WAHYU PASAL 18
Wahyu 18:10-13
(Seri 1)
Subtema: TANAH PERMAI
Pertama-tama, kita panjatkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita dihimpunkan oleh dua tangan TUHAN yang kuat, di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah dan melayani TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian Roh, juga disertai dengan perjamuan suci pada minggu pertama di bulan ini.
Saya juga tidak lupa menyapa, anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, yang kami kasihi dalam kasih Kristus, yang turut bergabung lewat online/live streaming/video internet, baik dari Youtub maupun Facebook, bahkan dari media sosial lainnya yang dapat diakses, dimanapun saudara berada. Biarlah kiranya damai sejahtera dari Sorga, dari Allah, memerintah hati kita dan ruangan tempat ini, untuk memberi damai sejahtera dan sukacita, serta kebahagiaan dari Sorga, saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN dan terus mendengerakan Firman TUHAN Allah.
Namun tetaplah berdoa mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.
Secepatnya kita sambut KITAB WAHYU untuk Firman Penggembalaan Ibadah Raya minggu.
Setelah kita menikmati Firman Allah dari ayat sebelumnya yaitu Wahyu 18:9-10, sekarang kita akan memasuki Wahyu 18:11-13, namun izinkanlah saya untuk membaca ayat 10.
Wahyu 18:10-13 -- Perikop: “Jatuhnya Babel”
(18:10) Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: "Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!" (18:11) Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka, (18:12) yaitu barang-barang dagangan dari emas dan perak, permata dan mutiara, dari lenan halus dan kain ungu, dari sutera dan kain kirmizi, pelbagai jenis barang dari kayu yang harum baunya, pelbagai jenis barang dari gading, pelbagai jenis barang dari kayu yang mahal, dari tembaga, besi dan pualam, (18:13) kulit manis dan rempah-rempah, wangi-wangian, mur dan kemenyan, anggur, minyak, tepung halus dan gandum, lembu sapi, domba, kuda dan kereta, budak dan bahkan nyawa manusia.
Intinya, dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakiman atas Babel. Maka, di sini kita melihat: pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung lebih tepatnya berdukacita, sebab pada saat Babel (pasar dunia) dihukum; tidak ada lagi orang yang membeli dagangan mereka.
Saudara, sadarkah kita, bahwa kita sekarang memasuki babak baru, yaitu era globalisasi atau yang disebut pasar bebas, yang sedang berlangsung saat ini, di depan mata kita.
Adapun dampak dari era globalisasi (pasar bebas) tersebut: pedagang-pedagang di pasar sudah mulai resah, teramat lebih pemilik toko; bersusah hati dan berdukacita, bahkan tidak sedikit pemilik toko gulung tikar. Juga beberapa mol di tanah air mulai sepi pengunjungnya dan sudah ada beberapa mall yang tutup di tanah air.
Beberapa waktu yang lalu sinode GPT (Gereja Pantekosta Tabernakel) mengadakan MUBES di satu mol, di Surabaya. mol itu megah, ada beberapa tingkat, kurang lebih lima tingkat. Mol yang begitu megah dan besar sudah tutup, karena tidak ada lagi pengunjungnya. Dan juga di Cilegon, mol sudah mulai sepi (tidak ada lagi pengunjung).
Penyebab semua itu terjadi: transaksi perdagangan (jual-beli) sekarang ini dapat dilakukan dengan online. Itu berarti; sistem perdagangan sekarang ini jelas sudah mengarah kepada pasar tunggal / pasar bebas, yang nantinya akan dikelola oleh satu pemerintahan atas seantero dunia ini.
Jadi saudara, perhatikanlah apa yang ada di depan mata kita sekarang ini, jangan sibuk lagi dengan kesibukan dunia, karena kita bukan manusia duniawi. Kehidupan yang tergembala, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sedangkan manusia duniawi, sibuk dengan kesibukan duniawi.
Di atas tadi saya sudah sampaikan; sistem perdagangan saat ini sudah mengarah kepada pasar bebas / pasar tunggal yang nantinya akan dikelola oleh satu pemerintahan atas seantero dunia ini. Kita lihat hal itu, telah dinubuatkan dalam Daniel 8.
Daniel 8:8 -- Perikop: “Domba jantan dan kambing jantan”
Domba dan kambing tidak sama saudara. Kalau domba; akan tergembala, tetapi kambing; suka menanduk, liar dan tidak dengar-dengaran. Nanti kita akan lihat “kambing” di sini.
Daniel 8:8
(8:8) Kambing jantan itu sangat membesarkan dirinya, tetapi ketika ia sampai pada puncak kuasanya, patahlah tanduk yang besar itu, lalu pada tempatnya tumbuh empat tanduk yang aneh, sejajar dengan keempat mata angin yang dari langit.
Tampak kambing jantan membesarkan dirinya, tetapi pada puncak kuasanya patahlah tanduk besarnya. Lalu, dari tanduk yang patah itu tumbuh empat tanduk sejajar dengan keempat mata angin, yaitu: timur, barat, utara, selatan, berarti; berada di seantero dunia dan menjadi penguasa.
Penggenapan dari Daniel 8:8, telah dinyatakan oleh TUHAN Yesus KristuS kepada murid-murid-Nya di dalam…
Matius 20:25
(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Pada saat antikris menjadi raja atas bumi ini (timur, barat, utara, selatan), ia akan:
Memerintah dengan tangan besi.
Menjalankan kuasanya dengan paksa (otoriter).
Itulah sebabnya Daniel mengatakan bahwa keempat tanduk yang muncul dari tanduk besar yang patah tersebut, adalah empat tanduk yang aneh. Dan keanehan itu sudah disampaikan TUHAN Yesus kepada murid-murid.
Kalau saudara sudah melihat keanehan ini, jangan bermasabodo lagi demi keselamatan jiwa. Dimulai dari diri kita, semoga kesaksian kita menolong keluarga kita, menolong suami, isteri, anak, orangtua, saudara laki-laki, saudara perempuan, adik dan kaka, menantu dan mertua. Hal yang aneh semacam ini, harus diperhatikan. Di atas tadi saya sudah katakan, kita ini sudah masuk pada babak baru, suatu keadaan yang aneh, jangan bermasa bodoh lagi.
Bukankah hal aneh perkara tangan besi dan otoriter? Lalu kenapa kita masih bermasabodo dan menganggap enteng nyawa ini? TUHAN menginginkan Roh-Nya yang ada padamu, TUHAN mengingkan jiwa saya dan saudara sebagaimana dalam Yakobus 4:25 --- Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" Jadi, jangan bermasabodo ya saudaraku.
Daniel 8:9
(8:9) Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai.
Salah satu dari keempat tanduk tersebut; muncul suatu tanduk kecil, namun pada akhirnya menjadi sangat besar, mengarah ke selatan, timur, dan ke arah Tanah Permai. Berarti, kemunculan tanduk tersebut berasal dari SEBELAH UTARA.
Utara adalah takhta dari iblis / setan.
Ayat referensi: Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (Yesaya 14:13)
Itulah yang terkait dengan utara.
Kita akan lihat SEBELAH UTARA.
Matius 6:31
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sibuk memikirkan soal apa yang akan dimakan, diminum dan dipakai. Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (bangsa-bangsa lain) itulah antikris. Antikris dan kerajaannya berasal dari sebelah utara, inilah takhta setan.
Pendeknya, orang yang kuatir soal apa yang dimakan, diminum kemudian kuatir memikirkan apa yang dipakai, telah dikuasai oleh roh antikris.
Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Sebenarnya TUHAN tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu. Artinya: TUHAN tidak akan membiarkan kita tidak makan dan tidak minum. Apa buktinya? Malam ini kita boleh datang menghadap Allah, selanjutnya di tengah-tengahnya kita boleh menikmati makan dan minum…
Makanan itulah Firman Allah sebagai korban santapan.
Minuman itulh karunia-karunia dan jabtan dari Roh Kudus.
Kemudian, TUHAN tidak membiarkan kita tidak mempunyai pakaian (telanjang), sehingga nampak dosa yang memalukan itu.
Tetapi lihatlah, bangsa-bangsa yang datang dari sebelah utara, yang dikuasai oleh roh antikris; penuh dengan kekuatiran, mereka sibuk mencari hal-hal yang bersifat fana di dunia ini. Pendeknya, orang yang dikuasai roh kekuatiran senantiasa mengandalkan kekuatannya.
Saudara, TUHAN tahu apa yang akan kita makan dan minum, karena Dia memelihara kita secara ajaib. TUHAN juga tidak akan biarkan kita telanjang (tidak berpakaian). Sebab, dari sejak semula, TUHAN telah memperhatikan ketelanjangan manusia (Adam artinya manusia) dan isterinya itu, sebagaimana dalam Kejadian 3:21 --- Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Binatang dikorbankan lalu dikuliti 🡪 pribadi Yesus. Ini adalah nubuatan dan TUHAN Yesus sudah menggenapinya di atas kayu salib. Dia ditelanjangi, dikuliti, untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Jadi, dari sejak semula TUHAN telah menutupi ketelanjangan kita, artinya; TUHAN memperhatikan nikah-nikah di bumi ini;
Baik nikah secara jasmani (hubungan suami isteri).
Maupun nikah secara rohani (hubungan gereja TUHAN dengan Yesus sebagai Kepala / suami).
Jadi, kalau TUHAN memperhatikan nikah, otomatis TUHAN juga memperhatikan buah nikah, itu harus diperhatikan saudara. Jadi, jangan pernah mempermasalahkan siapa-siapa. Kalau TUHAN perhatikan nikah itu satu paket; TUHAN akan perhatikan buah nikah. Tetapi anak juga tidak boleh persalahkan orangtua, kalau kita tahu yang baik; segera saja untuk sangkal diri dan pikul salib (putuskan kutuk nenek moyang), dosa turunan, dosa warisan putus.
Jadi sekali lagi saya sampaikan, kalau TUHAN perhatikan nikah, itu satu paket; TUHAN juga memperhatikan buah nikah.
Itulah yang terkait dengan sebelah utara; sibuk dan kuatir dengan perkara yang fana (lahiriah).
Yang terkait dengan TANAH PERMAI 🡪 sebelah Barat.
Matius 6:33
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Di sini dikatakan: tetapi cari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran yang ada didalamnya, itulah yang harus kita dahulukan. Namun, manusia yang dikuasai oleh roh yang dari sebelah utara (takhta setan); penuh kekuatiran, sehingga ia mendahulukan barang yang fana; soal makan, minum dan pakaian -- takut tidak ada uang buat bayar kontrakan, cicilan rumah, biaya sekolah anak dan lain sebagainya. Padahal semua sudah diatur oleh TUHAN, TUHAN jauh lebih tahu.
Itulah perjalanan rohani gereja TUHAN di akhir zaman ini, seperti perjalanan bangsa Israel di padang gurun ketika mengumpulkan manna; tiap-tiap orang segomer menurut jumlah rumah. Ada yang mengumpulkan banyak tidak berlebihan, ada yang mengumpulkan sedikit tetapi tidak kekurangan, TUHAN jauh lebih tahu (Keluaran 16:16-18).
Jadi saudara, sekali lagi saya sampaikan, kalau kita bicara Tanah Permai, kedudukannya di sebelah barat, itu adalah gambaran dan bayangan dari kerajaan Sorga dan kebenaran di dalamnya, inilah yang harus kita dahulukan. Itu berarti, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, kita tidak perlu pikirkan gaji besar atau gaji kecil, sebab TUHAN lebih tahu. Itulah Tanah Permai nan indah, semuanya menjadi indah.
Biarlah kiranya kita semua ada di Tanah Permai, hidup kita indah, ibadah dan pelayanan kita indah, nikah dan rumah tangga kita indah, buah nikah indah, masa depan indah, semuanya indah. Haleluyah.
Yel-yel…
PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANG TABERNAKEl: “MENDAHSYATKAN”
YANG MENDAHSYATKAN: “PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANG TABERNAKEL”
Semuanya diterangi oleh pribadi Tabernakel sejati itulah TUHAN Yesus, ajarannya diterangi.
Kerajaan Allah (Tanah Permain) jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI, kedudukannya berada di sebelah barat.
Perlu untuk diketahui:
Di dalam Ruangan Maha Suci ada Tabut Perjanjian. Adapun Tabut Perjanjian tersebut terdiri dari 2 (dua) bagian:
Tabut / peti 🡪 sidang mempelai wanita TUHAN.
Tutupan grafirat (tutupan pendamaian) dengan kedua kerub di atasnya 🡪 Allah Trinitas, yakni; TUHAN, YESUS, KRISTUS sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tutupan grafirat 🡪 Yesus Anak Allah
Kerub (satu) 🡪Allah Bapa
Kerub (dua) 🡪 Allah Roh Kudus
Keluaran 25:10-11 --- Perikop: “Mengenai Tabut perjanjian.”
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Tabut (peti perjanjian) terbuat dari kayu penaga. Kemudian, tabut (peti) itu disalut oleh emas murni dari dalam dan dari luar.
Jadi, tabut itu bukan hanya pada bagian luarnya saja yang disalut dengan emas murni, tetapi bagian dalam terlebih dahulu.
Jadi, jangan nampak terlihat baik pada bagian luar, tetapi bagian dalamnya penuh dengan segala ketidak baikkan. Itu sebabnya, kayu penaga itu harus disalut dengan emas murni, pertama-tama bagian dalam (manusia batin). Kemudian disalut pada bagian luar / tampilan luar. Tampilan luar adalah wujud dari dalam.
Sebab itu, imam-imam, kalau berkata; tulus saja. Pemimpin pujian, saat melayani pujian; tulus saja, jangan direkayasa. Main musik; tulus saja atau sebagai apapun pelayanan dari seorang imam; tulus saja. Jadi tampilan luar itu wujud dari apa yang ada di dalam. Kalau tampil luar baik tetapi tidak sesuai dengan bagian dalam disebut kemunafikan.
Tetapi, TUHAN tidak mau kalau anak-anak TUHAN / gereja TUHAN hidup dalam kemunafikan, TUHAN tidak setuju, TUHAN tidak tertarik dengan pelayanan seperti ini. Sebab, tabut harus dipikul, artinya; imam-imam harus bertanggungjawab dan kalau bertanggungjawab tidak boleh ada kemunafikan. Ibadah inipun harus kita pikul dengan penuh tanggungjawab, tidak dengan kemunafikan.
Kayu penaga 🡪 kemanusiaan / daging serta keinginannya.
Guru kami berkata; warna dari kayu penaga itu coklat kehitam-hitaman, gambaran dari warna dosa.
Emas = kemuliaan, kesucian dari Roh Kudus.
Oleh sebab itu, sesudah kayu penaga disalut dengan emas, maka tabiat daging dari manusia tidak nampak lagi di tengah ibadah dan pelayanan. Sebagaimana seorang imam harus memikul tabut, memikul tanggungjawab dengan penuh ketulusan dan kemurnian yang datangnya dari TUHAN, karena kayu penaga (gambaran dari manusia daging), sudah disalut oleh tabiat Ilahi; kemuliaan, kesucian dari Roh kudus.
Pendeknya, Tabut perjanjian yang terbuat dari kayu penaga namun telah disalut dengan emas murni dari dalam dan dari luar, itu adalah gambaran dari sidang mempelai TUHAN yang sudah mencapai kesempurnaan dan kemuliaannya.
Kita lihat gambaranya….
Wahyu 21:9
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
Satu dari tujuh malaikat yang memegang tujuh cawan itu menunjukkan penampilan dari mempelai wanita TUHAN.
Wahyu 21:10
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Mempelai TUHAN disebut juga kota kudus, Yerusalem baru, itulah gunung tertinggi.
Kalau kita ada di satu gunung, tetaplah di satu gunung dan TUHAN akan membawa kita pada satu gunung yang tinggi, kota kudus, Yerusalem baru, gambaran dari mempelai wanita TUHAN, sebab di Tanah Permai (Ruangan Maha Suci) terdapat satu alat itulah Tabut Perjanjian.
Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Singkat kata, dari tiga ayat yang sudah kita baca, gereja TUHAN yang sudah disempurnakan (sidang mempelai TUHAN); bercahaya kemuliaan Allah, sama seperti permata yang paling indah yakni; permata yaspis, jernih seperti kristal.
Kristal = transparan, itu berarti; bagian luar sama dengan bagian dalam.
Jadi, tampilan luar merupakan pancaran dari manusia bagian dalam. Peti (tabut) yang terbuat dari kayu penaga, telah disalut dengan tabiat Ilahi, itulah emas murni (kemuliaan, kesucian dari Roh Kudus), sehingga sidang mempelai TUHAN; bercahaya kemuliaan Allah. Ini yang dinanti-nantikan TUHAN.
Satu dari dua klimaks yang dinantikan TUHAN adalah permata yaspis, permata yang paling indah; bercahaya kemuliaan Allah. Pendeknya, kualitas rohani mempelai wanita TUHAN sudah sederajat dengan kualitas rohani Mempelai Pria Sorga, mengapa? karena bagi TUHAN tidak ada yang mustahil, bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil. Hari ini saya dan saudara mungkin merasa; saya ini orang kotor karena banyaknya dosa kejahatan dan kenajisan, derajat saya begitu rendah, hari ini mungkin kita merasa seperti itu, tetapi bagi TUHAN tidak ada yang mustahil. TUHAN bisa membawa kita sederajat dengan Dia, asal kita mau taat, setia dan dengar-dengaran, itu saja kunci keberhasilan. Tidak ada cara lain untuk sampai kepada kemuliaan selain taat, setia dan dengar-dengaran, hidup di dalam tanda penyerahan diri itulah keadaan dari satu kehidupan domba yang tergembala.
Ciri-ciri sidang mempelai TUHAN (bercahaya kemuliaan Allah)
Keluaran 25:11
(25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya dengan lain kata; dibuatlah karangan emas di sekeliling peti pada bagian atas. Bingkai emas / karangan emas / mahkota 🡪 hubungan persekutuan yang suci dengan Mempelai Pria Sorga dalam tanda ketundukkanya. Inilah ciri-cirinya, kalau tidak ada ini, tidak mungkin mempelai TUHAN sampai kepada kesempurnaan.
Biarpun saudara punya strategi dalam menjalankan roda kehidupannya, punya strategi dalam menjalankan usaha-usahanya dengan mempelajari filsafat-filsafat / filosofi-filosofi manusiawi, kemudian mempelajari tata krama dan etika yang sangat tinggi, nampaknya seperti sempurna dengan pelajaran-pelajaran itu, tetapi kalau tidak ada ketundukkan, tidak ada persekutuan dengan Mempelai Pria Sorga dalam tanda ketundukkan, maka pelajaran yang terkait dengan etika, tatakrama, filosofi-filosofi tersebut; nol dihadapan TUHAN, hal itu hanya berlaku di dunia ini.
Dari sini kita bisa melihat betapa dahsyatnya TUHAN di tempat kudus-Nya, betapa dahsyatnya kasih Allah dinyatakan bagi kit semua. TUHAN datang dengan kebenaran dan kasih serta kemurahan-Nya yang besar.
Sesudah mengikuti apa yang TUHAN minta yaitu; peti dari kayu penaga disalut dengan emas murni dari dalam dan dari luar, kemudian TUHAN minta untuk membuat bingkai di atas peti itu, sebagai tanda ketundukkanya (tunduk kepada TUHAN). Selanjutnya…
Keluaran 25:21
(25:21) Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
Selanjutnya, tutupan grafirat diletakkan di atas tabut --- kualitas rohani mempelai perempuan sudah sederajat dengan kualitas rohani Mempelai Pria Sorga. Ini berbicara tentang kesatuan antara tubuh dengan kepala, karena telah dianggap layak dihadapan TUHAN.
Tutupan grafirat dengan kedua kerub 🡪 Allah Trinitas yakni; TUHAN, Yesus Kristus, Dialah Kepala gereja, Mempelai Laki-Laki Sorga.
Sedangkan peti perjanjian yang telah disalut dengan emas 🡪 sidang mempelai wanita TUHAN yang sudah mencapai kemuliaan dan kesempurnaan-Nya. Jadi sudah dianggap layak seperti tubuh dengan kepala menyatu.
Memang kalau ada persekutuan yang indah, yang suci dalam ketundukkan gereja kepada TUHAN, pasti hubungan itu begitu indah, maka Ruangan Maha Suci disebelah barat disebutlah itu Tanah Permai, indah sekali saudara. Tetapi, kalau tidak ada ketundukkan, tidak bisa, biar bagaimanapun tidak akan indah.
Tetapi saya mau sampaikan; seorang isteri sabar-sabar saja kalau melihat kelakuan suami yang mungkin tidak dalam persekutuan yang baik dengan TUHAN. Atau suami, sabar-sabar saja kalau melihat seorang isteri tidak ada hubungan yang intim, persekutuan yang indah dan suci dihadapan TUHAN, sehingga penuh dengan pemberontakan-pemberontakan, sabar saja, tidak usah membalas kejahatan dengan kejahatan. Jangan kita olah yang kita alami sekarang ini dengan logika, nanti di situ terjadi kesulitan, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kalau kita oleh dengan logika, justru menyulitkan diri sendiri.
Kalau saya keras terus sama isteri, apa kata isteri? “kamu tidak benar.” Lalu pada saat saya berkhotbah, bagaimana? Jadi, kelakuan saya nanti mempersulit diri saya sendiri.
Berkali kali saya sampaikan kepada pemuda-pemudi, engkau harus mengerti tentang kebenaran semacam ini. Teramat lebih yang sudah menikah, harus tahu soal hubungan nikah dengan TUHAN. Jangan merasa kepala, jadi otoriter, itu pemerintahan antikris. Contoh dijalan raya, jurus emak-emak adalah sen kiri belok kanan, sudah salah tidak bisa disalahkan, malah mulutnya lebih rame lagi di jalanan, jadi sabar-sabar saja untuk mempermulus jalan kita sampai tiba di tujuan; Yerusalem baru, itu saja, jangan dikelola lagi dengan rasio. Ini adalah suatu pelajaran yang manis, bertahun-tahun saya belajar di sini.
Singkat kata, arti rohani TABUT PERJANJIAN adalah:
Takhta Allah.
Hubungan nikah, antara Kristus sebagai Mempelai Pria dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita TUHAN, dengan dasar kasih.
Hubungan nikah itu dasarnya kasih. Jadi, jangan mengharapkan nikah sebelum mengerti kasih. Kalau saya bilang, laki-laki umur 25 tahun ke bawah jangan nikah dulu, tunggu matang; miliki kasih agape, jangan nikah karena hawa nafsu. Perempuan juga kalau bisa umur 27 tahun, itu sudah lumayan matang, jangan hawa nafsu, cepat-cepat tetapi nanti jungkir balik di dalam hal menjalankan roda nikah rumah tangga, untuk apa?
Jangan kita seperti yang dilukiskan dalam Yesaya 30:15-16 --- Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan, kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Di atas daging masih ada daging saudara. Jadi, yang lebih utama adalah taat, setia dan dengar-dengaran sebagaimana pada ayat ini. Kuda itu daging bukan Roh Allah, jadi jangan andalkan daging ya saudara.
Sekali lagi saya sampaikan, yang pasti, yang kita harus tahu adalah pelajaran tentang Tabut Perjanjian, arti rohaninya,
Takhta Allah.
Kita harus menjadi takhtanya Allah. Kalau Allah yang bertakhta di hati kita, di hidup kita, di jiwa kita, maka TUHAN yang akan berkuasa dan berdaulat sepenuhnya dan TUHAN akan membawa damai sejahtera. Nanti baik sebagai suami, ataupun isteri; tetap membawa damai sejahtera. Itulah hubungan intim / nikah; kepala dengan tubuh.
Dasarnya nikah itu kasih, jadi kasih Allah harus benar-benar mantap dulu baru nikah, tidak usah buru-buru ya saudara, bersabar saja, indah pada waktunya, karena kita ada di Tanah Permai.
Yang laki-laki masih umur 20 tidak usah pacar-pacaran. Kalau mau tergembala jangan pacar-pacaran, tidak boleh. Kalau pacaran, berarti; merusak orang lain.
Keluaran 25:22
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Tabut perjanjian adalah hadirat Allah, tempat Allah berfirman dan tempat Allah memerintah.
Jadi jelas, Tabut perjanjian adalah takhta Allah.
Sesudah kita melihat Tanah Permai, dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci, di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat itulah Tabut Perjanjian yang secara singkat kita sudah pelajari, tetapi kita perlu lagi untuk membaca…
Yesaya 66:1 --- Perikop: “Keselamatan sesudah hukuman”
(66:1) Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Di sini dikatakan: langit adalah takhta Allah, namun ada juga tumpuan kaki itulah bumi; bumi adalah tumpuan kaki-Ku.
Pendeknya, kebenaran yang ada di dalam Ruangan Suci, kebenaran yang ada di dalam kerajaan Sorga itulah Tanah Permai yang di sebelah barat, masih kurang satu yaitu; tumpuan kaki TUHAN.
Jadi, di sebelah barat, itulah Ruangan Maha Suci ternyata bukan hanya Tabut Perjanjian, namun kenyataannya kalau kita lanjutkan dengan Yesaya 66:1 masih ada tumpuan kaki TUHAN. Ini yang harus kita pelajari, apa itu tumpuan kaki TUHAN setelah kita melihat takhta Allah? Dan itu sebetulnya telah diajarkan oleh rasul Paulus sesuai dengan apa yang dia lihat ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga.
Ibrani 9:1-2 --- Perikop: “Tempat kudus di bumi dan di sorga”
Berarti ada Tabernakel di bumi dan ada Tabernakel di Sorga, inikan sudah jelas saudara. Sebab itu, saudara jangan alergi dengan Pengajaran Tabernakel. Tabernakellah yang menerangi semua ajaran dari Kejadian sampai kitab Wahyu, supaya pemberitaan Firman tidak tebak-tebakan; asal main comot saja.
Ibrani 9:1-2
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
Bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian.
Kalau kita bandingkan dengan Tabernakel di bumi buatan tangan Musa, maka di dalam Ruangan suci sebenarnya terdapat tiga macam alat, itu secara lahiriah. Sekarang kita akan melihat Tabernakek di Sorga, berarti bukan lagi buatan tangan manusia (buatan Musa), tetapi buatan tangan TUHAN. TUHAN sendiri berkata dalam Yesaya 66:1 --- rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Kita sudah melihat Tabernakel Musa, buatan tangan Musa, kita sudah melihat secara hurufia. Tetapi Tabernakel buatan tangan TUHAN, mari kita lihat….
Ibrani 9:3-4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, jadi mezbah dupa sudah tidak ada lagi.
Jadi, singkat kata, di dalam Ruangan Maha Suci ternyata bukan hanya terdapat Tabut Perjanjian tetapi juga terdapat Mezbah Pembakaran ukupan dari emas, jelas ini menunjuk kepada doa penyembahan.
Jadi, yang mengangkat gereja TUHAN untuk sampai kepada Tabernakel di Sorga itulah doa penyembahan. Penyembahan itulah yang membawa gereja TUHAN untuk berada di Tanah Permai, Ruangan Maha Suci, kedudukkannya di sebelah barat. Rasul Paulus menyampaikan kebenaran ini kepada orang Ibrani, dan ia tidak sembarangan menyampaikan hal ini. Karena, kalau dia menyampaikan hal ini dalam bentuk logika, maka; akan sangat bertolak belakang (kontradiksi) dengan Tabernakel Musa di bumi. Tetapi, TUHAN sendiri yang memperkenalkan kepada rasul Paulus Tanah Permai ini, kalau kita perhatiakn 2 Korintus 12:2, dimana TUHAN mengangkat rasul Paulus ke tingkat yang ketiga dari Sorga, itulah Ruangan Maha Suci, kepadanya diperlihatkanlah selain Tabut Perjanjian, juga Mezbah Pembakaran Ukupan Emas.
Jadi, menyampaikan Firman TUHAN tidak boleh sesuka hati tetapi harus teliti, sesuai dengan apa yang diingikan oleh Roh Allah yang suci pada seorang pemimpin jemaat yang sedang meneliti dan menyelidiki Firman TUHAN yang akan disampaikan.
Pendeknya, doa penyembahan adalah tumpuan kaki TUHAN. Ketika kita tersungkur di kaki salib, sujud menyembah kepada Allah yang hidup, itulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, itu namanya tumpuan kaki TUHAN. Jadilah tumpuan kaki TUHAN.
Jadi, anak-anak TUHAN harus menjadi tumpuan kaki TUHAN, mengapa? Supaya kelak tidak menjadi tumpuan dari kerajaan yang muncul dari sebelah utara yakni; antikris. Inilah yang kita sedang perjuangkan; dua klimaks ini dan dua klimaks ini sedang dinantikan oleh TUHAN, dihargai dan dihormati oleh TUHAN. Hubungan dalam nikah yang suci, itu sangat dihormati oleh TUHAN. Kalau TUHAN menghormati, kita juga harus menghormati nikah suci lahir dan batin. Jangan ada gerakan-gerakan yang menimbulkan pertumbuhan rohani menjadi susah.
Sekali lagi saya sampaikan, kalau kita menjadi tumpuan kaki TUHAN, kita tidak akan menjadi tumpuan kaki dari kerajaan yang muncul dari sebelah utara (antikris). Coba perhatikan Wahyu 11:2 --- Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Jadi, kalau tidak mau menjadi tumpuan kaki TUHAN, satu kali menjadi tumpuan kaki setan, masuk dalam aniaya antikris yang muncul dari sebelah utara.
Itu sebabnya, sungguh-sungguh perhatikan kebenaran yang diajarkan dalam setiap pertemuan ibadah, jangan bosan-bosan. Saudara lebih suka mendengarkan Firman yang sifatnya filsafat dan hal-hal yang lahirih (yang fana), dongeng-dongeng, lalu disertai dengan lucu-lucu. Kenapa kita bosan terhadap Firman yang begitu suci dan mulia yang membawa kita kepada sampai kepada kesempurnaan?
Tadi malam anak saya berkata; saya lebih suka mendengarkan Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel biarpun dua sampai tiga jam, daripada Firman yang lucu-lucu. Isteri saya bertanya, kenapa? Dia menjawab; masa pemberitaan Firman tentang sapu lidi. Kalau satu lidi; tidak bisa menyapu, harus banyak kayu sapu lidi baru bisa menyapu. Itukan cerita sekolah minggu saudara. Kalau mau masuk dalam pesta nikah, maka beritanya harus berita yang dewasa, jangan sapu lidi. Jangan lagi cerita-cerita permen, yang sifatnya sementara, manis di mulut, habis sesudah itu. kita harus sabar, tekun dalam tiga macam ibadah pokok juga haru sabar.
Jadi saudara, sekali lagi saya sampaikan; kalau tidak mau menjadi tumpuan kaki TUHAN, maka menjadi tumpuan kaki iblis (setan) itulah kerajaan yang muncul dari sebelah utara (antikris), masuk dalam aniaya yang besar, siksaan yang dahsyat.
Syarat untuk menjadi tumpuan kaki TUHAN: tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Tidak mungkin menjadi tumpuan kaki TUHAN, kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Doa dan harapan kami sebagai gembala kepada sidang jemaat, kiranya kita semua menjadi tumpuan kaki TUHAN, rumah TUHAN yang dibangun oleh TUHAN sesuai dengan pola Tabernakel di Sorga.
Kita semua harus menjadi;
Takhta Allah dan Allah bertakhta; sehingga ada damai sejahtera.
Kemudian kita juga harus menjadi tumpuan kaki TUHAN itulah doa penyembahan.
Sebab itu, Firman TUHAN harus menggunakan pola itulah Tabernakel Sorgawi.
Ajaran Firman Allah yang dikaitkan dengan pola Tabernakel…..
Lukas 17:32-33
(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Ingatlah akan isteri Lot, ia menoleh ke belakang, berarti terikat dengan perkara lahiriah (barang fana).
Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya --- inilah yang terpenting saudara.
Barangsiapa kehilangan nyawa dalam arti; sangkal diri dan pikul salib, ia akan memperoleh nyawa (hidup kekal dalam Sorga)
Tetapi, barangsiapa mempertahankan nyawa seperti isteri lot, mempertahankan apa yang ada di bumi ini; tidak beroleh nyawa (binasa).
Jadi sekarang, kita tidak boleh seperti gereja isteri lot, tetapi kita harus menjadi gereja yang berpola Tabernakel.
Lukas 17:34-36
(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
Dua perempuan ini gambaran dari gereja TUHAN, yang satu dibawa yang lain akan ditinggalkan. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Di sini kita melihat 3 (tiga) perkara penting, yaitu:
Tempat tidur, bila dikaitkan dengan Pola Tabernakel terkena kepada MEZBAH DUPA 🡪 ketekunan dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN
Mengilang, bila dikaitkan dengan Pola Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN EMAS 🡪 ketekunan dalam IBADAH PENDALAMAN ALKITAB (Bible Study) disertai dengan perjamuan suci.
Ladang, bila dikaitkan dengan Pola Tabernakel terkena kepada PELITA EMAS 🡪 ketekunan dalam IBADAH RAYA MINGGU disertai dengan kesaksian Roh.
Jadi, tiga perkara penting untuk mencapai doa penyembahan adalah ketiga hal tersebut. Dan kita semua harus memperhatikan ketiga hal ini, semuanya berbicara tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Ini baru ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Barulah kita perhatikan….
Lukas 17:37
(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
"Di mana ada mayat, (rela kehilangan nyawa) di situ berkerumun burung nasar."
Jadi, syarat untuk sampai kepada puncak ibadah: tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kalau kita mendapat pengertian ini dan merindukan untuk sampai kepada puncak ibadah (doa penyembahan) pasti hati hancur, tidak gerah mendengar Firman TUHAN. Mendapat bonus sedikit saja kita nangis, tetapi ini bukan bonus sedikit, ini bersifat kekelan. Itu sebabnya saya berani berkata; engkau pasti hancur mendengar Firman malam ini.
Sekali lagi saya sampaikan, syarat untuk sampai kepada puncak ibadah: tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Apa buktinya? Kalau kita sudah sangkal diri dan pikul salib, rela kehilangan nyawa, maka --- "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar." Jadi jelas, untuk sampai kepada doa penyembahan, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Sesudah berada pada puncak ibadah, kepadanya dipercayakan sayap burung nasar yang besar. Sehingga bilamana kerajaan itu muncul dari sebelah utara, kita sudah dibawa lalu diterbangkan ke padang gurun untuk dipelihara di sana selama 3 ½ tahun.
Intinya, pada saat kerajaan itu muncul dari sebelah utara, untuk menguasai seantero bumi; timur, barat, utara dan selatan, TUHAN sudah percayakan sayap burung yang besar untuk membawa kita ke padang belantara, di situ kita dipelihara oleh TUHAN. Pada ayat tadi ada yang berkata: dimana TUHAN? Jawabnya; di tempat yang sudah TUHAN tentukan, karena kepadanya dipercayakan / diberikan sayap burung nasar yang besar.
Maka, jangan kita seperti gereja isteri lot, masih suka mempertahankan harga diri (mempertahankan nyawa). Kalau kita domba, ikuti gembala; Pengajaran Mempelai yang menggembalakan hidupmu. TUHAN tidak pernah membodoh-bodohi kita, tulus Dia menyampaikan. Hanya, sebelum kita memahami ketulusan, seringkali kita memberontak karena kita masih terpedaya dengan tipu daya ibadah-ibadah buatan tangan manusia, ini harus kita perjuangkan.
Singkat kata,kita sudah melihat:
SEBELAH UTARA 🡪 takhta antikris yang dicari adalah soal apa yang dimakan, diminum dan dipakai = penuh kekuatiran = gereja bungkuk.
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia (Amsal 12:25).
Saudara, biar sudah diterangkan soal takhta Allah dan tumpuan kaki TUHAN, orang bungkuk tidak peduli dia, karena dia tidak mampu melihat ke atas.
Tidakkah TUHAN penuh kasih kepada kita semua, kita bukan gereja mewah dan besar, tetapi hati yang paling dalam diperlihatkan kepada kita semua. Siapa yang pernah melihat hatinya TUHAN? Kenapa kita masih tetap mengeraskan hati dan bermasa bodoh dan menjadi sama seperti dunia?
Di atas tadi sudah saya sampaikan, bonus gaji bulanan saja kita bisa nangis, tetapi ini lebih dari bonus, hidup kekal loh saudara. Harus seperti apa TUHAN bicara kepada kita? Apa tunggu di api neraka dulu baru kita kapok, tetapi sudah terlambat.
TANAH PERMAI DI SEBELAH BARAT 🡪 Ruangan Maha Suci, dalamnya ada kebenaran yaitu:
Takhta Allah → mempelai perempuan TUHAN.
Doa penyembahan.
Jadi, dahulukan untuk mencari kerajaan Sorga serta kebenaran di dalamnya, maka semuanya akan ditambahkan. Inilah kebenaran yang dimaksud.
Seringkali guru sekolah minggu berkata; cari dahulu kerajaan Sorga serta kebenarannya, semuanya akan ditambahkan, itu betul, tetapi secara detail, kebenaran yang kita dahulukan dalam kerajaan Sorga adalah takhta Allah dan tumpuan kaki TUHAN (doa penyembahan).
Saudara, saya tidak bisa membayangkan gereja tanpa pola Tabernakel; bagaimana hubungan nikahnya dengan TUHAN, bagaimana hubungan nikahnya secara jasmani (hubungan suami isteri), saya tidak bisa bayangkan. Ini juga dinyatakan kepada diri saya sendiri, kepada nikah kami suami isteri.
Kita kembali untuk membaca…
Wahyu 18:11-13
(18:11) Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka, (18:12) yaitu barang-barang dagangan dari emas dan perak, permata dan mutiara, dari lenan halus dan kain ungu, dari sutera dan kain kirmizi, pelbagai jenis barang dari kayu yang harum baunya, pelbagai jenis barang dari gading, pelbagai jenis barang dari kayu yang mahal, dari tembaga, besi dan pualam, (18:13) kulit manis dan rempah-rempah, wangi-wangian, mur dan kemenyan, anggur, minyak, tepung halus dan gandum, lembu sapi, domba, kuda dan kereta, budak dan bahkan nyawa manusia.
Adapun jenis-jenis barang-barang dagangan dari Babel:
(1) emas (2) perak, (3) permata (4) mutiara, (5) lenan halus (6) kain ungu, (7) sutera (8) kain kirmizi, (9) pelbagai jenis barang dari kayu yang harum baunya, (10) pelbagai jenis barang dari gading, (11) pelbagai jenis barang dari kayu yang mahal, (12) dari tembaga, (13) besi (14) pualam, (15) kulit manis (16) rempah-rempah, (17) wangi-wangian, (18) mur (19) kemenyan, (20) anggur, (21) minyak, (22) tepung halus (23) gandum, (24) lembu sapi, (25) domba, (26) kuda (27) kereta, (28) budak (29) bahkan nyawa manusia.
Wahyu 18:14
(18:14) Dan mereka akan berkata: "Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang dari padamu, dan tidak akan ditemukan lagi."
Di sini dikatakan: “Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang dari padamu.” Jadi, setelah Babel (bicara soal pasar dunia) ini dihukum dalam satu jam saja, jelas yang mengeluh, menangis, berdukacita, adalah pedagang-pedagang. Dahulu mereka diuntungkan dengan dagang yang besar, tetapi dalam satu jam saja, Babel sudah dihukum, akhirnya mereka (pedagang-pedagang) di bumi menangis, berkabung, tidak ada lagi orang yang membeli barang dagangan. Sebab, sudah lenyap buah-buahan yang diingini, yaitu; segala yang mewah, segala yang indah, yang diingini olehnya, telah hilang dari dan tidak ditemukan lagi.
Perlu untuk diketahui:
Babel adalah buah masak / matang dengan segala kekayaan dunia serta segala keinginan akan segala perkara yang fana.
Yerusalam baru adalah buah rohani yang masak / matang dan indah.
Pendeknya, keinginan manusia akan Firman Allah itulah Firman yang dibukakan, serta Roh Allah yang suci yang bersifat kekal, semuanya telah lenyap. Apapun yang diingini baik bersifat lahiriah dari perempuan Babel, maupun Yerusalem sudah lenyap.
Itulah sebabnya saya katakan, selagi masih ada kesempatan, gunakan kesempatan ini. Di atas tadi sudah saya sampaikan, kita sudah masuk pada babak baru era globalisasi, cuma cara setan perlahan-lahan, sehingga kita merasa dari dulu dan sekarang keadaan dunia ini sama saja, padahal dunia ini sedang digiring pelan-pelan. Setan tidak serta merta menampilkan wujudnya sebagai setan, dia pelan-pelan saja menyerupai rencana TUHAN. Jadi, kalau saudara tidak memperhatikan ini, maka, sia-sialah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, padahal darah Yesus berkuasa untuk menolong kita semua.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; buah-buahan yakni; segala yang mewah yang berasal dari Babel juga Yerusalem sudah lenyap, sebab itu gunakan kesempatan yang ada ini. Buka mata dan lihat apa yang sedang terjadi ini. Dari pasar bebas kita sudah melihat, dari kondisi dunia pun kita sudah melihat. Dimana-mana terjadi longsor, banjir bandang, jalan amblas sehingga jalan antar kota satu dengan lainnya terputus, itu dari alam. Kalau dari sifat manusia yang rusak; kasih sudah semakin dingin, bapaknya saja memperkosa anaknya, bayangkan itu saudara, bukankah itu kasih sudah semakin dingin? Kenapa kita tidak buka mata dan melihat ini semua? Ayo buka mata saudara, jangan bermasa bodoh, jangan merasa zaman dahulu sama seperti sekarang. Sudah lenyap buah yang diinginkan hati, tetapi sekarang masih ada waktu untuk kita pergunakan dengan maksimal dan itu adalah kesempatan, kesempatan adalah kemurahan hati TUHAN, jangan disia-siakan.
Wahyu 18:15-16
(18:15) Mereka yang memperdagangkan barang-barang itu, yang telah menjadi kaya oleh dia, akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap, (18:16) mereka berkata: "Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa."
Jadi dalam satu jam saja perempuan Babel menerima hukumannya, pedagang-pedagang menangis berkabung, sehingga dalam satu jam saja kekayaan yang berasal dari hasil dagang yang sebanyak itu , sudah binasa.
Saudara, dari awal sampai pada akhir pemberitaan Firman ini, TUHAN rangkai begitu rupa, kiranya itu menjadi satu gerbong-gerbong yang indah untuk terus membawa kita sampai kepada tujuan hidup itulah Yerusalem baru, berada di Tanah Permai. Jangan lagi sibuk dengan dagang-dagang yang di dunia ini, apalagi dagang yang berasal dari perempuan Babel. Memang pasar dunia akan memberi keuntungan kepada pedagang-pedagang, tetapi, kalau pasar dunia (bebas) sudah dihukum, pedagang akan menangis dan gigit jari.
Saudara, malam ini TUHAN dalam satu pemaparan yang indah sudah kita terima, sudah mencakup jalan keluar dan kiranya TUHAN memberkati kita semua. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment