KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, January 25, 2013

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 25 JANUARI 2013


Subtema: TIDAK MENYIMPANG DARI KEBENARAN DAN KESETIAAN, SEPERTI IKAT PINGGANG

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.

Kita kembali memperhatikan Maleakhi 2: 6.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnyaDalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Allah menyatakan 3 hal yang menjadi kelebihan dari orang-orang Lewi kepada imam-imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.     Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.    Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
III.  Dalam damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti Tuhan.

Kita masih memperhatikan bagian yang pertama;
Keterangan:
I.     PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; PELAYANAN YESUS KRISTUS.

Matius 26: 1
(26:1) Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya:
Pernyataan “Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu”, menandakan bahwa; pengajaran yang benar ada di dalam mulut Yesus.

Adapun pengajaran-pengajaran yang dimaksud, terdapat pada INJIL MATIUS 25, antara lain;
1.    Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Matius 25: 1-13).
2.    Perumpamaan tentang talenta (Matius 25: 14-30).
3.    Penghakiman yang terakhir (Matius 25: 31-46).

Sekarang kita melihat pengajaran yang kedua, yaitu; PERUMPAMAAN TENTANG TALENTA.
Saudaraku, di dalam perumpamaan tentang talenta ini, bercerita tentang tiga hamba yang dipercayakan talenta oleh tuannya.

Mari kita lihat; hamba-hamba yang dipercaya talenta oleh tuannya.
Matius 25: 21, 23
(25:21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

-      Hamba yang pertama yang dipercaya lima talenta,
-      dan hamba yang kedua yang dipercaya dua talenta,
masuk dan turut dalam kebahagiaan tuannya = masuk dalam Kerajaan Sorga, sebagai tempat kebahagiaan.

Supaya hal ini terwujud dalam kehidupan saya dan kita semua, mari kita perhatikan kisah perumpamaan tentang talenta ini.
Sebelum kita melihat hamba yang pertama dan hamba yang kedua, terlebih dahulu kita melihat; HAMBA YANG KETIGA DIPERCAYA SATU TALENTA.

Matius 25: 24-25
(25:24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Hamba yang ketiga menerima satu talenta, namun menyembunyikan talenta itu di dalam tanah.
Menyembunyikan talenta memberi tiga arti, yaitu;
1.    TIDAK MENGHASILKAN.
Jadi, kalau menyembunyikan talenta = tidak menghasilkan.

Yohanes 15: 4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Tidak menghasilkan sama seperti ranting yang kering, tidak menghasilkan buah.
Kering = tidak tinggal pada pokok anggur = tidak tinggal di dalam Tuhan, artinya; tanpa persekutuan antara tubuh dengan kepala.

Contohnya;
Mazmur 137: 4-5
(137:4) Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?
(137:5) Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!

Tangan kanan menjadi kering, artinya; tidak ada perbuatan yang baik = tidak dapat memberi yang terbaik kepada Tuhan.
Tangan -> perbuatan, sedangkan kanan -> posisi yang baik / yang benar.
Kalau tangan kanan kering, mudah sekali diberi tanda, seperti tanda yang diberikan oleh antikris, sebagai cap meterai, yaitu 666 di tangan kanan (Wahyu 13: 16-18).

Kemudian, kalau tangan kanan kering, pasti diikuti dengan ...
Mazmur 137: 6
(137:6) Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

Lidah melekat pada langit-langitku, artinya; tidak dapat memberi puji-pujian kepada Tuhan = tanpa kesaksian hidup, sebaliknya, kalau kita suka memuji Tuhan, itulah kesaksian hidup yang baik.

Saudaraku, kalau kita perhatikan, ini terjadi karena MELUPAKAN YERUSALEM, sebagai puncak sukacita.
Yerusalem adalah gambaran dari ibadah pelayanan.
Berarti, melupakan Yerusalem = kering-kering tanpa persekutuan antara tubuh dengan kepala.

2.    MENGUBUR MASA DEPAN.
Saudaraku, sesungguhnya masa depan kita ada di dalam Tuhan, tidak terletak pada kekayaan, tidak terletak pada harta, tidak terletak pada uang, tidak terletak pada ijazah, tetapi masa depan kita ada di tangan Tuhan.
Oleh sebab itu perhatikan, jangan mengubur talenta, jangan mengubur masa depan, tetapi biarlah kita setia beribadah melayani Tuhan, sebab masa depan kita ada di tangan Tuhan.
Jangan menaruh pengharapan kepada sesuatu yang tidak pasti / perkara-perkara lahiriah, tetapi biarlah kita menaruh pengharapan kepada Tuhan, itulah masa depan kita, Yerusalem yang baru.

3.    TIDAK SETIA MEMIKUL TANGGUNG JAWAB DALAM PERKARA YANG KECIL.
Berbeda dengan;
-      hamba yang pertama yang dipercaya lima talenta memperoleh laba lima talenta,
-      hamba yang kedua yang dipercaya dua talenta memperoleh laba dua talenta juga,
sebaliknya, hamba yang ketiga menyembunyikan talenta, berarti; tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Tuhan sudah mempercayakan ibadah pelayanan kepada kita sampai pada malam hari ini. Biarlah karunia jabatan yang Tuhan percayakan, kita kerjakan dengan baik, baik sebagai seorang pemimpin pujian, pembaca firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, guru Sekolah Minggu, multimedia, transletter, dan sebagainya, berapa talenta yang Tuhan percayakan, biarlah kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil.

Matius 25:  26
(25:26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

Kalau tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka disebut HAMBA YANG JAHAT dan MALAS.
Berarti; malas = jahat. Oleh sebab itu, kalau kita dipercaya ibadah pelayanan, biarlah kita kerjakan dengan baik, kalau tidak, disebut hamba yang jahat dan malas.

Ciri-ciri hamba yang jahat dan malas.
-      Matius 25: 24
(25:24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

Ciri yang pertama; HAMBA YANG KETIGA MEMPERSALAHKAN TUANNYA.
Tuan dari setiap hamba-hamba adalah Tuhan Yesus Kristus.
Berarti, kalau seorang hamba tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka ia berani mempersalahkan Tuhan. Kalau berani mempersalahkan Tuhan, maka lebih berani lagi mempersalahkan sesamanya, bahkan mempersalahkan keadaan, situasi, kondisi, segala sesuatunya dipersalahkan.

-      Matius 25: 25
(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Ciri yang kedua; MENJADI PRIBADI YANG TAKUT.
Takut tidak makan, takut tidak minum, takut tidak punya pakaian, takut, takut, takut, dan takut, hari-harinya dihantui dengan rasa takut.
Jadi, beresiko sekali kalau tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.

1 Yohanes 4: 17-18
(4:17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
(4:18) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Barangsiapa takut, ia tidak sempurna dalam kasih, sebab sesungguhnya, di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurna itu, justru melenyapkan rasa takut, sehingga kita mempunyai keberanian, percaya pada hari penghakiman = PERCAYA WALAUPUN TIDAK MELIHAT.

SEDIKIT KESAKSIAN;
Ketika saya mengambil rumah (perumahan), kalau ditinjau dari sudut keadaan, mungkin belum mampu, karena DP dan cicilan yang besar. Tetapi sampai hari ini, DP tertutupi, uang cicilan per bulan pun tertutupi, semua karena kemurahan Tuhan. Justru orang lain yang tidak mengenal kuasa Tuhan, dia takut dan berkata dengan bahasa batak: “Lomos do ahu mamereng Pandita on”, maksudnya adalah ada rasa takut / kuatir tidak terbayar (lomos = takut).

Matius 25: 30
(25:30) Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Akhirnya, hamba yang ketiga (hamba yang jahat dan malas / yang tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil), dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap = terjadi ratap dan kertak gigi.
Barangkali belum dilemparkan ke dalam api neraka, tetapi kalau tidak setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, pasti hari-harinya terjadi ratap, hari-harinya terjadi kertak gigi.

Kita bandingkan dengan HAMBA YANG PERTAMA dan HAMBA YANG KEDUA.
Matius 25: 20, 22
(25:20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
(25:22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.

-      Hamba yang pertama dipercaya lima talenta, kemudian memperoleh laba lima talenta.
-      Hamba yang kedua dipercaya dua talenta, kemudian memperoleh laba dua talenta.

Matius 25: 21, 23
(25:21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Karena hamba yang pertama dan hamba yang kedua memperoleh laba sesuai dengan kepercayaan tuannya = setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka hamba yang pertama dan hamba yang kedua menerima sebutan yang manis dari tuannya, yaitu; HAMBA YANG BAIK dan SETIA.
Biarlah julukan yang manis ini kita terima dari Tuhan.

Yesaya 11: 5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

Hamba yang baik dan setia, berarti tidak menyimpang dari kebenaran (baik) dan kesetiaan, digambarkan seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggangnya.
Tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan -> tunas Daud, itulah pribadi Yesus Kristus.

Yesaya 11: 1
(11:1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

Tunas Daud yang keluar dari tunggul Isai, itulah pribadi Yesus Kristus, sebagai seorang hamba, Ia tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Sesuai dengan kitab Ibrani 3, di mana Yesus, yang disebut juga Rasul dan Imam Besar, setia di dalam segenap rumah Tuhan.

Ciri-ciri bila tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
CIRI YANG PERTAMA.

Yesaya 11: 2
(11:2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;

Tunas Daud, Yesus Kristus, PENUH DENGAN TUJUH ROH ALLAH.
-      Roh Tuhan ada padanya                 -  Roh keperkasaan ada padanya
-      Roh hikmat ada padanya                -  Roh pengenalan ada padanya
-      Roh pengertian ada padanya          -  Roh takut akan Tuhan ada padanya
-      Roh nasihat ada padanya              

Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Ketujuh Roh Allah, itulah tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta itu.
Saudaraku, saat ini kita beribadah melayani Tuhan di hadapan takhta kasih karunia.
Biarlah kiranya kita penuh dengan tujuh Roh Allah, itulah tujuh obor yang menyala-nyala.
Artinya; menjadi kesaksian = menjadi terang di tengah-tengah dunia ini, karena hidup di dalam pimpinan Roh Kudus.

Wahyu 1: 4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,

Saudaraku, tujuh Roh yang ada di hadapan takhta-Nya itu, bagaikan tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil.
Setelah tujuh sidang jemaat disucikan dari segala kelemahan-kelemahannya, maka tujuh sidang jemaat tampil menjadi terang / kesaksian, bagaikan tujuh pelita di atas kaki dian yang menerangi di sekitarnya.

Zakharia 4: 2, 6
(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Untuk menjadi tujuh pelita di atas kaki dian, bukan dengan keperkasaan, bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh Tuhan yang mengurapi saya dan saudara sehingga kita menjadi kesaksian.
Jadi, jangan coba-coba mengandalkan kekuatan untuk menjadi kesaksian di tengah-tengah ibadah pelayanan, namun biarlah tujuh Roh Allah itu memenuhi kehidupan kita, supaya kita menjadi kesaksian.
Hal ini harus kita sadari dengan baik dan harus diperhatikan.

Oleh sebab itu, jauh lebih baik bila kita tampil apa adanya, sesuai dengan pimpinan Roh, jangan mendengar suara daging, sebab itu (suara daging) akan membuat kita sukar untuk menjadi kesaksian.

Zakharia 4: 13-14
(4:13) Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"

Kehidupan yang diurapi, menjadi kesaksian atas seluruh bumi, itulah pribadi Musa dan Elia.
-      Kalau kita berbicara tentang Musa, berarti berbicara TENTANG KEBENARAN (sepuluh hukum Allah).
-      Kalau kita berbicara tentang Elia, berarti berbicara TENTANG KEHIDUPAN YANG DIURAPI (api yang turun dari langit).

Dua saksi Allah dalam Wahyu 11, itulah dua pohon zaitun (Musa dan Elia) -> kehidupan yang diurapi Roh Kudus, bagaikan pelita di atas kaki dian menerangi seluruh bumi.
Biarlah kita sekalian penuh dengan tujuh Roh Allah supaya kita menjadi kesaksian / menjadi terang di muka bumi ini, sama seperti hamba yang pertama (yang dipercaya lima talenta) dan hamba yang kedua (yang dipercaya dua talenta).

Ciri-ciri bila tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
CIRI YANG KEDUA.

Yesaya 11: 3
(11:3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

KESENANGANNYA IALAH TAKUT AKAN TUHAN.

Amsal 8: 13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

Takut akan Tuhan membenci kejahatan, secara khusus membenci 4 hal, yaitu;
-      Membenci kesombongan.
-      Membenci kecongkakan.
-      Membenci tingkah laku yang jahat.
-      Membenci mulut penuh tipu muslihat.

Kemudian, kuasa sebagai orang yang takut akan Tuhan adalah: “Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang” (Yesaya 11: 3).
Berarti; menjadi pribadi yang adil = hidup di dalam kebenaran firman Tuhan.
Kesimpulannya; Yesus Kristus, sebagai Tunas yang adil, hidup dalam urapan Roh Kudus (penuh dengan tujuh Roh Allah) dan hidup dalam keadilan (penuh dengan kebenaran firman Tuhan).

Yesaya 11: 4
(11:4) Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.

Dengan kesaksian Yesus Kristus sebagai Tunas Daud;
-      orang LEMAH mendapatkan keadilan,
-      dan orang yang TERTINDAS memperoleh keputusan yang jujur.

Dampak positif bila setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil.
Matius 25: 23
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Kalau kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka kita akan dipercaya untuk memikul tanggung jawab dalam perkara yang besar.

Saya masih teringat, awal pelayanan 2001-2002 di Serang dan Cilegon, ibadah pelayanan ini dimulai dari nol, kemudian saat ini Tuhan mempercayakan tanggung jawab lebih besar dari tahun-tahun yang lalu, sampai sekarang.
Apa yang dahulu tidak terpikirkan, yang tidak terdengar oleh telinga, yang tidak timbul dalam hati, itulah yang Tuhan berikan. Banyak perkara-perkara yang besar, yang kita tidak tahu, tetapi itu terjadi, dan sampai hari ini saya tidak memahami / tidak menyangka, kalau akhirnya kita dipercaya membagi-bagikan majalah bagi hamba-hamba Tuhan, saya tidak pernah memahami bahwa pada akhirnya Buli Buli Emas Berisi Manna (dengan alamat http://www.gptserangcilegon.blogspot.com/) menjadi berkat bagi anak-anak Tuhan di dalam negeri maupun di luar negeri, lewat media internet, ini adalah perkara yang besar tentunya.
Kalau saja kita setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil (berarti; tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan), maka kita akan dipercaya perkara yang lebih besar, yang tidak bisa dipahami oleh pemikiran manusia.

Hasilnya; hamba yang pertama dan yang kedua masuk dan turut dalam kebahagiaan tuannya.
Artinya; MASUK DALAM KERAJAAN SORGA SEBAGAI TEMPAT KEBAHAGIAAN YANG KEKAL, sebagai upah bagi hamba-hamba yang tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.
Tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, berarti inilah yang disebut hamba Tuhan, hamba kebenaran.

Mari kita lihat; MASUK DAN TURUT DALAM KEBAHAGIAAN.
-      Wahyu 20: 6
(20:6) Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Kebahagiaan yang pertama; MENDAPAT BAGIAN DALAM KEBANGKITAN YANG PERTAMA = berada di dalam kerajaan 1000 tahun damai, menjadi imam-imam Allah dan Kristus dan memerintah bersama dengan Dia 1000 tahun lamanya.

-      Wahyu 19: 9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Kebahagiaan yang kedua; DIUNDANG KE PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA = masuk dalam pasta nikah Anak Domba, menjadi mempelai perempuan Tuhan di dalam Kerajaan Sorga sampai selama-lamanya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment