Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
IBADAH
RAYA MINGGU, 29 NOVEMBER 2020 WAHYU
PASAL 13 (Seri:
1) Subtema:
IBADAH YANG TIDAK MEMUNCAK AKAN MENYEMBAH ANTIKRIS BINATANG YANG
KELUAR DARI DALAM LAUT Shalom. Oleh
karena kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu
petang sore hari ini; puji TUHAN. Segala puji dan segala hormat selayaknya
hanya bagi Dia. Damai sejahtera Kristus memerintah di tengah-tengah ibadah dan
hidup kita masing-masing, seberapa saja kita yang hadir, besar kecil, tua muda,
laki-laki perempuan. Tidak
lupa saya menyapa sidang jemaat di Malaysia “Shalom”, sidang jemaat di
Bandung “Shalom”, para simpatisan di berbagai-bagai daerah, mulai dari
Timur, yaitu Papua, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa
Barat, maupun Provinsi Banten, kemudian Sumatera seluruhnya, TUHAN memberkati
kita semua. Selanjutnya,
segera saja kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari
kitab Wahyu. Dan kiranya TUHAN tolong kita untuk menikmati pembukaan firman
sore ini, dan biarlah kiranya pembukaan Firman itu meneguhkan hidup kita
masing-masing, bagaikan rumah yang dibangun di atas batu, sehingga sekalipun
menghadapi 3 (tiga) jenis ujian, mampu sampai TUHAN datang pada kali yang
kedua, sebagai Raja dan Mempelai Pria. Sesungguhnya,
kita sudah mengakhiri Wahyu 12:1-18. Pada minggu yang lalu, kita akhiri
pasal 12 ini dari ayat 17 dan ayat 18; tentu oleh karena kemurahan hati TUHAN
bagi kita sekaliannya. Biarlah
kita; -Menghargai kemurahan TUHAN yang
memimpin kita kepada pertobatan, -Menghargai kesabaran TUHAN, -Menghargai kelapangan hati TUHAN. Kesabaran
hati TUHAN adalah kesempatan, supaya kita memperoleh keselamatan; ini adalah
panjang sabar TUHAN, bukan kelalaian TUHAN. Kalaupun ini sudah berada pada
ujung dari 6.000 (enam ribu) tahun sebagai, 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga,
bahkan sudah lebih 20 (dua puluh) tahun, itu bukanlah kelalaian dari TUHAN,
tetapi merupakan panjang sabarnya TUHAN supaya tidak ada seorangpun yang
binasa, melainkan memperoleh hidup kekal. Itu adalah panjang sabar TUHAN yang
haruskita hormati. Kemudian,
kelapangan hati TUHAN harus kita hormati. Apa bukti TUHAN lapang hati bagi
kita? Semua model manusia diterima oleh TUHAN. Yang terkucilkan diterima oleh
TUHAN, yang papah, yang tidak diakui oleh dunia diterima oleh TUHAN, semuanya
ada di dalam hati TUHAN; lapang hati TUHAN menerima semua model manusia. Kita
akan memasuki pasal yang baru, berkat yang baru oleh kemurahan hati TUHAN.
Biarlah kita dengan rendah hati menerima firman TUHAN, tidak usah gengsi. Untuk
memasuki pasal 13, hati saya memang takut dan gentar, karena ini adalah
perkara-perkara sorgawi yang bersifat rahasia Ilahi, yang tidak bisa
disingkapkan oleh pikiran manusia, sehingga hati saya semakin takut dan gentar. Saya
ini manusia biasa yang pendidikannya juga terbatas, tetapi saya yakin, dengan
doa-doa sidang jemaat, TUHAN dengarkan doa, karena kita butuh kemurahan hati
TUHAN. Dan saya harus berada di kaki salib TUHAN untuk menantikan pembukaan
firman, sebab hal ini tidak bisa lagi dikelola dengan hikmat pengertian dari
manusiawi (logika). Oleh
sebab itu, kita pun harus belajar dengar-dengaran, maksudnya ialah menjalankan
ibadah, bukan lagi dengan menggunakan metode-metode duniawi dibawa masuk ke
gereja, tetapi harus menggunakan cara-cara TUHAN; itulah ibadah yang
dihubungkan dengan salib. Kalau TUHAN menghukum kita (memikul salib), berarti
TUHAN mendidik kita. Lewat didikan inilah kita mendapat banyak pengertian-
pengertian ilahi, sehingga dengan mempunyai pengertian ini, kita dapat
menyenangkan hati TUHAN lewat ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan. Kalau
tidak ada pengertian, maka tiadalah mungkin seseorang dapat menyenangkan hati
TUHAN di tengah ibadah pelayanannya, sehingga carut marut, tidak mengerti untuk
menyenangkan hati TUHAN. Saya
tidak menyalahkan ibadah yang lain, tetapi kalau tidak mempunyai pembukaan,
kalau tidak mempunyai pengertian, maka tidak dapat menyenangkan hati TUHAN,
sehingga asal-asalan, melanggar banyak hukum Allah, teramat lebih dalam hukum
kitab Ulangan 22:5, di mana perempuan jangan memakai pakaian
laki-laki, sebaliknya laki-laki jangan memakai pakaian perempuan, karena
itu merupakan kekejian; tetapi kenyataannya, hal itu dilanggar, mengapa? Karena
tidak mempunyai pengertian. Tetapi
puji TUHAN, oleh pengertian sorgawi, kita dapat menyenangkan hati TUHAN; itulah
ibadah yang dihubungkan dengan salib; memang semua disalib, baik hati, pikiran,
dan perasaan, tabiat daging, hasrat daging disalib. Tidak enak bagi daging,
tetapi enak bagi TUHAN. Itulah tujuan kita beribadah. Itulah
sebagai pendahuluan, di mana saya merasa takut dan gentar, tetapi pertolongan
TUHAN tepat pada waktunya selalu. Sebelum
kita melihat Wahyu 13:1 sebagai berkat yang baru, terlebih dahulu saya
menyatakan, bahwa; kitab Wahyu terdiri dari 22 (dua puluh dua) pasal,
yang dibagi dalam 2 (dua) bagian. BAGIAN
YANG PERTAMA: Wahyu 1 - Wahyu 12. Oleh
karena kemurahan hati TUHAN, kita dapat menyelesaikan Wahyu 12 sampai
kesudahannya, yaitu ayat 17-18 pada minggu lalu; semua oleh karena
pertolongan TUHAN. Wahyu
1 - Wahyu 12 itu merupakan penampilan mempelai wanita TUHAN; di
situlah ditampilkan mempelai wanita TUHAN yang memuncak pada Wahyu 12:1.
Mempelai wanita TUHAN à Gereja
TUHAN yang adalah tubuh Kristus yang sempurna. BAGIAN
YANG KEDUA: Wahyu 13 - Wahyu 22 Wahyu
13 - Wahyu 22 itu merupakan penampilan dari Mempelai Laki-Laki Sorgawi,
itulah TUHAN Yesus Kristus, yang adalah Kepala dari tiap-tiap Gereja. Dalam
susunan Tabernakel, Wahyu 13 terkena pada “PINTU GERBANG.” Mengapa
dalam susunan Tabernakel, Wahyu 13 terkena pada “PINTU GERBANG”,
sementara Wahyu 1 juga terkena pada “pintu gerbang”? Karena, tadi saya
sudah katakan, bahwa; Wahyu pasal 1 - pasal 22 dibagi dalam 2 (dua) bagian. Kembali
saya sampaikan; -Wahyu 1 - Wahyu 12
menampilkan gereja yang sempurna, itulah mempelai wanita TUHAN. -Sedangkan Wahyu 13 - Wahyu 22
merupakan penampilan dari Mempelai Laki-Laki Sorga. Maka,
dalam susunan Tabernakel, Wahyu pasal 13, sudah jelas terkena pada “pintu
gerbang”; jadi, diawali kembali kepada “pintu gerbang.”
“PINTU
GERBANG”, berarti; yakin dan percaya bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat,
Yesus adalah pintu gerbang menuju Kerajaan Sorga. Sebagaimana TUHAN Yesus juga
berkata: Akulah Jalan. “Jalan” selalu terkait dengan “pintu.” Jalan
sempit, pintu sesak, itulah menuju Kerajaan Sorga, itulah salib. Kita
akan melihat lebih dulu kisi-kisi tentang Wahyu 13 yang terkena kepada
“pintu gerbang”, berarti; yakin dan percaya bahwa Yesus adalah TUHAN dan
Juruselamat, Dialah pintu gerbang Kerajaan Sorga. Yohanes
1:12 (1:12) Tetapi
semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; Menerima
Yesus, berarti; percaya dalam nama Yesus, percaya kepada TUHAN Yesus Kristus,
tidak lagi percaya kepada yang lain. Percaya
kepada harta, kekayaan, uang, berarti itu adalah pintu gerbang menuju maut.
Tetapi jika kita menerima Yesus, lalu percaya dalam nama-Nya, itu merupakan
pintu gerbang sorga. Yohanes
1:13 (1:13)
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula
secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Siapa
orang yang menerima dan percaya bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat?
Mereka itu adalah orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan
dari Allah. Jelas,
ungkapan ayat ini, menunjuk kepada; manusia rohani. Berarti, lepas dari
manusia daging, atau sudah menanggalkan -- sudah lepas dari -- segala
tabiat-tabiat daging. Galatia
5:19-21 (5:19)Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, (5:20)penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21)kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah. Perbuatan
daging telah nyata, antara lain; (1) percabulan, (2) kecemaran,
(3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan,
(7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan
diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian,
(14) kemabukan, (15) pesta pora. Dahulu,
sebelum terpanggil, sebelum menerima jabatan rasul, inilah yang menjadi tabiat
dari Rasul Paulus. Jadi, jangan saudara pikir Rasul Paulus adalah orang luar
biasa, super suci sebelum ia terpanggil, tidak. Inilah tabiat dari Rasul
Paulus; penuh dengan 15 (lima belas) tabiat daging, sebelum menerima jabatan
rasul. Tetapi,
setelah menerima jabatan rasul, selanjutnya ia menyatakannya dengan tandas
kepada sidang jemaat di Galatia, bahwa; barangsiapa melakukan 15 (lima belas)
tabiat daging, maka ia tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga. Ingat:
Perkara lahiriah adalah pintu gerbang menuju maut. Galatia
5:22-24 (5:22) Tetapi buah
Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (5:23)kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (5:24)
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan
segala hawa nafsu dan keinginannya. Tetapi
buah Roh,
sebagai tabiat dari manusia ilahi yang sudah lepas dari tabiat daging,
ialah:(1) kasih, (2) sukacita,
(3) damai sejahtera, (4) kesabaran, (5) kemurahan, (6) kebaikan,
(7) kesetiaan, (8) kelemahlembutan, (9) penguasaan diri.
Itulah 9 (sembilan) buah Roh Kudus. Kemudian,
di sini dikatakan: Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Hukum apa
saja, baik itu hukum Taurat, maupun hukum rimba, atau pun hukum siapa saja,
tidak bisa menentang, kalau kita hidup dalam 9 (sembilan) buah Roh Kudus.
Bahkan manusia daging sekalipun tidak bisa menentang kalau kita hidup di dalam
9 (sembilan) buah Roh Kudus Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya. Pendeknya;
salib adalah jalan satu-satunya untuk menyerahkan diri sepenuhnya, untuk
taat kepada kehendak Allah. Menyalibkan diri adalah penyerahan diri kepada
TUHAN. Penyerahan diri, jelas itu merupakan; puncak ibadah. Penyerahan
diri kepada TUHAN, berarti tidak taat kepada kehendak daging, atau kepada
kehendak yang lain-lain, itulah puncak ibadah, itulah doa penyembahan kepada
TUHAN. Jadi,
menyembah itu tidak hanya sekedar berlutut. Menyembah adalah penyerahan diri. Kalau
menyembah, tetapi tidak menyerah, itu hanyalah sekedar berlutut. Jadi, sekali
lagi saya sampaikan: Penyerahan diri à
Puncak ibadah, yakni doa penyembahan. Wahyu
12:17 (12:17) Maka marahlah
naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain,
yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Maka
marahlah naga itu kepada perempuan itu, marahlah naga
itu kepada mempelai perempuan, namun seperti apapun amarah dari pada naga itu,
tidak ada artinya, sebab perempuan itu sudah terbang ke padang gurung, jauh
dari mata ular untuk mengalami pemeliharaan dari TUHAN selama 3.5 (tiga
setengah) tahun = 42 (empat buluh dua) bulan = 1.260 (seribu dua ratus enam
puluh) hari. Sehingga,
sasaran amarah dari naga itu dilampiaskan kepada “keturunannya yang lain”
-- minggu lalu, hal ini telah saya sampaikan. Sekarang pertanyaannya: Mengapa
“keturunannya yang lain” menjadi sasaran amarah dari naga itu? Sebab
“keturunannya yang lain” hanya ...
1.Menuruti hukum-hukum Allah = penuh
dengan firman; dalam susunan Tabernakel terkena pada Meja Roti Sajian.
2.Memiliki kesaksian Yesus = penuh
dengan Roh Kudus; dalam susunan Tabernakel terkena pada Pelita Emas.
Tetapi
sangat disayangkan, masih ada satu perkara yang kurang, dan perkara itu sangat
fatal sekali, itulah DOA PENYEMBAHAN = KASIH; dalam susunan Tabernakel terkena
pada Mezbah Dupa. Kalau
hanya ada “iman” dan “harap”, namun tidak sampai kepada “kasih” = belum KEKAL. Jikalau
hidup rohani atau ibadah ini belum memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka
ada 2 (dua) RESIKO yang akan dihadapi oleh gereja TUHAN, antara lain: YANG
PERTAMA: Masuk dalam aniaya yang besar, yaitu aniaya antikris = diinjak-injak
oleh antikris selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Pendeknya: Untuk memperoleh
keselamatan, harus membayar harga yang mahal, yakni menyerahkan kepala untuk
dipenggal oleh pedang antikris. Perhatikan:
Kalau sekarang ini ibadah dari tubuh (gereja TUHAN) tidak memuncak sampai
kepada penyembahan, dengan kata lain tidak menundukkan kepala di bawah kaki salib,
maka nanti resikonya ialah diserahkan kepada antikris untuk diinjak-injak,
untuk dianiaya selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Untuk memperoleh keselamatan,
maka saat itulah leher diserahkan untuk digorok oleh pedang antikris. Kalau
ibadah kita belum memuncak dengan menggunakan leher menundukkan kepala di ujung
kaki salib, maka nanti kepala dipenggal oleh pedang antikris. Lebih
baik kita gunakan leher untuk menundukkan kepala di kaki salib, artinya; ibadah
di bumi harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Kalau tidak, resikonya
ialah leher digorok oleh pedang antikris. Gunakan
leher sekarang juga untuk menundukkan kepala. Kalau tidak, untuk memperoleh
keselamatan, maka harus bayar harga yang sangat mahal dan super mahal, yakni
menyerahkan kepala untuk dipenggal oleh pedang antikris, menyerahkan leher
untuk digorok oleh pedang antikris. Jangan
saudara anggap enteng apa yang sudah saudara dengar malam ini. Sesungguhnya,
apa yang sudah kita terima malam ini adalah kemurahan TUHAN bagi kita. Sebagai
pembuktiannya. Wahyu
13:15 (13:15) Dan
kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu,
sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa,
sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. “Yang
tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh”, lehernya digorok oleh pedang
antikris. Jadi, untuk memperoleh keselamatan, harus sampai begitu, harus bayar
harga yang sangat mahal; dibunuh, lehernya digorok, kepalanya dipenggal oleh
pedang antikris. Biarlah
kiranya lewat pembukaan firman, itulah pedang Roh, pedang dari Allah; menusuk
hati kita, supaya leher ini secepatnya dibawa untuk menundukkan kepala di bawah
kaki salib TUHAN. Jadi,
kehidupan gereja yang tergembala dengan sungguh-sungguh, yang digembalakan oleh
firman Pengajaran Mempelai, itu adalah kemurahan. Tidak ada artinya kita
mempertahankan harga diri; perhatikanlah hal ini demi keselamatan. Wahyu
20:4 (20:4) Lalu aku
melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka
diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang
telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman
Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga
menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan
memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Lalu
aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya.
Perhatikan baik-baik, siapa yang duduk di atas takhta itu? Aku
juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya, itulah
mereka yang untuk memperoleh keselamatan, dipenggal kepalanya, karena kesaksian
tentang Yesus -- sama dengan; penuh dengan Roh Kudus -- dan karena
firman Allah -- memiliki hukum-hukum Allah, sama dengan; Firman Allah --,
tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan. Jadi,
untuk bayar harga, mereka harus menyerahkan nyawa karena tidak mau menyembah
patung binatang itu. Pilih
mana: Selamat dengan bayar harga, di mana kepala dipenggal, atau selamat
dengan mengikuti ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok? Namun
memuncak sampai kepada doa penyembahan. Itu
sebabnya saya katakan tadi: Jangan pertahankan harga dirimu, sebab itu
tidak ada artinya. Inilah
resiko kalau ibadah tidak memuncak sampai kepada penyembahan, ada 2 (dua)
resikonya, dan resiko yang pertama ialah untuk beroleh keselamatan, maka harus
menyerahkan kepala untuk dipenggal (leher digorok), maka barulah selamat, duduk
di atas takhta-takhta itu. Kalau
tidak mau menyembah patung binatang dan rela menyerahkan leher untuk digorok, ya
puji TUHAN, kalau memang bertahan. Lalu bagaimana kalau tidak sanggup bertahan?
Sedangkan hari ini saja disinggung perasaannya, sudah tersinggung, apalagi
kalau “digorok”? Jujur saja; disinggung saja sedikit perasaan sudah
tersinggung, apalagi kalau menyerahkan kepala untuk dipenggal (leher digorok)? Lihatlah
mereka itu: Jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya itu adalah
jiwa-jiwa yang hanya memiliki ... -Kesaksian tentang Yesus = Penuh
dengan Roh Kudus à Pelita
Emas. -Memiliki hukum Allah = Penuh
dengan Firman Allah à Meja Roti
Sajian. Karena
mereka tidak mau menyembah patung binatang itu, akhirnya leher digorok (kepala
dipenggal) oleh pedang antikris. Memang, akhirnya mereka selamat, tetapi mereka
harus bayar harga yang sangat mahal, super mahal, itu pun kalau mereka mau. Nah,
bagaimana kalau tidak mau? Mari, selanjutnya kita perhatikan resiko “yang
kedua.” Jikalau
hidup rohani atau ibadah ini belum memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka
ada 2 (dua) RESIKO yang akan dihadapi oleh gereja TUHAN, antara lain: YANG
KEDUA: Menyembah antikris itu sendiri. Kalau
kita tidak sampai kepada penyembahan kepada Allah, maka akan menyembah
antikris, itulah orang-orang yang menyerahkan jiwanya kepada antikris à orang yang tidak
mau bayar harga yang mahal = mempertahankan nyawanya = mempertahankan harga
diri. Kalau
saudara ingin mengerti rencana TUHAN, maka ikutilah pemberitaan firman ayat per
ayat ditulis di dalam loh daging, prakteknya; ditulis di dalam catatan
masing-masing. Untuk
hal yang kedua ini, langsung kita hubungkan saja dengan pernyataan Yesus kepada
12 (dua belas) murid di dalam Injil Matius 16, dengan perikop: “Pemberitahuan
pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia.” Lihat,
kita harus tahu syarat-syarat untuk mengikut TUHAN; jangan kita pikir kalau
sudah lahir menjadi orang Kristen, maka sudah selamat, tidak. Oleh sebab itu,
perlu untuk diperhatikan syarat-syarat untuk mengikut TUHAN. Matius
16:24 (16:24) Lalu
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku ... Berarti,
ada syarat untuk mengikut TUHAN. Syarat
untuk menjadi pengikut Kristus: Syarat
Yang Pertama: Menyangkal dirinya = Tidak bermegah sekalipun
memiliki kelebihan-kelebihan yang ada di dalam diri ini. Tidak bermegah
sekalipun terdapat banyak kelebihan-kelebihan, terdapat banyak potensi di dalam
diri ini; mungkin kaya, punya harta banyak, punya uang banyak, punya kedudukan
tinggi, tetapi tidak bermegah, melainkan sangkal diri. Syarat
Yang Kedua: Memikul salib = Rela berkorban, jelas itu menunjuk;
orang-orang yang bertanggung jawab = memikul tanggung jawabnya di atas pundak.
Perlu untuk diketahui: Setiap orang harus memikul tanggung jawabnya
masing-masing;
-Seorang suami harus memikul
tanggung jawabnya, supaya menjadi kepala rumah tangga yang baik.
-Seorang isteri harus memikul
tanggung jawabnya dengan baik supaya menjadi penopang (tulang rusuk) bagi
suami.
-Seorang anak harus memikul tanggung
jawabnya, yaitu hormat kepada orang tua, supaya panjang umur di bumi ini.
-Seorang tuan harus memikul tanggung
jawabnya, yaitu memperhatikan hamba-hambanya.
-Seorang hamba memikul tanggung
jawabnya di hadapan tuannya. Yesus Kristus adalah Tuan dari semua hamba-hamba
TUHAN.
Jadi,
setiap orang memikul tanggung jawabnya masing-masing. Setiap yang hidup harus
memikul tanggung jawabnya masing-masing. Syarat
Yang Ketiga: Mengikut TUHAN. Untuk
perkara ini, kita hubungkan langsung dengan Injil Yohanes 12.
Sebetulnya, Matius 16:24-25 juga sama dengan Yohanes 12:24-26,
makna dari ayat itu sama. Yohanes
12:24-26 (12:24) Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah. (12:25) Barangsiapa mencintai
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai
nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (12:26)
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di
situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan
dihormati Bapa. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja. Kalau tidak menjadi benih,
berarti tetap satu biji saja, tidak tumbuh dan tidak berbuah. Tetapi jika iajatuh ke dalam tanah, lalumati, itulah benih, maka ia
akan menghasilkan banyak buah Melayani
TUHAN -- dalam ayat 26 --, sama dengan; mengikut TUHAN. Kemudian, dimana
TUHAN berada, di situ pun pelayan TUHAN berada. Prakteknya ialah bagaikan
benih ...
1.Jatuh ke dalam tanah, artinya;
rendah hati, merendahkan diri serendah-rendahnya.
2.Mati = Daging tidak bersuara.
Arti rohaninya; tidak lagi hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging yang
jahat; itulah mati. Cepat mati, cepat bangkit; tidak mati, tidak bangkit.
Demikian juga pelayanan dari seorang hamba TUHAN, demikian juga setiap rumah
tangga; kalau tidak mati, maka rumah tangga tidak akan dalam suasana
kebangkitan.
3.Menghasilkan banyak buahà Suasana
kebangkitan. Jadi, kalau tidak mati, maka tidak mungkin bangkit; cepat mati,
cepat bangkit, sampai akhirnya menghasilkan banyak buah. Kalau tidak mati, ia
tetap satu saja, tetapi kalau sudah mati, maka ia akan bangkit, berarti;
menghasilkan banyak buah.
Yohanes
12:23,27 (12:23) Tetapi
Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan. (12:27) Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan?
Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke
dalam saat ini. Setelah
melewati pengalaman kematian dan kebangkitan, di mana Yesus mati di kayu salib,
lalu hari ketiga bangkit, selanjutnya 40 (empat puluh) hari kemudian, Dia
dipermuliakan saat Yesus naik ke sorga. Itulah
langkah-langkah perjalanan yang harus kita alami, supaya kita kelak berada di
tempat yang terhormat atau dipermuliakan di sorga; dihormati oleh Bapa,
dipermuliakan di sorga. Itulah
langkah-langkah yang disebut "mengikuti TUHAN." Di mana TUHAN
berada, di situ pun kita berada. -Langkah pertama adalah mati di kayu
salib. -Lalu hari ketiga bangkit. -Kemudian dipermuliakan; setelah 40
(empat puluh) hari, Dia naik ke sorga. Dihormati
oleh Bapa, sama artinya; dipermuliakan di sorga. Tetapi
ada hal yang sangat menarik perhatian saya di ayat 27 ini. Yohanes
12:27 (12:27) Sekarang jiwa-Ku
terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini?
Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Sekarang
jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Jiwa kita sudah
terharu lewat mendengar pembukaan firman sore-malam ini, lalu apa yang kita
katakan di hadapan TUHAN sekarang? Kita
sudah dengar firman, lalu berkata: Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Lepaskan
aku dari langkah-langkah perjalanan pengalaman kematian kebangkitan? Tetapi
Yesus berkata: Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Kalau
untuk menjadi pengikut TUHAN, berarti kita harus melewai langkah-langkah
perjalanan Yesus; di mana Yesus berada, di situ pun kita berada. -Langkah pertama; Yesus mati. -Langkah kedua; Bangkit. -Dan langkah ketiga; Dipermuliakan. Tidak
boleh lepas dari sana, tidak boleh lepas dari langkah-langkah perjalanan Yesus. Jadi,
setelah ibadah ini dihubungkan dengan salib, lalu saudara cari ibadah-ibadah
yang enak untuk daging; itu bodoh namanya. Sebab Yesus sendiri berkata: “Bapa,
selamatkanlah Aku dari saat ini?” Maksudnya, tidak mau melewati pengalaman
kematian untuk kebangkitan dan selanjutnya dipermuliakan. Tetapi justru
selanjutnya Yesus berkata: “Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat
ini.” Itulah langkah perjalanan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, yaitu via
dolorosa. Itulah
syarat untuk mengikut TUHAN. Dimana TUHAN berada, di situ pun
pelayan TUHAN berada. Jangan lari dari kenyataan hidup. Kita
kembali memperhatikan Injil Matius 16, untuk melihat keabsahan
(kebenaran) dari ayat ini. Matius
16:25 (16:25) Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
-Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, tidak
menyangkal diri, maka ia akan kehilangan nyawanya.
-Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, sangkal diri pikul salib, maka ia akan memperoleh hidup kekal.
Barangsiapamenyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya. Tidak mau sangkal diri, tidak mau memikul salibnya, tidak mau
mengikut TUHAN, maka ia kehilangan nyawa Tetapi kalau ia harus kehilangan nyawa
(sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN), maka ia memperoleh hidup kekal. Matius
16:26 (16:26)Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan
nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apa
gunanya? Jangan kita bodoh seperti “keturunannya yang lain”, di mana ibadahnya
tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan hanya karena seisi dunia, hanya
karena harta, kekayaan, uang yang banyak, materi, gelar yang dikejar-kejar
sampai setinggi langit, tetapi kehilangan nyawa. Untuk apa? Kalau
kita memperoleh gelar tinggi, puji TUHAN, tetapi jangan sampai kehilangan
nyawa, artinya; tetap sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN di tengah ibadah
dan pelayanan. Jangan lari dari kenyataan hidup. Inilah ibadah yang dihubungkan
dengan salib; jangan lari dari sana. Setiap
ibadah di sini koreksi terhadap dosa sangat luar biasa, sehingga berusaha untuk
lepas dari koreksi? Pemikiran yang demikian, ia tidak akan merdeka, ia
akan terus menjadi hamba dosa. Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi harus kehilangan nyawanya?
Inilah yang menjadi perhatian khusus bagi kita petang malam ini. Dalam suratan 1
Yohanes 2:16, segala sesuatu yang ada dalam dunia, yaitu; 1.Keinginan daging. 2.Keinginan mata. 3.Leangkuhan hidup. Namun
itu semua akan menuju kepada kebinasaan, termasuk orang-orang yang mengasihi
dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Tetapi siapa yang melakukan
kehendak Allah Bapa, maka ia akan memperoleh hidup kekal; sangkal diri, pikul
salib, ikut TUHAN. Sekarang
kita akan melihat; PRAKTEK MEMPERTAHANKAN NYAWA, di mana akhirnya ia akan
kehilangan nyawanya (binasa), karena mempertahankan harga diri, nyawanya,
egosentrisnya, keakuannya. Wahyu
13:15-18 (13:15) Dan
kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu,
sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa,
sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. (13:16)
Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya
atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada
dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual
selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau
bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa
yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan
itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh
enam. Dan
kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu,
sehingga patung binatang itu berbicara juga. Jadi, ada nyawa
dari berhala = lebih suka mempertahankan nyawa dengan menyembah berhala, gelar
tinggi, harta kekayaan, tetapi kehilangan TUHAN. Yang
penting di sini ialah hikmat pembukaan firman, itu yang kita butuhkan
nomor satu, bukan harta, kekayaan, gelar tinggi, supaya jangan binasa. Orang-orang
yang tidak mau bayar harga, tidak menyerahkan nyawanya kepada TUHAN, maka ia
akan menyerahkan jiwanya kepada antikristus. Prakteknya ialah menyembah patung
binatang itu = menyembah kepada antikrisktus, yang dibuktikan dengan menerima
tanda di tangan kanan atau pun pada dahi, sebagai meterai dari antikris. Jadi,
sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Orang yang tidak mau bayar harga,
tidak mau sangkal diri, tidak mau pikul salib, tidak mau ikut TUHAN, ibadahnya
tidak memuncak sampai kepada penyembahan, maka pada akhirnya ia akan
menyerahkan jiwanya kepada antikristus, menyembah patung binatang, karena
patung binatang itu ada nyawanya. Kalau
seseorang mempertahankan nyawa, itulah harta, kekayaan, kedudukan = Menyembah
patung binatang, karena patung binatang itu ada nyawanya, tetapi pada akhirnya
ia akan kehilangan nyawa (binasa). Praktenya menyembah antikris, yang dibuktikan
dengan menerima tanda di tangan kanan atau pun pada dahi, sebagai meterai dari
antikris. Adapun
bilangan binatang yang keluar dari dalam laut (antikris) adalah bilangan
seorang manusia atau bilangan daging. Daging itu adalah angka 6 (enam),
atau sebaliknya, angka 6 (enam) adalah bilangan daging. Sedangkan manusia
terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, berarti; -Tubuh = 6 (enam). -Jiwa = 6 (enam). -Roh = 6 (enam). Itulah
bilangan binatang, yang adalah bilangan manusia, bilangan daging. Biasanya,
roh itu penurut, daging lemah. Tetapi di sini kita melihat; tubuh, jiwa, roh
sudah dikuasai daging, itu adalah antikris, mengapa? Karena dia pertahankan
nyawa, yaitu; patung binatang. Menyembah
berhala, mempertahankan harga diri, lebih suka mencari kerajaan dunia dan
kemegahannya, harta, kekayaan, dan kedudukan yang tinggi, menunjuk nyawa patung
binatang, maka ia akan kehilangan nyawanya sendiri = binasa. Dan prakteknya ialah
menerima bilangan binatang, di mana tanda dari binatang itu ialah 666 (enam
ratus enam puluh enam) pada tangan kanan atau pun pada dahi. Oleh
sebab itu, yang terpenting adalah hikmat. Apa itu “hikmat”? Itulah pembukaan
rahasia firman, supaya kita memperoleh pengertian akal budi kebijaksanaan, lalu
kita dapat menghitung bilangan binatang, bilangan antikris. Adapun bilangan
binatang ialah 666 (enam ratus enam puluh enam), berarti; tubuh, jiwa, rohnya
sudah dikuasai oleh daging. -Tubuhnya dikuasai daging, angka
6 (enam). -Jiwanya dikuasai daging,
angka 6 (enam). -Rohnya juga dikuasai
daging, angka 6 (enam). 3
(tiga) x 6 (enam) = 18 (delapan belas), bukan? Kita
akan memperhatikan 2 Timotius 3, dengan perikop “Keadaan manusia pada
akhir zaman”, itulah dosa akhir zaman. 2
Timotius 3:1-4 (3:1)
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (3:2)
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan
membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan
berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan
agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan
orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (3:4)
suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu
dari pada menuruti Allah. Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Wabah
Corona melanda seantero dunia, yang juga sudah mempersulit ekonomi seantero
dunia bangsa-bangsa. Dan nanti, akan datang masa yang sukar, akan ada
yang lebih sukar lagi nanti terjadi. Kalau toh juga saudara tidak mau
mengerti itu, saya kira itu “kebangetan.” Ada
18 (delapan belas) dosa akhir zaman:
1.Manusia akan mencintai dirinya sendiri.
2.Hamba uang.
3.Membual.
4.Menyombongkan diri.
5.Pemfitnah.
6.Berontak terhadap orang tua. Hati-hati
orang tua; bawa anak-anakmu kepada TUHAN, kalau memang orang tua tidak
menghendaki anaknya memberontak kepada orang tua.
7.Tidak tahu berterima kasih. Kalau
sudah diberkati, biarlah belajar untuk mengucap syukur.
8.Tidak mempedulikan agama.
Hati-hati, jangan jauh dari setiap pertemuan ibadah.
9.Tidak tahu mengasihi orang
lain, selain hanya mengasihi perasaannya.
10.Tidak mau berdamai; ingat
dosa orang lain, ingat dosa masa lalu, terus mengingat dosa.
11.Suka menjelekkan orang.
12.Tidak dapat mengekang diri.
13.Garang, berarti; beraninya
luar biasa (dalam hal negatif, hal yang tidak baik di hadapan TUHAN).
14.Tidak suka yang baik, berarti;
suka yang buruk, yang jahat, yang najis, yang cemar.
15.Suka mengkhianat. Jangan
khianati hubungan kita dengan TUHAN.
16.Tidak berpikir panjang, berart;
berpikir pendek. Ciri-ciri berpikir pendek ialah suka mengambil jalan pintas.
17.Berlagak tahu, padahal tidak
tahu.
18.Lebih menuruti hawa nafsu dari pada
menuruti Allah.
Inilah
18 (delapan belas) dosa akhir zaman; inilah masa yang sukar itu. 3
(tiga) x 6 (enam) = 18 (delapan belas). 18
(delapan belas) : 3 (tiga) = 6 (enam). Inilah
dosa akhir zaman, sudah dikuasai oleh antikris. 2
Timotius 3:5 (3:5) Secara lahiriah
mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Orang
yang dikuasai oleh antikris menjalankan ibadah secara Taurat, ibadah lahiriah,
rutininas. Apa
ibadah lahiriah, rutinitas? Tubuhnya ada di tengah ibadah, tetapi hatinya jauh
dari TUHAN; itulah ibadah rutinitas. Jauhi sifat-sifat yang demikian. Jadi,
kehidupan yang sudah dikuasai oleh antikris menjalankan ibadah secara Taurat,
ibadah lahiriah. Mulutnya memuji TUHAN, dan saat memuji TUHAN sampai
berlonjak-lonjak, sampai kegirangan, luar biasa terlihat rohaninya, tetapi saat
mendengar firman, saat wujud Allah dinyatakan lewat pembukaan firman, hatinya
jauh merantau tidak tahu ke mana, hatinya tidak situ. Tetapi saat memuji TUHAN,
seolah-olah nampak seperti kehidupan yang rohani, bahkan mengucap “Yesus” saja dengan
mengatakan “Jesus”, itu memang tidak salah. Selanjutnya,
kita akan memperhatikan Galatia 5, dengan perikop: “Hidup menurut daging
atau Roh.” Saudara pilih mana? Galatia
5:16-17 (5:16) Maksudku
ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (5:17)
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh
berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga
kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Maksudku
ialah ...
Inilah maksud Rasul Paulus yang ditandaskan kepada sidang jemaat di Galatia,
tetapi oleh pernyataannya itu, kita juga mendapat perhatian dari TUHAN, yaitu hiduplah
oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging, kita lepas dari
tabiat daging. Kemudian, perlu untuk diketahui: Keinginan daging berlawanan
dengan keinginan Roh, sebaliknya keinginan Roh berlawanan juga dengan keinginan
daging. Kesimpulannya:
Kedua-duanya bertentangan, bertolak belakang, kontradiksi; daging dengan Roh
Allah itu kontradiksi. Tetapi kalau kita hidup di dalam Roh, di sini dikatakan;
sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki,
selain kehendak Roh Allah sendiri. Galatia
5:18 (5:18) Akan
tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak
hidup di bawah hukum Taurat. Tetapi
kalau kita hidup di bawah hukum Roh Allah, dengan memiliki 9 (sembilan) buah
Roh Kudus, maka kita tidak akan menjalankan ibadah Taurat, kita tidak
menjalankan ibadah lahiriah lagi. Biarlah
hal ini kita pahami dengan sungguh-sungguh. Janganlah kita datang beribadah
dalam bentuk lahiriah. Itu
adalah keadaan (kenyataan) yang sudah kita lihat tadi tentang “keturunannya
yang lain”, itulah gereja yang tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan,
yaitu menghadapi 2 (dua) resiko yang luar biasa.
-Resiko yang pertama: Untuk
memperoleh keselamatan, maka leher digorok, kepala dipenggal oleh pedang
antikris.
-Resiko yang kedua: Mau tidak mau
harus menyembah patung binatang karena tidak mau melepaskan harga dirinya,
tidak mau sangkal diri, pikul salib, dan ikut TUHAN. Karena mempertahankan
nyawa, akhirnya menyembah patung binatang yang bernyawa, menyembah berhala.
Pilih mana?
Kalau
kita dididik oleh ibadah yang dihubungkan dengan salib, seharusnya kita
mengucap syukur yang dalam, berterima kasih setinggi-tingginya kepada TUHAN.
Jangan lari dari kenyataan hidup. Langkah-langkah
perjalanan pengalaman kematian dan kebangkitan, kelak nanti dipermuliakan saat
nanti Yesus naik ke sorga; kiranya hal ini dipahami dengan baik. Selanjutnya,
kita memperhatikan Wahyu 12:18. Wahyu
12:18 (12:18) Dan ia
tinggal berdiri di pantai laut. Lihat,
pada akhirnya, naga, yang disebut Iblis atau Satan, tinggal berdiri di pantai
laut untuk mengamat-amati, menonton. Hal ini sudah saya sampaikan pada minggu
yang lalu. Kalau
kita masuk dan berada di tempat yang paling rendah, berada dalam pengalaman
kematian Yesus, maka kita menjadi tontonan malaikat, dunia, dan manusia
di tengah ibadah pelayanan saat kita sangkal diri pikul salib... 1 Korintus
4:9. Tetapi kalau “penonton”, itu adalah tabiat Setan. Ayo,
belajar untuk mengerti pekerjaan TUHAN. Mengapa
ia mengamat-amati? Mengapa menjadi penonton di pinggir laut (di pantai)? Ini
ada sangkut pautnya, ada kaitannya dengan berkat yang baru yang akan kita terima...
Wahyu 13. Wahyu
13:1 (13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala
tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya
tertulis nama-nama hujat. Jadi,
sudah sangat jelas Wahyu 12:18 terkait erat dengan Wahyu 13:1,
karena di sini dikatakan: seekor binatang keluar dari dalam laut. Jelas,
binatang yang keluar dari dalam laut, tidak lain tidak bukan itulah antikris,
itulah binatang yang disebutkan tadi. Antikris
keluar dari dalam lautan dunia ini, bukan keluar dari Allah, bukan keluar dari
sorga, melainkan keluar dari dalam lautan dunia ini. Air yang banyak, itulah
lautan. Wahyu
17:15 (17:15) Lalu ia
berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur
itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa. Lihat,
“semua air”, itulah bangsa-bangsa, hatinya sudah diduduki oleh perempuan Babel.
Berarti, sudah melacur, sudah berbuat zinah = menduakan hati TUHAN = tidak
setia. Itulah
antikristus yang keluar dari dalam laut, air yang banyak, yang sudah diduduki oleh
perempuan Babel. Mengapa diduduki? Itu adalah tanda bahwa hatinya sudah
melacur, sudah berzinah, sudah menduakan hati TUHAN, berarti; tidak setia.
Inilah antikris, yaitu orang yang tidak setia. Maka,
sekarang kita baca ayat 13-14. Wahyu
17:14-15 (17:13) Mereka
seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu. (17:14)
Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan
mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.
Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil,
yang telah dipilih dan yang setia." Mereka
bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang
telah dipilih dan yang setia. Jadi, harus lanjut sampai dengan setia,
kalau tidak, maka menjadi bagian dari antikris. Itulah ketegasan firman salib,
supaya kita dirampas dari kebinasaan, bagaikan puntung ditarik dari api. Tadi
kita sudah melihat: Hatinya sudah melacur atau berzinah = menduakan TUHAN, berarti;
tidak setia. Sekarang, kita akan melihat bangsa yang masuk dalam golongan ini,
ada 3 (tiga). Bagian
dari antikris, benih dari antikris, GOLONGAN YANG PERTAMA: Yesaya
57:20-21 (57:20) Tetapi orang-orang
fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat
tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. (57:21)
Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku. Orang
fasik adalah seperti laut, tidak dapat tenang, berombak-ombak. Kehidupan yang
tidak tenang ini akan menimbulkan 2 (dua) hal.
1.Sampah. Apa itu sampah?
Rasul Paulus pernah mengingatkan jemaat di Korintus, itulah harta, kekayaan,
dan kedudukannya, uang yang banyak, gelar yang tinggi; dahulu sebelum
terpanggil, bagi dia itu adalah sesuatu yang penting. Tetapi setelah terpanggil,
dia berkata: semuanya menjadi sampah.
Kalau
seseorang tidak tenang di dalam TUHAN, maka menimbulkan sampah, yang dipikirkan
hanyalah sampah; itulah golongan dari laut tadi, bagian dari antikris.
Pikirannya tidak tenang, tidak dapat fokus mengasihi TUHAN. Kalau tidak tenang,
maka menghasilkan sampah, itulah kotoran.
2.Lumpur. Lumpur adalah
hasil dari penyatuan antara tanah dengan air. Kalau kita sudah menikmati sungai
air kehidupan, ya puji TUHAN, tetapi jika masih bercampur lagi
dengan tanah ya jadi lumpur. Kalau sudah dengar firman, maka peganglah
firman dengan sungguh-sungguh; jangan lagi dengan tabiat-tabiat daging manusia
yang hina seperti tanah.
TUHAN
sudah bentuk dari tanah menjadi mulia seperti Allah, maka jangan lagi kembali
kepada tabiat yang lama, hina. Kalau sudah terima air ya air firman
saja; kalau masih bercampur, maka menjadi lumpur yang menjijikkan.
Oleh
sebab itu, orang yang tidak tenang ini seperti ombak lautan; inilah bangsa-bangsa
yang akan keluar, inilah benih-benih dari pada antikris. Bagian
dari antikris, benih dari antikris, GOLONGAN YANG KEDUA: Yeremia
6:22-23 (6:22) Beginilah
firman TUHAN: "Sesungguhnya, suatu bangsa akan datang dari tanah utara,
suatu suku bangsa yang besar akan bergerak maju dari ujung bumi. (6:23)
Mereka memakai panah dan tombak; mereka bengis, tidak kenal belas
kasihan. Suara mereka gemuruh seperti laut, mereka mengendarai
kuda, berlengkap seperti orang maju berperang, menyerang engkau, hai puteri
Sion!" Sesungguhnya,
suatu bangsa akan datang dari tanah utara. Kedudukan di
utara ini sebetulnya sudah menggambarkan bahwa itu adalah Setan, di mana
takhtanya dibangun di sebelah Utara; itu sudah pasti. Lihatlah
di sini: Bangsa yang bengis, tidak kenal belas kasihan, suara mereka gemuruh
seperti laut, siapa mereka ini lebih jelasnya? Mereka itu mengendarai kuda
= menunggangi daging saja, tidak ditunggangi oleh Roh TUHAN. Kalau
kita menyadari sebagai orang yang bodoh, maka sebaiknya memberi diri ditunggangi
oleh TUHAN, seperti keledaiyang
tertambat dilepaskan, untuk selanjutnya ditunggangi oleh TUHAN sampai Yerusalem
baru. Tetapi
lihatlah mereka ini, bangsa kafir; bengis, tidak beroleh kemurahan, tidak
mengenal belas kasihan TUHAN. Siapa mereka? Mereka menunggangi kuda,
menunggangi daging. Tetapi kalau kita menyadari diri bodoh, dungu, selekasnya
kita ditunggangi oleh TUHAN Yesus lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan
kepada kita; jangan kita selalu menunggangi daging. Yang
pasti, janganlah kita memiliki benih-benih antikris ini. Jangan ada keinginan
untuk undur dari TUHAN, supaya kita beroleh belas kasihan, mengenal belas
kasihan. Bagian
dari antikris, benih dari antikris, GOLONGAN YANG KETIGA: Yehezkiel
26:2-3 (26:2)
"Hai
anak manusia, oleh karena Tirus berkata mengenai Yerusalem: Syukur! Sudah rusak
pintu gerbang bangsa-bangsa itu; ia akan beralih kepadaku, sehingga aku menjadi
penuh, tetapi ia menjadi reruntuhan. (26:3) Oleh sebab itu beginilah
firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Tirus. Aku akan menyuruh
bangkit banyak bangsa melawan engkau, seperti lautan menimbulkan
gelombang-gelombangnya. Hai
anak manusia,
itulah Yehezkiel, oleh karena Tirus berkata mengenai Yerusalem, Tirus
berkata tentang Yerusalem, apa yang mereka katakan? Syukur! Tirus
bersyukur, mengapa? Sudah rusak pintu gerbang bangsa-bangsa itu, paling
senang melihat orang suci hancur, jatuh, rusak lakunya, ia akan beralih
kepadaku, karena dia mengharapkan beralih kepada Tirus, sehingga aku
menjadi penuh, tetapi ia (Yerusalem) menjadi reruntuhan. Tetapi,
TUHAN berkata sebaliknya kepada Tirus, oleh sebab itu beginilah firman Tuhan
ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Tirus. Aku akan menyuruh bangkit banyak
bangsa melawan engkau, justru yang disuruh bangkit melawan Tirus adalah
banyak bangsa, ini bukan bangsanya Allah, melainkan bangsa kafir, seperti
lautan menimbulkan gelombang-gelombangnya. Berarti,
bangsa kafir, bangsa yang tidak mengenal Allah, begitu agresif, cekatan untuk
menghadapi Tirus. Ini juga benih dari antikris; -Cekatan menyerang orang lain. -Berbahagia di atas penderitaan orang lain. Itu
juga adalah benih dari antikris. Jangan berbahagia di atas penderitaan orang
lain, sebab itu adalah lautan, benih antikris. Itulah
mengenai binatang yang keluar dari dalam laut. Mengapa disebut binatang itu
keluar dari dalam laut? Itulah 3 (tiga) golongan benih-benih yang sudah
tertimbun-timbun, sampai akhirnya menjadi golongan antikris. Kita
patut bersyukur, karena TUHAN Yesus baik, bukan? Kita menjalankan ibadah yang
sesungguhnya. Wujud Allah dinyatakan lewat pembukaan firman, itu adalah ibadah
yang sesungguhnya. Kalau hanya berbicara berkat, itu adalah ibadah ecek-ecek;
kalau cerita dunia, itu adalah ibadah ecek-ecek; jangan ikuti ibadah ecek-ecek,
sebab itu adalah akal-akalan Setan. Ibadah dimodifikasi dengan luar biasa, itu
ecek-ecek, akal-akalan Setan. Kita
bersyukur kepada TUHAN, karena kita menjalankan ibadah ini dengan serius, tidak
bercampur baur dengan daging, supaya jangan menghasilkan lumpur. Kemudian,
kita membaca lagi Wahyu 13:1, untuk memperhatikan bagian berikutnya dari
ayat 1. Wahyu
13:1 (13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh
mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Lalu
aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut. Binatang yang
keluar dari dalam laut, itulah antikris. Dan tadi kita sudah melihat 3 (tiga)
golongan itulah benih-benih yang akhirnya menjadi antikris Selanjutnya,
kita akan melihat wujud dari binatang tersebut: -Bertanduk 10 (sepuluh). -Berkepala 7 (tujuh). -10 (sepuluh) mahkota di atas
tanduk-tanduk. Kalau
kita jumlahkan, 10 (sepuluh) + 7 (tujuh) + 10 (sepuluh) = 27 (dua puluh tujuh). Sebenarnya,
ini hanyalah akal-akalan dari pada antikris. Wujud dari binatang ini, bertanduk
sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota,
itu merupakan akal-akalan dari antikris. Mengapa
saya katakan “akal-akalan”? Sebenarnya, arti rohani dari angka 27 (dua puluh
tujuh) -- yang merupakan hasil dari 10 (sepuluh) + 7 (tujuh) + 10 (sepuluh) --
merupakan jumlah kitab dalam Perjanjian Baru, dengan pembagiannya secara rinci: Bagian
PERTAMA: 4 (empat) Injil = Menampilkan pribadi Yesus sebagai Kepala
Gereja. Inilah yang disebut Injil sinoptik. Dilihat
dari ciri penulisannya;
1.Injil Matius, menampilkan Yesus
sebagai Raja. Ciri penulisannya menceritakan kelahiran Yesus sebagai
Raja, silsilah Yesus sebagai Raja.
2.Injil Markus, menampilkan Yesus
sebagai hamba. Ciri penulisannya diawali dengan Yohanes Pembaptis. Jadi,
tidak diawali dengan lahirnya Yesus, tidak ada cerita kelahiran Yesus sebagai
Raja, tetapi langsung berbicara tentang pelayanan seorang hamba.
3.Injil Lukas, menampilkan Yesus
sebagai Anak Manusia. Ciri penulisan adalah Anak Manusia dengan banyak
derita di atas kayu salib. Banyak cerita sengsara di Injil Lukas.
4.Injil Yohanes, menampilkan Yesus
sebagai Anak Allah. Ciri penulisan Injil Yohanes diawali denganFirman itu adalah Allah,
menampilkan pribadi Yesus sebagai Anak Allah.
Bagian
KEDUA: 23 (dua puluh tiga) Surat = Menampilkan gereja atau sidang
Allah sebagai anggota tubuh Kristus, dimulai dari;
-Kisah Para Rasul, berbicara
tentang; gereja dalam kegerakan hujan awal.
-Suratan Roma - Kitab Yudas,
itu berbicara tentang; gereja dalam perkembangan.
-Kitab Wahyu, menampilkan tentang;
gereja akhir zaman dalam perkembangannya menuju kesempurnaan, menjadi mempelai
TUHAN.
Maka,
sudah sangat jelas, 23 (dua puluh tiga) kitab ini menampilkan gereja atau
sidang jemaat Allah sebagai anggota tubuh Kristus. Jadi,
4 (empat) + 23 (dua puluh tiga), seluruhnya adalah 27 (dua puluh tujuh).
Sesungguhnya, itulah arti rohaninya;
-4 (empat), itulah 4 (empat) Injil yang
secara khusus menceritakan pribadi Yesus seutuhnya, sebagai Kepala Gereja.
-23 (dua puluh tiga), itulah 23 (dua puluh
tiga) kitab dari Kisah Para Rasul s.d Wahyu, yang menampilkan gereja atau
sidang Allah sebagai anggota tubuh Kristus.
Itulah
arti dari 27 (dua puluh tujuh) kitab dalam Perjanjian Baru. Jadi,
angka 27 (dua puluh tujuh) à
Perhubungan yang sempurna adalah TUHAN Yesus, sebagai Kepala Gereja dan
Mempelai Pria Sorga, dengan gereja sebagai sidang tubuh-Nya atau mempelai
wanita-Nya. Singkatnya; perhubungan antara Kepala dengan tubuh, Kristus dengan
gereja TUHAN, supaya kelak nanti menyatu. Inilah
yang dimanipulasi antikris. Jadi, seolah-olah nanti antikris ini bekerja begitu
rupa, seolah-olah nanti kegiatan ibadah mereka membawa kepada penyatuan antara
tubuh dengan kepala, kira-kira begitu. Maka,
terang saja, dalam Wahyu 13:18 tadi mengatakan: yang penting adalah hikmat,
supaya kita bisa menghitung bilangan binatang itu. Yang penting adalah pembukaan
firman. Efesus
1:22-23 (1:22) Dan
segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah
diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23)Jemaat
yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua
dan segala sesuatu. Allah
telah memberikan Kristus kepada jemaat, sebagai Kepala dari segala yang ada,
dari tubuh ini. Jemaat
adalah tubuh Kristus, tetapi tubuh Kristus ini bukan sekedar tubuh Kristus,
melainkan kepenuhan Dia. Jadi, bukan hanya sebatas “tubuh Kristus”, tetapi
tubuh Kristus itu kepenuhan Kepala, dan menenuhi semua dan segala sesuatu. Lah,
kalau tidak mempunyai Kepala, maka tubuh binasa. Sorga mau dipenuhi kepada
tubuh ini, tetapi kalau tidak ada kepala, maka tubuh binasa, gereja binasa.
Inilah hebatnya Setan, antikris, di mana dia ingin menunjukkan bahwa dia
berusaha untuk mempersatukan antara tubuh dan Kepala; ingin memenuhi Kerajaan
Sorga kepada gereja TUHAN, padahal sebetulnya adalah akal-akalan. Kalau
bukan karena hikmat TUHAN, kita tidak akan bisa mengerti hal ini. Maka, kalau
anak TUHAN tidak sungguh-sungguh mendengar firman, bagaimana mungkin ia dapat
selamat? Biar engkau sebut “Yesus” dengan “Jesus”, tetap tidak selamat. Biarlah
kita ibadah apa adanya saja; tampil apa adanya saja. Jangan ibadah semu dan
kamuflase. Namun,
perhubungan ini, angka 27 (dua puluh tujuh) yang melekat di dalam binatang itu
dipalsukan oleh antikris itu sendiri. Kalau perhubungan tubuh dan Kepala
menjadi suatu perhubungan yang palsu, maka sudah pasti hasilnya akan membentuk
jemaat yang memiliki hubungan palsu. Dalam nikah rumah tangga palsu, beribadah
palsu, melayani palsu, semuanya menjadi palsu; itulah yang disebut gereja
palsu. Tidakkah
saudara berbahagia mendapat hikmat dari sorga? Seharusnya saudara bahagia. Ketika
bercerita sinetron, saudara bisa bahagia, tetapi ketika cerita sorga tidak
bahagia? Kita bisa menonton sinetron selama tiga jam, tetapi kok ketika
rencana TUHAN disusun dengan rapi, kok tidak mau? Langsung gelisah hati
kita. Mengapa tidak mau duduk tenang seperti Maria? Padahal toh ini
adalah rencana penyelamatan. Yang penting adalah hikmat, pembukaan firman;
itulah yang kita tunggu di kaki salib. Jangan tunggu yang lain. Jangan
tunggu saya melucu. Jangan tunggu guyon-guyon dari saya. Jangan tunggu dari
saya cerita si kancil, si kura-kura, si buaya untuk melengkapi satu ayat selama
satu jam. Saya belajar untuk mempertahankan kemurnian hati dan kemurnian
Pengajaran Mempelai; itulah tandanya TUHAN tidak memandang muka, tidak melihat
orang kaya dan orang miskin. Itulah
akal-akalan dari antikris, di mana wujudnya adalah akal-akalan. Selanjutnya,
kita akan melihat bagian berikutnya dari antikris di dalam Wahyu 13:1. Wahyu
13:1 (13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala
tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya
tertulis nama-nama hujat. Lalu,
pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada faktor penyerahan diri kepada Allah, melainkan membantah, memberontak
sampai pada akhirnya menghujat Allah. Proses
terjadinya penghujatan: -Mula-mula; tidak mau mendengar firman. -Meningkat; menolak firman. -Puncaknya; menghujat Allah. Itulah
prosesnya. Wahyu
13:5-6 (13:5) Dan
kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat;
kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan
lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah,
menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Binatang
yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, mulutnya penuh dengan kesombongan
dan hujat. Dan Setan juga memberikan kuasa untuk melakukan
demonstrasi-demonstrasinya selama 42 (empat puluh dua) bulan, atau 3.5 (tiga
setengah) tahun. Antikris
atau binatang yang keluar dari dalam laut membuka mulutnya untuk menghujat
Allah, karena sudah diberi satu nama, yaitu “hujat”, di dahinya hanyalah ada
“hujat.” Di dahi kita tertulis siapa; apakah tertulis pribadi Yesus dan Allah,
apakah Firman Allah tertulis di dalam dahi kita? Itulah pentingnya ketopong
keselamatan, supaya di dalam otak ini hanya tertulis nama Yesus dan nama
Allah-Nya dan nama Yerusalem yang baru, tidak ada yang lain. Tetapi
lihatlah, karena di dahi mereka tertulis nama hujat, maka pada saat waktunya
nanti, antikris akan membuka mulutnya untuk menghujat.
1.Menghujat Allah = Allah Bapa.
Kalau menghujat Allah Bapa, masih diampuni.
2.Menghujat nama-Nya (nama
Yesus) = Anak Allah. Kalau menghujat Allah Anak, juga masih diampuni.
3.Menghujat kemah kediaman-Nya dan yang
ada di dalam kemah kediaman itu = Allah Roh Kudus. Kalau menghujat Allah Roh
Kudus, maka tidak diampuni oleh TUHAN.
Zaman
sekarang, 2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga ini adalah zaman Allah Roh Kudus.
Sesudah melewati zaman Allah Roh Kudus, maka tidak ada lagi zaman; oleh sebab
itu, janganlah kita hujat Allah Roh Kudus. Ini adalah panjang sabarnya TUHAN,
kemurahan TUHAN, kesempatan untuk beroleh selamat. Mari
kita perhatikan Injil Lukas 12, dengan perikop: “Pengajaran khusus bagi
murid-murid.” Ini adalah pengajaran khusus bagi murid-murid; kita mengetahui,
ada 12 (dua belas) murid yang dikhususkan, dan ada juga 70 (tujuh puluh) murid
yang lain, tetapi yang dikhususkan hanya ada 12 (dua belas) murid.
-Kepada 12 (dua belas) murid diberitakan
rahasia sorga (wahyu).
-Tetapi kepada yang lain dalam bentuk
perumpamaan. Misalnya; satu ayat Firman, lalu ditambah dengan cerita si kancil,
si kura-kura, itu adalah persamaan perumpamaan.
Bagaimana
mungkin manusia bisa sempurna hanya dengan si kancil, si kura-kura, atau
menceritakan intan berlian? Tidak masuk akal. Lukas
12:9-10 (12:9) Tetapi
barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan
malaikat-malaikat Allah. (12:10) Setiap orang yang mengatakan sesuatu
melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus,
ia tidak akan diampuni. Setiap
orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, zaman Allah
Anak, 2.000 (dua ribu) tahun yang kedua, ia akan diampuni. Tetapi
barangsiapa menghujat Roh Kudus, kegiatan Roh di dalam kemah-Nya, ia
tidak akan diampuni. Jadi,
tidak ada pengampunan bagi antikris. Jangan ada benih dari 3 (tiga) golongan
antikris tadi. Perhatikan:
Jangan menghujat kemah kediaman-Nya, sebab rumah TUHAN adalah tempat Roh Allah
berdiam. Kegiatan Roh, kegiatan ibadah pelayanan, jangan dihujat, sebab tidak
ada pengampunan nanti. Lihat,
prajurit Romawi yang menyalibkan Yesus, tetapi dari antara mereka ada yang
mendapat belas kasihan, artinya; masih ada pengampunan. Tetapi jika menghujat
kemah kediaman-Nya, maka tidak ada pengampunan. Jangan main-main. Itu
sebabnya saya katakan tadi; kita tidak menjalankan ibadah ecek-ecek, kita
serius dalam menjalankan ibadah ini. Kita
lihat contoh yang menarik supaya kita bisa mengerti “menghujat Roh Kudus.” CONTOH:
Raja Saul. Untuk
yang pertama kali Firman Allah dinyatakan sebagai perintah saat menghadapi
Filistin, di mana Samuel memberi perintah kepada raja Saul, sesudah ia diurapi
menjadi raja. Pengurapan itu untuk bertanggung jawab kepada bangsa Israel atas
seluruh musuh yang di sekitarnya, teristimewa terhadap bangsa Filistin. Sesudah
diurapi, Samuel berkata: Tunggu aku di Gilgal, sampai aku datang untuk
mempersembahkan korban. Tetapi, bagaimana kenyataannya? 1
Samuel 10:1,8 (10:1) Lalu
Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul,
diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi
raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat
TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas
milik-Nya sendiri: (10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku,
dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran
dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku
datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan." “Engkau
harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu
untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus
menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan
kepadamu apa yang harus kaulakukan.” Samuel
memberi perintah kepada Saul sesudah Saul diurapi menjadi raja untuk
mempertanggung jawabkan keselamatan bangsa Israel dari musuh-musuh di sekitar,
teristimewa bangsa Filistin. Lalu, apakah Saul mendengar perintah itu? Kita
akan memperhatikan 1 Samuel 13, dengan perikop: “Ketidaktaatan Saul
waktu Filistin datang menyerang.” 1
Samuel 13:8-9 (13:8) Ia
menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika
Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan
dia. (13:9) Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban
bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban
bakaran. Saul
menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi
ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak
meninggalkan dia. Rakyat meninggalkan Saul, tetapi apakah Saul tetap
mengingat pesan dari Samuel sebagai perintah Allah? Sebab
itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan
itu." Hati
Saul mulai tidak tenang, bagaikan ombak lautan, yang menghasilkan sampah dan
lumpur. Lalu
ia mempersembahkan korban bakaran. Saul tidak taat. Mempersembahkan
korban bakaran bukanlah pekerjaan raja; ini adalah pekerjaan imam untuk
mempersembahkan korban bakaran dan keselamatan. 1
Samuel 13:10-13 (13:10) Baru saja
ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul
pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. (13:11) Tetapi kata
Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku
melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada
waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,(13:12) maka
pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku
belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu
mempersembahkan korban bakaran."(13:13) Kata
Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti
perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN
mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Kata
Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh.” Tidak
dengar-dengaran kepada firman Allah adalah perbuatan bodoh. Imam-imam, raja-raja
(imamat rajani) melayani tanpa dengar-dengaran, itu bodoh; itu tanda bahwa dia
sedang mengikuti perasaan manusia daging. Ketika
melihat suasana yang tidak baik, dia gundah gulana; Saul tidak tetap dengan
pendirian terhadap firman Allah yang sudah dia terima. Bukankah
TUHAN sudah berkata: Camkanlah, aku akan datang kepadamu. Sekalipun
harus menghadapi ujian, sekalipun banyak yang meninggalkanmu, jangan engkau
takut, tetaplah ingat firman. Tetapi
Saul tidaklah demikian; dia berani melanggar firman, dia melakukan yang bukan
tugasnya, sehingga akhirnya perbuatan bodoh terlihat sudah. Hati-hati,
imam-imam; harus dengar-dengaran. 1
Samuel 13:14 (13:14) Tetapi
sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan
di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau
tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." Tetapi
sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan
di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya -- itulah
Daud, sekalipun belum duduk di kursi takhta kerajaan --, karena engkau tidak
mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu. Intinya:
Pada PERINTAH YANG PERTAMA, Saul tidak dengar-dengaran Sekarang,
kita akan melihat PERINTAH YANG KEDUA kepada Saul. 1
Samuel 15:2 (15:2) Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek
kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika
orang Israel pergi dari Mesir. Aku
akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel. TUHAN
ingat kesalahan Amalek; ketika bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun,
mereka dihadang oleh Amalek, TUHAN ingat itu. Sementara perjalanan bangsa
Israel di padang gurun, itu adalah perjalanan salib, di mana dua tangan TUHAN
yang menuntun perjalanan bangsa Israel. Tetapi seakan-akan mereka tidak
menghargai dua tangan TUHAN, itulah Amalek. Dan TUHAN ingat itu. Lalu,
ketika Saul menjadi raja, TUHAN masih tetap memberi kepercayaan untuk menghabisi
Amalek, karena telah menghalangi perjalanan salib. 1
Samuel 15:3 (15:3) Jadi
pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya,
dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun
perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta
maupun keledai." Inilah
perintah TUHAN yang kedua kepada Saul: Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah
orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas
kasihan kepadanya. Jangan ada belas kasihan kepada musuh; daging, Iblis
atau Satan, dunia, jangan ada belas kasihan. Bunuhlah semuanya, laki-laki
maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun
domba, unta maupun keledai. Jadi,
dari manusia sampai kepada binatang milik Amalek, semuanya harus dihabisi. Itu
adalah perintah yang kedua dari TUHAN kepada Saul, terkait dengan kesalahan
mereka yang menghalangi perjalanan bangsa Israel di padang gurun, sebab itu
adalah sifat yang tidak baik. Orang
sudah melayani, memikul salib, lalu dihalangi suami, dihalangi isteri,
dihalangi orang tua, dihalangi anak, dihalangi saudara laki-laki, dihalangi
saudara perempuan, itu adalah perbuatan jahat. Dan TUHAN ingat itu; itu
sebabnya TUHAN memberikan perintah untuk menghabisi Amalek, baik manusia maupun
binatang, mulai dari rajanya sampai kepada binatang gemuk maupun binatang
kurus. Artinya,
TUHAN masih memberikan kepercayaan kepada Saul walaupun sebetulnya sudah
ditolak. Tetapi, lihat kenyataannya ... 1
Samuel 15:9 (15:9) Tetapi
Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang
terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka
menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk,
itulah yang ditumpas mereka. Singkatnya:
Saul tidak dengar-dengaran, tidak taat kepada firman, sebab dia membiarkan
Agag, raja Amalek, hidup, dan mengambil hewan yang tambun-tambun. Memang, yang
bangunnya rusak dibunuh, tetapi tetap saja Saul tidak taat kepada firman. Tentu
TUHAN melihat semua perbuatan kita, bukan? Dan hal tentang Saul ini
diberitahukan oleh TUHAN kepada Samuel, dan akhirnya Samuel hancur hati, karena
dia yang mengurapi Saul. Semua perbuatan Saul diberitahukan oleh TUHAN kepada
Samuel, lalu Samuel pergi kepada Saul untuk menunggu apakah ada pengakuan dosa
atau tidak. Hati-hati, kalau ada orang berbuat dosa, akui dosa, jangan sampai
tidak ada pengakuan dosa. Lalu
akhirnya ... 1
Samuel 15:20 (15:20) Lalu kata
Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti
jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang
Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Lalu
kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti
jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang
Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas." Saul
ini adalah pribadi yang luar biasa; sudah salah, tetapi masih membela diri.
Jadi, pencak silat, bela diri, itu adalah dosa warisan; tidak usah pencak
silat, tidak usah bela diri, tetapi akui kalau salah. 1
Samuel 15:21 (15:21) Tetapi
rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada
TUHAN, Allahmu, di Gilgal." “Tetapi
rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada
TUHAN, Allahmu, di Gilgal.” Ada
saja alasannya, dan alasannya tepat semua, tetapi hal itu tidak benar di
hadapan TUHAN. Oleh sebab itu, jangan suka mencari alasan. Kalau seseorang
lolos dengan alasan pertama, nanti dia akan lolos dengan alasan kedua, dan
alasan yang kedua jauh lebih tepat dari alasan yang pertama. Kalau
salah, akui saja kesalahan itu. Kalau tidak mengakui kesalahan, nanti bahaya
sekali; terbiasa menggunakan alasan, seperti Saul. Setelah
melihat bahwa Saul ini adalah seorang yang suka membenarkan diri, tidak mau
mengakui kesalahannya, mari kita perhatikan ayat 22-23. 1
Samuel 15:22 (15:22) Tetapi
jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan. Apakah
TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti
kepada mendengarkan suara TUHAN? Apakah korban yang kita bawa kepada TUHAN
setara dengan mendengar Firman TUHAN? Sesungguhnya;
-Mendengarkan lebih baik dari pada korban
sembelihan,
mendengarkan Firman TUHAN jauh lebih baik dari pada korban-korban yang
dipersembahkan.
-Memperhatikan lebih baik dari pada lemak
domba-domba jantan. Lemak memang bisa dibakar untuk menghasilkan minyak,
itulah puji-pujian, tetapi memperhatikan Firman TUHAN jauh lebih baik dari pada
hanya memuji, memuji, dan memuji TUHAN. Memuji TUHAN itu membakar lemak,
menghadirkan urapan, itu memang betul, tetapi mendengar firman jauh lebih baik.
1
Samuel 15: 23 (15:23) Sebab pendurhakaan
adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti
menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka
Ia telah menolak engkau sebagai raja." Sebab
pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung. Memberontak,
menghujat, setara dengan dosa bertenung; mencari petunjuk kepada arwah-arwah,
mencari petunjuk kepada dukun, horoskop, peramal yang sering muncul di
Televisi. Kedegilan
adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Kekerasan hati
setara dengan penyembahan berhala dan terafim. Sekalipun kita tidak membuat
patung di rumah, tidak membuat tugu apapun di rumah, tetapi keras hati itu
adalah penyembahan berhala. Karena
engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja. Akhirnya,
pendurhaka ditolak sebagai raja; tidak ada pengampunan. Tadi kita sudah
melihat; -Jika menghujat Allah, masih
diampuni. -Jika menghujat Anak Manusia, masih
diampuni. -Tetapi jika menghujat kemah,
kegiatan Roh, maka ia tidak akan diampuni. Sebetulnya,
TUHAN sudah berkata pada waktu Saul membantah perintah yang pertama, bahwa ia
telah ditolak, tetapi TUHAN masih tetap berkemurahan. Namun, TUHAN melihat
bahwa Saul ini dikuasai oleh kekerasan di hati yang luar biasa, akhirnya Saul
ditolak oleh TUHAN, tidak ada lagi pengampunan. Setelah
Saul mendengar tidak ada lagi pengampunan, mari kita perhatikan ayat 24-27. 1
Samuel 15: 24 (15:24)
Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi
titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku
mengabulkan permintaan mereka. “Aku
telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu .. ”
Tadi, awalnya, Saul membela diri, tetapi setelah ditunjuk dosanya, baru Saul
mengakui kesalahannya. Bukankah ini sudah tidak benar? Hidup kok sesuai
situasi kondisi? Harusnya, yang benar adalah hidup berpadanan dengan firman
Allah; camkanlah. “
... Tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan
mereka.” Lihatlah, Saul takut kepada rakyat, bukan takut kepada TUHAN. Dari
pada gaji saya tidak naik, lebih baik saya ikuti maunya kepala (pimpinan), tetapi
tidak mau ikuti maunya TUHAN Yesus, yang adalah Kepala di atas kepala. Ingat;
lebih baik ditolak manusia dari pada ditolak TUHAN. 1
Samuel 15: 25 (15:25) Maka
sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku,
maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN." Sekarang,
ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan
sujud menyembah kepada TUHAN; ini adalah maunya Saul, bukan maunya
TUHAN. Menyembah karena orang suka kepada dia, karena orang berpihak kepada
dia, kalau orang tidak suka, maka dia tidak menyembah; memang, otaknya Saul ini
luar biasa bodohnya, tidak punya akal sehat lagi. Saul
akan menyembah TUHAN kalau Samuel mau kembali bersama-sama dengan dia. Nah,
kalau Samuel tidak mau, berarti Saul tidak mau menyembah TUHAN. Bagaimana
dengan saudara; apakah saudara datang ke sini karena saya? Atau karena orang
tua? Atau karena orang lain? Atau karena siapa? Seharusnya, yang benar adalah
karena dorongan Firman dan Roh yang dibungkus oleh kasih Allah. 1
Samuel 15: 26-27 (15:26)
Tetapi
jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan
engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah
menolak engkau, sebagai raja atas Israel." (15:27) Ketika Samuel
berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. Praktek
tidak ada pengampunan, praktek menghujat kemah kediaman Allah, yaitu ujung
punca jubah dari Samuel terkoyak. Padahal, di ujung jubah Imam Besar ada 2
(dua) hal bergantung, itulah buah delima dan giring-giring berselang-seling.
Lah, kalau itu robek, berarti; tubuh dengan Kepala putus.
-Buah delima, itu adalah
gambaran gereja TUHAN yang bergantung kepada kemurahan TUHAN (kematian dan
kebangkitan).
-Giring-giring, itu adalah suara
Roh Kudus, yang ditandai dengan hadirnya Imam Besar di tengah-tengah ibadah
pelayanan. Bahasa lidah, bahasa Roh, suara giring-giring, itu adalah bukti
hadirnya Imam Besar di tengah-tengah ibadah pelayanan ini. Jadi, kalau nanti
hati kita hancur menyembah, itu adalah bukti bahwa TUHAN hadir sebagai Imam
Besar; melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita, maka pasti hancur hati,
dan tanpa sadar keluarlah bahasa-bahasa Roh, bahasa lidah, tetapi bukan “sikaraba”
atau “sandalawas” atau “kiraba kiraba”, bukan begitu; TUHAN yang
mengatur. Kalau pun tidak ada “silaba silaba”, tetapi “hancur hati” itu
sudah tanda bahwa TUHAN hadir sebagai Imam Besar.
Tetapi
justru itu yang terkoyak, berarti; tidak ada pengampunan, karena menghujat
kemah kediaman = mujizat Roh Allah. Betapa
dalamnya TUHAN berbicara kepada kita. Ini namanya hati harus bertemu dengan
hati; jangan kita anggap enteng. Firman
Allah sudah dibentangkan begitu rupa; kita sudah melihat Wahyu 13:1,
antara lain;
-Binatang yang keluar dari dalam laut, itulah
antikris. Dan yang menjadi antikris dapat kita lihat dari 3 (tiga) golongan
benih.
-Kemudian, wujud dari antikris ini
merupakan akal-akalan.
-Dan di kepalanya ada nama hujat,
dan memang dia penghujat.
Perhatikanlah
apa yang sudah dipaparkan oleh TUHAN; jangan keras hati. Jangan sampai kita menutup
hati kepada apa yang sudah TUHAN nyatakan, tetapi sambutlah hati TUHAN dengan membuka
hati lebar-lebar, sehingga akhirnya hati bertemu dengan hati. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment