IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 DESEMBER 2020
(Seri: 124)
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang ada di dalam negeri, luar negeri yang terus mengikuti Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, dan bahkan memberi diri untuk digembalakan lewat live streaming, terkhusus sidang jemaat yang ada di Bandung dan di Malaysia, bahkan anak-anak TUHAN yang terus mengikuti di berbagai-bagai daerah di negara ini, maupun di luar negeri, di berbagai negara, TUHAN memberkati saudara, “Shalom.”
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima dengan hati yang terbuka lebar-lebar, disertai dengan kerendahan di hati, sekalipun memang suami adalah kepala atau pemimpin di dalam hubungan nikah dan rumah tangga.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
1.
Ayat 25, Hai
suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya. Perkara yang pertama
ini telah disampaikan beberapa waktu yang lalu.
2.
Ayat 28, Suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnya sendiri.
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Sebab, di sini dikatakan: “Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, hal ini jelas berbicara tentang; salib di Golgota. Sebagaimana dengan Yesus, Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, antara lain;
- Ia telah meninggalkan Bapa-Nya di sorga.
- Kemudian, Ia telah meninggalkan rumah-Nya di sorga.
- Dan, Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Sesuai dengan yang tertulis dalam Filipi 2:5-8. Dengan satu tujuan; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan gereja TUHAN yang adalah tubuh-Nya. Dia harus meninggalkan segala sesuatunya, supaya tubuh dan Kepala menyatu.
- Kristus adalah Kepala.
- Gereja TUHAN adalah tubuh-Nya berdasarkan kasih Mempelai.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat. Adapun tugas dari gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) adalah:
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Oleh sebab itu, kita patut berterima kasih setinggi-tingginya dan mengucap syukur sedalam-dalamnya, tentunya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, sebagai Gembala Agung, sebab Ia telah mengasuh hidup rohani kita masing-masing.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Berarti, diasuh oleh TUHAN = menerima didikan langsung dari TUHAN. Yesus Kristus adalah Gembala Agung, Kepala rumah TUHAN, pemimpin rumah TUHAN.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
- Menganggap dirinya baik dan benar.
- Menganggap dirinya suci.
- Menganggap dirinya berhikmat atau berpengetahuan, serta bijaksana.
Maka konsekuensinya ialah hukuman tidak menimpa dia = menolak hukuman.
Tetapi, kalau seseorang menerima hukuman dari TUHAN = kita dididik.
Sekali lagi saya sampaikan: Pola Tabernakel, patron Tabernakel, itu bukan cara-cara duniawi, itu bukan metode-metode duniawi, tetapi itu merupakan metode dari Allah, metode sorgawi.
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Kalau kita digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, berarti kita menjalankan ibadah ini dengan metode-metode, dengan tata cara atau pola atau patron Tabernakel sorgawi.
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. (4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. (4:3) Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. (4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. (4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. (4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
-
Kepada Musa, TUHAN
menunjukkan tata cara ibadah pelayanan menurut Pola
Tabernakel di bumi.
-
Lebih dari pada
itu, TUHAN menunjukkan tata cara ibadah pelayanan kepada Rasul Yohanes menurut Tabernakel
Sorgawi.
1. Injil Yohanes,
Maka, metode dunia, cara-cara logika manusia duniawi tidak akan dibawa masuk dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Kita patut bersyukur; demikian juga sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, dan para pemirsa yang terus tergembala lewat live streaming, digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel lewat live streaming, saudara harus bersyukur kepada TUHAN.
(6:3) supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. (6:4) Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
- Harus mendidik sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya di dalam ajaran TUHAN.
- Harus mendidik sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya dengan nasihat TUHAN.
1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
- Terdidik dalam soal-soal pokok iman atau dasar dari iman.
- Terdidik dalam ajaran sehat.
Ini adalah tanda bahwa Timotius menerima didikan yang sehat, ajaran yang baik dari Rasul Paulus, sebagai bapa rohani yang baik.
2. Kolam Pembasuhan Tembaga.
2. Pelita Emas.
3. Mezbah Dupa.
1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Ibrani 6:1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
- Percaya, dalam pola (susunan) Tabernakel, terkena pada; Pintu Gerbang.
- Bertobat, dalam pola (susunan)Tabernakel, terkena pada; Mezbah Korban Bakaran.
- Dibaptis air, dalam pola (susunan) Tabernakel, terkena pada; Kolam Pembasuhan Tembaga.
Inilah asas-asas pokok atau dasar iman Kekristenan kita; ini baru dasar.
1.
Meja
Roti Sajian à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci = Firman iman.
2.
Pelita
Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu = Kesaksian Roh.
3.
Mezbah
Dupa
à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = Hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Ibrani 5:11-14
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. (5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
-
Susu = Asas-asas pokok atau dasar iman, itu
merupakan kebutuhan untuk anak kecil atau bayi rohani.
-
Sedangkan
makanan keras, disebut juga; perkembangannya yang penuh atau
ajaran tentang kebenaran atau disebut juga ajaran sehat. Dan itu merupakan
kebutuhan untuk orang-orang dewasa.
Singkatnya:
- Susu à Halaman.
- Makanan keras à Ruangan Suci.
2 Timotius 4:3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
2 Timotius 1:11-13
(1:11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. (1:12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. (1:13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Kalau TUHAN menghukum kita (ibadah dihubungkan dengan salib), berarti kehidupan kita menerima didikan TUHAN. Kalau kita menerima hukuman TUHAN, berarti kita dididik oleh TUHAN.
Inilah ajaran yang sehat, inilah ajaran menurut perkembangannya yang penuh, ajaran yang benar. Inilah didikan yang diterima oleh Timotius sebagai anak rohani dari Rasul Paulus sebagai bapa rohani yang baik. Inilah makanan keras, yaitu tekun dalam penggembalaan dengan 3 (tiga) macam ibadah pokok dengan perkembangannya yang penuh, itulah Ruangan Suci.
Kemudian, di tengah ibadah pelayanan hanya sibuk soal mengadakan demonstrasi, mulai demonstrasi mujizat kesembuhan, mulai demonstrasi untuk mujizat-mujizat yang lain, demonstrasi untuk mengadakan sidang jemaat rubuh-rubuh, ketawa-ketawa dalam roh, tetapi mengabaikan sengsara salib, itu yang disebut Kristen halaman, di mana kesukaannya adalah “susu”, itulah makanan sebagai kebutuhan bayi rohani.
Tetapi di hari-hari ini begitu banyak orang menolak ibadah yang dihubungkan dengan salib, dan memang itu adalah dosa akhir zaman. Di hari-hari ini, banyak orang mencari guru-guru untuk memuaskan telinganya, berpaling dari ajaran sehat, mereka lebih suka dengan dongeng, lebih suka dengan susu. Kekristenan seperti ini, kedudukannya berada di halaman, atau itulah yang disebut Kristen halaman.
Apa yang disebut “Kristen halaman”? Jalan-jalan ke sana ke mari. Kriten halaman adalah Kristen yang jalan-jalan di halaman; bolak-balik jalan sana jalan sini, itulah halaman = naik turun, naik turun.
Tetapi kalau ajaran sehat, pastilah tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, tidak jalan-jalan seperti di halaman, melainkan rela menanggung penderitaan di tengah-tengah ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
Jadi, TUHAN sudah memperlihatkan ibadah menurut pola Tabernakel kepada Musa di gunung Sinai (gunung TUHAN, gunung Horeb). Lebih-lebih lagi kepada Rasul Yohanes, di mana TUHAN menunjukkan metode-metode atau tata cara ibadah pelayanan menurut ibadah pelayanan sorgawi.
Jadi, 2 (dua) kelompok inilah yang akan menjalankan ibadah menurut pola metode Tabernakel Sorgawi, karena mereka ada di dalam Tabernakel Sorgawi, maka tentu saja mereka menggunakan metode pola Tabernakel di tengah ibadah dan pelayanan. Sekali lagi saya sampaikan: Yang menggunakan pola Tabernakel Sorgawi di tengah ibadah pelayanannya adalah 4 (empat) makhluk dan 24 (dua puluh empat) tua-tua.
Perhatikanlah firman ini baik-baik; anak-anak rohani tidak boleh gengsi terhadap ajaran nasihat bapa rohaninya.
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. (4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
-
Makhluk yang pertama seperti
singa. Jelas, itu menunjuk; kewibawaan/kemuliaan Yesus sebagai RAJA.
-
Makhluk yang kedua seperti
anak lembu. Jelas, itu menunjuk; kebangkitan dalam pelayanan
Yesus sebagai HAMBA.
-
Makhluk yang ketiga
memiliki muka seperti manusia. Jelas, itu
menunjuk;
sengsara Yesus sebagai MANUSIA.
- Makhluk yang keempat seperti burung nasar. Jelas, itu menunjuk; Yesus sebagai ANAK ALLAH dari sorga.
-
Dalam bentuk
vertikal: Dari atas, injil Yohanes, Yesus sebagai ANAK ALLAH, itulah burung
rajawali, lalu turun ke bawah, itulah Injil Lukas, sebagai ANAK MANUSIA dalam
sengsara-Nya di atas kayu salib.
-
Lalu dalam bentuk
horizontal: Injil Matius, itulah Yesus sebagai RAJA, itulah singa, lalu
kemudian Injil Markus, itulah gambara Yesus sebagai hamba dalam suasana
kebangkitan-Nya, itulah anak LEMBU.
Pada Tabernakel di bumi, di halaman ada 2 (dua) alat, itulah;
1. Mezbah Korban Bakaran.
2. Kolam Pembasuhan Tembaga.
Sedangkan Tabernakel sorgawi -> lautan kristal bercampur api, yang tertulis dalam Wahyu 15, itulah Kolam Pembasuhan Tembaga dan Mezbah Korban Bakaran.
1. Meja Roti Sajian.
2. Pelita Emas.
3. Mezbah Dupa.
Demikian juga di dalam Tabernakel Sorgawi, terdapat;
-
24 (dua puluh empat)
tua-tua = Meja Roti Sajian. Mengapa demikian? Sebab 24 (dua
puluh empat) tua-tua à 12 (dua belas) rasul hujan awal
dan 12 (dua belas) rasul hujan akhir; berarti, terkena pada Meja Roti Sajian,
di mana di atasnya terdapat 12 (dua belas) ketul roti, yang juga berbicara 12
(dua belas) rasul dari gereja hujan awal dan 12 (dua belas) rasul dari gereja
hujan akhir.
-
Tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu = 7 (tujuh)
pelita yang menyala di atas kaki dian = Pelita Emas.
Maka, kita harus bersyukur kepada TUHAN kalau kita digembalakan menurut metode-metode sorgawi, itulah Pola Tabernakel; tepat sasarannya akan mengarah ke sorga, yaitu menjadi mempelai TUHAN, milik kepunyaan Allah sendiri.
1. Firman yang ditambahkan, di mana satu ayat ditambahkan dengan dongeng.
2. Hanya sibuk dengan mujizat.
Oleh karena ajaran sesat ini, akhirnya berhenti di tengah jalan, tidak sampai tujuan akhir, yakni; pesta nikah Anak Domba.
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
YANG PERTAMA: Menyerukan kekudusan dari Allah Trinitas dengan tabiat-Nya, itulah TUHAN Yesus Kristus.
-
TUHAN
= Bapa, tabiat-Nya; kasih. Inilah yang
diserukan oleh 4 (empat) makhluk kalau tekun dalam 3 (tiga) macam
ibadah pokok dan rela menanggung penderitaan di atas kayu salib.
-
Yesus
= Anak Allah = firman iman dalam pengorbanan
Anak Tunggal Bapa. Ini adalah kekudusan dari firman iman.
-
Kristus
= Allah Roh Kudus = Roh-El Kudus yang mengurapi. Berarti, sibuk menyerukan kekudusan dari Allah Roh Kudus. Kalau
berbicara tentang Roh Allah, itu selalu terkait dengan kesucian, itu adalah
tabiat dari Roh Allah, Roh Suci.
YANG KEDUA: Yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.
Apa maksudnya? Mereka menyerukan kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup. Jadi, seruan yang kedua ini adalah menyerukan kemurahan TUHAN, bahwa kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup.
Sebab, seruan itu diawali dengan “yang sudah ada”, barulah “yang ada”, kemudian “yang akan datang.”
- “Yang sudah ada” itu -> kepada salib.
- Barulah “yang ada”, berarti; -> hidup.
- Lanjut lagi “yang akan datang”, -> hidup yang kedua.
Berarti, salib adalah kemurahan, lebih dari pada hidup; menjunjung tinggi korban Kristus, menjunjung tinggi kemurahan TUHAN. Kalau kita hidup dalam kemurahan, biarlah kita junjung tinggi kemurahan. Jangan anggap sepi kemurahan TUHAN.
Wahyu 4:9-10
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, (4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
Inilah puncak dari ajaran sehat, tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. Inilah puncaknya, yaitu doa penyembahan; puncak dari ajaran sehat atau perkembangannya yang penuh atau ajaran yang benar.
Itulah arti atau tanda kalau ibadah kita sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, yaitu kemuliaan itu hanya bagi TUHAN, tidak bagi diri kita sendiri.
Inilah tanda kalau hidup rohani seorang pelayan TUHAN sudah hidup dalam doa penyembahan, di mana mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, dan di dalam hatinya dia akan berkata: Segala kemuliaan hanya bagi Dia.
KEKEKALAN; Penyerahan Diri.
No comments:
Post a Comment