KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, November 28, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 NOVEMBER 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 NOVEMBER 2012


Tema:  HAL BERDOA
           (Seri 25)

Subtema: MENERIMA GULUNGAN KITAB DARI TANGAN MALAIKAT YANG KUAT

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya yang besar, kita boleh beribadah pada malam hari ini.
Biarlah lewat ibadah ini, kita boleh merasakan kasih Tuhan, di mana kasih Tuhan dinyatakan di atas kayu salib.

Kembali kita memeriksa Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 10 saja.
Matius 6: 10
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Dari pembacaan ayat 10 ini, dibagi menjadi dua bagian.
YANG PERTAMA:
Datanglah Kerajaan-Mu.

YANG KEDUA:
Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Malam ini, kita masih memperhatikan bagian yang kedua; untuk itu, mari kita buka injil Matius.

Matius 26: 39, 42
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus meminum cawan Allah = melakukan kehendak Allah = jadilah kehendak-Mu di bumi dan di sorga.
Meminum cawan Allah, artinya; menanggung penderitaan di atas kayu salib.
Biarlah kehendak Allah jadi / terlaksana dalam kehidupan saya dan saudara.
Jika kehendak Allah jadi di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, terlebih di dalam nikah rumah tangga, maka semuanya akan menjadi lebih baik, lebih indah.
Memang, sadar atau tidak sadar, seringkali manusia melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak sendiri.

Pada ayat 42 dikatakan; “cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya”.
Berarti; meminum cawan Allah adalah suatu keharusan supaya kehendak Allah jadi di bumi seperti di sorga.

Yesaya 53: 9-10
(53:9) Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Yesus diremukkan dengan kesakitan di atas kayu salib, sehingga dengan demikian, kehendak Allah terlaksana oleh-Nya, sekalipun Dia tidak berbuat KEKERASAAN dan TIPU TIDAK ADA DI DALAM MULUT-NYA / tidak berbuat dosa.

Ketika Yesus diremukkan dengan kesakitan di atas kayu salib, itu bukan karena kesalahan-Nya, melainkan supaya kehendak Allah jadi.
Itu sebabnya saya katakan tadi; meminum cawan Allah adalah suatu keharusan, bukan karena suatu peraturan.

Ayat yang sama...
Ibrani 10: 8-9
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.

Kehendak Allah jadi, karena Yesus telah mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib.
Kalau kita beribadah melayani Tuhan, itu bukanlah kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan.
Supaya kehendak Tuhan jadi, memang harus mengalami sengsara salib / rela berkorban, mulai dari: waktu, tenaga, pikiran, perhatian, keuangan, dan lain sebagainya.
Jadi, kalau seseorang mengeluh karena ibadah, tanpa sadar ia telah menolak kehendak Allah.

Mari kita lihat lebih jauh, ketika Yesus melakukan kehendak Allah.
Ibrani 10: 6-7
(10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Allah tidak menghendaki korban bakaran dan korban penghapus dosa, artinya; Allah tidak menghendaki persembahan dalam bentuk lahiriah, termasuk ibadah yang lahiriah.
Ibadah lahiriah; mulut / tubuh memuji Tuhan, kemudian tangan bertepuk, tetapi hati jauh dari Tuhan, itulah yang disebut persembahan dalam bentuk lahiriah.
Perhatikan saudaraku, supaya ibadah ini tidak menjadi sia-sia.

Ibrani 10: 5
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.

Jadi, persembahan yang lahiriah itu tidak dikehendaki oleh Tuhan, tetapi di sini kita perhatikan; ada satu pernyataan; “Engkau telah menyediakan tubuh bagiku”.

Mari kita perhatikan, apa yang dimaksud dengan; Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Menyediakan tubuh bagiku, maksudnya; mempersembahkan tubuh dalam 3 hal;
-      Sebagai persembahan yang hidup
Hidup, berarti tidak mengalami kematian rohani. Kalau mengalami kematian rohani, maka seluruh anggota tubuh tidak dapat digunakan untuk melayani Tuhan; mulai dari tangan, mulut, mata, dan sebagainya.
Kalau seseorang jauh dari ibadah, tidak terbeban dalam ibadah pelayanan, itu adalah gambaran bahwa seseorang mengalami kematian rohani.
Kalau orang mati, tubuhnya tidak dapat dipergunakan / tidak dapat digerakkan lagi, itulah kematian rohani.
Kalau ada kematian, pasti ada yang berduka; demikian juga, kalau seseorang mengalami kematian rohani, maka Roh Kudus berduka, oleh sebab itu, biarlah kita mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup.

Kesimpulannya;
Sebagai persembahan yang hidup = hidup dalam pimpinan Roh-El Kudus.

-      Sebagai persembahan yang kudus.
Kudus, memberi arti 2 hal;
a.     Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Saudaraku, supaya jemaat kudus dan tidak bercela, maka harus dimandikan oleh air firman Tuhan.
Kalau dimandikan oleh air firman Tuhan, berarti dibutuhkan air yang banyak.
Kalau mandi dengan dua, tiga gayung, tidak akan bersih, oleh sebab itu, kita membutuhkan air firman yang banyak, itulah pembukaan rahasia firman Tuhan = ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain, sampai rahasianya tersingkap = benar-benar bersih / suci.

b.    1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Kalau seseorang hidup dalam kekudusan dan berusaha hidup suci, berarti; menjadi sama seperti Allah di dalam kekudusan.
Sebaliknya, kalau seseorang hidup dalam dosa kejahatan, berarti sama dengan setan.

Kesimpulannya;
Sebagai persembahan yang kudus = hidup benar sesuai kebenaran firman Tuhan.

-      Sebagai persembahan yang berkenan kepada Allah.
Saudaraku, salah satu persembahan yang berkenan kepada Allah adalah; kalau kita menjadi satu dalam penderitaan Kristus.

Kesimpulannya;
Sebagai persembahan yang berkenan = hidup di dalam kasih Allah, sebab ketika Yesus dikorbankan di atas kayu salib, itu adalah tanda dari kasih Allah Bapa bagi saya dan saudara.

Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Saudaraku, dengan mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah = mengalami pembaharuan budi, sehingga dapat membedakan / dapat mengerti kehendak Allah.
Selain hati dibaharui, akal budi harus dibaharui.
Supaya terwujudnya pembaharuan akal budi, mari kita bersama-sama mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, sehingga dengan demikian terjadi pembaharuan akal budi, maka dapatlah kita membedakan kehendak Allah.

Kehendak Allah itu;
1.    Apa yang baik.
2.    Yang berkenan kepada Allah.
3.    Yang sempurna.

Saya mengingatkan kembali;
Supaya terjadinya pembaharuan budi, biarlah kita mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.

Ciri-ciri melakukan kehendak Allah.
Ibrani 10: 7
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Ciri-cirinya; melakukan kehendak Allah, dalam bentuk gulungan kitab.

Wahyu 10: 10
(10:10) Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.

Melakukan kehendak Allah dalam bentuk gulungan kitab;
-      Di dalam mulut terasa manis.
Berarti; mulut senantiasa bernyanyi, bermazmur, atau memuji-muji Tuhan, sehingga manis didengar oleh Tuhan.
-      Di perut terasa pahit.
Berarti; perut dikenyangkan dengan segala kepahitan.

Minggu lalu saya sudah sampaikan mengenai di dalam mulut terasa manis dan di perut terasa pahit (IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20 NOVEMBER 2012).

Sekarang pertanyaannya; Kapan waktu yang tepat untuk melakukan kehendak Allah, dalam bentuk gulungan kitab?
Wahyu 10: 8-9
(10:8) Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."

Rasul Yohanes menerima gulungan kitab dari tangan malaikat itu untuk dimakan.

Wahyu 10: 2, 5
(10:2) Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
(10:5) Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit,

Malaikat yang turun dari sorga tersebut, memegang sebuah gulungan kitab.
Kemudian, kalau kita melihat keadaan malaikat yang turun dari sorga;
-      Malaikat tersebut menginjakkan kaki kanannya di atas laut.
Wahyu 13: 1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Berarti, selama kaki kanan dari malaikat itu masih menginjakkan laut, itu artinya; kita masih diberi kesempatan untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Sebab, akan tiba saatnya nanti, pembinasa keji berdiri di Bait Suci, itu adalah puncak kesukaran, yang diperbuat oleh antikris (pembinasa keji).
Selama pembinasa keji belum berdiri di dalam Bait Suci, kita masih mendapatkan kesempatan untuk melakukan kehendak Allah dalam bentuk gulungan kitab, walaupun terasa pahit di perut.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan, sebab hari-hari terakhir ini, hari-hari di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, namun Tuhan masih berkemurahan, Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Kalau sidang jemaat tidak menggunakan waktu yang singkat ini, maka sangat disayangkan tentunya.

SAUDARAKU, PERLU SAYA SAMPAIKAN;
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, buktinya apa?
Baru saja kita melangsungkan Ibadah Raya Minggu, pada hari Minggu, ternyata sekarang kita sudah melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan, pada malam ini, di hari Selasa.
Itu adalah bukti bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, semua sudah serba cepat / hari berlalu dengan begitu cepat. Kalau melihat keadaan seperti, namun lalu anak-anak Tuhan masih bersantai-santai, ini sangat disayangkan tentunya.

PERHATIKAN BAIK-BAIK:
Selagi kaki kanan malaikat menginjakkan laut, pergunakanlah waktu yang ada ini, sebab malaikat tersebut masih menahan pekerjaan dari pada antikris.

-      Malaikat tersebut menginjakkan kaki kirinya di atas bumi.
Wahyu 13: 11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Binatang yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu, sebab ketika berbicara seperti seekor naga, artinya; semua perkataannya penuh dengan kepalsuan / dusta belaka.
Naga -> penghulu di udara, itulah iblis setan.
Dari mulut naga, tidak ada perkataan-perkataan yang benar.

Saudaraku, barangkali saja nabi-nabi palsu sudah berada di tengah-tengah kawanan domba, dalam satu kandang penggembalaan, tetapi selama kita masih bebas beribadah melayani Tuhan, itu adalah kesempatan yang baik bagi kita, untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Artinya; nabi-nabi palsu belum menguasai sepenuhnya ibadah pelayanan dalam satu kandang penggembalaan.
Kalau nabi-nabi palsu berkuasa di atas bumi ini, maka tidak ada kesempatan bagi kita untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab, selain menyembah patung binatang itu (Wahyu 13: 14-15).

-      Malaikat tersebut mengangkat tangan kanannya ke langit.
Wahyu 12: 3
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

Tanda yang lain di langit: seekor naga merah padam yang besar.
Kalau malaikat mengangkat tangan kanannya ke langit, berarti; malaikat tersebut menahan kuasa dari roh jahat di udara / penghulu di udara. Ini menunjukkan bahwa kita masih mendapat kesempatan untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.
Naga merah padam -> roh jahat di udara (tanda di langit).

Suatu saat nanti, kegelapan memang akan terjadi, di mana bintang-bintang berjatuhan, dan pada masa itu, gereja Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa.
Kalau terjadi kegelapan, yang berkuasa adalah penguasa kegelapan, itulah naga merah padam.
Selama langit belum berlalu, bumi dan laut masih ada, berarti kesempatan yang besar bagi kita untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab.

Kalau seorang anak Tuhan berada dalam kegelapan, apa yang bisa ia lakukan?
Apakah kita dapat meminta supaya waktu diulang kembali, untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab? Itu tidak mungkin.
Saya dan saudara adalah orang yang paling berbahagia, karena Tuhan senantiasa menyatakan kemuliaan-Nya di tengah-tengah ibadah pelayanan, karena saya dan saudara digembalakan oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, bukan cerita isapan jempol, bukan teori kemakmuran. Berarti, saya dan saudara dipersiapkan untuk menjadi mempelai perempuan Tuhan, terlepas dari tubuh Babel, dilepaskan dari kegelapan, dilepaskan dari kebinasaan, bukankah itu suatu kemurahan?
Saya menghimbau; kiranya anak-anak Tuhan yang setia mengikuti “Buli Buli Emas Berisi Manna” (www.gptserangcilegon.blgospot.com), baik yang di dalam negeri, maupun yang di luar negeri, tetap setia berpegang teguh kepada firman pengajaran yang rahasianya dibukakan / pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, karena pengajaran yang besar ini membawa kita masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai perempuan Tuhan, masuk dalam pesta nikah Anak Domba.

Kembali kita perhatikan...
Wahyu 10: 1
(10:1) Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.

Malaikat yang turun dari sorga adalah malaikat yang kuat, inilah yang menahan semuanya; yang menahan ANTIKRIS (binatang yang keluar dari dalam laut), yang menahan NABI-NABI PALSU (binatang yang keluar dari dalam bumi) dan yang menahan PENGHULU DI UDARA (naga merah padam yang besar).
-      Naga, gambaran dari iblis setan yang pekerjaannya lebih dahsyat dari ular, dalam Kejadian 3.
-      Merah padam, menggambarkan iblis setan di dalam kemarahan, kegeraman yang luar biasa (membara).
-      Besar, menggambarkan bahwa pekerjaan dari iblis setan lebih besar, lebih banyak, dari pekerjaan yang semula.
Namun, oleh karena kekuatan malaikat yang turun dari sorga, sekarang ini kita mendapat kesempatan untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam bentuk gulungan kitab, ini adalah kemurahan Tuhan tentunya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment