IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 15 FEBRUARI 2025
STUDY YUSUF
Subtema: DIMANDIKAN OLEH
AIR DAN FIRMAN
Shalom…
Puji
nama Tuhan, pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena
kemurahan hati Tuhan kita dihimpunkan di atas gunung Tuhan yang kudus lewat
Ibadah Kaum Muda Remaja di malam ini.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, Kaum Muda Remaja, dimanapun berada, di
dalam dan luar negeri, biarlah kiranya Tuhan tolong kita semua dan Tuhan
memberkati kita lewat Firman Allah yang dibukakan dan kiranya Tuhan menyatakan
damai sejahtera untuk mendatangkan sukacita dan kita bisa merasakan satu
kebahagiaan saat kita mendengarkan Firman Allah.
Kita
sambut Study
Yusuf sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Namun
jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan Tuhan supaya Firman
yang dibukakan itu meneguhkan kehidupan Kaum Muda Remaja.
Kita
kembali untuk membaca…
Kejadian
43:23
(43:23)
Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu
telah memberikan kepadamu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah
kuterima." Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada
mereka.
Kepala
rumah Yusuf berkata; “Uang mu itu telah
ku terima.”
Mengapa
kepala rumah Yusuf mengatakan hal itu kepada saudara-saudara Yusuf?
Kejadian
43:19-21
(43:19) Karena itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu,
dan berkata kepadanya di depan pintu rumah: (43:20) "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari untuk
membeli bahan makanan, (43:21)
tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah
uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung.
Tetapi sekarang kami membawanya kembali.
Saudara-saudara
Yusuf merasa uang mereka (uang untuk membeli gandum) telah dikembalikan ke
dalam mulut karung masing-masing. Hal itu diceritakan langsung kepada kepala
rumah Yusuf bahkan mereka membawa uang itu kembali (hendak mengembalikan uang
tersebut).
Kejadian
42:25
(42:25)
Sesudah itu Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi
dengan gandum dan bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam
karungnya, serta bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka.
Demikianlah dilakukan orang kepada mereka itu.
Yusuf
memerintahkan bahwa uang mereka akan dikembalikan ke dalam karung
masing-masing. Tentu saja uang yang akan dikembalikan itu diketahui oleh kepala
rumah Yusuf. Namun kepala rumah Yusuf telah mengklaim bahwa uang
saudara-saudara Yusuf untuk membeli gandum telah ia terima.
Singkat
kata:
-
Satu
sisi saudara-saudara Yusuf mengaku bahwa uang yang tadinya digunakan untuk
membeli gandum justru dikembalikan ke dalam mulut karung masing-masing.
-
Tetapi
di pihak yang lain, itulah kepala rumah Yusuf mengklaim bahwa uang untuk
membeli gandum telah diterima dari saudara-saudara Yusuf.
Itulah sebabnya kepada rumah Yusuf
berkata dalam Kejadian 43:23; “... Allahmu dan Allah bapamu telah
memberikan kepadamu harta terpendam
dalam karungmu.”
Selanjutnya
marilah kita melihat harta terpendam yang
dari Allah.
Kolose
1:24
(1:24)
Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan
dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya,
yaitu jemaat.
Yesus
Kristus telah mederita sengsara bahkan mati di atas kayu salib. Peristiwa ini
harus diteruskan oleh Rasul Paulus kepada bangsa-bangsa lain yakni bangsa-bangsa
yang bukan Yahudi.
Kita
lihat keadaan Rasul Paulus ketika ia ditetapkan untuk memberitakan salib kepada
bangsa-bangsa lain.
Efesus
3:13
(3:13)
Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku
karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.
Rasul
Paulus ditetapkan oleh Tuhan untuk meneruskan berita salib kepada bangsa-bangsa
yang bukan Yahudi. Kemudian, untuk meneruskan berita salib, Rasul Paulus sangat
menderita dan mengalami kesesakan. Tetapi dia meminta supaya sidang jemaat di
Efesus jangan tawar hati melihat kesesakannya. Rasul Paulus dengan rela
mengalami kesesakan supaya bangsa-bangsa lain turut dipermuliakan.
Peristiwa
salib terjadi bukan hanya untuk orang Yahudi saja, tetapi juga untuk orang-orang
yang bukan Yahudi.
Seandainya
peristiwa salib hanya untuk orang Yahudi maka penderitaan Kristus tidak
sempurna. Oleh sebab itu, di dalam Kolose
1:24, Paulus berkata; “… menggenapkan
dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus.”
Bukan
berarti penderitaan Kristus tidak sempurna, penderitaan Kristus itu sempurna.
Tetapi yang dimaksudkan di sini adalah bilamana peritiwa (berita salib) itu
tidak disampaikan kepada jemaat yang bukan orang Yahudi maka penderitaan Kristus
belum sempurna (masih kurang). Jadi karena masih kurang, ditetapkanlah Rasul
Paulus untuk meneruskan berita ini kepada bangsa-bangsa yang bukan Yahudi
supaya bangsa yang bukan Yahudi juga menerima (beroleh) harta terpendam yang
terkubur beribu-ribu tahun yang lalu.
Kolose
1:25
(1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan
tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan
sepenuhnya kepada kamu, (1:26) yaitu
rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan,
tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
Berita
salib harus diteruskan kepada jemaat di Kolose atau jemaat-jemaat yang bukan
orang Yahudi lainnya. Peristiwa salib adalah rahasia yang tersembunyi dari abad
ke abad dan dari turunan ke turunan sebagai berita salib disebutlah harta
terpendam, dan sekarang harta terpendam itu telah dinyatakan kepada orang-orang
kudus-Nya termasuk yang bukan Yahudi.
Ingat,
berita salib itulah harta terpendam, kita bersyukur sebab Rasul Paulus ditetapkan
untuk meneruskan berita salib kepada bangsa-bangsa lain (yang bukan Yahudi), dimana
berita salib selama ini tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke
turunan.
Ada
dua rahasia terbesar yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan,
antara lain:
1.
Rahasia nikah.
2.
Rahasia ibadah.
Pendeknya,
dua rahasia terbesar adalah harta terpendam yang selama ini tersembunyi dari
abad ke abad dan dari turunan ke turunan.
Selanjutnya
kita akan membahas kedua rahasia tersebut, diawali dengan membahas.
Tentang:
RAHASIA NIKAH.
Efesus
5:32-33
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan
ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5:33)
Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu
seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Ayat 32-33; berbicara
tentang rahasia nikah. Dan rahasia
nikah ini adalah rahasia besar sebab hubungan Kristus dengan jemaat adalah hubungan suami istri. Kemudian dalam
nikah tersebut baik Kristus sebagai kepala maupun jemaat sebagai tubuh
mempunyai peran masing-masing.
Pertanyaannya:
Apa peran Kristus dalam nikah?
Efesus
5:22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada
Tuhan, (5:23) karena suami adalah
kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang
menyelamatkan tubuh.
Kristus adalah
kepala jemaat. Tugasnya: menyelamatkan
tubuh-Nya yakni jemaat. Pendeknya, kepala adalah penyelamat tubuh.
Ini peran dari
Kristus sebagai kepala. Jadi kepala yang
menyelamatkan tubuh.
Praktek Kristus menyelamatkan tubuh (jemaat).
Efesus 5:25-27
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan
diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi
supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Kristus
mengasihi jemaat seperti tubuh-Nya sendiri sehingga ia rela menyerahkan
diri-Nya bagi jemaat.
Praktek kristus
menyelamatkan jemaat,
Yang pertama: Jemaat
dikuduskan sesudah disucikan dengan mandi air dan Firman.
Ada dua cara
Tuhan untuk menguduskan jemaat, yakni;
1.
Dengan mandi
air.
2.
Dengan mandi
Firman Allah.
Jadi, pengudusan
yang dikerjakan oleh Tuhan tidak berhenti hanya sebatas pada kolam baptisan,
tetapi lanjut sampai mandi air Firman Allah.
Terkait dengan: Dikuduskan dengan mandi air.
Mandi air -> baptisan Kristus. Bila dikaitkan dengan
pola Tabernakel terkena pada Kolam
Pembasuhan Tembaga.
Sedangkan
baptisan air berbicara tentang pengalaman
Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Kita akan
melihat tanda kematian dan kebangkitan Kristus di dalam…
Roma 6:3-4
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan demikian kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan Kristus
berbicara tentang pengalaman kematian
dan kebangkitan-Nya.
Tanda kematian: dosa dan hidup lama telah
dikubur, sedangkan tanda kebangkitan:
hidup dalam hidup yang baru atau hidup dalam kebenaran bagi Allah.
Roma 6:5-6
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya. (6:6)
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya
tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi
kepada dosa.
Dengan baptisan
Kristus, kita tidak lagi menghambakan diri kepada dosa = telah bertobat. Sebab
syarat baptisan adalah bertobat
sebagaimana Matius 3:11; “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda
pertobatan.”
Jadi syarat
untuk dibaptis adalah harus bertobat.
Sekarang kita
akan melihat suasana kebangkitan di dalam…
Kolose 3:1-3
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah
kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan
Kristus di dalam Allah.
Tanda anak-anak
Tuhan berada dalam suasana kebangkitan:
a.
Mencari perkara
di atas,
dimana Yesus duduk di sebelah kanan Allah
Bapa.
Mencari
perkara di atas = mencari kerajaan sorga, tujuannya supaya kita memiliki pribadi
Yesus sebagai pembela.
b.
Memikirkan perkara
di atas,
bukan perkara yang di bumi.
Pendeknya,
memikirkan perkara di atas sama dengan dua hal:
-
Bebas
dari penyembahan berhala.
- Bebas dari kenajisan
percabulan dan kekejian bumi.
Mandi air berbicara soal
baptisan Kristus. Kemudian sesudah kita disucikan lewat baptisan Kristus, kita bebas dari:
-
Penyembahan
berhala,
berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Contoh:
tinggalkan jam-jam ibadah hanya karena kesibukan di dunia, maka kesibukan di
dunia tersebut disebutlah berhala.
-
Kenajisan
percabulan dan kekejian bumi.
Kenajisan
percabulan adalah keinginan untuk kaya tetapi oleh karena kelimpahan hawa nafsu
perempuan babel atau sama dengan bersundal dengan perempuan babel disebutlah
itu kenajisan percabulan.
Memang
ketika raja-raja bersundal dengan perempuan babel, pedagang-pedagang bersundal
dengan perempuan babel, mereka menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu perempuan
babel. Tetapi perhatikanlah jemaat di Makedonia, mereka kaya, tetapi oleh
kelimpahan kasih karunia, oleh darah salib, kemurahan Tuhan. Berbeda dengan
kalau hidup dalam kenajisan percabulan, mereka bersundal dengan perempuan babel,
dinajiskan oleh dagang dunia/pasar dunia.
Jadi
dunia ini telah dijadikan sebagai pasar oleh setan. Itulah perempuan babel.
Tetapi
kita tidak mabuk oleh kelimpahan hawa nafsu perempuan babel. Namun kita mabuk anggur
dari sorga, sehingga dengan demikian, kita tetap dalam kegiatan Roh, ibadah
pelayanan.
Jadi
kehidupan yang sudah dimandikan oleh air, dia bebas dari berhala serta bebas
dari kenajisan percabulan dan kekejian bumi.
Terkait dengan: Dikuduskan dengan mandi Firman.
Mandi Firman menunjuk
kepada pemberitaan Firman Allah yang limpah yakni ayat menerangkan ayat/ayat menjelaskan ayat dari Kitab Kejadian
sampai Kitab Wahyu sampai terjadi pembukaan rahasia Firman Allah.
Kita akan
melihat di dalam…
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga,
maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Firman yang
limpah itu adalah firman Allah yang
rahasianya dibukakan, sementara Firman Allah yang rahasianya dibukakan
disebutlah itu cahaya injil tentang kemuliaan
Allah.
Lebih rinci kita
akan melihat cahaya injil tentang kemuliaan
Allah.
Ibrani 1:2
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada
kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah
dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang
penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Cahaya
injil tentang kemuliaan Allah berkuasa penuh untuk mengadakan penyucian dosa.
Tanda
kehidupan yang sudah disucikan dari dosa: akan melihat kuasa dari firman itu
sendiri, yaitu:
a.
Mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Sehingga
tergenapilah apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah
didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia:
semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9)
b.
Menopang segala yang ada dengan firman-Nya.
Kita
butuh topangan tangan TUHAN untuk menopang hidup kita dalam segala sesuatu,
maka kita juga harus menerima pembukaan rahasia Firman Allah, itulah cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus.
Tetapi
aneh, membutuhkan topangan tangan TUHAN, namun ia menolak cahaya injil tentang
kemuliaan Kristus, ia menolak Firman Allah yang dibukakan rahasianya; (ayat
satu menerangkan ayat yang lain); dari Kejadian sampai Wahyu, itulah Firman
yang limpah, sampai nanti terjadi pembukaan rahasia Firman.
Satu
sisi berharap supaya TUHAN menopang hidupnya, karena merasa dirinya lemah tak
berdaya menghadapi banyak pergumulan, tetapi di sisi yang lain dia menolak
cahaya injil tentang kemuliaan Kristus. Tentu topangan Firman Allah tidak akan
mungkin terjadi.
Terhadap
topangan tangan TUHAN, maka kita sudah harus terlebih dahulu menjadi pribadi
yang rendah hati untuk menerima pembukaan rahasia Firman Allah; cahaya tentang
kemuliaan Kristus. Butuh topangan tangan TUHAN, tetapi kita menolak untuk
mendengar firman yang limpah, tidak masuk akal; tidak seirama dengan maunya
TUHAN. Tetapi yang pasti kalau kita disucikan dari dosa oleh cahaya injil tentang
kemuliaan Kristus maka kita akan melihat perkara besar yang kedua yakni; firman
Allah menopang segala yang ada.
Jadi
kita tidak perlu ragu untuk mengikut TUHAN, tidak perlu lagi bermasa bodoh dengan
ibadah dan pelayanan, karena kita butuh topangan tangan TUHAN, dan itu bisa kita
lihat di dalam diri kita masing-masing, percayalah.
Roma
4:17
(4:17)
seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak
bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang
tidak ada menjadi ada.
Firman
Allah yang dibukakan rahasianya berkuasa untuk menjadikan yang tidak ada
menjadi ada. Dalam hal ini Firman Allah yang dibukakan menjadikan Abraham
sebagai bapa banyak bangsa di bumi.
Syarat untuk
melihat kuasa firman yang dibukakan…
Roma
4:17
(4:18) Sebab
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan
percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui,
bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira
seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Syarat
melihat kuasa Firman Allah yang dibukakan; menaruh
harap dan percaya sepenuhnya terhadap firman Allah yang dibukakan itu,
sekalipun tidak ada dasar untuk berharap.
Mengapa
saya katakan tidak ada dasar Abraham untuk berharap? Karena pada saat janji
firman itu diturunkan kepada Abraham;
-
Umurnya sudah
100 tahun,
artinya; tubuhnya sudah sangat lemah = lemah syawat = mati pucuk.
-
Rahim sarah
tertutup
= mandul.
Mungkinkah
Abraham menjadi bapa bagi semua bangsa? Sementara umurnya sudah 100 tahun (lemah
syawat) disebut juga mati pucuk? Kemudian sang istri mandul, mungkin tidak?
Tetapi sekalipun tidak mungkin, ia tetap berharap dan percaya sepenuhnya kepada
Firman Allah yang rahasianya dibukakan (cahaya injil tentang kemuliaan
Kristus).
Jadi
dari sini kita memetik suatu pelajaran yang sangat indah (menarik) bahwa kita
tidak perlu pesimis, jangan terlalu rendah diri, kita tidak boleh putus harap,
tetapi harus optimis di dalam hal menjalankan roda hidup ini. Sebab ingatlah,
Firman Allah sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Bagi Tuhan tidak
ada yang mustahil, bagi manusia mungkin mustahil, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang
mustahil.
Jadi,
itu pentingnya kita mencari Firman Allah yang rahasianya dibukakan. Yang kita
cari dalam setiap pertemuan ibadah, masuk dalam gereja adalah cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus, jangan kita mencari gereja karena “jas dari si pemberita Firman mewah,
terkenal, gedungnya mewah, lux, dan tersedia segala sesuatu (fasilitas) yang
dibutuhkan oleh jemaat di situ.” Bukan itu yang kita cari, bukan itu yang
kita lihat bila kita masuk dalam satu gereja, rumah Tuhan. Tetapi yang kita
cari adalah apakah di dalam rumah Tuhan itu terjadi pembukaan rahasia Firman? Apakah
di dalam rumah Tuhan itu ada cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, itulah
Firman Allah yang dibukakan rahasia-Nya? Firman yang limpah karena kita mau disucikan
dari dosa oleh Firman yang limpah itu?
Kalau
kita mau disucikan oleh Firman yang limpah maka kita akan melihat keajaiban
Firman itu sendiri dalam diri kita masing-masing, yakni; mengadakan yang tidak
ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali.
Lihat
Abraham, sekalipun tidak ada dasar untuk percaya dan berharap, namun ia tetap
menaruh harap dan percaya kepada cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, kepada
Firman Allah yang rahasianya dibukakan, kepada Firman yang limpah.
Bagi
manusia ini mungkin mustahil, tetapi bagi
Firman yang rahasianya dibukakan, tidak ada yang mustahil.
Roma
4:20
(4:20)
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan,
malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
Terhadap
janji Allah Abraham tidak bimbang karena ketidakpercayaan, sebaliknya ia
diperkuat dalam imannya sehingga ia terus memuliakan Allah. Kenapa ada orang
bimbang? Karena dia tidak percaya kepada Firman Allah yang rahasianya
dibukakan.
Tetapi
Abraham, ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, sebaliknya Abraham diperkuat dalam imannya. Tandanya;
senantiasa memuliakan Allah.
2
Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup
juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak
percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak
melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah.
Firman
Allah yang dibukakan tidak berlaku untuk mereka yang akan binasa, dengan lain
kata; orang-orang yang binasa, menolak Firman Allah yang dibukakan rahasianya.
Siapakah mereka yang menolak rahasia Firman yang dibukakan? Mereka adalah:
-
Orang-orang yang
tidak percaya.
-
Orang-orang yang
dibutakan oleh ilah zaman/berhala-berhala di bumi.
Memang
mereka tidak membutuhkan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, Firman Allah
yang rahasianya dibukakan, Firman Allah yang limpah. Dia hanya butuh kepada
berhala yang mencukupkan soal apa yang akan dimakan, diminum, dan dipakai,
karena mereka telah dibutakan oleh ilah zaman ini.
Tujuan anak-anak
Tuhan dikuduskan oleh Firman yang limpah.
2
Korintus 4:4
(4:4)
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Itu
tujuan kita disucikan oleh Firman Allah yang limpah, yaitu supaya kita dibawa
kembali kepada wujud semula.
Wujud
semula berarti manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Jadi
memang gambar dan rupa Allah itu sudah rusak pada saat Adam dan Hawa melanggar
hukum Allah, jatuh dalam dosa sehingga mereka menjadi telanjang, kelihatanlah
dosa yang memalukan itu. Sementara Allah kita mulia, tidak ada sedikitpun dosa
dalam diri-Nya, berarti ketika manusia berbuat berdosa, merusak gambar dan rupa
Allah yang begitu mulia.
Tetapi
lihatlah, oleh karena kasih karunia Tuhan kepada kita, rahasia Firman Allah
dibukakan, juga dipercayakan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus supaya
dengan demikian kita dikuduskan dengan Firman yang limpah itu. Tujuannya tidak
lain tidak bukan, supaya kita dibawa kembali kepada wujud semula (reformed) berarti segambar dan serupa
dengan Allah.
Dan
itu terbukti sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di
Efesus…
Efesus
5:27
(5:27)
supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Tuhan
mau menempatkan jemaat dihadapan diri-Nya dengan cemerlang berarti tanpa cacat
/ kerut / yang serupa itu. Singkat kata; jemaat menjadi kudus (tidak bercela).
Ini tujuan Tuhan menguduskan kita. Tuhan mau menempatkan kita dihadapan-Nya
dalam keadaan cemerlang, kudus, tidak bercela (tanpa cacat cela), dengan
demikian, kualitas rohani dari pada gereja Tuhan yang sempurna sudah sederajat
dengan kualitas rohani dari Tuhan Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja, Mempelai
Pria Sorga. Kita ditempatkan dihadapan-Nya dengan kualitas rohani yang sudah
sama, inilah yang disebut dengan pasangan yang seimbang.
Kalau
jemaat tidak mengalami penyucian, sehingga ia tetap dalam penyembahan berhala, dan
masih tetap dalam kenajisan percabulan serta kekejian bumi, kehidupan semacam
ini tidak mungkin ditempatkan dihadapan diri-Nya dalam keadaan yang sepadan
dengan Mempelai Pria Sorga. Tetapi Tuhan mau supaya kita ditempatkan dihadapan
diri-Nya dalam keadaan kualitas rohani yang sama dengan Dia sehingga nanti
disebutlah sebagai pasangan yang seimbang.
Jadi
kalau kita memiliki dasar pengertian yang benar terkait dengan ibadah
pelayanan, sesungguhnya tidak ada alasan bosan untuk beribadah, tidak ada
alasan bosan untuk melayani pekerjaan Tuhan walaupun berdarah-darah.
Milikilah
dasar pengertian yang benar terkait dengan ibadah supaya tidak ada lagi rasa
bosan dan jenuh saat mendengar Firman Allah.
Wahyu
21:9
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang
memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka
terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku
akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
Jauh
sebelum pesta nikah Anak Domba, satu dari malaikat yang akan menumpahkan tujuh
cawan murka Allah sudah memperlihatkan suasana Mempelai Wanita Tuhan kepada
Rasul Yohanes. Maka lewat Kitab Wahyu ini, akhirnya kita juga turut
mengetahuinya dan kita sudah melihatnya dalam iman sehingga dengan demikian,
kita disebut memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan. Kita rindu
menjadi Mempelai Tuhan, kita rindu ditempatkan sebagai mempelai-Nya, Tuhan mau
menempatkan kita dihadapan-Nya sebagai Mempelai, bukan sebagai musuh, bukan
sebagai teman.
Jadi
jangan ragu lagi dengan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Untuk
menjadi Mempelai terimalah Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, kalau
ingin diberkati terimalah Firman Allah tentang berkat-berkat, untuk melihat
mujizat-mujizat kesembuhan, beradalah di tengah-tengah pelayanan mujizat-mujizat
kesembuhan. Tetapi untuk menjadi Mempelai, beradalah di tengah-tengah ibadah,
dimana di dalamnya ada cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, Firman yang
limpah, Firman yang rahasianya dibukakan itulah Firman Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel.
Wahyu
21:10
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung
yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu,
Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Sidang
Mempelai Tuhan / gereja yang sempurna digambarkan seperti gunung besar lagi
tinggi, disebutlah itu kota kudus, Yerusalem Baru, dari Sorga, dari Allah.
Wahyu
21:11
(21:11)
Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata
yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Sidang
Mempelai Tuhan / gereja yang sempurna bercahaya kemuliaan Allah = segambar dan
serupa dengan Allah. Sama seperti permata yang paling indah itulah Permata
Yaspis, jernih seperti Kristal. Kristal itu apa? Kristal = transparan, tidak
ada lagi yang tersembunyi. Berarti bagian luar adalah pancaran dari bagian
dalam, tidak ada lagi yang disembunyikan.
Wahyu
22:1
(22:1)
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan
kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba
itu.
Sungai
air kehidupan mengalir dari Takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Kalau
dalam Kitab Yehezkiel, sungai air kehidupan itu:
-
Ada
yang mengalir ke sebelah timur. Itu
berbicara soal penyucian oleh baptisan Kristus.
-
Kemudian
ada yang mengalir ke sebelah barat, itulah Firman Allah yang limpah, disebut
juga dengan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, yang berkuasa untuk
menjadikan kita sebagai Mempelai Tuhan. Itu sebabnya sungai air kehidupan itu
jernih seperti Kristal.
Itulah
sungai air kehidupan yang mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Kita
sudah melihat kemuliaan Tuhan malam ini. Itu sebabnya, saya juga heran melihat
kepala rumah Yusuf ini, mengapa ia tetap mengklaim bahwa ia telah menerima uang
dari saudara-saudara Yusuf, sementara dari pihak saudara-saudara Yusuf, mengaku
bahwa uang mereka telah dikembalikan dalam karung masing-masing pada waktu
mereka hendak ke Betlehem, tepatnya di tengah jalan, di tempat bermalam, mereka
memeriksa bahwa ada uang di dalam mulut karung mereka. Tetapi kepala rumah
Yusuf tetap berkata uang; “mu itu telah
ku terima.”
Jadi
kalaupun uang itu ada dalam mulut karung masing-masing, kepala rumah Yusuf
berkata; itu adalah harta terpendam yang
diberikan oleh Allah mu dan Allah Bapa mu, sampai sejauh ini dia bisa
menceritakannya. Sebetulnya secara rohani sudah diceritakan oleh Rasul Paulus
kepada kita. Harta terpendam itulah rahasia yang terpendam dari abad ke abad
dari turunan ke turunan, tentang Yesus yang mati di atas kayu salib.
Kalau
Rasul Paulus tidak ditetapkan untuk meneruskan berita salib maka bangsa Kafir
yang bukan Yahudi, tidak menerima harta terpendam. Maka saya heran juga mengapa
kepala rumah Yusuf mengerti ini, padahal dia adalah orang Mesir. Tetapi tidak
usah heran, karena Firman-Nya telah dibukakan sehingga kita juga mengerti
seperti kepala rumah Yusuf mengerti.
Rahasia
yang tersembunyi dari adab ke abad yang pertama adalah rahasia nikah dan
rahasia ini sudah diperlihatkan kepada kita. Bersyukurlah kepada Tuhan, inilah
kebahagiaan dari anak-anak Tuhan, melebihi kebahagiaan dari pada orang dunia.
Kiranya
kasih karunia menyertai kita Kaum Muda GPT Betania, yang mengikuti secara tatap
muka, maupun yang mengikuti secara online,
dalam dan luar negeri, dimanapun saudara berada, Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U, Sitohang
No comments:
Post a Comment