Tema: BERKAT
TUHAN PANGKAL SELAMAT
(Seri
05)
Subtema: PEMIMPIN-PEMIMPIN
BUTA ADALAH PENGAWAL YANG SIA-SIA.
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita diijinkan untuk beribadah
melayani di dalam rumah Tuhan, ini semua adalah suatu kemurahan Tuhan.
Saudaraku, ini adalah minggu yang pertama di tahun 2013,
kiranya di minggu yang pertama ini, kita betul-betul merasakan roh sulung, dan
kiranya roh sulung memenuhi kehidupan kita. Kita mengetahui bahwa roh sulung
itu membangkitkan Yesus Kristus dari maut.
Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Raya Minggu, dari Mazmur 127: 1-5, namun kita cukup membaca ayat 1-2
saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN
yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau
bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah
kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti
yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang
dicintai-Nya pada waktu tidur.
Ada 3
hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
-
YANG PERTAMA: Jikalau
bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-
YANG KEDUA: Jikalau
bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-
YANG KETIGA: Sia-sialah
kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang
diperoleh dengan susah payah
Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka
bumi ini.
Tiba saatnya
untuk kita memperhatikan kesia-siaan yang kedua, yaitu;
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MENGAWAL KOTA, SIA-SIALAH
PENGAWAL BERJAGA-JAGA.
Sesuai dengan
Yehezkiel 37, pengawal berjaga-jaga -> hamba-hamba Tuhan = gembala sidang,
berarti; gembala / pemilik domba-domba.
Yesaya 56: 10-12
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah
orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah
anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka
tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang.
Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua
mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
(56:12) "Datanglah," kata mereka, "aku
akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama
seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!"
Secara khusus,
kita perhatikan ayat 10; PENGAWAL-PENGAWAL
UMAT-KU ADALAH ORANG-ORANG BUTA.
Ini adalah pengawal-pengawal
/ penjaga-penjaga yang mendatangkan kesia-siaan, karena kalau kita perhatikan
di sini, yang mengawal kota adalah orang-orang buta.
Yesaya 42: 18-20
(42:18) Dengarkanlah, hai orang-orang tuli
pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta!
(42:19) Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku,
dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta
seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?
(42:20) Engkau melihat banyak, tetapi tidak
memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar.
Melihat tetapi
tidak memperhatikan = punya mata tetapi tidak melihat. Inilah yang disebut
pemimpin-pemimpin buta.
Kalau BUTA,
pasti diikuti dengan TULI, berarti; punya telinga tetapi tidak mendengar.
Yesaya 43: 8
(43:8) Biarlah orang membawa tampil bangsa yang buta
sekalipun ada matanya, yang tuli sekalipun ada telinganya!
Bangsa yang buta sekalipun ada matanya = mempunyai mata tetapi tidak melihat.
Kembali lagi
saya katakan; orang buta selalu diikuti dengan tuli. Tuli, berarti; punya
telinga tetapi tidak mendengar.
Bayangkan
saudaraku, kalau orang buta yang mengawal kota, inilah yang disebut pengawal
yang berjaga-jaga namun mendatangkan kesia-siaan.
Lebih jauh kita
perhatikan ...
Yohanes 9: 39
(9:39) Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk
menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya
barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
Barangsiapa
yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat,
menjadi buta.
Yohanes 9:
40-41
(9:40) Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi
yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti
bahwa kami juga buta?"
(9:41) Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu
buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka
tetaplah dosamu."
Orang yang
mempunyai mata, tetapi tidak melihat adalah orang yang merasa diri benar, merasa
diri lebih baik, merasa diri lebih suci.
Sekiranya orang-orang
Farisi menyadari diri dan mengaku dosa, mereka tidak buta, tetapi karena mereka
merasa diri benar, maka mereka menjadi buta, inilah yang disebut pemimpin buta.
Kita melihat di
sini; seorang buta disembuhkan oleh Tuhan (memperoleh kasih karunia Tuhan),
berbeda dengan orang Farisi merasa diri benar (menjadi buta).
Keadaan orang buta.
1 Yohanes 2: 11c
(2:11) Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada
di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana
ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Kalau buta /
berada dalam kegelapan dosa, maka ia tidak tahu harus berbuat apa = ORANG BUTA
TIDAK TAHU HARUS BERBUAT APA-APA.
Kalau orang
buta berjalan tanpa ada yang menuntun / tanpa penuntun, pasti akan ditabrak dan
menabrak = BANYAK KESALAHAN-KESALAHAN YANG DIPERBUAT, itu adalah keadaan seseorang
kalau berada dalam kegelapan / buta.
Mari kita
lihat; Ciri-ciri
pemimpin buta.
Matius 23: 16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang
berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah
demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang
buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas
itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang
lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
Saudaraku,
ciri-ciri pemimpin buta di tengah-tengah ibadah pelayanan; TERIKAT DENGAN
PERKARA-PERKARA LAHIRIAH.
Mereka berkata:
-
Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
-
Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat
Pemimpin-pemimpin
buta terikat dengan perkara-perkara lahiriah di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kalau pikiran /
perhatian seorang hamba Tuhan hanya tertuju kepada perkara-perkara lahiriah / perkara-perkara
yang di bawah, inilah yang disebut pemimpin buta; PUNYA MATA TETAPI TIDAK DAPAT
MELIHAT PERKARA-PERKARA YANG ADA DI ATAS / PERKARA-PERKARA YANG ROHANI.
Sesungguhnya
kalau kita perhatikan kembali pada ayat 17, yang lebih penting adalah;
-
BAIT SUCI, sebab
mampu menguduskan emas yang ada di Bait Suci.
Kalau kita perhatikan dalam POLA TABERNAKEL, Bait Suci terkena pada RUANGAN
SUCI, di mana di dalamnya terdapat 3 alat;
·
MEJA ROTI
SAJIAN, di mana di atasnya terdapat 2 susun roti, masing-masing terdiri dari 6
ketul roti -> hidup benar sesuai firman Tuhan = dikuduskan oleh firman Tuhan.
·
PELITA EMAS,
arti rohaninya; dipenuhkan Roh Kudus = dikuduskan oleh urapan Roh Kudus.
·
MEZBAH DUPA ->
doa penyembahan = dikuduskan oleh doa penyembahan = kasih Allah.
Dengan 3 arti rohani ini, maka segala sesuatu yang ada di dalamnya
dikuduskan;
·
dikuduskan oleh
FIRMAN,
·
dikuduskan oleh
urapan ROH KUDUS,
·
dan dikuduskan
oleh KASIH ALLAH.
Tetapi bagi pemimpin-pemimpin buta, yang lebih penting bagi mereka adalah
perkara lahiriah, berarti; tidak dikuduskan oleh firman, tidak dikuduskan oleh
Roh Kudus dan tidak dikuduskan oleh kasih Allah Bapa.
-
MEZBAH yang
menguduskan persembahan yang ada di atasnya.
Kiranya saya dan saudara mampu mempersembahkan 3 hal, yaitu;
·
Mempersembahkan
KORBAN BAKARAN, artinya; TINGGAL DALAM KASIH ALLAH,
·
Mempersembahkan
KORBAN SAJIAN, artinya; HIDUP BENAR
SESUAI FIRMAN TUHAN.
·
Mempersembahkan
KORBAN SEMBELIHAN (jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk), artinya; KEHIDUPAN
YANG DIURAPI ROH KUDUS.
Tetapi bagi pemimpin buta, segala perkara lahiriah jauh lebih penting dari mezbah
yang menguduskan persembahan yang di atasnya, sehingga sekalipun mempunyai mata,
mereka tidak melihat perkara-perkara yang di atas / rohani.
Selain buta, disebut
juga ...
Yesaya 56:
10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah
orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing
bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu
kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti!
Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada
yang terkecuali.
SELAIN BUTA, DISEBUT JUGA;
YANG PERTAMA: ANJING-ANJING BISU
Anjing-anjing
bisu, berarti; tidak tahu menyalak = tidak dapat menggonggong.
Artinya: sebagai
penjaga, tidak menegor setiap kesalahan = MEMBIARKAN UMAT TUHAN TETAP DALAM
DOSANYA.
Saudaraku, seekor
anjing penjaga yang baik mengetahui pada saat kapan dia harus menyalak /
menggonggong, dan dia tahu pada saat kapan dia harus berdiam.
Seperti apa
yang sudah saya sampaikan dalam Ibadah Natal Umum, 27 Desember 2012;
Gembala upahan
membiarkan kawanan domba terhilang dan tercerai-berai. Pada saat terhilang dan
tercerai-berai, posisi kawanan domba berada di sebelah utara. Pada saat berada
di sebelah utara, kondisi rohani kawanan domba merosot; sehingga Israel
bersundal, juga saudara perempuannya (Yehuda) bersundal.
Sekalipun demikian,
gembala upahan tetap membiarkan Israel dan Yehuda bersundal, karena ia adalah
seorang gembala upahan, sebab yang lebih penting baginya adalah upah.
Sesungguhnya,
penjaga yang baik itu mengerti dan memperhatikan kawanan domba; tidak membiarkan
domba-domba dalam kesalahannya, sebaliknya kalau domba ditegor, jangan
cemberut, jangan bersungut-sungut.
Mana yang
saudara pilih; penjaga yang disebut anjing-anjing bisu, atau gembala yang baik
yang dapat menghitung kawanan domba, yang mengenal kawanan domba sampai
kedalaman hati?
Kalau ada
tegoran dari gembala sidang, seharusnya disyukuri supaya saudara tidak
terlanjur-lanjur dalam kesalahan, baik kesalahan yang terlihat maupun kesalahan
yang tidak terlihat.
Jadi, saudara
harus bisa membedakan mana hamba Tuhan yang rendah hati, dan mana hamba Tuhan
yang tidak rendah hati. Kalau seorang hamba Tuhan tidak menegor dosa sidang
jemaat / tidak tahu menyalak, bukan berarti ia rendah hati. Justru hamba Tuhan
yang rendah hati, tidak membiarkan kawanan domba terhilang dan tercerai-berai.
Pekerjaan dari anjing bisu.
Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah
orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing
bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka
tidur saja;
Pekerjaan dari
anjing-anjing bisu; BERBARING MELAMUN dan SUKA TIDUR SAJA = penjaga yang MALAS.
Kita lihat; SEORANG
PEMALAS.
Amsal 24: 30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun
anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya
tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
Inilah ladang
seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi, yaitu;
1.
DITUMBUHI ONAK.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, onak, artinya; rotan yang berduri =
onak duri.
2.
TANAHNYA
TERTUTUPI DENGAN JERUJU.
= ditumbuhi semak yang batangnya dan daunnya berduri.
Arti rohaninya adalah; hati yang berduri, hati yang suka menyakiti /
menusuk perasaan sesama.
3.
TEMBOKNYA SUDAH
ROBOH.
Arti rohaninya; tidak terjaga, tidak dipelihara, tidak terlindungi dengan
baik.
Kalau dalam kitab Yesaya; kebun anggur itu adalah Israel, dan Israel rohani
adalah saya dan saudara.
Ini sangat disayangkan tentunya, oleh karena penjaga-penjaga tidak tahu
menyalak, akibatnya; tembok kebun anggur Allah itu roboh = tidak mendapat
pemeliharaan, tidak mendapat penjagaan dan tidak mendapat pembelaan dari Tuhan,
ini sangat disayangkan karena penjaga malas.
Kalau ladang ada temboknya, binatang buas tidak bisa masuk ke dalamnya.
Amsal 24: 32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku
melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk
sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
Kita dapat
menarik pelajaran dari seorang pemalas, yaitu;
-
Tidur sebentar lagi.
-
Mengantuk sebentar lagi.
-
Melipat tangan sebentar lagi.
Tidur,
mengantuk, melipat tangan untuk tinggal berbaring, berarti; TIDAK ADA AKTIVITAS,
inilah keadaan seorang pemalas, itulah pengawal-pengawal buta.
Berulang kali
saya sampaikan; kalau seorang gembala tidak bertanggung jawab untuk memberi
makan dan minum kawanan domba, itu adalah gembala yang malas.
Tetapi kalau
hal ini saya sampaikan, banyak orang yang tidak terima, banyak orang yang
tersinggung; saya tidak habis pikir, mengapa mereka seperti itu??
Dampak negatifnya.
Amsal 24: 34
(24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang
penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Dampak negatifnya
ada 2, yaitu;
1.
DATANGLAH
KEMISKINAN.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini: ketika kemiskinan itu datang,
seperti seorang penyerbu, berarti; kemiskinannya mendadak / miskin mendadak.
2.
MENGALAMI
KEKURANGAN.
Kalau kita perhatikan di sini: ketika mengalami kekurangan, seperti orang
yang bersenjata, berarti; suka mengancam.
SELAIN BUTA, DISEBUT JUGA;
YANG KEDUA: ANJING-ANJING PELAHAP, TIDAK TAHU KENYANG.
Yesaya 56: 11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang.
Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua
mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Anjing-anjing
pelahap tidak tahu kenyang.
Titus 1: 12
(1:12) Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri,
pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas,
pelahap yang malas."
Pelahap yang
malas adalah PEMBOHONG dan BINATANG BUAS.
Yudas 1: 12
(1:12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di
mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri;
mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka
bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah,
pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.
Mereka ini adalah
noda dalam perjamuan kasih, sebab mereka tidak malu-malu melahap.
Kemudian, kalau
kita perhatikan di sini; PELAHAP HANYA MEMENTINGKAN DIRINYA SENDIRI.
Pelahap
digambarkan dalam 2 hal:
1.
BAGAIKAN AWAN
YANG TIDAK BERAIR.
Saudaraku, kita mengingat peristiwa sebelum manna itu turun, terlebih
dahulu awan / embun-embun itu memenuhi / membasahi permukaan bumi, padang
gurun.
Awan / embun -> urapan Roh Kudus.
Berarti, kalau digambarkan seperti awan yang tak berair, artinya; hamba
Tuhan yang tidak hidup dalam urapan Roh-El Kudus, sehingga tidak dapat
membasahi setiap hati.
Sekalipun bahasa seorang hamba Tuhan sepertinya tersusun rapi, tetapi jika tanpa
urapan, firman itu tidak meneguhkan sidang jemaat, sedangkan firman yang
disertai dengan urapan, itulah firman Kristus; firman yang diurapi, firman
tanpa cerita-cerita.
2.
BAGAIKAN POHON-POHON
DALAM MUSIM GUGUR TIDAK MENGHASILKAN BUAH.
Inilah gambaran dari pemimpin-pemimpin buta:
-
GUGUR, berarti;
iman yang gugur.
Saudaraku, saya teringat dengan Simon Petrus, seandainya Yesus tidak berdoa
untuk Simon Petrus, maka iman dari Simon Petrus akan gugur (Lukas 22: 32).
-
TIDAK
MENGHASILKAN BUAH, berarti; kehidupan yang kering-kering = tidak ada
persekutuan antara tubuh dengan kepala = jauh dari ibadah pelayanan.
Kalau digambarkan seperti pohon-pohon dalam musim gugur yang tidak
menghasilkan buah, arti rohaninya untuk kita sekarang; tidak ada persekutuan,
lewat doa kepada Tuhan, sehingga imannya gugur. Kalau imannya saja gugur,
terlebih lagi sidang jemaat yang dilayani imannya pasti gugur.
Kembali kita
memperhatikan ...
Amsal 23: 19-22
(23:19) Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah
hatimu ke jalan yang benar.
(23:20) Janganlah engkau ada di antara peminum anggur dan
pelahap daging.
(23:21) Karena si peminum dan si pelahap
menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian
compang-camping.
(23:22) Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau,
dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.
Pisahkan diri
dari peminum dan pelahap, biarlah kita tujukan perhatian kita kepada hal-hal
yang benar saja.
Karena si
pelahap:
-
Menjadi miskin.
-
Menjadi kantuk.
Kantuk membuat orang berpakaian compang-camping = pakaian yang lama =
pakaian yang buruk.
Yesaya 56:
10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang
buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing
bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang.
Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti!
Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada
yang terkecuali.
Pengawal-pengawal
yang buta disebut juga anjing-anjing bisu dan anjing-anjing pelahap; mereka
itulah GEMBALA-GEMBALA YANG TIDAK DAPAT MENGERTI RENCANA TUHAN, TIDAK DAPAT
MENGERTI ISI HATI TUHAN, TIDAK DAPAT MENGERTI KEINGINAN DARI PADA TUHAN.
Sekarang,
bandingkan dengan GEMBALA-GEMBALA YANG BAIK.
Yeremia 23: 4
(23:4) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala
yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak
terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN.
Inilah
gembala-gembala yang baik; gembala-gembala yang berasal dari Tuhan.
Yeremia 3: 15
(3:15) Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang
sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan
pengetahuan dan pengertian.
Kalau seorang
gembala sesuai dengan hati Tuhan;
-
menggembalakan
kawanan domba sesuai dengan PENGERTIAN YANG YANG BERASAL DARI FIRMAN TUHAN.
-
menggembalakan
kawanan domba sesuai dengan PENGETAHUAN YANG BERASAL DARI FIRMAN TUHAN.
Sementara kita
perhatikan dalam Yesaya, para gembala tidak mengerti rencana Tuhan, karena
tidak sehati dengan Tuhan.
Tetapi gembala
yang baik mengerti rencana Tuhan, karena sehati dengan Tuhan; menggembalakan
kawanan domba sesuai dengan pengertian dan pengetahuan yang berasal dari firman
Tuhan.
Kalau kita
kembali memperhatikan ...
Yeremia 23: 4
(23:4) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala
yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak
terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN.
Kalau seorang
gembala sesuai dengan hati Tuhan, ia akan menggembalakan kawanan domba dengan
baik, sehingga kawanan domba itu;
-
TIDAK TAKUT
LAGI.
Dalam Mazmur 23: 4, Daud menyatakan / menuliskan pengalaman hidupnya,
yaitu: “Sekalipun aku berjalan dalam
lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan
tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”.
Demikian juga kalau kita tergembala dengan baik, digembalakan oleh gembala
yang sehati dengan Tuhan, kita tidak perlu takut akan masa depan.
-
TIDAK TERKEJUT.
Apa yang membuat seseorang terkejut? Yang menyebabkan seseorang terkejut
adalah dosanya.
Kalau seseorang masih menyembunyikan dosa, ketika ia dituduh, maka ia akan
terkejut, dan ketika terkejut, ada gejolak / ada perlawanan.
Tetapi kalau seseorang hidup benar dalam Tuhan, ia tidak perlu terkejut
lagi, sekalipun ada tuduhan.
-
TIDAK HILANG
SEEKORPUN.
Kawanan domba yang tidak terhilang adalah;
·
domba-domba yang
mendengar suara gembala (Yohanes 10: 3),
·
dan domba-domba
yang mengikuti gembala (Yohanes 10: 4).
Yesus Kristus adalah Gembala yang baik, yang memberikan nyawa-Nya kepada
domba-domba-Nya, yaitu saya dan saudara, sehingga domba-domba menjadi satu
kawanan dalam satu kandang, satu gembala, dengan kata lain tidak terhilang /
tidak tercerai-berai.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment