Subtema: PELITA TETAP
MENYALA-NYALA SAMPAI MEMPELAI LAKI-LAKI SORGA DATANG
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh berada di dalam rumah Tuhan,
beribadah melayani Tuhan dan mempersembahkan korban bagi Tuhan.
Kita kembali memperhatikan Maleakhi 2: 6.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat
pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Allah menyatakan 3 hal yang menjadi kelebihan dari
orang-orang Lewi kepada para imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.
Kecurangan
tidak terdapat pada bibirnya.
III.
Dalam
damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti
Tuhan.
Kita masih memperhatikan bagian yang pertama;
Keterangan:
I.
PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; pelayanan Yesus Kristus.
Matius 26: 1
(26:1) Setelah
Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada
murid-murid-Nya:
Perkataan: “Setelah
Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu”, menunjukkan, bahwa;
pengajaran yang benar ada di dalam mulut Yesus.
Adapun pengajaran-pengajaran yang dimaksud, terdapat pada
injil Matius 25, antara lain;
1.
Gadis-gadis yang bijaksana dan
gadis-gadis yang bodoh (Matius 25: 1-13).
2.
Perumpamaan
tentang talenta (Matius 25: 14-30).
3.
Penghakiman yang terakhir (Matius
25: 31-46).
Itulah pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus
Kristus kepada murid-murid serta kepada orang-orang banyak.
Saudaraku, kalau kita perhatikan dengan teliti, di dalam
3 kisah tersebut terdapat persamaannya.
1.
Dimulai dari kisah GADIS-GADIS
BIJAKSANA DAN GADIS-GADIS YANG BODOH.
Matius 25: 10
(25:10) Akan tetapi,
waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka
yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
lalu pintu ditutup.
5 gadis yang bijaksana masuk dalam perjamuan kawin = masuk ke dalam
Kerajaan Sorga.
2.
Kemudian PERUMPAMAAN TENTANG
TALENTA.
Matius 25: 21, 23
(25:21) Maka kata
tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
(25:23) Maka kata
tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku
akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Tuan dari pada hamba-hamba itu berkata kepada hamba yang pertama (dipercaya
lima talenta) dan kepada hamba yang kedua (dipercaya dua talenta): “Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu” = masuk ke dalam kerajaan sorga, sebagai tempat kebahagiaan.
3.
PENGHAKIMAN YANG TERAKHIR.
Matius 25: 33-34
(25:33) dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah
kiri-Nya.
(25:34) Dan Raja itu
akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang
diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu
sejak dunia dijadikan.
Domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan raja itu, menerima kerajaan
yang telah disediakan = masuk ke dalam kerajaan sorga.
Itulah persamaan dari 3 pengajaran yang disampaikan oleh
Yesus Kristus kepada orang banyak dan juga kepada 12 murid-Nya, yaitu: MASUK KE
DALAM KERAJAAN SORGA, berarti pada akhirnya; 5 gadis yang bijaksana,
domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan, hamba yang baik dan setia (hamba
yang pertama dan kedua) masuk dalam kerajaan sorga.
Mari kita perhatikan PENGAJARAN YANG PERTAMA:
GADIS-GADIS YANG
BIJAKSANA DAN GADIS-GADIS YANG BODOH.
Matius 25: 10
(25:10) Akan tetapi,
waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka
yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
lalu pintu ditutup.
5 gadis yang bijaksana masuk dalam perjamuan kawin, oleh
sebab itu, mari kita petik pelajaran dari 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis
yang bodoh, supaya kelak nanti kita masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba,
sebab sasaran akhir dari ibadah pelayanan di muka bumi ini adalah PERJAMUAN
KAWIN ANAK DOMBA, sesuai nas dalam kitab Wahyu 19: 9, “... Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba...”,
kemudian dilanjutkan dengan, “Perkataan
ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”.
Berarti, suatu saat nanti, perjamuan kawin Anak Domba itu
akan terwujud, sebab memang firman Allah itu tepat dan benar; “ya” dan “amin”.
Terlebih dahulu kita perhatikan dari sisi 5 GADIS YANG
BODOH.
Matius 25: 1-5
(25:1) "Pada
waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya
dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
(25:2) Lima di
antaranya bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis
yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan
gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam
buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu
tertidur.
GADIS-GADIS YANG BODOH MEMBAWA PELITANYA TETAPI TIDAK
MEMBAWA MINYAK.
Saudaraku, kalau kita perhatikan dalam kisah ini,
bukankah 5 gadis yang bodoh dan 5 gadis yang bijaksana sedang menyongsong Mempelai
Laki-Laki Sorga?
Menyongsong = menantikan.
Kita tidak tahu kapan Yesus datang kembali untuk yang
kedua kalinya, sebagai Raja sekaligus sebagai Mempelai Pria Sorga untuk
menjemput mempelai perempuannya. Tetapi gereja Tuhan sebagai mempelai perempuan,
hendaklah siap sedia, hendaklah berjaga-jaga, berarti; harus membawa minyak
dalam buli-buli sebagai persediaan di tengah-tengah penantian atas kedatangan Tuhan
untuk yang kedua kalinya.
Tetapi kalau kita perhatikan di sini, 5 gadis yang bodoh
membawa pelitanya tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli = tidak siap
sedia = tidak berjaga-jaga.
Tidak siap sedia, memberi arti 3 hal;
1.
TIDAK BERJAGA-JAGA
Matius 25: 13
(25:13) Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Berjaga-jagalah sebab tidak ada satupun yang tahu Yesus datang kembali
sebagai raja dan sebagai mempelai pria sorga, Anak pun tidak tahu.
Matius 26: 40-41
(26:40) Setelah itu Ia
kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia
berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam
dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang
penurut, tetapi daging lemah."
Berjaga-jagalah = menyembah selama satu jam.
Berarti, kalau tidak berjaga-jaga / tidak hidup di dalam doa penyembahan,
suatu saat nanti, pelita itu akan padam.
Kalau kita kaitkan dalam pola Tabernakel, doa penyembahan terkena pada MEZBAH
DUPA.
Keluaran 30: 7
(30:7) Di atasnya
haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia
membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
Di atas mezbah ada dupa, itulah ukupan dari wangi-wangian yang tetap harus
dibakar di hadapan Tuhan, di dalam ukupan itu terdapat kemenyan yang harus
dibakar sehingga asap itu tetap bergumpal-gumpal di hadapan Tuhan.
Berarti, SUPAYA API ITU TETAP MENYALA, HARUS BERJAGA-JAGA = HIDUP DALAM DOA
PENYEMBAHAN.
2.
Matius 25: 3
(25:3) Gadis-gadis
yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
Tidak siap sedia = BODOH.
Bodoh, disebut juga; TIDAK MEMPUNYAI PENGERTIAN.
Mazmur 92: 6-7
(92:6) Betapa
besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya
rancangan-rancangan-Mu.
(92:7) Orang bodoh tidak akan mengetahui,
dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.
Orang bodoh dan orang bebal tidak mengetahui dan TIDAK MENGERTI hal itu,
yaitu pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang besar dan dalamnya rancangan-rancangan
Tuhan.
Sehingga kalau kita lebih jauh memperhatikan dalam ...
Amsal 1: 7
(1:7) Takut akan TUHAN
adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Orang bodoh menghina hikmat dan didikan, itu sebabnya orang bodoh tidak
memperoleh pengetahuan dan pengertian. Hikmat Tuhan dan didikan dari Tuhan,
itulah firman Tuhan.
Dalam pola Tabernakel, firman Tuhan terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.
Imamat 24: 5-7
(24:5) "Engkau
harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari
padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
(24:6) engkau harus
mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni
itu, di hadapan TUHAN.
(24:7) Engkau harus
membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus
menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi
TUHAN.
Di atas meja roti sajian, terdapat 2 susun roti masing-masing terdiri dari 6
ketul roti, dan harus MEMBUBUHKAN KEMENYAN TULEN DI ATAS TIAP-TIAP ROTI YANG
DISUSUN, yakni SUATU KORBAN API-APIAN BAGI TUHAN.
Jadi, supaya api itu tetap menyala, harus memperhatikan hikmat didikan yang
datangnya dari kebenaran firman Tuhan = harus memperhatikan firman Tuhan.
Kalau orang bodoh, menolak hikmat, menolak didikan = menolak firman Tuhan.
Oleh sebab itu, saya menghimbau kembali, secara khusus kepada imam-imam
yang melayani Tuhan; perhatikan hikmat, perhatikan didikan, jangan disepelekan
begitu saja, sehingga dengan demikian, api itu tetap bernyala-nyala.
Mengapa seseorang tidak berapi-api / bernyala-nyala dalam setiap ibadah
pelayanan? Itu karena tidak memperhatikan hikmat dan didikan yang datangnya
dari kebenaran firman Tuhan.
Berarti, kalau tidak memperhatikan hikmat didikan yang datang dari firman Tuhan
= tidak siap sedia menantikan kedatangan Yesus Kristus kembali untuk yang kedua
kalinya, sebagai Raja, sekaligus sebagai Mempelai Pria Sorga = pelita tidak
tetap menyala.
3.
Matius 25: 3
(25:3) Gadis-gadis
yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
5 gadis yang bodoh membawa pelita tetapi TIDAK MEMBAWA MINYAK.
Minyak -> urapan Roh Kudus.
Kita butuh urapan Roh Kudus supaya pelita tetap menyala hingga Yesus datang
kembali, sebagai Raja sekaligus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga. Oleh sebab
itu, kalau kita hidup oleh Roh, biarlah kita memberi diri dipimpin oleh Roh.
Bukan hanya saat ibadah kita dipimpin oleh Roh, tetapi di luar ibadah juga
harus memberi diri dipimpin oleh Roh, mulai dari perkataan, sikap, tingkah
laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik dipimpin oleh Roh.
Berarti, kalau tidak dipimpin oleh Roh = tidak siap sedia menantikan
kedatangan Yesus kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Mempelai Laki-Laki
Sorga = pelita tidak tetap menyala.
Sekarang, kita bandingkan dengan 5 GADIS YANG BIJAKSANA.
Matius 25: 4
(25:4) sedangkan
gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam
buli-buli mereka.
Gadis-gadis yang bijaksana membawa pelitanya dan juga
membawa minyak dalam buli-buli.
Minyak -> urapan Roh-El Kudus.
Kalau membawa pelita sekaligus membawa minyak dalam
buli-buli, itu memang sedikit merepotkan, tetapi itu adalah suatu keharusan,
sebab itu menandakan bahwa ia adalah seorang yang bijaksana.
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah
ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus
Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah
dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Supaya minyak urapan itu tetap ada di atas kepala; jangan
keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus
Allahnya.
Kalau berbicara TEMPAT KUDUS, dalam pola Tabernakel
terkena pada RUANGAN SUCI = KANDANG PENGGEMBALAAN = tempat pengudusan.
Dalam ruangan suci, terdapat 3 macam alat;
1.
MEJA ROTI SAJIAN.
Artinya; dipelihara oleh FIRMAN TUHAN, sehingga pelita itu tetap menyala.
2.
PELITA EMAS.
Artinya; dipelihara oleh KUASA ROH-EL KUDUS, sehingga pelita itu tetap
menyala.
3.
MEZBAH DUPA.
Artinya; dipelihara oleh KASIH ALLAH, lewat doa penyembahan, sehingga pelita
itu tetap menyala.
Kelebihan
dari 5 gadis yang bijaksana.
Matius 25: 5
(25:5) Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu
tertidur.
(25:6) Waktu tengah
malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah
dia!
5 gadis yang bijaksana memperhatikan “suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”, artinya; memperhatikan PENGAJARAN
MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL / PENGAJARAN TABERNAKEL DALAM TERANGNYA
MEMPELAI.
Jadi, kalau berbicara pengajaran mempelai ini, harus
disertai dengan pengajaran tabernakel, demikian juga kalau berbicara pengajaran
tabernakel, harus disertai dengan terangnya mempelai.
Menghargai pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel,
berarti; masuk dalam pembangunan tubuh Kristus / rumah Tuhan yang sempurna,
dimulai dari timur, yaitu pintu gerbang, sampai barat, itulah ruangan maha
suci.
-
Untuk berada di halaman, terlebih
dahulu melalui PINTU GERBANG.
Pintu gerbang, artinya; percaya kepada Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan
Juruselamat, sebab Yesus adalah pintu, satu-satunya pintu (Yohanes 10: 9), kemudian
“Dialah Jalan Kebenaran dan Hidup” (Yohanes
14: 6), dan “Keselamatan tidak ada di
dalam siapapun juga selain di dalam Dia, ...” (Kisah Para Rasul 4: 12).
Setelah melalui pintu gerbang, selanjutnya berada di HALAMAN / PELATARAN.
Halaman adalah daerah pembenaran, berarti; dibenarkan oleh 2 alat yang ada
di dalamnya, yaitu;
· MEZBAH KORBAN BAKARAN
Artinya; dibenarkan oleh darah Yesus Kristus, di mana Yesus menjadi korban penebusan,
Ia disalibkan di atas kayu salib, darah-Nya tercurah untuk menebus dosa kita (1
Petrus 1: 19).
· KOLAM / BEJANA PEMBASUHAN =
baptisan air.
Artinya; dibenarkan oleh kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian Yesus Kristus: mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Yesus Kristus: hidup dalam hidup yang baru.
- Kemudian setelah dibenarkan,
selanjutnya berada di RUANGAN SUCI. Namun untuk berada di ruangan suci,
terlebih dahulu melewati PINTU KEMAH.
Pinta kemah, arti rohaninya; diurapi oleh Roh-El Kudus.
Selanjutnya, berada di dalam ruangan suci.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat, artinya adalah; tekun dalam 3
macam ibadah utama.
Adapun 3 macam alat di dalam ruangan suci, yaitu:
· MEJA ROTI SAJIAN.
Artinya; tekun dalam ibadah pendalaman alkitab, disertai dengan perjamuan
suci, menghasilkan iman.
= domba-domba diberi makan.
· PELITA EMAS.
Artinya; tekun dalam ibadah raya minggu, disertai kesaksian, menghasilkan
pengharapan.
= domba-domba diberi minum.
· MEZBAH DUPA.
Arti rohaninya; tekun dalam ibadah doa penyembahan, menghasilkan kasih.
= domba-domba diberi nafas kehidupan.
- Kalau tekun dalam 3 macam ibadah
utama (yang adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada dalam kerajaan sorga,
IBRANI 8: 5), selanjutnya masuk / berada di dalam RUANGAN MAHA SUCI.
Untuk berada di dalam ruangan maha suci, terlebih dahulu melewati PINTU
TIRAI, artinya; mengalami perobekan daging / penyaliban atas daging, sama
seperti Yesus Kristus. Ketika Yesus disalibkan, tabir bait suci terbelah dua
dari atas sampai ke bawah (Matius 27: 50-51), sehingga dengan demikian, jalan
yang baru terbuka bagi kita untuk masuk ke dalam ruangan maha suci (Ibrani 10:
19-20).
Ruangan maha suci adalah gambaran Yerusalem baru / kerajaan sorga, sebab
ruangan maha suci bentuknya empat persegi, yaitu: PANJANG x LEBAR x TINGGI = 10
x 10 x 10 (Wahyu 21: 16).
Sedangkan dalam ruangan maha suci terdapat PETI PERJANJIAN, yang terbagi
menjadi 2 bagian:
1.
Bagian yang pertama: PETI yang
disalut dengan emas luar dan dalam.
Berarti, tabiat-tabiat daging tidak lagi terlihat, sebab sudah disalut / telah
ditutup oleh tabiat-tabiat Allah, baik manusia bagian dalam juga manusia bagian
luar.
2.
Bagian yang kedua: TUTUP PETI
PERJANJIAN yang terbuat dari emas tulen -> pribadi Yesus Kristus sebagai Mempelai
Pria Sorga.
Ukuran dari tabut perjanjian / peti perjanjian harus pas dengan tutup peti
pendamaian, itu harus sama; tidak lebih, tidak kurang, itulah yang disebut
kesatuan tubuh dengan kepala.
Sedangkan di atas tutup peti pendamaian itu, ada 2 kerub;
·
Kerub bagian kanan -> Allah
Bapa.
·
Kerub bagian kiri -> Allah Roh
Kudus.
Berati; Allah Tri Tunggal menyatu dengan gereja Tuhan.
Itulah kelebihan dari pada 5 gadis yang bijaksana;
memperhatikan pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel = masuk dalam pembangunan
tubuh Kristus yang sempurna = masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba (Wahyu 19:
7-9). BIARLAH KITA SEKALIANNYA MEMPERHATIKAN PENGAJARAN MEMPELAI, PENGAJARAN
YANG BESAR, AGUNG DAN MULIA.
SELANJUTNYA KITA MEMPERHATIKAN; KETIKA PENGAJARAN MEMPELAI ITU DISUARAKAN.
Matius 25: 6
(25:6) Waktu tengah
malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
“Waktu tengah malam terdengarlah
suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”
Tengah malam -> keadaan dunia yang gelap, karena dosa
semakin memuncak = akhir zaman.
Berarti, di hari-hari terakhir ini kita harus semakin
sungguh-sungguh memperhatikan pengajaran mempelai sama seperti 5 gadis yang
bijaksana.
Kalau saya ingat zaman dahulu; seks bebas di kalangan SLTA,
itu sangat jarang sekali. Tetapi kalau sekarang, untuk kalangan SMP saja, seks
bebas sudah biasa, itu menandakan bahwa hari ini adalah hari-hari yang
terakhir, di mana dosa semakin bertambah-tambah, dan manusia juga tidak
segan-segan berbuat dosa.
Keadaan dunia, sekarang betul-betul gelap, karena dosa
semakin bertambah-tambah, oleh sebab itu, biarlah kita memperhatikan pengajaran
mempelai dalam terangnya tabernakel.
Sangat disayangkan kalau kita, dalam kandang
penggembalaan ini, menerima pengajaran mempelai tetapi tidak masuk dalam pesta
nikah Anak Domba, itu sangat disayangkan. Saat-saat ini adalah saat-saat
pembangunan tubuh kristus yang sempurna, oleh sebab itu, hargailah pengajaran
mempelai dalam terangnya tabernakel.
Biarlah kita sama seperti 5 gadis yang bijaksana, di mana
pada akhirnya masuk dalam perjamuan kawin anak domba.
Jangan bodoh, tetaplah berjaga-jaga, tetaplah dalam
pimpinan Roh Kudus supaya pelita itu tetap menyala.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment