal dari dunia ini
tidak sempurna, tidak berkuasa, sebab tidak memberi pengertian dan keselamatan.
2.
Hikmat Allah yang dimiliki oleh Yusuf.
Sejenak
kita memperhatikan 1 Korintus 1:19-20,27.
1
Korintus 1:19-20,27
(1:19) Karena
ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan
kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." (1:20) Di manakah
orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia
ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (1:27) Tetapi
apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan apa yang kuat,
Hikmat
yang dimiliki oleh Yusuf sebagai gambaran dari sidang mempelai TUHAN adalah
hikmat dari Allah. Dan tidak semua orang mengenal hikmat atau pembukaan Firman
Allah, dan TUHAN tidak sembarangan memperkenalkan hikmat atau pembukaan Firman
Allah kepada semua orang, kepada semua manusia.
Pendeknya:
Jikalau kita dapat mengerti dan melihat rencana Allah yang besar dan juga kita
mengetahui tentang masa yang akan datang, tentu saja oleh karena kemurahan hati
TUHAN kepada orang-orang yang dipilih Allah.
-
TUHAN yang memilih orang-orang yang
bodoh dari dunia untuk mempermalukan hikmat dunia.
-
TUHAN juga yang memilih yang lemah
dari dunia untuk mempermalukan apa yang kuat dari dunia.
Jadi,
sekali lagi saya katakan: Jikalau kita dapat mengerti dan jikalau kita melihat
rencana Allah yang besar tentang masa yang akan datang, tentu saja oleh karena
kemurahan hati TUHAN kepada orang-orang yang dipilih Allah. Allah tidak
sembarangan untuk menyatakan hikmat dan pembukaan firman kepada semua manusia,
hanya kepada orang-orang yang dipilih saja, itulah orang yang bodoh dari dunia
untuk mempermalukan hikmat dunia, itulah orang yang lemah dari dunia untuk
mempermalukan orang-orang yang kuat dari dunia.
Tentu
saja, kalau malam ini kita diperkenankan untuk menikmati hikmat pembukaan
Firman Allah, itu menunjukkan kemurahan hati TUHAN sedang dinyatakan dan
bekerja dalam kehidupan kita masing-masing.
Kesimpulannya:
Yusuf menjadi seorang pemimpin atas seluruh negeri Mesir dan kuasa atas istana
Firaun, karena dia adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana. Dan hal itu
diakui oleh Firaun sendiri kepada Yusuf.
Jadi,
Firaun sendiri mengakui bahwa Yusuf adalah seorang yang penuh dengan
hikmat, berakal budi dan bijaksana,
karena Yusuf dapat memaparkan segala perkara-perkara yang akan terjadi.
TUHAN
memberi suatu pengertian dan memperlihatkan rencana-Nya yang besar itu tidak
kepada sembarang orang, tidak kepada sembarang manusia, selain kepada
orang-orang yang dipilih saja. Berarti, kalau kita menikmat hikmat pembukaan
firman malam ini, itu karena kemurahan TUHAN. Dan jika sampai akhirnya kita
boleh mengerti rencana Allah dan kita bisa melihat rencana Allah yang besar di
masa yang akan datang, itu juga kemurahan hati TUHAN.
Maka,
jangan kita anggap enteng ibadah dan pelayanan yang dipercayakan oleh TUHAN
ini, sebab tidak kepada sembarang orang TUHAN memperkenalkan hikmat-Nya,
kecuali hanya kepada orang-orang pilihan saja.
Hal
itu diakui oleh Firaun, bahwasanya Yusuf adalah seorang yang berakal budi dan
orang yang bijaksana, sebab oleh karena hikmat, Yusuf dapat memaparkan segala
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan malam ini
TUHAN sudah memperlihatkan hal itu lewat pembukaan firman bagi kita. Tentu kita
bersyukur kepada TUHAN, bawasanya kasih setia-Nya kekal untuk selama-lamanya.
Sekarang,
kita sudah mengakui, dan Firaun juga sudah mengakui, bahwa Yusuf adalah seorang
yang berakal budi dan bijaksana. Kita akan masuk lebih jauh lagi untuk melihat
TUGAS DARI SEORANG YANG BIJAKSANA.
Daniel
12:3
(12:3) Dan orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun
banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala.
Selanjutnya, tugas dari orang-orang yang bijaksana ialah menuntun banyak orang
kepada kebenaran.
Maka,
saya juga menggunakan kesempatan di malam ini untuk menghimbau pemuda remaja,
bahkan tidak tertutup kemungkinan kepada para pemirsa yang sedang mengikuti
pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming, untuk senantiasa berdoa,
secara khusus kepada saya, supaya TUHAN berkati kehidupan kita ini lewat
hikmat, akal budi, kebijaksanaan, lewat pembukaan firman yang terus menuntun
kehidupan kita nanti kepada kebenaran.
Saya
tambahkan sedikit: Tidak salah jika seorang pelayan TUHAN, hamba TUHAN,
teristimewa seorang pemimpin sidang jemaat dalam setiap ibadah mengadakan
mujizat-mujizat penyembuhan, tidak salah. Tetapi, sangatlah bijaksana apabila
seorang pemimpin sidang jemaat berusaha menuntun sidang jemaat kepada
kebenaran.
Jadi,
yang sebenarnya adalah seorang hamba TUHAN yang bijaksana, saat ia menuntun
sidang jemaat kepada kebenaran, memang itu akan disertai dengan mujizat,
termasuk mujizat kesembuhan. Tetapi amatlah bodoh rasanya, apabila seorang
pemimpin sidang jemaat hanya sibuk sebatas mengadakan mujizat-mujizat
kesembuhan, sibuk hanya mengadakan demonstrasi-demonstrasi di dalam hal membuat
(mengadakan) sidang jemaat rubuh rubuh rubuh dan rubuh. Bukan waktunya lagi
untuk mengadakan demonstrasi yang seperti itu, tetapi waktunya sekarang
pemimpin sidang jemaat berlaku bijaksana, di mana tugasnya adalah untuk
menuntun banyak orang kepada kebenaran. Ayo, para pemirsa, juga kita semua
harus jujur kepada hati nurani ini.
Kita
awali dari Injil Matius 2.
Matius
2:1-2
(2:1)
Sesudah
Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang
majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di
manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya
di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Di
sini kita melihat: Bintang Timur menuntun orang-orang majus dari Timur sampai
mereka berada di Yerusalem.
Sebelum
saya lanjutkan, saya tambahkan sedikit: Kalau sampai saat ini kita berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu karena kemurahan hati TUHAN, karena
TUHAN yang sedang menuntun kita sampai saat ini. Tetapi, tidak berhenti hanya
sebatas berada di Yerusalem, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, melainkan
kita harus berada (dibawa) pada kedudukan yang tertinggi, yakni penyembahan.
Itu
sebabnya, kalau kita kembali membaca ayat 2, orang-orang Majus bertanya:
“Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Jadi,
bintang Timur itu sudah menuntun orang-orang majus sampai ke Yerusalem, namun
orang majus tidak berhenti hanya sebatas di Yerusalem, hidup rohani mereka
tidak puas hanya sebatas berada di tengah ibadah dan pelayanan, hati mereka
tidak puas kalau tidak sampai berada pada kedudukan yang tertinggi, sebab
kerinduan mereka adalah untuk sampai berada pada kedudukan yang tertinggi,
yaitu hidup dalam penyembahan; dan itu bisa kita lihat dari pengakuan
orang-orang majus itu.
Itu
sebabnya, di atas tadi saya katakan: Seorang pemimpin sidang jemaat tidak salah
mengadakan mujizat-mujizat kesembuhan, tetapi biarlah itu bagian dari hikmat
atau pembukaan firman yang menuntun sidang jemaat kepada kebenaran. Mujizat
kesembuhan hanya bagian dari Yerusalem saja. Yang tidak ada menjadi ada itu
bagian dari Yerusalem saja.
Tetapi
kita tidak boleh berhenti sampai di Yerusalem, melainkan kedudukan rohani kita
harus berada di tempat yang tertinggi, yaitu doa penyembahan. Kita tidak puas
hanya sebatas beribadah, tidak puas hanya sebatas mengadakan mujizat, sebab itu
hanya bagian dari Yerusalem, tetapi kerinduan kita yang mendalam harus berada
pada kedudukan yang tertinggi, itulah doa penyembahan.
Oleh
sebab itu, kalau gereja TUHAN hanya puas berada di tengah-tengah Yerusalem,
maka dia tidak akan mengerti dalam banyak perkara. Apa buktinya? Nanti, dia
seringkali melihat jasanya, menuntut jasanya, merasa sudah berjasa di tengah
ibadah dan pelayanan, merasa dia sudah banyak melakukan perkara-perkara dan
banyak berkorban. Tetapi kalau hidup rohani kita sudah berada pada kedudukan
yang tertinggi, yakni hidup dalam penyembahan, maka semuanya diserahkan kepada
TUHAN.
Penyembahan,
berarti penyerahan diri untuk taat kepada kehendak Allah, menyerahkan segala
sesuatunya kepada TUHAN, itulah arti penyembahan yang sesungguhnya. Tetapi
kalau belum sampai kepada puncak rohani yang tertinggi, seringkali
uring-uringan, bersungut-sungut dan lain sebagainya.
Kiranya
pengertian ini menjadi berkat dan mendarah daging supaya dengan pengertian ini
kita dapat menyenangkan hati TUHAN lewat ibadah dan pelayanan ini.
Sekarang
kita akan melihat CIRI-CIRI hidup rohani berada pada kedudukan yang tertinggi
(dalam penyembahan), YANG PERTAMA.
Matius
2:10
(2:10) Ketika
mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Seharusnya
kita bersyukur kalau orang bijaksana menuntun kita sampai kepada kedudukan yang
tertinggi, itulah hidup dalam penyembahan, itulah tingkat kedewasaan rohani.
Bahagia rasanya kalau hidup rohani ini senantiasa dituntun sampai kepada
kedudukan yang tertinggi, itulah penyembahan.
Tetapi
kalau kanak-kanak rohani tidak mengerti kebahagiaan semacam ini, sebab
kebahagiaan dari kanak-kanak rohani ialah apa yang dilihat oleh mata jasmani,
yaitu yang sakit sembuh dan juga berbicara soal berkat-berkat. Berbeda dengan
kerohanian yang sudah dibawa pada tingkat (kedudukan) yang tertinggi, itulah
penyembahan; bahagia rasanya kalau rohaninya dibawa (dipimpin) sampai kepada
penyembahan.
Matius
2:11
(2:11) Maka
masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya,
lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Di
dalam penyembahan tersebut, orang-orang majus tersebut mempersembahkan tiga
perkara, yakni:
1.
Emas.
2.
Kemenyan.
3.
Mur.
Dengan
mempersembahkan emas, kemenyan dan mur, menunjukkan bahwa
orang-orang majus ini adalah tiga manusia dengan memiliki tabiat Ilahi sehingga
mereka naik dan terangkat hidup-hidup ke sorga. Dengan bukti sebagai berikut:
1.
Emas, jelas ini
berbicara tentang kemurnian dari Firman Allah à Pribadi MUSA yang sudah menerima sepuluh
hukum.
2.
Kemenyan, berbicara
tentang Kasih Allah Ã
Pribadi HENOKH yang bergaul erat dengan Allah, tidak ada cacat cela.
3.
Minyak mur, jelas berbicara
tentang Roh Allah Ã
Pribadi ELIA, yang naik ke sorga dengan kereta berapi Roh Kudus.
Pendeknya:
Musa, Henokh dan Elia adalah tiga pribadi manusia yang memiliki tabiat Ilahi,
sehingga mereka terangkat hidup-hidup ke sorga.
Milikilah
tabiat Ilahi. Biarlah hidup rohani kita berada pada kedudukan yang tertinggi,
yaitu hidup dalam penyembahan, sehingga kita terlepas dari daya tarik bumi.
Wahyu
8:3-4
(8:3) Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah
dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan
untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di
atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap
kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan
malaikat itu ke hadapan Allah.
Asap
dupa kemenyan yang banyak itu bergumpal-gumpal membumbung tinggi naik sampai ke
hadirat Allah, menembusi takhta Allah, itulah doa dan penyembahan dari
orang-orang kudus.
Asap
dupa kemenyak yang naik ke hadirat Allah, itu adalah sebuah sinyal, itu adalah
sebuah tanda, bahwa kehidupan yang sudah berada di tempat yang tertinggi, yakni
hidup dalam doa penyembahan, terlepas dari daya tarik bumi.
Perlu
untuk diketahui kehidupan muda remaja, termasuk para pemirsa yang sedang
mengikuti Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada: Segala perkara yang dilemparkan ke
atas, pada akhirnya akan jatuh ke bumi. Hanya satu perkara yang lepas dari daya
tarik bumi, yaitu asap dupa kemenyan, itulah doa penyembahan. Inilah manusia
dengan tabiat Ilahi yang terangkat hidup-hidup naik ke sorga.
Inilah
pekerjaan orang bijaksana; menuntun banyak orang kepada kebenaran. Kebenaran
yang sejati adalah penyembahan, diangkat naik ke sorga. Kalau hanya sebatas
mujizat kesembuhan, hanya sebatas berbicara berkat, itu bukanlah kebenaran yang
sejati, karena kebenaran yang sejati itu pasti menyelamatkan kehidupan kita,
mengangkat hidup kita naik ke sorga. Oleh sebab itu, jangan kita keliru lagi;
belajar jujur kepada hati nurani ini walaupun memang sakit bagi daging.
Mari
kita lihat CONTOH hidup rohani sudah berada pada kedudukan yang tertinggi.
Matius
4:8-10
(4:8) Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9)
dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu,
jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah
Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Di
sini kita melihat, bahwa: Yesus terlepas dari daya tarik bumi, menunjukkan
bahwa hidup rohani-Nya sudah berada pada kedudukan yang tertinggi, yakni hidup
dalam doa penyembahan.
Iblis
atau Setan membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, lalu dari sanalah
Iblis atau Satan memperlihatkan semua kerajaan dunia dengan segala
kemegahannya, selanjutnya Iblis berkata: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu”,
dengan syarat “Engkau sujud menyembah aku”, tetapi Yesus berkata: “Enyahlah,
Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Singkatnya:
Yesus terlepas dari daya tarik bumi, terlepas dari kerajaan dan
kemegahan-kemegahan dari dunia ini; inilah manusia Ilahi. Jadi, hanya tiga
pribadi sajalah yang terangkat naik ke sorga, yaitu Henokh, Musa, dan Elia, dan
Yesus Kristus, tidak ada lagi pribadi yang lain.
Maka,
sidang jemaat perlu juga harus dewasa dan bijaksana; jangan mudah mendengarkan
sebuah pernyataan walaupun itu sepertinya mengagumkan dan menakjubkan, di mana
di hari-hari terakhir ini Setan berusaha untuk menyesatkan pengertian dari
sidang jemaat (gereja TUHAN), sebab Setan juga memakai hamba-hamba TUHAN lewat
pengakuan-pengakuan yang palsu, yang selalu berkata bahwa hidupnya sudah naik
ke sorga dan turun kembali. Kemudian, ada lagi seorang hamba TUHAN dengan
terang-terangan mengaku bahwa dia diutus untuk memimpin 144.000 (seratus empat
puluh empat ribu) orang yang sempurna, sementara kumisnya saja belum sempurna,
masih seperti jubah berbulu dari pada Esau; ini harus diperhatikan.
Saya
ini tidak sedang menghakimi, karena saya bukan TUHAN, tetap hati ini rasanya
hancur sekali manakala hamba TUHAN membodoh-bodohi sidang jemaat. Tetapi sidang
jemaat juga harus dengan hati yang terbuka untuk menikmati hikmat pembukaan
firman, untuk kita boleh mengerti rencana Allah yang besar ini.
Walaupun
memang sakit tertusuk hati kita, walaupun sakit bagi daging, tetapi lebih baik
sakit hari ini dari pada sakit selama-lamanya di dalam api neraka. Belajarlah
untuk bijaksana.
Sekarang
kita akan melihat CIRI-CIRI hidup rohani berada pada kedudukan yang tertinggi
(dalam penyembahan), YANG KEDUA.
Wahyu
5:8
(5:8) Ketika Ia
mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua
puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang
satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.
Empat
makhluk dan dua puluh empat tua-tua tersungkur di hadapan takhta Anak Domba,
jelas ini berbicara tentang doa dan penyembahan. Kemudian, selain di tangan mereka
ada cawan emas, masing-masing mereka juga memegang satu kecapi.
Memegang
kecapi,
artinya; dapat mengikuti irama sorgawi selama hidup dan beribadah di atas muka
bumi ini di hadapan TUHAN Allah. Jadi, kecapi itu artinya irama sorgawi.
Mari
kita mengikuti irama sorgawi. Irama itu berarti nada tinggi (naik) dan nada
rendah (turun atau di bawah); itu harus kita ikuti, karena itu merupakan irama
sorgawi. Nada-nada sorgawi harus kita ikuti selama kita beribadah dan melayani
di atas muka bumi ini di hadapan TUHAN Allah selagi TUHAN masih memberi umur
panjang, kesehatan, kemauan, maupun kerelaan menurut pekerjaan TUHAN.
Lebih
rinci kita perhatikan perkara itu di dalam Efesus 4.
Efesus
4:8-12
(4:8) Itulah
sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa
tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." (4:9)
Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun
ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga
yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan
segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul
maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala
dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang
kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Irama
sorgawi, jelas itu menunjuk; pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
-
Naik = Berada di tempat yang tinggi.
-
Turun = Berada di tempat yang paling
bawah.
Itulah
pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Kita
harus mengikuti nada-nada sorgawi, dapat mengikuti irama-irama sorgawi selama
kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di hadapan TUHAN Allah.
Jangan sampai kita tidak bisa mengikuti nada-nada sorgawi, jangan sampai kita
tidak bisa mengikuti irama sorgawi di tengah ibadah dan pelayanan ini.
Kalau
seorang hamba hanya sibuk mengadakan mujizat, seorang hamba TUHAN sibuk
berbicara soal berkat-berkat jasmani, tetapi tidak sibuk mengikuti irama
sorgawi, tidak sibuk mengikuti pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya, itu merupakan ibadah dengan kebangkitan palsu.
Hati-hati,
dalam surat 2 Timotius 2:18 yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada
Timotius, bahwa Himeneus dan Filetus seringkali berbicara soal kebangkitan
palsu. Hamba TUHAN juga banyak bicara soal kebangkitan palsu. Dan kalau hamba
TUHAN mengikuti pemberitaan firman TUHAN ini, saya katakan kepada saudara: Berhenti
berbicara soal kebangkitan palsu, bertobatlah, sebab hari TUHAN semakin dekat,
TUHAN mau datang. Entah mengapa hati saya hancur kalau melihat hamba TUHAN
yang sibuk mengikuti irama yang tidak jelas.
Bicara
soal kesembuhan, bicara soal berkat jasmani, bicara soal uang, itu hanya bagian
dari Yerusalem, tetapi sidang jemaat tidak boleh berhenti hanya sampai di situ.
Sidang jemaat harus dibawa sampai kepada kehidupan rohani yang tertinggi,
itulah doa penyembahan, berarti sudah sanggup mengikuti irama sorgawi. Di
tangan dari kehidupan penyembahan harus ada kecapi Allah (irama sorgawi).
Jangan sampai sidang jemaat menolak pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya.
Lihat,
KUASA dari irama sorgawi di bumi, di tengah ibadah dan pelayanan ini:
YANG
PERTAMA: Melepaskan tawanan-tawanan dari penjara dunia ini. Maka, tentu
saja, kita patut bersyukur; kalau kita memiliki hikmat dan pembukaan rahasia
firman, sekalipun kita berada di dunia ini, tetapi dunia ini tidak bisa
memenjarakan (menawan) kehidupan kita semua. Sebaliknya, kita yang menawan
dunia ini, bukan dunia yang menawan kita.
Hal
ini sama saja dengan lepas dari daya tarik bumi, lepas dari segala
perkara-perkara di dunia ini, termasuk lepas dari dosa atau pun maut.
YANG
KEDUA: Memberikan lima jabatan, antara lain;
1.
Jabatan rasul.
2.
Jabatan nabi.
3.
Jabatan penginjil.
4.
Jabatan gembala.
5.
Jabatan guru.
Tugasnya
adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; inilah tugas bagi mereka yang sudah
menerima lima jabatan.
Yesus
memiliki semua jabatan ini, dan Ia telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas
kayu salib, sesuai dengan Injil Yohanes 19:30. Sesudah Ia melakukan
kehendak Allah Bapa dengan meminum cawan Allah (anggur asam), selanjutnya Yesus
berkata: “Sudah selesai”, lalu Ia menundukkan kepala-Nya, menyerahkan
nyawa-Nya, mati di atas kayu salib.
Tanda
kematian itu ialah di mana tentara-tentara Itali tidak mematah-matahkan
kaki-Nya, sebaliknya menombak lambung-Nya, sehingga segera keluar darah dan
air. Ini jelas berbicara tentang pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; Dia
sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib.
Tetapi
kalau hanya berbicara soal berkat jasmani, sibuk mengadakan demonstrasi untuk
mengadakan mujizat kesembuhan, itu bukanlah pembangunan tubuh Kristus, itu baru
separuh jalan saja, itu hanya bagian dari Yerusalem.
Jadi,
kita patut bersyukur kepada TUHAN; dengan kita mengikuti irama sorgawi di
tengah ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini di hadapan TUHAN Allah,
keuntungannya sangatlah besar;
-
Yang pertama adalah untuk membebaskan kita
dari tawanan penjara dunia ini.
-
Yang kedua adalah untuk memperlengkapi
hamba-hamba TUHAN dalam rangka pembangunan tubuh Kristus yang sempurna,
sebagaimana halnya Yesus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib.
Kita
patut bersyukur kepada TUHAN, kehidupan muda remaja Serang, Cilegon, dan
sekitarnya patut bersyukur kepada TUHAN, sebab kepada kita diberikan hikmat
pembukaan firman. Hal ini menunjukkan bahwa kita adalah pilihan TUHAN. Kalau
kita dipilih untuk menikmati pembukaan firman, itu adalah kemurahan hati TUHAN.
Berbahagialah,
tidak perlu kecil hati kalau hari ini kita tidak dipandang dunia, tetapi
berbahagialah oleh hikmat pembukaan firman, karena itu merupakan pilihan bagi
kita sebagai tanda kemurahan hati-Nya bagi kita. Dan biarlah kiranya kemurahan
ini kita manfaatkan dengan baik, jangan disia-siakan.
Sekarang
kita akan melihat PRAKTEK hidup orang bijaksana.
Filipi
2:12-16
(2:12) Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu
tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,
bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu
aku tidak hadir, (2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam
kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (2:14)
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
(2:15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak
Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya
dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka
seperti bintang-bintang di dunia, (2:16) sambil berpegang
pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku
tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
Bintang-bintang
di cakrawala atau orang-orang yang bijaksana menuntun banyak orang kepada
kebenaran, itulah orang-orang yang bengkok hatinya dan orang-orangyang sesat.
Tanda
kehidupan orang yang bijaksana adalah TAAT.
Kalau
pandai, kemudian punya ilmu atau pengetahuan di bidang hal tertentu, belum
tentu disebut orang yang taat kepada kehendak Allah. Tetapi orang yang
bijaksana tandanya sudah pasti taat kepada kehendak Allah.
PRAKTEK
taat kepada kehendak Allah:
Yang
Pertama: Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.
Orang
yang takut akan TUHAN pasti orang yang semacam ini menjauhi kejahatan. Jadi, di
dalam hal mengerjakan keselamatan itu harus disertai dengan takut dan gentar,
berarti; menjauhi kejahatan.
Yang
Kedua: Memiliki kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan TUHAN.
Orang
yang memiliki kemauan dan orang yang melayani pekerjaan TUHAN, itu tidak
selamanya bersumber dari kerelaan hati TUHAN. Mengapa saya katakan demikian?
Karena banyak orang memiliki atau melayani pekerjaan TUHAN, tetapi karena
ambisi, karena ada motivasi, karena ada keinginan-keinginan di hati yang ingin
dicapainya, singkatnya; karena kepentingan-kepentingan pribadi; itu bukanlah
kemauan dan pekerjaan menurut kerelaan TUHAN, melainkan kemauan dan pekerjaan menurut kerelaannya
sendiri. Tetapi kalau kita memiliki kemauan dan pekerjaan menurut kerelaan
TUHAN, tandanya ialah tidak ada kepentingan pribadi di dalamnya.
Yang
Ketiga: Tidak suka bersungut-sungut, apalagi berbantah-bantahan.
Walaupun
susah dan sakit, tidak perlu harus bersungut-sungut, apalagi membantah apa yang
menjadi kehendak TUHAN; inilah orang yang taat kepada kehendak Allah.
Yang
Keempat: Sambil berpegang pada firman kehidupan.
Itulah
firman kasih karunia, menunjuk kepada; berita firman tentang salib Kristus yang
disampaikan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita. Firman kehidupan
adalah firman kasih karunia, dan yang memberi kehidupan adalah berita salib,
bukan berita-berita tentang dunia atau dongeng nenek tua, isapan jempol, bukan,
melainkan berita salib -- yang merupakan kehidupan --.
Sekarang
pertanyaannya: Mengapa orang bijaksana menuntun banyak orang kepada kebenaran?
Daniel
12:7-11
(12:7) Lalu
kudengar orang yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai
itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal, sambil mengangkat tangan kanan dan
tangan kirinya ke langit: "Satu masa dan dua masa dan setengah
masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka
segala hal ini akan digenapi!" (12:8) Adapun aku, memang kudengar
hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: "Tuanku, apakah akhir
segala hal ini?" (12:9) Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel,
sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai
akhir zaman. (12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan
dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang
pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan
memahaminya. (12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan
ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan
sembilan puluh hari.
"Satu
masa dan dua masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa
yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi!" Maksudnya
ialah setelah pembinasa keji berdiri di tempat kudus, itulah aniaya antikris
yang berlangsung selama 3.5 (tiga setengah) tahun, maka segala hal ini akan
digenapi.
Orang-orang
bijaksana mengerti (memahami) rencana Allah yang besar ini, yakni rencana
penyelamatan yang akan dinyatakan bagi pilihan TUHAN. Siapakah pilihan TUHAN?
1.
Orang-orang yang disucikan.
2.
Orang-orang yang dimurnikan.
3.
Orang-orang yang sudah melewati
ujian-ujian.
Siapa
orang yang rela disucikan, rela dimurnikan, rela melewati ujian? Adalah
orang-orang yang menikmati pembukaan Firman TUHAN, itulah orang-orang yang
bijaksana.
Di
sini dikatakan: “Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi
dan termeterai sampai akhir zaman”
Perlu
untuk saya katakan: Sekarang ini adalah hari-hari terakhir, ini adalah akhir
zaman. Apa buktinya? Buktinya adalah TUHAN sudah membukakan firman-Nya. Firman
yang tersembunyi itu sudah dibukakan, ini adalah bukti bahwa hari-hari ini
adalah hari-hari terakhir.
Dan
hanya orang yang bijaksana yang mengerti hal ini. Siapa orang yang bijaksana?
Yaitu yang memberikan dirinya untuk disucikan, memberikan dirinya untuk
dimurnikan, memberikan dirinya untuk melewati ujian-ujian. Itulah orang yang
bijaksana; memahami rencana Allah, menikmati pembukaan firman.
Dan
hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, hari-hari ini adalah akhir zaman, mengapa?
Karena firman yang tersembunyi tadi sudah dibukakan, disingkapkan, dinyatakan
terang benderang kepada kita malam hari ini. Jadi, jelas, kita ini adalah
pilihan TUHAN, dan kalau kita dipilih oleh TUHAN, jelas itu karena kemurahan,
semata-mata bukan karena kita pandai.
Kita
bersyukur, sebab pada akhirnya, lewat pembukaan firman ini -- itulah firman
yang disembunyikan tetapi sekarang sudah dibukakan meterainya -- kita mengerti
rencana Allah dan dibebaskan dari masa aniaya antikris selama 3.5 (tiga setengah)
tahun.
Sementara
kalau seorang hamba TUHAN berbicara soal berkat-berkat jasmani yang tersangkut
paut dengan sibuk mengadakan demonstrasi mujizat kesembuhan, itu terkait dengan
berkat-berkat jasmani yang disampaikan oleh hamba-hamba TUHAN di tengah-tengah
pemberitaan firmannya. Sebetulnya, arahnya adalah kepada antikris. Berbicara
soal berkat-berkat di dalam Bait Suci Allah, itu adalah roh antikris.
Tetapi
berita firman yang disembunyikan atau meterai yang dibukakan rahasia
firman-Nya, itu memberi pengertian bagi kita sehingga kita diselamatkan. Kita
bersyukur kepada TUHAN, kita berterima kasih kepada TUHAN, sebab lewat
pembukaan firman ini kita diselamatkan, lewat pembukaan firman ini kita
dilepaskan dari masa aniaya antikris selama 3.5 (tiga setengah) tahun
berlangsung di atas muka bumi ini, sebab mereka itu disebut pembinasa keji.
Akhirnya,
lewat hikmat atau pembukaan firman ini, kita diselamatkan, kita dilepaskan dari
pembinasa keji (aniaya antikris) yang akan berlangsung di bumi ini selam selama
3.5 (tiga setengah) tahun.
Hosea
14:10
(14:10) Siapa
yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham,
biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan
orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Perikop
ayat ini adalah “Penutup”, di mana dalam tulisannya ditutup soal hikmat dan
pembukaan firman TUHAN.
Di
sini dikatakan: “ ... Pemberontak tergelincir di situ”. Siapakah
“pemberontak yang tergelincir” di jalan yang lurus? Jelas itu adalah antikris,
nabi-nabi palsu, di mana mereka tersandung dengan salib Kristus, tersandung
dengan pemberitaan firman tentang salib. Mereka tergelincir di situ, mereka tidak
suka, mereka menolak berita salib, mereka hanya sibuk dengan mengadakan
demonstrasi, yaitu mujizat kesembuhan. Kemudian, sibuk untuk bicara soal
berkat-berkat jasmani, sibuk untuk bicara soal keuangan dan lain sebagainya.
Kita
menjadi orang yang bijaksana karena TUHAN memberi hikmat. Kita menjadi orang
yang bijaksana karena TUHAN bukakan firman-Nya bagi kita malam ini. Kurang apa
baiknya TUHAN kepada kita? TUHAN pilih kita karena TUHAN mau menyatakan
pembukaan firman bagi kita semua.
Lihat,
pada akhirnya, kekuasaan maupun pemerintahan akan beralih ke tangan Yusuf, ke
tangan sidang mempelai TUHAN, gereja TUHAN yang sempurna, gereja yang
memperhatikan pembukaan Firman TUHAN; ingatlah itu.
Dan
Firaun rohani, itulah Iblis atau Satan harus mengakuinya, walaupun pada
akhirnya, dia tetap mempertahankan takhta itu. Takhta itu dipertahankan oleh
Firaun, tetapi Yusuf tidak peduli, sebab yang terpenting baginya ialah dia
menyatakan hikmat, dia menyatakan pembukaan firman untuk membebaskan gereja
TUHAN dari penjara dunia ini.
Tidak
peduli kalau Setan mempertahankan takhta itu, tetapi ingat, Firaun rohani,
itulah Iblis atau Satan, mengakui bahwa Yusuf adalah Zafnat-Paaneah, dialah
pembebas dunia. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang