KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, February 13, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 09 FEBRUARI 2025




IBADAH RAYA MINGGU, 09 FEBRUARI 2025


WAHYU PASAL 18

Wahyu 18:17-19


Subtema: JANGAN SALAH MASUK BAHTERA


Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus; beribadah, melayani kepada TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Dan tibalah saatnya bagi kita untuk mendengarkan Firman Allah, oleh sebab itu mari kita buka hati lebar-lebar dan kita jadikan hati kita ini menjadi satu wadah untuk menampung segala apa yang akan disampaikan, itulah isi hati TUHAN, sehingga nanti kita semua dimampukan oleh Firman Allah itu untuk mengerjakan segala sesuatunya, mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube, maupun dari Facebook atau media sosial lainnya yang dapat diakses.

Selanjutnya doa dan harapan kami  dari tempat ini, kiranya damai sejahtera dari Sorga memerintah dan berkuasa di tengah-tengah kita, dihidup kita sekaliannya, memberi satu sukacita, kebahagiaan saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN untuk terus mendengar Firman Allah seperti Maria. Kita tidak sibuk memikirkan yang lain-lain, seperti sibuknya Marta, supaya kita mengerti rencana TUHAN, tidak ada sungut-sungut, tidak mempersalahkan ibadah dan pelayanan serta korban-korban. Sebab pada akhirnya Marta mempersalahkan TUHAN dan sesamanya.


Namun, sebelum kita memperhatikan Wahyu 18, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi. Jangan lupa dan tetaplah kontak dengan TUHAN


Marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.

Tiba saatnya kita membaca ayat yang baru, berarti berkat yang baru bagi kita malam ini dari…

Wahyu 18:17-19

(18:17) Dan setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariannya di laut, berdiri jauh-jauh, (18:18) dan berseru, ketika mereka melihat asap api yang membakarnya, katanya: "Kota manakah yang sama dengan kota besar ini?" (18:19) Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: "Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa.


Intisari dari ayat ini adalah, di sini kita melihat setiap nahkoda, anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariaannya di laut; berkabung, berdukacita, sebab dalam satu jam saja babel kota besar itu sudah binasa dibakar oleh api penghukuman TUHAN. Padahal sebelum dibakar oleh api penghukuman, perempuan Babel telah memperkaya semua orang yang mempunyai kapal di laut oleh barangnya atau dagangnya yang mahal.


Saudara, jauh sebelum hal ini terjadi, dan akan terjadi, telah dinubuatkan oleh salah satu dari lima nabi besar di Alkitab itulah nabi Yesaya.


Marilah kita membaca apa yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya tersebut.

Yesaya 23:14

(23:13) Lihat negeri orang Kasdim! Bangsa itulah yang melakukannya, bukan orang Asyur. Mereka telah menyerahkan Tirus kepada binatang-binatang gurun, mereka telah mendirikan menara-menara pengepungan dan telah meratakan puri-puri kota itu dan membuat kota itu menjadi reruntuhan. (23:14) Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab sudah dirusakkan bentengmu!


Singkat kata, kapal-kapal Taris meratap, berarti; berkabung dan berdukacita, sebab bentengnya sudah dirusakkan. 

Benteng yang dirusak 🡪 Babel kota besar, pasar dunia dengan dagangnya yang besar yang memberi keuntungan besar.


Adapun ratapan dari kapal-kapal Tarsis, bisa kita baca dalam Wahyu 18:19 --- Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa. Itulah ratapan dari kapal-kapal Tarsis yang juga dinubuatkan oleh Yesaya. 


Sekali lagi saya sampaikan, jauh sebelum hal itu terjadi, di hari-hari terakhir ini nabi Yehezkiel juga telah menubuatkan hal yang sama. Mari kita membaca apa yang dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel.

Jadi, ada lima nabi besar dalam Perjanjian Lama; Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel. Jadi, Yehezkiel ini salah satu dari lima nabi besar yang juga menceritakan atau menubuatkan hal yang sama.


Yehezkiel 27:25 --- Perikop: Nyanyian ratapan mengenai Tirus

(27:25) Kapal-kapal Tarsis membawa barang-barang dagangan ini bagimu. Penuh dengan muatan berat engkau di tengah lautan.


Intinya Tirus mempunyai barang / dagangan, itulah muatan kapal dari Tarsis di tengah lautan tersebut.

Tirus adalah gambaran dari antikris


Yehezkiel 27:26-27

(27:26) Ke lautan luas pendayungmu membawa engkau. Tetapi badai timur melandamu di tengah lautan. (27:27) Hartamu, barangmu, daganganmu, anak kapalmu dan pelaut-pelautmu, tukang-tukangmu dan pedagang-pedagangmu dengan semua prajurit-prajuritmu yang ada padamu, ya, bersama seluruh penumpang-penumpangmu, terbenam dalam lautan pada hari tenggelammu.


Namun pada akhirnya Tirus ditenggelamkan, karena dilanda badai timur. 

Kemudian, pada hari Tirus tenggelam, kapal-kapal Tarsis turut terbenam ke dalam lautan, itu sudah pasti. Dengan lain kata, kapal-kapal Tarsis terbenam karena benteng-bentengnya dirusak. 

Di atas tadi kita sudah mengetahui, benteng yang dirusak 🡪 Babel, pasar besar, pasar dunia


Yehezkiel 27:28-30

(27:28) Mendengar teriakan pelautmu gemetarlah tanah daratan. (27:29) Mereka turun dari kapalnya, yang mengayun dayung semua. Anak kapal, pelaut semuanya ke daratan lari mereka. (27:30) Ratapan kuat, teriakan pahit diperdengarkan terhadapmu; taruh abu di atas kepala, berguling-guling dalam debu.


Ratapan kuat, teriakan pahit diperdengarkan terhadapmu; taruh abu di atas kepala, berguling-guling dalam debu.

Mulai dari  nahkoda, anak buah kapal (ABK), termasuk mereka yang mata pencahariannya di laut, satu kali mereka akan meratap, menangis, berkabung dan berdukacita. Ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.


Jadi saudara, kita tidak boleh menaruh pengharapan terhadap lautan dunia ini, sekalipun lautan dunia dapat menyuguhkan segala sesuatu oleh Tirus dengan barang dagangnya yang mahal, yang memberi keuntungan besar. Memang hal itu tidak dipungkiri, tetapi baik nahkoda, maupun anak buah kapal (ABK), bahkan semua mereka yang mata pencahariannya di lautan dunia, satu kali akan meringins, meratap, berkabung dan berdukacita.

Ini adalah suatu warning (peringatan) untuk kita perhatikan, mengingat waktu yang sekarang ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan TUHAN sudah di ambang pintu. Lihat gejala dunia ini, tanda-tanda kedatangan TUHAN sudah jelas, lihat itu dengan mata yang terbuka, jangan tertutup oleh kelopak selaput daging dengan hawa nafsunya. Marilah kita menghargai ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.


Singkat kata, sebagai tambahan, kapal-kapal Tarsis; meratap, berkabung karena Tirus pada akhirnya dihukum.

Tirus adalah gambaran dari antikris yang ditunggangi oleh perempuan Babel, yang disebut juga dengan roh jual beli dengan dagangnya yang besar.


Jangan lagi kita menaruh harap pada apa yang disuguhkan oleh dunia, sekalipun dunia sepertinya memberi satu janji, tetapi sebetulnya itu semu/kamuflase/tidak nyata. Kita harus menaruh harap kepada TUHAN, bergantung kepada TUHAN, bersandar kepada kemurahan hati TUHAN saja, jangan kepada yang lain-lain.


Yehezkiel 27:9

(27:9) Tua-tua Gebal dengan ahli-ahlinya berada padamu hendak memperbaiki kerusakan-kerusakanmu. Segala kapal laut beserta anak kapalnya berlabuh padamu hendak menukarkan barang dagangannya.


Di sini dikatakan: segala kapal laut beserta anak kapalnya berlabuh padamu hendak menukarkan barang dagangannya. 

Hal ini menunjukkan bahwa Tirus adalah pusat/poros/central dari perdagangan itu sendiri. 

Itulah sebabnya saya katakan; Tirus sudah ditunggangi oleh perempuan Babel, Tirus adalah gambaran dari antikris; dikuasai oleh roh jual dan beli. 


Jadi, betul saja, bahwa sebelum Tirus dibakar oleh api penghukuman TUHAN, Tirus benar-benar memberi kekayaan kepada nahkoda, anak buah kapal (ABK), termasuk mereka yang mata pencahariannya dari lautan dunia ini dengan barang-barang dagangannya yang mahal. 


Tetapi kita semua telah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, itu adalah suatu bukti kuat bahwa kita semua berada di dalam bahteranya Nuh, gambaran dari Tabernakel sebab bertingkat tiga; bawah, tengah dan atas. Kemudian, angka-angka dari ukuran bahtera Nuh semua ada pada Tabernakel, baik panjang, lebar maupun tingginya, semua ada dalam Tabernakel. Itu sebabnya saya katakan; kita ini sedang dipelihara oleh TUHAN, dipelihara oleh bahtera Nuh gambaran dari Tabernakel, karena kita semua digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.


Lihatlah ukuran pada bahtera Nuh itu dalam Kejadian 6:15-16 --- Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas. Semua angka-angka tersebut ada pada Tabernakel dan bahtera itu terdiri dari tingkat bawah, tengah dan atas, itu adalah tingkatan rohani yang ada dalam pola Tabernakel. 


Sekali lagi saya sampaikan; kita semua sedang digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, berada di bahtera Nuh (gambaran dari pola Tabernakel). Biarlah kita mendapat kekayaan oleh kemurahan hati TUHAN saja, dengan lain kata diperkaya oleh kelimpahan kasih karunia TUHAN saja, bukan dari dagang Tirus. Kita tidak boleh menaruh harap kepada Tirus, harus tegas di hadapan TUHAN.


Yehezkiel 27:32-33

(27:32) Dalam meratap karena engkau mereka mengucapkan, menangiskan ratapan: Siapa seperti Tirus, yang sudah dimusnahkan di tengah lautan? (27:33) Sesudah barangmu datang dari laut engkau mengenyangkan banyak bangsa-bangsa, dengan banyaknya hartamu, daganganmu engkau memperkaya raja-raja dunia.


Sebelum Tirus dibakar oleh api penghukuman, memang ia mengenyangkan (memuaskan) banyak bangsa-bangsa oleh dagangnya yang besar, juga memperkaya raja-raja di bumi.

Raja-raja yang sudah ditetapkan oleh TUHAN dalam sebuah lembaga, kalau dia sudah diperkaya oleh Tirus, oleh dagangnya yang besar, barangnya yang mahal-mahal, maka kehidupan raja (pemimpin) yang seperti ini; tidak akan lagi mampu menegakkan hukum.


Yehezkiel 27:34

(27:34) Sekarang engkau dirusak dan dilenyapkan dari permukaan laut dan tenggelam di dasar lautan; daganganmu dan seluruh penumpangmu tenggelam dengan engkau.


Namun pada akhirnya Tirus dirusak dan ditenggelamkan sehingga dagang dan seluruh penumpang turut tenggelam.

Jadi bukan hanya mengalami satu kerugian, tetapi juga mengalami kehancuran dan kebinasaan. 


Pertanyaan: mengapa Tirus harus dirusak dan dilenyapkan?

Jawabannya…

Yehezkiel 27:24

(27:24) Mereka berdagang di pasar-pasarmu dalam jubah-jubah yang maha indah, kain ungu tua, pakaian yang berwarna-warni, permadani yang beraneka warna dan tali berpilin yang teguh.


Tirus adalah gambaran dari antikris, telah ditunggangi oleh perempuan Babel, dialah yang menyebabkan kenajisan percabulan dan kekejian, sehingga orang-orang yang memakai jubah-jubah yang maha indah, yang memakai kain ungu tua, itulah orang-orang yang melayani TUHAN, akhirnya hidup dalam kenajisan percabulan dan kekejian bumi. Itu sebabnya, TUHAN harus melenyapkan / merusak Tirus dengan barang dagangnya yang mahal itu.


Untuk semua imam-imam, biarlah kita semua melayani dengan sistem kerajaan Sorga; memerintah sebagai raja di bumi, berarti; tuan bukan hamba, dengan lain kata; tidak menghambakan diri kepada berhala-berhala, itulah imamat rajani. Tetapi saya juga berharap, sidang jemaat TUHAN (tubuh-Nya) yang sudah ditebus dan diselamatkan, harusnya juga sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada penebus; dipelihara, dibela, dilindungi oleh tangan TUHAN yang kuat, tangan TUHAN yang hebat, yang penuh kasih. Jangan kita seperti mereka, yaitu; imam-iman dan raja-raja yang akhirnya hidup di dalam kenajisan percabulan dan kekejian bumi. Oleh sebab itu, kita harus mengharbai ibadah dan pelayanan lebih dari hidup ini, lebih dari apa yang kita punya. Ini alasan kenapa TUHAN harus merusak dan melenyapkan Tirus dan dagangnya di dalam kapal Tarsis itu ke dasar lautan yang paling dalam.


Jadi, orang-orang yang memakai jubah-jubah yang maha indah, yang memakai kain ungu tua, memakain pakaian yang berwarna-warni, itulah orang-orang pilihan TUHAN, imamat rajani, pada akhirnya hidup di dalam kenajisan percabulan dan kekejian bumi. Maka, perhatikanlah ini dengan sungguh-sungguh.


Kita lihat imam-imam yang kepadanya juga dipercayakan jubah yang maha indah, tetapi akhirnya hidup di dalam kenajisan percabulan dan kekejian bumi. Hal itu diceritakan kepada jemaat di Ibrani dalam….

Ibrani 12:16

(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.


Esau menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan (sesuap nasi). Dalam hal ini Esau dikuasai oleh kenajisan percabulan dan kekejian bumi. Kalau seorang imam, hamba-hamba TUHAN, pemimpin jemaat  hidup dalam kenajisan percabulan dan kekejian bumi, berarti; dia dikuasai oleh nafsu rendah.

Pendeknya, menjual hak kesulungan (ibadah dan pelayanan) hanya untuk lahiriah = bersundal dengan Tirus (perempuan Babel), dengan lain kata; dikuasai oleh kenajisan percabulan dan kekejian, berarti; nafsunya terlalu rendah.


Kenapa saya harus mengatakan; kalau imam-imam dikuasai oleh kenajisan percabulan berarti nafsunya terlalu rendah? Sebab, dia membuat seolah-olah TUHAN tidak mampu memperhatikan hidupnya, tangan TUHAN kurang panjang untuk memelihara hidupnya, tangan TUHAN tidak cukup merawat dia dengan apa yang akan dimakan, diminum dan dipakai.

Jadi, imam-imam (pelayan TUHAN) bahkan seluruh jemaat, jangan hidup dengan nafsu rendah! Percayalah, TUHAN kita ajaib, Dia pasti memelihara umat ketebusan-Nya, apalagi imamat rajani, karena TUHAN kita dahsyat di tempat kudus-Nya, Dia Allah yang ajaib, Allah yang hidup, Dia mengadakan yang tidak ada menjadi ada. 

Jangan kita seperti Esau, berani mengambil resiko besar, berani tukarkan hak kesulungannya (ibadah dan pelayanan) hanya demi sepiring makanan / sesuap nasi. Pendeknya, dikuasai oleh kenajisan percabulan = nafsunya rendah = murahan. Sebaliknya, kita semua berharga oleh karena darah salib.


Parahnya lagi, Esau ini menggenapi Yehezkiel 27:24, dan hal itu kita dapat lihat dalam…

Kejadian 27:15 

(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.


Ribka adalah seorang ibu. Ibu 🡪 gembala. Berdoalah untuk seorang ibu, supaya menjadi ibu yang baik. 

Jadi, kalau saudara TUHAN minta supaya rohani semakin hari semakin maju sampai kepada kedudukan yang sangat tinggi itulah imamat rajani, saudara jangan merasa bahwa saya ini otoriter. Saya ini rindu menjadi seorang ibu yang baik seperti Ribka, dimulai dulu dari tekun dalam tiga macam ibadah pokok.


Saudara, jubah yang maha indah 🡪 karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus.

Itulah yang disimpan oleh Esau, karena ia hidup dalam kenajisan percabulan. Tadi, di dalam Yehezkiel 27:24, yang hidup di dalam kenajisan percabulan adalah mereka yaitu; imam-imam, pelayan-pelayan yang memiliki jubah yang maha indah.

Itulah keadaan yang hidup dalam kenajisan percabulan.


2 Timotius 1:14

(1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.


Karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus adalah harta yang indah yang harus dipelihara oleh seorang imam (pelayan TUHAN), hamba TUHAN, jangan disimpan, jangan ditukar demi sepiring makanan.


1 Timotius 4:14

(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.


Seorang imam; jangan lalai dalam mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus.

Jangan jual karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus hanya karena semangkuk sup kacang merah. Kemudian, jubah yang maha indah jangan disimpan di dalam rumah karena sibuk berburu daging. Perhatikanlah hal ini dengan sungguh-sungguh. Tetapi, Firman Allah malam ini ditujukan bukan hanya kepada seorang imam tetapi kepada kita semua. 


Sekali lagi saya sampaikan; imam-imam, peliharalah harta yang indah, peliharalah karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus yang engkau terima dari TUHAN, karena seorang imam menerima itu lewat penumpangan tangan, artinya; lewat korban Kristus. Sebelum seorang imam ditahbiskan untuk menjadi seorang imam / pelayanan, untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, terlebih dahulu mereka meletakkan tangan mereka di atas kepala tiga korban binatang, barulah binatang itu disembelih, itu adalah persekutuan dengan korban Kristus. Jadi, karunia dan jabatan Roh Kudus diterima oleh seorang iman, itu karena darah salib, oleh korban-Nya (Keluaran 29:10,20). 


Saya menerima jabatan gembala dan karunia Roh Kudus yang lain, itu karena penumpangan tangan sidang penatua, itu karena korban-Nya Kristus. Saya tidak mungkin menerima jabatan gembala, kalau TUHAN tidak tetapkan domba-domba dalam penggembalaan ini. Meterai dari gembala adalah domba-domba. 


Jadi jelas, baik karunia Roh Kudus maupun jabatan Roh Kudus, itu datangnya dari korban Kristus. Ibadah inipun datangnya dari korban Kristus. Itu sebabnya, ibadah dan pelayanan, termasuk karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus; seharga dengan setetes darah salib Kristus. Jadi, seorang imam tidak boleh lagi bermain-main, bermasa bodoh dan jangan mencari pujian-pujian di tengah-tengahnya.


Di atas tadi kita sudah melihat, kenapa Tirus harus dilenyapkan? Dan kita sudah tahu jawabannya, yaitu; karena mereka yang memakai jubah yang maha indah itu, ternyata, pada akhirnya bersundal dengan Tirus (antikris) yang telah ditunggangi oleh perempuan Babel. 


Sekarang kita melihat; bagaiamana cara TUHAN melenyapkan Tirus? Sekaligus menjadi JALAN KELUARNYA.

Yehezkiel 27:26

(27:26) Ke lautan luas pendayungmu membawa engkau. Tetapi badai timur melandamu di tengah lautan.


Badai Timur melanda Tirus di tengah lautan dunia ini.

Badai Timur = angin dari Timur 🡪 kuasa TUHAN dan kekuatan TUHAN yang ditujukkan kepada orang fasik.

Ayat referensinya antara lain…

  • Hosea 13:15

(13:15) Sekalipun ia tumbuh subur di antara rumput-rumput, maka angin timur, angin TUHAN, akan datang, bertiup dari padang gurun, mengeringkan sumber-sumbernya dan merusakkan mata-mata airnya; dirampasnya harta benda, segala barang yang indah-indah.


Angin timur adalah angin dari TUHAN, sifatnya merusakkan dan tidak ada yang bisa bertahan dengan badai ini.


  • Mazmur 78:26

(78:26) Ia telah menghembuskan angin timur di langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya;


Angin timur adalah kekuatan TUHAN yang begitu dahsyat dan tidak ada yang dapat bertahan menghadapi angin timur.


Lebih rinci kita melihat bagaimana angin timur ini ditunjukkan oleh TUHAN kepada orang fasik….

Kisah Para Rasul 27:14 --- Perikop: “Kapal terkandas”

Masih terkait dengan kapal. Di awal tadi kapal Tarsis penuh dengan muatan dagangan Tirus, sehingga baik nahoda, maupun anak buah kapal (ABK), bahkan semua orang yang mata pencahariannya di laut menjadi kaya oleh karena dagang yang mahal dari Tirus (antikris) yang telah ditunggangi oleh perempuan Babel dan di sini juga ada.


Kisah Para Rasul 27:14

(27:14) Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut".


Badai timur disebut angin dari timur, melanda kapal yang ditumpangi oleh Paulus.

Sekilas kita bertanya-tanya, apakah TUHAN juga menghukum Paulus? Sebetulnya tidak. Tetapi, memang Paulus ada di kapal yang sedang berlayar. Kapal ini adalah kapal yang sedang berlayar tujuannya ke Roma. Saat itu Paulus sedang naik banding, sebab di Yerusalem terlalu banyak saksi-saksi dusta tentang kehidupan pelayanan dari rasul Paulus. Akhirnya dia naik banding, karena masa itu Romawi menjajah Yerusalem, jadi dia harus naik banding ke pemerintahan pusat. Nah, kapal ini dipimpin oleh seorang perwira Romawi dan membawa banyak tahanan termasuk Paulus.


Kisah Para Rasul 27:15

(27:15) Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.


Apabila kekuasaan TUHAN dinyatakan itulah angin badai (angin dari timur), maka orang-orang akan menyerah saja, bahkan membiarkan kapal itu terombang-ambing tanpa tujuan. Tetapi sekarang ini kita sedang berada pada bahtera Nuh, apa buktinya? Kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, kita dinahkodai oleh TUHAN Yesus Kristus. Pengajaran Mempelai ini arah tujuannya jelas, tidak membuat kita bimbang, membawa kita sampai tujuan yang sangat akurat karena berpola Tabernakel, tidak asal comot ayat sesuka hati, sesuka udelnya seorang pemberita Firman. 


Kisah Para Rasul 27:9

(27:9) Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya:


Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang.

Sudah banyak waktu terbuang di tengah perjalanan menuju Roma. Kita pun tidak boleh membuang-buang waktu, waktu menyembah; menyembahlah, jam-jam ibadah; tetaplah ada di tengah-tengahnya, jangan jauh. Karena resikonya besar kalau kita membuang-buang waktu, nanti kita lihat hal itu.


Sebab itu Paulus memperingatkan mereka.

Paulus memperingatkan perwira, nahkoda dan awak-awak kapal untuk tidak melanjutkan pelayaran itu, karena itu sudah sangat membahayakan hidup mereka.


Kisah Para Rasul 27:10

(27:10) "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita."


Memang, muatan itulah dagang dari Tirus (antikris) yang disebut juga roh jual beli, termasuk kapal dari Tarsis; harus dilenyapkan, tetapi kita jangan turut dilenyapkan (dibinasakan).


Oleh sebab itu, saya sampaikan; jangan salah masuk kapal ya saudara. Apapun pengaruh dari orang-orang yang ada disekitarmu, jangan salah masuk kapal. Masuklah pada kapal yang bertingkat tiga, dengan lain kata; digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. 


Yel-yel…

YANG MENDAHSYATKAN

“PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TABERNAKEL”


“PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TABERNAKEL”

MENDAHSYATKAN


Jangan lupa perkatakan hal ini, baik dalam perjalanan, duduk di rumah, tidur, bangun atau sedang apapun.


Kisah Para Rasul 27:11

(27:11) Tetapi perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus.


Tetapi perwira itu tidak percaya bahwa rasul Paulus pernah diangkat ke tingkat yang ketiga (Ruangan Maha Suci) dengan lain kta; tidak percaya kepada Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, dia lebih percaya kepada nahkoda, anak buah kapal (ABK) dan orang-orang yang mencari hidup di lautan dunia ini.


Saudara, yang pernah melihat tingkat ketiga dari Sorga adalah rasul Paulus. Itu sebabnya dia dipakai TUHAN dalam pekabaran mempelai, ia berjuang keras untuk mempertunangkan jemaat di Korintus, sehingga ia berusaha membawa jemaat di Korintus menjadi perawan suci kepada satu laki-laki, itulah Mempelai Laki-Laki Sorga. Itu sebabnya, kalau kita membaca ayat ini secara hurufia, kita tidak mengerti apa-apa. Tetapi, bilamana Roh Kudus bekerja, dia akan membuka dan mencelikkan mata rohani kita sekaliannya, sehingga dengan mata yang terbuka kita dapat melihat dengan jelas apa yang dialami oleh rasul Paulus ini.


Sekarang pertanyaannya: kita lebih percaya kepada nahkoda dunia atau nahkoda dari TUHAN? Jurumudi dari TUHAN atau jurumudi dari dunia ini? Tentu kita lebih percaya jurumudi yang dari TUHAN, itualah Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, karena rasul Paulus adalah pribadi yang pernah diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga, itulah Ruangan Maha Suci. 

Jangan ragu lagi dengan Pengajaran Mempelai saudara. Kalau dahulu engkau ragu karena satu dan lain hal, sekarang engkau harus sabar menantikan pembukaan Firman dari ayat menjelaskan ayat, sampai rahasianya dibukakan. Tidak boleh kita mendengar Firman yang sepintas begitu yaitu; Firman yang hanya bicara berkat atau mujizat-mujizat. Memang sepintas kita kagum, namun hanya saat itu saja. Harus sabar menantikan pembukaan rahasia Firman; ayat menjelaskan ayat. 


Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kita harus lebih percaya kepada jurumudi yang datang dari Sorga, yang kepadanya dipercayakan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Apa yang membuat kita ragu dengan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel? Tidak ada, justru kita bersyukur.

Doa saya, kiranya semakin hari kita semakin dimantapkan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, jangan ada satupun iman dan hidupnya; gugur di tengah jalan, apalagi seorang imam. 


Tidak perlu kita pakai perasaan manusia daging, itu sebabnya TUHAN berkata dalam..

Matius 10:35

(10:35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,


Jadi TUHAN datang untuk mengadakan pemisahan, jadi jangan pakai perasaan anak, perasaan orangtua lagi, itu tidak benar, apalagi seorang imam. Berkali-kali saya nasihati, “perasaan daging dari anakmua sudah salah”, tetapi masih diikuti, itu tidak boleh lagi terjadi. Saudara jangan marah dengan kebenaran ini, tetapi harus berubah. Kalau jengkal, itu namanya tidak berubah, seperti anak kecil tidak tahu kebenaran.


Kemudian…

Matius 10:37

(10:37) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.


Jadi, tidak boleh pakai perasaan dalam mengikut TUHAN. Makanya, pertahankan Roh Kudus, begitu perasaan itu mulai berbicara, katakan; “Roh Kudus itu lebih mahal”, walaupun perasaan dari anakmu, orang tuamu, saudara laki-lakimu atau saudara perempuanmu terlukai. Harus tegas ikut TUHAN, karen kaitannya kerajaan Sorga. 

Tidak selamanya kita ada di bumi ini saudara, karena bumi ini, lautan dunia, termasuk kapal Tarsis dan mutannya, akan ditenggelamkan bersama dengan Tirus. 


Namanya imam, harus mendukung pelayanan, jangan mendukung kalau ada kepentingan saja, kalau kepentingan habis; pergi, tidak boleh seperti itu. Banyak juga orang rajin tetapi karena kepentingan, tetapi kita tidak seperti itu lagi ya saudara, lupakan cara yang lama.


Kisah Para Rasul 27:16

(27:16) Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.


Karena perwira lebih percaya kepada nahkoda; jurumudi kapal lautan dunia, akhirnya, apa yang terjadi? --- Kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda. Kemudian, setelah hanyut sampai ke pulau itu, kemudian, dengan susah payah mereka menguasai sekoci kapal itu. Jadi, apabila tidak dapat lagi melanjutkan pelayarannya, maka ada bantuan dari sekoci, tetapi lebih kecil. Inilah akibat karena tidak mau mendengar jurumudi dari Sorga.


Renungkanlah kasih TUHAN, bukankah sampai sejauh ini TUHAN memelihara kehidupan kita? Tetapi lihat, manakala kita tidak lagi percaya kepada TUHAN; susah hati, walaupun uang banyak, hanya TUHAN penghiburan  kita. Susah hati tidak dapat lagi mengendalikan hidup ini (susah mengendalikan sekoci-sekoci). 


Kisah Para Rasul 27:17

(27:17) Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.


Jadi fatal sekali saudara kalau tidak percaya kepada nahkoda (jurumudi) dari Sorga, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Akhirnya mereka menurunkan layar (tidak berani menaikkan layar), dengan lain kata; membiarkan kapal itu terapung-apung. Kalau layar naik maka dia siap ditiupkan oleh angin itu, tetapi layar diturunkan, berarti; membiarkan kapal terapung-apung tidak jelas. Bahtera nikah mau dibawa kemana; tidak jelas, hidup ini mau dibawa kemana; tidak jelas. 

Hanya Pengajaran Mempelai, bila itu jurumudi yang akan membawa bahterah hidup dan nikah kita, kita jelas / tidak terapung-apung di tengah lautan dunia ini. 


Itu sebabnya, pemuda dan pemudi, jangan keburu menikah, sabar-sabar saja sampai mantap kasih Agape dalam dirimu, sebab itu adalah dasar nikah. Jangan buru-buru tetapi binasa, karena merasa menunggangi kuda tangkas. Sabar-sabar saja, jangan buru-buru, nanti salah pilih. Kalau salah pilih; menangis salah, menyesalpun salah sebab malu. Jadi, ikuti Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel; jurumudi (nahkoda) kita yang baik, supaya kita jangan terapung-apung / tidak jelas arah dari nikah rumah tangga, dan hidup ini.


Kisah Para Rasul 27:18

(27:18) Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.


Karena sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka, keesokan harinya mereka membuang muatan, itulah barang-barang Tirus yang mahal-mahal. 


Jadi benar, dari sini kita bisa melihat; tidak ada seorangpun yang dapat melawan angin badai.

Unik bukan cara TUHAN? TUHAN bukan mau membinasakan rasul Paulus, tetapi cara TUHAN dahsyat supaya barang dagangan dari Tirus itu dibuang dan dilenyapkan ke dasar lautan dunia ini. Itulah angin timur, angin dari TUHAN. 

Cara TUHAN luar biasa dan ajaib untuk memisahkan kita dari barang dagangan dunia ini, dari roh jual beli ini, tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia.


Kisah Para Rasul 27:19

(27:19) Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri.


Karena sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka hari ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. Berarti; dalam keadaan sadar mereka membuang alat-alat kapal itu, padahal alat-alat kapal itu sangat dibutuhkan baik oleh nahkoda (jurumudi), maupun anak buah kapal (ABK), termasuk yang mencari nafkah dari lautan dunia.


Sekarang, kita bandingkan dulu dengan alat-alat dalam bahteranya TUHAN itulah Tabernakel Sorgawi.

Bahteranya TUHAN = bahtera Nuh; bertingkat tingkat yaitu:

  • Tingkat pertama itulah BAWAH itulah Halaman. Di tingkat yang pertama terdapat 2 (dua) macam alat, yaitu;

  1. Mezbah Korban Bakaran 🡪 pertobatan.

  2. Kolam Pembasuhan Tembaga 🡪 baptisan Kristus, yaitu; mati dan bangkit bersama dengan Yesus Kristus, sehingga kehidupan kita dilahirkan kembali lewat baptisan air.

  • Tingkat kedua itulah TENGAH, terkena kepada Ruangan Suci. Di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat:, yaitu;

  1. Meja Roti sajian 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. 

  2. Pelita Emas 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

  3. Mezbah Dupa 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan

  • Tingkat yang ketiga itulah ATAS, disebutlah itu Ruangan Maha Suci, di dalamnya ada 1 (satu) alat itulah Tabut Perjanjian. Inilah alat yang terutama dari semua alat-alat yang ada di dalam bahteranya TUHAN Yesus. 

Itu sebabnya, kalau kita perhatikan bahterah Nuh, yang masuk ke dalamnya adalah, baik binatang berpasang-pasangan, maupun nikah nuh dan anak-anaknya; berpasang-pasangan, itulah Tabut Perjanjian.

Pendeknya, Tabut Perjanjian berbicara 2 (dua) hal:

  1. Takhta Allah

  2. Hubungan nikah


Jadi jelas, kalau kita menggunakan alat yang ada di dalam Tabernakel (bahteranya TUHAN Yesus), arah tujuan kita jelas; yaitu; dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba, berpasangan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Tetapi beda dengan bahtera dunia, alat-alatnya tidak berguna sama sekali, entah itu dongkraknya, kuncinya, semua itu tidak jelas, tidak berguna, tidak sanggup membawa kehidupan kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Itulah perbedaannya.

Jadi, berbahagialah karena digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. 


Kisah Para Rasul 27:20

(27:20) Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.


Kalau tidak pakai Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel akhirnya putus asa

Banyak orang yang kelihatan beribadah dan melayani, tetapi sebetulnya dia sudah kecil hati, udah malu rasa, sampai nanti kalau tidak berubah; putus harapannya. 


Sampai pada akhirnya, di tengah-tengah menghadapi angin badai, mereka pun tidak melihat matahari maupun bintang-bintang dan akhirnya putuslah harapan (putus asa). Itu sebabnya banyak orang nanti bunuh diri, orangtua menyerahkan nyawanya kepada antikris, saudara bersaudara menyerahkan saudaranya kepada antikris untuk dibinasakan. 

  • Matahari 🡪 kasih dan kemurahan dari TUHAN, itulah Allah Bapa.

  • Bintang-bintang di langit 🡪 orang-orang yang diurapi atau orang-orang yang bijaksana yang menjadi petunjuk.

Tetapi, baik matahari maupun bintang-bintang, tidak lagi mengarahkan hidup mereka, mereka hanya terkatung-katung di lautan tengah lautan dunia ini; tidak jelas. Nampaknya beribadah tetapi nikahnya terkatung-katung tidak jelas. Mohon maaf jangan tersinggung; yang satu ada di mana, yang lain di mana. Kaki yang satu di mana, kaki yang lain di mana. Itulah gambarannya.


Kemudian, mereka tidak dapat lagi petunjuk dari bintang-bintang itulah orang-orang yang bijaksanya, tugasnya; menuntun banyak orang kepada kebenaran, tetapi mereka tidak menemukan itu lagi.

Itu sebabnya berkali-kali saya sampaikan; Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel sudah harus menjadi harga mati, jangan lagi pakai perasaan, tidak ada lagi waktu untuk seperti itu, sekarang, waktunya mengambil keputusan yang tepat.

Jangan habiskan waktu ini seperti mereka menghabiskan waktu; terkatung-katung di lautan dunia, tidak jelas, seperti nikah tetapi tidak jelas nikahnya, seperti beribadah tetapi tidak jelas ibadahnya, melayani tetapi tidak jelas, sangat mengerikan sekali kehidupan bahtera nikah semacam ini. 


Kisah Para Rasul 27:21

(27:21) Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!


Di sini rasul Paulus berkata: jika sekiranya nasihatku dituruti

Andaikata kita mau menuruti nasihat nahkoda dari Sorga itulah Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, kita pasti terpelihara dari kesukaran yang akan datang pada saat antikris menjadi raja, itulah puncak pencobaan dan dari kerugian yang sudah dialami yaitu; membuang muatan --- lebih suka berjalan di gunung lain, masuk gunung lain dengan alasan; mencari yang hijau-hijau, itu salah menurut Firman TUHAN. Tetaplah di atas gunung TUHAN yang kudus, dinahkodai Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. 


Paulus pribadi yang punya pengalaman di situ, tetapi ia tidak didengar, akhirnya kerugian pun semakin bertambah-tambah, harta rohani terbuang, Roh Kudus tidak lagi mencengkram dia, kebenaran pun tidak lagi menyentuh dia dan tidak lagi dalam naungan kasih, semua muatan-muatan itu sudah terbuang. Alangkah malangnya kehidupan semacam ini, merugikan diri sendiri, karena tidak mau dinahkodai Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. 


Kisah Para Rasul 27:22

(27:22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.


Kapal dunia dan mutannya binasa, tetapi jiwa kita tidak. 

Tetapi syaratnya; terima nasihat dari Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, ikuti maunya nahkoda yang turun dari Sorga, supaya kita jangan mengalami kerugian yang besar, walaupun memang sedang mengalami kesukaran.


Kisah Para Rasul 27:23-24

(27:23) Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, (27:24) dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.


Kalau Pengajaran Mempelai menjadi jurumudi, maka semua orang yang ada di dalam kapal itu dan anak buah kapal (ABK) akan selamat. Jadi memang, angin badai ini hanya untuk melenyapkan orang-orang fasik, termasuk muatan dan kapal Tarsis


Sebagai tambahan di sesi terakhir…

Angin badai atau angin dari timur yang datang dari TUHAN, itu berbicara soal KEGERAKAN HUJAN AWAL.

Fungsinya: menumbuhkan apa yang sudah ditanamkan oleh rasul-rasul hujan awal dengan ajarannya, yaitu; percaya, bertobat, dibaptis air, dipenuhkan Roh Kudus dan tekun tiga macam ibadah pokok. Dan hal itu sangat berkuasa untuk memisahkan kita dari orang-orang fasik seperti yang dialami oleh rasul Paulus.


Demikian juga dalam...

Keluaran 14:21

(14:21) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.


Laut Kolsom (laut Teberau) terbelah menjadi dua karena angin badai, angin dari timur, sehingga terkuaklah air itu, Israelpun berjalan di tanah yang kering. Satu sisi itu pertolongan bagi Israel tetapi sisi lain, kekuatan TUHAN ini menghukum orang fasik; Firaun dan tentaranya, serta kuda-kudanya yang sedang mengejar di belakang. 

Dan akhirnya, bangsa Israel tibalah di gunung Horeb, gunung Sinai, di situlah mereka menerima Tabernakel dan sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu; Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu yang menyelamatkan kita.


Jadi jelas, angin badai, angin timur menghukum, itulah kekuatan dan kekuasaan TUHAN untuk menghabisi kefasikan, tetapi disisi lain untuk membela umat Israel (anak-anak TUHAN), orang-orang percaya yang dinahkodai oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, muranya ke situ.


Jadi, kalau nikah kita mau diselamatkan dan seisi rumah tangga kita mau diselamatkan, biarlah nikah dan rumah tangga itu dinahkodai oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, kita tidak akan pernah kecewa. Beda dengan Wahyu 18:17-18 tadi --- Dan setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariannya di laut, berdiri jauh-jauh, mereka meratap, menangis, berkabung, berdukacita. Tetapi kita, yang berada di bahteranya TUHAN, dinahkodai oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, tidak akan pernah berkabung. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment