IBADAH RAYA MINGGU, 23 AGUSTUS 2020
WAHYU PASAL 12
(Seri: 19)
Subtema: DIDAKWA OLEH IBLIS KARENA PAKAIAN KOTOR
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN; oleh karena
kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu.
Saya tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak-anak TUHAN, bahkan hamba-hamba
TUHAN yang saya kasihi di mana pun anda berada; kiranya TUHAN memberkati kita.
Oleh sebab itu, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya TUHAN membukakan
firman-Nya bagi kita pada petang menjelang malam hari ini.
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB
WAHYU PASAL 12.
Wahyu pasal 12 ini terdiri dari empat judul utama atau perikop.
-
Perikop yang pertama: Perempuan dan naga, ayat
1-6.
-
Perikop yang kedua: Naga dikalahkan, ayat 7-9.
-
Perikop yang ketiga: Nyanyian kemenangan, ayat
10-12.
-
Perikop yang keempat: Naga memburu perempuan itu, ayat
13-18.
Pada Wahyu 12:7-9, naga besar itu dan malaikat-malaikatnya telah
dikalahkan, mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga, sebab ia beserta
malaikat-malaikatnya telah dilemparkan ke bumi, dan akhirnya dialah yang menyesatkan
seluruh dunia ini. Kemudian, oleh karena kekalahan yang dialami oleh naga besar
beserta malaikat-malaikatnya itu, maka terdengarlah nyanyian kemenangan di
sorga, di dalam Wahyu 12:10-12.
Dalam kekalahannya, pada ayat 7-9, maka naga besar itu dilemparkan
ke bumi dan menyesatkan seluruh bumi. Tetapi di dalam nyanyian kemenangan, ada
sebutan baru yang ditujukan kepada naga besar atau Iblis atau Satan.
Segera saja kita membaca Wahyu 12:10.
Wahyu 12:10
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita.
Adapun penggalan dari syair nyanyian kemenangan itu ialah “ ... Karena
telah dilemparkan ke bawah pendakwa
saudara-saudara kita ...”
Kesimpulannya: Naga besar yang disebut juga Iblis atau Satan, selain menyesatkan,
ia juga “mendakwa.”
Mendakwa, sama artinya; menuduh dan menuntut untuk dihakimi sampai
menderita. Dialah yang mendakwa saudara-saudara kita, dan kalau dia mendakwa,
sampai kehidupan yang didakwa itu menderita.
Inilah pekerjaan dari pada Iblis atau Satan, selain menyesatkan, ia juga
mendakwa.
Pada minggu yang lalu, kita sudah melihat CONTOH PERTAMA, di mana Iblis
atau Satan mendakwa Ayub.
Dakwaan yang pertama: Ayub harus kehilangan harta bendanya, serta kekayaan
yang dia miliki, bahkan harus kehilangan semua anak-anaknya, baik laki-laki
maupun perempuan. Ini adalah suatu penderitaan yang begitu hebat, penderitaan
yang heran.
Kalau kehilangan harta, itu memang disebut pergumulan yang berat, tetapi
kalau turut juga harus kehilangan anak-anaknya, baik laki-laki dan perempuan,
ini adalah suatu pergumulan yang sangat berat sekali. Namun sekalipun demikian,
Ayub tetap tidak berdosa terhadap dakwaan yang pertama.
Setelah Ayub mampu melewati dakwaan Iblis atau Satan yang pertama, akhirnya
Iblis juga menuntut supaya Ayub didakwa kembali, “Kulit ganti kulit!”
Artinya, atas seizin TUHAN, maka Iblis akan mendakwa Ayub dengan barah yang
berbau busuk dari ujung kaki sampai dengan batu kepalanya. Tetapi dengan
dakwaan yang kedua ini pun, Ayub tetap berkemenangan, ia tidak berdosa
sekalipun ia mengalami dakwaan demi dakwaan, bahkan dengan dakwaan itu, Ayub
mengalami suatu penderitaan yang begitu hebat. Dan oleh karena penderitaan yang
begitu hebat itu, teman-teman Ayub tidak lagi mengenali Ayub; jelas ini sama
dengan penderitaan yang dialami oleh Yesus, dan itu dilukiskan dengan rapi,
dengan baik oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 53:1-7.
Sekarang, kita akan melihat dakwaan Iblis yang kedua. CONTOH KEDUA, yang
dikaitkan dengan imam besar Yosua.
Zakharia 3:1
(3:1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di
hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa
dia.
Dalam suatu penglihatan, imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat
TUHAN, sedang Iblis juga berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
Pertanyaannya: Mengapa Iblis mendakwa imam besar Yosua? Dan apa alasan
Iblis untuk mendakwa imam besar Yosua?
Memang, selain menyesatkan, pekerjaan Iblis adalah mendakwa. Tetapi di
dalam hal mendakwa itu pun, Iblis pasti menggunakan alasan. Hal itu bisa kita
perhatikan dalam Ayub 1:6, di mana Iblis turut bersaksi bersama dengan
anak-anak TUHAN di hadapan takhta Allah. Demikian juga untuk yang kedua
kalinya, Iblis kembali menghadap takhta Allah bersama dengan orang-orang kudus
untuk memberi sebuah kesaksian.
Pada saat imam besar Yosua berdiri di hadapan malaikat TUHAN, Iblis juga
berdiri di sebelah kanan imam besar Yosua untuk mendakwa. Di dalam hal mendakwa
ini -- walaupun memang itu adalah pekerjaannya --, Iblis harus mencari
kekurangan untuk digunakan sebagai alasan dalam hal mendakwa imam besar Yosua.
Oleh sebab itu, mari kita lihat alasannya pada ayat 3.
Zakharia 3:3
(3:3) Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di
hadapan Malaikat itu,
Adapun imam besar Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu ia berdiri di
hadapan Malaikat itu.
Jadi, memang pekerjaan (tugas) Iblis atau Satan adalah mendakwa, tetapi
supaya ada cara untuk mendakwa, maka dia mencari alasan. Dan di sini kita
melihat, alasan yang digunakan oleh Iblis untuk mendakwa imam besar Yosua
adalah karena imam besar Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu ia berdiri
di hadapan Malaikat itu.
Pakaian kotor à Suatu perbuatan atau kelakuan yang tidak baik, yang tidak benar, yang
tidak suci, atau kelakuan kotor -- karena pakaian adalah perbuatan --.
Namun, pada Zakharia 3:1-10, pakaian kotor -- atau perbuatan
kotor, perbuatan yang tak suci -- dari imam besar Yosua tidak kita temukan
secara terperinci. Tetapi walaupun itu dalam sebuah penglihatan, tentu saja
memang imam besar Yosua sedang mengenakan pakaian kotor.
Saya menyelidiki hal ini, mencari ke sana dan ke mari tentang pakaian
kotor dari imam besar Yosua. Saya bergumul kepada TUHAN, dan biarlah
kiranya TUHAN memberi jawaban sore malam hari ini.
Mari kita lihat dalam Hagai 1.
Hagai 1:1-4
(1:1) Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada
hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai
kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak,
imam besar, bunyinya: (1:2) "Beginilah firman TUHAN semesta
alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali
rumah TUHAN!" (1:3) Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan
nabi Hagai, bunyinya: (1:4) "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu
untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah
ini tetap menjadi reruntuhan?
Setelah saya membaca-baca di mana letak kesalahan, di mana letak pakaian
kotor dari imam besar Yosua. Saya selidiki perlahan dalam Hagai 1:1-4
ini, ternyata di sini kita melihat bahwa bangsa Israel membangun untuk mendiami
rumah-rumah yang dipapani dengan baik, tetapi sangat disayangkan, rumah TUHAN
itu dibiarkan dalam reruntuhan.
Mereka membangun rumah mereka sendiri-sendiri, lalu mendiami rumah-rumah
yang dipapani itu dengan baik, sedang rumah TUHAN dibiarkan dalam reruntuhan.
Hal ini sama artinya (nubuatannya) bagi kita sekarang ialah lebih mengutamakan
yang jasmani dari pada yang rohani.
Perhatikanlah hal ini: Saya melihat masih ada di antara sidang jemaat lebih
mengutamakan hal yang jasmani dari pada yang rohani. Contoh kecil: mengambil
apa yang menjadi milik-Nya TUHAN, misalnya sepersepuluh, lalu dipergunakan
untuk keperluan yang jasmani, bukankah itu disebut mengutamakan hal yang
jasmani dari pada yang rohani? Ini hanyalah sebuah contoh kecil. Masih banyak
perkara-perkara yang lain, contohnya: karena kesibukan, lantas tinggalkan
ibadah, bukankah itu disebut mengutamakan hal yang jasmani dari pada yang
rohani?
Jadi, lebih memperhatikan daging (tubuhnya) dari pada memperhatikan tubuh
yang rohani, itulah manusia batiniah, itulah rumah TUHAN.
Kemudian, seorang hamba TUHAN teramat lebih seorang pemimpin sidang jemaat,
tidak boleh membiarkan sidang jemaat dengan kerohanian yang demikian. Tetapi
faktanya, hal itu jelas-jelas terjadi pada masa imam besar Yosua menjadi imam
besar bagi umat Israel.
TUHAN memberikan seorang imam besar dan imam-imam kepada bangsa itu, tentu
saja untuk melayani umat Israel, serta memperhatikan kondisi rohani mereka.
Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh
tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi,
menerima pertumbuhan ilahinya.
Suatu pemberitahuan kepada kita: Seluruh tubuh ditunjang dan diikat menjadi
satu oleh urat-urat, sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. Singkatnya;
pertumbuhan rohani yang dialami oleh sidang jemaat ditunjang dan diikat menjadi
satu atau menjadi sempurna oleh urat-urat dan sendi-sendi.
Urat-urat dan sendi-sendi, jelas menunjuk kepada; hamba-hamba TUHAN dalam
pelayanannya kepada TUHAN.
Bayangkan, kalau satu urat saja putus, maka satu anggota tubuh akan lemah,
tidak berdaya. Kalau urat saraf putus, maka itu yang disebut stroke.
Kalau sudah stroke, maka tangan tidak bisa berdaya, lalu apa yang bisa
dikerjakan oleh tangan? Jadi, urat-urat dan sendi-sendi, itu menunjuk kepada
hamba TUHAN dalam pelayanannya, supaya sidang jemaat mendapatkan pertumbuhan
rohani yang sempurna (menjadi satu); itu tidak bisa dipungkiri.
Kalau ada orang yang mengaku bisa masuk sorga tanpa ibadah dan tanpa
pelayanan, itu adalah perkataan yang keliru. Mau tidak mau, kita semua harus
beribadah, tekun dalam tiga macam ibadah pokok untuk menikmati pelayanan imam
besar, sehingga dari situ kita memperoleh pertumbuhan rohani yang sehat sampai
sempurna, sampai Yesus Kristus menjadi Kepala atas tubuh, tidak ada lagi kepala
yang lain atas tubuh kita ini, dengan kata lain; terlepas dari kejahatan dan
kenajisan.
Pendeknya: Sidang jemaat atau umat TUHAN memerlukan pelayanan yang baik dan
suci dari seorang hamba TUHAN, bahkan sampai pada hari ini, kita masih
memerlukan kehadiran Imam Besar Agung dalam pelayanan-Nya dalam setiap
ibadah-ibadah yang kita kerjakan di hari-hari ini.
Ibrani 5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari
maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun
Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya,
Kehadiran Imam Besar Agung dalam setiap ibadah-ibadah kita bertujuan untuk:
1.
Melayani umat TUHAN.
2.
Berdoa untuk umat TUHAN.
3.
Memperdamaikan dosa umat TUHAN.
Itulah kehadiran Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Ibrani 4:14-16
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita. (4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah
imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (4:16)
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Lewat ibadah-ibadah yang kita usahakan dan lewat pelayanan dari pada Imam
Besar di tengah ibadah tersebut, kita boleh menerima rahmat TUHAN. Kemudian,
lewat ibadah dan pelayanan Imam Beasr, kita menemukan kasih karunia.
Biarlah kiranya hati kita ini diperkuat oleh kasih karunia. Jangan hati
kita diperkuat oleh perkara-perkara lahiriah, jangan hati kita diperkuat oleh
harta, kekayaan, uang, kedudukan dan jabatan, tetapi biarlah hati kita
diperkuat oleh kasih karunia dengan menikmati pelayanan Imam Besar dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah-ibadah yang dipercayakan oleh TUHAN.
Jadi, ibadah ini adalah sarana bagi kita untuk menikmati pelayanan Imam
Besar sampai kita menerima rahmat, dan menemukan kasih karunia.
Kasih karunia = kemurahan. Kemurahan = tidak layak, namun akhirnya
dilayakkan.
Saya ini hidup oleh karena kemurahan TUHAN. Sebetulnya, saya ini adalah
orang yang begitu jahat dan bodoh di hadapan TUHAN, tetapi oleh karena rahmat,
oleh karena kasih karunia, saya dilayakkan untuk melayani pekerjaan TUHAN,
demikian juga di dalam hal pemberitaan Injil di sore malam hari ini.
Dan kalau kita juga bisa dihimpunkan di tengah ibadah pada sore hari ini
untuk menikmati pembukaan firman, untuk membawa korban dan persembahan yang
kita persembahkan di atas mezbah, serta menikmati kasih dan kemurahan TUHAN
lewat pembukaan firman, jelas itu karena rahmat dan kasih karunia TUHAN.
Diberi umur panjang, itu karena kemurahan TUHAN. Diberi kesehatan untuk
melaksanakan segala sesuatu yang bisa kita kerjakan, itu karena kemurahan
TUHAN. Semata-mata bukan karena kebetulan dan bukan karena kekuatan kita.
Jadi, intinya, kita sangat memerlukan pelayanan imam besar dan imam-imam.
TUHAN memberikan imam besar dan imam-imam untuk melayani umat Israel di hadapan
TUHAN, tetapi juga seharusnya tidak boleh membiarkan bangsa Israel (umat TUHAN)
itu lebih mengutamakan perkara yang jasmani dari pada yang rohani.
Seorang hamba Tuhan, apalagi seorang pemimpin sidang jemaat, tidak boleh
membiarkan sidang jemaatnya lebih mengutamakan yang jasmani dari pada yang
rohani. Seorang imam harus memperhatikan sidang jemaat dengan kondisi rohani
yang semacam itu.
TUHAN proteksi kita bukan untuk membatasi kita untuk datang kepada TUHAN.
TUHAN proteksi kita supaya kita tetap hidup dalam kebenaran, kesucian, sampai
sempurna di hadapan TUHAN. Jadi, TUHAN proteksi kita bukan semata-mata karena
TUHAN kejam, tidak. Banyak orang yang salah mengerti soal sengsara salib.
Hal yang sederhanan saja; kalau sidang jemaat datang ke pastori untuk
mengerjakan urusan apa saja, lalu ketika saya melihat ada sidang jemaat yang tidak
memakai helm saat berkendara, maka saya akan proteksi dengan menegur: “Pakai
helm. Bila perlu pakai jaket.” Saya selalu proteksi sidang jemaat, tetapi
bukan berarti saya jahat, melainkan karena saya mau memperhatikan dia.
Kalau ada yang kikir, saya akan proteksi dengan berkata: “Jangan kikir”,
itu bukan berarti saya kejam, tetapi karena orang kikir tidak masuk sorga, ada
ayatnya. Kalau ada yang mencuri, saya akan tetap berkata: “Jangan mencuri”,
karena orang mencuri tidak masuk sorga, ada ayatnya. Kalau ada yang berdusta,
saya akan tetap berkata: “Jangan berdusta”, karena orang berdusta tidak
masuk sorga, ada ayatnya. Jadi, bukan tanpa alasan jika saya mengadakan suatu
proteksi.
DAMPAK NEGATIF lebih mengutamakan yang jasmani dari pada yang rohani.
Hagai 1:5-6
(1:5) Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah
keadaanmu! (1:6) Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang
hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum,
tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu
tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja
untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
Inilah perkara-perkara yang akan terjadi sebagai akibat bila mengutamakan
yang jasmani dari pada yang rohani.
1. Kamu menabur banyak,
tetapi membawa pulang hasil sedikit.
2. Kamu makan, tetapi tidak
sampai kenyang. Kalau makan, tetapi tidak kenyang, banyak kerugian yang akan terjadi.
3. Kamu minum, tetapi tidak
sampai puas. Kalau minum juga tidak sampai puas, banyak kerugian yang akan terjadi;
bisa menimbulkan kejahatan dan kenajisan.
4. Kamu berpakaian, tetapi
badanmu tidak sampai panas. Artinya, tidak sampai merasakan kasih Allah yang
sempurna, tidak mengalami kehangatan. Sama seperti orang yang tidak berpakaian,
berarti ia telanjang; kasih yang sempurna tidak menutupi ketelanjangannya.
5. Orang yang bekerja untuk
upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang. Bayangkan, seseorang
bekerja untuk upah, tetapi upahnya ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang.
Ini adalah perkataan firman. Saya tidak sedang mengancam, tetapi supaya
kita mengerti bahwa TUHAN sedang proteksi kita supaya kita tidak mengalami
banyak kerugian.
Saya secara pribadi, tidak ingin melihat sidang jemaat dirugikan oleh
karena suatu pengertian yang bodoh, tetapi biarlah kita memperoleh pengertian
yang benar, yang suci, yang mulia dari sorga, sehingga pengertian ini membuat kita
mengalami suatu kebahagiaan. Dan oleh pengertian ini juga, kita dapat
menyenangkan hati TUHAN di tengah-tengah ibadah yang TUHAN percayakan, sebab
kalau kita beribadah tanpa pengertian, maka kita tidak akan bisa menyenangkan
hati TUHAN.
Kita akan melihat arti rohani dari akibat yang terjadi bila mengutamakan
yang jasmani dari pada yang rohani:
YANG PERTAMA: “Menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit”
= banyak bekerja, tetapi hasilnya sedikit.
YANG KEDUA: “Makan, tetapi tidak sampai kenyang” = roh rakus. Sama
seperti bangsa Israel dalam perjalanannya di padang gurun, mereka teringat
kepada ikan yang dimakan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun
dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Kalau makan, tetapi
tidak kenyang (tidak puas), maka pasti ingat dosa masa lalu, ingat dosa-dosa di
Mesir. Oleh sebab itu, seharusnya, yang benar adalah kita harus dikenyangkan
oleh pembukaan firman sebagai makanan rohani supaya lupa dengan yang di
belakang/dosa masa lalu.
YANG KETIGA: “Minum, tetapi tidak sampai puas.” Ini juga berakibat
fatal, sama seperti perempuan Samaria; ketika berbicara dengan Yesus, dia sudah
hidup dengan lima laki-laki ditambah satu laki-laki. Mengapa demikian? Karena
dia tidak mengalami kepuasan. Tetapi untung Yesus memberi kepuasan kepada dia,
akhirnya dia meninggalkan tempayan yang lama dan menjadi suatu kesaksian yang
besar bagi orang-orang di Samaria.
YANG KEEMPAT: “Berpakaian, tetapi badan tidak sampai panas.”
Berarti, tidak mengalami kehangatan dari kasih Allah.
Sebenarnya, manfaat dari kasih Allah adalah:
1.
Menutupi ketelanjangan.
2.
Mengampuni banyak dosa.
Kalau tidak mengalami kehangatan kasih, maka orang yang seperti ini tidak
akan pernah mengampuni orang yang bersalah.
Mengapa TUHAN bisa mengampuni kita? Itu karena begitu besarnya, begitu
hangatnya kasih itu, sehingga Ia rela menutupi dosa kita di atas kayu salib.
Demikian juga di dalam hal melayani TUHAN, harus dengan api yang dipanaskan
oleh Roh Kudus, sehingga kita boleh berkobar-kobar di dalam melayani TUHAN dan
melayani sidang jemaat.
YANG KELIMA: “Upah pekerjaan ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang.”
Sama artinya dengan; menerima banyak, tetapi juga keluar banyak. Jadi,
kesimpulannya; semuanya menjadi suatu kesia-siaan. Kalau menerima banyak tetapi
keluarnya banyak, bukankah itu semua adalah kesia-siaan? Tidak ada artinya.
Berbeda kalau hidup di dalam TUHAN: Kalau kita mengutamakan yang rohani
lebih dari yang jasmani, lihat; ketika Yesus memberikan makan 5.000 (lima ribu)
orang laki-laki, belum terhitung para isteri, perempuan dan anak-anak, Yesus
cukup memberi mereka lima roti dan dua ikan, bahkan masih sisa dua belas bakul.
Itu yang terjadi jika kita mengutamakan yang rohani dari pada yang jasmani.
Tetapi kalau lebih mengutamakan yang jasmani dari pada yang rohani, maka
semuanya sia-sia. Berkat-berkat yang ada tidak dapat dinikmati.
Ayo, mari kita belajar dari apa yang sudah kita terima malam ini. Kalau
lewat pembukaan firman kita diproteksi, berarti Imam Besar Agung sedang hadir
untuk membela dan memelihara hidup kita. Tetapi kalau dalam pemberitaan firman,
kehidupan kita tidak diproteksi dari dosa kejahatan, tidak diproteksi dari dosa
dan tipu daya kenajisan dan kecemaran-kecemaran yang lain, berarti Imam Besar
tidak hadir di tengah-tengah ibadah itu. Bijaksanalah, dewasalah; ingatlah itu.
Hagai 1:9
(1:9) Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan
ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa?
demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi
reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
Bayangkan, di sini kembali diulangi: “Kamu mengharapkan banyak, tetapi
hasilnya sedikit.” Berarti, tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dan
hasil yang sedikit itu pun, ketika dibawa ke rumah, TUHAN menghembuskannya.
Dihembuskan lagi, ditiupkan kembali, sampai kehilangan berkat yang harus dibawa
pulang ke rumah. Akhirnya, tidak bisa menikmati apa-apa.
Lihat orang dunia di luaran sana: Hasil bisnisnya banyak diperoleh, tetapi
lihat hasil yang banyak itu, bagaikan ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang,
dengan lain kata; tidak terpelihara dengan baik.
Kalau kita mengutamakan yang rohani dari pada yang jasmani, maka sekalipun
berkat itu sedikit, tetapi yang sedikit ini bisa sampai sisa. Hal itu sudah
kita alami bersama-sama, secara khusus bagi anak-anak TUHAN yang tinggal di
Taman Krakatau. Semua anak-anak yang datang dari Sumatera atau dari mana saja,
semuanya ditempatkan di rumah gereja kita, di Perumahan Taman Krakatau Cilegon,
di antaranya ada yang memiliki gaji kecil, ada yang memiliki gaji besar, dan
ada yang memiliki gaji menengah. Hanya dengan mengumpulkan uang Rp 50.000,- s.d
Rp 250.000 seorang untuk biaya makan selama satu bulan, ditambah Rp 50.000,-
untuk membayar cicil rumah tersebut, tetapi puji TUHAN, tidak kekurangan. TUHAN
selalu sediakan beras, TUHAN sediakan berkat-berkat dari sorga.
Tetapi di sini kita melihat: “Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya
sedikit.” Berarti, tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mengapa hal
itu bisa terjadi? Oleh karena apa? Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi
reruntuhan, artinya; tidak memperhatikan hidup rohaninya, puing-puing dosa
itu dibiarkan menutupi rohaninya karena masing-masing umat Israel sibuk dengan
urusan rumahnya sendiri, sibuk dengan perkara lahiriah yang terkait dengan
dagingnya.
Hagai 1:10-11
(1:10) Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan
hasilnya, (1:11) dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri,
ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas
segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala
hasil usaha."
Lebih parah lagi di sini kita perhatikan, “Itulah sebabnya ...”
YANG PERTAMA: Langit menahan embunnya. Kalau langit menahan
embunnya, berarti tanah yang gersang akan semakin gersang (tandus), tidak akan
menghasilkan apa-apa.
YANG KEDUA: Bumi menahan hasilnya. Ini adalah gambaran dari orang
yang tidak mau bertobat, tidak mau berbalik kepada TUHAN, bertahan untuk
membelakangi TUHAN. Akhirnya, beginilah keadaan bumi; bumi menahan hasilnya.
Sekarang ini kita sedang berada di atas muka bumi, jangan sampai kita bertahan
membelakangi TUHAN. Bukankah kita sudah diberkati, dipelihara oleh TUHAN? TUHAN
sudah berikan kesempatan untuk berkarya, TUHAN beri keselamatan jiwa kita
masing-masing, dipelihara terus oleh TUHAN; oleh sebab itu, jangan bertahan
membelakangi TUHAN.
YANG KETIGA: “Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke
atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke
atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia
dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.”
Sampai pada akhirnya juga, TUHAN akan memanggil kekeringan itu dan menimpa,
antara lain;
-
Menimpa atas negeri.
-
Menimpa atas gunung-gunung. Apa tandanya gunung-gunung
mengalami kekeringan? Tidak ada pembukaan firman di tengah-tengah ibadah
tersebut sebagai gunung-gunung TUHAN, tidak ada hadirat dalam pengurapan yang
penuh, tidak ada dalam naungan TUHAN, itulah kasih yang sempurna.
-
Menimpa atas gandum, menimpa atas anggur, dan menimpa
atas minyak.
Gandum à Firman Allah. Jika kekeringan
menimpa atas gandum, berarti tanpa pembukaan = kering-kering.
Anggur à Kasih Allah. Jika
kekeringan menimpa atas anggur, berarti kasih Allah kering-kering.
Minyak à Urapan. Jika kekeringan
menimpa atas minyak, berarti urapan kering-kering.
Seharusnya,
kalau kita berada di tempat pengirikan gandum, pasti di situ kita menikmati
pembukaan firman. Tetapi TUHAN sendiri sudah berkata: “Aku memanggil
kekeringan ke atas gandum”, walaupun berada di tempat pengirikan, walaupun
ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Kemudian,
kalau kita berada di tempat pemerasan, pasti di situ ada pemerasan air anggur
untuk menikmati buah anggur yang manis, itulah kasih Allah. Dan kalau berada di
tempat pemerasan, untuk menghasilkan minyak.
Seperti Yesus
ada di taman Getsemani, Dia mengalami pemerasan air anggur dan bagaikan pohon
zaitun tumbuk. Tetapi di situ pun dikirimkan kekeringan, bukan saja atas
gandum, tetapi juga atas anggur dan minyak, sehingga tidak mengerti di dalam
hal berkorban untuk pekerjaan TUHAN.
Kalau ada
pemerasan air anggur, pasti mengerti berkorban untuk kasih yang sempurna. Kalau
ada pemerasan minyak, pasti mengerti, berapi-api di dalam melayani pekerjaan
TUHAN. Tetapi kalau terjadi kekeringan, tidak lagi mengerti korban, tidak
mengalami api Roh Kudus, dan ini adalah suatu kejadian yang sangat merugikan
sekali kalau hal itu dialami oleh anak-anak TUHAN dalam sebuah penggembalaan.
-
Menimpa atas segala yang dihasilkan tanah.
-
Menimpa ke atas manusia, ke atas hewan, dan ke atas
segala hasil usaha.
Saya berdoa,
jangan sampai ada kekeringan menimpa kehidupan kita sebagai manusia. Jangan
sampai menimpa hewan yang kita miliki, jangan juga menimpa atas segala hasil
usaha. Saya berdoa, supaya hasil usaha dari sidang jemaat, apapun yang saudara
kerjakan diberkati oleh TUHAN. Itu adalah doa saya sebagai imam, pemimpin
sidang jemaat, supaya terbukti TUHAN kita itu heran, dahsyat, dan luar biasa.
Keadaan semacam ini cukup mengerikan sekali, sebab TUHAN menguruskeringkan
segala sesuatunya.
Kita kembali memperhatikan Zakharia 3.
Zakharia 3:1-2
(3:1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan
Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia. (3:2)
Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya
menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya
menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
Di sini kita melihat: Iblis turut bersaksi dan berdiri di sebelah kanan
imam besar Yosua untuk mendakwa imam besar Yosua sendiri. Tetapi di sisi lain,
Malaikat TUHAN berkata kepada Iblis: “TUHAN kiranya menghardik engkau, hai
Iblis!” Artinya, TUHAN membela imam besar Yosua dalam kekurangan yang kecil
itu karena kekurangan imam besar Yosua bukanlah kekurangan secara langsung,
tetapi kekurangan yang ditimbulkan oleh karena keadaan kondisi rohani dari pada
umat Israel pada saat itu.
Kalau Malaikat TUHAN berkata kepada Iblis: “TUHAN kiranya menghardik
engkau, hai Iblis!” Artinya, TUHAN tetap membela imam besar Yosua. Kita
bersyukur kalau TUHAN membela imam besar Yosua, sebab itu artinya TUHAN
mempercayakan Imam Besar Agung di tengah-tengah ibadah pelayanan ini,
mempercayakan imam-imam untuk mendapatkan pelayanan dari TUHAN.
Biarlah kiranya TUHAN membela penggembalaan ini. Kalau TUHAN membela imam
besar Yosua, berarti TUHAN masih membela penggembalaan ini, TUHAN masih
mempercayakan diri-Nya sebagai Imam Besar Agung di tengah-tengah ibadah
pelayanan ini.
Pertanyaannya: Mengapa TUHAN harus membela imam besar Yosua dalam kesalahan kecil itu? Jawabnya
ialah karena TUHAN yang memilih Yerusalem, maka nyata pembelaan TUHAN.
TUHAN memilih saudara. TUHAN memilih saya dan kita semua. TUHAN yang
memilih Yerusalem; oleh sebab itu, biarlah kita berada di Yerusalem, yang
adalah pusat kerajaan damai sejahtera. Biarlah kehidupan kita menjadi pusat
kerajaan damai sejahtera.
Roma 8:33-34
(8:33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang
membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (8:34) Kristus
Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk
di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Dalam Roma 8:33-34 ini, ada dua dari tiga pertanyaan-pertanyaan yang
dijawab dengan jawaban yang pasti.
1. Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Jawabnya ialah Allah,
yang membenarkan mereka.
2.
Siapakah yang akan menghukum mereka (orang-orang pilihan
Allah)? Jawabnya ialah Kristus Yesus, yang telah mati, bahkan lebih
lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah
menjadi Pembela bagi kita, karena TUHAN yang memilih Yerusalem.
Pekerjaan orang-orang pilihan menurut 1 Petrus 2:9 ialah untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah, pendeknya; memberitakan
salib, dengan lain kata; menjadi korban pendamaian.
Jadi, untuk memperdamaikan dosa orang, biarlah kita rela menjadi korban.
Maka, wajar saja jika TUHAN membela umat pilihan-Nya, sebab TUHAN yang memilih
Yerusalem.
Kemudian, pembelaan TUHAN kepada imam besar Yosua, hal itu nyata lewat
ungkapan Malaikat TUHAN yang berkata: “TUHAN kiranya menghardik engkau, hai
Iblis!” Nyatalah pembelaan TUHAN kepada imam besar Yosua.
Yudas 1:9
(1:9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan
bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu
dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik
engkau!"
Mikhael tidak berani menghardik Iblis dengan kata-kata hujatan, tetapi
berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"
Di sini pun kita melihat, bahwa Iblis masih juga mengejar-ngejar mayat
Musa, sebab Iblis tidak suka jika mayat Musa dibangkitkan. Jadi, Yudas 1:9
ini sama saja dengan cerita Zakharia 3:1, di mana Iblis tidak mau
melihat imam besar Yosua berada dalam suasana kebangkitan (hidup baru),
melainkan Iblis mau melihat seorang imam dalam keadaan hidup yang lama, dengan
tabiat yang kotor.
Lihatlah, Iblis terus mengejar-ngejar mayat Musa, mengapa? Karena Iblis
tidak rela bahwa mayat Musa dibangkitkan. Oleh sebab itu, supaya rencana Allah
tergenapi, maka Mikhael berkata: "Kiranya Tuhan menghardik
engkau!" Kalau Mikhael berkata demikian, berarti TUHAN yang mengusir
Setan lewat hardikan dari mulut Mikhael. TUHAN tetap bela imam besar Yosua
supaya tetap dalam suasana kebangkitan.
Apa jadinya kehidupan kita tanpa menikmati pelayanan imam besar? Tentu
binasalah kita semua. Kita tidak mengalami pendamaian terhadap dosa. Maka,
persislah seperti apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus: “Jika orang mati
tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita
mati”, maksudnya; kalau hidup hanya satu kali, tanpa kebangkitan, maka mari
kita hidup dengan melakukan dosa saja.
Tetapi kita bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN masih membela Yerusalem,
TUHAN yang memilih Yerusalem, maka TUHAN akan menyatakan pembelaan-Nya kepada
kita semua.
Jadi, dari pelajaran ini pun kita dapat petik, bahwa; bukan berarti kita
tidak mengalami ujian, sebab Setan akan terus mengejar dan mendakwa, bahkan
TUHAN juga izinkan kita mengalami ujian, tetapi ingatlah; kuasa Setan tidak
akan melebihi kuasa TUHAN. Dan kalau pun kita diizinkan untuk mengalami ujian,
namun kita tidak dibiarkan sampai jatuh. Oleh sebab itu, jangan berhenti
berjuang, jangan tinggalkan Yerusalem, sebab TUHAN yang memilih Yerusalem.
Kembali saya sampaikan; TUHAN sendiri yang mengusir Setan melalui mulut
Mikhael tersebut.
Sekarang, kita akan melihat; hasil pembelaan TUHAN kepada imam besar Yosua,
yang akan kita lihat dalam Zakharia 3.
Zakharia 3:3-4
(3:3) Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan
Malaikat itu, (3:4) yang memberikan perintah kepada orang-orang yang
melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya."
Dan kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan
kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
TUHAN yang mengganti pakaian yang kotor dari tubuh imam besar Yosua dengan
pakaian pesta.
Pakaian kotor diganti dengan pakaian pesta, atau disebut juga pakaian yang
baru; jelas ini berbicara tentang kebangkitan. Berarti, pakaian itu telah
disucikan lewat baptisan air. Jangan kita melayani dengan keadaan yang lama,
sebab itu bukanlah suasana kebangkitan, melainkan suasana yang lama.
Sekali lagi saya sampaikan: Pakaian lama yang kotor diganti dengan pakaian
baru, itu berbicara tentang kebangkitan, berarti; telah disucikan lewat
baptisan air.
Efesus 4:5
(4:5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
Kita jangan membuat baptisan itu berbeda-beda, melainkan harus sesuai
dengan ketentuan Firman TUHAN, sebab baptisan ini menyangkut kesatuan tubuh dan
menyangkut perasaan (hati) manusia. Jadi, baptisan itu tidak boleh
berbeda-beda, melainkan harus sesuai dengan ketentuan firman, yaitu “satu
baptisan.”
Kalau perasaan berbeda-beda, maka tidak akan terwujud kesatuan anggota
tubuh yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, baptisan itu harus satu, tidak boleh
berbeda-beda, harus sesuai dengan ketentuan firman, karena menyangkut perasaan
dan kesatuan tubuh.
Kita sudah mengetahui tentang baptisan sesuai ketentuan firman. Apa yang
dikerjakan oleh Yesus, biarlah itu kita kerjakan; jangan berbeda-beda karena
menyangkut hati nurani.
Roma 6:1-6
(6:1) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun
dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (6:2)
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih
dapat hidup di dalamnya? (6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua
yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4)
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan
dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kebangkitan-Nya. (6:6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah
turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita
menghambakan diri lagi kepada dosa.
Baptisan Kristus adalah baptisan dalam kematian-Nya. Kalau kita satu dalam
kematian-Nya, maka dengan demikian, dosa yang lama dikubur dalam-dalam; itulah
baptisan kematian. Tidak ada orang yang mati namun tidak dikubur, tidak ada
orang yang tahan dengan aroma bau.
Biarlah kiranya kita satu dalam tanaman kematian-Nya, juga satu dalam
tanaman kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu dalam kematian Kristus, maka otomatis kita juga akan satu
dengan kebangkitan-Nya, sehingga kita hidup dalam hidup yang baru, tidak lagi
menghambakan diri kepada dosa, tidak lagi berpakaian kotor.
Kalau kita sudah betul-betul satu dalam kematian dan kebangkitan-Nya, maka
sekalipun Iblis berusaha untuk mengejar kita dan berusaha untuk menjatuhkan
dalam dosa, namun itu tidak akan mungkin terjadi lagi.
Perhatikan: Kalau imam besar saja dikejar Setan, apalagi umat TUHAN? Oleh
sebab itu, kita harus berusaha (berjuang) untuk satu dalam kematian Kristus dan
satu dalam kebangkitan Kristus. Biarlah kita satu dalam tanaman kematian-Nya
dan satu dalam tanaman kebangkitan-Nya supaya hidup dalam hidup yang baru,
tidak lagi menghambakan diri kepada dosa, dan Setan tidak lagi berkuasa untuk
mengungkit-ungkit dosa dalam kehidupan kita masing-masing.
Ingatlah; kalau imam besar saja dikejar, apalagi umat TUHAN? Tetapi TUHAN
Yesus Kristus yang telah memilih Yerusalem; Dia tampil menjadi Pembela bagi
kita semua. Asal kita betul-betul satu tertanam dalam kematian-Nya, satu
tertanam dalam kebangkitan-Nya, maka TUHAN akan membela kita semua.
1 Petrus 3:20-21
(3:20) yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada
Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh
air bah itu. (3:21) Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya,
yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani,
melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan
Yesus Kristus,
Baptisan Kristus (baptisan air) adalah untuk menyucikan manusia batiniah,
hati kita masing-masing. Itu sebabnya, baptisan itu tidak boleh berbeda-beda,
melainkan harus “satu”, sesuai ketentuan firman, karena hal itu menyangkut
kesatuan, menyangkut perasaan (hati) ini.
Itu sebabnya, di sini dikatakan: “Bukan untuk membersihkan kenajisan
jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh
kebangkitan Yesus Kristus.” Hati kita sudah disucikan dari kejahatan,
maupun dari kenajisan. Biarlah kita betul-betul tertanam dalam kematian Yesus,
supaya tertanam dalam kebangkitan-Nya, dengan demikian kita hidup dalam hidup
yang baru, berarti hati nurani kita sudah dibersihkan.
Jadi, baptisan itu tidak hanya semata-mata membersihkan bagian tubuh yang
najis, tetapi lebih dari pada itu; hati nurani kita ini harus dimohonkan kepada
TUHAN, supaya layak memohonkan segala perkara kepada TUHAN.
Bagaimana mungkin hati yang jahat mampu menaikkan permohonannya kepada
TUHAN? Terlalu banyak permohonan kita di atas muka bumi ini. Ada permohonan
sang isteri kepada Tuhan tentang suaminya, sebaliknya ada permohonan suami
kepada Tuhan tentang isterinya. Kemudian ada permohonan orang tua tentang anaknya,
juga ada permohonan pribadi lepas pribadi dari hati ini untuk disampaikan
kepada TUHAN. Terlalu banyak permohonan. Oleh sebab itu, kita perlu mengalami
pembaharuan, mengalami baptisan air, supaya hati nurani ini dibersihkan,
sehingga kita layak untuk menaikkan segala permohonan-permohonan hati kita
kepada TUHAN.
1 Petrus 3:22
(3:22) yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah
segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Biarlah kita bertekun dalam kematian dan kebangkitan-Nya, maka kelak akan
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Jangan sebentar berbuat dosa, sebentar
bertobat, sebentar berbuat dosa lagi, sebentar bertobat lagi, tetapi biarlah
kita bertekun sampai kelak dipermuliakan oleh TUHAN.
Kita kembali memperhatikan Zakharia 3.
Zakharia 3:4
(3:4) yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya:
"Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua
ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
Tadi kita sudah melihat: “Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari
padanya”, itu berbicara tentang baptisan air. Pakaian yang kotor diganti
dengan pakaian yang baru, berarti disucikan lewat baptisan air; satu dalam
kematian dan kebangkitan Kristus. Hati nurani kita dibersihkan, sehingga kita
layak untuk menaikkan permohonan.
Ayo, isteri, apapun yang engkau mohonkan, berikan diri dibaptis terlebih
dahulu, tanggalkan pakaian yang lama. Untuk para suami, apapun yang engkau
mohonkan kepada TUHAN, terlebih dahulu tanggalkan pakaian lama untuk masuk
dalam baptisan; satu dalam tanaman kematian dan satu dalam tanaman kebangkitan,
dengan kata lain; hidup baru, supaya kita layak menaikkan segala
permohonan-permohonan.
Kalau kita berdoa tetapi memalingkan diri dari pemberitaan firman, doanya
itu adalah kekejian. Banyak orang Kristen yang demikian; doanya banyak, tetapi
tidak mau mendengar firman; sebetulnya itu adalah doa kekejian, seperti yang
tertulis dalam Amsal. Kalau mau doanya didengar, maka terlebih dahulu mendengar
berita firman, terlebih dahulu mendengar perkataan dari sorga, supaya perkataan
dari bumi itu naik ke sorga.
Jangan kita tolak perkataan dari sorga, tetapi doa permohonan dari bumi
dinaikkan ke sorga; bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Sekali lagi saya
sampaikan; jangan menjadi kekejian di atas muka bumi di hadapan TUHAN.
Kemudian, kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah
menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian
pesta." TUHAN sudah menjauhkan segala kejahatan karena TUHAN sudah
mengenakan pakaian pesta (pakaian baru), berarti yang lama sudah berlalu.
Seorang imam besar sudah ditahbiskan oleh TUHAN untuk melayani pekerjaan
TUHAN; dia sudah ditahbiskan dan sudah menyerahkan dirinya untuk melayani
pekerjaan TUHAN, itulah tabisan, dengan lain kata; loyal kepada TUHAN.
Sekarang, kita akan melihat waktu imam besar Harun ditahbiskan.
Keluaran 28:2
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan
kemuliaan.
“Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun ...” Di sini ada suatu
perintah untuk membuat pakaian kudus bagi Harun yang akan ditahbiskan sebagai
imam besar. Dan pakaian kudus (lenan halus) ini juga merupakan sebagai
perhiasan kemuliaan.
Jadi, tabiat yang baru itu merupakan perhiasan kemuliaan; ini adalah salah
satu perhiasan yang harus kita tampilkan kepada TUHAN, harus ditampilkan oleh
mempelai perempuan TUHAN supaya menarik hati dari Mempelai Laki-Laki Sorga;
hanya kepada Dia kita berhias.
Keluaran 28:3-4
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah
Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia,
supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku. (28:4) Inilah pakaian yang
harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya,
serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi
Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Seorang yang memegang jabatan imam, yang ditahbiskan untuk menjadi imam
besar dan imam-imam harus mengenakan pakaian kudus, sebab itu merupakan
perhiasan kemuliaan.
Ditahbiskan, berarti; dipercayakan untuk melayani TUHAN. Ditahbiskan,
berarti; menyerahkan diri kepada TUHAN untuk melayani segenap pekerjaan TUHAN.
Demikianlah juga imam besar Yosua mengenakan pakaian yang baru, dia sudah
ditahbiskan.
Zakharia 3:5
(3:5) Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!"
Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian
kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
Setelah mengenakan pakaian putih -- pakaian kudus, sebagai perhiasan
kemuliaan yang harus ditampilkan dalam melayani TUHAN, di tengah-tengah setiap
ibadah-ibadah --, selanjutnya TUHAN menaruh serban tahir atau destar yang suci pada
kepala imam besar Yosua.
Kita lihat kaitannya pada saat imam besar Harun ditahbiskan.
Keluaran 28:36-38
(28:36) Juga haruslah engkau membuat patam dari emas murni dan pada patam
itu kauukirkanlah, diukirkan seperti meterai: Kudus bagi TUHAN. (28:37)
Haruslah patam itu engkau beri bertali ungu tua, dan haruslah itu dilekatkan
pada serban, di sebelah depan serban itu. (28:38) Patam itu haruslah
ada pada dahi Harun, dan Harun harus menanggung akibat kesalahan terhadap
segala yang dikuduskan oleh orang Israel, yakni terhadap segala persembahan
kudusnya; maka haruslah patam itu tetap ada pada dahinya, sehingga TUHAN
berkenan akan mereka.
Serban -- atau istilah sekarang adalah topi -- dengan jamang atau plat emas
yang dilekatkan pada serban tahir itu, menunjuk kepada; kehidupan yang
disucikan supaya berkenan kepada TUHAN.
Apa tandanya kehidupan disucikan? Seluruh alam pikiran ini selalu berpusat
pada TUHAN; itulah kehidupan yang disucikan supaya kehidupannya berkenan di
tengah ibadah dan pelayanan. Biarlah pikiran ini selalu berpusat kepada TUHAN
Yesus Kristus, tidak lagi berpusat kepada yang lain-lain, tidak berpusat lagi
kepada uang, tidak berpusat lagi kepada harta, kekayaan, kedudukan, kesibukan,
perkara lahiriah di bumi; itulah yang ada dalam pemikiran ini, terukir dalam
pemikiran ini, sebagai tanda kesucian dari seorang imam yang harus ditaruh di
kepala. Kalau kita ukur kesucian kita dengan firman, sesungguhnya kita tidak
pantas untuk bersungut-sungut kepada TUHAN.
Tidak berhenti sampai di situ ...
Zakharia 3:6-7
(3:6) Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya: (3:7)
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan
yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau
akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan
engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.
Sesudah dipakaikan pakaian imam besar, juga sesudah dipakai serban tahir,
kemudian Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua: “Apabila engkau
hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan
kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan
Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di
sini.”
TUHAN percayakan seorang imam besar untuk melayani pelataran TUHAN.
Kepercayaan TUHAN semakin bertambah-tambah, dan itu merupakan jaminan dari
TUHAN.
Kalau kita betul-betul melayani dalam pikiran yang berpusat kepada TUHAN,
setelah ditahbiskan dengan pakaian kudus, dengan lain kata; kalau kita hidup
menurut jalan yang ditunjukkan dan melakukan tugas yang dipercayakan oleh
TUHAN, maka jaminan TUHAN adalah diizinkan untuk memerintah rumah TUHAN,
diizinkan untuk mengurus pelataran TUHAN, dan TUHAN juga mengizinkan kita masuk
di antara umat Israel untuk berdiri melayani TUHAN.
Saya berdiri di antara umat TUHAN (sidang jemaat), sesungguhnya itu adalah
atas seizin TUHAN. Seseorang tidak bisa serta merta berdiri di antara umat
TUHAN, kalau bukan TUHAN yang mengizinkan.
Tetapi diawali dari pakaian kudus -- yang adalah perhiasan kemuliaan --,
lalu serban tahir dengan patam (plat emas) terukir, maka barulah TUHAN memberi
jaminan. TUHAN jamin masa depan kita. TUHAN jamin keutuhan nikah rumah tangga
kita masing-masing. TUHAN jamin masa depan anak-anak kita semua, TUHAN jamin
segala sesuatunya. Usaha, bisnis, pekerjaan, pendidikan dijamin oleh TUHAN,
asal sungguh-sungguh menyerahkan segenap hidup kepada TUHAN. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment