IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 15 APRIL 2021
KITAB
RUT
(Seri:134)
Subtema:
PERSEKUTUAN YANG SUCI (BINGKAI EMAS)
Selamat
malam, salam sejahtera. Biarlah kiranya damai sejahtera memerintah dalam hidup
kita masing-masing. Demikian juga terhadap sidang jemaat yang di Malaysia, di
Bandung, maupun umat TUHAN yang senantiasa tekun untuk memberikan dirinya
digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang
dan Cilegon lewat live streaming video internet Youtube Facebook di mana
pun anda berada. Biarlah ada suatu persekutuan yang indah dan persekutuan yang
baik di antara kita.
Selanjutnya,
mari kita mohon kemurahan TUHAN, supaya kiranya firman yang dibukakan itu
betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita, firman itu sampai kepada
kehidupan kita, mantap, menjadi praktek dalam kehidupan kita sehari-hari,
sehingga kehidupan kita dari hari ke hari semakin diubahkan, semakin
disempurnakan sampai memuncak segambar serupa dengan Dia.
Biarlah
kiranya tambah hari, kita bertambah mengasihi TUHAN, tambah tahun bertambah
kita semakin mengasihi TUHAN, itu tanda bahwa kerohanian kita semakin hari
semakin meningkat. Itulah doa dan kerinduan saya supaya hati TUHAN senang dalam
setiap perkataan, dalam setiap tindak-tanduk kita, di mana pun kita berada.
Sekarang,
kita akan memasuki Rut 3:11, namun dimulai pembacaan dari ayat 10 untuk
mengingatkan kita kembali.
Rut
3:10
(3:10) Lalu
katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang
engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu,
karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin
maupun yang kaya.
“Karena
engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang
kaya” Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin, maupun
yang kaya.
Biarlah
kiranya kita dengan sungguh-sungguh mengejar pribadi dari Boas rohani, yakni
TUHAN Yesus Kristus; tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin
maupun yang kaya, sebab Amsal Sulaiman dalam Amsal 22:15 berkata: “Kebodohan
melekat pada hati orang muda”. Kemudian, hal itu ditindak-lanjuti oleh
Rasul Paulus sesuai dengan firman yang dia tujukan kepada anak kekasihnya,
itulah Timotius, supaya anak rohaninya ini menjauhkan diri dari nafsu orang
muda, bahkan menghindarkan diri dari omongan yang kosong dan tak suci, sebagai
perkataan-perkataan dari hamba-hamba TUHAN yang disebut orang yang muda, baik
yang miskin maupun yang kaya.
Hal
itu telah kita terima; dosa saya, kiranya hal itu menjadi berkat yang besar
bagi kita, sehingga puaslah kiranya hati kita meninggalkan ayat 10. Dan
sekarang, kita akan memasuki ayat yang baru, sebagai berkat yang baru dari
TUHAN, dari sorga, di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab malam ini.
Rut
3:11
(3:11) Oleh
sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan
kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau
seorang perempuan baik-baik.
Perkataan
Boas kepada Rut -- pada ayat 11 ini -- merupakan jawaban atas permohonan Rut kepada
Boas -- pada ayat 9 --.
Marilah
kita lihat; APA YANG DIMOHONKAN OLEH RUT KEPADA BOAS?
Rut
3:9
(3:9)
Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut,
hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu
ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
"Aku
Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab
engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami." Perkataan Rut kepada
Boas ini menunjukkan bahwasanya Rut merindukan, Rut mendambakan seorang suami.
Memang,
tugas dari seorang suami yang bijaksana ialah:
-
Mengayomi isterinya.
-
Menuntun kepada kebenaran.
-
Melindungi isterinya.
Itu
sebabnya, kalau kita sesaat memperhatikan Rut 1 ...
Rut
1:7-9
(1:7) Maka
berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua
menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, (1:8)
berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah
masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu,
seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan
kepadaku; (1:9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat
perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu
diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras
Maka
berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu ... Naomi hendak
meninggalkan Moab, tempat perantauannya, tempat ia meninggalkan TUHAN dari
Betlehem, bersama-sama dengan kedua menantunya.
Ketika
mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, berkatalah Naomi kepada
kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah
ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu -- itulah doa Naomi
kepada kedua menantunya, Rut dan Orpa --, seperti yang kamu tunjukkan kepada
orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku -- itulah Mahlon dan Kilyon
yang sudah mati, akhirnya 3 (tiga) janda hendak kembali ke Betlehem, Efrata, tanah Yehuda, karena suami-suami mereka sudah mati --; kiranya
atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah
suaminya."
Jadi,
ketika Rut berkata kepada Boas pada Rut 3:9. “ ... Kembangkanlah kiranya
sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus
kami.” Jelas, itu menunjukkan bahwa Rut merindukan dan mendambakan seorang
suami yang dapat mengayomi, yang dapat menuntun kepada kebenaran, bahkan melindungi
dia sebagai isteri -- memang itulah tugas dari pada seorang suami --.
Maka,
jelas, perkataan Rut ini menunjukkan bahwa Rut mendambakan seorang suami yang
dapat mengayomi isterinya, yang dapat menuntun kepada kebenaran, yang dapat
melindungi isterinya sendiri.
Rut
3:9 ini jikalau dikaitkan dengan Pelajaran Tabernakel, terkena pada TABUT
PERJANJIAN.
Mengenai
Tabut Perjanjian ditulis dalam Keluaran 25:10-22. Kemudian, adapun Tabut
Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian, antara lain:
-
Bagian yang pertama: Tabut atau peti perjanjian, ditulis pada Keluaran
25:10-16.
-
Bagian yang kedua: Tutup pendamaian (tutupan grafirat) dengan 2 (dua) kerub di atasnya,
ditulis pada Keluaran 25:17-22.
Mari,
kita melihat lebih dalam mengenai TABUT atau PETI PERJANJIAN di dalam Keluaran
25, dengan perikop: “Mengenai Tabut Perjanjian”.
Keluaran
25:10-11
(25:10)
"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua
setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta
tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni;
dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya
harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Haruslah
mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu
setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. Kita tidak
berbicara tentang ukuran dalam kesempatan malam ini.
Haruslah
engkau menyalutnya dengan emas murni ... Tabut perjanjian yang terbuat
dari kayu penaga disalut dengan emas murni, dari dalam dan dari luar engkau
harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Tabut
(peti) perjanjian dibuat dari kayu penaga. Kemudian, tabut yang
terbuat dari kayu penaga itu disalut dengan emas murni, dimulai
dari dalam dan akhirnya bagian luarnya. Jadi, luar dalam disalut emas murni.
Artinya;
tabiat-tabiat daging telah ditutupi oleh tabiat Ilahi, baik bagian manusia dalam
(manusia batiniah) maupun bagian manusia luar (lahiriahnya) telah disalut
(ditutupi) oleh tabiat Ilahi.
-
Kayu penaga à Manusia daging
dengan segala tabiat-tabiatnya.
-
Emas à kemurnian dan
kebenaran sebagai tabiat Ilahi.
Kemudian,
harus dibuat bingkai emas atau mahkota emas sekelilingnya
tepatnya di atas peti -- bukan di atas tutup pendamaian --. Hal itu
menggambarkan tentang persekutuan yang suci antara mempelai perempuan dengan Mempelai
Laki-Laki Sorgawi (tutup pendamaian).
Jadi,
kayu penaga disalut dengan tabiat Ilahi, baik dalam maupun luar, lahir maupun
batin, sehingga tidak nampak lagi tabiat daging; dimulai dari dalam disalut
dengan tabiat Ilahi, kemudian bagian luarnya juga disalut dengan tabiat Ilahi,
itulah kemurnian dan kebenaran dari Allah itu sendiri.
Kemudian,
yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian kita: Bingkai emas (mahkota
emas) di sekelilingnya di atas peti -- jadi, bukan di atas tutup pendamaian --.
Hal itu menggambarkan bagi kita suatu persekutuan yang suci antara mempelai
perempuan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga -- itulah tutup pendamaian --.
Sejenak
kita akan melihat mengenai TUTUP PENDAMAIAN, di dalam Keluaran 25:17-18.
Jadi,
Keluaran 25:10-22 ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
-
Bagian yang pertama itu mengenai peti dari
tabut perjanjian, ayat 10-16.
-
Bagian kedua, ayat 17-22, secara khusus mengenai
tutupan pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya, di mana seluruhnya
terbuat dari emas murni.
Keluaran
25:17-18
(25:17) Juga
engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua
setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. (25:18) Dan
haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan,
pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
Juga
--
berarti, selanjutnya -- engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas
murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya --
jadi, ukurannya harus sama --. Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas,
kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
Selanjutnya,
tutup pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya dibuat dari emas murni.
Hal
ini menggambarkan Allah Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus. Jadi, tutup grafirat
-- atau tutupan pendamaian -- dengan 2
(dua) kerub di atasnya, itu adalah gambaran dari Allah Trinitas, yakni TUHAN
Yesus Kristus.
-
Tutup
pendamaian,
gambaran Yesus Anak Allah.
-
Kerub pertama, gambaran
Allah Bapa.
-
Kerub kedua, gambaran
Allah Roh El Kudus.
Jadi,
tutupan pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya adalah gambaran dari Allah
Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus.
Keluaran
25:19-20
(25:19) Buatlah
satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana;
seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua
ujungnya. (25:20) Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke
atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya
menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap
muka kerub-kerub itu.
Selanjutnya,
di sini kita perhatikan: Kedua muka kerub-kerub itu dihadapkan kepada Tutup
Pendamaian (Tutupan Grafirat). Arti rohaninya untuk kita sekarang ialah
perhatian TUHAN dipusatkan sepenuhnya kepada Yesus dan pekerjaan pendamaian
yang telah dikerjakan-Nya untuk mempelai perempuan-Nya.
Pendeknya:
Oleh pekerjaan pendamaian yang dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib di
bukit Golgota, maka penghukuman tidak berlaku bagi mempelai perempuan TUHAN = Tutup
pendamaian menutupi tabut perjanjian.
Saudara
bisa perhatikan posisi tutup grafirat dengan 2 (dua) kerub, pada akhirnya nanti
menutupi tabut perjanjian. Jadi, sudah sangat jelas sekali, bahwa; perhatian
TUHAN dipusatkan sepenuhnya kepada Yesus dan pekerjaan pendamaian yang telah
dikerjakan-Nya untuk mempelai perempuan-Nya. Pendeknya: Oleh pendamaian yang
telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota, maka
penghukuman tidak berlaku bagi mempelai perempuan = Tutup pendamaian telah menutupi
tabutnya itu. Suatu perbuatan yang heran yang harus kita hormati
setinggi-tingginya.
Jadi,
betul-betul Allah Bapa dan Allah Roh-El Kudus memperhatikan tutupan pendamaian,
itulah pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas
kayu salib, di bukit Golgota 2021 tahun yang lalu, untuk menutupi segala
kekurangan-kekurangan, untuk menutupi segala kelemahan-kelemahan dari mempelai
perempuan-Nya, dengan lain kata; terlepas dari penghukuman. Inilah suatu
perbuatan yang heran yang harus kita hormati setinggi-tingginya.
Dengan
demikian, permohonan yang disampaikan oleh Rut di dalam Rut 3:9, tentu saja dapat disanggupi oleh Boas rohani, yakni TUHAN
Yesus Kristus. “Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini” Dua
kerub, itulah gambaran dari Allah Bapa dan Allah Roh Kudus yang saling
berhadap-hadapan dan menghadap kepada tutupan grafirat.
Mengapa
demikian? Sebab dari sisi gereja Rut nampak dengan jelas bingkai emas (mahkota
emas) pada bagian atas di sekeliling tabut atau peti perjanjian, yang
menggambarkan bagi kita sekarang; adanya suatu persekutuan yang suci antara
mempelai perempuan dengan Mempelai Laki-Laki Sorgawi, itulah tutupan
pendamaian.
Jangan
lupa itu; ada suatu persekutuan yang suci antara tubuh dan Kepala. Ingat,
jangan lupa itu mahkota emas, itulah bingkai emas di sekelilingnya, berbicara
tentang suatu persekutuan yang suci dengan Kristus sebagai Kepala.
BUKTI
ADANYA SUATU PERSEKUTUAN YANG SUCI.
Mari
kita lihat gereja Rut di hari-hari terakhir ini, pada Rut 3.
Rut
3:8
(3:8) Pada
waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke
sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah
kakinya.
Pada
waktu tengah malam -- itulah puncak di mana nanti antikris berkuasa -- dengan
terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata
ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
Singkat
kata: Rut, perempuan Moab itu -- gambaran dari bangsa kafir -- berbaring di bawah kaki Boas. Biarlah kiranya
kita sekaliannya -- sebagai bangsa kafir -- berada di bawah kaki Boas.
Selanjutnya,
mari kita periksa kehidupan yang berada di kaki Boas rohani, yakni TUHAN Yesus
Kristus. Lebih dalam kita akan memperhatikan TINDAKAN-TINDAKAN dari kehidupan
yang berada di bawah kaki boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, di dalam
Injil Lukas 7.
Dalam
kesempatan ini, saya juga mau ingatkan sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia,
supaya siap untuk tergembala dengan satu gembala
dalam satu penggembalaan. Jangan sampai tergembala dengan 2 (dua) gembala,
sebab nanti pengertiannya dualisme, akhirnya kita tidak mendapat apa-apa.
Kalau
sidang jemaat sudah tergembala di tempat ini, perhatikanlah apa yang sudah kita
terima dari TUHAN di tempat ini. Jangan ada dualisme, supaya jangan sia-sia
yang sudah kita terima dari sorga.
Kita
akan memperhatikan Lukas 7 dengan perikop: “Yesus diurapi oleh perempuan
berdosa” Ini adalah kehidupan yang berada di bawah kaki Boas rohani, yakni
TUHAN Yesus Kristus. Kita akan melihat dari sisi “perempuan berdosa”.
Lukas
7:37-38
(7:37) Di kota
itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa.
Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang
Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak
wangi. (7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus
dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya
dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan
meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Di
kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa ... “Terkenal
karena dosa”, banyak juga orang yang berdosa, tetapi belum tentu terkenal. Tetapi
di sini kita melihat; perempuan ini terkenal karena dosa, berarti dosanya sungguh luar biasa tentunya; ini bukan
lagi dosa biasa pada waktu itu.
Ketika
perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu,
datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Dari sini
kita bisa melihat, bahwa perempuan berdosa ini adalah gambaran dari gereja di
hari-hari terakhir, gereja yang betul-betul tanggap dengan segala
perbuatan-perbuatan dari TUHAN Yesus Kristus. Perempuan yang terkenal sebagai
seorang berdosa ini tanggap, cepat sekali tanggap.
Saya
berdoa, saya mohonkan kepada TUHAN, supaya mulai dari saya sebagai gembala
sidang, tentu sampai kepada imam-imam, bahkan sampai kepada seluruh sidang
jemaat, supaya kiranya kita cepat-cepat tanggap dengan pekerjaan TUHAN Yesus
Kristus. Jangan bermasa bodo, karena pekerjaan dari TUHAN Yesus Kristus adalah
pekerjaan yang suci dan mulia, supaya kita mendapat berkat pertolongan dari
TUHAN Yesus Kristus.
Singkat
kata, dari apa yang sudah kita baca: Perempuan berdosa berada di kaki Yesus
Kristus, dan ia melakukan 3 (tiga) hal di sana, yaitu:
YANG
PERTAMA: Membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan
rambutnya.
Arti
rohaninya untuk kita sekarang, gereja TUHAN di akhir zaman ialah mengalami
penyucian firman Allah, dan membawa kita sampai kepada kemuliaan.
Sekali lagi saya sampaikan: Penyucian Firman Allah yang kita alami, membawa
kita sampai kepada kemuliaan. Rambut panjang atau tudung kepala dari seorang perempuan,
itu berbicara tentang kemuliaan dari seorang perempuan, mahkota dari seorang
suami.
Itulah
yang akan terjadi kalau kita betul-betul mengalami penyucian oleh air Firman
yang limpah; kita dibawa sampai kepada kemuliaan.
YANG
KEDUA: Mencium kaki Yesus.
Jelas
hal ini berbicara tentang; doa penyembahan, berarti; hanyut dan tenggelam dan
dihisap oleh kasih Allah.
Prakteknya
ialah bibir (mulut) ini sibuk membicarakan perjalanan kaki salib Kristus; di
bibir ini sudah melekat perjalanan salib Kristus. Tidak ada lagi di mulut ini melekat
perkataan-perkataan yang busuk dan yang jahat dan yang najis; tetapi di mulut
bibir ini sibuk membicarakan perjalanan kaki salib = Mengagungkan korban Kristus dalam setiap
hidupnya di mana pun dia berada.
Inilah
hebatnya kalau kita berada di kaki Boas rohani; apa yang diperbuat di sana? Ada
3 (tiga) hal, yang pertama: Mengalami penyucian air firman sampai dibawa
kepada kemuliaan. Penyucian yang kita alami memang sakit bagi daging. Kalau
pakaian kotor dicuci disikat sampai habis-habisan, itu akan mengalami sakit
bagi daging; tetapi kalau kita dengan rela menerima, dengan rendah hati
menerima, pasti terjadi penyucian dengan sempurna, dibawa sampai kepada
kemuliaan. Memang sakit bagi daging, tetapi kalau kita dengan rela, disertai
dengan kerendahan hati, maka penyucian ini akan membawa kita sampai kepada
kemuliaan.
Kemudian,
yang kedua, yang terjadi di kaki salib Boas rohani adalah mencium kaki
Yesus, jelas itu berbicara tentang doa penyembahan. Berarti, hanyut dan
tenggelam dan dihisap oleh kasih Allah. Prakteknya ialah di bibir (mulut) ini melekat
perjalanan kaki salib, mengagungkan korban Kristus.
YANG
KETIGA: Meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi.
Jelas
hal ini berbicara tentang pengurapan dari Allah Roh-El Kudus.
Ada
7 (tujuh) pekerjaan dari Roh-El Kudus, yang bisa saudara temukan dalam Injil Yohanes pasal 14-16, yaitu (1) menolong,
(2) menyertai, (3) menghibur, (4) mengajarkan, (5) mengingatkan,
(6) menginsafkan, (7) memimpin. Itulah pentingnya pengurapan itu
berlaku dalam kehidupan kita masing-masing.
Singkat
kata: Perempuan berdosa ini mengalami dan merasakan 3 (tiga) tabiat dari Allah
Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus.
-
TUHAN = Bapa, tabiat-Nya adalah kasih. Prakteknya
adalah doa penyembahan.
-
YESUS = Anak, yang adalah firman Allah,
yang berkuasa untuk mengadakan penyucian.
-
KRISTUS = Roh-El Kudus, dalam pengurapan
yang besar.
Dengan
demikian, perempuan yang terkenal dengan dosa ini, yang digambarkan dengan peti
dari tabut perjanjian berada dalam suasana persekutuan yang suci dengan
Mempelai Laki-Laki Sorga, gambaran dari tutup pendamaian. Singkatnya; ada suatu
persekutuan yang suci dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
Jadi,
sudah sangat jelas, tanpa ragu saya menyampaikan kepada kita semua, bahwa; sentral
dari ibadah pelayanan kita adalah kaki salib Kristus, itulah titik nol. Biarlah
kiranya kita membawa hidup kita sampai berada di titik nol.
Lukas
7:44-46
(7:44) Dan
sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau
lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku
air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan
menyekanya dengan rambutnya. (7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi
sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (7:46) Engkau
tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan
minyak wangi.
Aku
masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku,
tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Perempuan
berdosa itu tidak membasuh kaki Yesus dengan air, tetapi membasahi
kaki Yesus dengan air mata, lalu dilap (dibersihkan) dengan rambutnya.
Biarlah
kita saling mendoakan, sebab memang ini bukanlah perkara mudah; oleh sebab itu,
biarlah kita saling mendoakan, saling menguatkan satu dengan yang lain.
Sesungguhnya,
membasuh kaki Yesus dengan air, itu adalah hal yang wajar. Kemudian, mencium
pipi kanan dan pipi kiri Yesus, itu juga sebetulnya adalah hal yang wajar,
tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku, perempuan
itu justru mencium kaki Yesus.
Engkau
tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak ... Meminyaki kepala
Yesus sesungguhnya adalah hal yang wajar, tetapi dia meminyaki kaki-Ku
dengan minyak wangi.
Di
sini kita perhatikan: Sekalipun Yesus duduk makan di rumah Simon orang Farisi, tetapi
Simon orang Farisi tidak berada (tidak hidup) dalam suasana persekutuan yang
suci dengan Yesus Kristus.
Padahal,
yang mengundang Yesus datang ke rumah Simon adalah Simon sendiri, lalu mereka
duduk makan. Tetapi sekalipun demikian, Simon orang Farisi tidak hidup di dalam
persekutuan yang suci dengan Kristus.
Kita
ini sedang duduk makan satu perjamuan dengan TUHAN; tetapi kenyataannya,
sekalipun duduk makan bersama-sama belum tentu ada suatu persekutuan yang suci
dengan TUHAN. Ternyata seperti itu kalau kita amat-amati dari pelajaran ini.
CIRI-CIRI
HIDUP TANPA PERSEKUTUAN YANG SUCI DENGAN TUHAN.
Lukas
7:39
(7:39) Ketika
orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya:
"Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang
menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang
berdosa."
Simon
orang Farisi yang mengundang Yesus datang ke rumahnya melihat fenomena itu -- melihat
apa yang dilakukan oleh perempuan berdosa ketika berada di kaki salib Kristus
--, ia berkata sendiri di dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia
tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu,
bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."
Ciri-ciri
orang yang hidup tanpa persekutuan yang suci dengan TUHAN:
CIRI
YANG PERTAMA: Simon orang Farisi mengukur kuasa nabi atau mengukur kuasa
dari firman nubuatan.
Jadi,
Simon orang Farisi mengukur kuasa nabi, atau sama dengan mengukur kuasa dari
firman nubuatan, sebab tugas dari seorang nabi adalah bernubuat, menyingkapkan
segala rahasia yang terkandung di dalam hati.
Dia
(Simon) mengukur kuasa-Nya; dia membatasi
kuasa-Nya.Hati-hati, kalau penyucian firman oleh kuasa firman nubuatan sedang
mengalir di tengah-tengah ibadah ini, jangan dibatasi. Sekali lagi saya
sampaikan: Kalau penyucian itu sedang mengalir, jangan dibatasi, hati-hati,
sebab ini adalah ciri yang pertama ketika seseorang tidak hidup dalam
persekutuan yang suci dengan TUHAN.
CIRI
YANG KEDUA: Simon si kusta merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci
dari perempuan berdosa.
Merasa
lebih baik, merasa lebih benar, merasa lebih suci, merasa lebih mulia, merasa
lebih dipakai oleh TUHAN; inilah yang terjadi apabila seseorang
tidak hidup dalam persekutuan yang suci dengan TUHAN.
Kalau
ini terjadi dalam kehidupan kita, sungguh mengerikan sekali, tetapi 2 (dua) hal
ini tidak mungkin terjadi dalam kehidupan kita masing-masing kalau kita
betul-betul hidup di dalam persekutuan yang suci dengan Kristus sebagai Kepala,
Mempelai Pria Sorga.
Lukas
7:40-42
(7:40) Lalu
Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu."
Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." (7:41) "Ada dua orang
yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus
dinar, yang lain lima puluh. (7:42) Karena mereka tidak sanggup
membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara
mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
Lalu
Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu."
Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
Waktu
Simon berkata: "Katakanlah Guru", sebetulnya itu bagus. Tetapi
sebetulnya, 2 (dua) hal negatif sudah terjadi di atas;
-
Membatasi kuasa penyucian dari firman
nabi.
-
Merasa diri lebih baik.
Tetapi,
masih sempat-sempatnya dia berkata: “Katakanlah Guru” Bukankah munafik
sekali hidup orang Farisi ini? Dan memang itu adalah ragi orang Farisi, yaitu
munafik; di luar dan di dalam tidak sama.
Gereja
TUHAN di hari-hari terakhir ini harus sibuk memperhatikan bagian dalam (lapisan
dalam); kayu penaga itu dilapisi dimulai dari bagian dalam, barulah bagian
luar.
Karena
Simon orang Farisi tersebut telah membatasi kuasa firman nubuatan, kemudian
merasa diri lebih suci, lebih benar, lebih mulia dari perempuan berdosa, akhirnya
TUHAN memberi perumpamaan tentang si pelepas hutang yang telah melepaskan
hutang;
-
dari seorang yang berhutang 500 (lima
ratus) dinar,
-
dan yang lain berhutang 50 (lima puluh) dinar.
Sesudah
menyampaikan perumpamaan itu kepada Simon orang Farisi, lalu Yesus selanjutnya
bertanya kepada Simon: “Siapakah di antara mereka yang akan terlebih
mengasihi dia?”
Mari
kita lihat jawaban Simon orang Farisi -- yang disebut juga Simon si kusta, dalam
nats yang lain --, pada ayat 43.
Lukas
7:43A
(7:43) Jawab
Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya."
Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
Jawab
Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Jadi, Simon
orang Farisi ini tahu yang benar, tahu yang suci, tahu yang mulia, yang
dibuktikan dari jawaban dia kepada Yesus, “Aku kira dia yang paling banyak
dihapuskan hutangnya.”
Banyak
di antara kita tahu tentang yang baik, tahu tentang yang benar, tahu tentang yang
suci, tahu tentang yang mulia, tetapi hanya sekedar "tahu", tidak
menjadi “praktek”, sehingga ibadah dan pelayanannya hanya menjadi “teori” saja.
Tetapi biarlah mulai dari sekarang sampai seterusnya, kiranya tidak menjadi
“teori” saja, melainkan menjadi praktek.
Lukas
7:43B-47
(7:43) Jawab
Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata
Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." (7:44) Dan
sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau
lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku
air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya
dengan rambutnya. (7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku
masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (7:46) Engkau tidak
meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak
wangi. (7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu
telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit
diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Setelah
mendengarkan jawaban Simon orang Farisi, lalu kata Yesus kepada Simon orang
Farisi: “Betul pendapatmu itu.”
Artinya,
Yesus membenarkan jawaban Simon, sambil berkata kepada Simon untuk YANG PERTAMA
kalinya, pada ayat 44-46:
-
Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak
memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan
air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Simon tidak
membasuh kaki Yesus, tetapi perempuan itu membasuh kaki Yesus dengan air mata,
dan menyekanya dengan rambutnya.
-
Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku
masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Simon tidak
mencium pipi Yesus, tetapi perempuan berdosa tidak henti-hentinya mencium kaki
Yesus.
-
Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan
minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Simon
tidak meminyaki kepala Yesus, tetapi perempuan berdosa itu meminyaki kaki Yesus
dengan minyak wangi.
Inilah
pernyataan Yesus “yang pertama” setelah membenarkan jawaban Simon orang Farisi.
Lalu,
Yesus kembali berkata kepada Simon untuk
YANG KEDUA kalinya, pada ayat 47:
-
Dosanya yang banyak itu telah diampuni,
sebab ia telah banyak berbuat kasih.
-
Tetapi orang yang sedikit diampuni,
sedikit juga ia berbuat kasih.
Jadi,
kalau dosa yang banyak dari perempuan -- yang terkenal dengan dosa -- ini
banyak diampuni, itu karena dia banyak berbuat kasih.
Hal
ini tepat seperti jawaban dari Simon orang Farisi tadi, di mana awalnya Yesus
bertanya: “Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?”
Lalu Simon menjawab: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.”
Maka,
untuk membenarkan jawaban Simon, Yesus berkata untuk yang kedua kalinya kepada
Simon: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat
kasih. Sebaliknya, orang yang sedikit diampuni, pasti sedikit
juga ia berbuat kasih. Kalau ia merasa dosa yang banyak itu diampuni, pasti
banyak berbuat kasih; tetapi sebaliknya, orang yang sedikit diampuni dosanya,
pasti ia sedikit berbuat kasih.
Jadi,
dosa yang banyak itu telah diampuni, sebab perempuan itu telah banyak berbuat
kasih, ia berada dalam persekutuan yang suci. Sebaliknya, orang yang sedikit
diampuni, maka sedikit juga ia berbuat kasih.
Siapa
yang merasa dosanya yang banyak itu telah diampuni oleh TUHAN? Kemudian, siapa
yang merasa telah berbuat kasih? Apakah ada? Sekali lagi saya tanya: Siapa yang
merasa dosanya sudah banyak diampuni, tetapi hanya sedikit saja berbuat kasih
kepada TUHAN? Biasanya, orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat
kasih.
Biarlah
kita sama-sama intropeksi diri; bukan sidang jemaat saja, tetapi saya juga intropeksi
diri, sama-sama kita harus intropeksi diri. Bayangkan, kejahatan yang banyak
itu sudah diampuni, kenajisan yang banyak itu sudah diampuni, akar pahit yang
banyak itu sudah diampuni, kecemaran yang lain-lainnya juga sudah diampuni;
kalau memang kita betul-betul merasa bahwa dosa yang banyak itu sudah diampuni,
biarlah kiranya kita banyak berbuat kasih di hadapan TUHAN di hari-hari
terakhir ini. Jangan sibuk hanya
memandang kebenaran diri sendiri, sehingga ia pandai memberi jawaban untuk
membela diri.
Contohnya,
ketika ditanya: Mengapa tidak datang jam 7 (tujuh) malam untuk cuci mobil?
Lalu dijawab: Oh, saya terlalu malam. Ini adalah contoh jawaban-jawaban
yang tidak jelas.
Tetapi,
apakah saudara menyadari bahwa saudara banyak dosa? Oleh sebab itu, banyaklah
berbuat kasih. Jangan hitung-hitungan, baik tenaga, pikiran, waktu; tidak usah hitung-hitungan,
sebab TUHAN tahu segala sesuatu. TUHAN tahu kekurangan kita, TUHAN juga tahu
kemampuan kita; jadi, tidak usah ragu.
Kalau
memang merasa diri banyak dosanya, maka banyaklah berbuat kasih; buktikanlah
kepada TUHAN, balaslah kebaikan TUHAN, sejauh dan sekuat kita mampu untuk
membalas kebaikan dan kemurahan TUHAN.
Lukas
7:48-50
(7:48) Lalu Ia
berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." (7:49)
Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka:
"Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" (7:50)
Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan
engkau, pergilah dengan selamat!"
Perkataan
Yesus sebanyak dua kali kepada perempuan yang terkenal berbuat dosa:
-
Yang Pertama: "Dosamu telah
diampuni." Dosamu yang banyak itu telah diampuni.
-
Yang Kedua: "Imanmu telah menyelamatkan
engkau, pergilah dengan selamat!"
Jadi,
sesudah melihat tindakan-tindakan;
-
baik dari tindakan Simon orang Farisi, Yesus
berkata 2 (dua) kali.
-
Juga sesudah melihat tindakan-tindakan perempuan
yang terkenal berbuat dosa, Yesus juga berkata 2 (dua) kali.
Dua
kali Yesus berkata untuk Simon si kusta; dua kali juga kepada perempuan yang
terkenal berbuat dosa.
Kepada
Simon orang Farisi, untuk yang pertama
Yesus membanding-bandingkan perbuatan antara Simon dengan perempuan itu; tidak
sebanding. Lalu untuk yang kedua, pada
ayat 47, Yesus berkata kepada Simon, bahwa “Dosanya yang banyak itu telah
diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit
diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Sebaliknya,
kepada perempuan yang berbuat dosa, juga Yesus berkata sebanyak 2 (dua) kali:
-
Yang Pertama: "Dosamu telah
diampuni."
-
Yang Kedua: "Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Perempuan
yang terkenal berbuat dosa tanggap dengan pekerjaan TUHAN, imannya yang
menyelamatkan. Kadang-kadang, kita tahu, kita menyadari bahwa kita ini orang
berdosa, tetapi sayangnya tidak tanggap dengan pekerjaan TUHAN.
Jadi,
Yesus hanya sebatas bercerita saja kepada Simon orang Farisi, baik yang pertama
maupun yang kedua.
Kepada
perempuan yang terkenal berbuat dosa, perkataan yang pertama, Yesus berkata: "Dosamu telah diampuni"
Sedangkan kepada Simon orang Farisi, Yesus hanya menceritakan soal
perbandingan:
-
Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak
memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan
air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
-
Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku
masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
-
Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan
minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
Barulah
perkataan yang kedua kepada
perempuan yang terkenal berbuat dosa, Yesus berkata: “Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
Tetapi
kepada Simon orang Farisi, untuk yang kedua, juga hanya menceritakan tentang
betapa perempuan itu telah mengalami kasih karunia yang limpah, tetapi dia
tidak mengalami kasih karunia yang limpah; hanya mendengar kisahnya saja,
tetapi tidak mengalaminya. Mari kita tanggap dengan pekerjaan TUHAN
Yesus Kristus. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!
Kita
BANDINGKAN dengan Rut, perempuan Moab.
Rut
3:8
(3:8) Pada
waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke
sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
Ketika
Rut berbaring di kaki Boas, ini merupakan tindakan iman dari Rut -- yang adalah
perempuan Moab, bangsa kafir -- di hadapan Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus.
Sama juga dengan perempuan yang terkenal berbuat dosa, Yesus berkata kepadanya:
“Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
Rut
3:4
(3:4) Jika ia
membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia
berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya
dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang
harus kaulakukan."
Naomi
adalah gambaran dari gereja yang rohaninya tua. Gereja dengan kerohanian yang
tua menyampaikan pengalaman yang spesial, yang dia pahami dari suaminya,
Elimelekh, yang adalah orang Israel asli. Lalu, dari pengalaman suaminya yang
sudah mati itu, dia sampaikan kepada Rut, gambaran dari gereja yang rohaninya
masih muda.
Apa
yang dia sampaikan? Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau
perhatikan baik-baik tempat ia berbaring ... Perhatikan
baik-baik, berarti tanggap dengan pekerjaan TUHAN, sebab Ia telah mengerjakan pekerjaan
di atas kayu salib.
Jika
ia membaringkan diri tidur -- ini jelas berbicara pengalaman kematian -- haruslah engkau
perhatikan baik-baik tempat ia berbaring. Jelas ini berbicara soal pengalaman
Yesus Kristus di kayu salib di bukit Golgota 2021 tahun yang lalu, ini adalah
pekerjaan penebusan, bukan saja bagi bangsa Israel, tetapi juga bagi bangsa
kafir, bagi kita malam ini. Inilah pekerjaan Yesus Kristus, dan kita harus
tanggap dengan pekerjaan TUHAN Yesus Kristus.
“
... kemudian datanglah dekat ...” Mendekatlah dengan pekerjaan penebusan,
mendekatlah dengan karya Allah yang terbesar, dengan lain kata; tanggap. Jangan
lamban, jangan bermasa bodo, jangan hanya hidup dengan kesukaan daging, tetapi
harus tanggap; jangan bermasa bodo, jangan berfoya-foya di siang hari, jangan
mabuk di siang hari, melainkan tanggap, perhatikan dengan baik.
“
... singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia
akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.”
Naomi
memang memerintahkan Rut untuk berbaring di kaki Boas, dan akhirnya Rut telah melakukannya
tepat seperti yang diperintahkan Naomi pada ayat 8. Ini adalah tindakan iman dari seorang yang tanggap dengan
pekerjaan TUHAN.
Oleh
sebab itu, pada ayat 4 dikatakan: “
... haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian
datanglah dekat ...” Dekat,
berarti jangan jauh dari pekerjaan TUHAN, melainkan terlibatlah di dalamnya.
Tujuan
Naomi memerintahkan Rut berbaring di bawah kaki Boas ialah pada saat itu nanti Boas akan memberitahukan kepada Rut apa
yang harus dilakukan oleh Rut itu sendiri. Berarti, untuk melihat masa
depan, untuk melihat keselamatan -- yakni kemuliaan kekal --, gereja TUHAN sudah
seharusnya terlebih dahulu untuk berada di kaki Boas rohani, yakni berada di
bawah kaki TUHAN Yesus Kristus.
Rut
3:10
(3:8) Pada
waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke
sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya:
"Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu
ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami." (3:10)
Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!
Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama
kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang
miskin maupun yang kaya.
Singkat
kata:
-
Rut berada di kaki Boas dan menyampaikan
permohonannya: “Kembangkanlah kiranya sayapmu, sebab engkaulah seorang kaum
yang wajib menebus kami.”
-
Lalu pada ayat 10, kata Boas kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh
TUHAN, ya anakku!” Jadi, TUHAN sudah memberitahukan berkat-Nya kepada Rut.
Sebab
tadi pada ayat 4 Naomi berkata
kepada Rut: “ ... berbaringlah di sana (di kaki Boas). Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa
yang harus kaulakukan” Jadi, saat berbaring di kaki Boas rohani -- itu
berbicara soal pengalaman kematian --, di situ ada kesempatan untuk berbicara,
tetapi di situ juga ada kesempatan untuk mendengarkan apa yang diberitahukan
oleh TUHAN.
Jadi,
kalau kita satu dalam pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus, dengan kata lain; kalau kita tanggap ...
-
Di situ juga ada kesempatan untuk menaikkan
permohonan, sebagaimana tadi Rut menaikkan permohonannya: “Kembangkanlah
kiranya sayapmu, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.”
-
Kemudian, di situ juga ada kesempatan
untuk mendapatkan pernyataan kasih dari TUHAN, sebagaimana pada ayat 10,
kata Boas kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!”
Kalau
kita mendekat dengan pekerjaan TUHAN, bahkan terlibat di dalamnya, maka kita
tidak jauh dari berkat TUHAN, dan itu akan menjadi pengalaman kita.
Boas
berkata: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!"
Mengapa Boas berkata demikian? Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih
nyata lagi dari pada yang pertama kali itu.
Jawabnya:
Sebab Rut telah menunjukkan kasihnya kepada Boas yang semakin bertambah-tambah,
di mana Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda yang miskin, maupun yang
kaya.
Biarlah
kiranya dalam hal pengikutan kita kepada TUHAN; semakin hari kasih kita kepada
TUHAN semakin bertambah-tambah, tambah bulan kasih kita semakin bertambah-tambah
kepada Dia, tambah tahun kasih kita semakin bertambah-tambah kepada Dia, dan
kasih itu biarlah semakin nyata bertambah-tambah di hadapan TUHAN; jangan
semakin merosot.
Inilah
pemberitahuan soal berkat kepada Rut.
Tadi
Boas berkata: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!”
Kemudian, selain “diberkati”, apa lagi yang diberitahukan Boas kepada Rut
sebagai anaknya?
Rut
3:11
(3:11) Oleh
sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan
kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau
seorang perempuan baik-baik.
Boas
berkata: “Janganlah takut” Inilah yang diberitahukan Boas kepada Rut.
Kita
ini bukan bangsa Yahudi, berarti kita ini adalah bangsa kafir. Sebagai bangsa
kafir, tentu saja ada rasa cemas, harap-harap cemas tentang keselamatan ini, tetapi
tidak usah ragu, sebab Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Mempelai Pria
Sorga, berkata kepada kita anak-anak-Nya: Janganlah takut. Soal makan,
minum, soal apa yang akan dipakai, tidak usah takut, tidak usah kuatir; soal
masa depan, tidak usah takut, tidak usah kuatir; soal jodoh, soal pekerjaan,
soal ini dan itu, tidak usah takut, tidak usah kuatir.
Perkataan
yang pertama: “Diberkatilah
kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!” Kemudian, perkataan yang kedua,
kepada anak-anak TUHAN: “Jangan takut.” Saya tidak pungkiri, banyak juga
anak-anak TUHAN mengalami ketakutan, apalagi dengan keadaan dunia yang sekarang
ini, menghadapi suatu guncangan yang begitu hebat, tetapi
TUHAN berkata: “Janganlah takut”.
Perkataan
“jangan takut” dapat kita temukan
di dalam Kitab Wahyu sebanyak 2 (dua) kali:
-
Yang pertama kepada Rasul Yohanes.
-
Yang kedua kepada jemaat di Smirna.
Mari
kita lihat: Perkataan “Jangan takut” di dalam kitab Wahyu, yang pertama
kepada RASUL YOHANES.
Wahyu
1:17-18
(1:17) Ketika
aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang
mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata:
"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang
Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku
memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Ketika
Rasul Yohanes melihat Dia, tersungkurlah dia di kaki Yesus sama seperti orang
mati, sebab Yohanes melihat Yesus dalam kemuliaan yang sangat besar. Tiada seorangpun yang sanggup melihat kemuliaan Yesus; itu sebabnya, ketika
dia melihat kemuliaan yang besar itu, sama seperti orang yang mati di kaki
salib.
Tetapi
Yesus meletakkan tangan kanan-Nya, jelas ini merupakan tangan pembelaan; kepada
orang-orang yang takut. TUHAN membela kita dan berkata: “Jangan takut”.
Mungkin kita rasanya sudah cemas, tetapi TUHAN membela kita dan berkata: “Jangan
takut”
Selanjutnya,
Dia berkata kepada Rasul Yohanes: “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan
Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup”
Kalau
kita melihat perkataan ini, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, kemudian Dialah
yang Hidup, kemudian Dia berkata: “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup”
-
Yang Awal = Alfa.
-
Yang Akhir = Omega.
Lalu,
kemudian dilanjutkan dengan perkataan: “Yang Hidup”, lalu kemudian dilanjutkan
dengan berkata: “Aku telah mati di kayu salib”, namun lihatlah “Aku
hidup”. Kalau dikaitkan dengan ayat
8, berarti: yang ada - yang sudah ada - yang akan datang.
Singkat kata; dari Alfa untuk sampai kepada Omega
dijembatani oleh salib Kristus. Sebab
hidup - mati - hidup, berarti dari awal sampai akhir dijembatani oleh
salib Kristus.
Jadi,
kalau Dia hidup, maka kita hidup; kalau kita hidup, maka nyata pembelaan tangan
kanan "jangan takut", sebab Dia sudah tanggung di atas kayu
salib. Jangan takut.
Memang,
ketika melihat kemuliaan besar, rasanya seperti mau mati. Bayangkan, kemuliaan
besar ada di depan mata, sementara kita menyadari diri begitu hina karena
banyaknya dosa -- baik itu dosa jahat, dosa najis, dosa dusta, dosa akar pahit,
dosa kecemaran-kecemaran --, rasanya seperti orang mati lah.
Tetapi
TUHAN meletakkan tangan kanan-Nya sambil berkata: “Jangan takut”. TUHAN
berkata demikian, sebab Dia mempunyai alasan: Akulah Yang Awal dan Yang
Akhir, Akulah yang hidup - mati - hidup.
Kalau
seorang karyawan (pekerja) mendengarkan atasannya berkata: “Jangan takut,
kerjakan”, maka dia tidak akan takut. Tetapi yang mengatakan “jangan
takut” kepada manusia yang hina, kepada Rasul Yohanes, adalah pribadi dari
Alfa dan Omega, yang hidup - mati - hidup. Jadi, tidak usah ragu, sebab
pembelaan dari tangan kanan pasti nyata. Jangan takut.
Kemudian,
Yesus lanjut berkata kepada Rasul Yohanes: “... dan Aku memegang segala
kunci maut dan kerajaan maut.” Dialah yang menentukan kerajaan maut; Dia
yang memberi kemenangan kepada kita semua; Dia Alfa dan Omega; yang Hidup -
mati - Hidup.
TUHAN
yang memberi kemenangan kepada kita semua, sehingga kita tidak akan mengalami kematian, sebab Dia yang memegang kunci maut.
Kita
ini kan banyak dosanya, banyak kejahatannya, banyak pelanggarannya, oleh
karena kejahatan, oleh karena kenajisan, oleh karena kecemaran dan lain
sebagainya, sementara kita pandang kemuliaan-Nya ya mati lah rasanya.
Tetapi TUHAN meletakkan tangan-Nya, lalu berkata: Janganlah takut. Apa
alasan TUHAN mengatakan itu? Karena Dia Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, yang
Hidup - mati - Hidup.
Kalau
orang kaya berkata kepada orang miskin supaya “jangan takut”, maka orang miskin
pasti bergairah. Seorang atasan berkata kepada bawahannya supaya “jangan takut”,
maka seorang bawahan pasti bergairah. Apalagi TUHAN; Dia sudah menjamin segala
sesuatunya di atas kayu salib, maka “jangan takut”, sebab Dia yang
memegang kunci maut, sehingga kita lepas dari kematian.
Ayo,
biarlah kita satu dalam pengalaman dari Alfa Omega; Hidup - mati - Hidup.
Itu
untuk yang pertama kali. Sekarang, kita lihat: Perkataan “Jangan takut”
di dalam kitab Wahyu, yang kedua kepada JEMAAT DI SMIRNA.
Wahyu
2:8-10
(2:8) "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan
Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: (2:9) Aku tahu
kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang
menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian:
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (2:10) Jangan takut terhadap apa
yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang
dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh
kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan
Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali ... Firman dari Yang
Awal dan Yang Akhir, Dialah yang mati dan hidup kembali, Pribadi ini mengoreksi
keberadaan dari sidang jemaat di Smirna.
Setelah
dikoreksi, oleh firman Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup
kembali, TUHAN berkata: “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanm”
Jadi,
perhatian luar biasa loh kepada jemaat di Smirna ini. Mengapa? Karena
TUHAN berkata: “Aku tahu kesusahanmu” TUHAN tahu kesusahan setiap
orang. Setiap orang memiliki kesusahannya sendiri; kesusahan si A TUHAN tahu; kesusahan
si B TUHAN tahu; kesusahan seorang hamba TUHAN, TUHAN tahu. Masing-masing
kesusahan kita, TUHAN tahu. Ada yang bergumul karena sakitnya, ada yang
bergumul karena belum mendapatkan pekerjaan, ada yang bergumul tentang usahanya,
pekerjaannya, bisnisnya, dan lain sebagainya; banyak pergumulan di atas muka
bumi ini. Tetapi TUHAN berkata: “Aku tahu kesusahanmu”. Kalau TUHAN tahu
kesusahan kita ini adalah sinyal besar, sinyal positif, ini merupakan
penghiburan bagi kita, berarti di dalam kesusahan, TUHAN tetap bersama dengan
kita.
Kemudian,
TUHAN juga berkata: “Aku tahu kemiskinanmu” TUHAN juga tahu
kemiskinan, kekurangan setiap orang, TUHAN tahu seseorang yang tidak punya
apa-apa. TUHAN tahu kekurangan kita; jadi, tidak usah takut berkorban, sebab
TUHAN tahu.
Segala
korban-korban yang kita bawa di tengah ibadah pelayanan ini sudah TUHAN ukur
semua; TUHAN tahu kemiskinan, TUHAN tahu keuangan, TUHAN tahu ekonomi kita.
Jadi,
jangan saudara berpikir bahwa TUHAN itu bermasa bodo. TUHAN tahu kesusahan
kita, TUHAN tahu kemiskinan kita. Takaran keuangan kita pun TUHAN tahu; jadi,
tidak usah bersungut-sungut saat bawa korban.
...
Namun engkau kaya -- miskin, tetapi
kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Singkatnya:
Dalam kesusahan dan kemiskinan yang begitu hebat, jemaat di Smirna ini
betul-betul menghadapi ujian dari jemaah Iblis -- memang mereka adalah orang
Yahudi, tetapi perangainya, kelakuannya seperti Iblis --. Tetapi dalam ujian
itu TUHAN berkata: “Aku tahu kesusahan. Aku tahu kemiskinanmu”
Selanjutnya,
TUHAN berkata: “Jangan takut”. Kalau TUHAN berkata “jangan takut”, maka kita
pun jangan takut, sebab TUHAN tahu kesusahan dan kemiskinan kita semua.
TUHAN
berkata kepada jemaat di Smirna: Jangan takut terhadap apa yang harus
engkau derita, yaitu mereka dicobai oleh jemaah Iblis, sebab mereka akan dilemparkan
ke dalam penjara selama 10 (sepuluh) hari, tetapi TUHAN berkata: “Jangan
takut” Kalau pun harus menghadapi penderitaan karena banyaknya ujian dan
penderitaan, TUHAN tetap berkata kepada kita: “Jangan takut”, sebab TUHAN
tahu kesusahan dan kemiskinan kita.
Tetapi
yang TUHAN minta kepada kita malam ini, sebagaimana dengan apa yang TUHAN
katakan kepada jemaat di Smirna adalah “hendaklah engkau setia sampai mati”,
itu saja.
Filipi
2:7-8
(2:7) melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati
di kayu salib.
Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib = Setia.
Setialah,
berarti; taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Itu adalah
pembuktian setia kita kepada TUHAN, yaitu taat sampai mati, bahkan sampai mati
di atas kayu salib = setia. Itu saja yang TUHAN minta.
Jangan
takut, sebab TUHAN tahu kesusahan. Jangan takut, sebab TUHAN tahu kemiskinan
kita. Jangan sampai oleh karena kesusahan dan kemiskinan, kita lantas menjual
Yesus, lalu selanjutnya kita menganut ajaran (paham) yang lain. Jangan sampai
kita meninggalkan TUHAN Yesus karena “yang lain”.
Ingat:
TUHAN tahu kesusahan. TUHAN tahu kemiskinan. Oleh sebab itu, jangan takut. Yang
TUHAN minta kepada kita adalah sebagaimana dengan apa yang TUHAN katakan kepada
jemaat di Smirna “hendaklah engkau setia sampai mati”. Taat sampai mati
bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Inilah
yang diberitahukan oleh Boas rohani kepada gereja Rut di hari-hari terakhir
ini. Ketika ia membaringkan dirinya di kaki Boas, pada saat itu juga Boas
memberitahukan segala sesuatunya, TUHAN akan memberitahukan tentang masa depan,
TUHAN akan memberitahukan tentang keselamatan yang dikerjakan-Nya, TUHAN akan
memberitahukan tentang kemuliaan kekal, dan semuanya itu akan diberitahukan
kepada gereja Rut di hari-hari terakhir ini.
Itu
sebabnya Boas berkata kepada Rut: “Diberkatilah engkau, hai anakku”
Barulah yang kedua, Boas berkata: “Jangan takut” Inilah pemberitahuan
dari Boas kepada Rut sebagai jaminan bagi kita semua. Diberkatilah engkau, hai anakku. Kemudian,
jangan takut.
Hal
itu sudah dinyatakan kepada Rasul
Yohanes di pulau Patmos dalam penglihatannya, kemudian hal itu juga
dikatakan untuk yang kedua kalinya di kitab Wahyu kepada jemaat di Smirna, tentu juga diberitahukan kepada kita malam ini.
Jangan
jauh dari rencana Allah; jangan jauh dari pekerjaan TUHAN; dekatlah dan
terlibatlah di dalamnya, maka TUHAN akan memberitakukan 2 hal, yaitu:
1.
Diberkatilah engkau, hai anakku.
2.
Jangan takut.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment