IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 NOVEMBER 2012
Tema: HAL BERDOA
(Seri
25)
Subtema: MENERIMA GULUNGAN KITAB DARI TANGAN
MALAIKAT YANG KUAT
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya yang besar, kita boleh beribadah pada malam hari ini.
Biarlah lewat ibadah ini, kita boleh merasakan kasih Tuhan, di mana kasih
Tuhan dinyatakan di atas kayu salib.
Kembali kita memeriksa Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 10
saja.
Matius 6: 10
(6:10) datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Dari pembacaan ayat 10 ini, dibagi menjadi dua bagian.
YANG PERTAMA:
Datanglah Kerajaan-Mu.
YANG KEDUA:
Jadilah kehendak-Mu di
bumi seperti di sorga.
Malam ini, kita masih memperhatikan bagian yang kedua; untuk itu, mari kita
buka injil Matius.
Matius 26: 39, 42
(26:39) Maka Ia maju
sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi
untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus meminum cawan
Allah = melakukan kehendak
Allah = jadilah kehendak-Mu di bumi
dan di sorga.
Meminum cawan Allah, artinya; menanggung
penderitaan di atas kayu salib.
Biarlah kehendak Allah jadi / terlaksana dalam kehidupan saya dan saudara.
Jika kehendak Allah jadi di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan, terlebih di dalam nikah rumah tangga, maka semuanya akan menjadi
lebih baik, lebih indah.
Memang, sadar atau tidak sadar, seringkali manusia melakukan sesuatu sesuai
dengan kehendak sendiri.
Pada ayat 42 dikatakan; “cawan ini
tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya”.
Berarti; meminum cawan Allah
adalah suatu keharusan supaya
kehendak Allah jadi di bumi seperti di sorga.
Yesaya 53: 9-10
(53:9)
Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia
ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu
tidak ada dalam mulutnya.
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia
dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus
salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya.
Yesus diremukkan dengan kesakitan di atas kayu salib, sehingga dengan
demikian, kehendak Allah terlaksana oleh-Nya, sekalipun Dia tidak berbuat KEKERASAAN
dan TIPU TIDAK ADA DI DALAM MULUT-NYA / tidak berbuat dosa.
Ketika Yesus diremukkan dengan kesakitan di atas kayu salib, itu bukan
karena kesalahan-Nya, melainkan supaya kehendak Allah jadi.
Itu sebabnya saya katakan tadi; meminum
cawan Allah adalah suatu keharusan, bukan karena suatu peraturan.
Ayat yang sama...
Ibrani 10: 8-9
(10:8) Di atas Ia
berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus
dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
(10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Kehendak Allah jadi, karena Yesus
telah mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib.
Kalau kita beribadah melayani Tuhan, itu bukanlah kehendak manusia, melainkan
kehendak Tuhan.
Supaya kehendak Tuhan jadi, memang harus mengalami sengsara salib / rela
berkorban, mulai dari: waktu, tenaga, pikiran, perhatian, keuangan, dan lain
sebagainya.
Jadi, kalau seseorang mengeluh karena ibadah, tanpa sadar ia telah menolak
kehendak Allah.
Mari kita lihat lebih jauh, ketika Yesus melakukan kehendak Allah.
Ibrani 10: 6-7
(10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak
berkenan.
(10:7) Lalu Aku
berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang
Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Allah tidak menghendaki korban bakaran dan korban penghapus dosa, artinya;
Allah tidak menghendaki persembahan dalam bentuk lahiriah, termasuk ibadah yang
lahiriah.
Ibadah lahiriah; mulut / tubuh memuji Tuhan, kemudian tangan bertepuk,
tetapi hati jauh dari Tuhan, itulah yang disebut persembahan dalam bentuk
lahiriah.
Perhatikan saudaraku, supaya ibadah ini tidak menjadi sia-sia.
Ibrani 10: 5
(10:5) Karena itu
ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
Jadi, persembahan yang lahiriah itu tidak dikehendaki oleh Tuhan, tetapi di
sini kita perhatikan; ada satu pernyataan; “Engkau telah menyediakan tubuh
bagiku”.
Mari kita perhatikan, apa yang dimaksud dengan; Engkau telah menyediakan tubuh
bagiku.
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah
aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Menyediakan tubuh bagiku, maksudnya; mempersembahkan
tubuh dalam 3 hal;
-
Sebagai persembahan yang hidup
Hidup, berarti tidak
mengalami kematian rohani. Kalau mengalami kematian rohani, maka seluruh anggota tubuh tidak dapat
digunakan untuk melayani Tuhan; mulai dari tangan, mulut, mata, dan sebagainya.
Kalau seseorang jauh dari ibadah, tidak terbeban dalam ibadah pelayanan,
itu adalah gambaran bahwa seseorang mengalami kematian rohani.
Kalau orang mati, tubuhnya tidak dapat dipergunakan / tidak dapat
digerakkan lagi, itulah kematian rohani.
Kalau ada kematian, pasti ada yang berduka; demikian juga, kalau seseorang
mengalami kematian rohani, maka Roh Kudus berduka, oleh sebab itu, biarlah kita
mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup.
Kesimpulannya;
Sebagai persembahan yang hidup = hidup
dalam pimpinan Roh-El Kudus.
-
Sebagai persembahan yang kudus.
Kudus, memberi arti 2 hal;
a.
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa
itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Saudaraku, supaya jemaat kudus dan tidak bercela, maka harus dimandikan
oleh air firman Tuhan.
Kalau dimandikan oleh air firman Tuhan, berarti dibutuhkan air yang banyak.
Kalau mandi dengan dua, tiga gayung, tidak akan bersih, oleh sebab itu,
kita membutuhkan air firman yang banyak, itulah pembukaan rahasia firman Tuhan
= ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain, sampai rahasianya tersingkap =
benar-benar bersih / suci.
b.
1 Petrus 1:
15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam
seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil
kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku
kudus.
Kalau seseorang hidup dalam kekudusan dan berusaha hidup suci, berarti;
menjadi sama seperti Allah di dalam kekudusan.
Sebaliknya, kalau seseorang hidup dalam dosa kejahatan, berarti sama dengan
setan.
Kesimpulannya;
Sebagai persembahan yang kudus = hidup
benar sesuai kebenaran firman Tuhan.
-
Sebagai persembahan yang berkenan kepada Allah.
Saudaraku, salah satu persembahan yang berkenan kepada Allah adalah; kalau
kita menjadi satu dalam penderitaan Kristus.
Kesimpulannya;
Sebagai persembahan yang berkenan = hidup
di dalam kasih Allah, sebab ketika Yesus dikorbankan di atas kayu salib,
itu adalah tanda dari kasih Allah Bapa bagi saya dan saudara.
Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.
Saudaraku, dengan
mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada
Allah = mengalami pembaharuan budi,
sehingga dapat membedakan / dapat
mengerti kehendak Allah.
Selain hati
dibaharui, akal budi harus dibaharui.
Supaya
terwujudnya pembaharuan akal budi, mari kita bersama-sama mempersembahkan tubuh
sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, sehingga
dengan demikian terjadi pembaharuan akal budi, maka dapatlah kita membedakan
kehendak Allah.
Kehendak Allah
itu;
1.
Apa yang baik.
2.
Yang berkenan
kepada Allah.
3.
Yang sempurna.
Saya mengingatkan
kembali;
Supaya terjadinya pembaharuan budi, biarlah kita
mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada
Allah.
Ciri-ciri melakukan kehendak Allah.
Ibrani 10: 7
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam
gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya
Allah-Ku."
Ciri-cirinya; melakukan kehendak Allah, dalam bentuk
gulungan kitab.
Wahyu 10: 10
(10:10) Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat
itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu,
tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Melakukan
kehendak Allah dalam bentuk gulungan kitab;
-
Di dalam mulut
terasa manis.
Berarti; mulut senantiasa bernyanyi, bermazmur, atau memuji-muji Tuhan,
sehingga manis didengar oleh Tuhan.
-
Di perut terasa
pahit.
Berarti; perut dikenyangkan dengan segala kepahitan.
Minggu lalu
saya sudah sampaikan mengenai di dalam mulut terasa manis dan di perut terasa
pahit (IBADAH
DOA PENYEMBAHAN, 20 NOVEMBER 2012).
Sekarang
pertanyaannya; Kapan waktu yang tepat
untuk melakukan kehendak Allah, dalam bentuk gulungan kitab?
Wahyu 10: 8-9
(10:8) Dan suara yang telah kudengar dari langit itu,
berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang
terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi
itu."
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan
meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku.
Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu
terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."
Rasul Yohanes menerima gulungan kitab dari tangan
malaikat itu untuk dimakan.
Wahyu 10: 2, 5
(10:2) Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan
kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut
dan kaki kirinya di atas bumi,
(10:5) Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan
di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit,
Malaikat yang
turun dari sorga tersebut, memegang sebuah gulungan kitab.
Kemudian, kalau
kita melihat keadaan malaikat yang turun
dari sorga;
-
Malaikat tersebut menginjakkan kaki kanannya di atas
laut.
Wahyu 13: 1
(13:1) Lalu aku
melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Berarti, selama kaki kanan dari malaikat itu masih menginjakkan laut, itu
artinya; kita masih diberi kesempatan
untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Sebab, akan tiba saatnya nanti, pembinasa keji berdiri di Bait Suci, itu
adalah puncak kesukaran, yang diperbuat oleh antikris (pembinasa keji).
Selama pembinasa keji belum berdiri di dalam Bait Suci, kita masih
mendapatkan kesempatan untuk melakukan kehendak Allah dalam bentuk gulungan
kitab, walaupun terasa pahit di perut.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan, sebab hari-hari terakhir
ini, hari-hari di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, namun Tuhan
masih berkemurahan, Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk melakukan
kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Kalau sidang jemaat tidak menggunakan waktu yang singkat ini, maka sangat
disayangkan tentunya.
SAUDARAKU, PERLU SAYA SAMPAIKAN;
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi, buktinya apa?
Baru saja kita melangsungkan Ibadah Raya Minggu, pada hari Minggu, ternyata
sekarang kita sudah melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan, pada malam ini, di hari
Selasa.
Itu adalah bukti bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, semua sudah
serba cepat / hari berlalu dengan begitu cepat. Kalau melihat keadaan seperti, namun
lalu anak-anak Tuhan masih bersantai-santai, ini sangat disayangkan tentunya.
PERHATIKAN BAIK-BAIK:
Selagi kaki kanan malaikat menginjakkan laut, pergunakanlah waktu yang ada
ini, sebab malaikat tersebut masih menahan pekerjaan dari pada antikris.
-
Malaikat tersebut menginjakkan kaki kirinya di atas bumi.
Wahyu 13: 11
(13:11) Dan aku
melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua
sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Binatang yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu, sebab ketika
berbicara seperti seekor naga, artinya; semua perkataannya penuh dengan
kepalsuan / dusta belaka.
Naga -> penghulu di udara, itulah iblis setan.
Dari mulut naga, tidak ada perkataan-perkataan yang benar.
Saudaraku, barangkali saja nabi-nabi palsu sudah berada di tengah-tengah
kawanan domba, dalam satu kandang penggembalaan, tetapi selama kita masih bebas
beribadah melayani Tuhan, itu adalah kesempatan yang baik bagi kita, untuk
melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Artinya; nabi-nabi palsu belum menguasai sepenuhnya ibadah pelayanan dalam
satu kandang penggembalaan.
Kalau nabi-nabi palsu berkuasa di atas bumi ini, maka tidak ada kesempatan
bagi kita untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab,
selain menyembah patung binatang itu (Wahyu 13: 14-15).
-
Malaikat tersebut mengangkat tangan kanannya ke langit.
Wahyu 12: 3
(12:3) Maka tampaklah
suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah
padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas
kepalanya ada tujuh mahkota.
Tanda yang lain di langit: seekor naga
merah padam yang besar.
Kalau malaikat mengangkat tangan kanannya ke langit, berarti; malaikat tersebut
menahan kuasa dari roh jahat di udara / penghulu di udara. Ini menunjukkan
bahwa kita masih mendapat kesempatan
untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Naga merah padam -> roh jahat di udara (tanda di langit).
Suatu saat nanti, kegelapan memang akan terjadi, di mana bintang-bintang
berjatuhan, dan pada masa itu, gereja Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa.
Kalau terjadi kegelapan, yang berkuasa adalah penguasa kegelapan, itulah
naga merah padam.
Selama langit belum berlalu, bumi dan laut masih ada, berarti kesempatan
yang besar bagi kita untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan
kitab.
Kalau seorang anak
Tuhan berada dalam kegelapan, apa yang bisa ia lakukan?
Apakah kita dapat meminta
supaya waktu diulang kembali, untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk
gulungan kitab? Itu tidak mungkin.
Saya dan saudara
adalah orang yang paling berbahagia, karena Tuhan senantiasa menyatakan
kemuliaan-Nya di tengah-tengah ibadah pelayanan, karena saya dan saudara
digembalakan oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, bukan cerita
isapan jempol, bukan teori kemakmuran. Berarti, saya dan saudara dipersiapkan
untuk menjadi mempelai perempuan Tuhan, terlepas dari tubuh Babel, dilepaskan dari
kegelapan, dilepaskan dari kebinasaan, bukankah itu suatu kemurahan?
Saya menghimbau; kiranya
anak-anak Tuhan yang setia mengikuti “Buli Buli Emas Berisi Manna” (www.gptserangcilegon.blgospot.com),
baik yang di dalam negeri, maupun yang di luar negeri, tetap setia berpegang
teguh kepada firman pengajaran yang rahasianya dibukakan / pengajaran mempelai
dalam terangnya Tabernakel, karena pengajaran yang besar ini membawa kita masuk
ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai perempuan
Tuhan, masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Kembali kita
perhatikan...
Wahyu 10: 1
(10:1) Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat
turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya
dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.
Malaikat yang
turun dari sorga adalah malaikat yang
kuat, inilah yang menahan semuanya; yang menahan ANTIKRIS (binatang yang
keluar dari dalam laut), yang menahan NABI-NABI PALSU (binatang yang keluar
dari dalam bumi) dan yang menahan PENGHULU DI UDARA (naga merah padam yang
besar).
-
Naga, gambaran dari iblis setan yang pekerjaannya lebih dahsyat dari ular,
dalam Kejadian 3.
-
Merah padam, menggambarkan iblis setan di dalam kemarahan, kegeraman yang luar biasa
(membara).
-
Besar, menggambarkan bahwa pekerjaan
dari iblis setan lebih besar, lebih banyak, dari pekerjaan yang semula.
Namun, oleh
karena kekuatan malaikat yang turun dari sorga, sekarang ini kita mendapat
kesempatan untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab, ini
adalah kemurahan Tuhan tentunya. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang