IBADAH RAYA MINGGU, 23
FEBRUARI 2025
WAHYU PASAL 18
Wahyu 18:20
(Seri 2)
Subtema: HUKUMAN SATU JAM SAJA ATAS BABEL
Pertama-tama saya
mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat TUHAN, kita
sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus; beribadah lewat Ibadah
Raya Minggu disertai dengan kesaksian dari zangkoor. Saya juga tidak lupa
menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapak, ibu, saudara terkasih
yang turut bergabung lewat online/live streaming/video internet baik
dari media social Youtube, maupun dari Facebook, atau mungkin
menggunakan media sosial lainnya yang dapat diakses (digunakan).
Selanjutnya doa dan
harapan kami dari tempat ini, kiranya damai sejahtera turun dan ada diantara
kita, menguasai kehidupan kita masing-masing untuk memberi satu sukacita dan
bahagia saat kita duduk mendengarkan firman TUHAN seperti Maria.
Marilah kita sambut
Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian
Roh dari KITAB WAHYU.
Dan kita kembali membaca
ayat terakhir dari perikop pertama dari Wahyu 18:20 yaitu; JATUHNYA
BABEL
Tetapi, jangan lupa,
tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan dari TUHAN supaya firman yang
dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing. Supaya kita ada di
dalam rencana TUHAN, kita semua dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus
yang sempurna. Kesaksian tadi merupakan teguran, tetapi, kalau kita mau tidak
ada yang mustahil sebetulnya, asal kita jangan membawa diri masing-masing,
berjanjilah kepada TUHAN, karena tidak ada artinya itu.
Wahyu 18:20 --- Perikop:
“Jatuhnya Babel.”
(18:20) Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu,
hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah
menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu."
Di sini kita melihat, Allah
menjatuhkan hukuman atas Babel karena "kamu."
"Kamu" ->
Sorga dan orang-orang kudus.
Hal itu bisa dilihat
dari cara TUHAN menjatuhkan hukuman atas Babel.
Perlu untuk diketahui, Wahyu
18 menceritakan tentang jatuhnya Babel sebab TUHAN telah menghukum Babel.
Babel
dihukum dengan 2 (dua) jenis hukuman.
JENIS HUKUMAN YANG
PERTAMA (Wahyu 18:1-8)
Secara khusus kita baca ayat
8….
Wahyu 18:1-8
(18:8) Sebab itu segala malapetakanya akan datang
dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan
dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat.”
Malapetakanya
akan datang dalam “satu hari”.
Saudara, pada minggu
yang lalu kita sudah membahas bersama-sama tentang "satu hari”, yang
akhirnya kita temukan sebagai takhta Allah, itulah kerajaan Sorga
disebut juga gunung Sion yaitu mempelai perempuan TUHAN.
Jadi, kalau saudara
bertanya; dimana kerajaan Sorga? Simple saja jawabannya, yaitu; jadilah
takhta Allah. Siapa takhta Allah? Itulah gunung Sion, yaitu; sidang
mempelai TUHAN yang sudah disempurnakan oleh Pengajaran Mempelai dalam
terangnya Tabernakel. Jadi semestinya, Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel adalah harga mati, jangan dirubah-rubah lagi, firman yang berkata.
Jadi sangat jelas,
hukuman dijatuhkan atas Babel karena Sorga dan orang-orang kudus, karena TUHAN
mau menjadikan kita sebagai takhta Allah.
Saya kira berita firman
pada minggu lalu yang sudah kita bahas masih jelas dalam ingatan ya saudara,
jangan diabaikan begitu saja. Tetapi, dicatat kembali dengan rapi dan dibaca
kembali, supaya kita bisa mengikuti seri pemberitaan Firman, kita bisa
mengikuti seri pengikutan kita dan tiba di Sorga sesuai dengan waktunya TUHAN.
Jadi, jangan sampai terputus, sebab ini adalah langkah-langkah kita ke Sorga.
Sekarang kita akan
melihat..
JENIS HUKUMAN YANG KEDUA
(Wahyu 18:9-19).
Babel
dijatuhi hukuman dalam satu jam saja.
Kalau jenis hukuman yang
pertama dalam “satu hari”, jenis hukuman yang kedua dalam “satu jam” saja.
Kemudian, hukuman dalam
“satu jam” saja, dituliskan sebanyak 3 (tiga) kali, karena terkait dengan 3 (tiga)
golongan yang telah diperkaya oleh perempuan Babel. Marilah kita perhatikan dan
ikuti bersama-sama ketiga golongan tersebut.
GOLONGAN YANG PERTAMA
Wahyu 18:9-10
(18:9) Dan raja-raja di bumi, yang telah
berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan
meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya. (18:10)
Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan
berkata: "Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang
kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!"
Yang diperkaya oleh
perempuan Babel yaitu; raja-raja di bumi, mereka diperkaya oleh
kelimpahan hawa nafsu cabul perempuan Babel. Namun ending (akhir) dari
kelimpahan oleh kenajisan percabulan; raja-raja menangisi dan meratapinya,
karena melihat asap api yang membakar perempuan Babel.
Saudara, situasi semacam
ini jelas berbanding terbalik dengan yang dialami oleh pemimpin-pemimpin /
raja-raja di dalam TUHAN. Saya jadi teringat, satu kali TUHAN akan menumpahkan
cawan murka yang keenam, lalu keringlah sungai Efrat yang besar itu. Kemudian,
waktu sungai Efrat yang besar itu kering "Siaplah jalan bagi raja-raja
yang datang dari sebelah Timur.” Kenapa harus sebelah Timur? Karena
menggunakan pola Tabernakel (Wahyu 16:12).
Jadi, kalau masih ada
sungai Efrat, sungai yang besar dengan lain kata masih ada kenajisan percabulan
dengan perempuan Babel, tiadalah mungkin kita bisa bersatu dengan TUHAN.
Jadi, camkanlah apa yang
TUHAN nyatakan kepada kita di malam ini. Sebab, apabila raja-raja ada di
tengah-tengah kegiatan Roh untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, dia akan
dibakar, tetapi oleh api TUHAN, lalu asapnya akan naik ke hadirat Allah;
menembusi takhta sesuai dengan yang tertulis dalam Wahyu 8:3-4 --- Maka
datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan
sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk
dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas
di hadapan takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa
orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Jadi, situasi yang
dialami raja-raja yang bercabul dengan perempuan Babel, sangat kontradiksi
dengan raja-raja yang tetap di dalam TUHAN. Berbahagialah dia dan
diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN lewat Pengajaran Mempelai dalam
terang Tabernakel. Peganglah teguh apa yang menjadi bagian masing-masing
dan jangan pernah lepaskan lagi apapun terjadi. Walau seribu rebah di sisi
kanan, dan sepuluh ribu rebah di sisi sebelah kiri; percayalah dengan
Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel; kita akan menembusi takhta Allah.
Sikap raja-raja di bumi
ketika Babel dihukum: Raja-raja berdiri jauh-jauh, karena takut.
Sikap ini menunjukkan
bahwa mereka pengecut/penakut/ tidak bersikap seperti laki-laki (tidak gentlemen).
Mengapa saya mengatakan
demikian? Sebab dahulu, sebelum
perempuan babel dihukum, raja-raja tersebut dekat dengan perempuan Babel. Itu
sebabnya, raja-raja di bumi memperoleh kekayaan oleh karena kelimpahan
hawa nafsu perempuan Babel. Tetapi ketika Babel dihukum dengan cara penghukuman
yang kedua, di sini kita melihat raja-raja justru "berdiri
jauh-jauh."
Untuk memperoleh
kelimpahan dia dekat, tetapi ketika Babel dihukum; dia berdiri jauh-jauh, itu
namanya penakut. Semestinya dia memiliki sikap seperti laki-laki, kalau mau
ikut, ya ikut sungguh-sungguh, jangan hanya mau yang enaknya saja.
Singkat kata,
pengecut/penakut sebenarnya tidak tahan dengan api penghukuman. Bahkan sebelum
api dengan penghukuman, pengecut/penakut; kuatir dengan soal apa yang dimakan,
diminum dan dipakai. Jadi, selama-lamanya penakut ini menjadi
penakut.
Saudara, kita tetaplah
di dalam TUHAN, apapun yang terjadi biarlah terjadi. Makan atau tidak makan,
tetap kumpul di dalam TUHAN, dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus. Dan
itu harus kita buktikan supaya nanti nyata pertolongan TUHAN kepada kita
sekaliannya.
Selanjutnya…
Perkataan raja-raja
ketika Babel dihukum:
"Celaka,
celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat."
Perkataan ini
menunjukkan bahwa raja-raja hidup dalam kemunafikan. Sebab, raja-raja
berkata tentang celaka yang menimpa Babel, tetapi mereka sendiri hidup dari
kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel, bukankah itu kemunafikan?
Babel -> pasar dunia
dengan dagangnya yang besar.
Saudara, kita sudah
melihat, gejala atau gejolak yang terjadi sekarang ini sedang mengarah kepada
era globalisasi. Sehingga, pedagang-pedagang di pasar resah, bahkan
pemilik-pemilik toko; gulung tikar dan mall-mall di beberapa daerah di tanah
air juga mulai ditutup, karena dagang (jual beli) sekarang menggunakan sistem online,
itu berarti sudah mengarah kepada satu pemerintahan tunggal. Ini harus
diperhatikan saudara, jangan sampai kita sudah melihat, tetapi kita masih
bermasa bodoh, nanti rugi sendiri. Jangan kita ingin kaya oleh karena pasar
dunia (dagangnya yang besar), lalu kita meninggalkan TUHAN, meninggalkan ibadah
dan pelayanan, itulah yang disebut dengan kenajisan percabulan --- kaya
tetapi oleh karena kelimpahan hawa nafsu cabul dari perempuan Babel.
Kemudian, soal
kemunafikan tadi, kita kaitkan dengan kisah dalam Injil Matius 23:1-36
berbicara tentang: Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi. Di sini kita melihat, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi disebut
sebagai orang-orang munafik sebanyak tujuh kali.
Kemunafikan yang pertama
Matius 23:12-13
(23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (23:13)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan
orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang
berusaha untuk masuk.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi menutup pintu kerajaan Sorga di depan orang.
Hal ini menunjukkan
bahwa mereka bukan "mutiara" artinya; bukan pintu gerbang
Sorga. Kalau dia pintu gerbang Sorga, dia akan membawa sebanyak-banyaknya jiwa
datang kepada TUHAN, seperti yang lazim dikatakan hamba-hamba TUHAN; memperlebar
kerajaan Sorga di bumi. Oleh sebab itu, jadilah mutiara.
Memang, untuk menjadi
mutiara harus terlebih dahulu berproses seperti kerang; terlebih dahulu dia
dilukai. Lalu lewat dilukai itulah kerang berproduksi atau apapun itu namanya,
dan ia akan terus bekerja supaya benda keras yang ada di dalam dirinya tidak
menyakitinya, sampai jadilah mutiara.
Jadi, proses untuk
menjadi mutiara itu lewat korban Kristus. Itu sebabnya Yesus berkata: Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6). Menunjukkan bahwa Yesus
adalah Pintu Gerbang Sorga. Jadilah pintu-pintu gerbang Sorga.
Saudara, ada 12 pintu
Gerbang Yerusalem, pada satu pintu Yerusalem terdapat satu mutiara (Wahyu
21:21). Jadi, orang munafik tidak akan pernah menjadi pintu gerbangnya
Sorga, justru sebaliknya, dia menutup pintu gerbang Sorga di depan banyak
orang.
Kemunafikan yang kedua
Matius 23:14
(23:14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah
janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang
panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih
berat.]
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi menelan rumah janda-janda. Seharusnya, janda-janda dibawa
kepada TUHAN supaya mereka memiliki kepala yaitu; Yesus Kristus. Tetapi
lihatlah, justru orang munafik ini menelan rumah janda-janda dengan doa yang
panjang-panjang. Padahal, ibadah yang murni adalah mengunjungi yatim piatu dan
janda-janda.
Pengajaran Mempelai
dalam terang Tabernakel membawa kehidupan janda kepada satu laki laki itulah
Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga. Dan itulah tugas dari rasul Paulus
sebagaimana dalam 2 Korintus 11:2 --- Sebab aku cemburu kepada kamu
dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu
laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi
orang munafik justru menelan rumah janda-janda dengan cara doa yang panjang-panjang
sampai orang terheran-heran mendengar doanya yang begitu menarik, kata-kata
yang tertata memikat hati, tetapi sebetulnya sedang menelan rumah janda-janda
yang semestinya janda dibawa kepada Kristus Kepala supaya dia jangan janda.
Karena, penderitaan janda itu hebat; malam hari dia menangis tersedu-sedu, dan
tidak ada yang menghibur, itu Alkitab yang mengatakan. Jadi, yang masih
bersuami, berbahagialah, bukan saya membela suami, tetapi itu faktanya. Doakan
suami masing-masing, tetapi suami juga tidak boleh sesuka hati, karena pemimpin
menjadi pelayan, jangan suami menjadi otoriter.
Kemunafikan yang ketiga
Matius 23:15
(23:15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi
lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi
penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka,
yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi mengarungi lautan dan menjelajahi daratan
untuk menobatkan satu orang saja.
-
Mengarungi lautan, jelas kait mengait dengan ajaran
antikris, yaitu; berbicara soal kekayaan, kejayaan, kelimpahan dan
kemakmuran yang disebut juga dengan kenajisan percabulan.
Jadi, kalau teori prosperity
ditekankan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan di
sebutlah itu kenajisan percabulan.
Kita mau menobatkan
orang, tetapi berada pada kenajisan percabulan, itu kan tidak benar; menjadi
neraka dua kali lipat. Tadinya, dia hanya Kristen dari lahir, lalu diinjili,
nyanyi-nyanyi dan tepuk tangan di rumahnya, tetapi yang diterapkan di tengah
ibadah dan pelayanan “ibadah laut” bicara soal kelimpahan, kekayaan, kemakmuran
dan kejayaan disebut juga teori prosperity, kalau itu yang diterapkan, maka
yang bertobat ini dijadikan neraka dua kali lipat.
-
Menjelajah daratan, jelas kait mengait dengan ajaran
nabi-nabi palsu yaitu; sibuk dengan mengadakan tanda-tanda heran,
mujizat-mujizat dan pengusiran setan, tetapi mengabaikan apa yang menjadi
kehendak Allah.
Memang, sudah ditekankan
soal mujizat, tanda heran, tanda ajaib dan pengusiran setan, tetapi berita
salib tidak ditekankan, kehendak Allah tidak ditekankan, “sepertinya bertobat”
tetapi menjadikan mereka neraka dua kali lipat sebagaimana yang tertulis dalam Matius
7:21 --- Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku
yang di sorga.
Yesus datang ke dunia
dan menjadi manusia, menderita sengsara dan mati di atas kayu salib itu karena
kehendak Bapa, itu yang terpenting. Tetapi ada saja orang Kristen tidak paham
ayat ini, biarpun sudah dijelaskan begitu rupa, masih juga diprotes-protes baik
di Youtube ataupun Facebook.
Jadi, kalau menobatkan
satu orang dengan ajaran laut dan ajaran darat, maka kamu
menjadikan dia orang neraka, dua kali lebih jahat dari orang munafik itu
sendiri. Itu sebabnya berkali-kali saya sampaikan; bulatkan hati ini untuk
terus memeluk Yesus Kristus Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga lewat
Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel -- peluk dan cintai Dia.
Singkat kata, hasil dari
ajaran lautan dan ajaran daratan: sesudah bertobat menjadi orang neraka, dua
kali lebih jahat dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Itu yang tidak
banyak disadari oleh orang-orang Kristen. Akhirnya banyak orang Kristen
menunjuk-nunjuk saya sebagai pendeta agamawi. Kasihan juga, tetapi saya tidak
mau berdebat, sebab hamba TUHAN tidak boleh berdebat, imam-imam tidak boleh
berdebat dan anak-anak TUHAN juga tidak boleh berdebat apalagi bicara soal
Firman. Firman bukan untuk diperdebatkan tetapi untuk diyakini, kalau tidak
yakin; diam.
Kemunafikan yang keempat
Matius 23:23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih,
adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang
satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari
selasih (katakanlah itu dari
gaji), adas manis (katakanlah persepuluhan dari bonus) dan jintan (katakanlah
persepuluhan dari overtime), semua itu persepuluhan yang dibawa (dibayar).
Tetapi yang terpenting dari hukum Taurat diabaikan yaitu; keadilan, belas
kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, yaitu; membawa
persembahan persepuluhan, tetapi yang lain jangan diabaikan yaitu; keadilan
belas kasihan dan kesetiaan.
Tetapi saudara, ayat ini
pun dipelintir oleh hamba TUHAN, itu bukan perpuluhan katanya. Saya tidak habis
pikir, kok bisa ya pendidikan tinggi tetapi tidak mengerti. Sudah jelas
maksudnya adalah membawa persembahan persepuluhan dari segala jenis penghasilan
kita. Bahkan saya sendiri kalau dapat kado baju, itu saya hitung. Katakanlah
harga baju tersebut Rp 120.000 jadi perpuluhannya adalah Rp 12.000. Atau, kalau
mendapat berkat makanan dari siapa saja, saya juga tetap hitung persembahan
persepuluhannya. Hal itu memang bagus, tetapi jangan lupa, harus juga
ditampilkan tiga hal lainnya yang terpenting dari hukum Taurat yaitu….
-
Keadilan.
Seringkali kita tidak
adil, waktu untuk TUHAN kita berikan sedikit, tetapi waktu untuk daging dan
keinginan terlalu banyak. Kita juga kurang adil dalam mengasihi.
-
Belas kasih atau kemurahan.
Saya tahu, ada beberapa
dari jemaat yang harus mendapat pertolongan hanya karena belas kasih. Mengapa
saya katakan seperti itu? Sebab, biar sudah diajar dengan baik, namun tetap
saja bebal, biar sudah dikasih pengertian dengan baik tetapi tidak mau
mengerti. Nah, orang yang semacam ini butuh belas kasihan. Ada kalanya saya
gemes, tetapi kembali lagi kepada belas kasihnya TUHAN. Karena saya pun jadi
hamba TUHAN, menerima jabatan gembala, juga karena belas kasihan. Karena pada
dasarnya kami bukan keturunan hamba TUHAN, kami adalah keturunan broken home.
Jadi, kalau saya akhirnya menjadi hamba TUHAN, itu karena belas kasihan.
Tetapi, jangan juga;
orang lain senantiasa mau mengerti kita, tetapi kita tidak mau mengerti orang
lain, itu tidak bagus. Kita menuntut belas kasih dari TUHAN, tetapi kita tidak
mengerti untuk menaruh belas kasih kepada orang lain.
-
Kesetiaan
Ini juga penting. Bantu
doa kepada sidang jemaat yang saya kasihi, supaya saya menjadi suami yang baik;
setia kepada pasangan hidup, demikian juga isteri saya. Dan imam-imam juga
kiranya tetap setia untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Masing-masing
kita setia kepada pasanganya, secara rohani pasangan rohani kita adalah pribadi
Yesus Kristus, Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga. Jangan juga kita menebar
pesona, sehingga susah lah hati si A, B, C karena menaruh harap kepada orang
banyak, akhirnya yang susah gembala juga. Oleh sebab itu, mengertilah soal
kesetiaan ini supaya kita tumbuh bersama-sama. Kita tahu yang baik, tetapi
masih suka main belakang.
Kemunafikan yang kelima
Matius 23:25
(23:25)
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh
rampasan dan kerakusan. (23:26) Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah
dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi membersihkan cawan dan pinggan sebelah luarnya, tetapi
sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
-
Pinggan itu ada kaitannya dengan apa yang akan dimakan..
-
Cawan adalah wadah, kaitannya adalah air untuk diminum.
Tetapi jangan karena
makanan dan minuman, kita rampas apa yang tidak perlu dirampas. Itu sebabnya,
TUHAN beritahukan kepada orang munafik ini; bersihkan dulu bagian dalam, nanti
bagian luar pasti bersih.
Bukankah kita sekarang
ada di tengah ibadah dan pelayanan? Dan itu terkait dengan cawan dan pinggan,
dengan lain kata terkait dengan soal apa yang dimakan dan minum, itulah Firman
Allah dan Roh Allah yang Kudus?
Biarlah kiranya kita
bersih pada bagian dalam, supaya bagian luar juga bersih yang terkait dengan
cawan dan pinggan.
Kemunafikan Yang Keenam
Matius 23:27
(23:27)
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya
memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan
pelbagai jenis kotoran.
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi (orang-orang munafik), sama seperti kuburan yang dilabur
putih sebelah luarnya. Jadi, sebelah luarnya bersih, tetapi sebelah dalamnya
penuh dengan pelbagai jenis kotoran (sampah).
Kalau kita mengacu
dengan perkataan rasul Paulus, sampah adalah kelebihan-kelebihan yang ia miliki
secara lahiriah sebagaimana dalam Filipi 3:8 --- Malahan segala
sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih
mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya
itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.
Jadi, pada bagian luar
tampak bersih, tetapi dalamnya penuh dengan pelbagai jenis kotoran (sampah),
itulah perkara-perkara lahiriah.
Sementara
tulang-belulang menunjuk kerohanian kering-kering. Perlu untuk diketahui; pada
tulang-tulang kering, tidak ada urat-urat, dengan lain kata; dia tidak
menikmati pelayanan dari hamba-hamba TUHAN.
Jadi saudara,
kemunafikan ini parah sekali, tetapi kenyataannya itulah yang terjadi dan kita
lihat yang dialami oleh raja-raja di bumi. Dia berkata celaka ketika perempuan
Babel dihukum dengan jenis hukuman kedua “satu jam” saja, tetapi
sebelumnya, dia diperkaya oleh hawa nafsu cabul perempuan Babel, bukankah
hal itu disebut dengan kemunafikan?
Kemunafikan yang ketujuh
Matius 23:29-30
(23:29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun
makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (23:30) dan
berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut
dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi (orang-orang munafik); membangun dan memperindah makam
nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh.
Saudara, nabi-nabi
banyak mati karena dilempari, dirajam, disesah ada juga yang digergaji dan mati
di salib dan salibnya terbalik. Kemudian, orang-orang munafik ini membangun
makamnya, mungkin ada yang dari keramik atau marmer mewah dan juga memperindah
tugu-tugunya. Sebetulnya, dengan melakukan dua hal ini menunjukan bahwasanya
mereka adalah keturunan ular beludak; pembunuh nabi-nabi. Jangan kita membenci
gembala sidang supaya kita jangan disebut ular beludak.
Matius 23:31
(23:31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap
diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Jadi, orang-orang
munafik adalah keturunan pembunuh nabi-nabi = ular beludak.
Matius 23:34
(23:34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu
nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka
akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah
ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,
Dampak negatif
kemunafikan: membunuh dan menyalibkan, serta menyesah utusan-utusan TUHAN,
yaitu;
-
Nabi-nabi.
Sebenarnya, tugas nabi
adalah bernubuat supaya hidup kita baik dan benar ke depannya.
Nabi yang bernubuat, ia
akan memberitahukan apa yang terjadi ke depan sehingga hidup kita ke depan jauh
lebih baik, tetapi itu dibunuh.
-
Orang-orang bijaksana.
Tugas orang-orang
bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang
di langit, itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi dan ditinggikan (Daniel
12:3).
-
Ahli-ahli Taurat -> hamba-hamba kebenaran.
Jadi, ahli-ahli Taurat
di sini bukan orang-orang munafik tetapi hamba-hamba kebenaran.
Jadi, kalau kita
membunuh nabi-nabi, bagaimana dengan masa depan kita?
Kalau kita bunuh orang
bijaksana, siapa yang menuntun kita? Sementara di dunia ini banyak roh. Kalau
kita bunuh ahli Taurat, siapa yang menguraikan Firman kepada kita? Tetapi kenyataannya, raja-raja di bumi berkata;
celakalah kamu hai Babel, padahal sebelum Babel celaka, mereka sudah berlaku
munafik; karena sesungguhnya raja-raja telah diperkaya oleh hawa nafsu cabul
perempuan Babel.
Kembali kita membaca…
Wahyu 18:10
(18:10) Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan
siksaannya dan mereka akan berkata: "Celaka, celaka engkau, hai kota yang
besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung
penghakimanmu!"
Raja-raja di bumi
berkata: dalam satu jam saja sudah berlangsung penghukuman. Ini adalah
jenis penghukuman yang kedua. Namun, hal ini dikatakan sebanyak 3 (tiga) kali
terkait dengan 3 (tiga) golongan yang diperkaya oleh perempuan Babel.
Sekarang kita
perhatikan, yang diperkaya oleh perempuan Babel…
GOLONGAN
YANG KEDUA (Wahyu 8:11-16)
Kita baca terlebih
dahulu ayat 11…
Wahyu 18:11
(18:11) Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan
berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli
barang-barang mereka,
Jadi, golongan yang
kedua yang diperkaya oleh hawa nafsu cabul perempuan Babel adalah pedagang-pedagang
di bumi. Namun, mereka menangis dan berkabung karena Babel telah dihukum.
Pendeknya, orang-orang
yang telah dikuasai oleh roh jual beli akan menangis bila tidak mendapatkan
keuntungan lagi
Jadi, kalau roh jual
beli (roh antikris) sudah mendarah daging bagaikan telah menerima cap meterai
666 di tangan kanan atau pada dahi, ketika dia tidak mendapat lagi keuntungan,
di sini dikatakan; dia akan menangis.
Saya tambahkan sedikit, kenapa
harus 666? Karena itu adalah bilangan manusia, sedangkan manusia diciptakan
pada hari yang keenam dan manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh.
Berarti…
- 6
yang pertama; tubuh dikuasai daging.
- 6
yang kedua; jiwa dikuasai daging.
- 6
ketiga; roh dikuasai daging.
Kalau tubuh, jiwa dan
roh sudah dikuasai roh jual-beli dengan cap meterai 666, dia akan menangis
sejadi-jadinya bila tidak mendapatkan keuntungan lagi. Sebaliknya, bila seorang
dikuasai oleh Roh Kristus maka ia akan menyalibkan daging dengan segala
sesuatunya sebagaimana yang tertulis dalam Galatia 5:24 ---
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jadi, berbanding terbalik ya
saudaraku.
Sekali lagi saya
tandaskan, bila seseorang telah dikuasai oleh roh jual beli, satu kali dia akan
menangis bila ia tidak mendapat keuntungan lagi. Sebab itu, kepada salah
seorang jemaat saya katakan; ibu jangan menangis soal yang lahiriah,
menangislah terhadap kasih di Golgota. Kok sol rumah, soal makanan, soal
pakaian menangis, tetapi kasih dari Surga tidak menangis. Alkitab sudah
berkata; kalau seseorang dikuasai roh jual beli; satu kali dia akan menangis
bila tidak mendapat keuntungan lagi. Tetapi kita tidaklah begitu saudara, di
dalam mengikuti TUHAN banyak kali kita dirugikan baik perasaan, pikiran, hati.
Beda dengan roh jual beli, dia tidak mau dirugikan, dia akan menangis bila
kerugian itu tiba (terjadi).
Sekarang, roh apa
yang sedang menguasai dan mencengkram kita sekarang ini? Perhatikanlah
dengan baik-baik dan sungguh-sungguh, jangan kita nanti dihukum seperti
perempuan Babel dihukum dengan jenis hukuman yang kedua; satu jam saja.
Syarat mengikuti TUHAN
Yesus dalam Matius 16:24 adalah….
1. Sangkal
diri
2. Pikul
salib
3. Ikut
TUHAN = bersikap laki-laki, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.
Pendeknya, banyak
dirugikan, itulah laki-laki. Tetapi kalau perempuan beda, sen kiri belok kanan
dengan lain kata; menang sendiri. Tetapi laki-laki pemimpin jadi pelayan, bukan
dengan otoriter. Dahulu, sebelum mengerti kebenaran, kita merasa kepala; kalau
benar tetap benar, tidak seperti itu kepala.
Itu sebabnya saya
katakan, kalau kita menjadi pengikut Kristus; Roh Kristuslah yang menguasai
kita. Kalau Roh Kristus yang menguasai kita, pasti daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya pasti tersalibkan. Banyak kali kita dirugikan secara
lahiriah, tetapi banyak kali kita diuntungkan secara rohani; lahiriah merosot
tetapi yang rohani naik. Itulah perbandingannya kalau kita bandingkan di malam
ini bersama-sama.
Jadi, imam-imam harus
tahu soal roh antikristus (roh jual beli) dan mana yang disebut Roh Kristus
yang menguasai kita di tengah ibadah dan pelayanan ini. Jangan hanya keuntungan
terus, lalu menangis, marah-marah, mencak-mencak, ngambek dan ngomel bila tidak
ada keuntungan lagi, jangan kita seperti itu, tidak baik.
Wahyu 18:12-13
(18:12) yaitu barang-barang dagangan dari emas
dan perak, permata dan mutiara, dari lenan halus
dan kain ungu, dari sutera dan kain kirmizi, pelbagai
jenis barang dari kayu yang harum baunya, pelbagai jenis barang dari
gading, pelbagai jenis barang dari kayu yang mahal, dari tembaga,
besi dan pualam, (18:13) kulit manis dan rempah-rempah,
wangi-wangian, mur dan kemenyan, anggur, minyak,
tepung halus dan gandum, lembu sapi, domba, kuda
dan kereta, budak dan bahkan nyawa manusia.
Jenis barang-barang
dagangan para pedagang di bumi, antara lain:
-
Kelompok pertama: emas, perak, permata dan mutiara.
-
Kelompok kedua: lenan halus, kain ungu, sutera dan kain
kirmizi.
-
Kelompok ketiga: pelbagai jenis barang dari kayu yang
harum baunya, pelbagai jenis barang dari gading, pelbagai jenis barang dari
kayu yang mahal, dari tembaga, besi dan pualam.
-
Kelompok keempat: kulit manis, rempah-rempah,
wangi-wangian, mur, kemenyan, anggur, minyak, tepung halus dan gandum.
-
Kelompok kelima: lembu sapi, domba, kuda dan kereta.
-
Kelompok keenam: budak dan bahkan nyawa manusia juga
dijual.
Itulah barang-barang
dagangan pedagang-pedagang di bumi. Jadi, hanya untuk memperkaya diri saja, dia
harus hidup di dalam kenajisan percabulan dengan perempuan Babel (pasar dunia)
hingga nyawa manusia saja dijual.
Saudara, nyawa ini
mestinya bukan untuk diperjual-belikan. Sebab nyawa ini telah ditebus oleh
darah salib Yesus, sama seperti bangsa Israel telah diselamatkan dari tanah
Mesir, tanah perbudakan. Semestinya, kehidupan yang sudah diselamatkan,
mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, tetapi di sini justru
diperjual-belikan (diperdagangkan); sungguh memprihatinkan sekali.
Wahyu 18:14-15
(18:14) Dan mereka akan berkata: "Sudah lenyap
buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang
dari padamu, dan tidak akan ditemukan lagi." (18:15) Mereka yang
memperdagangkan barang-barang itu, yang telah menjadi kaya oleh dia, akan
berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan
meratap,
Selanjutnya di sini kita
melihat, pedagang-pedagang berkata:
-
Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu
Jadi saudara, buah-buah
yang diingin oleh perempuan Babel adalah beberapa jenis dagangan yang
diperdagangkan oleh pedagang, yang masuk dalam enam kelompok tadi. Tetapi
berbanding terbalik di dalam TUHAN, yang TUHAN mau cicipi adalah buah anggur
yang manis. Maka, kalau TUHAN mau mencicipi buah anggur yang manis, kita
sebagai ranting, harus melekat pada pokok anggur yang benar; tekun dalam tiga
macam ibadah pokok dan imam-imam datang di tengah-tengah ketekunan itu untuk
melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Dalam Yohanes 15:5
dikatakan --- Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Kalau ranting tidak melekat pada
pokok anggur, TUHAN tidak akan pernah mencicipi buah anggur yang manis dari
kehidupan kita. Tetapi, kalau sidang jemaat tekun dalam tiga macam ibadah
pokok, lalu imam-imam ada di tengah-tengahnya untuk mengambil bagian di dalam
pelayanan dihadapan TUHAN, maka, TUHAN akan mencicipi buah anggur yang manis.
Jadi, perbandingannya sangat mencolok.
-
Segala yang mewah dan indah telah hilang dari padamu, dan
tidak akan ditemukan lagi.
Saya jadi teringat dalam
kisah dimana TUHAN Yesus dibawa oleh Roh Allah yang suci ke padang gurun.
Tujuannya adalah supaya Yesus mengalami ujian atau pencobaan yang datang dari
si pencoba itulah iblis atau setan.
Ujian atau cobaan yang
ketiga dari setan adalah iblis membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi (gunung
yang tinggi bicara soal ibadah dan pelayanan), lalu dari sana iblis
memperlihatkan kerajaan dunia dengan segala kemuliaannya kemegahannya, dan
keindahannya (Matius 4:8-10).
Jadi, ibadah yang
tertinggi atau kerajaan yang tertinggi dari setan tritunggal adalah kerajaan
dunia dengan segala kemegahan, keindahan dan kemewahannya. Tetapi di dalam
TUHAN tidaklah demikian, puncak ibadah atau ibadah tertinggi adalah doa
penyembahan yaitu; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada hanya kepada
kehendak Allah saja, tidak kepada yang lain lagi.
Saudara, saya katakan
golongan kedua ini juga orang munafik, sebab mereka mengatakan; buah yang
diingini lenyap, kemewahan lenyap, tetapi mereka sendiri menginginkannya,
menangis bila tidak mendapat keuntungan.
Tidak salah berdagang,
itu boleh, dan namanya berdagang ya harus ada untung, tetapi itu ada jalannya
dan biarlah itu sesuai dengan jalannya TUHAN. Bisa untung besar atau untung
kecil, asal jangan dengan cara penipuan. Tidak salah untung besar, tetapi
bilamana nanti ada satu kerugian, jangan kita menangis, karena namanya
berdagang berkali-kali, tetapi di tengah-tengahnya bisa satu kali rugi. Entah
barangnya pecah atau dicuri, kita tidak paham. Tetapi yang pasti, kalau kita di
dalam TUHAN, segala yang kita punya terjaga dan terpelihara secara ajaib oleh
TUHAN.
Kemudian,
pedagang-pedagang itu berdiri jauh-jauh, menunjukkan bahwa mereka
penakut terhadap siksaan.
Jadi, baik raja-raja
maupun pedagang-pedagan di bumi yang sama-sama telah diperkaya oleh perempuan
Babel ternyata sama-sama penakut. Penakut = pengecut = tidak bersikap laki-laki
= menyimpang ke kiri dan ke kanan.
Wahyu 18:16
(18:16) mereka berkata: "Celaka, celaka, kota
besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain
kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam
satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa."
Pedagang-pedagang
berkata: Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian...
- Lenan
halus berbicara tentang kebenaran itulah pakaian dari seorang imam
dan raja-raja, itu dasar kita melayani TUHAN
- Kain
ungu berbicara tentang kemuliaan rajani.
- Kain
kirmizi (warna merah) berbicara tentang sengsara salib
Namun, pengucapan dari pedagang-pedagang itu
masih ada yang kurang yaitu…
- Kain
ungu tua.
Kalau ada lenan halus, kain
ungu dan kain kirmizi, maka harus ada kain ungu tua.
Kain ungu tua berbicara
tentang pelayanan dari seorang hamba.
Pendeknya, kemunafikan
dari pedagang-pedagang di bumi adalah memiliki kekayaan tanpa memiliki hati
hamba. Padahal, kalau dibandingkan dalam TUHAN, imamat rajani diperkaya
oleh TUHAN, kepadanya dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus disebut juga jubah
yang maha indah, itulah harta rohani.
Kalau kita sudah
dipercaya jubah yang maha indah, harta rohani, karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh Kudus, semestinya kita melayani TUHAN dengan
sungguh-sungguh. Dalam 2 Timotius 1:14 dikatakan --- Peliharalah
harta yang indah, yang telah dipercayakanNya kepada kita, oleh Roh Kudus
yang diam di dalam kita. Kemudian dalam 1 Timotius 4:14 dikatakan
---- Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah
diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Jadi, sekali lagi saya
sampaikan; kemunafikan dari pedagang-pedagang adalah hanya ingin memperoleh
kekayaan yang besar tetapi tanpa memiliki hati hamba, orang semacam ini susah
berbagi. Berbagi itu tidak mesti dengan uang, bisa berbagi hati, pikiran,
perasaan, waktu dan seterusnya.
Saya tidak tahu, saudara
terkoreksi atau tidak (merasakan jamahan Tuhan atau tidak), tetapi saya sangat
dikoreksi oleh TUHAN malam ini. Artinya, saya tidak boleh berlaku munafik
seperti kemunafikan dari pedagang-pedagang di bumi; kaya tetapi tidak memiliki
hati hamba, tidak mau berbagi dan melayani TUHAN. Saya akan merasa tertuduh dan
malu sekali kalau saya hanya memiliki karunia tetapi tidak mau berbagi kepada
jemaat. Ada kalanya saya dalam kekurangan, tetapi belajar berbagi dari
kekurangan itu, bukan dari yang lebih, TUHAN saksinya.
Oleh sebab itu, saya
tidak akan pernah berhenti kepada mereka yang membutuhkan belas kasih. Banyak
diantara kita yang butuh belas kasih, bagaimana supaya dapat pekerjaan,
pasangan hidup, menyelesaikan skripsi dan lain sebagainya, itu terus yang saya
doakan. Baik usahanya juga saya doakan supaya diberkati oleh TUHAN, setiap hari
di ujung kaki salib TUHAN, karena saya malu kalau saya tidak lakukan itu.
Rasanya malu kalau saya tidak menyebut satu persatu keluarga GPT Betania Serang
& Cilegon, kalau tidak berlaku demikian = berlaku munafik.
Pendeknya, kemunafikan
dari pedagang-pedagang di bumi ialah menginginkan kekayaan tanpa memiliki hati
hamba. TUHAN tidak suka seperti itu. Itu sebabnya ketika Dia masuk ke dalam
Bait Allah yang di Yerusalem, didapati pedagang-pedagang di situ bukan?
-
Yang diperjual belikan apa? Lembu sapi, kambing domba dan
burung merpati, itu semua mewakili korban Kristus dalam perjanjian lama.
-
Selanjutnya TUHAN melihat ada meja-meja penukar uang. Hatinya
menjadi tempatnya uang = cinta uang.
-
Kalau itu saja yang terjadi, maka percayalah, di dalam rumah TUHAN
pun pasti ada bangku-bangku pedagang merpati, bicara soal kedudukan dan keakuan
di dalam dirinya.
Jadi, kalau hanya
memperkaya diri tetapi tidak memiliki hati hamba, maka, di dalam hatinya
hanyalah ‘uang” berbicara soal keuntungan dan kekayaan dan ditambah lagi
kedudukan dan keakuan, pokoknya “aku saja”, “tidak mengakui”, “TUHAN tidak
pernah”. Tetapi malam ini, kita semua ada di hati TUHAN. TUHAN tidak egois,
TUHAN tidak pernah berkata: “Aku saja”, tetapi Ia berkata: “dia” yaitu keluarga
jemaat GPT “Betania” Serang dan Cilegon, “dia” yaitu; gereja lain, “dia” yaitu;
persekutuan lain dan siapapun di bumi ini, ada di hati TUHAN.
Saya tertuduh dan malu
malam ini, itu sebabnya hati saya hancur, saya sangat dipermalukan dan
ditelanjangi oleh TUHAN malam ini. Oleh sebab itu, marilah kita saling
mendoakan satu dengan yang lain.
Firman TUHAN saya sudahi
sampai di sini, kita akan melihat golongan yang ketiga pada minggu yang akan
datang. Dan jika TUHAN kehendaki, itulah akhir dari pemberitaan Firman yang ada
pada Wahyu 18 di perikop yang pertama. Dan kalau TUHAN kehendaki kita juga
akan melihat “satu jam” sehingga kita mengerti kenapa ada “satu hari” dan
kenapa ada “satu jam.” Berdoa terus, jangan lagi pertahankan ego, keakuan,
karena saya tertemplak dari kesaksian seorang jemaat tadi, saya malu; kelihatan
giat tetapi sebetulnya hatinya tidak ada di situ, tidak ada untuk TUHAN, hanya
aku bukan dia. Mari kita akui, sedikit malu dihadapan TUHAN.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment