IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 FEBRUARI 2025
SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 12)
Subtema: SETIA PADA PERJANJIAN TUHAN
Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada TUHAN,
oleh karena kemurahan hati TUHAN kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang
kudus lewat Ibadah doa penyembahan di malam ini, itu artinya sebentar kita akan
tersungkur di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada TUHAN, Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub (Allah Israel), Allah yang hidup, Allah
yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat atas kehidupan kita pribadi
lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan
TUHAN yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang &
Cilegon lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun dari Facebook atau dari media sosial
lainnya yang dapat gunakan (diakses).
Selanjutnya, biarlah kiranya damai sejahtera dari Sorga
memenuhi kehidupan kita, memberi suatu sukacita sekaligus bahagia saat kita
duduk diam mendengarkan firman TUHAN Allah.
Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai firman penggembalaan
untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5)
Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya
lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya
dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak
percaya.
TUHAN menyelamatkan
umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan mereka di padang gurun,
yakni; orang-orang yang tidak percaya.
Mesir adalah gambaran dunia dengan segala sesuatu yang ada
di dalamnya, tentu saja; keinginan mata,
keinginan daging dan keangkuhan
hidup seperti yang tertulis dalam 1
Yohanes 2:15.
Saudara, kisah penyelamatan bangsa Israel dari tanah Mesir
telah melegenda bagi bangsa Israel turun menurun. Namun sekalipun demikian,
kisah ini sengaja diangkat ke permukaan dengan lain kata; sengaja diceritakan
kembali oleh Yehuda (Yudas), dengan satu tujuan: untuk memperingatkan mereka dan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini
supaya jangan mengalami hal yang sama.
Demikian halnya rasul Paulus, juga memperingatkan jemaat di korintus dengan kisah yang sama
dalam 1 Korintus 10.
Singkat kata ayat 1-4
intisarinya adalah; umat Israel ditebus atau diselamatkan dari tanah Mesir dan
dari tangan Firaun.
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi
sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Bagian yang terbesar
dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun, sekalipun mereka telah ditebus
atau diselamatkan dari tanah Mesir (tanah perbudakan)
Bagian yang terbesar 🡪
generasi pertama dari bangsa Israel
yang lahir di Mesir.
Saudara, TUHAN
tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari bangsa Israel sebab mereka tidak percaya terhadap janji TUHAN
terkait tanah Kanaan kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya
ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya
jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka
perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala,
sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka
duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan
bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah
tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati
dipagut ular. (10:10) Dan janganlah
bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Apa yang menimpa bangsa Israel di padang gurun, itu
merupakan sebuah contoh untuk
memperingatkan hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Dan contoh ini
diangkat kembali ke permukaan, tujuannya; bukan hanya untuk memperingatkan
bangsa Israel tetapi juga kita (bangsa kafir), supaya kita jangan mengalami
nasib yang sama seperti nasib dari bagian yang terbesar yang ditewaskan di
padang gurun.
Antara lain:
a.
Jangan kita menginginkan
hal-hal yang jahat … (ayat 6).
b.
Jangan kita menjadi
penyembah-penyembah berhala … (ayat 7).
c.
Janganlah kita melakukan
percabulan … (ayat 8).
d.
Janganlah kita mencobai
TUHAN … (ayat 9).
e.
Janganlah
bersungut-sungut … (ayat 10).
Selanjutnya, kita akan membahas lima hal diatas satu
persatu. Di malam ini kita akan membahas tentang:
SUPAYA
JANGAN KITA MENJADI PENYEMBAH-PENYEMBAH BERHALA
Saudara, cerita mengenai bangsa Israel menyembah berhala
sebenarnya sangat familiar bagi kita, namun kita harus tetap mengikuti alur
Firman Allah, tidak boleh merasa bosan. Sebab, apabila Firman Allah itu
disampaikan secara berulang-ulang, akan memberi kepastian sebagaimana yang
tertulis dalam Filipi 3:1B
--- Menuliskan hal ini lagi
kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu, sehingga
kita kuat (tidak goyah), terhadap ujian, pencobaan, serta pergumulan-pergumulan
yang sedang terjadi di atas muka bumi ini, sampai nanti puncak kesesakan.
Keluaran 32:1-5 --- Perikop: “Anak lembu emas”
Dari perikop ini kita bisa melihat bahwasanya bangsa Israel
jatuh dalam dosa penyembahan berhala; patung anak lembu emas tuangan.
