Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 19 DESEMBER 2020 STUDY
YUSUF (Seri: ) Subtema:MILIKI CEMETI
ALLAH KELAK KELUAR MENJADI RAJA Shalom. Selamat malam dan bahagia memerintah dalam kehidupan
kita masing-masing.Tidak
lupa juga saya menyapa anak-anak TUHAN,
umat TUHAN, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video
internet, Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya kita berdoa, kita mohonkan kemurahan
hati TUHAN, supaya pembukaan firman yang akan kita terima, meneguhkan kehidupan
pemuda remaja, meneguhkan kehidupan umat TUHAN yang sedang mengikuti
pemberitaan firman TUHAN lewat live
streaming video internet, Youtube, Facebook baik di dalam
negeri maupun di luar negeri: Shalom. Segera kita mengikuti Study Yusuf sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda
Remaja. Kejadian 41:37-39 (41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan
oleh semua pegawainya. (41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para
pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh
dengan Roh Allah?" (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh
karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang
yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Singkatnya; Yusuf menjadi penguasa di tanah
Mesir, sebab Yusuf berkuasa atas istana Firaun, kemudian seluruh rakyat taat
kepada Yusuf. Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab Firaun sendiri
mengakui bahwa Yusuf adalah: a.Seorang
yang penuhdengan Roh Allah. b.Seorang
yang berakal
budi dan bijaksana = memiliki hikmat Allah. Untuk melihat apa yang sudah dibaca, itulah Kejadian 41:37-40, kita awali
dulu pembacaan dari Pengkotbah 4:12. Pengkotbah 4:12 (4:12) Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua
orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan. Bilamana seorang
dapat dialahkan atau dikalahkan,
dua orang akan dapat bertahan. Kalau seorang diri saja menghadapi musuh yang
menimbulkan persoalan, maka tentu saja dia kalah. Tetapi kalau menghadapi musuh
dengan berdua (dua orang) akan dapat bertahan. Seorang diri menghadapi musuh yang menimbulkan
masalah, orang itu akan kalah. Sebaliknya, kalau berdua menghadapi musuh yang
menimbulkan masalah, maka orang itu akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan. Jelas
ini menunjuk cemeti Allah, yakni ayat-ayat firman
Allah yang terjalin. Maksudnya; ayat firman yang satu menguatkan ayat firman
yang lain. Pendeknya: Ayat menjelaskan ayat sampai akhirnya terjadi pembukaan rahasia firman. Oleh sebab itu, biarlah kita menyatu atau menjadi
satu dengan pembukaan rahasia firman Allah,
sehingga kita mampu bertahan, tidak mudah digoyahkan oleh musuh yang
menimbulkan persoalan. Sekali lagi saya tandaskan, kita dapat bertahan
walaupun mengalami banyak persoalan, walau banyak pergumulan yang kita hadapi,
bahkan walaupun
menghadapi menghadapi kesesakan dan himpitan, kita dapat bertahan, dengan kata lain; tidak mudah diputuskan,
sebab pembukaan rahasia Firman Allah adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah,
sehingga tidak mudah goyah. 1 Korintus 1:22-24 (1:22) Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23)
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24)
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Kristus Yesus adalah ayat-ayat Firman
Allah yang telah dipecahkan di atas kayu salib, itulah isi pokok berita
kebenaran yang disampaikan oleh Rasul Paulus. Dan itu merupakan kekuatan Allah dan hikmat Allah. Tetapi, sebaliknya, bagi orang-orang
Yahudi dan bagi orang-orang Yunani, mereka tidak menghendaki hikmat
Allah, itulah pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib, itulah pembukaan
rahasia Firman Allah. Mereka tidak menghendaki hikmat Allah, pembukaan rahasia
Firman Allah. Pertanyaannya: Mengapa mereka tidak menghendaki hikmat
Allah? Jawabnya, yaitu:
-Karena orang-orang Yahudi hanya menghendaki
tanda, berarti yang mereka harapkan di tengah-tengah ibadah pelayanan hanyalah
mujizat-mujizat semata dan berkat-berkat semata.
-Karena orang-orang Yunani mencari hikmat
manusia atau pengetahuan manusia, berarti yang mereka harapkan di tengah-tengah
ibadah pelayanan hanyalah pengetahuan semata. Sama seperti
ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, mereka bangga dengan gelar bangsawan, mereka
bangga dengan
sebutan orang cendekiawan, tetapi mereka tidak bangga dengan pembukaan rahasia
Firman Allah, mereka tidak bangga dengan hikmat Allah dan kekuatan Allah, mereka tidak
bangga dengan pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib, itulah ayat-ayat firman Allah; itulah pembukaan rahasia Firman Allah,
mereka hanya bangga dengan gelar tinggi,
Itulah
orang-orang Yunani, orang duniawi; bangga dengan gelar tinggi, bangga dengan
sebuatan orang-orang cendekiawan, tetapi tidak bangga dengan pembukaan rahasia
firman Allah, tidak bangga dengan pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib
yang merupakan hikmat Allah dan kekuatan Allah.
Pendeknya: Seorang hamba TUHAN yang memiliki
gelar tinggi tetapi tidak bangga dan tidak menghendaki pembukaan rahasia firman
yang merupakan hikmat Allah, itu adalah kesia-siaan, sesuai dengan yang
dituliskan dalam Pengkotbah 4 tadi. 1 Korintus 1:25 (1:25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih
besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari
pada manusia. Sebenarnya, yang kita kehendaki dan yang kita
butuhkan dari TUHAN hanya satu, itulah pribadi yang dipecahkan di atas kayu
salib, itulah ayat-ayat firman Allah yang dibukakan
rahasianya, itu saja, tidak ada yang lain. Sebab ayat-ayat firman Allah yang dibukakan, itu merupakan kekuatan dan hikmat Allah. Sebab, di sini dikatakan: -Yang
bodoh
dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia. -Yang
lemah
dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Jadi, jika orang memandang kita bodoh dan
lemah karena pengikutan kita kepada TUHAN, atau karena ibadah pelayanan kita
kepada TUHAN dihubungkan dengan salib, itu tidak jadi soal asal kita memiliki
pembukaan rahasia firman yang merupakan hikmat Allah dan kekuatan Allah. Kalau orang dunia menganggap kita bodoh
karena pengikutan kita yang sungguh-sungguh kepada
TUHAN, karena di tengah-tengah ibadah
dihubungkan langsung dengan salib, itu tidak jadi soal, asal
kita memiliki pembukaan Firman TUHAN, karena itu merupakan hikmat Allah yang
sangat dibutuhkan oleh orang-orang bodoh,
karena itu merupakan kekuatan Allah yang sangat
dibutuhkan oleh orang-orang
yang lemah. Oleh sebab itu; -Yang bodoh dari Allah lebih besar
hikmatnya dari pada manusia. -Yang lemah dari Allah lebih kuat dari
pada manusia duniawi. Jadi, hanya satu yang kita butuhkan, itulah pribadi
yang dipecahkan di atas kayu salib; Dia hikmat, Dia kekuatan Allah. Saya berharap, kita semua harus bijaksana, harus
memahami hal ini.Oleh sebab itu, kalau
melayani TUHAN harus sungguh-sungguh, karena yang
dibutuhkan oleh orang bodoh adalah hikmat, yang dibutuhkan oleh orang lemah
adalah kekuatan Allah, yang kita butuhkan hanya satu pribadi yaitu pribadi
yang dipecahkan di atas kayu salib, itulah firman Allah yang dibukakan, itulah
cemeti Allah. 1 Korintus 1:26 (1:26) Ingat saja,
saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran
manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh,
tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi yang pasti; -Seseorang akan menjadi bijaksana. -Seseorang akan menjadi orang yang berpengaruh. -Seseorang akan menjadi orang yang terpandang. Jelas itu karena hikmat, yakni pembukaan
rahasia Firman Allah. Oleh sebab itu;
-Bertahan sajalah sekalipun ibadah ini
dihubungkan langsung dengan salib, sehingga dianggap menjadi orang
bodoh oleh orang Yunani (orang duniawi).
-Bertahan sajalah walaupun banyak
tantangan dan rintangan yang menghadang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, di tengah-tengah pengikutan kita
kepada TUHAN. Maksudnya; jangan menyerah, jangan putus
asa, jangan menjadi kecewa dalam pengikutan kita
kepada TUHAN.
Jangan mudah putus asa, jangan mudah kecewa, jangan
putus harap dari TUHAN, sekalipun kita dianggap sebagai orang bodoh oleh orang-orang dunia karena ibadah yang dihubungkan dengan
salib, karena pengikutan kita kepada TUHAN. Sekali lagi saya sampaikan: Jangan
putus asa, jangan kecewa, jangan menyerah. Kita akan memperhatikan Matius 11 dengan
perikop: “Yesus dan Yohanes Pembaptis” Dua pribadi dalam kisah ini akan
kita lihat, supaya kita bisa paham mana yang lebih utama, mana yang lebih
penting. Matius 11:2-6 (11:2) Di dalam
penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, (11:3) lalu
menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang
itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (11:4) Yesus
menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu
dengar dan kamu lihat: (11:5)orang buta melihat, orang lumpuh
berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang
mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (11:6)
Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku". TUHAN berkata: “berbahagialah orang yang tidak
menjadi kecewadan
menolak Aku, pribadi
yang dipecahkan di atas kayu salib”. Pendeknya: Berbahagialah orang yang memikul
salibnya. Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa. Berbahagialah
orang yang memiliki pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib. Kalau pun banyak persoalan, jangan lantas putus asa
dan kecewa. Kalau pun ada salib yang harus kita pikul di tengah ibadah dan
pelayanan ini, jangan kita undur dan menolaknya, sebab di sini TUHAN berkata: “berbahagialah
orang yang tidak menjadi kecewa, berbahagialah orang yang tidak menolak pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib”.
Pendeknya: Berbahagialah orang yang memiliki hikmat Allah. Di sini tidak dikatakan: Berbahagialah
orang kaya, orang yang memiliki gelar tinggi, orang cendekiawan, bangsawan,
tidak. Tetapi, berbahagialah orang yang memiliki hikmat
Allah, memiliki pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib. Pertanyaannya: Mengapa Yesus mengatakan hal itu?
Karena TUHAN Yesus mau menghibur dan menguatkan Yohanes Pembaptis di dalam penjara, pada waktu Yohanes Pembaptis dipenjarakan sehubungan dengan tegurannya kepada
Herodes. Raja Herodes mengambil Herodias (isteris Filipus, saudara Yohanes), oleh karena
itu, Herodes ditegor, dan oleh karena teguran itu, ia dipenjarakan. Oleh sebab
itu, TUHAN Yesus berkata lewat perantaraan murid-murid Yohanes Pembaptis,katakanlah kepada dia:Berbahagialah
orang yang memiliki hikmat Allah. Berbahagialah orang yang memiliki pribadi
yang dipecahkan di atas kayu salib, dengan lain
kata; berbahagialah orang yang memiliki pembukaan firman Allah, cemeti Allah. Kalau Yohanes Pembaptis
dipenjarakan, itu merupakan cemeti Allah. Penjara adalah kebanggaan dari Herodes rohani, yakni
Iblis atau Setan, supaya anak-anak TUHAN
terbelenggu dalam kurungan. Namun penjara yang menjadi kebanggan dari Herodes
rohani, yakni Iblis atau Setan, tidak dapat membelenggu jiwa dan roh anak-anak
TUHAN. Dia hanya bisa menyakiti tubuh, tetapi
tidak bisa menyentuh jiwa dan roh anak-anak TUHAN. Apa
buktinya? Buktinya, antaralain:
a.Orang buta melihat. Dahulu
kita tidak mengerti tentang apa-apa, bagaikan di penjara, tetapi sekarang kita
dapat melihat keajaiban-keajaiban Allah, kemuliaan Allah, serta
kemurahan-Nya = bebas dari penjara dan merdeka.
b.Orang
lumpuh berjalan. Dahulu kita lumpuh, maksudnya; tanpa ada tindakan
dan aktivitas di tengah ibadah dan pelayanan di hadapan TUHAN,
bagaikan dipenjara. Tetapi sekarang kita dapat berjalan dan melangkah sesuai
dengan ketetapan TUHAN = bebas dan merdeka dari penjara Iblis atau Setan.
c.Orang kusta menjadi tahir. Dahulu
kita hidup dengan kebenaran diri sendiri, seperti orang dunia, itu sama dengan
bagaikan dipenjara.Tetapi sekarang
kita sudah dibenarkan oleh darah salib atau hidup di dalam
kebenaran Alalh = bebas dari penjara atau merdeka.
d.Orang tuli mendengar. Dahulu
tuli karena tidak mau mendengar suara TUHAN, menolak pembukaan rahasia firman
yang disampaikan = dipenjara. Tetapi sekarang oleh karena kemurahan hati TUHAN,
kita dapat mendengar suara Allah dalam bentuk
pembukaan rahasia firman = bebas dari penjara.
e.Orang mati dibangkitkan. Dahulu
kita hidup menurut hawa nafsu daging dan hidupmenurut
keinginan-keinginan daging yang jahat = berada di penjara. Kalau hidup menurut
daging = mati = dipenjara. Tetapi sekarang kita hidup menurut keinginan Roh,
bahkan ada dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus = bebas dari penjara.
Sesuai dengan Roma 8:9-11.
f.Kepada orang miskin
diberitakan kabar baik. Dahulu kita miskin,
maksudnya; tidak memiliki harta rohani yang berguna untuk memperkaya diri kita
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada TUHAN = berada di penjara. Tetapi
sekarang, oleh
karena kabar baik atau berita salib, yakni rahmat dan kasih karunia-Nya, kita
menjadi kaya dalam kebajikan = bebas dari penjara.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Yang kita
kehendaki adalah pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib, yakni hikmat Allah
dan kekuatan Allah. Itulah yang membebaskan kita dari penjara, sementara
penjara adalah kebanggaan dari Herodes rohani, yakni Iblis atau Setan. Kita kembali membaca Pengkotbah 4. Pengkotbah 4:13 (4:13)Lebih baik
seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi
bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi. Lebih baik seorang muda miskin tetapi
berhikmat atau
memiliki pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib, itulah ayat-ayat
Firman yang dibukakan rahasianya, itulah cemeti Allah.Tali tiga lembar tidak mudah diputuskan, itulah
pembukaan rahasia Firman Allah; dari
pada seorang raja, tetapi bodoh. Tanda kebodohan seseorang ialah
tidak mau diperingatkan, tidak mau diperbaiki dari
kesalahan, tidak mau disucikan dari dosa, tidak
mau menerima cemeti
Allah sebagai teguran lewat pembukaan
rahasia Firman Allah. Biar raja, bahkan sekalipun tua, tetapi jika bodoh,
tidak ada artinya. Pengkotbah 4:14 (4:14) Karena dari
penjara orang muda itu keluar untuk menjadi raja, biarpun ia dilahirkan
miskin semasa pemerintahan orang yang tua itu. Selanjutnya di sini kita perhatikan: dari penjara
orang muda itu keluar untuk menjadi raja. Dari cemeti Allah, dari pembukaan
rahasia firman, orang miskin itu keluar menjadi raja. Tidak mungkin kita
dilayakkan dan dipercayakan oleh TUHAN menjadi imamat rajani kalau tidak
terlebih dahulu keluar dari penjara, kalau tidak terlebih dahulu keluar dari cemeti Allah, kalau tidak terlebih dahulumemiliki hikmat Allah, kalau tidak terlebih
dahulu memiliki pembukaan rahasia Firman, kalau tidak terlebih dahulu memiliki pribadi
yang dipecahkan. Yohanes Pembaptis dipenjara, itu
adalah cemeti Allah. Berbahagialah orang yang memiliki cemeti Allah.
Waktu di penjara, dia hampir putus asa. Waktu kita memikul salib di tengah,
hampir tinggalkan ibadah dan kembali ke dunia. Tetapi itu
adalah sikap dari orang bodoh, tidak mau diperbaiki. Tetapi kita tidak bodoh ya?
Oleh sebab itu, bijaksanalah. Dari penjara orang muda itu keluar untuk
menjadi raja.
Seperti Yohanes Pembaptis, karena firman yang disampaikan sebagai peringatan kepada Herodes, dia dipenjarakan,
tetapi suatu kelak ia menjadi raja dalam kemuliaan Allah sampai selama-lamanya.
Dari situ dia menjadi raja dalam kemuliaan Allah sampai selama-lamanya. Demikian juga halnya dengan Yusuf; dari dalam
penjara, ia keluar menjadi raja. Dengan kata lain; menjadi
bijak, menjadi orang yang berpengaruh, menjadi orang
yang terpandang
di Mesir. Perhatikanlah firman ini dengan sungguh-sungguh.
Setiap kali ada kesempatan, saya berupaya untuk menyampaikan hikmat Allah,
berupaya menyatakan cemeti Allah, berupaya menyatakan pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib, terkhusus
kepada orang muda yang datang ke pastori, mengapa? Supaya menjadi orang bijak,
orang berpengaruh di Mesir, orang terpandang di dunia ini. Saya tidak bosan dan jenuh di dalam hal menyatakan cemeti Allah itulah pribadi yang dipecahkan di atas kayu
salib, saya tidak bosan menyatakan hikmat Allah, supaya
sidang jemaat teristimewa kaum muda remaja menjadi
orang yang bijak, yang berpengaruh di dunia ini, orang yang terpandang di dunia ini kelak. Itu doa saya. Mungkin saudara bosan mendengar hikmat,
tetapi saya tidak bosan, sebab itu adalah tanggung jawab saya sebagai seorang
gembala sidang.Dan ini bukan hanya pemanis
di mulut, tetapi itu betul dari hati saya. Karena TUHAN
mengetahui siapa yang menjadi milik kepunyaan-Nya,
mengapa? Karena TUHAN yang menyelidiki hati. Pendeknya: Seorang raja tua tetapi bodoh tidak ada
artinya. Kalau tidak mau diperbaiki kesalahannya, tidak mau diperingatkan, tidak mau menerima cemeti Allah, sekalipun dia raja, orang kaya,
bangsawan, cendekiawan, punya uang banyak, gelar tinggi, kedudukan dan jabatan tinggi, tidak ada artinya kalau dia
bodoh, tidak ada artinya kalau tidak memiliki hikmat
Allah, tidak memiliki pribadi yang dipecahkan di atas kayu salib. Camkanlah
ini, perhatikanlah apa yang saya sampaikan malam ini. Kita kembali memperhatikan Kejadian 41: 14. Angka 41, jika dibalik menjadi 14. Kejadian
41:14,
ada hubungan timbal balik yang terkandung di dalam
ayat ini. Kejadian 41:14 (41:14) Kemudian Firaun menyuruh memanggil
Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian,
lalu pergi menghadap Firaun. Dari dalam penjara, Yusuf keluar menjadi penguasa di
Mesir; bijak, berpengaruh dan terpandang di Mesir. Ada hubungan timbal balik.
Kalau memang saat ini kita menerima cemeti Allah bagaikan di penjara. Kalau
saat ini kita harus mempertahankan pribadi yang
dipecahkan di atas kayu salib, lihat hubungan
timbal baliknya; dari
situ kita keluar menjadi raja, dari situ kita dipercaya
untuk melayani pekerjaan TUHAN.Jadi,
tidak sembarang untuk keluar menjadi raja. Oleh sebab itu, yang sudah melayani jangan
main-main, jangan anggap enteng dengan ibadah, jangan anggap enteng jabatan
pelayanan. Saya sedih melihat sidang jemaat kalau main-main dalam
pelayanan. Apalagi imam, pelayan TUHAN yang sudah dipercayakan
pelayanan, tetapi lebih mengutamakan pekerjaannya, lebih mengurusi
kesibukannya, hartanya, kekayaannya, gelar yang tinggi, dari pada jabatan imam. Sungguh menyedihkan hati TUHAN. Tetapi Yusuf tidaklah seperti
itu, dia sudah membuktikan dirinya. Memang Yusuf lebih dikasihi dari pada saudara-saudara
tua yang lain, oleh sebab itu dia dibenci, tetapi Yusuf lebih dibenci lagi
oleh saudara tuanya setelah dia menerima jabatan imam. Tetapi
bagi dia tidak jadi persoalan, asal dia tetap memiliki jabatan imam, jubah yang
maha indah dengan karunia-karunia Roh Kudus, jabatan-jabatan Roh
Kudus, Dia
rela dilempar ke dalam lubang sumur yang kering, kemudian dia rela
dijual kepada saudagar-saudagar dari Midian, sampai dilempar ke Mesir,
dia rela. Semua itu merupakan tali tiga
lembar, cemeti Allah, puncaknya adalah penjara di Mesir, tetapi dari situ
dia keluar menjadi Raja, menjadi penguasa di Mesir; berpengaruh dan terpandang. Camkan dan perhatikan dengan
sungguh-sungguh. Jadi, jelas Kejadian
41:14, isi ayatnya merupakan hubungan timbal
balik. Artinya, terima cemeti Allah, maka dari situ keluar jadi raja. Tidak
mungkin ada hubungan timbal balik kalau kita tidak terlebih
dahulu menerima cemeti Allah. Apakah ayat ini kebetulan?
Tidak. Apakah kebetulan kita beribadah malam ini? Tidak.
Apakah kebetulan kalau dipercaya sebagai imam, lalu menerima jubah yang maha
indah, dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus, dipercayakan jabatan-jabatan Roh
Kudus? Tidak. Semuanya
itu merupakan hubungan timbal balik. Kejadian 41:15 (41:15) Berkatalah
Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak
ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya
dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya". Firaun adalah raja tua tetapi bodoh. Buktinya; dia
tidak mengerti segala rencana-rencana Allah yang
telah dinyatakan Allah kepadanya lewat mimpi. Oleh sebab itu;
-Jangan kita menghendaki hanya tanda atau
mujizat-mujizat atau berkat-berkat
jasmani semata di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita seperti
orang Yahudi.
-Jangan kita hanya mencari pengetahuan
manusiawi di tengah-tengah ibadah pelayanan kita seperti orang-orang
Yunani tadi.
Orang-orang dunia
bangga dengan gelar tinggi, tetapi salib menjadi suatu kebodohan
bagi mereka, jelas itu menunjuk orang yang tidak mau diperingatkan = tidak
mau disucikan, itu adalah raja tua tetapi bodoh. Kejadian 41:38-39 (41:38) Lalu berkatalah
Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti
ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata
Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini
kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana
seperti engkau. Singkatnya, Yusuf menjadi penguasa di Mesir.
Oleh karena cemeti Allah dia keluar menjadi penguasa, sebab; -Ia penuh dengan Roh Allah. -Berakal budi dan bijaksana. Kedua hal inilah yang menjadi alasan sehingga ia
layak menjadi penguasa di Mesir. Pendeknya: Untuk menjadi imamat rajani harus: 1.Penuh
dengan Roh Allah yang suci. 2.Berakal
budi dan bijaksana. Jadi, sebenarnya, orang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari manusia duniawi. Ingatlah ayat ini. Seperti apapun bodohnya kita bisa dipakai TUHAN. Demikian juga, yang
lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia duniawi. Ingat itu. Asal kita
mau mengangkat kedua tangan, asal kita mau menyerah kepada TUHAN, lantas akan
dipakai oleh TUHAN. Jangan lari dari kenyataan hidup. Jangan
menghindar dari cemeti Allah. Jangan menghindar dari
pribadi yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib. Tentang: PENUH
DENGAN ROH ALLAH. Di dalam Ruangan Suci, kita dapat melihat 3 (tiga)
alat di dalamnya, di mana satu di antaranya adalah Pelita Emas atau kaki dian
emas dengan 7 (tujuh) pelita yang menyala di atasnya. Keluaran 28:41-43 (28:41) Maka semuanya
itu haruslah kaukenakan kepada abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya,
kemudian engkau harus mengurapi, mentahbiskan dan menguduskan mereka, sehingga
mereka dapat memegang jabatan imam bagi-Ku. (28:42) Buatlah
celana-celana lenan bagi mereka untuk menutupi daging auratnya: celana itu
haruslah dari pinggang sampai paha panjangnya. (28:43) Harun dan
anak-anaknya haruslah memakainya, apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan
atau apabila mereka datang ke mezbah untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat
kudus, supaya mereka jangan membawa kesalahan kepada dirinya, lalu mati. Itulah
suatu ketetapan untuk selama-lamanya baginya dan bagi keturunannya". Yang layak untuk masuk ke dalam Ruangan Suci atau
kemah pertemuan untuk menyelenggarakan kebaktian ialah seorang yang memegang
jabatan imam. Pendeknya: Yang layak untuk masuk ke dalam Ruangan
Suci dan memperhatikan alat-alat yang ada di
dalamnya, termasuk pelita emas, hanyalah seorang imam. Sedangkan orang awam
tidakdiperkenankan untuk masuk ke dalam Ruangan
Suci. Jadi, melayani TUHAN harus sesuai dengan tahbisan TUHAN.
Artinya, kita harus melayani di dalam kekudusan. Kita datang menghadap TUHAN
tetapi tanda-tanda kenajisan itu tidak lagi melekat di dalam perbuatan
(pakaian) kita. Seorang yang sudah menerima jabatan imam harus
ditahbiskan, berarti; melayani dalam kekudusan. Artinya, tanda-tanda
kenajisan tidak lagi melekat dalam pakaian (perbuatan) kita, ketika setiap kali kita menghadap Allah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah di tempat kudus, di kemah pertemuan. Termasuk
memperhatikan satu dari 3 (tiga) alat yang ada di dalamnya, itulah kaki dian
emas dengan 7 (tujuh) pelita di atasnya. Jadi, tidak sembarangan untuk menjadi seorang imam. Zang
koor itu juga merupakan imam, kalau sudah ikut zang koor tidak boleh lagi hidup dengan sembarangan, melayani harus
sesuai dengan tahbisan TUHAN. Untuk
masuk ke dalam Ruangan Suci tidak boleh sembarangan,hanyalah
orang-orang yang memegang jabatan imam, yang sudah ditahbiskan TUHAN. Artinya, melayani dalam kesucian. Tanda-tanda
kenajisan tidak boleh lagi melekat di dalam
pakaian (perbuatan) kita. Zakharia 3:6-7 (3:6) Lalu Malaikat
TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya: (3:7) "Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang
Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah
rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau
masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini. Apabila engkau hidup menurut jalan yang
Kutunjukkan
... kalau dikaitkan dengan 1 Petrus 2:19-21, itulah
jejak kaki Yesus yang berdarah. Jadi, yang melayani di pelataran rumah TUHAN
adalah imamat rajani. Syarat untuk menjadi imamat rajani, yakni: -Orang-orang yang
memerintah di rumah TUHAN atau melayani di rumah TUHAN. -Orang-orang yang
memperhatikan Ruangan Suci, termasuk pelita emas. Adalah; -Orang-orang yang hidup menurut jalan
salib. -Orang-orang yang
melakukan tugas TUHAN atau ada di dalam kegiatan Roh dan dipimpin oleh Roh
TUHAN sepenuhnya. Kalau seorang imam hidupnya tidak sepenuhnya
dipimpin oleh Roh TUHAN, maka ia akan lalai dengan segala kegiatan-kegiatan
yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu, seorang imam selain hidup menurut jalan salib, juga harus penuh
dengan Roh Kudus; penuh dengan Roh Allah, supaya ia melakukan tugas TUHAN --
atau berada di dalam kegiatan Roh -- dan dipimpin
oleh Roh TUHAN. Kalau seorang imam pemalas, ia tidak akan peduli
dengan kegiatan Roh; tidak peduli dengan Roh Allah dan pengaruhnya yang besar
itu, dia akan mengabaikan. Demikian juga
kalau anak TUHAN hidup dalam daging, dia tidak akan peduli dengan kegiatan Roh,
dia akan mengabaikan pengaruh Roh Allah yang
besar. Jadi, syarat menjadi
imamat rajani; itulah orang-orang yang memerintah di rumah TUHAN, orang yang
memperhatikan Ruangan Suci termasuk pelita emas, yaitu:
-Orang-orang yang hidup menurut jalan
salib.
-Orang-orang yang
melakukan tugas TUHAN atau ada di dalam kegiatan Roh dalam pengaruh dari Roh Allah yang besar.
Tidak boleh lagi melayani dengan kedagingan, sebab
orang yang masih malas-malas tidak akan peduli dengan pekerjaan
TUHAN. Hal ini harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh. Zakharia 3:8 (3:8)
Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk
di hadapanmu -- sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab,
sesungguhnya Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas. Imam Besar Yosua adalah imamat rajani. Malaikat
TUHAN sudah memberi jaminan kepada dia untuk memerintah dan melayani pekerjaan
TUHAN. Dan Imam Besar ini merupakan suatu lambang
dari Tunas Daud; Dialah Imam Besar Agung, Dia adalah hamba Allah Yang Maha
Besar. Pada ayat 6-7,
Imam Besar Yosua mendapatkan jaminan asal dia memenuhi 2 (dua) syarat tadi;
1.Berjalan
di jalan salib.
2.Betul-betul berada di dalam kegiatan Roh TUHAN, memperhatikan
kegiatan Roh TUHAN = penuh dengan Roh Kudus.
Tetapi di ayat 8, ternyata Imam Besar Yosua ini adalah imamat rajani berarti
memerintah dan melayani pekerjaan TUHAN. Dan Imam Besar Yosua ini ternyata
merupakan suatu lambang dari Tunas Daud; Dia adalah
Imam besar Agung yang melayani berdoa dan memerintah di tengah ibadah dan
pelayanan. Dia adalah hamba Allah yang Maha Besar. Jadi, Imam Besar Yosua tadi adalah lambang dari
Tunas Daud. Siapa Tunas Daud? Yesus Kristus, Anak Allah; Dia adalah Imam Besar Agung, Dia adalah
hamba Allah Yang Maha Besar, penuh dengan Roh Allah. Demikian juga,
kalau kita dilayakkan untuk melayani TUHAN, mengurusi
Ruangan Suci termasuk
pelita emas, itu karena pengurapan dari Allah Roh-El Kudus. Itu hanyalah
lambang, berarti untuk layak melayani TUHAN, memerintah di Ruangan Suci, harus penuh dengan Roh Allah, karena imam besar
Yosua tadi lambang. Kalau kita penuh dengan Roh Kudus, kita layak untuk
melayani TUHAN dalam Ruangan Suci, termasuk memperhatikan kaki dian emas dengan
7 (tujuh) pelita yang menyala. Zakharia 3:9 (3:9) Sebab
sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua -- satu permata yang
bermata tujuh -- sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya,
demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan
negeri ini dalam satu hari saja. Jadi, jelas Imam Besar Yosua itu lambang. Lambang
dari satu
permata yang bermata tujuh. Permataà
Kristus Yesus, Anak Allah. Bermata tujuh à
Ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Perhatikan persyaratan ini supaya kita layak
memerintah di Ruangan Suci dan memperhatikan 3 (tiga) alat, satu dari antaranya kaki dian dengan 7 (tujuh) pelita di atasnya. Yesaya 11:1-2 (11:1) Suatu tunas
akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan
berbuah. (11:2)Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan
pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan
dan takut akan TUHAN; Tunas Daud à
Pribadi Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa. Tunas Daud, Yesus Kristus, Anak Allah, Dia adalah
hamba Allah yang Maha Besar, penuh dengan ketujuh Roh Allah. 1.Penuh dengan Roh TUHAN. 2.Penuh dengan Roh hikmat. 3.Penuh dengan Roh pengertian. 4.Penuh dengan Roh nasihat. 5.Penuh dengan Roh keperkasaan. 6.Penuh dengan Roh pengenalan. 7.Penuh dengan Roh takut akan TUHAN Kesimpulannya: Tunas Daud adalah terang yang ajaib,
karena Dia adalah satu permata yang
bermata tujuh. Yohanes 1:4-5 (1:4)Dalam Dia
ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (1:5)Terang itu
bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Dalam Dia ada hidup, dalam
terang yang ajaib ada hidup, kemudian hidup itu adalah terang manusia. Jangan
sia-siakan hidupmu, masa mudamu, jadilah terang yang ajaib, penuhlah dengan Roh
Allah, itulah satu permata yang bermata tujuh. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan,
berarti kegelapan tidak berkuasa terhadap terang
yang ajaib, dan kegelapan itu tidak menguasainya biar bagaimana pun.
Itulah satu permata yang bermata tujuh. Jadilah terang yang ajaib. Jangan sia-siakan
hidupmu, tetapi biarlah kita semua penuh dengan Roh Allah, seperti kaki dian dengan 7 (tujuh) pelita yang menyala di atasnya, seperti Tunas
Daud yang penuh dengan ketujuh Roh Allah, menjadi terang yang ajaib. Dalam terang ada hidup. Hidup muda kita
adalah terang manusia. Jadilah terang manusia, bercahaya di
antara manusia, memancarkan cahaya kemuliaan, tidak
ada lagi dosa yang disembunyikan di dalam kegelapan. Satu permata yang bermata tujuh, itulah tunas Daud.
Tetapi oleh karena pengurapan dari Roh Allah, kita layak menjadi terang yang
ajaib, menjadi kaki dian dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya,
menjadi terang
dunia, bercahaya. Sebagai contoh: Zakharia 4:2-3 (4:2) Maka berkatalah
ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat:
tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian
atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing
pelita yang ada di bagian atasnya itu. (4:3) Dan pohon zaitun ada
terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah
kirinya". Oleh karena minyak, oleh karena pengurapan dari
Allah Roh Kudus, maka Musa dan Elia menjadi terang yang ajaib, menjadi kaki
dian dengan 7 (tujuh) pelita yang menyala-nyala di atasnya. Dan kedua pohon zaitun terukir di sebelah kanan
tempat minyak dan di sebelah kiri tempat minyak. Meterai
dari milik kepunyaan Allah adalah Roh Kudus. Tidak mungkin kita menjadi milik
Allah kalau tidak ada meterainya. Sesuatu diakui dan sah kalau adameterainya. Maka, mau tidak mau seorang imam,
anak muda harus penuh dengan Roh Kudus untuk layak masuk ke tempat kudus, layak
menyelenggarakan kebaktian, layak untuk memerintah
di temat kudus, layak untuk melayani TUHAN. Itulah Yusuf. Jadi, kita tidak bisa disebut menjadi terang yang
ajaib kalau bukan TUHAN yang menjadikan kita terang yang ajaib. Berarti, mau
tidak mau, kita semua harusmenjadi
Yusuf-Yusuf di akhir zaman. Kita semua harus penuh
dengan Roh Allah, dan itu merupakan meterai sebagai milik kepunyaan
Allah. Oleh sebab itu, pelihara Roh Kudus; jangan biasakan
hidup menurut keinginan daging, jangan malas-malas, jangan
dikuasai kenajisan, orang muda jangan biasakan oral sex. Pelihara Roh
Kudus itu supaya memancarkan kemuliaan Allah dari setiap raut wajah kita. Wahyu 5:6 (5:6) Maka aku
melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah
tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi. Berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih,
jelas itu merupakan Tunas Daud. Tunas Daud bermata tujuh: itulah ketujuh Roh
Allah yang diutus ke seluruh bumi. Jadi, hamba-hamba
TUHAN,pelayan-pelayan
TUHAN atau saksi-saksi TUHAN disebutlah biji mata TUHAN,
mereka itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi untuk menjadi
terang dunia, terang yang ajaib di tengah-tengah
pengutusan mereka. Wahyu 4:5 (4:5) Dan dari
takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan
tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. Dari
takhta Allah keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu; suatu daya,
suatu bobot, suatu pengaruh dengan kecepatan yang tinggi. Kiranya
itu ada di dalam diri kita masing-masing, di
tengah ibadah pelayanan kepada TUHAN. Ketujuh Roh Allah, itulah biji mata TUHAN; memiliki
kecepatan dan daya dan pengaruh yang besar di hadapan takhta Allah, di tengah-tengah ibadah kita kepada TUHAN, asal kita memiliki
ketujuh Roh Allah, penuh dengan Roh Allah. Yesus adalah Tunas Daud, penuh dengan ketujuh Roh
Allah. Imam Besar Yosua diberi jaminan untuk memerintah, untuk melayani di
kemah pertemuan, dengan catatan mengikut jalan salib,
penuh dengan Roh Kudus.Itu sebabnya Imam
Besar Yosua adalah lambang dari satu permata yang bermata tujuh. Kita inilah lambang-lambangnya
TUHAN Yesus, Tunas Daud. Oleh sebab itu, sungguh-sungguh
melayani pekerjaan TUHAN. Jangan bermain-main lagi. Jangan permalukan nama
TUHAN. Sebab kita adalah lambang. Apapun yang kita
perbuat, kita adalah lambang. Maka, TUHAN tidak menyesal menjadikan Yusuf untuk
mendahului Yakub dan anak-anaknya yang lain di Mesir. Saya yakin, TUHAN tidak menyesal memilih kita untuk diutus di tengah-tengah dunia ini, di bumi provinsi
Banten. Baik
juga anak-anak TUHAN yang tekun mengikuti Firman Pengajaran Mempelai lewat live streaming, bahkan digembalakan lewat live streaming; andalah ketujuh Roh Allah,
ketujuh mata
Allah yang diutus ke seluruh bumi dimanapun anda
berada. Serahkan dirimu menjadi ketujuh Roh Allah. Serahkan
dirimu untuk menjadi kehidupan yang penuh dengan Roh Allah. Jangan sia-siakan
masa mudamu. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment