KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 29, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 27 JANUARI 2013



Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 08)

Subtema: PEMIMPIN-PEMIMPIN BUTA DISERTAI DENGAN TULI

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sehingga kita boleh mempersembahkan korban kepada Tuhan, semua karena kemurahan Tuhan.

Kembali kita memeriksa firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Mazmur 127: 1-5, namun kita hanya membaca ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
-  YANG PERTAMA: Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-      YANG KEDUA: Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-      YANG KETIGA:
a.     Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam.
b.    Sia-sialah orang makan roti yang diperoleh dengan susah payah.
Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini.

Kita masih tetap memperhatikan KESIA-SIAAN YANG KEDUA, yaitu;
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MENGAWAL KOTA, SIA-SIALAH PENGAWAL BERJAGA-JAGA.

Yesaya 56: 9-10a
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Umat Tuhan, sebagai kawanan domba Allah menjadi makanan bagi binatang-binatang di padang, binatang-binatang di hutan, menjadi santapan bagi binatang buas.

Daging ini adalah binatang buas, yang sekali waktu siap menerkam, oleh sebab itu, jangan menyayangi / jangan mengasihani daging dengan keinginannya, sebab daging adalah musuh dalam selimut.

Mari kita lihat; MANUSIA DAGING.
Kejadian 25: 27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang.
Berarti; Esau adalah gambaran dari manusia daging = kehidupan yang sedang diterkam oleh binatang di padang.

Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Inilah perbuatan-perbuatan daging;
1.    Percabulan                     6.  Perseteruan                    11.Percideraan
2.    Kecemaran                     7.  Perselisihan                     12.Roh pemecah
3.    Hawa nafsu                    8.  Iri hati                           13.Kedengkian
4.    Penyembahan berhala       9.  Amarah                          14.Kemabukan
5.    Sihir                              10.Kepentingan diri sendiri      15.Pesta pora

Kalau hidup dalam 15 tabiat daging, berarti ia sedang diterkam oleh binatang di padang = menjadi santapan bagi binatang buas.

Saya kembali mengatakan; daging ini adalah binatang buas. Kalau daging disayangi, kalau dibiarkan, tidak dijinakkan, ia bisa menjadi binatang buas yang siap menerkam.

Galatia 5: 21
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Kalau menuruti 15 tabiat daging, berarti diterkam oleh binatang di padang / binatang di hutan (menjadi santapan bagi binatang buas); tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga.

Dalam kitab Wahyu 13: 1, 11 terdapat dua jenis binatang, yaitu;
-      Binatang yang keluar dari dalam laut, itulah antikris.
-      Binatang yang keluar dari dalam bumi, itulah nabi-nabi palsu.
Kalau binatang ini menerkam kehidupan anak-anak Tuhan, maka ia pasti tidak akan masuk dalam Kerajaan Sorga.

Ciri-ciri manusia daging.
Kejadian 25: 33-34
(25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
(25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Esau menjual hak kesulungannya kepada Yakub, karena Esau memandang ringan hak kesulungan = tidak menghargai hak kesulungan.

Keluaran 4: 22-23
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."

JADI, HAK KESULUNGAN ITU ADALAH IBADAH PELAYANAN KEPADA TUHAN.
Kalau tidak menghargai ibadah pelayanan = kehilangan hak kesulungan, seperti Esau dan seperti kematian anak-anak sulung dari orang Mesir.

Sekali lagi saya katakan; Hak kesulungan itu adalah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Kita patut bersyukur tentunya pada malam hari ini, sebab Tuhan memberi kesempatan bagi kita untuk beribadah melayani. Jangan memandang ringan hak kesulungan itu, hargailah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

Hosea 2: 10-11
(2:10) Aku akan menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari Sabatnya dan segala perayaannya.
(2:11) Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan pohon aranya, yang tentangnya dikatakannya: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku! Aku akan membuatnya menjadi hutan, dan binatang-binatang di padang akan memakannya habis.

Kalau seseorang sedang diterkam oleh binatang buas, maka tidak ada hari raya, tidak ada bulan barunya, tidak ada Sabat.
Artinya; tanpa hari perhentian untuk beribadah melayani Tuhan = JAUH DARI IBADAH PELAYANAN.

Kemudian, ada hal yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan, yaitu;
TUHAN MEMUSNAHKAN POHON ANGGURNYA dan POHON ARANYA.
Artinya; tidak hidup menurut keinginan Roh Kudus dan tidak hidup di dalam kebenaran firman Tuhan.
-      Anggur adalah gambaran dari Roh Kudus, sebagai minuman rohani.
-      Pohon ara adalah gambaran dari firman Tuhan, sebagai makanan rohani.

Roma 8: 5, 7
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, sebaliknya mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Kemudian, mereka yang hidup menurut keinginan daging menjadi seteru Allah, karena tidak takluk kepada hukum Allah (firman Tuhan).

Sekali lagi saya katakan;
Kalau menjadi santapan dari binatang buas, jauh dari ibadah pelayanan, persis seperti Esau yang menjual hak kesulungannya.
Coba saja kita memeriksa diri kita masing-masing; oleh karena keinginan-keinginan daging / menuruti hawa nafsu dan keinginannya, jauh dari ibadah pelayanan, jauh dari hari raya, tidak akan menguduskan hari Sabat, tanpa hari perhentian.

Keadaan seseorang tanpa hari perhentian (tanpa hari raya).
Kejadian 25: 29
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.

Kalau tidak masuk pada hari perhentian, jauh dari ibadah pelayanan, jauh dari hari raya, seseorang menjadi LELAH.
Lelah, artinya; letih, tidak bertenaga = tidak mampu menghadapi masalah, tidak mampu mengatasi persoalan-persoalan di atas muka bumi, sampai akhirnya stress, putus asa, kecewa dan akhirnya meninggalkan Tuhan.
Itulah keadaan orang yang lelah, seperti Esau.

Penyebab umat Tuhan (kawanan domba Allah) menjadi makanan binatang buas.
Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

SEBAB PENGAWAL-PENGAWAL UMAT TUHAN ADALAH ORANG-ORANG BUTA, inilah yang disebut; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga = pengawalan yang sia-sia.

Mari kita perhatikan; APA YANG DIMAKSUD DENGAN BUTA.
Yesaya 42: 20
(42:20) Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar.

Melihat banyak tetapi tidak memperhatikan (mengerti), itulah orang buta yang mengawal umat Tuhan (kawanan domba).
Kemudian, biasanya buta diikuti dengan tuli; memasang telinga tetapi tidak mendengar.

KITA KAITKAN DENGAN; PELAYANAN YESUS KRISTUS KETIKA MENYEMBUHKAN ORANG YANG BUTA SEJAK LAHIRNYA.
Yohanes 9: 16, 5
(9:16) Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
(9:5) Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

Saudaraku, Yesus telah menyembuhkan orang buta, yaitu; orang yang buta sejak lahirnya dimelekkan.
Sekalipun Yesus telah menyembuhkan orang buta, dan orang-orang Farisi sendiri telah melihatnya, tetapi orang-orang Farisi tidak percaya dengan apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.
Itu sebabnya orang-orang Farisi disebut pemimpin-pemimpin buta; melihat tetapi tidak memperhatikan (tidak mengerti).

Mazmur 78: 10-11
(78:10) mereka tidak berpegang pada perjanjian Allah dan enggan hidup menurut Taurat-Nya.
(78:11) Mereka melupakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, yang telah diperlihatkan-Nya kepada mereka.

Kalau melihat tetapi tidak memperhatikan (melupakan) = tidak berpegang kepada firman Tuhan dan enggan hidup menurut firman Tuhan.
Sebetulnya orang-orang Farisi sudah melihat, tetapi tidak mengerti, mengapa? Karena enggan melakukan firman Tuhan. Orang yang enggan setara dengan; hidup segan, mati pun tidak mau.

Jangan mau menjadi pribadi yang enggan dalam segala perkara, supaya tidak enggan melakukan firman Tuhan. Saya tahu diawal-awal kita digembalakan oleh firman pengajaran, banyak di antara kita yang dikuasai oleh roh gengsi; gengsi untuk melayani Tuhan, gengsi untuk melakukan firman Tuhan, tetapi biarlah hari demi hari kita memperhatikan dan melakukan firman Tuhan.

Lebih jauh kita lihat; orang yang melihat tetapi tidak mau memperhatikan.
Mazmur 92: 6-8
(92:6) Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu.
(92:7) Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.
(92:8) Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.

Orang yang melihat tetapi tidak memperhatikan (tidak mengerti) pekerjaan Tuhan, kemudian tidak mengerti betapa dalamnya rancangan-rancangan Tuhan, adalah ORANG BODOH dan ORANG BEBAL.
Tuhan telah melakukan perkerjaan yang ajaib, Tuhan telah menyembuhkan orang buta, tetapi jika melihat namun tidak memperhatikan (tidak mengerti), itulah orang bodoh, itulah orang bebal; sekalipun sudah diberi pengertian dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah; orang bebal, tetaplah bebal, orang bodoh tetaplah bodoh.
-      Bodoh = tidak punya pengertian.
-      Bebal = diberi pengertian tetapi tidak mau.
Berapa banyak firman Tuhan yang sudah kita terima, tetapi orang bodoh dan orang bebal, sekalipun melihat tetap tidak memperhatikan (tidak mengerti).

Para imam-imam, pandanglah / perhatikanlah ke depan, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, sebab kemajuan rohani sidang jemaat adalah kemajuan kandang penggembalaan, jangan egois, jangan mengasihani daging.
Kalau mengasihani daging, orang lain yang menjadi korban, sebaliknya kalau kita mau menyerahkan nyawa, mau pikul salib (rela berkorban), maka orang lain tertolong, seperti Yesus yang telah memberikan nyawa-Nya bagi domba-dombanya (memikul salib), sehingga kita semua tertolong.

Bukti seseorang bebal.
Yohanes 9: 17-19
(9:17) Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."
(9:18) Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya
(9:19) dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"

Sesungguhnya, orang Farisi telah melihat bahwa Yesus menyembuhkan / memelekkan orang yang buta dari sejak lahirnya, kemudian orang-orang Farisi telah mendengar kesaksian dari orang buta itu, tetapi mereka tidak memperhatikannya (tidak mengerti), bukankah ini adalah suatu kebebalan?
Kemudian, oleh karena kebebalan itu, orang-orang Farisi bertanya kepada ibu dari orang yang telah dimelekkan, untuk meminta bukti yang otentik, bukankah ini adalah kebebalan?

Orang yang bersangkutan sudah menceritakan apa yang terjadi / sudah memberi kesaksian yang benar, tetapi orang-orang Farisi masih meminta bukti kepada ibu dari orang yang telah dimelekkan, bukankah ini suatu kebodohan? Bukan hanya bodoh, tetapi juga bebal.

Biarlah malam ini kita merasakan lawatan Tuhan, rancangan-rancangan Allah yang begitu besar dan begitu dalam, lewat kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, dalam kehidupan kita masing-masing, tidak perlu bertanya kepada orang-orang lain, biarlah kita sendiri boleh merasakan pengalaman yang luar biasa bersama dengan Tuhan Yesus Kristus, lewat firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.

Kemudian; ORANG BUTA PASTI DIIKUTI DENGAN TULI.
Yohanes 9: 24-25
(9:24) Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
(9:25) Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."

Satu hal yang harus kita ketahui; bahwa Tuhan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar dan memiliki rancangan-rancangan yang dalam di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan.

Yohanes 9: 26-27
(9:26) Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?"
(9:27) Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"

Kalau buta pasti diikuti dengan tuli.
Orang yang sudah disembuhkan dari kebutaan telah menjelaskan satu kali, kemudian kembali memberi penjelasan kepada orang-orang Farisi = orang-orang Farisi tidak dengar-dengaran = tuli.
Itu sebabnya orang buta itu berkata: “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya”, artinya tidak dengar-dengaran = tuli.

Keadaan orang tuli.
Yohanes 9: 28-29
(9:28) Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa.
(9:29) Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."

Keadaan orang tuli; menjadi murid Musa, artinya; BERADA DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Orang yang tuli, orang yang tidak dengar-dengaran, pasti berada di bawah hukum Taurat, sebaliknya kalau kita dengar-dengaran kepada Kristus sebagai kepala dari tiap-tiap gereja, pasti berada di bawah hukum kasih karunia.

HUKUM TAURAT adalah;
-      Tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
-      Menjalankan ibadahnya secara lahiriah.
Menjalankan ibadah secara lahiriah = tidak mau dikoreksi oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Seandainya orang-orang Farisi tersebut mau dikoreksi, mereka pasti berubah dan menjadi manusia rohani, bukan manusia lahiriah.

Kalau menerima firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, berarti; mau disucikan dari dosa, itu adalah kasih karunia. Tetapi kalau tidak dengar-dengaran / menolak firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang bersifat mengoreksi dan menyucikan dosa, keadaan seseorang menjadi tuli, sehingga berada di bawah hukum Taurat.

Dampak negatif bila mengikuti pemimpin-pemimpin buta.
Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Pemimpin-pemimpin buta TIDAK TAHU APA-APA.

Mari kita lihat persamaannya.
1 Yohanes 2: 11b
(2:11) Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Yang dimaksud pemimpin buta tidak tahu apa-apa = tidak tahu ke mana ia pergi.
Berarti; tidak tahu arah tujuan hidupnya, sehingga kalau kita perhatikan orang yang semacam ini (orang buta), ketika ia berjalan, pasti tabrak sana, tabrak sini, karena tidak ada yang menuntun (berada dalam kegelapan), sehingga arah tujuan hidupnya tidak tahu / tidak jelas.

Kemudian kalau kita perhatikan bunyi dari injil Matius 15: 14, yaitu: “ ... Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang”.
Biarlah firman pengajaran memimpin kita sampai ke Yerusalem yang baru, sebab Pemimpin kita tidak buta, itulah pribadi Yesus Kristus sebagai terang dunia (Yohanes 9: 5)

Julukan yang diterima oleh pemimpin-pemimpin buta.
1.    Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

JULUKAN YANG PERTAMA: ANJING-ANJING BISU.
Bisu, berarti; tidak tahu menyalak = membiarkan umat Tuhan tetap di dalam dosa.
Kalau ia menyalak, ia pasti menegor / mengoreksi setiap kekurangan-kekurangan yang ada.
Firman Tuhan mengatakan: “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Wahyu 3: 19). Relakanlah hati saudara untuk ditegor dan dikoreksi oleh firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, jangan senang dengan pemberitaan firman yang sifatnya tidak mengoreksi dan tidak menyucikan dosa.

Kemudian, anjing-anjing bisu, mereka hanya suka berbaring melamun dan suka tidur saja = PEMALAS.

Mari kita perhatikan ladang seorang pemalas.
Amsal 24: 30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.

Ladang seorang pemalas;
-      Semua itu ditumbuhi onak duri.
Berarti; hati sidang jemaat berduri / suka menyakiti.
-      Tanahnya tertutup dengan jeruju.
Berarti; hatinya berduri, hanya bisa menyakiti, menusuk perasaan orang lain.
-      Kemudian lebih parah lagi, temboknya sudah rubuh.
Artinya; tidak ada lagi yang menjaga.
Itulah keadaan sidang jemaat kalau pemimpinnya buta.

Amsal 24: 32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring = seorang pemalas.
Saudara perhatikan saja; kalau hamba Tuhan tidak mau memeriksa / mengoreksi dosa sidang jemaatnya, ia pasti malas menggali rahasia firman Tuhan dan sudah barang tentu malas juga untuk menyembah, sebab hanya lewat doa penyembahan saja, seorang gembala sidang memperoleh pembukaan rahasia firman Tuhan untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat, sebagai kebutuhan bagi sidang jemaat.

2.    Yesaya 56: 11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

JULUKAN YANG KEDUA: ANJING-ANJING PELAHAP.
Pelahap, berarti; tidak tahu kenyang.
Orang yang tidak tahu kenyang adalah orang yang mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan umat Tuhan, sebagai kawanan domba (Yudas 1: 12).

Kemudian kalau kita melihat anjing-anjing pelahap, di sini dikatakan; mereka mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengambil laba, tiada yang terkecuali, hanya untuk menggemukkan diri sendiri, sama seperti imam Eli; ia hanya menggemukkan diri sendiri, ia tidak mau menegor kekurangan anak-anaknya.
Hanya untuk mencari loba, mencari untung = hamba Tuhan yang serakah, yang hanya mementingkan diri sendiri, dan tidak mau menegor / mengoreksi kekurangan sidang jemaatnya.

Jalan keluarnya.
Yohanes 9: 3
(9:3) Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

“Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia”. Artinya; segala sesuatu yang terjadi, atas seijin Tuhan.
Berarti kalau kita hidup di dalam Tuhan (berada di dalam rencana Allah), kita harus mau menerima apapun yang terjadi, sebab segala sesuatu yang terjadi adalah atas seijin Tuhan, supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam diri kita masing-masing (Yeremia 29: 11).

Saudaraku, segala sesuatu yang terjadi, baik atau pun tidak baik, kita tidak perlu bertanya: “Mengapa hal ini bisa terjadi?”, kemudian, kita tidak perlu mempersalahkan orang lain, situasi, keadaan, kondisi yang ada, sebab pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan, sehingga dengan demikian, kita dapat melihat kemuliaan Allah.

Yohanes 9: 4
(9:4) Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.

Oleh sebab itu, biarlah kita tetap setia mengerjakan pekerjaan Allah = melayani sampai nafas terakhir, selama masih siang, selagi Tuhan masih memberi kesempatan.
Yang sudah menerima kepercayaan dari Tuhan, bekerjalah dengan sungguh-sungguh, selagi hari masih siang.
Sebab suatu saat nanti, akan datang malam, di mana seorang pun tidak dapat bekerja lagi, artinya; tidak ada lagi kesempatan untuk melayani Tuhan.

Kita mengetahui, bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, sebab keadaan dunia sudah semakin gelap, karena dosa semakin bertambah-bertambah, semakin memuncak.
Selagi Tuhan masih beri kesempatan / hari masih siang, bekerjalah sampai nafas terakhir, sebab akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
Puncaknya malam adalah pada masa aniaya antikris, selama 3,5 tahun; pada masa itu, tidak ada lagi kesempatan untuk beribadah melayani Tuhan.

Saya kembali katakan: selagi ada kesempatan, hargailah kesempatan yang Tuhan berikan.
Kemudian, kalau kita melayani Tuhan, BEKERJA UNTUK TUHAN, BERARTI KITA DISEBUT ORANG-ORANG SIANG, menjadi kesaksian / menjadi terang dunia.
Oleh sebab itu, pada ayat 5 dikatakan: “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia”. Kalau kita setia melayani Tuhan = anak-anak siang, anak-anak terang.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment