Tema: BERKAT
TUHAN PANGKAL SELAMAT
(Seri
07)
Subtema: DISEMBUHKAN DARI KEBUTAAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sehingga kita boleh mempersembahkan korban
kepada Tuhan.
Kembali kita memeriksa firman penggembalaan untuk Ibadah
Raya Minggu dari Mazmur 127: 1-5, namun kita cukup membaca ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN
yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau
bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah
kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti
yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang
dicintai-Nya pada waktu tidur.
Ada 3
hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
-
YANG PERTAMA: Jikalau
bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-
YANG KEDUA: Jikalau
bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-
YANG KETIGA: Sia-sialah kamu bangun
pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti
yang diperoleh dengan susah payah.
Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka
bumi ini.
Saudaraku, kita
masih memperhatikan KESIA-SIAAN YANG KEDUA, yaitu;
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MENGAWAL KOTA, SIA-SIALAH
PENGAWAL BERJAGA-JAGA.
Yesaya 56: 9
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang
di hutan, datanglah untuk makan!
Umat Tuhan, sebagai
kawanan domba Allah, diterkam oleh binatang di hutan dan binatang di padang = menjadi
makanan empuk bagi binatang buas.
Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah
orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah
anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka
tidur saja;
Hal itu
terjadi, karena pengawal-pengawal umat Tuhan, sebagai kawanan domba Allah,
adalah ORANG-ORANG BUTA.
Pengawal-pengawal
yang buta disebut pengawal-pengawal yang sia-sia, pengawalan / penjagaan yang
sia-sia, sebab yang mengawal umat Tuhan (sebagai kawanan domba Allah) adalah
orang-orang buta, sehingga umat Tuhan menjadi santapan binatang buas.
Titus 1: 12-14
(1:12) Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri,
pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap
yang malas."
(1:13) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka
dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,
(1:14) dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng
Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.
Sesuai dengan pernyataan
Titus; orang-orang Kreta telah diterkam oleh binatang hutan / binatang di
padang, menjadi santapan bagi binatang buas, sebab mereka telah menerima
dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, sehingga dengan demikian mereka
berpaling dari kebenaran firman Tuhan.
Saudara perlu
memperhatikan; kalau sidang jemaat (sebagai kawanan domba Allah) menerima
dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, berarti ia sedang diterkam oleh
binatang buas.
-
Menerima
dongeng-dongeng Yahudi = menerima dongeng nenek-nenek tua.
-
Menerima hukum-hukum
manusia = menerima filsafat-filsafat kosong.
Inilah yang
disebut firman Tuhan yang ditambahkan = MENERIMA AJARAN YANG TIDAK SEHAT.
Titus 1: 13
(1:13) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka
dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,
Kalau menerima
pemberitaan firman yang ditambahkan (menerima ajaran yang tidak sehat), iman
menjadi tidak normal / iman yang abnormal di hadapan Tuhan.
1 Timotius 1: 4
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah
yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka,
dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
Menerima
pemberitaan firman Tuhan yang ditambahkan, itulah dongeng nenek-nenek tua dan
silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya, akan;
-
menghasilkan
persoalan belaka,
-
dan ibadah
pelayanan tidak tertib.
Kalau menerima
ajaran dari nabi-nabi palsu, seperti orang-orang Kreta, akan menghasilkan
persoalan dan hidup menjadi tidak tertib, hal itu saya rasakan dan saya lihat dengan
mata jasmani saya sendiri.
SEDIKIT
KESAKSIAN.
Suatu kali saya
mengikuti persekutuan di Cibubur, yang menjadi pembicara adalah Pdt. Peter Wiliantono
(Jln. Tanah Abang III Jakarta).
Pada waktu itu,
saya kenalan dengan seorang hamba Tuhan. Setelah perkenalan itu, dilanjutkan
dengan cerita-cerita tentang firman.
Ketika kami
berbincang-bincang tentang kebenaran firman Tuhan, saya menyadari bahwa ia tidak
menerima pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel seutuhnya, sehingga pembicaraan
pun saya hentikan karena bila dilanjutkan, akan menghasilkan persoalan dan
hidup pun menjadi tidak tertib.
Kemudian,
ketika berbincang-bincang, saya perhatikan dia berbicara dengan dasar yang dia
terima, sehingga dengan dasar itu, tidak ada titik pertemuan dalam pembicaraan
tersebut.
Saya tidak
mengatakan bahwa hamba Tuhan tersebut adalah nabi palsu, tetapi yang pasti, kalau
sidang jemaat menerima dongeng nenek-nenek tua, filsafat-filsafat kosong /
firman Tuhan yang ditambahkan (sedang diterkam oleh binatang buas), akan
menghasilkan persoalan dan hidup menjadi tidak tertib.
Kalau hamba
Tuhan sudah berselisih / ada persoalan, hidupnya pasti tidak tertib, itu sudah
pasti.
Sekarang kita
melihat ...
Dampak negatif bila menerima pemberitaan
firman Tuhan yang ditambahkan.
Wahyu 22: 18
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar
perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
Menerima
pemberitaan firman Tuhan yang ditambahkan, maka ALLAH AKAN MENAMBAHKAN
MALAPETAKA-MALAPETAKA YANG TERTULIS / YANG TERDAPAT DALAM KITAB WAHYU 16.
Mari kita lihat
malapetaka-malapetaka itu, supaya kita lebih berhati-hati kepada nabi-nabi
palsu yang disebut binatang-binatang buas.
Wahyu 16: 1
(16:1) Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam
Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan
tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."
Inilah
malapetaka yang Tuhan maksud yang tertulis dalam kitab Wahyu;
1. MALAPETAKA YANG PERTAMA.
Wahyu 16: 2
(16:2) Maka
pergilah malaikat yang pertama
dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang
berbahaya pada semua orang yang
memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.
Malapetaka yang pertama: malaikat menumpahkan cawan murka Allah ke atas
bumi, sehingga TIMBULLAH BISUL YANG JAHAT DAN YANG BERBAHAYA PADA SEMUA ORANG
YANG MEMAKAI TANDA DARI BINATANG ITU.
Kalau menerima tanda
dari binatang buas itu (666 di dahi dan di tangan kanan), akan ditimpa oleh
malapetaka yang pertama, yaitu bisul yang membahayakan.
2. MALAPETAKA YANG KEDUA.
Wahyu 16: 3
(16:3) Dan malaikat yang kedua menumpahkan
cawannya ke atas laut;
maka airnya menjadi darah,
seperti darah orang mati dan
matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.
Malapetaka yang kedua:
malaikat menumpahkan cawan murka Allah ke dalam laut, sehingga AIR LAUT MENJADI
DARAH.
Kalau laut menjadi
darah, maka nelayan tidak memperoleh penghasilan lagi. Bukan hanya nelayan,
orang yang menaruh pengharapan pada laut pun, tidak memperoleh penghasilan =
merugikan banyak orang.
3. MALAPETAKA YANG KETIGA.
Wahyu 16: 4
(16:4) Dan malaikat yang ketiga menumpahkan
cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air,
dan semuanya menjadi darah.
Malapetaka yang ketiga:
malaikat menumpahkan cawan murka Allah, sehingga AIR TAWAR MENJADI DARAH.
Kalau air tawar
menjadi darah, maka setiap orang tidak lagi mengkonsumsi air, sehingga berujung
kepada kebinasaan.
Mari kita
memperhatikan masa depan! Kalau saudara egois terhadap diri sendiri (artinya:
tidak sungguh-sungguh memperhatikan firman Tuhan), akan ditimpa malapetaka-malapetaka.
4. MALAPETAKA YANG KEEMPAT.
Wahyu 16: 8-9
(16:8) Dan malaikat yang keempat menumpahkan
cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi
kuasa untuk menghanguskan
manusia dengan api.
(16:9) Dan manusia
dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah
yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk
memuliakan Dia.
Malapetaka yang
keempat: malaikat menumpahkan cawan murka Allah KE ATAS MATAHARI, SEHINGGA
MANUSIA DIHANGUSKAN OLEH PANAS MATAHARI.
Siapa yang kuat menahan
teriknya panas matahari?
Karena terjadinya pemanasan
bumi (global warming), sekarang ini
lapisan ozon sudah mulai menipis, sehingga terik matahari lebih menyengat kulit
/ tubuh.
Bagaimana bila harinya
nanti tiba, di mana Tuhan menumpahkan cawan murka-Nya yang keempat ke atas
matahari, untuk menghanguskan seluruh muka bumi?
Masihkah saudara egois
terhadap diri sendiri, dengan tidak memperhatikan firman? Kalau egois dengan
diri sendiri = membunuh diri sendiri, tanpa disadari.
5. MALAPETAKA YANG KELIMA.
Wahyu 16: 10-11
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan
cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya
menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,
(16:11) dan
mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka,
tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.
Malapetaka yang kelima:
malaikat menumpahkan cawan murka Allah KE ATAS
TAKHTA BINATANG ITU, DAN
KERAJAANNYA MENJADI GELAP.
Binatang ->
binatang yang keluar dari dalam laut (itulah antikris), dan binatang yang
keluar dari dalam bumi (itulah nabi-nabi palsu), sebagai kaki tangan dari naga
yang besar, itulah roh jahat di udara, penghulu dunia yang gelap.
Saat ini, binatang
buas merajalela mencari untung, lewat pemberitaan-pemberitaan yang disertai dengan
dongeng nenek-nenek tua, tetapi suatu saat nanti, mereka akan menggigit lidah
mereka karena kesakitan, termasuk pengikut-pengikutnya.
Menggigit lidah,
artinya; tidak dapat menyampaikan firman yang disertai dengan dongeng nenek-nenek
tua, cerita-cerita isapan jempol, dan filsafat-filsafat kosong.
Bersyukurlah kepada
Tuhan, karena kita berada dan digembalakan oleh firman pengajaran yang besar,
agung dan mulia.
6. MALAPETAKA YANG KEENAM.
Wahyu 16: 12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat,
lalu keringlah airnya,
supaya siaplah jalan bagi
raja-raja yang datang dari sebelah timur.
(16:13) Dan aku
melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar
tiga roh najis yang menyerupai katak.
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan
perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di
seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu
hari Allah Yang Mahakuasa.
Malapetaka yang keenam:
malaikat menumpahkan cawan murka Allah ke atas SUNGAI YANG BESAR, YAITU SUNGAI EFRAT, KEMUDIAN KERINGLAH AIRNYA.
Sungai Efrat adalah gambaran
dari pemberitaan firman dari nabi-nabi palsu, yang disertai oleh roh-roh najis.
Berarti, suatu saat
nanti pemberitaan firman yang disertai dengan dongeng nenek-nenek tua dan
filsafat-fisafat kosong, akan dikeringkan oleh cawan murka Allah.
TUJUANNYA:
Wahyu 16: 12
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat,
lalu keringlah airnya,
supaya siaplah jalan bagi
raja-raja yang datang dari sebelah timur.
Setelah pemberitaan
firman dari nabi-nabi palsu menjadi kering oleh cawan murka Allah, maka siaplah
jalan bagi raja-raja yang datang dari timur (dari pintu gerbang) sampai ke barat
(ruangan maha suci).
Kita patut bersyukur
karena kita menerima pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel.
7. MALAPETAKA YANG KETUJUH.
Wahyu 16: 17-21
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan
cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang
nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
(16:18) Maka
memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang
dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu
hebatnya gempa bumi itu.
(16:19) Lalu
terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka
teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan
yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
(16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus
pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena
malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Malapetaka yang ketujuh:
malaikat menumpahkan cawan murka Allah KE ANGKASA, kemudian pada saat itu;
-
menderulah bunyi guruh dan
terjadilah gempa bumi yang dahsyat, yang belum pernah terjadi sebelum manusia
ada,
-
terbelalah kota besar menjadi tiga
bagian,
-
runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah,
-
hancurlah Babel, tempatnya roh jahat
dan roh najis,
-
semua pulau hilang, gunung-gunung
hilang,
-
hujan es besar, seberat seratus
pon, jatuh dari langit menimpa semua orang.
100 pon = 50 kilogram.
Kalau menerima pemberitaan firman Tuhan yang ditambahkan (firman yang
disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, dan
filsafat-filsafat kosong), tujuh malapetaka ini akan menimpa mereka.
Biarlah lewat
apa yang sudah kita terima dan dengar, kita semakin takut Tuhan, berarti
membenci kejahatan; tidak lagi egosentris terhadap diri sendiri, tidak egois
terhadap orang-orang di sekitar kita / keluarga kita yang belum menerima
pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel.
Sekarang, kita kembali memperhatikan Yesaya 56.
Yesaya 56: 9-10
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan,
datanglah untuk makan!
(56:10) Sebab pengawal-pengawal
umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka
semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun
dan suka tidur saja;
Umat Allah,
sebagai kawanan domba Allah menjadi santapan bagi binatang buas, karena yang
mengawal adalah pemimpin-pemimpin buta, merekalah pengawal-pengawal yang
mendatangkan kesia-siaan.
Mari kita lihat;
PENGAWAL-PENGAWAL BUTA.
Yesaya 42: 18-20
(42:18) Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan
lihatlah, hai orang-orang buta!
(42:19) Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang
tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan
yang tuli seperti hamba TUHAN?
(42:20) Engkau melihat banyak, tetapi tidak
memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar.
Yang dimaksud
dengan buta; melihat banyak perkara, keajaiban-keajaiban yang sudah Tuhan
nyatakan tetapi tidak memperhatikannya.
Bukankah Tuhan
menyatakan keajaiban kasih-Nya di atas kayu salib? tetapi sekalipun punya mata,
tidak memperhatikannya, itulah yang disebut orang buta.
Tuhan sudah melangsungkan
pekerjaan yang besar dan rancangan-rancangan yang begitu dalam sekali di
tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, tetapi karena buta,
ibadah pelayanan tidak diperhatikan.
Saya tambahkan;
kalau buta selalu diikuti dengan tuli.
Tuli, artinya; punya
telinga tetapi tidak mendengar = tidak mau mendengar nasihat firman Tuhan =
tidak mau menghargai nasihat firman Tuhan.
Kita kaitkan
dengan kisah; KETIKA YESUS MENYEMBUHKAN ORANG BUTA, dalam injil Yohanes 9.
Yohanes 9: 1
(9:1) Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang
buta sejak lahirnya.
Waktu Yesus sedang
lewat, Ia melihat seorang buta sejak lahirnya.
Yohanes 9: 10-11,
13-15
(9:10) Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi
melek?"
(9:11) Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu
mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke
Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku
dapat melihat."
(9:13) Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu
kepada orang-orang Farisi.
(9:14) Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan
memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
(9:15) Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya
kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan
adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat
melihat."
Tuhan sudah
menyatakan perbuatan-Nya yang besar dan rancangan-Nya yang begitu dalam
terhadap orang yang buta sejak lahirnya, karena orang buta itu kembali melihat
(dimelekkan).
Kemudian, orang
buta ini pun menceritakan pekerjaan-pekerjaan yang besar dari Allah, sekaligus menyaksikan
betapa rancangan-rancangan Allah sedang berlangsung dalam hidupnya.
Sekarang kita
perhatikan: REAKSI ORANG-ORANG FARISI, SEBAGAI PEMIMPIN-PEMIMPIN BUTA.
Yohanes 9: 16
(9:16) Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang
ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat."
Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat
mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
Orang-orang Farisi
yang disebut pemimpin-pemimpin buta, telah melihat perkara-perkara yang besar /
melihat keajaiban kasih Allah, di mana orang buta tersebut dapat melihat
(dimelekkan), tetapi sekalipun demikian mereka justru mengatakan, bahwa:
-
Yesus tidak
datang dari Allah,
-
Yesus adalah
orang berdosa,
-
dan Yesus tidak
menghargai hari Sabat.
Inilah yang
disebut melihat tetapi tidak memperhatikan karya Allah yang besar di atas joljuta.
Ini bisa saja berlangsung
/ terjadi di dalam kehidupan gereja Tuhan, di masa sekarang.
SEDIKIT
KESAKSIAN.
Di awal-awal
pelayanan di kota Serang, Cilegon dan sekitarnya, Tuhan banyak menyembuhkan
orang-orang yang sakit dan melepaskan orang-orang yang kerasukan setan, berarti
Tuhan sudah menyatakan keajaiban kasih-Nya, tetapi sekalipun mereka melihat,
namun tidak memperhatikan.
Saya mengatakan
ini, bukan karena sakit hati atau pun benci, tetapi kenyataannya, mereka hanya
mau disembuhkan saja, tetapi tidak mau menerima pengajaran mempelai yang jauh
lebih besar dari pada hanya menerima kesembuhan secara lahiriah.
Kembali saya
katakan: ORANG YANG BUTA (MELIHAT TETAPI TIDAK MEMPERHATIKAN), SELALU DIIKUTI DENGAN
TULI / TIDAK MENDENGAR.
Sebab orang buta
yang disembuhkan itu, telah bersaksi (menceritakan semuanya) kepada orang-orang
Farisi, namun sekalipun orang-orang Farisi punya telinga, tetapi tidak mendengar
= tuli.
Itu sebabnya
saya katakan; orang buta selalu diikuti dengan tuli = punya telinga tetapi
tidak mendengar; sekalipun terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, ia tidak memperhatikannya
dan tidak mau mendengar.
Pemimpin-pemimpin buta menerima julukan
dari Tuhan.
Yesaya 56: 10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah
orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing
bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka
tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang.
Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua
mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
1.
JULUKAN YANG
PERTAMA: ANJING-ANJING BISU.
Berarti; tidak tahu menyalak, arti rohaninya membiarkan umat Allah, sebagai
kawanan domba Allah, tetap dalam dosanya, tidak berani menegor, tidak mengoreksi,
sebab ia takut jemaat itu pergi.
Saya mengasihi sidang jemaat, berarti; firman yang saya sampaikan tidak
dikurangkan dan tidak ditambahkan, sebab saya tidak mau disebut anjing-anjing
bisu yang tidak tahu menyalak.
Sebab firman pengajaran ini adalah firman kasih karunia; kalau dia mau dikoreksi
oleh pedang yang tajam, sampai terlihat dosa-dosanya dan ia tetap bertahan, itu
adalah kasih karunia.
CIRI-CIRI ANJING-ANJING BISU DI TENGAH-TENGAH IBADAH PELAYANAN:
-
mereka suka
berbaring,
-
suka melamun,
-
suka tidur saja
Kesimpulannya: anjing-anjing bisu adalah PEMALAS.
Kalau dia tidak malas, dia pasti memperhatikan sidang jemaat satu per satu,
tetapi karena dia anjing bisu, dia malas memperhatikan umat Allah, sebagai
kawanan domba Allah.
2.
Julukan yang
kedua; ANJING-ANJING PELAHAP.
= tidak tahu kenyang.
PERBANDINGANNYA.
Yudas 1: 12
(1:12) Mereka inilah noda
dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya
mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang
berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur
tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan
yang mati sama sekali.
Kalau disebut pelahap tidak tahu kenyang, adalah orang yang mementingkan
diri sendiri, tidak peduli dengan kawanan domba, sehingga mereka disebut;
-
BAGAIKAN AWAN YANG
TAK BERAIR.
Artinya; dalam setiap pemberitaan firman Tuhan, tidak sanggup membasahi
setiap hati = di tengah-tengah ibadah pelayanan tidak diurapi Tuhan.
Tetapi kalau pemberitaan firman Tuhan disertai pengurapan, maka setiap yang
mendengar, hatinya dibasahi = diteguhkan.
-
BAGAIKAN
POHON-POHON DALAM MUSIM GUGUR TIDAK MENGHASILKAN BUAH.
Anjing-anjing pelahap tidak menghasilkan buah, seperti ranting yang kering,
yang tidak melekat pada pokok anggur = tanpa persekutuan dengan Kristus. Sebaliknya,
kalau ranting melekat pada pokok anggur, ranting itu akan menghasilkan buah.
Tetapi anjing pelahap tidak dapat menghasilkan buah, justru iman mereka
gugur.
Saudaraku, perhatikanlah firman Tuhan dengan baik, jangan diabaikan begitu
saja, sebab kalau iman seseorang gugur, akan mengalami kerugian yang besar,
sebab kita telah banyak berkorban di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan, dimulai dari waktu, tenaga, pikiran, keuangan dan lain sebagainya.
Bandingkan dengan Yesaya.
Yesaya 56: 11
(56:11) anjing-anjing
pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala,
yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri,
masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Mereka hanya mementingkan diri sendiri, mereka hanya mengejar laba, mencari
upah di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Supaya itu
semua terlepas, mari kita datang kepada Tuhan untuk digembalakan oleh Tuhan.
Jalan keluarnya.
Yohanes 9: 3
(9:3) Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga
orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam
dia.
Bukan ibunya
dan bukan orang buta itu yang salah, tetapi Tuhan mau menyatakan pekerjaan-pekerjaan
Allah yang besar.
Tuhan mau menyatakan
keajaiban kasih Allah dalam kehidupan orang buta, supaya manusia melihat
kemuliaan Allah dalam orang buta itu.
Kalau malam
hari ini kita mungkin dalam kelemahan (dalam keadaan buta / hidup dalam
kegelapan dosa), biarlah kita datang kepada Tuhan untuk merasakan keajaiban
kasih Allah, sehingga kita melihat kemuliaan Allah dalam kehidupan kita
masing-masing, baik dalam nikah rumah tangga kita, baik dalam ibadah pelayanan
yang Tuhan percayakan.
Yohanes 9: 5
(9:5) Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
Selama Yesus
ada di dunia, Yesus adalah terang dunia.
Saat ini, Yesus
ada di dalam Kerajaan Sorga, apakah terang dunia ini tidak ada?
Yesus tetap
terang dunia, menerangi seisi bumi, sebab Yesus sudah menyatakan
pekerjaan-pekerjaan yang besar di atas kayu salib, di bukit joljuta.
Bukti bahwa Yesus adalah terang dunia.
BUKTI YANG PERTAMA.
Yohanes 9: 6
(9:6) Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah
ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada
mata orang buta tadi
YESUS MELUDAH
KE TANAH, kemudian mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada
mata orang buta tadi.
Artinya;
menyadari segala kenajisan-kenajisan dan menyadari diri hina bagaikan debu
tanah, karena segala dosa kejahatan.
-
Ludah adalah
gambaran dari dosa kenajisan, sebab apa yang keluar dari mulut, itulah yang
menajiskan.
-
Tanah (debu)
-> kehidupan yang hina karena dosa.
Sekarang kita
bandingkan dengan pernyataan Yesus pada ...
Yohanes 9: 39-41
(9:39) Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia
untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan
supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
(9:40) Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi
yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti
bahwa kami juga buta?"
(9:41) Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu
buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka
tetaplah dosamu."
Kalau kita
tidak menyadari segala kenajisan dan tidak menyadari diri sebagai manusia yang
hina bagaikan debu tanah karena segala dosa kejahatan, maka ia adalah orang
buta walaupun melihat = tidak dapat melihat kekurangan-kekurangan, seperti
orang-orang Farisi.
Bagaimana
dengan kita sekarang, bukankah kita adalah orang yang berdosa, berada dalam
lumpur dosa?
Apakah saudara
mau melihat kemuliaan Allah? Kalau mau melihat kemuliaan Allah, kita /
masing-masing menyadari segala kenajisan, menyadari diri sebagai manusia yang hina,
bagaikan debu tanah karena dosa.
Oleh sebab itu,
kalau ditegor, dinasihati, dikoreksi oleh firman Tuhan, segera saja
mengakuinya, itu tandanya bahwa kita menyadari segala kelamahan-kelemahan /
kekurangan-kekurangan kita.
BUKTI YANG KEDUA.
Yohanes 9: 7
(9:7) dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah
dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus."
Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah
melek.
MEMBASUH DIRI
DALAM KOLAM SILOAM.
Artinya; menerima
air firman Tuhan dari seorang utusan / seorang gembala sidang sampai hati nurani
yang jahat (manusia bagian dalam) dan perbuatan-perbuatan yang terlihat (manusia
bagian luar) juga dibasuh oleh air firman Tuhan, sehingga dengan demikian, kita
disembuhkan dari kebutaan, berarti dapat melihat kemuliaan Allah, lewat
keajaiban kasih-Nya yang telah dinyatakan di atas kayu salib di bukit Joljuta.
Mulai malam
ini, mari kita menyadari segala kenajisan dan menyadari bahwa kita adalah orang
yang paling hina karena dosa, kemudian datanglah kepada Tuhan, terimalah firman
Tuhan untuk membasuh segala dosa kejahatan kita, maka kita akan melek / melihat,
terlepas dari kebutaan.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
Saudara perlu memperhatikan; kalau sidang jemaat (sebagai kawanan domba Allah) menerima dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, berarti ia sedang diterkam oleh binatang buas.
ReplyDelete- Menerima dongeng-dongeng Yahudi = menerima dongeng nenek-nenek tua.
- Menerima hukum-hukum manusia = menerima filsafat-filsafat kosong.
Inilah yang disebut firman Tuhan yang ditambahkan = MENERIMA AJARAN YANG TIDAK SEHAT.
mohon maaf bpk pendeta, dg tidak mengurangi rasa hormat, konteks "dongeng2 nenek2 tua" pada surat Paulus utk Titus:
- melarang orang kawin, melarang orang makan makanan tertentu/makanan yg dipersembahkan berhala-
pada kenyataannya Titus ditugaskan ke Kreta utk meneruskan pelayanan Paulus utk mendidik orng2 kreta menjadi dewasa dlm Kristus. Tantangan Paulus dlm pelayanannya adlh menghadapi byk manusia2 di Kreta dan Yahudi maupun non Yahudi yang masih BERPEGANG mitos/cerita2 leluhur maupun perintah2 leluhur mereka, meskipun mengaku sudah menerima Kristus.
kotbah bapak yang mengkaitkan surat Titus dan kitab wahyu adalah pemerkosaan makna pada Alkitab dg maksud menakuti Jemaat saja, karena sesungguhnya orang kreta tidak MENAMBAHKAN MAKNA ajaran Paulus, namun orng kreta dlm keadaan "hidup di dua dunia" ,,,pengajaran Yess, cerita leluhur Oke,, itulah fakta yg tertulis dlm surat Titus.
mohon jgn MENAFSIRKAN ayat2 keluar konteks sbg pendukung kotbah anda, kasihan jemaat menjadi takut, pdhal mereka sudah ditebus oleh darah Yesus.
MENAFSIRKAN ayat2 memang penyakit kronis teolog2 akhir zaman,,pahami alkitab dan jangan menafsirkan!
Contoh parah Menafsirkan ayat alkitab:
Yesus MELUDAH = dosa kenajisan
atas dasar ayat alkitab dimanakah bapak pendeta menemukan bahwa Yesus sedang mengeluarkan kenajisan?
mengajarkan sesuatu yg TIDak tertulis di Alkitab adlh membual.
masih byk kotbah2 bapak yg memperkosa ayat2 alkitab, dan bagi jemaat, mohon MENGUJI pengajaran yg dtng kepadamu, dan peganglah seauatu yg baik.
TUHAN MEMBERKATI.
jika ingin menyangkal argumen saya, silahkan email saya ke:
ReplyDeleteindonesian.doctrinal.watch@gmail.com
jika tidak ada konfirmasi email, maka sy akan melakukan apologetika thd ajaran bapak dlm sebuah blog, supaya semua umat MAMPU MENILAI apakah ajaran bapak sudah sesuai standar kebenaran, yaitu ALKITAB