Namun marilah kita membaca lebih rinci ada dalam…
Keluaran 32:8
(32:8)
Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka
telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah
dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah
Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Di sini kita melihat, bangsa Israel telah menyimpang dari
jalan TUHAN (perintah TUHAN) sebab:
a.
Mereka telah membuat patung anak lembu emas tuangan.
b.
Kepadanya mereka sujud menyembah.
c.
Kepadanya mereka mempersembahkan korban.
Ini merupakan perbuatan yang amat sangat bodoh.
Perlu untuk diketahui:
Meninggalkan jam-jam ibadah dan pelayanan disebutlah itu penyembahan berhala, apapun itu alasannya.
Jadi definisi dari berhala
adalah: segala sesuatu yang sifatnya melebihi dari TUHAN, dari ibadah dan pelayanan.
Itulah kebodohan dari bangsa Israel.
Tetapi, kita semua menjadi satu kehidupan yang bijaksana
karena hikmat, lewat pembukaan rahasia Firman Allah yang memberi pengertian.
Sehingga dengan demikian, kita tidak akan jatuh dengan dosa yang diperbuat oleh
bangsa Israel yaitu; menyembah berhala. Kemudian, kita tidak sujud menyembah
kepada berhala, bahkan kita tidak mau berkorban kepada berhala, kecuali hanya kepada
TUHAN Yesus Kristus, Dialah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Dialah
Allah yang Esa, Allah yang hidup, yang menjadi pengantara antara Allah dengan
manusia.
Kalau kita berkorban di tengah ibadah dan pelayanan kepada
TUHAN, itu bagus. Tetapi berkorban kepada barang fana (hal yang lahiriah) itu bodoh namanya. Tetapi
kita tidak lagi sama dengan kehidupan yang lama, yang penuh dengan kebodohan.
Selanjutnya, bangsa Israel menyimpulkan bahwa anak lembu
emas yang mereka dirikan adalah “allah” yang telah menuntun mereka keluar dari
tanah Mesir seperti yang tertulis pada
Keluaran 32:8.
Mari kita lihat penyimpangan tersebut di dalam…
Keluaran 20:1-2 --- Perikop: “Kesepuluh hukum”
(20:1) Lalu
Allah mengucapkan segala firman ini: (20:2)
"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah
Mesir, dari tempat perbudakan.
Hukum yang pertama: Akulah
TUHAN Allahmu yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan.
Berarti, kalau bangsa Israel berkata “hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir”, hal ini menunjukkan bahwa bangsa Israel telah menyimpang dari jalan
(perintah) TUHAN, lupa kepada kebaikan dan kemurahan hati TUHAN yang telah
menebus dan menyelamatkan mereka dari tanah Mesir dan dari tangan Firaun.
Sesungguhnya, yang menuntun bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir adalah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, bukan patung anak
lembu emas tuangan, bukan allah yang mati.
Jadi saudara, kita harus mengetahui hal ini dengan baik.
Kalau pada akhirnya kita bebas dari segala ikatan
di bumi ini, apapun itu bentuknya, kemudian, kalau kita dibebaskan dari
segala perhambaan dosa di atas muka
bumi ini, itu bukan karena…
a.
Gagah hebat dan kuatnya
manusia
b.
Bukan karena memiliki
kelebihan-kelebihan
c.
Bukan karena mempunyai
harta kekayaan yang banyak
d.
Bukan karena
berhala-berhala di bumi ini
Tetapi, kalau pada akhirnya kita bebas dari semua ikatan di
bumi ini, jelas itu karena darah Anak
Domba Paskah, TUHAN sudah menggenapinya di atas kayu salib; Ia telah
mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia.
Jangan kita menjadi bodoh karena berhala. Namun
kenyataannya, bangsa Israel menjadi bodoh karena berhala. Tidak ada orang
menjadi pintar atau bijaksana karena penyembahan berhala, karena pekerjaannya,
bahkan karena studynya sekalipun atau karena kedudukan / jabatan yang tinggi.
Kita menjadi bijaksana karena hikmat yang datang dari pengajaran salib, di luar
itu semua orang menjadi bodoh.
Kita bergerak membaca…
Keluaran 12:21, 27 --- Perikop: “Tentang perayaan Paskah”
(12:21)
Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka:
"Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba
Paskah. (12:27) maka haruslah kamu
berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang
Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan
rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.
Singkat kata, oleh karena darah Anak Domba Paskah, bangsa
Israel ditebus dan diselamatkan dari tanah Mesir, tanah perbudakan, tanah
perhambaan dengan lain kata; ditebus dari segala ikatan-ikatan. Jadi, bukan
karena yang lain-lain.
Berbahagialah kehidupan yang memiliki TUHAN Allah Abraham,
Ishak dan Yakub, Dia Allah yang hidup, Dia memiliki darah yang cukup untuk
ditumpahkan sebagai penebusan dan penyelamatan atas kehidupan kita
masing-masing.
Beda dengan manusia duniawi, mereka akan berbahagia dan
bersukacita bilamana mereka dilimpahi oleh berhala-berhala di dalam
kehidupannya. Mereka akan bersukacita bilamana mereka sukses (berhasil)
membangun sebuah usaha / bisnis di bumi ini, dan hasilnya berkelimpahan, itulah
kebahagiaan manusia duniawi karena mereka berpikir secara manusiawi. Tetapi
manusia rohani tidaklah seperti itu, kebahagiaan kita adalah bila kita tetap di
dalam gunung batu, seperti Musa
dimasukkan ke dalam gunung batu, selanjutnya tangan TUHAN yang menudungi
kehidupan Musa ketika berada di dalam gunung batu.
Sekali lagi saya sampaikan; jangan malu rendah hati dan
pandanglah korban Paskah, itu yang memberi kekuatan dan kemampuan supaya kita
menjadi suatu kehidupan yang lemah lembut dan rendah hati, akhirnya tidak
munafik.
Keluaran 12:13, 23
(12:13) Dan
darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal:
Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak
akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum
tanah Mesir. (12:23) Dan TUHAN akan
menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas
dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan
tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.
Oleh karena darah Anak Domba Paskah bangsa Israel bebas dari
tulah pemusnah. Rumah-rumah bangsa Israel yang ada tanda darah pada ambang atas
pintu dan kedua tiang pintu; tidak dimusnahi oleh tulah kesepuluh. Pendeknya,
oleh karena Anak Domba Paskah, bangsa Israel menjadi anak sulung bagi TUHAN.
Adapun tulah kesepuluh adalah kematian anak sulung manusia di Mesir dan anak sulung dari semua hewan
di Mesir. Sehingga, kalau kita senantiasa mengarahkan pandangan pada korban
Paskah, kita menjadi anak sulung, lepas dari tulah pemusnah.
Pengertian ini harus mantap dan kita pegang. Jangan dipegang
sebentar, lalu dilepas lagi, artinya; kebenaran tergantung situasi, tidak boleh
seperti itu. Kemudian, kalau melayani jangan bersifat rutinitas, harus di hati.
Kalau beribadah tidak di hati.Jika TUHAN tidak ada di hati mu. TUHAN
perintahkan hal kecil, lalukanlah itu dari hati. Kalau mengerjakan sesuatu
hanya karena aturan-aturan, hanya karena “aku sebagai bendahara” atau “aku
sebagai sekretaris”, tidak bekerja tidak dari hatimu. maka TUHAN tidak ada di
hatimu dan TUHAN tidak mau menaruh hidup-Nya di hatimu.
Oleh sebab itu, belajar melakukan segala sesuatu dengan
memandang korban Paskah, itu artinya pekerjaan itu di hati mu, bukan karena
aturan. Kalau pekerjaan itu di hati mu, maka TUHAN di hati mu. Kenapa tidak ada kemuliaan dari perbuatan,
sikap? Karena sebetulnya tidak ada TUHAN di hati mu.
Kalau dipercaya untuk mengerjakan sesuatu, sekecil apapun
itu, biarlah itu di hati mu, karena itu adalah pekerjaan TUHAN. Kalau pekerjaan
itu ada di hati mu, maka TUHAN yang
mengorbankan diri-Nya sebagai korban Paskah, ada di hatimu, itulah yang disebut
anak sulung. Jadi, kalau mengerjakan sesuatu karena aturan, karena disuruh,
atau setelah ditanya baru ada pertanggungjawaban; TUHAN tidak ada di hati mu,
saya yakin mengatakan hal itu. Maka terlihat dari sikapmu dalam beribadah.
Kalau TUHAN percayakan sesuatu, sekecil apapun itu, bersyukurlah, itu adalah
korban Paskah sehingga tulah pemusnah tidak merusak hidup dan kita betul-betul
menjadi anak sulung. Tetapi kalau ditanya-tanya dulu, apakah ini sudah dikerjakan? Lau jawabannya: “lupa, atau ini dan itu”, itu
namanya engkau sedang mengentengkan pekerjaan TUHAN, tetapi untuk hal yang
lahiriah engkau besarkan, itu juga berhala.
Ini harus diperhatikan dengan baik, jangan dilupakan, jangan
mengerjakan sesuatu; sebentar dipegang, sebentar dilepas, tergantung situasi
kondisi saja; tidak ada TUHAN di situ.
Singkat kata, memandang korban Paskah = menjadi anak sulung.
Sekecil apapun yang dipercayakan oleh TUHAN, kerjakan itu dengan hati yang
tulus, sehingga hal itu disebut sebagai korban Paskah.
Saya sudah katakan; berhala tidak bisa membebaskan manusia
dari segala jenis ikatan dan dari perhambaan dosa, selain hanya oleh darah
domba Paskah. Jadi, jangan lagi bertahan dengan cara ibadah dan pelayanan yang
lama, tetapi marilah kita melayani dengan memandang korban Paskah, maka TUHAN
ada di hatimu karena engkau adalah anak sulung.
Sekarang kita buktikan,
apakah benar menjadi anak sulung oleh korban Paskah?
Keluaran 19:4 --- Perikop: “TUHAN menampakkan diri di gunung Sinai”
(19:4) Kamu
sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku
telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
TUHAN telah menjatuhkan hukuman atas Mesir dengan tulah
kesepuluh supaya bangsa Israel menjadi anak sulung bagi TUHAN. Terpujilah kasih
karunia TUHAN, oleh karena korban Paskah, Israel menjadi anak sulung. Bukankah
kita semua bangsa kafir? Tetapi telah dijadikan Israel rohani, karena korban
Paskah kita pun turut menjadi anak sulung. Bersyukurlah
hai anak-anak sulung!
Keluaran 19:5-6
(19:5) Jadi
sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari
antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. (19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku
kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus
kaukatakan kepada orang Israel."
Menjadi anak sulung berarti:
-
Menjadi harta kesayangan bagi TUHAN
-
Menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus
Inilah yang dimaksud dengan anak sulung.
Lebih rinci tentang anak sulung dalam…
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:
Perlu untuk diketahui:
-
Bangsa yang terpilih
disebut juga imamat rajani
-
Bangsa yang kudus
disebut juga umat kepunyaan Allah sendiri
Adapun tugas dari imamat rajani, umat kepunyaan Allah sendiri: untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar
dari Dia.
Pendeknya, karya Allah yang terbesar adalah salib di
Golgota, di situlah Yesus Anak Allah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas
dosa dunia.
Jadi, tugas dari seorang imam / pelayan TUHAN / hamba TUHAN
adalah
a.
Melayani TUHAN dan
pekerjaan TUHAN.
b.
Mengerjakan penebusan
dan pendamaian atas dosa dunia.
Itulah karya Allah yang terbesar yang harus diberitakan
bukan saja dari mulut, tetapi dari perbuatan (ibadah dan pelayanan kita). Ayat
referensi: 2 Korintus 5:18-19, 1 Yohanes 2:1-2.
Kita kembali membaca…
Keluaran 19:4
(19:4) Kamu
sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku
telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu
kepada-Ku.
Keuntungan menjadi anak sulung: didukung di atas sayap rajawali.
Kita butuh dukungan dan topangan oleh dua tangan TUHAN yang
penuh kuasa. Kalau manusia saja mendukung, memberi support dan perhatian baik
dalam dukungan doa, tenaga, pikiran, perasaan dan perbuatan membuat orang yang
membutuhkan dukungan sangat berbahagia dan tertolong, apalagi topangan dan
dukungan dari TUHAN; kita menjadi suatu kehidupan yang kuat oleh kuat kuasa
TUHAN.
Tujuan dukungan kepak sayap Allah: untuk dibawa kepada Allah
dan menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, berarti; bahagia bersama dengan Dia
di dalam kerajaan Allah untuk selama-lamanya.
Keluaran 19:7-8
(19:7) Lalu
datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan
mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya. (19:8) Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala
yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musa pun menyampaikan
jawab bangsa itu kepada TUHAN.
"Segala yang difirmankan TUHAN
akan kami lakukan." Lalu Musa pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada
TUHAN.
Itu sebabnya, melayani TUHAN sekecil apapun termasuk yang
terkait dengan pastoral, harus disertai dengan memandang korban Paskah, itu
namanya merasa memiliki. Mulai dari sekarang, pelan-pelan belajar.
Saya juga senang melihat seorang pemuda yang baru bergabung,
sebab pelan-pelan ia mulai mengerti melayani, ia membantu angkat kursi. Itu
memang perbuatan kecil, tetapi sifatnya mendukung, sehingga yang didukung
senyum-senyum karena bahagia.
Jadi sekali lagi saya sampaikan; mengerjakan sekecil apapun
pekerjaan TUHAN, harus merasa memiliki, semua pekerjaan itu harus dihati, bukan
karena disuruh, bukan karena aturan, bukan liturgis, itulah tanda bahwa TUHAN
ada di hati kita semua.
Jadi, pandang korban Paskah, maka TUHAN ada di hati. Jangan
ikuti cara-cara yang lama lagi, apalagi kalau engkau tahu itu kutuk; jangan
teruskan. TUHAN itu baik sekali, sebab, oleh karena korban Paskah segala ikatan
dilepaskan, lalu dibebaskan dari segala jenis perhambaan, tidak ada yang
seperti Dia, maka jangan kita keliru seperti bangsa Israel.
Saudara, perjanjian TUHAN terhadap bangsa Israel terkait
dengan anak sulung; telah disepakati oleh bangsa Israel. Lalu jawaban itu
disampaikan Musa kepada Allah.
Ulangan 26:16-19
(26:16) "Pada
hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan
ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap
jiwamu. (26:17) Engkau telah
menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu,
dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada
ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. (26:18) Dan TUHAN telah menerima janji
dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada
segala perintah-Nya, (26:19) dan Ia
pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk
menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan
menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang
dijanjikan-Nya."
Kalau kita mau konsekuen dengan panggilan TUHAN, berpegang
teguh dengan perjanjian TUHAN, betul-betul menjadi anak sulung; melayani TUHAN
dan pekerjaan TUHAN, menjadi tebusan dan pendamaian atas dunia, maka di sini
kita melihat: Ia pun akan mengangkat
engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya: untuk menjadi terpuji, ternama, terhormat dan
engkau akan menjadi umat yang kudus bagi
TUHAN. TUHAN akan menepati janji-Nya saudara.
Tidak mungkin manusia menjadi terpuji, ternama dan
terhormat hanya karena dia memiliki kelebihan secara manusiawi. Tetapi,
manusia terpuji, ternama dan terhormat karena kekudusan TUHAN,
kekudusan dari anak sulung yang senantiasa memandang korban Paskah; di dalam
dirinya ada TUHAN. TUHAN yang mempermuliakan seorang anak sulung menjadi terpuji, ternama dan terhormat, bukan
karena trik mu, pas butuh; dikerjakan, pas tidak butuh; tidak dilakukan, pas
butuh; lemah lembut, pas tidak butuh; tidak lemah lembut, bagaimana bisa begitu? TUHAN
tahu loh segala sesuatu.
Semestinya kebenaran itu permanen, Roh itu permanen, kasih TUHAN itu permanen.
Saya tidak katakan; sudah sempurna, tetapi paling tidak rasa takut itu ada,
sehingga tidak ada trik-trikan. Saya berharap kita semakin dewasa, melayani
TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN harus di hati dan dijiwai, sekecil apapun
itu.
Pertanyaannya: Apakah bangsa Israel berpegang terhadap
perjanjian itu dengan lain kata setia menjadi anak sulung?
Keluaran 32:8
(32:8) Segera
juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka;
mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah
dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang
telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Bangsa Israel pada akhirnya menyimpang dari perintah Allah = tidak berpegang teguh (tidak
setia) terhadap perjanjian yang telah disepakati.
Keluaran 32:-9
(32:9) Lagi
firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka
adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Jadi, ketika bangsa Israel menyimpang dari kebenaran Allah,
tidak berpegang teguh terhadap perjanjian yang telah disepakati yaitu; menjadi
anak sulung, maka bangsa Israel disebut bangsa
yang tegar tengkuk.
Tengkuknya tegar
berarti; tidak mau menundukkan kepala, tidak mau merendahkan dirinya, tidak
taat, tidak setia dan tidak dengar-dengaran.
TUHAN itu melihat segala sesuatu, seperti TUHAN melihat
bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Jadi apapun yang kita perbuat
di bumi ini; TUHAN tahu, entah itu berlaku pura-pura, munafik, melakukan
sesuatu supaya dilihat, mencari puji-pujian di tengah ibadah dan pelayanan,
TUHAN lihat dan TUHAN tahu. Itu sebabnya TUHAN berkata; telah Kulihat bangsa ini, maksudnya; ibadah dan pelayanan diperiksa
oleh pedang tajam, akhirnya TUHAN melihat ke dalaman hati --- dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa
yang tegar tengkuk.
Malam ini kita sudah disoroti oleh TUHAN lewat pedang tajam
bermata dua yang menusuk amat dalam, sehingga terlihatlah segala sesuatu yang
ada di dalam hati.
Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, janganlah
kita menjadi orang yang tegar tengkuk, jangan kita keras kepala. Apa sih kelebihan keras kepala? Tidak
ada, justru merugikan diri sendiri, merugikan nikah rumah tangga, dan merugikan
ibadah dan pelayanan. Itu sebabnya, kita harus pandang korban Paskah, artinya;
segala sesuatu yang kita kerjakan, besar atau kecil, harus di hati dan dijiwai.
Yang terkait dengan pastoral juga itu dari TUHAN, harus di hati dan dijiwai.
Jangan cuci mobil saja asal-asalan, sampai rusak, kuku panjang nampak di mobil
itu. Lalu kaca mobil pun penuh dengan lumut-lumut, semua asal-asalan, itu
karena tidak di hati dan tidak dijiwai.
Sebetulnya, pelayanan tanpa di hati dengan lain kata;
pelayanan itu tidak menjadi milik dan tidak dijiwai, yang kita tentang itu siapa? Mari kita lihat.
Kisah Para Rasul 7:51
(7:51) Hai
orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu
selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga
kamu.
Sebetulnya, orang yang tegar tengkuk, keras hati, tidak
dengar-dengaran, orang semacam ini sedang menentang
Roh Kudus, kalau disadari. Itu sebabnya, kutuk nenek moyang semacam ini
jangan diteruskan, ini dosa warisan.
Ulangan 7:6-7
(7:6) Sebab
engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh
TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat
kesayangan-Nya. (7:7) Bukan
karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN
terpikat olehmu dan memilih kamu -- bukankah kamu ini yang paling kecil dari
segala bangsa? --
Bangsa Israel dipilih menjadi milik kepunyaan Allah sendiri
bukan karena:
-
Jumlah atau kelebihan
kita sangat banyak.
-
Sebaliknya, kekurangan
kita amat banyak = kecil dan rendah
Jadi, kalau saudara dipakai oleh TUHAN untuk melayani TUHAN
dan melayani pekerjaan TUHAN, mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa
dunia, itu bukan karena engkau mempunyai banyak kelebihan, sebaliknya,
kekurangn kita amat banyak. Akan tetapi, oleh karena TUHAN mengasihi dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya, TUHAN
Allah tetap berpegang pada perjanjian-Nya. Tetapi, seringkali kita mengingkari
perjanjian itu. Kita berkata hari ini: amin, tetapi baru satu jam ibadah; lupa
semua. Lemah lembut dan rendah hatinya hanya untuk dilihat jemaat atau gembala
sidang saja, sesungguhnya di rumah masing-masing bersikap dengan sesuka hati,
itu tidak benar.
Jadi, kalau kita dipilih dan dipercaya untuk melayani TUHAN
malam ini, kemudian dipercaya ibadah-ibadah termasuk ibadah malam ini, itu
karena TUHAN mengasihi saya dan saudara, berarti TUHAN sedang menunjukkan kasih
setia dan kasih sayang-Nya terkait dengan perjanjian-Nya.
Tanda / bukti TUHAN mengasihi umat-Nya:
Ulangan 7:8
(7:8) tetapi
karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya
kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang
kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.
TUHAN membawa bangsa Israel keluar…
-
Dari Mesir yakni; rumah
perbudakan
-
Dari Firaun, raja Mesir
Dengan tangan TUHAN yang kuat, dengan tangan TUHAN yang
penuh kasih dan berkuasa.
Ulangan 4:20
(4:20) sedangkan
TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan
besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang
terjadi sekarang ini.
Dibawa keluar dari tanah Mesir = dibawa keluar dari
peleburan besi untuk menjadi bangsa yang terpilih dan milik kepunyaan Allah sendiri.
Pendeknya, bangsa yang terpilih, imamat rajani, yakni;
orang-orang yang melayani TUHAN; datang dan keluar dari peleburan besi,
terlebih dahulu masuk dalam prosesnya TUHAN, sehingga, tampaklah kemuliaan
TUHAN dalam hidupnya, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Ulangan 4:21-22
(4:21) Tetapi
TUHAN menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu, dan Ia bersumpah, bahwa aku
tidak akan menyeberangi sungai Yordan dan tidak akan masuk ke dalam negeri yang
baik, yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu. (4:22) Sebab aku akan mati di negeri
ini dan tidak akan menyeberangi sungai Yordan, tetapi kamu akan menyeberanginya
dan menduduki negeri yang baik itu.
Musa tidak masuk ke Tanah Perjanjian sebab bangsa Israel
berubah setia terhadap perjanjian yang telah disepakati tadi.
Jadi saudara, kalau seorang imam (pelayan TUHAN) atau sidang
jemaat tidak sungguh-sungguh di tengah-tengah ketekunan tiga macam ibadah
pokok, lalu imam-imam tidak sungguh-sungguh melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN,
itu ada kaitannya dengan seorang pemimpin jemaat. Saudara jangan pernah
berpikir “aku ya aku”, “gembala ya gembala”, “domba ya domba”, tidak bisa
seperti itu. Domba dan gembala itu menjadi satu kesatuan di tengah ibadah dan
pelayanan, tidak bisa berpisah. Pendeknya, di dalam satu kandang penggembalaan,
ada gembala dan domba.
Jadi, kalau domba-domba tidak sungguh-sungguh, kemudian
imam-imam tidak menepati janjinya sebagai anak sulung, itu ada kaitannya dengan
seorang gembala, Gembala bisa pusing, bisa stress hanya memikirkan hal yang
seperti itu. Perhatikanlah ini dengan sungguh-sungguh, jangan lagi sesuka hati
menjalankan roda kehidupan ini, dewasalah.
Lihatlah Musa tersandung, walaupun memang dibalik itu ada
maksud TUHAN. Tetapi hanya karena Israel yang sudah dipilih menjadi anak sulung
berubah setia terhadap perjanjian yang sudah disepakati; Musa tersandung.
Mulai sekarang dewasalah, jangan malu rendah hati. Menyambut
kerajaan Sorga, sama seperti menyambut anak kecil (Matius 18:2-6). Jadi, kalau malu rendah hati; tidak masuk dalam
kerajaan Sorga, walaupun jungkir balik melayani TUHAN. Hat-hati ya saudara,
ternyata segala sesuatu yang kita perbuat ada kaitannya dengan penggembalaan.
Keluran 4:23
(4:23) Hati-hatilah,
supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya
dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh TUHAN,
Allahmu, dilarang kauperbuat.
Di hari-hari ini kita harus semakin hati-hati dalam
bertindak dan mengambil keputusan. Maksudnya adalah jangan kita melupakan
perjanjian TUHAN, yakni; tetaplah menjadi imamat rajani, melayani TUHAN dan
pekerjaan TUHAN, setialah menjadi anak sulung, berpeganglah kepada perjanjian
yang disepakati tadi. Jangan rohnya sebentar melayani, sebentar tidak. Tubuhnya
memang disebut pelayan, tetapi rohnya tidak, itu tidak boleh.
Syarat menjadi imamat rajani / anak sulung: jangan mendirikan patung berhala yang menyerupai apapun, artinya:
bebas dari segala berhala.
Kesehatanpun jangan dijadikan berhala. Pusing dikit;
tetaplah beribadah, tepati perjanjian dengan TUHAN; tekun dalam tiga macam
ibadah pokok, nanti TUHAN yang memberi kesembuhan. Pelayan-pelayan, tepati
perjanjian yang telah disepakati. Jika TUHAN kehendaki kita akan lanjutkan di
minggu yang akan datang. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment