IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 27 AGUSTUS 2020
KITAB
RUT
(Seri:
107)
Subtema:
DARI PERSEKUTUAN MENJADI LADANG TUAIAN
Shalom.
Selamat
malam, salah sejahtera, dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita
pribadi lepas pribadi. Malam ini saya mengucap syukur kepada TUHAN; karena
TUHAN masih memberi kesempatan kepada kita untuk mengusahakan dan memelihara
Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba TUHAN yang sedang
mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook dimanapun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan
kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya TUHAN kembali membukakan firman-Nya bagi
kita malam ini.
Kita
segera sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut
2:20.
Rut
2:20B
(2:20) Sesudah
itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu
oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang
hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum
kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Lagi
kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang
yang wajib menebus kita." Intinya di sini, Naomi menjelaskan perihal
Boas kepada Rut menantunya itu dalam dua hal:
1.
Boas adalah kerabat atau saudara
terdekat dari Elimelekh, suami Naomi yang sudah mati itu.
2.
Boas adalah salah seorang yang wajib
menebus mereka, Naomi dan Rut.
Perihal
Boas tentang kedua hal tersebut telah dijelaskan lewat pemaparan-pemaparan
firman Tuhan. Selanjutnya kita akan memasuki ayat 21.
Rut
2:21
(2:21) Lalu kata
Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat
pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan
ladangku."
Penjelasan
Naomi tersebut mengingatkan Rut kembali terhadap perkataan yang pernah
diucapkan oleh Boas kepada Rut, yakni: “Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku
sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."
Rut
2:8
(2:8) Sesudah
itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah
engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi
dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.
“Tidak
usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau
pergi dari sini ...” Kita bersyukur karena hari ini dan sampai pada saat
detik ini, kita masih di ladang TUHAN, tidak berada di ladang yang lain, yaitu
ladang si pemalas dan ladang dunia, karena kedua ladang tersebut menghasilkan
onak dan duri, dan itu sangat menyakiti dan merugikan karena sifatnya menusuk
dan menyakiti hidup gereja TUHAN.
Perkataan Boas yang dimaksud oleh Rut adalah“ ... Tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.” Jelas hal ini berbicara tentang persekutuan. Persekutuan, bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena kepada “papan-papan jenang.”
Keluaran
26:15-18, 20, 22
(26:15) Haruslah
engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, (26:16)
sepuluh hasta panjangnya satu papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap
papan. (26:17) Tiap-tiap papan harus ada dua pasaknya yang disengkang
satu sama lain; demikianlah harus kauperbuat dengan segala papan Kemah Suci. (26:18)
Haruslah engkau membuat papan-papan untuk Kemah Suci, dua puluh papan pada
sebelah selatan. (26:20) Juga untuk sisi yang kedua dari Kemah Suci,
pada sebelah utara, kaubuatlah dua puluh papan (26:22) Untuk sisi
belakang Kemah Suci, pada sebelah barat, haruslah kaubuat enam papan
Ada
sebuah perintah untuk membuat kemah suci dari papan-papan jenang. Kemah suci
menunjuk Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.
Papan-papan
jenang tersebut:
-
Sebelah selatan, terdiri dari 20
papan-papan jenang.
-
Sebelah utara, terdiri dari 20 papan-papan
jenang
-
Sebelah barat atau bagian belakang,
terdiri dari 6 papan-papan jenang.
Kemudian,
ukuran dari satu papan jenang:
-
Tinggi papan jenang: 10 hasta.
-
Lebar papan jenang: 1,5 hasta.
Dengan
ukuran-ukuran tersebut, berarti 20 (dua puluh) papan-papan jenang jika
disatukan, maka lebar seluruhnya adalah 30 (tiga puluh) hasta, jelas hal itu
menunjuk kepada panjang Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.
-
Panjang Ruangan Suci = 20 (dua puluh)
hasta.
-
Sedangkan panjang Ruangan Maha Suci = 10
(sepuluh) hasta.
Keluaran
26:26-27
(26:26) Juga
haruslah kaubuat kayu lintang dari kayu penaga: lima untuk papan-papan
pada sisi yang satu dari Kemah Suci, (26:27) lima kayu lintang
untuk papan-papan pada sisi yang kedua dari Kemah Suci, dan lima kayu
lintang untuk papan-papan pada sisi Kemah Suci yang merupakan sisi
belakangnya, pada sebelah barat.
-
5 (lima) kayu lintang atau palang pada
sisi Selatan,
-
dan 5 (lima) kayu lintang atau palang pada
sisi Utara,
-
serta 5 (lima) kayu lintang atau palang
pada sisi Barat.
Sedangkan
sebelah Timur (pada pintu Kemah) tidak dipalangi dengan kayu lintang, tetapi di
situ juga terdapat 5 (lima) batang tiang pintu kemah.
-
Sebelah Utara terdapat 5 (lima) kayu
lintang.
-
Sebelah Barat terdapat 5 (lima) kayu
lintang.
-
Sebelah Selatan terdapat 5 (lima) kayu
lintang.
-
Sebelah Timur (pada pintu kemah) terdapat
5 (lima) batang tiang pintu kemah.
Pendeknya,
papan-papan jenang tersebut diikat dan disatukan dengan 5 (lima) kayu lintang.
Angka
5 (lima) jelas itu menunjuk 5 (lima) luka utama yang dialami oleh TUHAN Yesus
Kristus.
Kesimpulannya:
Papan-papan jenang dengan 5 (lima) kayu lintang, artinya; terciptanya
persekutuan dari anak-anak TUHAN, jelas itu dikerjakan oleh korban dari Yesus,
Anak Allah, di atas kayu salib.
Kita,
anak-anak TUHAN, dijadikan satu, jelas karena korban Kristus; itu sebabnya kita
bisa bersatu karena korban Kristus. Kalau Yesus, Anak Allah, tidak disalibkan
(dikorbankan) di atas kayu salib, maka kita tidak mungkin bersatu di tempat
ini. Tidak ada kekuatan apapun di atas muka bumi ini yang dapat mempersatukan
anak-anak TUHAN selain 5 (lima) kayu lintang, baik sisi Selatan, baik sisi
Utara, baik sisi Barat.
Yohanes
20:24-25
(20:24) Tetapi Tomas,
seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada
bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. (20:25) Maka kata
murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!"
Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada
tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan
mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan
percaya."
Tomas
tidak percaya bahwa murid-murid telah melihat TUHAN Yesus Kristus. Mengapa
demikian? Karena Tomas tidak bersama-sama atau tidak menyatu dengan murid-murid
ketika Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada murid-murid.
Yohanes
20:26-28
(20:26) Delapan
hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas
bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang
dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera
bagi kamu!" (20:27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas:
"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan
cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
(20:28) Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
Akan
tetapi, ketika Tomas berkumpul dengan murid-murid yang lain, tiba-tiba Yesus
berdiri di tengah-tengah mereka, lalu Yesus berkata kepada Tomas: “Taruhlah
jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke
dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Lalu Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”.
Yohanes
20:29
(20:29) Kata
Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Pendeknya,
iman Tomas adalah melihat dulu, baru percaya. Sebenarnya, iman yang murni dan
benar di hadapan Allah adalah percaya walaupun tidak melihat.
Jadi,
sudah sangat jelas, bahwa; terciptanya persekutuan jelas karena Yesus
mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib.
Efesus
4:3-6
(4:3) Dan
berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: (4:4)
satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu
pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, (4:5) satu Tuhan, satu
iman, satu baptisan, (4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di
atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
“Berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera”
Jadi,
supaya tetap terciptanya persekutuan, ada kebersamaan di antara anak-anak
TUHAN, maka marilah berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera. Jangan kita sama seperti Tomas, dia tidak percaya dengan berita yang
disampaikan oleh murid-murid yang lain, tetapi ketika ia berkumpul bersama
dengan murid-murid, lalu Yesus menampilkan diri-Nya, barulah Tomas percaya.
Oleh sebab itu, berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera.
Oleh
sebab itu, jangan rusak damai sejahtera itu. Jangan sampai kita tidak percaya,
itu sebabnya di sini dikatakan: “satu Tuhan, satu iman, satu baptisan”.
Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Biarlah kiranya
damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing.
Upayakan
jangan ada penonjolan diri, sebab itu adalah tanda pemisahan. Jangan sampai ada
kekerasan hati dan lain sebagainya, tetapi berusahalah memelihara kesatuan Roh
oleh ikatan damai sejahtera.
Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas; supaya tetap dalam persekutuan yang indah
dengan TUHAN dan dengan sesama, maka berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera.
TUJUAN
DARI PERSEKUTUAN.
Rut
2:21
(2:21)
Lalu
kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah
dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan
ladangku."
Tujuan
dari persekutuan adalah untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan,
yakni penyabitan di ladang Boas.
Kita
semua harus ada di dalam persekutuan yang baik dan persekutuan yang indah di
hadapan TUHAN supaya kita dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan Allah. Saya
tidak bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini dengan kekuatan saya sendiri,
demikian juga dengan sidang jemaat harus tetap di dalam persekutuan untuk dapat
menyelesaikan seluruh pekerjaan, yakni penyabitan di ladang Boas rohani, yakni;
Tuhan Yesus Kristus.
Terkait
dengan persekutuan, mari kita melihat tujuannya:
Yohanes
4:31-33
(4:31) Sementara
itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." (4:32)
Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak
kamu kenal." (4:33) Maka murid-murid itu berkata seorang kepada
yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk
dimakan?"
TUHAN
menolak makanan dari murid-murid yang hanya sekedar memenuhi kebutuhan manusia
secara lahiriah, namun tidak memenuhi kebutuhan manusia batiniah atau manusia
rohani.
Yohanes
4:34
(4:34) Kata
Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan
yang dapat memenuhi kebutuhan manusia secara batiniah -- atau manusia rohani --
adalah melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Mari
kita lihat KETIKA YESUS MENYELESAIKAN PEKERJAAN-NYA di atas muka bumi ini.
Matius
26:42
(26:42) Lalu Ia
pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus,
Anak Allah, telah melakukan kehendak Allah Bapa, sebab Ia telah minum cawan
Allah, yakni menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung di atas kayu
salib, menanggung penderitaan karena dosa manusia, dengan demikian kehendak
Allah terlaksana oleh-Nya.
Yohanes
19:30
(19:30) Sesudah
Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai."
Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah
melakukan kehendak Allah Bapa (minum anggur asam), selanjutnya berkatalah Ia: “Sudah
selesai” Dengan demikian, Ia telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu
salib. Setelah Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib, Ia
menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya (mati kayu salib).
Yohanes
19:32-34
(19:32) Maka
datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki
orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33)
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara
prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar
darah dan air.
Melihat
bahwa Yesus telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari
prajurit itu menombak lambung Yesus dan segera mengalir keluar darah dan air.
Jelas, ini berbicara tentang terwujudnya pembentukan tubuh Kristus yang
sempurna, karena tidak ada satu pun dari tulang-tulang Yesus yang dipatahkan.
Jadi,
semua anggota tubuh-Nya tetap berada di dalam keutuhan atau satu kesatuan yang
sempurna, karena tidak ada satu pun dari tulang-tulang Yesus yang dipatahkan.
Pendeknya, tubuh Kristus tidak terpiash-pisah.
Kejadian
2:22-23
(2:22) Dan dari
rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah
manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Allah
membentuk perempuan itu dari salah satu tulang rusuk Adam, ini merupakan
gambaran dan bayangan dari pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Pendeknya,
sesudah perempuan itu dibentuk, berkatalah Adam: “Inilah dia, tulang dari
tulangku dan daging dari dagingku” Dengan demikian, terwujudlah pembentukan
tubuh Kristus yang sempurna, yakni: Tubuh Mempelai.
Wahyu
19:6-9
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan
Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah
benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Singkatnya:
Sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah -- tidak
lain tidak bukan -- pesta nikah Anak Domba, dengan lain kata; terwujudnya
kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah antara Israel dan bangsa kafir.
Dengan demikian, TUHAN telah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Di atas muka bumi
ini.
PRAKTEK
MENYELESAIKAN PEKERJAAN ALLAH.
Yohanes
4:34
(4:34) Kata
Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Kita
sudah melihat pekerjaan itu sudah diselesaikan oleh Yesus di atas kayu salib,
dan nanti penggenapannya adalah pesta nikah Anak Domba, sebab itulah sasaran
akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, yaitu menjadi mempelai
TUHAN, itulah tubuh Kristus yang sempurna.
Lalu,
pada ayat 35 ...
Yohanes
4:35
(4:35) Bukankah
kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku
berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai.
Terlebih
dahulu kita melihat kalimat dari ayat ini: “Bukankah kamu mengatakan: Empat
bulan lagi tibalah musim menuai?” Jelas ini menunjuk waktu yang tepat di
mana akan terjadi suatu kegerakan, yakni 4 (empat) bulan.
4
(empat) bulan = 4 (empat) x 30 (tiga puluh) hari = 120 (seratus dua puluh)
hari.
Berbicara 120
(seratus dua puluh), tentu saja mengingatkan kita dengan kisah di loteng
Yerusalem, di mana 120 (seratus dua puluh) murid-murid dipenuhkan dengan Roh-El
Kudus.
Kemudian,
120 (seratus dua puluh) Yobel atau 120 (seratus dua puluh) x 50 (lima puluh) =
6.000 (enam ribu) tahun, jelas itu menunjuk zaman Allah Roh Kudus atau
kegerakan hujan akhir.
Adapun
pembagian 6.000 (enam ribu) tahun itu adalah;
-
2.000 (dua ribu) tahun yang pertama,
itulah zaman Allah Bapa.
-
2.000 (dua ribu) tahun yang kedua, itulah
zaman Allah Anak.
-
2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga, itulah
zaman Allah Roh Kudus, zaman kemurahan, itulah zaman sekarang.
Jadi,
jelas, 6.000 (enam ribu) tahun adalah 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga --
itulah zaman Allah Roh Kudus, berarti kegerakan hujan akhir. Tanda dari
kegerakan hujan akhir adalah penggenapan dari Firman Allah yang dapat dilihat
dengan jelas, yaitu hukuman-hukuman sudah mulai dijatuhkan pada dunia, antara
lain;
-
Yang Pertama: Hukuman dari ke-7 (tujuh)
meterai, yaitu bagi mereka yang tidak menghargai kegiatan Roh Kudus --
zaman Allah Roh Kudus, zaman kemurahan sekarang ini --, tidak menghargai ibadah
dan pelayanan di hari-hari terakhir ini. Hal ini ditulis dalam Wahyu 6:1-17,
Wahyu 8:1.
-
Yang Kedua: Hukuman dari ke-7 (tujuh)
sangkakala, yaitu bagi mereka yang tidak menghargai Firman Allah. Hal
ini ditulis dalam Wahyu 8:6-13, Wahyu 9:1-21, Wahyu 11:15-19.
-
Yang Ketiga: Hukuman dari ke-7 (tujuh)
cawan murka Allah, yaitu bagi mereka yang tidak menghargai Kasih Allah.
Hal ini ditulis dalam Wahyu 16:1-21.
Jadi,
ada 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman akan dijatuhkan atas dunia ini.
Saya
berharap, kita semua bisa mengerti apa yang saya sampaikan ini, termasuk juga
saudara-saudara yang terkasih, yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming, kiranya dapat diikuti dan dapat dipahami dengan baik.
Untuk
hukuman yang ketiga dari 7 (tujuh) kali cawan murka Allah, kita akan
memperhatikan Wahyu 16:16-17.
Wahyu
16:16-17
(16:16) Lalu ia
mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. (16:17)
Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait
Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah
terlaksana."
Cawan
murka Allah yang ketujuh atau yang terakhir ditumpahkan ke angkasa, lalu
terdengarlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: “Sudah terlaksana”,
ini sama dengan “sudah selesai”. Inilah perwujudan dari perkataan Yesus
ketika Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya di kayu salib.
Ayo,
peliharalah kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.
Wahyu
16:18-20
(16:18) Maka
memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang
dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu
hebatnya gempa bumi itu.(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga
bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan
kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya. (16:20)
Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
Setelah
cawan murka Allah yang ketujuh itu ditumpahkan ke angkasa, lalu terbelahlah
kota besar itu menjadi 3 (tiga) bagian.
-
Bagian yang pertama adalah kota dari naga
itu.
-
Bagian yang kedua adalah kota antikris.
-
Bagian yang ketiga adalah kota dari
nabi-nabi palsu.
Singkatnya:
Kota Babel yang besar itu sudah dihancurkan, itu sebabnya pada ayat 20
dikatakan: “semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi
gunung-gunung”.
Jadi,
inilah yang akan terjadi ketika Yesus berkata di atas kayu salib: “Sudah
selesai”. Bagi mereka yang masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itu
merupakan keselamatan bagi mereka. Tetapi bagi mereka yang tidak masuk dalam
pesta nikah Anak Domba, itu merupakan penghukuman, seperti TUHAN menghukum
dunia ini dengan 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman.
-
7 (tujuh) penghukuman yang pertama,
itulah penghukuman dari 7 (tujuh) meterai.
-
7 (tujuh) penghukuman yang kedua,
itulah penghukuman dari 7 (tujuh) sangkakala.
-
7 (tujuh) penghukuman yang ketiga,
itulah penghukuman dari 7 (tujuh) cawan murka Allah.
Tentu,
supaya kita juga mendapat bagian dari keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus di
atas kayu salib, karena memang Ia sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas
kayu salib, maka mulai dari sejak sekarang, tentu saja kita harus menyerahkan
diri kita ini sepenuhnya kepada TUHAN diawali dari persekutuan, di mana tadi
setelah Naomi menjelaskan perihal Boas -- sebagai kerabat dan sebagai penebus
--, tiba-tiba Rut teringat dengan perkataan Boas -- yang tertulis dalam Rut
2:8 -- : “tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan”, artinya;
tetap berada di dalam persekutuan yang baik antara yang satu dengan yang lain.
Tujuan
dari persekutuan itu adalah untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan, yakni
penyabitan di ladang Boas rohani, yakni: Tuhan Yesus Kristus, berarti itu
berbicara tentang penuaian. Maka, sudah sejak dari sekarang, kita seharusnya
berada di dalam persekutuan yang indah. Itu sebabnya, di atas tadi
berulang-ulang saya katakan: berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan
damai sejahtera. Jangan sampai kita tidak berada dalam kesatuan Roh oleh
karena roh-roh yang asing, termasuk roh jahat dan roh najis.
SYARAT
untuk menghadapi atau lepas dari hukuman yang akan dijatuhkan pada dunia.
Yohanes
4:35
(4:35) Bukankah
kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata
kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang
sudah menguning dan matang untuk dituai.
Gereja
TUHAN sudah selekasnya berada dalam keadaan yang matang rohani, dengan
kata lain; dewasa rohani, itulah suatu kehidupan yang siap dituai di akhir
zaman nanti.
Di
sini kita melihat, Yesus berkata: “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Pendeknya,
Yesus memandang perempuan Samaria tersebut sebagai ladang tuaian -- sebab Injil
Yohanes 4 itu berbicara tentang percakapan antara Yesus dengan perempuan
Samaria --.
Mari
kita pandang sekeliling, lihat sekeliling masing-masing. Pandanglah ladang yang
sudah menguning dan matang untuk dituai. Pandang sekelilingmu sebagai ladang
tuaian, jangan pandang sesama/orang lain dengan hawa nafsu kejahatan kenajisan;
tetapi pandang dia sebagai ladang tuaian. Itu adalah tanda bahwa sejak dari
sekarang kita sudah berada dalam persekutuan yang indah dengan TUHAN dan
sesama, supaya kita siap nanti menghadapi penghukuman yang terakhir, yaitu 7
(tujuh) cawan murka Allah yang terakhir yang ditumpahkan ke atas angkasa, lalu
meledaklah bumi dan Babel besar terpecah menjadi tiga bagian -- satu bagian
adalah naga besar, satu bagian adalah antikris, satu bagian adalah nabi-nabi
palsu --, kesatuan mereka sudah dihancurkan (dipecahkan) sehingga tidak
terlihat lagi pulau-pulau dan gunung-gunung. Dan itu merupakan penghukuman bagi
dunia, tetapi cawan murka Allah yang ketujuh merupakan tanda keselamatan bagi
gereja TUHAN yang sempurna, yang sudah masuk dalam pembentukan tubuh Kristus
yang sempurna.
Sebelum
saya lanjutkan kembali, tentu saja kita mengucap syukur dan berterima kasih
kepada TUHAN, sebab Ia telah melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya di atas kayu salib supaya demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus
yang sempurna, sehingga sekalipun ada penghukuman yang terakhir, itulah cawan
murka yang ketujuh sebagai tanda penghukuman bagi dunia, teapi bagi mereka yang
masuk dalam pembentukan tubuh Kristus -- dengan lain kata menjadi tubuh
mempelai -- itu merupakan tanda keselamatan. Kita harus mengucap syukur
berterima kasih kepada TUHAN, sebab Dia sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di
atas kayu salib.
Oleh
sebab itu, marilah kita melihat sekeliling, dengan lain kata; pandang
sekelilingmu sebagai ladang tuaian, jangan pandang dengan hawa nafsu.
Mari
kita lihat, apakah memang TUHAN Yesus melakukan seperti apa yang Dia katakan
kepada murid-murid, yaitu: “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Pendekya; apakah
perkataan Yesus sesuai dengan perbuatan-Nya?
Yohanes
4:12
(4:12) Adakah
Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada
kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan
ternaknya?"
Awalnya,
perempuan Samaria ini melihat Yakub lebih besar dari pribadi Yesus sendiri,
karena memang antara Samaria dan orang Yahudi masih tetap berseberangan, tidak
ada pertemuan -- orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria ... Yohanes
4:9.
Yohanes
4:13-14
(4:13) Jawab
Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (4:14)
tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan
menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal."
Singkatnya,
Yesus menawarkan air kehidupan kepada perempuan Samaria tersebut, karena Yesus
sendiri berkata: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi tetapi
barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal.”
Dan
hal yang senada juga kita alami malam ini, di mana TUHAN menawarkan air
kehidupan kepada kita supaya kita jangan haus lagi. Sebab, kebanyakan manusia
selalu haus dalam berbagai-bagai hal; ada yang haus kedudukan, ada yang haus jabatan, ada yang haus hawa
nafsu yang lain, termasuk haus atau tidak puas dengan kenajisannya. Tetapi
melihat situasi seperti yang dialami perempuan Samaria tersebut, segera saja
TUHAN tawarkan air kehidupan, dan TUHAN juga sedang mengulurkan dua tangan-Nya
kepada kita, artinya TUHAN sedang menawarkan air kehidupan itu. Lalu bagaimana
dengan sikap kita sekarang; apakah kita mau menyambut-Nya atau tidak?
Yohanes
4:15
(4:15) Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya
aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Di
sini kita melihat reaksi dari perempuan Samaria setelah mendengarkan tawaran
dari TUHAN Yesus, di mana ia berkata: “Tuhan, berikanlah aku air itu”.
Perempuan Samaria itu merindukan air kehidupan.
Tujuan
dari perempuan Samaria itu merindukan air kehidupan, itu bisa dengan jelas kita
lihat dari pengakuannya;
Jawab
YANG PERTAMA: “Supaya aku tidak haus.”
Manusia,
apalagi jika ia hidup di luar TUHAN (tidak tergembala), akan mengalami
kehausan, seperti yang dikatakan Yesus: “Barangsiapa minum air ini, ia akan
haus lagi”, tetapi selanjutnya Yesus berkata: “barangsiapa minum air
yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.”
Jawab
YANG KEDUA: “Supaya aku tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.”
Tidak
salah jika seseorang menuntut (menimba) ilmu setinggi-tingginya, itu tidak
salah selagi itu masih positif. Tetapi seperti apapun dalamnya kita menimba
ilmu, walaupun itu kita timba sampai dalam-dalam, namun itu belum sempurna
untuk memberi keselamatan jiwa kita masing-masing. Maka, kita juga harus
belajar dari dua kali pengakuan dari perempuan Samaria ini, yang berbicara
tentang kerendahan hati.
Yohanes
4:16
(4:16) Kata
Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke
sini."
Melihat
reaksi sebagai kerinduan yang mendalam dari perempuan Samaria ini, Yesus segera
berkata kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.”Artinya,
yang pertama-tama diperiksa oleh TUHAN adalah nikah suci.
Apakah
hubungan kita dengan TUHAN merupakan hubungan nikah suci -- sebagai hubungan
nikah secara rohani --? Demikian juga nikah jasmani antara suami dengan isteri
atau isteri dengan suami, apakah berada dalam nikah suci? Itu dulu yang
diperiksa oleh TUHAN.
Sebab,
kalau kita bandingkan dengan Wahyu 18:2, dosa yang paling dibenci oleh
TUHAN adalah dosa kenajisan. Jangan sampai nikah suci dirusak (dirongrong) oleh
kenajisan atau perzinahan di dalam hati, pikiran dan perasaan. Itu sebabnya,
setelah melihat kerinduan yang mendalam yang luar biasa dari perempuan Samaria
ini, Yesus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini”,
TUHAN koreksi dulu dalam hal nikah suci.
Yang
kaum muda remaja, nikah rohanimu dengan TUHAN juga diperiksa oleh TUHAN; sejauh
mana hubunganmu dengan TUHAN, itu diperiksa TUHAN. Hubungan kita dengan TUHAN
adalah hubungan dalam nikah suci; itu harus dipertahankan. Biarlah kita
sama-sama belajar dan sama-sama mendoakan. Saya tidak mengatakan bahwa saya
sudah lebih sempurna dari saudara, tetapi marilah kita sama-sama berdoa,
sama-sama kita belajar.
Setelah
melewati syarat itu, apakah perempuan Samaria ini mau dikoreksi? Karena itu
merupakan syarat mutlak untuk menikmati air Firman yang hidup; nikah
suci kita harus mau dikoreksi, hubungan kita dengan TUHAN harus mau dikoreksi,
singkatnya; dosa kenajisan itu harus dihancurkan, dosa kenajisan harus
dibongkar dengan tuntas.
Yohanes
4:17-18
(4:17)
Kata
perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus
kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18)
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah
suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Lihat,
kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Jawaban ini menunjukkan
bahwa perempuan Samaria ini mengakui seluruh dosa kenajisannya, mengakui
segenap perzinahannya di hadapan TUHAN.
Melihat
jawaban dan pengakuan yang tulus dari perempuan Samaria ini, kata Yesus
kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami”. Kalau
mengakui dosa, harus diakui dengan tepat dan benar dan jujur dan dengan tulus,
juga dengan ikhlas. Kalau kita sudah mengakui dengan tuntas semua dosa, maka
tidak mungkin kita melakukannya lagi, tetapi kalau ada keinginan untuk
menyembunyikan sebagian lagi dosa kenajisan, maka tidak tertutup kemungkinan,
Setan akan menuntut dia untuk kembali mengulangi dosa yang sama.
Tetapi
melihat jawaban yang jujur, tulus, dan benar dari perempuan Samaria, maka Yesus
berkata kepada perempuan Samaria: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami”, sebab ternyata, perempuan Samaria ini sudah mempunyai 5
(lima) laki-laki, dia sudah hidup dengan 5 (lima) laki-laki, lalu yang ada
sekarang ketika dia berbicara dengan Yesus, itu juga bukan suaminya, sehingga
oleh karena pengakuan yang tulus, yang tepat dan jujur ini, maka Yesus berkata:
“Dalam hal ini engkau berkata benar.”
Biarlah
kiranya kita dibenarkan oleh TUHAN karena pengakuan yang tuntas, karena kita
mau mengakui dosa dengan jujur. Pemuda-pemuda yang sudah mengakui dosa, jangan
diulangi lagi. Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.
Itu
sebabnya, berkali-kali saya berkata kepada pemuda-pemuda: Kalau engkau
melihat kenajisan di depan matamu, kalau engkau melihat kenajisan menggodamu,
langsung tengking itu di dalam hatimu. Dan bagi perempuan, jangan suka
menggoda, supaya kita bisa fokus melayani pekerjaan TUHAN ini. Pekerjaan
TUHAN ini besar, tidak boleh dirusak dengan dosa kenajisan.
Biarlah
TUHAN yang membenarkan kita, karena seringkali saya melihat, masih saja ada
diantara kita yang berusaha untuk membenarkan dirinya dengan bahasa-bahasa
penyangkalan. Dia melakukan kesalahan tetapi dia benarkan dirinya. Banyak cara
seseorang untuk membenarkan dirinya; bisa dengan gerak-gerik, bisa dengan air
mata, bisa dengan mulut yang tidak berhenti untuk membenarkan dirinya. Tetapi
di sini kita melihat, perempuan Samaria itu ketika nikahnya dituntut, dia
mengakui dengan tuntas, akhirnya TUHAN berkata kepadanya: “Tepat katamu,
bahwa engkau tidak mempunyai suami. Dalam hal ini engkau berkata benar.”
TUHAN yang membenarkan perempuan Samaria, demikian juga TUHAN yang akan
membenarkan kita kalau kita mau betul-betul mengakui dosa kita dengan
sebenar-benarnya. Sekali lagi dengan tandas; biarlah TUHAN yang membenarkan
kita.
Yohanes
4:19
(4:19) Kata
perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi.
Sampai
akhirnya, TUHAN mencelikkan mata rohani perempuan Samaria itu. Dia dapat
melihat pribadi Yesus sebagai seorang “nabi.”
Tugas
nabi adalah bernubuat, untuk menyingkapkan segala rahasia yang terselubung,
menyingkapkan segala dosa yang disembunyikan, sama dengan; dosa dibongkar
dengan tuntas.
Perempuan
Samaria mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi. Biarlah kiranya kita mengakui
pembukaan Firman TUHAN malam ini, jangan keraskan hati, dengan kata lain;
memberi diri dikoreksi.
CIRI-CIRI
telah dibenarkan oleh TUHAN (dosa dibongkar dengan tuntas/nikah sudah
disucikan).
Yohanes
4:20
(4:20) Nenek
moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah
tempat orang menyembah."
Perempuan
Samaria ini sudah berada pada penyembahan; karena ada kerinduan, ada gairah
untuk menyembah kepada TUHAN.
TUHAN
menuntut supaya ibadah kita berada pada tingkat yang tertinggi, itulah doa
penyembahan; itulah yang TUHAN tuntut dari kehidupan kita masing-masing. Ini
merupakan ciri-ciri kalau dosa seseorang sudah dibongkar dengan tuntas, akan
timbul gairah, sudah berada pada tingkat yang tertinggi, yaitu doa penyembahan.
Untuk
hidup dalam doa penyembahan itu semata-mata bukan hanya sekedar berlutut. Saya
tahu, ada di antara kita yang menyembah tetapi hanya sekedar berlutut. Dari
mana saya tahu dia sekedar berlutut? Dari tabiatnya, dari pikirannya, dari
perasaannya yang tidak baik. Intinya, kalau seseorang liar, ini menunjukkan
bahwa penyembahannya hanya sekedar berlutut, belum dalam tanda penyerahan diri
sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
Kalau
ibadah sudah berada pada tingkat yang tertinggi (berada pada doa penyembahan)
dan menikmatinya, biar berapa jam saja kita menyembah, sungguh itu bisa
dinikmati, tidak ada rasa jenuh, justru itu merupakan kesempatan untuk
menumpahkan isi hati kita kepada TUHAN.
Sungguh
hebat sekali cara TUHAN untuk mempersiapkan hidup kita sebagai ladang tuaian.
TUHAN giring kita sampai kepada penyembahan, sebagaimana TUHAN menggiring
perempuan Samaria ini sampai kepada doa penyembahan; itulah hebatnya TUHAN.
Manakala hidup gereja Tuhan sudah matang, berarti siap dituai, sehingga
penghukuman dari tujuh meterai, penghukuman dari tujuh sangkakala, penghukuman
dari tujuh cawan murka Allah, itu hanya berlaku pada dunia, sebaliknya itu
merupakan tanda keselamatan bagi mempelai TUHAN yang sudah matang (dewasa
rohani), di mana rohaninya sudah pada puncaknya (doa penyembahan).
Kita
bersyukur kepada TUHAN, karena hati kita malam ini diperkuat dan dipenuhkan
oleh kasih karunia. Belajar bijaksana, belajar bersikap dewasa.
Yohanes
4:21
(4:21) Kata
Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di
Yerusalem.
Selanjutnya
Yesus berkata kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan”.
Sesudah
dosa dibongkar dengan tuntas, kemudian ada gairah di dalam penyembahan, barulah
Yesus menyebut dia untuk yang pertama kali “hai, perempuan”. Inilah
kehidupan yang sudah dibentuk sebagaimana setelah perempuan (Hawa) dibentuk,
barulah Adam berkata kepada perempuan itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku
dan daging dari dagingku”, sebagai milik kepunyaan TUHAN, gereja TUHAN yang
sempurna, itulah mempelai TUHAN.
Kalau
kita melihat cara TUHAN untuk mengerjakan hidup rohani kita ini, maka tentu
saja kita mengucap syukur dan terima kasih dari kedalaman hati yang paling
dalam.
Seseorang
tidak akan bisa dewasa, tidak akan bisa menjadi matang rohani dengan
pengertiannya, dengan kekuatannya, dengan kemampuannya, tetapi TUHAN sudah
menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib bagi kita semua.
Saya
berharap, manakala kita menyembah malam ini, jangan hanya air mata, tetapi juga
harus diikuti dengan keubahan. Dan keubahan itu bukan dari mulut, melainkan
harus dari praktek perbuatan hidup. Masing-masing kita harus membuktikannya di
hadapan TUHAN, seperti halnya perempuan Samaria yang juga membuktikannya, bukan
dari mulut lagi, supaya kita diakui dan Yesus berkata: “Hai, perempuan”.
Sebagaimana
tadi sesudah perempuan itu dibentuk dari salah satu tulang rusuk Adam, lalu
Adam berkata kepada perempuan itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan
daging dari dagingku”, demikian juga Yesus mengakuinya kepada perempuan
Samaria: “Hai, perempuan”. Biarlah kita semua berada dalam kedewasaan
rohani, matang rohani, supaya kita diakui sebagai mempelai TUHAN, siap untuk
dituai.
Yohanes
4:24-26
(4:24)
Allah
itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran." (4:25) Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu,
bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang,
Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." (4:26) Kata Yesus
kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan
engkau."
Sampai
akhirnya, Kristus menjadi Kepala atas kehidupan perempuan Samaria tersebut.
Barulah pada ayat 27, datanglah murid-murid Yesus dan mereka heran bahwa
ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan, tetapi tidak seorang pun
yang berkata: “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan
dengan dia?”
Yohanes
4:28-29
(4:28) Maka
perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan
berkata kepada orang-orang yang di situ: (4:29) "Mari, lihat! Di
sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah
Dia Kristus itu?"
Akhirnya,
perempuan Samaria itu meninggalkan tempayannya, ia meninggalkan kehidupannya
yang lama, meninggalkan dosa kenajisan, sampai pada akhirnya, dia menjadi suatu
kesaksian yang besar kepada orang-orang Samaria.
Tempayannya
ditinggalkan, itu adalah gambaran dari manusia daging, di mana dosa itu
berkuasa, termasuk memberi kepuasan terhadap kenajisannya. Dan pada ayat 29,
perempuan Samaria in menjadi kesaksian yang besar untuk memenangkan seisi kota
Samaria.
Kita
ini sekarang ada di kota kudus, kota Yerusalem, biarlah kita menjadi kesaksian
yang besar. Kalau di kota kudus saja kita tidak bisa menjadi kesaksian, saya
ragukan di luar ibadah pun tidak bisa menjadi kesaksian, bahkan bisa lebih
parah lagi.
Rut
2:22-23
(2:22) Lalu
berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: "Ya anakku, sebaiknya engkau
keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan
disusahi orang di ladang lain." (2:23) Demikianlah Rut tetap dekat
pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai
jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia
tinggal pada mertuanya.
"Ya
anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya
perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain." Tetaplah
dalam persekutuan yang indah bersama dengan TUHAN dan sesama, sampai akhirnya
kita tidak mengalami kesusahan di ladang orang, termasuk ladang antikris.
Demikianlah
Rut tetap dekat dengan pengerja-pengerja perempuan untuk memungut sampai musim
menuai jelas dan musim menuai gandum berakhir, dan selama itu ia tinggal pada
mertuanya.
Ibu
Naomi merupakan gambaran dari gembala sidang, hamba TUHAN yang menerima jabatan
gembala. Rut tetap tinggal bersama dengan Naomi, berarti tetap tergembala,
sampai menyelesaikan pekerjaan, yakni penuaian di ladang Boas. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment