IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 06 APRIL 2021
KITAB
KOLOSE
(Seri:
138)
Subtema:
SUAMI YANG BIJAKSANA; TIDAK BERLAKU KASAR
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di
tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini, dan sebentar kita akan
tundukkan kepala, tersungkur di kaki salib Kristus, sujud menyembah Dia,
menyembah Allah yang hidup, yang berkuasa, yang berdaulat atas kehidupan kita masing-masing
pribadi lepas pribadi.
Tidak
lupa saya menyapa sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, juga saya tidak lupa
menyapa umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT
“BETANIA” Serang dan
Cilegon, Banten, Indonesia, baik anda yang ada di dalam negeri, maupun anda
yang ada di luar negeri; TUHAN Yesus memberkati kita sekaliannya.
Mari,
kita kembali untuk membaca Kolose 3:19. Berita firman ini, kalau tidak salah
diawali dari tahun yang lalu; ayat 19 ini telah memberkati kita dari 2020
hingga pada saat malam hari ini, TUHAN masih memberkati kita dari ayat ini.
Mari
kita mohon kemurahan TUHAN supaya kiranya firman malam hari ini meneguhkan
setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sehingga kehadiran kita tidak menjadi
percuma, tidak menjadi sia-sia.
Kita
perhatikan Kolose 3:19, dengan perikop: “Hubungan antara
anggota-anggota rumah tangga”.
Kolose
3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah
berlaku kasar terhadap dia.
Sikap
seorang suami terhadap isterinya, YANG PERTAMA: Seorang suami harus
mengasihi isterinya. Hal yang pertama ini telah disampaikan untuk
beberapa seri pemberitaan firman TUHAN dari tahun 2020 sampai pada saat ini.
Sekarang,
kita akan memasuki dalam pembahasan bagian YANG KEDUA: Seorang suami janganlah
berlaku kasar terhadap isterinya.
Inilah
bagian berikutnya dari ayat 19, yaitu janganlah seorang suami berlaku
kasar terhadap isterinya. Kalau saya menyampaikan firman ini pada malam ini,
bukan berarti saya sudah sempurna di dalam hal mengasihi isteri, di dalam hal
mengasuh dan merawati isteri; tetapi, malam ini kita bersama-sama belajar dari Firman
Allah yang TUHAN mau nyatakan malam ini kepada kita bersama-sama.
Jadi,
seorang suami jangan berlaku kasar terhadap isterinya.
-
Pemuda-pemuda mulailah bersikap rendah
hati dan lemah lembut, arahkan pandanganmu kepada salib di Golgota; dengan
demikian, engkau sedang dilatih oleh TUHAN untuk layak kelak masuk dalam nikah
suci.
-
Demikian juga seorang pemudi (wanita
muda), mulai dari sekarang arahkan pandanganmu kepada salib Kristus; dengan
demikian, engkau sedang dilatih untuk menaruh pengharapan kepada Kristus,
sebagai Kepala, sehingga harapanmu itu tidak menjadi sia-sia.
Kita
akan memperhatikan 1 Petrus 3:7, dengan perikop: “Hidup bersama suami
isteri”, di mana tema ini hanya berisikan ayat 1-7.
Ayat
1-6
didahului dengan ketundukan seorang isteri terhadap suaminya. Contohnya;
seperti Sara tunduk kepada Abraham, suaminya, bahkan Abraham disebut sebagai
tuannya. Kalau Abraham dianggap menjadi tuan, berarti Sara menjadi hamba.
Berarti, seorang isteri tidak memiliki kepentingan lagi di dalam dirinya,
selain tuannya sendiri. Tetapi kita tidak melihat itu malam ini; saya hanya
sedang menceritakan tentang perikop yang pertama pada 1 Petrus 3 ini, “Hidup
bersama suami isteri.”
Kemudian,
pada ayat 7 ... Angka 7 (tujuh) adalah hari perhentian; Sabatnya TUHAN
Yesus Kristus, itulah kerajaan 1000 (seribu) tahun damai. Ayat 7 ialah Kristus
Kepala. Enam hari lamanya kita bekerja, dalam penaklukkan diri kepada TUHAN
Yesus Kristus, Kepala Gereja, sedangkan kita adalah hamba-hamba TUHAN, hamba
kebenaran; tetapi ayat 7 atau hari ketujuh, adalah perhentian sejati di
dalam Kristus sebagai Kepala, Dialah suami kita masing-masing. Oleh sebab itu,
perhatikanlah ayat 7 ini.
1
Petrus 3:7
(3:7) Demikian
juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari
kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu ... Berarti,
seorang suami yang tidak berlaku kasar terhadap isterinya adalah suami yang
bijaksana, “bijak sana, bijak sini”.
Berkaitan
dengan suami yang bijaksana, marilah kita perhatikan Daniel 9, dengan
perikop: “Tujuh puluh kali tujuh masa”.
Tujuh
puluh kali tujuh masa ini kaitannya dengan bangsa Israel
dibuang ke Babel, sebagai didikan TUHAN, supaya mereka semakin dewasa untuk
menaklukkan dirinya kepada Kristus, Kepala, sampai nanti berada pada hari
ketujuh, hari perhentian kekal. Jadi, enam hari kita bekerja untuk menaklukkan
daging ini di hadapan Kristus, sebagai Kepala.
Daniel
9:20-23
(9:20) Sementara
aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku,
bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi
gunung kudus Allahku, (9:21) sementara aku berbicara dalam doa,
terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam
penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. (9:22)
Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: “Daniel, sekarang aku datang
untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. (9:23) Ketika
engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku
datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi
camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!
Sementara
aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel,
dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus
Allahku.
Jadi, saat Daniel menaikkan permohonan dalam doa, disertakan dengan pengakuan
dosanya; hal ini penting untuk diperhatikan. Jangan hanya menaikkan permohonan tanpa
disertakan pengakuan dosa, enak sekali.
TUHAN
memberikan akal budi kepada Daniel, sesuai dengan pengakuan dari Gabriel kepada
Daniel. Memiliki akal budi, menunjukkan bahwa orang itu adalah orang yang bijaksana.
Singkatnya: Berakal budi à Orang yang bijaksana.
“Ketika
engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku
datang untuk memberitahukannya kepadamu ...”
Keluarlah
suatu firman,
artinya; TUHAN bukakan rahasia firman, karena dia sudah menaikkan permohonan
dalam doa disertakan pengakuan dosanya.
“
... sebab engkau sangat dikasihi” Artinya; orang yang
menikmati pembukaan rahasia firman, tanda bahwa kita sangat
dikasihi oleh
TUHAN Yesus Kristus. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan
itu!
Singkat
kata: Daniel adalah seorang yang berakal budi, menunjukkan bahwa dia adalah seorang
yang bijaksana. Mengapa demikian? Sebab TUHAN telah mempercayakan pembukaan
rahasia firman kepadanya.
Jadi,
kita menjadi orang yang berakal budi, menjadi orang yang bijaksana, tentu lewat
pembukaan rahasia Firman TUHAN. Oleh sebab itu, saudara, sidang jemaat, baik dalam
penggembalaan langsung di GPT “BETANIA” Serang
dan Cilegon, Banten, maupun sidang jemaat di Bandung, sidang jemaat di
Malaysia, bahkan umat TUHAN yang sudah memberikan dirinya digembalakan oleh GPT
“BETANIA” Serang dan
Cilegon, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook: Jangan berhenti untuk mendoakan saya, supaya
kiranya TUHAN terus membukakan rahasia firman-Nya bagi kita. Dan kalau
TUHAN membukakan rahasia firman-Nya bagi kita dalam setiap pertemuan-pertemuan
ibadah, menunjukkan bahwa TUHAN sangat mengasihi saya dan saudara.
Mari
kita sedikit melihat; kalau TUHAN menyatakan pembukaan rahasia firman, itu
adalah tanda bahwa TUHAN betul-betul mengasihi orang itu.
Matius
13:9-11
(13:9) Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:10) Maka datanglah
murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata
kepada mereka dalam perumpamaan?" (13:11) Jawab Yesus:
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga,
tetapi kepada mereka tidak.
Yesus
berkata-kata kepada orang lain hanya dalam bentuk perumpamaan, tetapi kepada
murid-murid diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga. Mengapa
demikian? Sebab TUHAN mengasihi murid-murid-Nya, sebab TUHAN mengasihi 12 (dua
belas) rasul-Nya.
Matius
13:12
(13:12) Karena
siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi
siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari
padanya.
Karena
siapa yang mempunyai, siapa yang mempunyai sepasang telinga, kepadanya
akan diberi. Biarlah kita menghargai, menghormati, menjunjung tinggi
setinggi-tingginya pembukaan firman. Jadilah pribadi yang dengar-dengaran,
sebab TUHAN akan menyatakan pembukaan rahasia firman kepada orang yang
dengar-dengaran, sehingga ia berkelimpahan.
Sebaliknya,
kalau orang itu tidak dengar-dengaran, tidak membuka hati lebar-lebar kepada
pembukaan rahasia firman, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari
padanya; yang miskin semakin miskin. Kalau tidak tidak dengar-dengaran,
maka ini adalah kehidupan rohani yang miskin; tetapi yang kaya akan semakin
diperkaya oleh karena kasih yang utama, itulah pembukaan rahasia Firman Allah.
Itu
sekedar pengetahuan bahwa kita harus mengetahui bahwasanya orang yang menikmati
pembukaan rahasia firman betul-betul dikasihi TUHAN. Jadi, saudara tidak boleh
bosan, tidak boleh berhenti untuk pembukaan rahasia firman.
Lanjut
kita melihat orang yang berakal budi atau bijaksana.
Daniel
12:3
(12:3) Dan
orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala. Kemudian,
adapun tugas dari orang-orang bijaksana ialah menuntun banyak orang kepada
kebenaran.
Itu
sebabnya, TUHAN menuntut seorang suami, selain mengasihi seperti dirinya
sendiri, juga jangan berlaku kasar, dengan lain kata; seorang suami berlaku
bijaksana terhadap isterinya, karena dengan memiliki sikap yang bijaksana, dia
cakap dan dapat menuntun banyak orang, dia dapat menuntun
isterinya, dia dapat menuntun anak isterinya.
SEBAGAI
CONTOH pribadi yang bijaksana, bisa langsung kita temukan dalam 1 Korintus 10,
dengan perikop: “Israel sebagai suatu peringatan”, ini adalah bayangan
peringatan bagi kita masing-masing juga di hari-hari terakhir ini, supaya kita
juga mau menghargai peringatan-peringatan TUHAN. Jangan kita sibuk dengan
keinginan di hati, kepentingan pribadi.
1
Korintus 10:14-15
(10:14)
Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15)
Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana.
Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Rasul
Paulus adalah seorang yang bijaksana. Di sini kita melihat, sebagai orang yang
bijaksana, ia menghimbau sidang jemaat di Korintus, supaya mereka menjauhkan
diri dari segala jenis penyembahan berhala.
Kalau
Rasul Paulus menghimbau sidang jemaat di Korintus agar mereka betul-betul
menjauhkan diri dari segala jenis penyembahan berhala, menunjukkan bahwa; Rasul
Paulus adalah pribadi yang bijaksana. Kepada orang yang bijaksana dipercayakan
pembukaan rahasia firman, dan itu tanda bahwa TUHAN mengasihi Rasul Paulus dan
sidang jemaat di Korintus.
1
Korintus 10:16
(10:16) Bukankah
cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan
dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan
dengan tubuh Kristus?
Bukankah
cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur ... Kita
harus mengucap syukur atas darah salib Kristus yang sudah menebus dosa kita.
Singkat
kata, di sini kita perhatikan: Sebenarnya, bangsa Israel telah bersekutu dengan
tubuh dan darah salib Kristus. Dan lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan di
atas bumi ini -- termasuk Ibadah Doa Penyembahan malam ini --, menunjukkan bahwa
kita sedang bersekutu dengan tubuh dan darah salib Kristus. Sebab, semua yang
ada ini, bukan hanya karunia jabatan, termasuk ibadah dan pelayanan yang ada
ini, tercipta oleh karena darah salib Kristus. Ibadah ini kita terima dari
TUHAN, dari Allah, dari sorga turun ke bumi, karena darah salib Kristus.
1
Korintus 10:18
(10:18)
Perhatikanlah
bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang
dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
Sebenarnya,
bangsa Israel telah makan dari apa yang dipersembahkan di atas mezbah; mendapat
bagian dari persembahan yang telah mereka persembahkan di atas mezbah.
Intinya;
orang-orang yang beribadah dan melayani kepada TUHAN, jelas dipelihara oleh TUHAN,
oleh ibadah itu sendiri. Kita dipelihara oleh ibadah ini sendiri. Yang datang
menghadap TUHAN, beribadah kepada TUHAN dipelihara oleh ibadah itu sendiri, sesuai
Imamat 7:6,15.
Imamat
7:6
(7:6) Setiap
laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; haruslah itu dimakan di
suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus.
Setiap
laki-laki di antara para imam ... Jadi, memang seorang imam atau
pemimpin itu seyogyanya adalah seorang laki-laki. Dari dahulu juga sudah
seperti itu. Bukan hanya ayat ini saja, tetapi mengenai kisah dari pada Yusuf
juga, yang menjadi kepala, yang menjadi pemimpin, yang menjadi gembala sidang,
seharusnya adalah seorang laki-laki.
Yusuf
adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana -- karena dia penuh dengan
firman TUHAN dan penuh dengan Roh Kudus --, Yusuf memberitahukan, mengusulkan
supaya mengangkat seorang yang berakal budi dan bijaksana, lalu Firaun berkata:
engkau (Yusuf) orang yang berakal budi dan bijaksana. Oleh sebab itu,
dia berkata untuk mengangkat penilik-penilik selama 7 (tujuh) tahun kelaparan
yang dahsyat.
Penilik-penilik
kalau kita lihat dua suratan tahbisan, itulah Timotius dan Titus, jelas harus seorang
suami dari satu isteri. Jadi, penilik itu adalah laki-laki. Jangan sulit untuk
memahami hal ini.
Setiap
laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; haruslah itu dimakan di
suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus, bagian dari
imam-imam yang melayani mezbah.
Imamat
7:15
(7:15) Dan
daging korban syukur yang menjadi korban keselamatannya itu haruslah dimakan
pada hari dipersembahkannya itu. Sedikit pun dari padanya janganlah
ditinggalkan sampai pagi.
Dan
daging korban syukur yang menjadi korban keselamatannya itu haruslah dimakan
pada hari dipersembahkannya itu. Jadi, bangsa Israel mendapat bagian dari
apa yang dipersembahkan di atas mezbah. Sedikit pun dari padanya janganlah
ditinggalkan sampai pagi.
Intinya:
Orang yang beribadah dan melayani TUHAN, jelas dipelihara oleh TUHAN. Ibadah
itu yang memelihara sidang jemaat dan orang-orang yang melayani TUHAN di
tengah-tengah ibadah itu sendiri, sesuai dengan Imamat 7:6,15.
1
Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah
yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu?
Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan
ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat,
bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan
roh-roh jahat.
Inti
dari pemberitaan firman yang disampaikan oleh seorang yang bijaksana, itulah
Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, ialah
bahwa persembahan bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun
adalah persembahan kepada roh-roh jahat; itulah yang sedang dibicarakan
oleh Rasul Paulus.
Sekali
lagi saya sampaikan: Ibadah dan pelayanan yang dipersembahkan mereka selama 40 (empat
puluh) tahun di padang gurun, bukanlah kepada TUHAN, tetapi kepada roh-roh
jahat. Oleh sebab itu, Rasul Paulus menasihati sidang jemaat di Korintus dengan
tegas sebagai seorang yang bijaksana, supaya jemaat di Korintus itu juga jangan
bersekutu dengan roh-roh jahat.
Ini
juga peringatan bagi kita: Setiap kali kita datang beribadah dan melayani kepada
TUHAN, jangan kita juga bersekutu dengan roh-roh jahat. Tetapi tidak sedikit
orang Kristen datang beribadah menghadap TUHAN lewat ibadah-ibadah yang
dipercayakan di atas bumi, namun juga bersekutu dengan roh-roh jahat, sehingga
ibadah mereka, apapun yang dipersembahkan di tengah ibadah itu, semuanya kepada
roh-roh jahat, bukan kepada Allah.
Ironis
sekali bukan; kita menyangka kita sudah membawa korban dan persembahan kepada
TUHAN. Banyak hamba TUHAN yang seperti itu, yang berpikiran bahwa apa yang dia
lakukan itu sudah kepada TUHAN, eh belum tentu. Saya berani mengatakan
itu “belum tentu”; oleh sebab itu, biarlah kita kembali belajar kepada
firman.
Apa
yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada
roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Memang sudah beribadah, memang
sudah melayani, tetapi belum tentu apa yang dipersembahkan di tengah-tengah
ibadah dan pelayanannya itu adalah kepada TUHAN, belum tentu kepada TUHAN, bisa
kepada roh-roh jahat. Oleh sebab itu, jangan kita bersekutu dengan roh-roh
jahat.
1
Korintus 10:21
(10:21) Kamu
tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.
Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan
roh-roh jahat.
Singkat
kata: Orang-orang yang bersekutu dengan TUHAN tidak diperbolehkan bersekutu
dengan roh-roh jahat. Orang yang sudah datang menghadap TUHAN di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan, tidak boleh bersekutu dengan roh-roh jahat; itu sebabnya
...
-
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan
dan juga dari cawan roh-roh jahat.
-
Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam
perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
Oleh
sebab itu, sebetulnya, jauh lebih baik kalau kita dengar-dengaran saja, sebab kepada
yang mempunyai, dia akan berkelimpahan. Lebih baik kita kelimpahan karena
dengar-dengaran dari pada kelimpahan karena cara sendiri, itu akan berbeda
hasilnya nanti.
1
Korintus 10:22
(10:22) Atau
maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari
pada Dia?
Jangan
kita membangkitkan cemburu TUHAN, mengapa? Karena kita tidaklah lebih kuat dari
pada TUHAN.
Jadi,
kalau kita bertahan hidup sampai hari ini, itu karena kemurahan TUHAN; kalau
TUHAN mau sentil, sudah kena sentil dari dulu; kalau TUHAN inginkan kita binasa
dari satu jam yang lalu, pasti sudah binasa, tidak mungkin kita dapat sampai
beribadah ke tempat ini. Jangan kita bangkit-bangkitkan
cemburunya TUHAN oleh karena roh-roh jahat, karena kita tidak
mungkin lebih kuat dari TUHAN Yesus; seujung kuku-Nya pun kita tidak ada
apa-apanya. Jangan kita sombong, jangan kita merasa kuat.
Selanjutnya,
marilah kita melihat perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus pada ayat
23.
1
Korintus 10:23
(10:23) "Segala
sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna.
"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala
sesuatu membangun.
Di
tengah-tengah kita beribadah melayani TUHAN ...
-
"Segala sesuatu diperbolehkan",
tetapi bukan segala sesuatu berguna.
-
"Segala sesuatu diperbolehkan",
tetapi bukan segala sesuatu yang engkau kerjakan sifatnya membangun.
Jangan
gunakan ukuranmu, tetapi gunakan ukuran firman. Jauh lebih bijaksana kalau kita
menggunakan ukuran firman. Jangan kita ingin jadi seperti orang bijaksana,
padahal tidak ada bijaksananya. Isi dulu kehidupan kita ini dengan Firman
TUHAN; oleh sebab itu, setiap hari biarlah kita menyanyikan pujian “Isilah TUHAN
bejana hidupku”. Jangan kita mau isi orang lain, tetapi kita sendiri tidak
berubah.
Itulah
alasan saya tadi mengatakan: Jangan kita berpikir bahwa apa yang kita
persembahkan di tengah ibadah dan pelayanan adalah kepada TUHAN, tetapi
sebaliknya ialah kepada roh-roh jahat. Ayo, banyak belajar dari firman; jangan
ikuti cara-cara yang tidak beres, supaya persembahan ini tidak kepada roh-roh
jahat, sebab sia-sia kita datang beribadah kepada TUHAN kalau ternyata persembahan
ini kepada roh-roh jahat.
1
Korintus 10:24
(10:24) Jangan
seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah
tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.
Lebih
jelasnya lagi di sini dikatakan: Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya
sendiri. Orang yang mencari keuntungan sendiri itu adalah orang yang tidak
dengar-dengaran, mengambil jalannya sendiri, mengikuti apa kata hatinya saja;
kalau apa yang dikatakan hatinya benar, maka itulah yang diikuti.
Oleh
sebab itu, janganlah seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi
hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. Biarlah kita semua,
tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. Ini sudah menjadi prinsip dari
seorang imam, ini sudah menjadi prinsip dari seorang pelayan TUHAN, apalagi
gembala sidang.
Selanjutnya,
apakah “roh-roh jahat” yang dimaksud Rasul Paulus tadi? Kita tidak boleh
bersekutu dengan TUHAN tetapi juga bersekutu dengan dengan roh-roh jahat,
supaya apa yang kita persembahkan ini tidak kepada roh-roh jahat, karena banyak
hamba TUHAN mengira apa yang dia perbuat kepada TUHAN itu merupakan sebagai
persembahan yang berkenan kepada TUHAN, padahal belum tentu.
Oleh
sebab itu, kita akan melihat; apakah “roh-roh jahat” yang dimaksud oleh
orang bijaksana tadi, itulah Rasul Paulus? Kita akan kembali memperhatikan
1 Korintus 10.
1
Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya
ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan
kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7)
dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti
beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa
itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas
dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati
dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan
oleh malaikat maut.
Semuanya
ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita ... Apa
yang menimpa bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun perjalanan di padang
gurun, itu merupakan contoh bagi kita di hari ini, sebagai peringatan bagi kita
di saat ini juga, di hari-hari terakhir ini.
Singkat
kata: Bangsa Israel telah bersekutu dengan roh-roh jahat, antara lain;
1.
Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan
hal-hal yang jahat, seperti yang mereka perbuat di mana kisahnya tertulis
pada Bilangan 11:4.
2.
Pada ayat 7: Bangsa Israel menjadi
penyembah-penyembah berhala. Kisahnya ditulis pada Keluaran 32.
3.
Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan
percabulan. Kisahnya ada pada Bilangan 25.
4.
Pada ayat 9: Bangsa Israel telah mencobai
TUHAN. Kisahnya ada pada Bilangan 21:5.
5.
Pada ayat 10: Bangsa Israel telah bersungut-sungut.
Kisahnya ada pada Bilangan 16:41-49.
Itulah
yang dimaksud dengan “roh-roh jahat”, itulah yang dimaksud dengan bersekutu
dengan roh-roh jahat yang telah dilakukan oleh bangsa Israel dalam perjalanan mereka
di padang gurun, sehingga mayat-mayat mereka bergelimpangan di padang gurun.
Memang
sebetulnya, ibadah ini mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk
masa yang datang; tetapi kalau di tengah ibadah ada persekutuan dengan “roh-roh
jahat”, maka tidak akan sampai perjalanan rohani kita kepada Yerusalem yang
baru, tidak akan sampai. Dan seorang pun dari antara mereka tidak sampai ke
tanah Kanaan, tanah perjanjian yang dijanjikan oleh TUHAN Allah kepada Abraham,
Ishak, dan Yakub.
Ibaratnya,
janji itu sudah ada di tangan sebetulnya, tetapi hanya karena bersekutu dengan
roh-roh jahat, maka berkat janji yang ada di tangan ini lepas begitu saja. Jangan
kita bodoh; oleh sebab itu, kalau kita datang menghadap TUHAN,
sungguh-sungguhlah datang menghadap TUHAN. Jangan kita menghadap TUHAN,
menghabiskan waktu tiga jam dalam setiap pertemuan ibadah, tetapi juga bersekutu
dengan roh-roh jahat. Apa arti ibadahmu? Apa arti pelayananmu? Lebih baik
memang, kalau kita tahu kita binasa dari sejak sekarang, maka tidak usah ibadah,
seperti perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus: kalau memang tidak
ada kebangkitan dari orang mati, mari kita makan minum, kawin dan mengawinkan,
toh besok juga akan mati.
1
Korintus 10:11
(10:11) Semuanya
ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi
peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Semuanya
ini telah menimpa mereka sebagai contoh ... Lima perkara
ini telah menimpa bangsa Israel, dan apa yang dialami oleh bangsa Israel, itu merupakan
contoh sebagai peringatan bagi kita di hari-hari terakhir ini, supaya kita juga
jangan bersekutu dengan roh-roh jahat. Jangan kita beribadah kepada TUHAN,
tetapi juga bersekutu dengan roh-roh jahat.
...
Dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di
mana zaman akhir telah tiba. Contoh ini merupakan peringatan di hari-hari terakhir
ini, di zaman akhir ini, maka jangan kita anggap enteng peringatan yang luar
biasa itu. Peringatan ini merupakan tanda perhatian TUHAN bagi kita sekaliannya.
Ibrani
3:12-13
(3:12) Waspadalah,
hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang
hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad
dari Allah yang hidup. (3:13) Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain
setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya
jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
Waspadalah,
hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya
jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Jangan
sampai terdapat salah seorang dari antara kita;
1.
yang hatinya jahat,
2.
yang tidak percaya kepada TUHAN,
hanya
karena ia telah mengundurkan diri dari TUHAN.
Tetapi
nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan
"hari ini", dengan lain kata; selama masih ada kesempatan,
sebagai kemurahan hati TUHAN, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi
tegar hatinya karena tipu daya dosa. Jangan menjadi tegar hati karena tipu
daya dari dosa itu sendiri.
Jadi,
ada 2 (dua) hal yang kita temukan di ayat 12-13, yaitu:
YANG
PERTAMA: “Waspadalah”, maksudnya; jangan terdapat seorang ...
-
yang hatinya jahat,
-
yang tidak percaya kepada kemurahan hati
TUHAN,
hanya
karena ia telah murtad, hanya karena ia telah mengundurkan diri dari
Allah, jauh dari tengah ibadah, jauh dari pelayanan.
YANG
KEDUA: Jangan ada di antara kita yang menjadi tegar hatinya, angkuh, sombong,
tidak mau rendah hati lemah lembut, hanya karena disebabkan oleh tipu daya
dari dosa itu sendiri.
Oleh
sebab itu, selagi masih ada kesempatan, mari kita perhatikan nasihat firman Allah.
Kesempatan yang TUHAN berikan hari ini adalah kemurahan hati TUHAN bagi kita.
Kesempatan hanya datang satu kali, tidak dua kali.
Ibrani
3:14
(3:14) Karena
kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh
berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang
semula.
Sebenarnya,
kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, seperti apa yang sudah saya sampaikan
di atas tadi: setiap orang yang datang menghadap TUHAN lewat ibadah-ibadah
yang TUHAN percayakan di atas muka bumi ini, itu bagaikan sudah menerima
janj-janji di tangan. Saya sudah sampaikan tadi: Sebetulnya, janji itu
sudah ada di tangan, tetapi dengan syarat; asal saja kita dengan teguh
berpegang, genggam erat keyakinan iman kita yang semula, yaitu tentang
keselamatan kekal yang akan kita terima dari TUHAN.
Genggam
erat keyakinan imanmu tentang keselamatan kekal. Hati-hati dengan tipu daya
dosa, sebab itulah yang membuat seseorang menjadi tegar hatinya. Waspada juga
dengan 2 (dua) hal tadi.
Ibrani
3:15
(3:15) Tetapi
apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman",
Kalau
masih ada kesempatan untuk mendengar firman TUHAN, jangan keraskan hati. Siapa
orang yang keras hati itu? Yaitu bangsa Israel yang mengeraskan hati dalam
kegeramannya.
Banyak
loh orang Kristen, yang semakin ditegor justru semakin keras hati; bukannya
berubah. Oleh sebab itu;
-
Yang pertama adalah waspada.
-
Yang kedua adalah jangan ada yang tegar
tengkuk oleh karena tipu daya dosa itu sendiri.
Ibrani
3:16
(3:16) siapakah
mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar
suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah
pimpinan Musa?
Siapakah
mereka yang membangkitkan amarah Allah, siapa yang
membuat TUHAN cemburu, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Yaitu orang
yang sudah mendengar nasihat firman dari Allah. Bukankah mereka semua yang
keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Itulah orang Israel yang dipimpin
oleh Musa keluar dari Mesir dalam perjalanan mereka di padang gurun 40 (empat
puluh) tahun lamanya.
Mereka
sudah mendengar nasihat firman, tetapi lihatlah; mereka tetap saja mencobai
TUHAN, tetap saja membangkitkan amarah TUHAN, tetap saja membangkitkan
cemburunya TUHAN dengan roh-roh jahat tadi. Sudah mendengar nasihat “jangan
sampai bersekutu dengan roh-roh jahat” ini, tetap saja mereka membangkitkan
cemburunya TUHAN, tetap saja dilanggar sehingga membangkitkan amarahnya TUHAN;
sudah tegar hatinya karena tipu daya dosa itu.
Memang,
kalau seseorang sudah menikmati keinginan di hati, apalagi dosa itu, jadi tegar
hati memang; susah dinasehati. Kalau engkau sadar setelah mendengar firman,
maka menangislah malam ini. Kalau engkau memiliki tingkat kesadaran yang
tinggi, pasti engkau menerima firman dan menangis di kaki salib malam ini.
Ibrani
3:17
(3:17) Dan
siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang
berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun?
Dan
siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Siapa yang
dimurkai selama 40 (empat puluh) tahun lamanya di padang gurun? Bukankah
mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun?
Karena
mereka telah bersekutu dengan roh-roh jahat, maka TUHAN menghukum mereka selama
40 (empat puluh) tahun di padang gurun; mayat-mayat mereka bergelimpangan di
padang gurun, tidak ada satu pun yang sampai ke tanah Kanaan (tanah perjanjian)
yang sudah dijanjikan oleh Allah Abraham Ishak Yakub, kecuali Yosua bin Nun dan
Kaleb bin Yefune; jelas-jelas ini adalah gambaran dari kepak sayap Allah,
firman dan Roh Allah yang sifatnya sudah besar (permanen).
Ibrani
3:18-19
(3:18) Dan
siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya?
Bukankah mereka yang tidak taat? (3:19) Demikianlah kita lihat, bahwa mereka
tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.
Siapakah
mereka yang telah disumpahi bahwa mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? Demikianlah kita lihat,
bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.
Mereka
tidak taat dan tidak percaya, tidak mau menghargai nasihat firman. Karena
mereka sudah bersekutu dengan roh-roh jahat, akhirnya mereka membangkitkan
cemburu TUHAN dan membangkitkan amarah TUHAN, dan akhirnya TUHAN pun berjanji
bahwa mereka tak kan sampai ke tanah Kanaan (tanah perjanjian).
Firman
Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel atau Firman Pengajaran yang
rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus, telah memimpin dan
menggembalakan kita sampai kepada penggembalaan yang sempurna, Yerusalem baru.
Biarlah
di tengah-tengah perjalanan rohani kita menuju Yerusalem yang baru; jangan
sampai kita membangkitkan amarah TUHAN, jangan sampai kita membangkitkan
cemburunya TUHAN, hanya karena tidak taat kepada firman dan tidak percaya
kepada nasihat firman.
Hati-hati,
saya sudah sampaikan “hati-hati”, karena pada akhirnya, orang yang tidak taat
pada akhirnya (ujung-ujungnya) akan terhilang dan binasa, walaupun engkau
berkata “tidak terhilang”, lalu berkata: “saya bisa beribadah di sana atau pun
di sana”. Silahkan lakukan itu, tetapi ingat; saya sudah nasihati,
jangan sampai nanti ujung-ujungnya ada orang yang seperti mempersalahkan TUHAN.
Saya sudah ingatkan loh malam ini.
Sebab, orang yang turun dari
Yerusalem karena Yerikho, karena lahiriah, karena kesibukan hatinya, karena
sibuk dengan kepentingannya, pasti ujung-ujungnya jatuh ke tangan penyamun, itu
tidak bisa tidak.
Oleh
sebab itu, malam ini saya nasihatkan dengan akal budi kebijaksanaan oleh
pembukaan firman yang saya terima dari TUHAN. Jangan sampai nanti setelah jatuh
ke tangan penyamun-penyamun, lalu engkau dipukuli sampai babak belur,
ditinggalkan sampai setengah mati (tidak berdaya), lalu engkau persalahkan TUHAN;
jangan sampai seperti itu, karena itu sudah pernah terjadi. Pokoknya saya sudah
sampaikan kepada saudara. Mengapa mulut ini memperingatkan? Karena “hati-hati”,
saya tidak sembarangan memperingatkan (mengatakan) ini. Hati-hati saja; lebih
baik dengar nasihat firman dari pada dengar nasihat-nasihat manusiawi. Biarpun
itu adalah nasihat engkongmu, tetapi kalau itu daging, jangan engkau
terima.
Karena
saya sudah mendapat mimpi: seorang di sini membawa ikan bakar tetapi separuh
(setengah), lalu saya bingung mengapa ini separuh diberikan kepada saya.
Rupanya, di sampingnya ada orang tuanya, ada ibunya, sedang memasak nasi,
tetapi nasi itu tinggal sedikit, dan itu adalah nasi kemarin-kemarin sedang
dipanaskan, itulah makanan yang lama, kebenaran yang lama masih
dipanas-panaskan. Barulah saya mengerti: Oh, pantas tidak utuh, masih
ada kaitannya dengan “itu”. Oleh sebab itu, malam ini saya peringatkan; jangan
bersekutu dengan roh-roh jahat.
Banyak
hamba TUHAN berpikir bahwa setiap ibadahnya itu merupakan persembahan (korban)
yang menyenangkan hati TUHAN, namun itu belum tentu. Bukankah kita sudah baca
bersama-sama; saya tidak karang-karang loh apa yang sudah saya sampaikan
di atas tadi, dan saya tidak sedang menakut-nakuti juga, saya tidak mau
menambahkan dan mengurangkan Firman TUHAN.
Itulah
Rasul Paulus sebagai seorang yang bijaksana menasihatkan jemaat di Korintus;
jangan sampai membangkitkan cemburunya TUHAN, jangan sampai membangkitkan
amarahnya TUHAN Yesus.
Dan
sebetulnya, dari sebelum bangsa Israel keluar dari Mesir dipimpin oleh Musa,
sebetulnya TUHAN sudah memperingatkan bangsa Israel. Jadi, betul-betul mereka
itu tegar tengkuk, keras kepala, keras hati, tidak mau taat kepada firman. Jadi,
jangan sampai nanti TUHAN dipersalahkan.
Sekarang
ini juga, dalam penglihatan; seseorang muda, namun berjanggut, kemudian
janggutnya itu sudah beruban. Jadi, kenajisannya sudah “matang” di situ, sudah
beruban. Janggutnya sudah beruban; jadi, kenajisan itu sudah matang. Dan itu
akan terjadi.
Kita
akan memperhatikan Ulangan 6, dengan perikop: “Kasih kepada Allah
adalah perintah yang utama”. Kalau kita mengasihi TUHAN, pasti mengutamakan
TUHAN; tidak mengutamakan hati dan keinginan.
Ulangan
6:4-6
(6:4)
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (6:5)
Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (6:6) Apa yang kuperintahkan
kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
Dengarlah,
hai orang Israel rohani, itulah saya dan saudara. TUHAN itu Allah
kita, sesembahan kita. Kemudian, TUHAN itu esa! Allah sesembahan
kita tidak “dua”, melainkan “satu”. Karena Allah itu esa, TUHAN itu esa, maka kasihilah
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu.
Apa
yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan ... Nasihat
Firman Allah yang telah disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel sebagai
modal perjalanan di padang gurun haruslah diperhatikan, sebagai modal dalam
perjalanan rohani atas janji yang akan kita miliki; hal ini harus diperhatikan.
Ulangan
6:7
(6:7) haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Kasih
terhadap Allah yang esa itu harus diajarkan kepada anak cucu. Apabila sedang
duduk di rumah, dalam perjalanan, sedang berbaring, dan apabila engkau bangun,
dalam segala sesuatu, bicarakan tentang kasih Allah, bicarakan firman TUHAN.
Dalam perjalanan pulang dari ibadah (gereja), saya selalu tanya kepada jemaat yang bersama-sama ada di dalam kendaraan mobil: “Apa firmannya tadi?” Karena dulu-dulu jemaat ini terlalu sibuk berbicara yang lain. Jujur, saya tidak suka berbicara tentang daging-daging, apalagi yang sudah menyerempet kepada kenajisan; saya paling tidak suka mendengarkannya.
Itu
sebabnya, saya tanya: “Mengerti tidak firmannya?”, jangan hanya pandai
bicara tentang dunia. Tetapi jujur, saya seringkali mendengar jawaban firman
TUHAN yang disampaikan: “Lupa, Om”. Wah ... Kok bicara Belgia
bisa dengan cepat, bicara ini itu, bicara perdukunan cepat; tetapi kok
bicara firman tidak cepat.
Saya
berharap, sidang jemaat yang lain juga bicara firman di mobil, supaya orang
lain yang ada di dalam mobil itu tetap ingat firman. Yang tua kepada anak-anak;
bicarakan firman, jangan bicara “Bagaimana komputermu? Bagaimana nilaimu?”
Kalau itu bisa menjadi nomor satu topik pembicaraan, tetapi firman tidak.
Dalam
segala perkara, bangun, duduk, berdiri, dalam keadaan apapun; ayo, ceritakan
firman. Jangan lagi bicara yang lain-lain; sampaikan itu kepada anak, cucu,
cicit. Jangan gengsi kalau bicara firman. Di tengah jalan bicarakan firman. Kalau
masih ada jarak jalan yang ditempuh, baik itu satu kilometer, dua kilometer, bicarakan
firman, nanti firman mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Mengapa?
Karena Allah itu “esa”, tidak dua. Kalau Allah itu dua, misalnya;
-
Allah berhala, bicarakan berhala,
bicarakan dunia.
-
Allah yang menciptakan langit bumi,
barulah kita bicarakan sorga.
Jadi,
kalau Allah itu dua, maka satu sisi kita bicarakan “dunia”, satu sisi kita
bicarakan “sorga”. Tetapi Allah itu esa; jadi, yang kita bicarakan adalah Allah
yang esa, bicara sorga.
Saya
berharap, di kendaraan, di tengah perjalanan, baik itu naik motor atau pun naik
mobil; ayo, semua bicarakan firman, supaya jangan lekas-lekas lupakan TUHAN. Banyak
kali di antara kita, saya perhatikan; setelah selesai ibadah, lekas juga
melupakan segala kasih dari sorga.
Ayo,
semua sidang jemaat, perhatikan firman; tidak boleh kita beribadah dengan
pura-pura, saya pun tidak pura-pura loh dalam beribadah kepada TUHAN. Saya
buktikan kepada TUHAN bahwa saya tidak pura-pura; saya belajar di kaki salib
berjam-jam, juga membaca firman semalam-malaman. Saya sudah buktikan, bukan?
Maka, biarlah kita sama-sama membuktikan bahwa kita mengasihi TUHAN.
Allah
itu “esa”, tidak dua; tidak sorga, tidak dunia, tidak, melainkan “satu”, Allah
yang esa ada di dalam Kekekalan (sorga). Kiranya saudara dapat memahami hal
ini. Jangan saudara anggap bahwa saya ini emosi, tidak; sedikit pun tidak ada
emosinya, tetapi ketegasan firman haruslah dinyatakan. Itu adalah tanda bahwa
saya ini melayani dengan tidak ada motif.
Ulangan
6:9
(6:9) dan
haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu
gerbangmu.
Biarlah
kiranya firman yang terucap dari mulut menunjukkan bahwa firman itu telah
dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing.
Ulangan
6:10-12
(6:10) Maka
apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang
dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan
Yakub, untuk memberikannya kepadamu -- kota-kota yang besar dan baik, yang
tidak kaudirikan; (6:11) rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai
barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun
anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami -- dan apabila
engkau sudah makan dan menjadi kenyang, (6:12) maka berhati-hatilah,
supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar
dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.
Maka
apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang
dijanjikan-Nya ... Ini kan sudah disampaikan sebetulnya,
jauh-jauh sebelum keluar dari Mesir; sudah ada nasihat firman: Maka apabila
TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan
sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk
memberikannya kepadamu -- kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan;
rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik ... Kita ini adalah
Tabernakel rohani, rumah TUHAN, di mana di dalamnya banyak perabotan-perabotan.
Di dalam Tabernakel, terdiri dari 3 (tiga) bagian:
Bagian
yang pertama: HALAMAN, di situ terdapat 2 (dua) perabotan atau alat rumah
TUHAN:
1.
Mezbah Korban Bakaran. Ini adalah alat
yang sangat besar di mata kita, gambaran dan bayangan dari korban Kristus à
Pertobatan.
2.
Kolam Pembasuhan. Berbicara soal baptisan
Kristus, baptisan dalam kematian-Nya untuk mengubur hidup yang lama, sehingga
nanti hidup dalam hidup yang baru, itulah suasana kebangkitan.
Lalu
bagian kedua: Berada di dalam RUANGAN SUCI, di situ terdapat 3 (tiga) macam
perabotan di dalam rumah rohani, tetapi tentu saja terlebih dahulu melewati
pintu kemah (kepenuhan Roh Kudus). Lalu, di dalam Ruangan Suci terdapat 3
(tiga) macam alat:
1.
Meja Roti Sajian, itu gambaran dari meja
hati tempatnya firman.
2.
Pelita emas, itu berbicara tentang Roh
Allah, supaya kita menjadi terang (kesaksian) yang ajaib.
3.
Mezbah Dupa, alat yang dekat dengan
perobekan daging, itulah doa penyembahan.
Ini
juga merupakan alat-alat yang luar biasa.
Sesudah
itu, masuk dalam perobekan, menembusi takhta Allah, RUANGAN MAHA SUCI, masuk
dalam hubungan nikah yang suci, bagaikan tabut perjanjian yang terdiri dari 2
(dua) bagian:
-
Yang pertama: Tutupan grafirat.
-
Yang kedua adalah peti dari tabut
perjanjian yang sudah disalut dari dalam dan dari luar.
Itulah
perabotan, seperti di sini dikatakan: kota-kota yang besar dan baik, yang
tidak kaudirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang
jelas juga dari TUHAN. Itu sebabnya, selanjutnya di katakan: “ ... yang
tidak kauisi ...”, TUHAN yang isi; Firman, Roh dan kasih diisi oleh TUHAN,
dasarnya adalah korban, serta kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kemudian,
di sini dikatakan: ... Sumur-sumur yang tidak kaugali ... Pembukaan
firman oleh ilham Roh Kudus; ayat menjelaskan ayat, ayat menerangkan ayat.
Pembukaan firman terjadi, penggalian, pembukaan rahasia firman oleh ilham Roh
Kudus.
Kemudian,
kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami, itulah
kasih dari sorga. Anggur yang manis adalah kasih dari sorga, sedangkan kebun
zaitun menghasilkan minyak urapan, dan itu tetap juga dari TUHAN, bukan kita
yang menumbuhkan itu. Kemudian, engkau
sudah makan dan menjadi kenyang oleh kelimpahan pembukaan firman.
Tetapi
perhatikan: ... Maka berhati-hatilah, penuh dengan kewaspadaan,
sebagaimana dalam Ibrani tadi: “Waspadalah”, supaya jangan engkau melupakan TUHAN
karena Allah itu esa, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari
rumah perbudakan, sebab darah salib Kristus menebus dosa kita dari
perbudakan dunia ini.
Ulangan
6:13-14
(6:13) Engkau
harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah
dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. (6:14) Janganlah
kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu,
Engkau
harus takut akan TUHAN, Allahmu ... Ayo, mari kita tunjukkan takut akan TUHAN;
kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau
bersumpah. Dengan sungguh-sungguh kita datang menghadap TUHAN dalam
setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang TUHAN percayakan di atas muka bumi ini; beribadah
demi nama TUHAN.
Haruslah
engkau beribadah dan demi nama TUHAN haruslah engkau bersumpah. Jadi, berpegang
teguh kepada nama TUHAN, berarti;
1.
Beribadah kepada TUHAN
2.
Berpegang teguh kepada Yesus.
Namun,
ibadah di atas muka bumi ini puncaknya adalah doa penyembahan. Jadi, ibadah itu
harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, dan berpegang teguh terhadap nama
Yesus, berarti; penuh dengan Roh Kudus. Kalau kita penuh dengan Roh Kudus,
tidak mungkin kita mengutuki Yesus Kristus. Kalau kita penuh dengan Roh Kudus, kita
akan mengakui bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat.
Sekali
lagi saya sampaikan: Ibadah ini harus memuncak kepada doa penyembahan, ditopang
oleh Roh Allah.
Ulangan
6:15
(6:15) sebab
TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya
jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan
engkau dari muka bumi. (6:16) Janganlah kamu mencobai TUHAN,
Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Jangan
bangkitkan amarah TUHAN, jangan bangkitkan cemburunya TUHAN dengan lima hal tentang roh-roh jahat tadi, supaya kita
jangan menjadi mayat yang bergelimpangan di
tengah perjalanan rohani kita menuju Yerusalem baru.
Intinya:
Jangan mencobai TUHAN Allah, seperti bangsa Israel mencobai TUHAN Allah, sementara
sekarang ini, kita sedang berada dalam perjalanan rohani kita menuju tanah
Kanaan rohani yang sudah dijanjikan oleh Allah kepada kita semua.
Ulangan
6:17-19
(6:17) Haruslah
kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan
TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; (6:18) haruslah engkau
melakukan apa yang benar dan baik di mata TUHAN, supaya baik
keadaanmu dan engkau memasuki dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan
TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, (6:19) dengan mengusir
semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan TUHAN.
Jadi,
TUHAN juga tampil sebagai Pembela di tengah perjalanan rohani kita semua.
Malam
ini merupakan pendahuluan sebelum pada akhirnya kita akan melihat 5 (lima)
perkara dari bangsa Israel, di mana mereka bersekutu terhadap roh-roh jahat di
atas tadi. Ini merupakan pendahuluan saja. Minggu depan dan seterusnya, jika
TUHAN izinkan, 5 (lima) perkara ini akan dikupas tuntas.
Jadi,
seorang suami tidak boleh berlaku kasar terhadap isterinya, tetapi harus
berlaku bijaksana. Inilah yang menuntun perjalanan rohani kita; Kristus, yang
adalah Kepala, Dia suami, Dialah yang menuntun perjalanan rohani kita sampai ke
tanah Kanaan rohani, yang telah dijanjikan oleh Allah kepada kita
masing-masing, sebagaimana Allah telah menjanjikan kepada nenek moyang bangsa
Israel (Abraham, Ishak, Yakub). Tetapi intinya; ibadah di bumi harus memuncak
sampai kepada doa penyembahan.
Kekekalan;
Penyembahan. Kekekalan; Penyerahan diri.
Amsal
10:14
(10:14) Orang
bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan
yang mengancam.
Orang
bijak menyimpan pengetahuan ... Orang yang mempunyai pengetahuan
adalah orang yang bijaksana, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang
mengancam.
Mazmur
119:97-98
(119:97) Betapa
kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. (119:98)
Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab
selama-lamanya itu ada padaku.
Betapa
kucintai Taurat-Mu! Apa buktinya kita mencintai nasihat
firman? Firman itu direnungkan siang dan malam; firman itu direnungkan sampai
firman itu mendarah daging, seperti binatang yang tidak najis, misalnya; lembu,
siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali, sampai memperoleh
sari-sarinya, sampai firman menjadi daging, sampai firman menjadi praktek dalam
kehidupan sehari-hari.
Perintah-Mu
membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu
ada padaku. Kalau
kita penuh dengan firman yang dibukakan, maka kita adalah orang yang bijaksana,
yang akan menuntun banyak orang kepada kebenaran; lepas dari tangan musuh.
Jadi,
TUHAN Yesus Kristus, Dialah suami dalam kebenaran, Dialah suami dalam keadilan;
Dialah Pribadi yang bijaksana, Dialah yang menuntun perjalanan rohani kita
sampai tiba di tanah Kanaan, tanah perjanjian, sebagaimana TUHAN menjanjikan
tanah Kanaan kepada bangsa Israel. Dialah suami dalam kebenaran, Dialah suami
dalam keadilan; Dialah suami yang bijaksana, tidak berlaku kasar terhadap
mempelai perempuan-Nya; Dia yang menjanjikannya, dan Dia akan menggenapinya,
bahkan sudah digenapi di atas kayu salib. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment