IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 22 APRIL 2021
KITAB
RUT
(Seri:134)
Subtema:
PERLINDUNGAN & PENEBUSAN BAGI GEREJA SUNDAL
Segala
puji, segala hormat hanya bagi Dia, yang duduk di atas takhta kemuliaan-Nya,
yang sekarang sedang menyoroti ibadah kita masing-masing. Dia Maha tahu, Dia
melihat setiap keberadaan kita, ibadah dan pelayanan kita. Biarlah kiranya
segalanya berkenan dan menyukakan hati TUHAN.
Saya
tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN
yang tekun memberikan diri-Nya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia,
di mana pun anda berada, TUHAN memberkati kita sekaliannya. Dan selanjutnya,
mari kita mohonkan kemurahan TUHAN, belas kasihan TUHAN, supaya lewat pembukaan
rahasia Firman TUHAN, kehidupan kita diteguhkan oleh TUHAN, dan kehidupan kita
ini betul-betul menjadi suatu kehidupan fundamental, gereja yang mempunyai
dasar yang kuat, kokoh, sama seperti Rut, dia adalah gereja yang setia, yang
menyerahkan dirinya untuk diasuh ibu Naomi, mertuanya, bahkan menyerahkan
dirinya untuk berada di bawah pengawasan dari pada Boas.
Segera
kita melihat Rut 3.
Rut
3:11
(3:11) Oleh
sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan
kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau
seorang perempuan baik-baik.
Oleh
sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan
kepadamu.
Pendeknya: Apa yang dikatakan oleh Boas kepada Rut -- pada ayat 11 ini --
merupakan jawaban atas permohonan Rut kepada Boas, pada ayat 9.
Rut
3:9
(3:9)
Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut,
hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab
engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
"Aku
Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab
engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami." Perkataan Rut ini
kepada Boas, menunjukkan bahwa Rut merindukan dan mendambakan seorang suami.
Memang,
adapun tugas dari seorang suami adalah memberi perlindungan dan penebusan,
sesuai perkataan Naomi kepada Rut, pada Rut 1:9, kiranya atas karunia TUHAN
kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.
Singkatnya:
Rut 3:9 jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Tabut
Perjanjian.
Tentang
Tabut Perjanjian, itu dituliskan dalam Keluaran 25:10-25. Tabut Perjanjian merupakan
alat yang terutama dari semua alat-alat atau perabotan-perabotan yang ada di
dalam Tabernakel; mulai dari halaman, kemudian di dalam Ruangan Suci, sampai
memuncak Tabut Perjanjian, itulah satu alat di dalam Ruangan Maha Suci.
Kemudian,
adapun Tabut Perjanjian itu terdiri dari 2 (dua) bagian:
1.
Peti dari Tabut Perjanjian.
2.
Tutup pendamaian (tutupan grafirat) dengan
2 (dua) kerub di atasnya.
Perlu
untuk diketahui: Mengenai Tabut Perjanjian yang tertulis di dalam Keluaran
25:10-22, dibagi menjadi 2 (dua) bagian.
-
Bagian yang pertama, ayat 10-16,
itu berbicara tentang peti dari Tabut Perjanjian yang terbuat dari kayu
penaga, namun sudah disalut dengan emas murni bagian dalam maupun luarnya.
-
Bagian yang kedua, ayat 17-22, itu
berbicara soal tutupan pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya.
Mari
kita lihat kedua bagian tersebut, dimulai dari: TABUT atau PETI PERJANJIAN.
Kita
perhatikan Keluaran 25, dengan perikop: “Mengenai Tabut Perjanjian”
Keluaran
25:10-11
(25:10)
"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta
panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11)
Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan
dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai
emas sekelilingnya.
Peti
dari Tabut Perjanjian dibuat dari kayu penaga. Kemudian, disalut dengan emas
murni dari dalam -- itulah manusia batiniah -- dan dari luar -- manusia
lahiriah --.
Ini
adalah bayangan dari sidang mempelai TUHAN dalam keadaannya yang paling suci
atau sempurna, sebab tabiat daging sudah dengan jelas-jelas ditutupi oleh
tabiat Ilahi.
-
Kayu penaga à Daging dengan
segala tabiat-tabiatnya.
-
Emas yang murni à Kemuliaan dan
kekudusan dari Roh-El Kudus.
Kemudian,
pada ayat 11, di sini kita perhatikan: “Dan di atasnya harus kaubuat bingkai
emas sekelilingnya”
Kepada
Musa, TUHAN perintahkan supaya Musa jangan lupa untuk membuat bingkai emas atau
mahkota emas di atas peti dari Tabut Perjanjian. Jadi, bingkai emas itu bukan pada
tutupan pendamaian, tetapi persis di atas peti dari Tabut Perjanjian itu
sendiri.
Bingkai
emas di sekelilingnya di atas tabut itu, menggambarkan bagi kita sekarang
tentang; persekutuan yang suci antara sidang mempelai TUHAN dengan Mempelai
Laki-Laki Sorga.
Biarlah
kiranya kita masuk dalam suatu persekutuan yang suci dengan Mempelai Laki-Laki
Sorgawi. Itulah yang sedang kita perhatikan, itulah yang sedang kita
perjuangkan.
Sekarang
mengenai TUTUP PENDAMAIAN atau TUTUPAN GRAFIRAT.
Keluaran
25:17-18
(25:17) Juga
engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah
hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. (25:18) Dan haruslah
kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada
kedua ujung tutup pendamaian itu.
Tutup
pendamaian terbuat dari emas murni, bukan dari kayu penaga. Tutup pendamaian
terbuat dari emas murni seluruhnya, di mana dua setengah hasta panjangnya
dan satu setengah hasta lebarnya; jadi, sesuai dengan panjang dan lebar
dari pada peti dari Tabut Perjanjian itu sendiri. Dan haruslah kaubuat dua
kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup
pendamaian itu.
Singkat
kata: Tutup pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya, semuanya (seluruhnya) terbuat
dari emas murni.
Hal
ini merupakan gambaran dari Allah Trinitas atau Allah Tri Tunggal, yakni TUHAN
Yesus Kristus.
-
Tutup pendamaian à Yesus, Anak
Allah.
-
Kerub pertama à Allah Bapa.
-
Kerub kedua à Allah Roh-El
Kudus, Roh Allah yang suci.
Keluaran
25:19-20
(25:19) Buatlah
satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana;
seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua
ujungnya. (25:20) Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke
atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya
menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap
muka kerub-kerub itu.
Di
sini kita melihat: Kedua muka dari kerub-kerub itu dihadapkan kepada tutup
pendamaian.
Artinya:
Perhatian TUHAN dipusatkan sepenuhnya kepada Yesus dan pekerjaan pendamaian
yang telah dikerjakan-Nya untuk mempelai perempuan-Nya. Singkat kata: Oleh
pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit
Golgota, maka penghukuman tidak berlaku atas gereja-Nya
= Tutup pendamaian sudah menutupi (menaungi) peti dari tabut perjanjian itu
sendiri.
Jadi,
Tabut Perjanjian ini betul-betul suatu alat yang paling utama dari semua alat
(perabotan) di dalam Tabernakel ini.
Kita
bersyukur, dan apa yang melambangkan Tabut Perjanjian, itu dinyatakan bagi
sidang mempelai-Nya di hari-hari terakhir ini; sungguh, itu adalah kemurahan
yang besar bagi kita.
Singkat
kata: Oleh pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu
salib di bukit Golgota, maka penghukuman tidak berlaku atas gereja-Nya. Ini
merupakan suatu perbuatan yang heran, yang telah dikerjakan oleh Yesus, Anak
Allah, 2021 tahun yang silam. Oleh sebab itu, kita patut menghormati, kita
patut menjunjung tinggi korban Kristus lebih dari segala-galanya.
Dengan
demikian, permohonan yang disampaikan oleh Rut kepada Boas di dalam Rut 3:9, yakni hal perlindungan dan penebusan,
tentu saja dapat disanggupi oleh Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, dan Ia
telah mengerjakannya di atas kayu salib, 2021 tahun yang silam di bukit
Golgota, sebagai perlindungan dan penebusan bagi kita.
Kita
akan melihat dengan seksama, suatu peristiwa yang mungkin akan menggetarkan
hati kita masing-masing, di dalam hal menjawab permohonan dari gereja Rut di
hari-hari terakhir ini, yaitu supaya Dia tampil sebagai suami yang memberi perlindungan bagi kita masing-masing.
Kiranya itu betul-betul menggugah hati kita malam ini.
Sungguh
besar kasih TUHAN bagi kita semua, dan itu diakui langsung oleh 4 (empat)
makhluk yang ada di dalam Wahyu 4,
dan itu nyata dari seruan mereka. Setelah seruan yang pertama: “Kudus,
kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa”, selanjutnya seruan kedua
adalah: “yang sudah ada
dan yang ada dan yang akan datang.” Artinya, untuk
kita sekarang adalah kemurahan TUHAN lebih dari pada hidup.
Kemurahan
TUHAN ini akan kita perhatikan dengan sungguh-sungguh di dalam Yehezkiel 16, dengan perikop: “Allah
memungut Yerusalem menjadi isterinya”.
Apa
istilah memungut? Berarti, diambil. Tetapi, yang diambil itu adalah
sesuatu yang tidak berharga, itulah yang namanya “dipungut”, ibarat sampah yang
tercecer, lalu dipungut, dikumpulkan. Mengumpulkan (mengambil) sesuatu yang tidak
berharga, itulah arti dipungut.
Yehezkiel
16:5
(16:5) Tidak
seorang pun merasa sayang kepadamu sehingga diperbuatnya hal-hal itu kepadamu
dari rasa belas kasihan; malahan engkau dibuang ke
ladang, oleh karena orang pandang enteng kepadamu pada hari lahirmu.
Tidak
seorang pun merasa sayang kepada Israel, lalu orang-orang berlaku sesuka hati
kepada dia, tidak menghargai Israel; malahan engkau dibuang ke ladang, oleh
karena orang pandang enteng kepadamu pada hari lahirmu. Orang lain
menganggap enteng, memandang ringan, tidak menghargai umat Israel.
Sementara
ada di ladang, dibuang di ladang, lihatlah ayat
6-7.
Yehezkiel
16:6-7
(16:6) Maka Aku
lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan kakimu sambil
berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu dalam keadaan berlumuran darah itu: Engkau
harus hidup (16:7) dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan
di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan
sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu
sudah tumbuh, tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil.
Maka
Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan kakimu sambil
berlumuran darah ... Langkah-langkah yang tidak baik, akhirnya berdarah-darah.
Tetapi lihatlah, dalam keadaan penderitaan yang hebat, TUHAN berkata kepada
Israel: “Engkau harus hidup” Tidak hanya berkata itu, tetapi TUHAN juga
selanjutnya berkata: “Jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang!”
Betapa
besar perhatian dan belas kasihan TUHAN kepada umat Israel, kepada kehidupan
yang tidak berharga tadi, yang dianggap ringan (enteng) oleh orang lain. Tetapi
TUHAN berkata: “Engkau harus hidup” Kemudian, TUHAN berkata: “Jadilah
besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang!”
Kita
semua ada di ladang TUHAN; biarlah kita semua bertumbuh dan menjadi besar.
Walaupun bagi ukuran dunia, kita tidak ada apa-apanya, dipandang sebelah mata,
tetapi manakala kita tetap ada di ladang TUHAN, itu adalah anugerah. Kiranya
kita bertumbuh dan besar di ladang TUHAN.
Yehezkiel
16:6-7 berbicara tentang; langkah-langkah kaki atau perjalanan hidup gereja
TUHAN, yang ditandai dengan sengsara dan penderitaan yang hebat dan luar biasa.
Namun
TUHAN berkata: “Engkau harus hidup” Walaupun kita berada di dalam
langkah-langkah atau perjalanan yang ditandai dengan penderitaan yang hebat,
TUHAN tetap berkata kepada umat Israel: “Engkau harus hidup”. Lalu,
harapan Allah selanjutnya kepada umat Israel ialah bertumbuh besar sampai
dewasa rohani. Itulah harapan TUHAN kepada kita sekaliannya.
Memang,
nampaknya, sudah dewasa, buah dada sudah montok -- tanda bahwa sudah dewasa
rohani --, namun rupanya; masih telanjang. Artinya, masih nampak
kelemahan-kelemahan yang sangat memalukan itu di hadapan TUHAN.
Saudara
jangan berpikir negatif, tetapi kita harus berpikir secara rohani, supaya kita
jangan menyalah-gunakan ayat-ayat Firman TUHAN yang tertulis dalam kitab suci.
Banyak
pengajaran-pengajaran di hari-hari terakhir ini yang memutar-balik fakta. Ada
orang yang berkata bahwa Kidung Agung itu adalah ayat-ayat firman yang porno,
padahal itu karena dia tidak dapat memahami arti rohani dari kitab itu; akhirnya,
dia beralih haluan. Hal ini sangat disayangkan sebetulnya.
Masih
banyak lagi ayat-ayat Firman TUHAN yang tidak dipahami oleh banyak hamba TUHAN.
Ada lagi, suatu kali hamba TUHAN di Jawa Timur berkata kepada saya, bahwa semua
ayat-ayat firman yang tertulis di dalam Alkitab, tidak semuanya Firman TUHAN.
Saya bilang “itu Firman TUHAN”, lalu dia berkata “itu tidak semuanya
Firman TUHAN”. Lalu saya tanya: “apa buktinya?” Dia bilang “ada
buktinya” Lalu dia buka kitab Kejadian pasal 3:1-6, ada kalimat yang
berkata: “ ... berkatalah ular itu kepada Hawa ...” Lalu hamba TUHAN itu
berkata: “Ini perkataan TUHAN atau perkataan Setan?” Saya bilang: “Ini
adalah perkataan Setan, tetapi semua yang tertulis di dalam Alkitab, itu adalah
Firman TUHAN.” Jadi, itu sangat menyesatkan sekali.
Kembali
saya sampaikan: Memang, nampaknya sudah terlihat dewasa, pada ayat 7, namun masih
telanjang, artinya; masih nampak kelemahan-kelemahan yang sangat memalukan itu di
hadapan TUHAN.
Yehezkiel
16:8
(16:8) Maka Aku
lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau sudah sampai pada masa
cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu.
Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah
firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya.
Maka
Aku lalu dari situ, TUHAN melewati tempat itu, dan Aku melihat
engkau, TUHAN melihat kondisi dari umat Israel, sungguh, engkau sudah
sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi
auratmu, dan itu sudah dilakukan oleh Yesus di atas kayu salib, di mana
pakaian-Nya dibagi 4 (empat), jubah-Nya diberikan secara undi. Kemudian, dengan
sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, TUHAN mengadakan perjanjian
dengan gereja-Nya, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku
punya. Pada akhirnya, Allah memungut Israel menjadi isteri-Nya.
-
Pada ayat 6, bangsa Israel penuh dengan
penderitaan.
-
Pada ayat 7, harapan TUHAN supaya tumbuh
besar dewasa. Namun, nampaknya dewasa, tetapi masih terlihat ketelanjangan.
-
Tetapi pada ayat 8, pada akhirnya, Allah
memungut Israel menjadi isteri-Nya, menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
Itulah
yang menjadi doa kerinduan kita, supaya kita semua menjadi milik kepunyaan
Allah, tanpa terkecuali, besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan.
Kemudian,
sebagai suami, Allah menjadi perlindungan dan penebus bagi isteri-Nya, umat
Israel, sebab Allah sendiri berkata:
YANG
PERTAMA: “Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu” =
Perlindungan oleh kasih Kristus. Dan TUHAN sudah buktikan di atas kayu salib,
di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu, di mana;
-
Pakaian-Nya dibagi menjadi 4 (empat)
bagian oleh tentara Romawi.
-
Kemudian, jubah-Nya yang tidak berjahit
dari atas sampai ke bawah diberikan dengan cara diundi; ini adalah kemurahan. Yang
tidak layak menjadi layak, itu adalah kemurahan, bagaikan diberikan secara
undi.
Itu
sama dengan; perlindungan oleh kasih Allah.
Kemudian,
Allah kembali berkata, YANG KEDUA: “Aku mengadakan perjanjian dengan
engkau” = Penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas
kayu salib.
-
Perjanjian yang pertama; hukum Taurat
dibatalkan.
-
Lalu, perjanjian yang kedua ditegakkan,
sebagai Penebusan.
Itulah
penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib.
Jadi,
sudah sangat jelas, sudah sangat nyata, dengan mata batin kita sudah melihat
pekerjaan penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus, Anak Allah, 2021
tahun yang lalu, di atas kayu salib, di bukit Golgota.
Dia
melihat bangsa Israel dengan kondisinya yang memprihatinkan dalam sengsara dan
penderitaan yang hebat, dan orang menganggap enteng kepadanya, tetapi TUHAN
berkata: “Engkau harus hidup”. TUHAN tidak mengharapkan kebinasaan dari orang
berdosa, sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus di dalam surat
Roma dan Korintus.
Selanjutnya,
bukan hanya sekedar hidup, TUHAN juga mengharapkan: “Jadilah besar seperti
tumbuh-tumbuhan di ladang!” TUHAN berharap supaya kita bertumbuh di ladang
TUHAN, pertumbuhan itu menjadi besar dan dewasa secara rohani, dan itu pun
terjadi. Nampaknya memang sudah dewasa, namun masih terlihat ketelanjangan.
Tetapi lihatlah pada ayat 8, sekalipun demikian kondisi dari pada umat Israel,
namun pada akhirnya, Allah memungut Israel yang tidak berharga di pemandangan
manusia, Allah menjadikan Israel menjadi isteri-Nya, Allah menjadikan Israel
menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
Ingat
segala dosa, segala kelemahan-kelemahan yang memalukan di dalam diri kita
masing-masing; kalau TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita untuk berada di
tengah ibadah ini, itu semua adalah kemurahan TUHAN.
Dan
selanjutnya, sebagai seorang Suami, Allah betul-betul menjadi perlindungan bagi
sidang mempelai TUHAN dan juga menjadi penebusan bagi sidang mempelai TUHAN,
sebab Allah sendiri berkata:
-
Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan
menutupi auratmu = Perlindungan Allah kepada sidang mempelai TUHAN.
Selama kelemahan-kelemahan itu masih nampak, maka kita belum terlindungi dengan
baik. Tetapi TUHAN kain-Nya kepada kita dan menutupi segala kelemahan-kelemahan
kita = Perlindungan dari Allah oleh kasih-Nya.
-
Kemudian, Allah kembali berkata: Aku
mengadakan perjanjian dengan engkau. Di dalam Ibrani 10, Rasul Paulus
menuliskan kepada orang Ibrani, bahwa TUHAN menghapuskan perjanjian yang
pertama, itulah hukum Taurat, tetapi menegakkan perjanjian yang kedua =
Penebusan yang telah dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib. Jadi, kita
ditebus bukan dengan darah binatang lembu atau kambing domba, tetapi dengan
darah Anak Domba itu sendiri, sebab Ia sudah menghapuskan perjanjian yang
pertama, menegakkan perjanjian yang kedua di atas kayu salib.
Kita
patut bersyukur kepada TUHAN. Jadi, betul-betul;
-
Allah adalah seorang suami yang menjadi
perlindungan bagi sidang mempelai TUHAN, sehingga tidak nampak lagi aurat.
-
Allah juga menjadi penebusan bagi sidang
mempelai TUHAN, sebab Kristus telah mengadakan penebusan di atas kayu salib;
Dia menghapuskan perjanjian yang pertama, menegakkan perjanjian yang kedua.
Apakah
saudara tidak sibuk memperhatikan pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh TUHAN
Yesus Kristus? Apakah saudara masih sibuk dengan perasaan saudara? Apakah
saudara masih sibuk dengan pikiran saudara? Kalau kita sudah melihat apa yang
sudah dikerjakan oleh Allah, seharusnya hati ini sibuk memperhatikan apa yang
sudah dinyatakan oleh TUHAN kepada kita masing-masing.
Lihat,
sesudah Dia memberikan perlindungan
dan penebusan kepada sidang mempelai
TUHAN, APA YANG TERJADI SELANJUTNYA yang dinyatakan oleh Allah kepada sidang
mempelai TUHAN, yang juga disebut isteri-Nya? Kiranya hal itu menggetarkan hatimu,
hatiku, hati kita masing-masing.
Yehezkiel
16:9-10
(16:9) Aku membasuh
engkau dengan air untuk membersihkan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi
engkau dengan minyak. (16:10) Aku mengenakan pakaian berwarna-warna
kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan
tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera.
Tindakan
selanjutnya dari Sang Suami kepada sidang mempelai TUHAN ialah, YANG PERTAMA: Dibasuh
dengan air dan Firman Allah yang limpah.
Kita
butuh pembukaan rahasia Firman TUHAN, itulah air yang limpah, tujuannya adalah
untuk membersihkan noda yang mengalir di dalam darah kita masing-masing.
Jangan
sampai noda mengalir di dalam diri kita, mencemari darah yang mengalir di dalam
tubuh kita masing-masing. Oleh sebab itu, kita butuh disucikan oleh air firman
yang limpah.
Tindakan
selanjutnya dari Sang Suami kepada sidang mempelai TUHAN ialah, YANG KEDUA: Diurapi
dengan minyak.
Jadi,
sesudah disucikan dengan air dan Firman yang limpah untuk membersihkan noda
darah, selanjutnya adalah diurapi dengan minyak, yakni Roh Allah yang suci.
Kita
memang membutuhkan pengurapan dari Roh Allah yang suci untuk menolong, menyertai, menghibur, mengajar, mengingatkan,
menginsafkan, dan memimpin kehidupan kita masing-masing. Kalau TUHAN
mengurapi kita, maka kita tidak perlu diajar oleh orang lain, sebab Roh TUHAN
yang mengajar kita tentang segala sesuatu, dan ajaran dari Roh TUHAN itu tidak
salah, semuanya benar, tidak dusta. Kita butuh pengurapan dari minyak urapan
Roh-El Kudus untuk mengajar kita tentang segala sesuatu, sehingga kita tidak
perlu diajar oleh orang lain. Apalagi seorang imam sangat membutuhkan
pengurapan dari minyak Roh Allah yang suci, sehingga seorang imam, seorang
pelayan TUHAN tidak perlu diajar untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN; tidak perlu
diajar untuk mengangkat kursi, menarik kabel, bongkar pasang sound system,
semuanya tidak perlu diajar.
Inilah
yang terjadi sesudah kita menerima perlindungan dan penebusan. Kita memang
butuh pengurapan dari Roh Allah yang suci.
Tindakan
selanjutnya dari Sang Suami kepada sidang mempelai TUHAN ialah, YANG KETIGA: Lalu
TUHAN mengenakan pakaian yang berwarna-warni kepada sidang mempelai-Nya.
Jelas
itu menunjuk kepada; pakaian Imam Besar. Berarti, sidang mempelai-Nya dijadikan
sebagai imamat rajani; suatu kedudukan yang sangat tinggi sekali, dan itu
sangat sinkron dengan apa yang ditulis oleh Rasul Yohanes kepada 7 (tujuh)
sidang jemaat di Asia Kecil, di dalam Wahyu 1:6 dan Wahyu 5:9-10. Sesudah
ditebus, selanjutnya dijadikan sebagai imamat rajani untuk memerintah di atas
muka bumi ini, suatu kedudukan yang sangat tinggi, itulah pakaian yang
berwarna-warni, pakaian imam besar, berarti; dijadikan suatu imamat rajani, dan
ini merupakan suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia.
Hargailah
kedudukanmu sebagai imamat rajani, supaya orang tidak memandang enteng kepada
kita semua, melainkan kita berharga dan dihormati oleh orang lain. Kalau sikap
kita bersahaja, maka kita dihargai oleh manusia dan dihormati oleh TUHAN. Kalau
perkataan kita rapi tersusun, maka kita dihargai oleh manusia dan dihormati
oleh TUHAN. Kalau perbuatan kita rapi tersusun, maka kita dihargai oleh manusia
dan dihormati oleh TUHAN. Itu adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi. Hargai
kedudukanmu sebagai imamat rajani.
Sebagai
imamat rajani atau umat pilihan, selanjutnya imam-imam diperlengkapi dengan 3
(tiga) hal, antara lain;
1.
Diperlengkapi dengan sandal-sandal
atau kasut, artinya; melangkah dengan segala kerelaan untuk
memberitakan Injil damai sejahtera.
2.
Diperlengkapi dengan tutup kepala
atau serban dari lenan halus, artinya; nama Allah dan nama-Nya, serta
Firman Allah termeterai di pikiran kita masing-masing. Jadi, sudah
seharusnyalah seorang imamat rajani, di dalam hati dan pikirannya dikuasai oleh
Allah, Anak-Nya dan Firman Allah. Pada serban, terdapat patam emas yang
termeterai di dahi seorang imam besar, berarti; di dalam hati dan pikiran ini
hanya ada nama Bapa, nama Anak, dan Firman-Nya, tidak ada yang lain. Jangan
sampai di dalam pikiran ini hanya ada pikiran yang aneh-aneh, pikiran yang
hanya mementingkan diri sendiri, tetapi ingat; di dalam pikiran seorang imam hanya
ada nama Bapa, nama-Nya (nama Anak) dan Firman Allah, itulah yang menguasai seluruh
hati dan pikiran dari seorang pelayan TUHAN, dari seorang hamba TUHAN, dari
seorang imamat rajani. Kita harus memahami hal ini, supaya kita jangan sibuk
dengan perkara-perkara lain.
3.
Diperlengkapi dengan selendang dari
sutera. Kain sutera ini pada dasarnya terbuat dari serat sutra yang
dihasilkan dari kepompong ulat sutra murbei, di mana ulat itu membentuk (membuat)
kepompong dari air liurnya, yang berbentuk seperti benang, yang selanjutnya
dijadikan sebagai kain sutra. Jadi, selendang dari sutera, artinya; seorang
pelayan TUHAN, imam-imam, hamba TUHAN diperlengkapi dengan perhiasan rohani,
yakni karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Tiga
hal ini merupakan perlengkapan yang dikhususkan bagi imam-imam, dan ini sangat
diperlukan oleh seorang imam.
1.
Sendal-sendal
atau kasut
à Melangkah
dengan segala kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
2.
Tutup
kepala atau serban dari lenan halus à Nama Allah dan
nama-Nya, serta Firman Allah termeterai dalam hati dan pikiran dari seorang hamba
TUHAN. Hati dan pikiran seorang hamba TUHAN dikuasai oleh nama Allah dan
nama-Nya, dan Firman Allah, tidak ada yang lain.
3.
Selendang
dari sutera
à Seorang
hamba TUHAN, imam-imam atau imamat rajani diperlengkapi dengan perhiasan rohani,
yakni karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus.
Imam-imam,
secara khusus pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN, sudah diperlengkapi
dengan 3 (tiga) hal tersebut, maka tentu saja kita bersyukur kepada TUHAN.
-
Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan
Injil damai sejahtera.
-
Kemudian, di hati dan pikiran ini
betul-betul dikuasai oleh pribadi Allah Bapa, pribadi Allah Anak dan
firman-Nya.
-
Diperlengkapi dengan selendang sutera.
kalau
saudara yang adalah seorang imam, seorang hamba TUHAN merenungkan hal ini, maka
saudara tidak hanya bersyukur, tetapi hatinya pastilah hancur,
karena tiadalah mungkin seorang hamba TUHAN dapat melayani TUHAN, dapat
melayani pekerjaan TUHAN kalau ia tidak diperlengkapi dengan 3 (tiga) hal
tersebut, termasuk saya sendiri.
Selanjutnya,
kita akan melihat penebusan dan perlindungan terhadap umat-Nya, sidang mempelai
TUHAN, dengan perantaraan Hosea di dalam Hosea
1, dengan perikop: “Keluarga Hosea sebagai gambaran Israel yang tidak
setia”.
Jadi,
keluarga Hosea, isteri dan anaknya ini, merupakan bayangan dari gereja TUHAN
yang tidak setia. Mari kita lihat gereja TUHAN yang tidak setia.
Hosea
1:2-3
(1:2) Ketika
TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea:
"Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah
anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi
TUHAN." (1:3) Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti
Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang
anak laki-laki.
Di
sini kita melihat: Nabi Hosea kawin dengan perempuan sundal -- perempuan yang
membelakangi TUHAN Yesus --, namanya ialah Gomer
binti Diblaim. Dan Hosea mengawini perempuan sundal ini atas perintah
TUHAN. Jadi, TUHAN yang memerintahkan supaya Hosea memperisterikan perempuan
sundal.
Sebenarnya,
ini adalah gambaran dari pribadi TUHAN Yesus Kristus, yang mau menerima keadaan
kita sebagai perempuan sundal, mau menerima kehidupan kita yang seringkali
membelakangi TUHAN oleh karena banyaknya kenajisan persundalan percabulan.
Sepintas,
sebelum kita memahami Hosea 1:2-3
ini, kita katakan bahwa Hosea ini adalah nabi bodoh, yang mengawini wanita
sundal, tetapi Hosea ini adalah gambaran dari pribadi TUHAN Yesus Kristus,
Dialah Kepala Gereja, Dialah Mempelai Pria Sorga, yang sangat memperhatikan
gereja TUHAN yang suka bersundal dan membelakangi
TUHAN.
Kita
bersyukur, Yesus datang ke dunia ini, menyerahkan diri-Nya untuk taat kepada
kehendak Allah di atas kayu salib, itu bukan kehendak Anak, itu adalah kehendak
Allah Bapa. Hosea mengawini perempuan sundal, itu bukan karena kehendaknya,
tetapi itu adalah kehendak Allah Bapa.
TUHAN
mau menerima keadaan kita, sekalipun sudah nampak tertulis “perempuan sundal”.
TUHAN Yesus baik, bukan? Seringkali kita membelakangi TUHAN, tidak peduli
dengan hati TUHAN, tetapi TUHAN perintahkan supaya Hosea menikah dengan
perempuan sundal tersebut.
Hosea
1:3-14
(1:3) Maka
pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu
dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki. (1:4) Kemudian
berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Yizreel kepada anak
itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu
karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel.
(1:6) Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak
perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Lo-Ruhama
kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan
sama sekali tidak akan mengampuni mereka. (1:7) Tetapi Aku akan
menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku
akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang
atau dengan kuda dan orang-orang berkuda." (1:9) Lalu berfirmanlah
Ia: "Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini
bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu."
Mengandunglah
perempuan sundal itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian, TUHAN
berkata: “Berilah nama Yizreel
kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu
karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri
pemerintahan kaum Israel.”
TUHAN akan menghukum Yehu karena hutang darah Yizreel, kemudian Allah akan mengakhiri pemerintahan kaum
Israel.
Lalu
perempuan sundal itu mengandung anak kedua, dan melahirkan seorang anak
perempuan. Lalu, berfirmanlah TUHAN kepada Hosea, sang suami: “Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku
tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni
mereka” TUHAN tidak menyayangi kaum Israel, bahkan rencananya TUHAN tidak
akan mengampuni mereka lagi. Bayangkan, itulah alasan TUHAN sehingga memberi
nama Lo-Ruhama.
Sebaliknya,
Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah
mereka ... Yesus Kristus adalah Singa dari suku Yehuda. Aku akan
menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan
kuda dan orang-orang berkuda, tetapi dengan darah salib Kristus.
Tidakkah
hati saudara bergetar mendengarkan hal ini? Gereja TUHAN yang membelakangi
TUHAN adalah perempuan sundal. Seringkali kita membelakangi TUHAN dengan ego
kita, karena banyaknya persundalan-persundalan kita. Kalau nikah itu
dibelakangi, tentu sakit rasanya.
Sesudah
menyapih Lo-Ruhama, anak yang kedua, mengandunglah perempuan itu lagi dan
melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu Allah berfirman: "Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini
bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu", dengan lain kata,
Allah berkata: “Hai, Israel engkau bukan umat-Ku lagi. Aku Allah yang Esa
tidak mau lagi menjadi Allahmu.” Bayangkan, luar biasanya hal ini.
Sesudah
Hosea menikahi perempuan sundal, itulah Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah
perempuan sundal itu dan melahirkan 3 (tiga) orang anak:
Anak
yang pertama adalah anak laki-laki bernama YIZREEL.
Mengapa
anak yang pertama harus disebut bernama Yizreel? Sebab TUHAN akan
mengakhiri pemerintahan kaum Israel.
Kita
seringkali membelakangi TUHAN karena banyaknya persundalan, bukan? Apa itu membelakangi?
Membelakangi, berarti tidak peduli, padahal di depan mata banyak pekerjaan
TUHAN. Banyak pekerjaan yang terbengkalai, kita belakangi Dia; tidak peduli
dengan hati TUHAN, tidak peduli dengan perasaan-Nya. Mengapa? Karena sudah
bersundal dengan keinginan hatinya.
Ingat:
Segala sesuatu diizinkan TUHAN untuk dikerjakan, tetapi tidak selamanya
membangun dan berguna. Seringkali hamba TUHAN memutar-balikkan fakta, membenarkan
dirinya dengan menggunakan ayat firman; tidak selamanya itu membangun dan
berguna untuk menghalalkan pekerjaannya.
Itulah
mengapa anak yang pertama, anak laki-laki diberi nama Yizreel.
Anak
yang kedua adalah anak perempuan, diberi nama LO-RUHAMA.
Mengapa
diberi nama Lo-Ruhama? Sebab TUHAN tidak menyayangi lagi kaum Israel, tetapi
TUHAN sangat menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan kaum Yehuda. Yesus adalah
Singa dari suku Yehuda, Dia rela mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan
kita semua, orang sundal ini.
Kalau
berbicara tentang Yehuda, itu berbicara tentang raja-raja. Yesus adalah Raja
Agung, tetapi oleh karena pengurapan-Nya, oleh karena minyak urapan yang
dituangkan di atas kepala, maka kita dilayakkan menjadi raja-raja kecil di bumi
ini untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
Anak
yang ketiga adalah anak laki-laki, diberi nama LO-AMI.
Mengapa
diberi nama Lo-Ami? Sebab Israel tidak lagi diakui sebagai umat Allah,
dan Allah sendiri menolak untuk dijadikan sebagai Allah Israel.
Israel
telah membangkitkan cemburunya Allah, sehingga Allah memberi nama Yizreel,
Lo-Ruhama dan Lo-Ami.
Terlalu
banyak persundalan dari bangsa Israel; oleh sebab itu, ketika perempuan sundal
itu melahirkan anak, maka 3 (tiga) anak itupun diberi nama sesuai dengan apa
yang dialami oleh TUHAN, sesuai dengan perasaan hati TUHAN yang begitu sakit
oleh ulah persundalan dari bangsa Israel itu sendiri.
Namun,
sejenak kita perhatikan Hosea 2, dengan perikop: “Israel ditolak dan
dipulihkan”.
Hosea
2:15-19
(2:15) Maka pada
waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan
tidak lagi memanggil Aku: Baalku! (2:16) Lalu Aku menjauhkan nama para
Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut. (2:17) Aku akan mengikat
perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan
dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku
akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari
negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram. (2:18)
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan
engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih
sayang. (2:19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam
kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
Maka
pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku,
dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!
Jadi,
dahulu Allah dijadikan berhala, sehingga berhala dijadikan tuhan mereka. Ini
sama dengan membelakangi TUHAN, bukan? Tetapi pada akhirnya, engkau akan
memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Allah: Baalku!
Lalu
Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi
disebut.
Selanjutnya, TUHAN menjauhkan nama para Baal dari mulut umat Israel, maka nama
atau sebutan Baal tidak keluar lagi dari mulut umat Israel.
Sesudah
umat Israel berbalik kepada Allah -- di mana Allah menjadi suaminya, dan umat
Israel menjadi isteri-Nya --, selanjutnya TUHAN mengikat perjanjian bagi umat
Israel pada saat itu dengan binatang-binatang di padang, dengan segala
binatang buas, dan dengan
burung-burung di udara, termasuk binatang-binatang melata di muka bumi;
Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, tidak
ada lagi alat-alat perang, dan akan membuat engkau berbaring dengan
tenteram.
Aku
akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan
engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih
sayang.
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan
mengenal TUHAN.
Pada
akhirnya, perempuan sundal (gereja sundal) itu dijadikan sebagai isteri-Nya:
-
Isteri dalam keadilan dan kebenaran.
-
Isteri dalam kasih setia dan kasing
sayang.
Kemudian,
sebagai seorang Suami, Allah telah memberi:
-
Allah memberi perlindungan kepada
umat Israel, pada ayat 17.
-
Allah memberi penebusan kepada umat
Israel, pada ayat 19.
Pada
ayat 17, Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan
binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan
binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang
dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram.
Berarti, sebagai seorang Suami, Allah memberi perlindungan bagi umat
Israel.
Kemudian,
pada ayat 19, sebagai seorang Suami, Allah juga memberikan penebusan
kepada umat Israel, Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan,
sehingga engkau akan mengenal TUHAN. Sekalipun kita tidak setia, namun
TUHAN tetap setia kepada kita, sehingga dengan demikian, kehendak Allah
terlaksana di atas kayu salib di bukit Golgota; itu adalah penebusan.
Jadi,
sudah sangat jelas:
-
Sebagai Allah, Ia memberi perlidungan; rasa
nyaman, rasa tenteram, ada damai.
-
Sebagai Suami, Allah memberikan penebusan.
Jadi,
betul-betul: Muka kedua kerub itu betul-betul saling berhadapan dan fokus
tertuju kepada tutup pendamaian. Perhatian dari Allah Bapa dan Allah Roh Kudus
tertuju kepada Yesus dan pekerjaan pendamaian yang dikerjakan Yesus di atas
kayu salib untuk menebus umat ketebusan-Nya.
Roma
9:20-21
(9:20) Siapakah
kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata
kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
(9:21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya,
untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan
yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Siapakah
kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Kita ini adalah
tanah liat, dan Dialah penjunan. Jadi, kita ini ada di tangan penjunan, maka
TUHAN berhak membentuk kita. Mau kita dijadikan apapun, itu adalah hak TUHAN.
Dapatkah
yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya, apakah tanah
liat berani (berhak) berkata kepada penjunan: "Mengapakah engkau
membentuk aku demikian?"
Hati-hati
seorang anak; jangan sesekali memberontak kepada orang tua, kepada mamanya,
sebab engkau sudah dibentuk dari sejak rahim ibumu. Jadi, manakala ada
pergumulan, manakala ada kesulitan, persoalan, jangan pernah engkau berkata: Aku
menyesal lahir ke muka bumi ini. Itu adalah perkataan orang bodoh yang
tidak mengerti apa-apa. TUHAN berhak membentuk kita, TUHAN berhak menjadikan
kita sebagai apa saja. Hal ini terkait dengan soal pembentukan, tidak ada
kaitannya dengan perasaan daging.
Apakah
tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal
yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain
untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
TUHAN
berhak membentuk bejana tanah liat untuk dipakai;
-
Guna tujuan mulia.
-
Guna tujuan yang biasa.
TUHAN
membentuk kita guna tujuan yang mulia dan guna tujuan yang biasa, itu adalah
haknya TUHAN. Kita tidak bisa memilih-milih, kita tidak bisa memaksa haknya
TUHAN. Itulah kehidupan yang hina, namun bisa dibentuk guna tujuan yang mulia
dan guna tujuan yang biasa.
Roma
9:22-24
(9:22) Jadi,
kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh
kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah
disiapkan untuk kebinasaan -- (9:23) justru untuk menyatakan kekayaan
kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya
untuk kemuliaan, (9:24) yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya
bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa
lain,
Allah
menyatakan panjang sabarnya untuk kita, orang berdosa, gereja sundal. Jadi, ini
jelas berbicara tentang; panjang sabarnya TUHAN untuk kita orang yang berdosa,
untuk kita gereja yang bersundal.
Tujuannya
adalah untuk menyatakan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang
telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu kita yang telah dipanggil-Nya,
baik bangsa kafir maupun bangsa Israel. Jadi, TUHAN menyatakan panjang
sabar-Nya untuk kita orang berdosa -- itulah gereja sundal tadi -- untuk
menyatakan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya, yang dipersiapkan
untuk kemuliaan nama TUHAN, baik bangsa kafir maupun juga bangsa Israel.
Roma
9:25
(9:25) seperti
yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku
akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih."
Perhatikan,
tanah liat tidak berharga, gereja sundal tidak berharga, namun Allah menjadikan
mereka sebagai isteri, bagaikan perabot-perabot guna tujuan yang mulia dan perabot-perabot
guna tujuan yang biasa. Lalu pada ayat
25 ini dikatakan, seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi
Hosea:
-
Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku.
-
Yang bukan kekasih: kekasih.
Inilah
hebatnya TUHAN, panjang sabarnya TUHAN membentuk kehidupan dari pada gereja
sundal, lalu dijadikan sebagai sidang mempelai wanita-Nya, dan Allah sendiri
menjadi sang Suami, lalu kita kembali dibentuk untuk menjadi alat yang mulia
bagi TUHAN dan menjadi alat yang biasa bagi TUHAN. Singkat kata:
-
Yang bukan umat Allah, akan Allah sebut: “Umat
Allah”, dengan lain kata; diakui sebagai umat Allah.
-
Yang bukan kekasih Allah, maka akan
dijadikan sebagai “kekasih Allah”.
Ipar
saya, isterinya memanggil dia sebagai “kekasih” setiap hari di rumahnya. Ketika
suami di depan dan dia berada di belakang, atau sebaliknya, untuk mempersingkat
sebutan “kekasih”, maka disebutlah “seihh ... ”,
singkatan dari “kekasih.”
Yang
bukan umat TUHAN dijadikan “umat TUHAN”, itulah panjang sabarnya TUHAN terhadap
perempuan sundal, yang dibentuk kembali seperti tanah liat di tangan penjunan untuk
dipakai guna tujuan yang mulia, untuk dipakai guna tujuan yang biasa. Bersyukurlah.
Yang
bukan umat TUHAN dijadikan “umat TUHAN”. Yang bukan kekasih dijadikan “kekasih”,
TUHAN berkata: “Seihh ...” Bersyukurlah.
Tidakkah bergetar hatimu, hai gereja sundal?
Awalnya
dilahirkan dalam dosa, akhirnya umat Israel dipandang enteng, dibuang ke
ladang, tidak ada harganya. Tetapi untung TUHAN lewat dari situ, untung TUHAN melihat
kondisi kita yang begitu hina; perhatian-Nya besar. Yang luar biasa; sesudah
ditebus, kemudian dijadikan imamat rajani, lalu diperlengkapi. Siapalah kita
ini?
Kisah
Yehezkiel dan Hosea itu sama;
-
Dia suami sebagai tempat perlindungan.
-
Dia adalah suami sebagai penebusan, yang
menebus kehidupan kita, membentuk kehidupan kita kembali.
Kehidupan
yang bersundal ini seringkali membelakangi TUHAN. Maka, seorang imam-imam, biarlah sungguh-sungguh
menghargai kedudukanmu itu, jangan bermain-main, jangan sibuk dengan perasaan
sendiri.
Yang
bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku. Yang bukan kekasih dijadikan
kekasih. Jika hatimu tidak bergetar dengan hal ini, saya tidak mengerti
mengapa. Padahal engkau lahir dalam dosa, dibuang ke ladang, dipandang enteng
oleh orang lain, tetapi untung TUHAN lewat di situ.
Roma
9:26
(9:26) Dan di
tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah
umat-Ku," di sana akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah
yang hidup."
"Kamu
ini bukanlah umat-Ku" Hal ini sesuai dengan 3 (tiga) nama anak
Hosea yang dilahirkan oleh isterinya, perempuan sundal itu:
-
Yizreel; karena TUHAN mau menghentikan pemerintahan
kaum Israel.
-
Lo-Ruhama; karena TUHAN tidak lagi
menyayangi Israel, sebaliknya menyayangi Yehuda.
-
Lo-Ami; karena TUHAN tidak mengakui Israel
sebagai umat-Nya lagi, dan TUHAN yang esa itu tidak mau disebut sebagai Allah
dari umat Israel.
Tetapi
lihatlah ayat 26: di tempat, di
mana akan dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku,"
tetapi pada akhirnya di sana akan dikatakan kepada mereka, dikatakan
kepada umat Israel: "Anak-anak Allah yang hidup." Sesuai
dengan Yehezkiel 16, Engkau harus
hidup dan jadilah besar
seperti tumbuh-tumbuhan di ladang!
TUHAN tidak mau melihat kebinasaan dari orang berdosa (perempuan sundal).
Kita
bersyukur kepada TUHAN, sebab Dia begitu mulia, Dia suami yang mulia, sedangkan
kita ini hina karena banyaknya persundalan, tetapi kita akhirnya diakui sebagai
anak-anak Allah yang hidup.
Terima
kasih TUHAN untuk panjang sabar-Mu. Terima kasih TUHAN untuk kasih sayang dan
kasih setia-Mu. Terima kasih TUHAN, Engkau menjadi suami dalam
keadilan dan kebenaran. Entah apa jadinya hidup kami kalau Engkau bukan menjadi suami dalam keadilan,
kalau Engkau bukan suami dalam kebenaran, kalau Engkau bukan suami dalam kesetiaan
dan kasih sayang, maka kami yang adalah perempuan sundal ini binasa, ya TUHAN.
Engkau akui kami kembali, itu semua karena panjang sabar-Mu, TUHAN.
Tidakkah
engkau bergetar, karena panjang sabar TUHAN sudah dinyatakan pada malam ini?
Ingatlah kesalahanmu di masa lalu, persundalan-persundalanmu itu, sampai engkau
membelakangi TUHAN, tidak menghiraukan hati-Nya, tidak menghiraukan perasaan-Nya,
tidak peduli; punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak
mendengar, karena terlalu tebal hati.
Hati-hati
dengan tebal hati; jangan pertahankan itu, sebab itu merugikan diri sendiri.
Jangan biarlah noda tebal hati itu mengalir di dalam darah, di dalam raga ini.
Tetapi oleh darah salib tadi, sudah menebus kita, sehingga noda yang melekat
pada darah sudah ditebus; oleh air firman ini kita dibersihkan dari darah kita
yang kotor.
Kita
kembali membaca Rut 3.
Rut
3:11
(3:11) Oleh
sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan
kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang
perempuan baik-baik.
Permohonan
yang disampaikan oleh Rut dapat disanggupi oleh Boas rohani, yakni TUHAN Yesus
Kristus, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, Dialah suami dalam keadilan
dan kebenaran, Suami dalam kasih sayang dan kasih setia, Dialah Penebusku,
Dialah Penebus kita masing-masing.
Mengapa
demikian; MENGAPA BOAS MENYANGGUPI PERMOHONAN RUT KEPADANYA?
Sebab
dari sisi gereja Rut nampak dengan jelas bingkai emas (mahkota emas) pada bagian
atas sekeliling peti tabut perjanjian. Itu adalah gambaran dari suatu
persekutuan yang suci antara mempelai perempuan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga
-- itulah tutup pendamaian --. Buktinya ialah setiap orang yang di kota
Betlehem tahu bahwasanya Rut adalah seorang perempuan yang baik-baik.
Oleh
sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan
kepadamu,
karena ada bingkai emas di sekeliling atas dari pada peti dari tabut perjanjian
-- berbicara soal persekutuan yang suci antara gereja TUHAN dengan Mempelai
Laki-Laki Sorga --, apa buktinya? Setiap orang dalam kota kami -- setiap
orang di dalam kota Betlehem -- tahu, bahwa engkau, Rut, adalah seorang
perempuan baik-baik.
Jelas,
ini adalah mahkota emas; inilah bingkai emas yang mengelilingi bagian atas dari
peti dari tabut perjanjian, itulah persekutuan yang indah, persekutuan yang
suci antara mempelai perempuan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Apa buktinya?
Setiap orang di dalam kota Betlehem tahu bahwa Rut adalah seorang perempuan
yang baik-baik.
Biarlah
kiranya nama kita tetap baik di luar ibadah, di mana pun kita ada, baik di
lingkungan rumah, di lingkungan pekerjaan, di lingkungan tempat bisnis, di
lingkungan di mana pun kita bersosialisasi; biarlah nama kita tetap terjaga
dengan baik. Nama baik itu perlu. Itu artinya, ada suatu persekutuan yang suci
antara gereja TUHAN Mempelai Laki-Laki Sorga.
Rut
3:10
(3:10) Lalu
katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang
engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu,
karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin
maupun yang kaya.
Rut
adalah gambaran dari hidup gereja TUHAN yang tidak mengejar-ngejar orang-orang
muda, sehingga dia tetap mempertahankan nama baik di luar ibadah; ada suatu
persekutuan yang suci dengan Kristus sebagai Kepala, sebagai suami.
Amsal
22:15
(22:15) Kebodohan
melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu
dari padanya.
Sudah
sangat jelas, bahwa; kebodohan itu melekat pada hati orang muda.
Orang
muda ini berbicara tentang orang yang tidak mempunyai pengetahuan dan minim
pengalaman.
SEBAGAI
CONTOH hamba TUHAN yang minim pengetahuan dan minim pengalaman, yang tidak
mempunyai pengertian dari sorga.
2
Timotius 2:20-21
(2:20) Dalam
rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan
juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia
dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. (2:21) Jika
seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi
perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk
dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Jika
seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat ... Penyucian
yang kita alami oleh air firman, itu adalah panjang sabarnya TUHAN. Kehidupan
kita dibawa masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, itu adalah panjang
sabarnya TUHAN, sehingga kita semua menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia,
ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk
setiap pekerjaan yang mulia.
Kita
bersyukur kepada TUHAN, karena kita semua disucikan oleh air firman, kita semua
dibentuk untuk dibawa masuk dalam kesatuan tubuh, untuk dipakai tuannya dan
disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia di dalam rumah TUHAN.
2
Timotius 2:22-23
(2:22) Sebab itu
jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. (2:23)
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak
layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
Untuk
menjadi perabot yang disediakan untuk pekerjaan mulia, SYARATNYA ADA 2 (DUA):
Yang
Pertama: JAUHILAH nafsu orang muda, karena kebodohan
melekat pada hati orang muda.
Siapa
yang mau dipakai untuk melayani pekerjaan TUHAN? Maka, jauhilah nafsu orang
muda, karena kebodohan melekat pada hati orang muda.
Sebaliknya,
KEJARLAH, antara lain; (1) keadilan, (2) kesetiaan, (3) kasih, (4) dan
damai, damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan
hati yang murni.
Yang
Kedua: HINDARILAH, antara lain;
-
soal-soal yang dicari-cari.
-
soal-soal yang bodoh.
-
dan soal-soal yang tidak layak.
Mengapa
hal itu dihindari? Karena perkara-perkara itu menimbulkan pertengkaran.
Sekarang
pertanyaannya: APA YANG MELATAR-BELAKANGI sehingga Rasul Paulus dengan tegas
berpesan untuk menjauhi nafsu orang muda dan menghindari soal-soal
yang dicari-cari, bodoh dan tidak layak?
2
Timotius 2:14-15
(2:14)
Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka
di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama
sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. (2:15)
Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak
usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran
itu.
Hamba
TUHAN tidak boleh bersilat kata di dalam hal pemberitaan Firman TUHAN.
Kemudian, pelayan TUHAN, hamba TUHAN, gembala sidang tidak boleh berdusta (bersilat
kata), karena hal itu sama sekali tidak berguna, bahkan mengacaukan orang yang
mendengarnya.
Usahakanlah
supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah
malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
Siapakah
hamba TUHAN yang tidak malu dan yang berterus terang memberitakan perkataan
kebenaran itu? Dialah hamba TUHAN ...
-
yang menjauhkan diri dari nafsu orang muda,
-
dan yang menghindarkan diri dari soal-soal
yang dicari-cari, soal-soal yang bodoh dan tidak layak.
Biarlah
kiranya kita semua dipakai oleh TUHAN, guna tujuan yang mulia.
2
Timotius 2:16
(2:16) Tetapi
hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
Inilah
nafsu orang muda: Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah
kefasikan.
APAKAH
OMONGAN YANG KOSONG DAN YANG TAK SUCI ITU?
2
Timotius 2:17-19
(2:17) Perkataan
mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus
dan Filetus, (2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran
dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan
demikian merusak iman sebagian orang. (2:19)
Tetapi
dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan
mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama
Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
Contoh
omongan yang kosong dan tak suci adalah sama seperti Himeneus dan Filetus,
yang mengajarkan bahwa kebangkitan itu sedang berlangsung, tetapi tanpa
mengajarkan kematian sebagai dasar yang teguh, sengsara dan kematian Yesus
Kristus di atas kayu salib tidak diberitakan. Tiadalah mungkin ada kebangkitan
tanpa kematian.
Inilah
nafsu orang muda yang harus dihindari, yaitu omongan yang kosong dan yang tak
suci seperti Himeneus dan Filetus mengajarkan kebangkitan
berlangsung, tetapi tanpa mengajarkan sengsara dan kematian Kristus sebagai
dasar yang teguh. Inilah omongan yang kosong dan yang tak suci.
Dan
perkataan yang seperti ini adalah perkataan yang bisa menimbulkan penyakit
kanker, karena menjalar ke sel-sel tubuh, merusak sel-sel tubuh, merusak iman
dari pada sidang jemaat.
Jadi,
sudah jelasm bahwa Rut ini adalah gambaran dari gereja TUHAN yang masuk di
dalam persekutuan yang suci dengan Kristus sebagai Kepala; dia tidak
mengejar-ngejar orang-orang muda. Biarlah kiranya kita senantiasa berada dalam
persekutuan yang suci dengan Kristus sebagai Kepala, dengan lain kata; kita
tidak mengejar-ngejar nafsu orang-orang muda, sebab kebodohan melekat pada hati
orang muda.
Kita
sudah melihat kebodohan itu, seperti Himeneus dan Filetus yang
mengajarkan kebangkitan, tanpa kematian, tanpa dasar yang teguh. Hindarilah
nafsu orang muda semacam ini, sebab perkataan mereka seperti penyakit kanker
yang merusak iman orang lain.
Oleh
sebab itu, biarlah kita bersyukur kalau ibadah ini dihubungkan dengan salib,
kita menerima didikan oleh hikmat dari sorga, dari Allah, dan itulah yang
menyelamatkan kita masing-masing.
Ingat:
Gereja sundal, perempuan sundal dibentuk kembali. Dahulu, umat Israel tidak
diakui sebagai umat, tetapi akhirnya diakui sebagai “umat TUHAN”, dan TUHAN
berkata: “Engkau harus hidup dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di
ladang!” Engkau harus tetap hidup dan bertumbuh dewasa. Dan kalau pun masih
terlihat ketelanjangan, TUHAN tutupi, TUHAN ampuni.
Kita
bersyukur kepada TUHAN; kalau kita bisa diterima, itu semua karena kemurahan
TUHAN.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment