IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 13 APRIL 2021
KITAB
KOLOSE
(Seri:
139)
Subtema:
JANGAN MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT
Selamat
malam, salam sejahtera. Damai sejahtera dan sukacita memerintah di tengah
ibadah pelayanan dan hidup kita masing-masing, dari sekarang sampai
selama-lamanya.
Dan
saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Malaysia dan di Bandung, bahkan
umat ketebusan TUHAN yang senantiasa tekun memberikan dirinya digembalakan oleh
GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada. Kiranya ada
suatu persekutuan yang indah di antara kita.
Segera
kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari surat dikirim
oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3:19, dengan perikop: “Hubungan
antara anggota-anggota rumah tangga”
Kolose
3:19
(3:19) Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Seorang
suami harus tahu untuk mengasihi isterinya. Kemudian, sikap dari seorang suami
di dalam hal mengasihi isterinya, di sini dikatakan: janganlah berlaku kasar
terhadap dia.
Terkait
dengan “janganlah berlaku kasar terhadap dia”, kita sambungkan langsung dengan
1 Petrus 3, dengan perikop: “Hidup bersama suami isteri”.
1
Petrus 3:7
(3:7) Demikian
juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai
kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih
karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu. Berarti, kalau
seorang suami tidak berlaku kasar terhadap isterinya, menunjukkan bahwa dia
adalah seorang suami yang bijaksana.
Yesus
Kristus; Dia adalah suami di dalam kebenaran, Dia juga merupakan suami dalam
keadilan, Dia adalah suami yang bijaksana bagi kita.
PRAKTEK
SUAMI YANG BIJAKSANA.
Kita
akan melihatnya di dalam Daniel 9, dengan perikop: “Tujuh puluh kali tujuh
masa”
Daniel
9:20-23
(9:20) Sementara
aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel,
dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus
Allahku, (9:21) sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan
cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu
itu pada waktu persembahan korban petang hari. (9:22) Lalu ia mengajari
aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi
akal budi kepadamu untuk mengerti. (9:23) Ketika engkau mulai menyampaikan
permohonan keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk
memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi camkanlah
firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!
“Daniel,
sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti”,
menunjukkan bahwa Daniel adalah seorang yang bijaksana, lewat pembukaan rahasia
Firman TUHAN yang dia terima dari TUHAN.
Sekali
lagi saya sampaikan: Daniel adalah seorang yang berakal budi atau bijaksana,
sebab TUHAN mempercayakan pembukaan rahasia firman TUHAN kepadanya, sebab
Daniel telah menaikkan permohonannya dalam doa kepada TUHAN, sehingga keluarlah
suatu firman, itulah pembukaan rahasia Firman TUHAN.
Perlu
untuk diketahui: Jikalau TUHAN mempercayakan pembukaan rahasia firman kepada
kita, itu adalah suatu tanda bahwasanya TUHAN sangat mengasihi kita sekaliannya.
Demikian
juga TUHAN Yesus berbicara kepada orang lain dalam bentuk perumpamaan, tetapi kepada
murid-murid diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, karena
TUHAN lebih mengasihi murid-murid dari pada orang yang lain. Milikilah roh
murid, berarti; taat, setia, dengar-dengaran, sebab orang yang memiliki roh
murid adalah orang yang sangat berharga bagi TUHAN. Dengar-dengaran itu adalah
salah satu perhiasan rohani yang sangat berharga bagi TUHAN.
Daniel
12:3
(12:3) Dan orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang
telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang,
tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana bercahaya seperti bintang-bintang bercahaya di cakrawala. Adapun
tugas dari orang-orang bijaksana ialah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
SEBAGAI
CONTOH.
Kita
langsung memperhatikan 1 Korintus 10, dengan perikop: “Israel sebagai suatu
peringatan”.
1
Korintus 10:14-15
(10:14) Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15)
Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana.
Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
Sebagai
seorang yang bijaksana, Rasul Paulus menghimbau supaya jemaat di Korintus ini
benar-benar menjauhkan dirinya dari penyembahan berhala.
Penyembahan
berhala, berarti; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN, itu adalah berhala.
-
Kalau kita meninggalkan TUHAN,
meninggalkan ibadah karena pekerjaan,
itu adalah berhala.
-
Meninggalkan TUHAN, meninggalkan ibadah
dan pelayanan karena kesibukan-kesibukan,
itu juga adalah berhala.
-
Meninggalkan TUHAN, serta ibadah dan
pelayanan, karena menuntut ilmu, itu
juga adalah berhala.
Tetapi
dengan tegas di sini dikatakan: Sebagai orang bijaksana, Rasul Paulus
menghimbau jemaat di Korintus supaya mereka dengan sungguh-sungguh menjauhkan
diri mereka dari segala jenis penyembahan berhala.
Demikian
juga, saya dengan firman yang sudah memberi akal budi dan kebijaksanaan
menghimbau sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang
dan Cilegon, baik juga yang di Bandung dan di Malaysia, juga menghimbau
anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya digembalakan
oleh GPT “BETANIA” Serang dan
Cilegon lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di
dalam maupun di luar negeri, supaya kiranya saya dan saudara dengan
sungguh-sungguh menjauhkan diri kita masing-masing dari segala jenis
penyembahan berhala.
Tujuan
kita hidup adalah untuk menyenangkan hati TUHAN Itulah yang diajarkan oleh
Rasul Paulus kepada anak-anak TUHAN yang ada di Atena dalam Kisah Para Rasul 17;
-
Hidup untuk
menyenangkan hati TUHAN,
-
Kemudian, bergerak, berarti
melangkah jauh meninggalkan hidup yang lama oleh karena memikul salib.
-
Lalu selanjutnya, kita ada,
berarti; diakui di hadapan Allah Bapa, diakui di hadapan para malaikat-Nya,
sama artinya; nama tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah
disembelih itu.
Itulah
pekerjaan dari TUHAN Yesus Kristus, Allah yang tidak kita lihat dengan kaca
mata sendiri.
Kita
bersyukur, karena rahmat dan kasih karunia TUHAN yang luar biasa dan heran
dinyatakan kepada kita masing-masing; oleh sebab itu, saudaraku yang terkasih,
malam ini saya tandaskan: Jauhilah penyembahan berhala.
1
Korintus 10:16-17
(10:16) Bukankah
cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan
dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan
dengan tubuh Kristus? (10:17) Karena roti adalah satu, maka
kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat
bagian dalam roti yang satu itu.
Lewat
ibadah-ibadah, termasuk Ibadah Doa Penyembahan malam ini, lalu di
tengah-tengahnya kita mengambil bagian dalam pelayanan, menunjukkan bahwa kita
telah bersekutu dengan tubuh dan darah Kristus. Lewat persekutuan yang indah
ini, kita menjadi satu; sekalipun anggota tubuh berbeda-beda dan banyak, tetapi
kita menjadi satu, sama artinya; tidak nampak lagi cacat cela, tidak ada lagi
kekurangan-kekurangan. Jelas, itu karena kita bersekutu dengan tubuh dan darah
Kristus, sehingga lewat persekutuan ini juga kita menjadi satu dengan yang lain.
Sekalipun
berbeda-beda suku, berbeda-beda kaum, bahasa dan bangsa, tetapi lewat persekutuan
dengan tubuh dan darah Kristus, lewat ibadah dan pelayanan ini, kita semua telah
menjadi satu, sekalipun kita berbeda-beda.
Kalau
kita satu, maka kita saling memahami satu dengan yang lain; tidak akan mungkin
menyakiti hati TUHAN, percayalah. Mengapa kita berani menyakiti hati TUHAN?
Karena kita belum satu dengan TUHAN; belum ada suatu persekutuan yang indah
dengan TUHAN, tidak ada persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus, tidak
menghargai korban Kristus.
Tetapi
oleh karena darah salib Kristus, kita ada di tengah-tengah Ibadah Doa
Penyembahan, sehingga antara yang satu dengan yang lain menjadi satu; itu
adalah kemurahan TUHAN.
1
Korintus 10:18
(10:18)
Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang
dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
Orang-orang
yang mendapat bagian dalam pelayanan mezbah dipelihara langsung oleh TUHAN.
Beribadah
saja dipelihara, apalagi mendapat bagian dalam pelayanan mezbah, maka
dipelihara langsung oleh TUHAN; hal itu ditulis dalam Imamat 7:6,15.
1
Korintus 10:14,19-20
(10:14) Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:19)
Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah
sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang
kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada
roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu
bersekutu dengan roh-roh jahat.
Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! Kepada
seluruh sidang jemaat, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah segala jenis
penyembahan berhala.
Apakah
yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Apa yang
dimaksudkan oleh Rasul Paulus pada ayat 14, bahwa persembahan berhala adalah
sesuatu, atau bahwa berhala adalah sesuatu? Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa
persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah;
itulah yang sedang dibicarakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus,
bukan soal “penyembahan berhala”. Tetapi “penyembahan berhala” yang dimaksud
oleh Rasul Paulus adalah bahwa bangsa Israel sedang bersekutu dengan roh-roh
jahat sepanjang perjalanan 40 (empat puluh) tahun di padang gurun.
Walaupun
kelihatannya mereka mengikuti perjalanan salib di padang gurun, seolah-olah
mereka memang betul-betul mengikuti TUHAN, tetapi sebetulnya mereka sedang
bersekutu dengan roh-roh jahat.
Tidak
sedikit anak-anak TUHAN, bahkan tidak sedikit hidup gereja TUHAN bersekutu
dengan roh-roh jahat di hari-hari terakhir ini; nampaknya mereka beribadah,
nampaknya mereka melayani, tetapi tidak sedikit anak-anak TUHAN di akhir zaman
ini bersekutu dengan roh-roh jahat.
Nah,
sekarang ibadah kita sedang dikoreksi. Jangan main-main kita datang beribadah
lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan di atas bumi ini.
Dan
aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. Kita
melihat di sini, bahwa: Rasul Paulus tidak menghendaki bahwa sidang jemaat di
Korintus juga bersekutu dengan roh-roh jahat.
Jadi,
nyatalah bagi kita sekarang, bahwa Rasul Paulus ini adalah orang yang berakal
budi dan bijaksana; dia benar-benar dalam ketulusan dan kemurnian hatinya
menuntun sidang jemaat di Asia kecil, teristimewa menuntun sidang jemaat di Korintus
ini dituntun ke dalam kebenaran, supaya jemaat di Korintus tidak hidup di dalam
penyembahan berhala, intinya; tidak bersekutu dengan roh-roh jahat.
Kalau
seorang hamba TUHAN hanya sibuk bicara soal berkat, sibuk bicara soal mujizat, itulah
yang disebut sibuk dengan pemberitaan Firman Allah yang ditambahkan dan
dikurangkan, dengan kata lain; sibuk dengan ibadah bumi -- bicara soal mujizat --, sibuk dengan ibadah laut -- berbicara soal keberkatan
dan kelimpahan --, sekalipun dia menggunakan bahasa yang tinggi-tinggi, sekalipun
dia menggunakan bahasa malaikat, tetapi dia bukan hamba TUHAN yang bijaksana,
dia adalah hamba TUHAN pendusta.
Jangan
serahkan dirimu kepada hamba TUHAN yang tidak bijaksana; saya pesankan itu.
-
Kalau ibadah itu hanya dengan ibadah laut --
bicara kelimpahan --, itu bukan ibadah yang bijaksana.
-
Kalau ibadah itu hanya dengan ibadah bumi --
bicara soal mujizat --, itu bukan ibadah yang bijaksana.
TUHAN
tidak tampil di sana sebagai orang bijaksana, tetapi itu adalah kebodohan yang
membinasakan. Ini adalah suatu peringatan bagi kita di hari-hari terakhir ini,
supaya kita semakin hari semakin dewasa.
Jadi,
persembahan dari bangsa Israel bukan kepada Allah, melainkan kepada roh-roh
jahat, karena ternyata mereka bersekutu dengan roh-roh jahat.
1
Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak
dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu
tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan
roh-roh jahat.
Kita
tidak boleh melakukan 2 (dua) hal secara bersamaan, yakni;
-
satu sisi terlihat bersekutu dengan TUHAN,
-
namun di lain kesempatan bersekutu dengan roh-roh
jahat.
Kalau
kita beribadah dan melayani, biarlah kita datang menghadap TUHAN dengan tulus
hati dan murni hatinya, sehingga dalam kesempatan yang lain tidak ada hasrat, tidak
ada keinginan untuk bersekutu dengan roh-roh jahat.
Kalau
kita tulus datang menghadap TUHAN lewat ibadah dan pelayanan, kalau murni hati
kita lewat ibadah dan pelayanan, pasti tidak ada hasrat untuk bersekutu dengan
roh-roh jahat; itu sudah pasti.
1
Korintus 10:22
(10:22) Atau
maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat
dari pada Dia?
Jangan
kita membangkitkan cemburu TUHAN. Mengapa? Sebab kita tidak lebih kuat dari TUHAN.
Sebenarnya, seujung kuku TUHAN tidak ada artinya kehidupan kita, kalau kita membangkitkan
cemburu TUHAN.
Tidak
boleh kita melakukan 2 (dua) hal secara bersamaan;
-
Satu sisi; seperti nampak beribadah,
-
tetapi satu sisi kesempatan yang lain;
bersekutu dengan roh-roh jahat.
Sekali
lagi saya sampaikan: Jangan kita membangkitkan cemburu TUHAN. Mengapa? Karena
kita tidaklah lebih kuat dari TUHAN; seujung kuku-Nya pun tidak ada artinya
kehidupan kita di hadapan TUHAN.
Hanya
saja, banyak juga manusia di atas muka bumi ini tidak menyadari diri bahwa
sesungguhnya kita ini debu tanah, sehingga kehidupan yang tidak menyadari ini berani
bersekutu dengan roh-roh jahat, walaupun nampaknya dia beribadah kepada TUHAN.
Tetapi
kita ini sudah mendapatkan banyak nasihat Firman TUHAN, maka sudah seharusnya
kita ini belajar untuk menghargainya. Di dalam menghargainya bukan dilihat dari
“pengakuan dari mulut” saja, tetapi “buktikan” dan “praktekkan”. Tidak cukup
saat kita menangis “haleluya, haleluya”, tetapi dalam kehidupan
sehari-hari perlu juga pembuktian diri. Jadi, jangan kita membangkitkan cemburu
TUHAN, sebab kita tidaklah lebih kuat dari TUHAN.
1
Korintus 10:23
(10:23)
"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan
segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan."
Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
-
Segala sesuatu diperbolehkan, tetapi bukan
segala sesuatu berguna.
-
Segala sesuatu diperbolehkan, tetapi bukan
segala sesuatu membangun.
1
Korintus 10:24
(10:24) Jangan
seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah
tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.
Jangan
seorang pun mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang
mencari keuntungan orang lain.
Kalau
kita betul-betul bersekutu dengan tubuh dan darah Kristus, pasti kita menyatu
dengan orang lain. Kalau kita menyatu dengan orang lain, pasti kita juga mau
menghargai orang lain, tidak lagi mencari keuntungan sendiri, tetapi juga
mencari keuntungan untuk orang lain.
Kalau
saudara sudah mendengar firman ini, kiranya saudara memperoleh pengertian yang
mantap dan hidup di dalamnya. Tetapi jangan sampai kita dengar firman semacam
ini hanya untuk sebuah pengetahuan, lalu kemudian dengan berani kita berontak
kepada TUHAN; jika itu yang saudara lakukan, saudara tidak sedang melawan saya,
tetapi saudara sedang melawan TUHAN Yesus, karena hatimu tidak puas.
Kalau
kita bersekutu dengan tubuh dan darah Kristus, pasti kita menyatu dengan orang
lain. Kalau kita menyatu dengan orang lain, pasti kita bukan orang yang egois,
melainkan kita juga pasti memperhatikan orang lain, memperhatikan pekerjaan TUHAN,
tidak sibuk hanya dengan keinginan sendiri.
Kita
ini sibuk untuk membangun diri sendiri dalam kemewahan. Contoh kecil saja;
motornya diperbaiki, semua diperbaiki, tetapi korban untuk pekerjaan TUHAN
sedikit pun tidak ada perhatiannya. Semua diperlengkapi; kulkasnya
diperlengkapi, rumahnya diperlengkapi, tetapi sedikit pun untuk pekerjaan TUHAN
tidak ada perhatiannya. Apa mungkin orang yang semacam ini bersekutu dengan
tubuh dan darah Kristus?
Kembali
saya sampaikan: Jangan seorang pun mencari keuntungannya sendiri, tetapi
hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.
Selanjutnya,
kita akan melihat ROH-ROH JAHAT yang dimaksud oleh Rasul Paulus tadi, di dalam
1 Korintus 10.
1
Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya
ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya
jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka
perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah
berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis:
"Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka
dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari
telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka
dibinasakan oleh malaikat maut.
Bangsa
Israel telah bersekutu dengan roh-roh jahat, antara lain;
1.
Pada ayat
6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal
yang jahat.
2.
Pada ayat
7: Bangsa Israel menjadi menyembah
berhala.
3.
Pada ayat
8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.
Pada ayat
9: Bangsa Israel telah mencobai TUHAN.
5.
Pada ayat
10: Bangsa Israel telah bersungut-sungut
di hadapan TUHAN.
Itulah
5 (lima) hal pokok yang dikerjakan oleh bangsa Israel selama 40 (empat puluh)
tahun di padang gurun.
Selanjutnya,
mari kita mohonkan dalam doa kita masing-masing, supaya kita mendapat berkat
pertolongan dari TUHAN, lewat penjelasan dari 5 (lima) hal di atas.
Keterangan:
JANGAN MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT.
Mari
kita lihat peristiwa itu di dalam Bilangan 11, dengan perikop: “TUHAN
berjanji memberi daging”.
Bilangan
11:4
(11:4)
Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus;
dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang
akan memberi kita makan daging?
Mereka
menangis karena soal makanan, itulah makanan daging.
Siapakah
mereka yang menangis karena tidak
ada makanan daging? Mereka itu adalah orang-orang
bajingan, yang dirasuki oleh roh nafsu rakus; dikuasai oleh roh nafsu
rakus.
Jadi,
orang bajingan yang dikuasai oleh roh nafsu rakus, kalau tidak makan daging
pasti nangis, kalau tidak tercapai keinginan dagingnya pasti nangis. Berbanding
terbalik dengan hamba TUHAN yang bertanggung jawab, seperti Rasul Yohanes di
pulau Patmos, di mana dia menangis untuk pembukaan firman; ini adalah tangisan yang
menyelamatkan, ini adalah tangisan yang memberi jalan keluar dari setiap
persoalan.
Tetapi
kalau menangis karena tidak kesampaian nafsu dagingnya, itu adalah bodoh
namanya. Tetapi banyak di antara kita, karena hasrat dagingnya tidak kesampaian,
akhirnya ia jengkel, uring-uringan, marah, emosi, ingin bunuh orang,
tidak karu-karuan hidupnya; itulah orang bajingan. Jadi, kalau seseorang menangis
karena nafsu dagingnya tidak terlampiaskan, disebutlah orang-orang bajingan.
Jangan
sampai karena nafsu daging tidak kesampaian, lalu kita uring-uringan,
emosi, ingin telan orang hidup-hidup, ingin bunuh orang hidup-hidup, greget (geram),
amarah, dan lain sebagainya; itulah yang disebut orang bajingan. Banyak orang
yang salah oleh karena kesalahannya sendiri, tetapi menangis uring-uringan,
salahkan TUHAN, salahkan manusia, padahal itu adalah salahnya sendiri karena
nafsu dagingnya tidak terlampiaskan; itulah yang disebut bajingan.
Singkat
kata: Orang-orang bajingan ini mendambakan daging untuk dimakan.
Dulu,
ada salah seorang jemaat yang bersaksi, bahwa; kalau tidak makan daging, rasanya
tidak puas. Ketika bergabung di tempat ini, lalu belajar untuk makan tahu
tempe, banyak kekecewaan yang dia rasakan, tetapi saya berharap, supaya semakin
hari semakin dewasa, semakin hari semakin bijaksana; jangan turuti hawa nafsu
daging.
Kita
akan perhatikan Galatia 5, dengan
perikop: “Hidup menurut daging atau Roh”. Mana yang kita pilih? Saya
kira, kalau saudara bijaksana, berakal budi, pasti hidup menurut Roh, tetapi
orang bajingan pasti mencari daging untuk dimakan, dan kalau tidak kesampaian,
maka ia akan marah, uring-uringan, emosi, menangis, salahkan TUHAN, salahkan
sesama, salahkan situasi kondisi, salahkan semua. Tetapi saya berharap, biarlah
kita semua hidup menurut Roh Allah, berada dalam pengaruh yang besar dari Roh
Allah yang suci.
Galatia
5:16-18
(5:16) Maksudku
ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan
daging. (5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan
keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging --
karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa
yang kamu kehendaki. (5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu
dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Hiduplah
oleh Roh, maka kamu tidaklah mungkin menuruti keinginan daging. Perlu untuk
diketahui:
-
Keinginan daging berlawan dengan keinginan
Roh.
-
Keinginan Roh berlawanan dengan keinginan
daging.
Kalau
kita dengan bijaksana memberikan diri dipimpin oleh Roh Allah yang besar, dipengaruhi
oleh Roh Allah yang besar, maka tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Kembali
saya sampaikan: Jika kita benar-benar hidup oleh Roh Allah, maka kita tidak
akan menuruti keinginan daging. Jika kita hidup di dalam Roh Allah, maka kita
tidak hidup di bawah hukum Taurat, tidak menjalankan ibadah secara Taurat,
tidak menjalankan ibadah secara lahiriah.
Ibadah
lahiriah itu mulut memuji TUHAN, tetapi hatinya jauh dari TUHAN = Mempersembahkan
tubuh jasmaninya di tengah ibadah, tetapi manusia batiniahnya tidak
dipersembahkan kepada TUHAN, dengan lain kata; datang beribadah hanya karena
rasa segan.
Pendeknya:
Jika hidup oleh Roh Allah, maka kita akan berada di dalam suasana kebangkitan,
berarti memiliki tubuh kebangkitan. Sebaliknya,
jika tidak hidup oleh Roh Allah, maka kita tidak berada dalam suasana
kebangkitan, berarti tidak memiliki tubuh kebangkitan, dengan kata lain; tidak
mengalami pembaharuan.
Seharusnya,
pembaharuan itu harus terjadi dari sehari ke sehari; manusia batiniah kita dibaharui
dari sehari ke sehari sekalipun manusia lahiriah (jasmani) merosot, tetapi
tidak tawar hati.
Galatia
5:19
(5:19) Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan,
iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan,
roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta
pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti
yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,
ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada
15 (lima belas) tabiat daging, antara lain: (1)
percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir,
(6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan
diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14)
kemabukan, (15) pesta pora -- hanya untuk berhura-hura, hanya untuk
bersenang-senang saja --.
Rasul
Paulus dengan tegas berkata: Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu --
seperti yang telah kubuat dahulu (itu adalah tabiat lama Rasul Paulus)
-- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, barangsiapa hidup
menurut 15 (lima belas) tabiat daging, ia tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah, sebab darah daging tidak mewarisi Kerajaan Sorga.
Oleh
sebab itu, kita harus memiliki tubuh kebangkitan, penuh dengan Roh Allah, memberi
diri dipimpin oleh Roh Allah, berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah,
sama artinya; memiliki tubuh kebangkitan. Kalau kita bertekun di dalamnya, maka
kita akan mewarisi Kerajaan Sorga, dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Mati,
bangkit, dipermuliakan.
Saya
tambahkan sedikit: Sebenarnya, ketika Adam dan isterinya berada di taman Eden,
mereka betul-betul merasakan suasana sorga, dengan kata lain; mengalami tubuh
kebangkitan. Ingat; sebelum Adam dan Hawa diusir dari taman Eden, betul-betul
mereka merasakan suasana sorga, betul-betul mereka memiliki tubuh kebangkitan.
Sejenak
kita melihat Kejadian 2, dengan perikop: “Manusia dan taman Eden”
Kejadian
2:8-9,15-17
(2:8)
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah
ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. (2:9) Lalu TUHAN Allah
menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. (2:15) TUHAN Allah
mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan
dan memelihara taman itu. (2:16) Lalu TUHAN Allah memberi
perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati."
TUHAN
menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden,
tujuannya adalah untuk mengusahakan dan
memelihara taman Eden itu sendiri.
Demikian
juga dengan kita malam ini, TUHAN membawa dan menempatkan kita untuk
selanjutnya berada di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, dengan satu tujuan
untuk mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan di atas bumi ini.
Itu
saja alasan kita ditempatkan di taman Eden; kita ditempatkan di ibadah-ibadah
di atas muak bumi ini, tujuannya adalah untuk mengusahakan dan memelihara
ibadah dan pelayanan itu sendiri.
Jadi,
jangan sampai kita berada di tengah ibadah, tetapi tidak mau mengusahakan dan
memelihara. Ibadah dan pelayanan harus diusahakan, ibadah dan pelayanan di atas
muka bumi ini harus terpelihara dalam hidup kita. Oleh sebab itu, jangan
bermain-main dalam mengerjakan pekerjaan TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan
ini, sebab tujuan kita hidup, ditempatkan di taman Eden, berada di tengah
ibadah pelayanan adalah untuk mengusahakan, untuk memelihara ibadah itu sendiri.
Bersyukurlah karena kita ditempatkan di taman Eden rohani, itulah ibadah
pelayanan di bumi ini.
SYARAT
untuk mengusahakan ibadah pelayanan, YANG PERTAMA:
A.
Makan dari buah pohon yang menarik dan
baik
à Roh-El
Kudus.
B.
Makan dari buah pohon kehidupan à Firman Allah.
Jadi,
syarat yang pertama ialah;
-
harus penuh dengan Roh Allah, itulah buah
pohon yang baik dan menarik untuk dimakan. Nikmati saja Roh Allah itu.
-
harus penuh dengan Firman Allah, itulah
buah pohon kehidupan, supaya kita menjadi kehidupan yang berakal budi dan bijaksana.
Itulah
syarat untuk mengusahakan ibadah dan pelayanan, yaitu penuh dengan Firman Allah
dan penuh dengan Roh Allah. Syarat yang pertama ini harus dipahami;
-
jangan kita datang beribadah, tetapi
menolak firman;
-
jangan kita datang beribadah, tetapi tidak
berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah, hanya berada dalam pengaruh
daging saja, hanya mengikuti apa kata hati, sehingga setiap pergerakan, setiap perkataan,
setiap tindak-tanduk, semuanya daging; itu adalah tindakan yang salah.
Tetapi
syarat yang pertama untuk mengusahakan ibadah dan pelayanan adalah harus penuh
dengan Roh Allah dan penuh dengan Firman Allah, supaya dapat menyenangkan hati
TUHAN.
-
Kalau tidak penuh dengan firman, maka
menjadi bodoh, dan orang bodoh tidak dapat menyenangkan hati TUHAN.
-
Kalau tidak penuh dengan Roh Allah, maka
nanti tabiat daging yang terlihat, sehingga tidak dapat juga menyenangkan hati
TUHAN.
Itulah
syarat pertama mutlak.
SYARAT
untuk mengusahakan ibadah pelayanan, YANG KEDUA: Buah dari pohon pengetahuan
yang baik dan yang jahat dilarang untuk dimakan.
Pendeknya;
tahu tentang yang baik, tetapi tahu juga tentang yang jahat, dan buah semacam
ini dilarang untuk dimakan. Dengan kata lain; satu sisi bersekutu dengan TUHAN,
namun dalam kesempatan yang lain, bersekutu dengan roh-roh jahat; buah semacam
ini dilarang untuk dimakan. Inilah syarat untuk mengusahakan ibadah dan
pelayanan; ini adalah syarat untuk berada di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan.
Jangan
sampai kita bersekutu dengan TUHAN, tetapi dalam sisi lain bersekutu dengan
roh-roh yang jahat; tahu yang baik, tetapi juga tahu untuk melakukan yang
jahat, buah semacam ini dilarang untuk dimakan
-
Hati-hati dengan imam-imam; ketika di
depan dalam pelayanannya terlihat seperti malaikat.
-
Hati-hati juga sidang jemaat; saat
beribadah terlihat seperti malaikat.
Semua
orang dalam ibadah dan pelayanannya terlihat seperti malaikat, tetapi selepas
ibadah, tabiatnya kembali kepada tabiat lama; buah semacam ini dilarang untuk
dimakan, dan itu adalah syarat mutlak untuk mengusahakan dan memelihara ibadah
dan pelayanan.
Suatu
kali saya bertelepon kepada seseorang. Saat bertelepon, dia tidak sadar bahwa
dia sedang kembali ke tabiat lama, sedikit pun saya rasakan hidupnya tidak
dalam pengaruh Roh Kudus, sehingga tanpa sadar dia menjawab saya: “Heh ...
Heh ... Hm...”, tetapi akhirnya dia sadar kembali dan berkata: “Oh, iya
Om”. Hati-hati.
Itu
sebabnya di layar wallpaper android (smartphone) saudara, biarlah dengan rendah
hati saudara menerima dan membuat tulisan “TUHAN MELIHAT DAN MAHA TAHU”. Kalau
hamba TUHAN saja menerima wallpaper itu, kok sidang jemaat sombong tidak
mau menerima itu? Siapa kita ini, mengapa tidak rendah hati saja? Jangan kita
terlihat bersekutu dengan TUHAN, tetapi ternyata bersekutu dengan roh-roh
jahat; tahu yang baik, tetapi tahu juga berbuat yang jahat; buah semacam ini
dilarang untuk dimakan.
Itulah
syarat yang kedua untuk mengusahakan dan memelihara ibadah pelayanan di bumi
ini.
Kejadian
3:21
(3:21) Dan TUHAN
Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya
itu, lalu mengenakannya kepada mereka. (3:22) Berfirmanlah TUHAN Allah:
"Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu
tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia
mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan
memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
TUHAN
Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu ...
Berarti, ada penyembelihan binatang.
Setelah
Adam dan isterinya jatuh ke dalam dosa karena pelanggaran terhadap hukum Allah
-- di mana mereka tidak mematuhi 2 (dua) persyaratan di atas tadi, yakni makan
buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat --, maka mereka menjadi
telanjang di mata TUHAN. Kalau manusia jatuh dalam dosa karena pelanggaran
terhadap hukum Allah, pasti telanjang di hadapan TUHAN.
Nah,
untuk
menutupi ketelanjangan itu, maka TUHAN harus menyembelih seekor binatang, lalu
mengambil kulitnya untuk dijadikan pakaian bagi Adam dan Hawa. Dari sejak
kejatuhan itulah, manusia makan dari potongan-potongan daging binatang yang
dipersembahkan di atas mezbah.
Jadi,
pada dasarnya, ketika Adam dan Hawa ada di taman Eden, ditempatkan di taman
Eden, mereka itu sebenarnya;
-
makan buah dari pohon yang baik dan yang
menarik untuk dimakan; penuh dengan Roh Allah, berada dalam pimpinan Roh Allah,
berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah,
-
kemudian menikmati buah pohon kehidupan; penuh
dengan Firman Allah, menjadi orang bijaksana dan berakal budi,
dengan
demikian, mereka mampu menyenangkan hati TUHAN. Itulah pada dasarnya ketika
mereka berada di taman Eden.
Tetapi
ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka menjadi telanjang di hadapan TUHAN,
mereka melanggar hukum Allah, jatuh dalam dosa; oleh karena dosa inilah, TUHAN
menyembelih kambing domba, lalu mengambil kulit untuk dijadikan pakaian, supaya
tertutupilah ketelanjangan dari Adam dan Hawa.
Dari
sejak itulah manusia sampai hari ini suka makan daging, sampai akhirnya karena
tidak makan daging, orang-orang bajingan itu menangis sejadi-jadinya; karena
tidak makan daging, orang-orang yang dikuasai oleh roh nafsu rakus
uring-uringan kepada Musa dan TUHAN, berbantah-bantah dengan hamba TUHAN dan TUHAN;
mulai dari sejak itulah.
Oleh
sebab itu, dari yang terkecil saja dulu; saat dengar firman, kalau mulai
terusik, tahan, berdoa “Roh Allah penuhi saya. Roh Allah penuhi saya. TUHAN,
biasakan saya rendah hati saat dengar firman, supaya tidak ada kegiatan
(pergerakan) yang merusak suasana sorga.” Jangan kalau daging itu ditahan,
kita justru (malah) nangis-nangis.
Enak
loh kalau kita ada di dalam TUHAN; nasihat firman menuntun kita, tongkat
kerajaan (tongkat penggembalaan) menuntun kita sampai kekekalan. Tetapi
kadang-kadang, pikiran ini sempit (pendek), tidak seluas dan tidak selebar
Kerajaan Sorga.
CIRI-CIRI
mendambakan daging di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Bilangan
11:5
(11:5) Kita
teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa,
kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah
dan bawang putih.
Orang-orang
bajingan yang dirasuki nafsu rakus berkata: “Kita teringat kepada ikan yang
kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa ...” Tidak bayar apa-apa,
maksudnya; tidak mau bayar harga, maunya gratisan saja; datang beribadah
gratisan, melayani gratisan, di tengah-tengah ibadah gratisan, tetapi mau ikan.
Itu adalah ciri-ciri orang dunia; gratisan, tidak mau bayar harga, tidak mau
pikul salib.
Bagaimana
dengan kita di tengah ibadah pelayanan ini; apakah gratisan juga? Apakah tidak
mau bayar harga? Sampai kapan tidak mau bayar harga? Itu adalah orang bajingan
yang dikuasai roh nafsu rakus.
Di
sini kita melihat: Orang-orang bajingan itu teringat kepada ikan yang mereka
makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa = gratisan, tidak mau bayar harga,
mau gratisan saja.
Artinya;
berharap untuk dipenuhkan Roh-El Kudus
tetapi tidak mau bayar harga, tidak mau berkorban.
Ikan à Roh-El Kudus.
Jadi, mau dipenuhkan oleh Roh-El Kudus, tetapi tidak mau bayar harga.
Pelita
di Tabernakel menyala karena ada minyak dari pohon zaitun tumbuk. Yesus telah
mengalami penumbukan, Dialah pohon zaitun sejati yang sudah mengalami
penumbukan di atas kayu salib, sehingga menghasilkan minyak pohon zaitun,
sehingga pelita tetap menyala di dalam Tabernakel, di rumah TUHAN, di hidup
kita masing-masing.
Tiadalah
mungkin kita dipenuhkan oleh Roh Kudus kalau kita tidak mau bayar harga; tiadalah
mungkin kita dipenuhkan oleh Roh Kudus kalau kita tidak mau berkorban di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Kalau
mau hanya tampil-tampil, enak-enak dilihat orang, tetapi tidak mau bayar harga,
maka ia tidak mungkin dipenuhkan Roh Kudus. Yang gratisan itu hanya di Mesir, yang
gratisan itu hanya di luaran sana, di dunia sana. Di dalam TUHAN, tidak boleh ada
gratisan, harus bayar harga; kalau mau dipenuhkan Roh Kudus, harus bayar harga.
Tetapi orang-orang bajingan selalu teringat dengan makan ikan di Mesir, dengan
cara yang gratis.
Masakan
mau melayani, tetapi tidak mau bayar harga; lalu di mana urapan ada begitu?
Tidak ada.
Demikian
juga dengan bagian-bagian lainnya, yakni teringat kepada mentimun dan semangka, teringat bawang prei, bawang merah, bawang putih
yang mereka makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa = grarisan = tidak
bayar harga.
Bukan
hanya untuk dipenuhkan Roh Kudus, tetapi juga dipenuhkan dengan Firman Allah,
dipenuhkan dengan kasih Allah, kita inginkan itu dengan gratisan, itu tiadalah
mungkin. Air anggur yang manis dapat dicicipi setelah anggur itu diperas; itu
adalah kasih Allah.
Jadi
...
-
kalau kita mau dipenuhkan dengan Firman Allah, harus bayar harga;
-
kalau mau dipenuhkan oleh Roh Allah, harus bayar harga;
-
kalau mau dipenuhkan dengan kasih Allah yang sempurna, harus bayar
harga.
Tidak
ada yang gratisan di dalam TUHAN. Yang gratisan itu orang di luaran sana, orang
dunia; tidak mengalami tanda darah, tidak mengalami penebusan. Kehidupan yang
ditebus adalah kehidupan yang sudah dibayar oleh darah salib; jadi, harus bayar
harga.
Kita
ada menjadi milik Kristus, juga sudah dibayar harganya dengan lunas, dengan
darah yang mahal sempurna, tidak ada cacat cela.
-
Masakan kita juga mau penuh dengan Firman
Allah, tetapi tidak mau bayar harga?
-
Masakan kita juga mau penuh dengan Roh
Allah, tetapi tidak mau bayar harga?
-
Masakan kita juga mau penuh dengan kasih
Allah, tetapi tidak mau bayar harga?
Itu
adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Padahal,
syarat untuk mengusahakan ibadah dan pelayanan adalah;
-
Penuh dengan firman dan penuh dengan Roh
Allah.
-
Kemudian, jangan sampai kita makan buah
yang dilarang; tahu yang jahat, tahu yang baik.
Kalau
kita mengerti apa yang baik dari TUHAN, pasti kita tetap setia; tetapi karena
kurang banyak pengertian dari sorga, akhirnya kita bodoh dan mempersalahkan
yang salah, dan itu digunakan sebagai alasan untuk tidak setia.
Maleakhi
1:11
(1:11)
Sebab
dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku
besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan
korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku
besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.
Dari
terbitnya (ufuk Timur) sampai terbenamnya (ufuk Barat) matahari; nama Yesus
adalah nama yang besar, nama Yesus adalah nama yang berkuasa.
Nama
Yesus adalah nama yang besar di antara bangsa-bangsa di muka bumi ini, maka
yang harus diperhatikan adalah;
Yang
Pertama: Di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama TUHAN
= Mengorbankan binatang, lalu dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran,
sebab tanpa pengorbanan, tanpa penumpahan darah, tanpa mempersembahkan korban
di atas mezbah maka tidak ada pengampunan dosa, sesuai dengan Ibrani 9:22. Kita
butuh kasih Allah.
Yang
Kedua: Mempersembahkan korban sajian yang tahir = Mempersembahkan roti
tanpa ragi; ini berbicara kemurnian dan kebenaran, sesuai dengan 1 Korintus
5:7-8.
Yesus
adalah roti tanpa ragi, tetapi orang Yahudi suka dengan roti yang beragi. Mereka
menyalibkan Yesus Kristus, tetapi menginginkan Yesus Barabas, berarti suka
dengan roti yang beragi. Tetapi Yesus adalah roti tanpa ragi, berbicara
kebenaran dan kemurnian hati kita.
Jadi,
2 (dua) hal ini harus dipersembahkan di hadapan TUHAN, di setiap tempat, karena
nama Yesus adalah nama yang besar dari Timur sampai ke Barat.
-
Harus ada korban binatang yang
dipersembahkan; itu berbicara soal pengampunan dosa oleh kasih Allah.
-
Kemudian, mempersembahkan korban sajian
yang tahir = roti tanpa ragi, berbicara soal kemurnian dan kebenaran. Di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan harus ada kemurnian hati; di tengah-tengah
ibadah dan pelayanan harus ada kebenaran; itulah roti tanpa ragi.
Itulah
yang diupayakan oleh raja Daud di hadapan TUHAN, sesuai dengan 1 Tawarikh 21,
dengan perikop: “Mezbah didirikan dekat Yerusalem; Tulah berhenti”.
1
Tawarikh 21:21-24
(21:21) Ketika
Daud sampai kepada Ornan, maka Ornan mengangkat mukanya dan melihat Daud, lalu
keluarlah ia dari tempat pengirikan, kemudian sujudlah ia kepada Daud dengan
mukanya ke tanah. (21:22) Berkatalah Daud kepada Ornan: "Berikanlah
kepadaku tempat pengirikan ini, supaya aku mendirikan di sini mezbah
bagi TUHAN; baiklah berikan itu kepadaku dengan harga penuh, supaya tulah ini
berhenti menimpa rakyat." (21:23) Jawab Ornan kepada Daud:
"Ambillah, dan baiklah tuanku raja melakukan apa yang dipandangnya baik. Lihatlah,
aku berikan lembu ini untuk korban bakaran dan eretan-eretan pengirik
ini untuk kayu bakar dan gandum untuk korban sajian, semuanya itu
kuberikan." (21:24) Tetapi berkatalah raja Daud kepada Ornan:
"Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh,
sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan
korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa."
Berkatalah
Daud kepada Ornan: "Berikanlah kepadaku tempat pengirikan ini, supaya
aku mendirikan di sini mezbah bagi TUHAN -- karena nama TUHAN besar dari
Timur sampai ke Barat --, baiklah berikan itu kepadaku dengan harga penuh,
supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat."
Daud
adalah raja besar, tetapi dia tidak mau yang gratisan. Pelayan TUHAN yang besar
tidak mau gratisan. Hamba TUHAN besar tidak mau gratisan. Imam-imam besar tidak
mau gratisan; harus bayar harga, supaya kita besar. Ibadah ini harus menjadi
besar; mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk bayar harga. Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT) juga harus besar; kita juga harus mau bayar harga.
Pelayan-pelayan TUHAN harus menjadi pelayan yang besar, harus bayar harga penuh,
tidak boleh gratisan. Sebentar nanti kita akan menyembah; bayar harganya
bagaimana pun kondisi lututmu, tetap bayar harganya.
Jawab
Ornan kepada Daud: "Ambillah, dan baiklah tuanku raja melakukan apa yang
dipandangnya baik. Lihatlah, aku berikan lembu ini untuk korban bakaran dan
eretan-eretan pengirik ini untuk kayu bakar dan gandum untuk korban sajian,
semuanya itu kuberikan."
1.
Ornan memberikan tanahnya, yang sebetulnya tanah itu dijadikan sebagai tempat
pengirikan untuk memisahkan sekam dari gandum.
2.
Kemudian, tidak berhenti sampai di situ; Ornan
juga berkorban memberikan lembunya (binatangnya)
untuk dikorbankan sebagai korban bakaran. Satu paket dengan korban bakaran itu,
Ornan juga memberikan (mempersembahkan) kayu api.
3.
Ornan juga mempersembahkan gandum untuk dipersembahkan oleh Daud
sebagai korban sajian tahir kepada TUHAN.
Ornan
dengan rela hati mempersembahkan itu semua; Ornan juga terbukti bahwa dia mau
bayar harga, tidak gratisan.
Tetapi
sekalipun demikian, Daud berkata "bukan begitu" kepada Ornan. Yang
dimaksud adalah melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku
tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN, tidak mau gratisan dan tidak
mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.” Kalau
kita mau melayani TUHAN, membawa korban dan persembahan untuk TUHAN, jangan
gratisan. Ikut TUHAN kok gratisan.
Singkat
kata: Daud membeli sebidang tanah, itulah tempat pengirikan Ornan, dengan membayar
harga penuh, tidak gratisan, tujuannya ialah untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN,
sebab Daud harus;
-
Mempersembahkan korban bakaran supaya ada
pengampunan dosa.
-
Juga mempersembahkan korban sajian,
berbicara soal kebenaran dan kemurnian.
Tujuannya
adalah supaya tulah itu berhenti.
Sebab
memang, apa yang terjadi adalah kesalahan Daud; dia menyuruh Yoab menghitung
tentaranya. Padahal, Yoab, panglima tentara Daud sendiri berkata: Kiranya
TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya
tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku
menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena
hal itu? Persamaannya, Yoab berkata: Jangan tuan, itu salah. Selama
ini kan kita bergantung kepada TUHAN, mengapa juga harus menghitung-hitung
tentara yang bisa berperang?
Tetapi
karena itu adalah “perintah”, maka hamba harus dengar-dengaran, dan yang
menanggung resikonya nanti adalah tuannya.
Jadi,
saudara tidak usah bicara “tetapi begini”, “tetapi begitu”, tidak usah. Yang
tanggung kesalahan itu adalah tuannya. Yang TUHAN mau dari seorang hamba TUHAN
adalah dengar-dengaran. Jangan kita berpikir “tetapi begini”, “tetapi begitu”,
“ini yang benar”, “hati saya yang benar”, bukan begitu yang dibutuhkan dari
seorang hamba, melainkan dengar-dengarannya. Nanti kalau ada apa-apa, tuannya
yang tanggung, bukan hamba itu yang tanggung.
Dan
benar saja, Yoab, panglima tentara, menghitung jumlah tentara. Sesudah dihitung
dengan sekian lama, dia kembali, lalu memberi suatu laporan sebagai
pertanggung-jawaban. Tetapi tidak lama kemudian, TUHAN hukum, dan hukumannya harus
dipilih oleh Daud sendiri:
-
tiga tahun kelaparan atau tiga bulan
lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul
engkau,
-
atau tiga hari pedang TUHAN, yakni
penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan
di seluruh daerah orang Israel.
Lalu
Daud menjawab: “... biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN ...”
Biarlah kita semuanya jatuh ke tangan TUHAN; kita datang menghadap TUHAN di
tengah ibadah dan pelayanan dengan bayar harga penuh.
Jangan
hanya mau penuh dengan firman, tetapi tidak mau bayar harga; mau penuh dengan
Roh Kudus, tetapi tidak mau bayar harga; mau menikmati kasih Allah yang
sempurna, yang berkuasa menutupi dosa, tetapi tidak mau bayar harga; itu tidak
mungkin.
Tetapi
Daud memahami Maleakhi 1:11, di mana
nama Yesus adalah nama yang besar dari Timur sampai ke Barat. Di setiap tempat,
anak-anak TUHAN harus membawa korban dan mempersembahkannya;
-
Mulai dari korban binatang, itulah
pengampunan dosa.
-
Lalu korban sajian, berbicara kemurnian
dan kebenaran hati kita masing-masing.
Bayar
harga penuh; jangan mau yang gratisan.
Dan
saya berharap, kalau saudara setuju; terimalah firman untuk luruskan hati
pikiran perasaan yang bodoh. Dengar-dengaran saja, itu jauh lebih baik, sebab
TUHAN yang tanggung apapun resikonya, supaya masa depan kita ke depan, nikah
rumah tangga kita ke depan jauh lebih indah.
MENGAPA
ORANG-ORANG BAJINGAN MENGINGINKAN YANG GRATISAN?
Bilangan
11:6
(11:6) Tetapi
sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini
saja yang kita lihat."
Karena
orang-orang bajingan ini tidak tertarik lagi dengan roti manna sorgawi, tidak
tertarik dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, tidak tertarik
lagi dengan roti yang dipecah-pecahkan.
Itu
sebabnya mereka menginginkan sesuatu yang gratisan; itu sebabnya mereka
mendambakan daging dengan segala tabiatnya. Mereka sudah tidak tertarik lagi
dengan manna, dengan Firman Allah yang dibukakan.
Hati-hati,
kalau saudara sudah bosan dengan firman, pasti saudara akan mencari daging dan
keinginannya untuk memuaskan hasratnya, itulah orang-orang bajingan ini,
sehingga selalu terngiang-ngiang dalam pikiran mereka untuk makan ikan dan
lain-lainnya secara gratisan di Mesir. Mereka sudah tidak tertarik lagi dengan
manna.
Apakah
saudara masih tertarik dengan manna; apakah saudara masih tertarik dengan
Firman TUHAN? Kalau tidak, resikonya besar, seperti orang bajingan ini; mereka
tidak tertarik lagi dengan manna, mereka bosan, mereka muak, tidak tertarik
lagi sedikit pun.
Mereka
menganggap sudah “kurus kering”. Justru sebaliknya, kalau kita menikmati daging
dengan hawa nafsunya, menuruti keinginan daging dengan hasratnya, itu yang
membuat kerohanian kita semakin kurus kering, merosot tidak karu-karuan.
Bilangan
11:7
(11:7) Adapun manna
itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
Manna
itu seperti ketumbar, berarti; kecil. Firman itu memang terlihat kecil, tetapi
berkuasa.
Orang
dunia melihat firman itu bulat kecil, seperti ketumbar, tetapi sebenarnya berkuasa. Kalau kita semakin kecil, maka kuasa TUHAN
semakin besar; kalau kita bermegah dalam
kelemahan, maka kita menjadi kuat. Itulah yang tidak disadari banyak orang.
Tidak
berhenti sampai di situ, selanjutnya kita perhatikan ayat 8.
Bilangan
11:8
(11:8) Bangsa
itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu
kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk
dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang
digoreng.
Untuk
dapat menikmati manna, maka prosesnya ialah menumbuknya dalam lumpang.
Berarti, ditumbuk sampai halus; menjadi lumat, supaya akhirnya menjadi roti
yang bisa dinikmati. Biarlah kita semakin hari semakin rendah hati, semakin hari
semakin lemah lembut.
Sampai
akhirnya, mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar.
Bundar itu tidak ada ujung pangkalnya; jelas itu berbicara; kasih Allah yang
tidak ada ujung pangkalnya (tidak berkesudahan), itulah
roti bundar.
Dan
malam ini, kita mau merendahkan diri di kaki salib TUHAN, sampai betul-betul
kita menikmati kasih yang tidak berkesudahan itu. Prosesnya memang harus ditumbuk
dalam lumpang sampai halus, sampai lumat. Namun pada akhirnya, kita boleh
menikmati kasih yang tidak berkesudahan. Nikmatilah roti bundar; kecil, tetapi
berkuasa.
Kita
sebentar akan merendahkan diri sampai kecil di kaki salib, dan di situ kita
akan menikmati kasih yang tidak berkesudahan lewat doa penyembahan. Haleluya.. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment