KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, April 28, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 28 APRIL 2013




Tema:  JEMAAT EFESUS (dari Wahyu 2: 1-7)
            (Seri 07)

Subtema: PELITA DI KOLONG RUMAH BERARTI KAKI DIAN TERAMBIL

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus kita boleh menikmati sabda Tuhan.
Biarlah kiranya malam hari ini Tuhan menyatakan kehendak-Nya dalam kehidupan kita semua, dan kita semua hidup oleh karena kehendak Tuhan, sebagaimana Yesus melakukan kehendak Allah Bapa.

Kembali kita memeriksa sidang jemaat di Efesus sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari kitab Wahyu 2: 1-7.

Terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1) "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam untuk memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa sidang jemaat di Efesus, dengan kata lain, semua aib-aibnya harus diangkat supaya menjadi pelita / terang / kesaksian, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik menjadi kesaksian, sebab Tuhan merindu tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil (yang sekarang disebut Turki) menjadi terang, menjadi pelita, menjadi kesaksian.

Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Setelah dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka terlihatlah keberadaan dari sidang jemaat di Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di hadapan Tuhan, antara lain;
1.    penuh dengan JERIH PAYAH di tengah-tengah ibadah pelayanan,
2.    penuh dengan KETEKUNAN / bertekun di hadapan Tuhan,
3.    TETAP SABAR di tengah-tengah ibadah pelayanan,
4.    MENDERITA OLEH KARENA NAMA TUHAN = aniaya karena firman = sengsara salib,
5.    TIDAK MENGENAL LELAH, sekalipun berjerih lelah di tengah-tengah ibadah pelayanan.

Kelebihan-kelebihan ini tentu membuat kita angkat jempol kepada sidang jemaat di Efesus, karena mereka memiliki kelebihan yang luar biasa.

Namun, bila kita perhatikan ayat 4...
Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Namun, Tuhan mencela sidang jemaat di Efesus, sekalipun mereka memiliki lima kelebihan yang luar biasa, karena sidang jemaat di Efesus telah MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.

Sekarang, mari kita perhatikan ayat 5.
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Meninggalkan kasih yang semula adalah KEJATUHAN YANG AMAT SANGAT DALAM.
Jadi, meninggalkan kasih yang semula, itu bukanlah perkara kecil / bukan perkara sepele, hal ini tidak boleh dianggap main-main.

Saya beri contoh;
-   Kalau salah satu dari pasangan suami isteri menghianati kasih dari pada pasangannya, itu sangat menyakitkan sekali.
-  Demikian juga terhadap sesama, kalau kita mengabaikan sesama, tidak peduli terhadap sesama, menyepelekan sesama, padahal orang itu sangat membutuhkan pengertian dan perhatian kita, tetapi ia tidak mendapatkannya (karena kita kehilangan kasih yang semula), itu sangat menyakitkan sekali.
Itu sebabnya, Yesus berkata kepada sidang jemaat di Efesus: “... betapa dalamnya engkau telah jatuh ...”, oleh sebab itu, hal ini tidak boleh dipermainkan.

Saya menghimbau kepada kehidupan yang masih muda; perhatikanlah firman Tuhan ini, dan jangan pernah meninggalkan kasih yang semula, belajarlah untuk memperhatikan sesama (mengasihi sesama).

Oleh sebab itu ...
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Di sini kita perhatikan; Tuhan menghimbau sidang jemaat di Efesus supaya KEMBALI KEPADA KASIH YANG SEMULA itu.
Demikian juga malam hari ini, saya menghimbau; kita, masing-masing, kembalilah kepada kasih yang semula, jangan ngomel / jangan bersungut-sungut dalam melakukan firman Tuhan, sebab jika Tuhan menegor / menghimbau / menasihati kita, itu karena Tuhan mengasihi saya dan saudara.

Kembali kepada kasih yang semula, dengan jalan BERTOBAT.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan berbuat lagi, seperti dua tangan dan dua kaki yang terpaku tidak dapat berbuat apa-apa, justru dari sana keluar darah.
Berarti, setiap orang yang bertobat ditandai dengan pengorbanan / ada tanda darah.
Sebab kebenaran itu, meterainya adalah Darah Anak Domba, bukan dari mulut / perkataan manusia, berarti pertobatan itu dibutuhkan pengorbanan.

Kalau tidak kembali kepada kasih yang semula, dengan kata lain tidak bertobat, konsekuensinya adalah TUHAN AKAN MENGAMBIL KAKI DIAN DARI TEMPATNYA, DARI TENGAH-TENGAH SIDANG JEMAAT DI EFESUS.
Berbicara mengenai kaki dian = pelita emas.
Dan kalau kaki dian diambil dari sidang jemaat di Efesus, maka yang terjadi adalah SUASANA GELAP.

SUASANA GELAP DAPAT KITA GAMBARKAN DALAM BEBERAPA HAL.
YANG KEEMPAT.

Lukas 11: 33
(11:33) "Tidak seorang pun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya.

MENYALAKAN PELITA LALU MELETAKKANNYA DI KOLONG RUMAH.
Kalau rumah ada kolongnya = rumah panggung.
Berarti, di bawah rumah panggung itu pelita menyala.
Kalau pelita menyala lalu diletakkan di kolong rumah, maka pelita tidak akan menerangi seisi rumah, inilah suasana gelap yang  keempat.

Dalam ejaan lama, dikatakan:
“Apabila seorang memasang pelita, tiada pernah ia meletakkan di ceruk-ceruk.”
Ceruk-ceruk itu semacam relung / ruangan di bawah tanah.
Sekalipun pelita menyala di ceruk-ceruk / ruangan di bawah tanah, tetap rumah itu tidak akan diterangi.

Kalau saya perhatikan rumah panggung / rumah yang ada kolongnya, itu biasanya digunakan sebagai tempatnya barang-barang bekas, sama halnya dengan ceruk-ceruk / ruangan di bawah tanah, itu pun biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan barang.
Pendeknya; jika pelita dinyalakan di ruang bawah tanah / di kolong rumah, tidak akan menerangi seisi rumah.

Perabotan-perabotan rumah tangga yang disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
PERABOTAN PERTAMA: GANTANG.
Markus 4: 21
(4:21) Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

Menyalakan pelita di bawah gantang.
Ukuran isi (volume) dari gantang adalah 3,125 kg.

Sekarang, mari kita perhatikan; PENYEBAB gantang berada di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
Markus 4: 24
(4:24) Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.

Penyebabnya adalah SUKA MENGUKUR ORANG LAIN DENGAN MENGGUNAKAN UKURAN SENDIRI, itulah penyebab gantang berada di tempat penyimpanan, itulah kolong rumah / ceruk-ceruk.

Lebih jauh kita melihat ukuran ini ...
Matius 7: 2
(7:2) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

-      Menghakimi orang lain, maka orang lain juga akan menghakimi dengan cara penghakiman yang kita pakai.
-      Mengukur orang lain, maka orang lain juga mengukur kita dengan ukuran yang kita pakai.
Itu sebabnya, gantang itu tidak berfungsi lagi, sehingga dengan demikian gantang itu dapat digunakan untuk menutupi pelita, persis seperti pelita yang menyala lalu diletakkan di kolong rumah / ceruk-ceruk.

Seandainya menggunakan ukuran Tuhan (volume gantang), pasti gantang itu tetap berfungsi dengan isi / volume 3,125 kg, tetapi karena menggunakan ukuran sendiri, maka gantang itu tidak berfungsi lagi, sehingga dengan demikian, gantang tersebut diletakkan di tempat penyimpanan barang (kolong rumah / ceruk-ceruk), itulah alat-alat perabotan rumah tangga yang tidak berfungsi.
Hal ini harus dipahami, janganlah kita berada di tempat penyimpanan barang (kehidupan yang tidak berarti), karena menggunakan ukuran sendiri.

Perabotan-perabotan rumah tangga yang disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
PERABOTAN KEDUA: TEMPAYAN.
Lukas 8: 16
(8:16) "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.

Menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan = tempayan menutupi pelita.

PENYEBAB tempayan berada di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang); TEMPAYAN tersebut KOSONG, sebab TIDAK DIISI dengan;
-       AIR.
Artinya; tidak dipenuhkan dengan Roh Kudus.
Sebab air -> Roh Kudus.
-       TEPUNG.
Artinya; tidak dipenuhkan dengan firman Tuhan / firman Tuhan tidak mendarah daging.
Tepung -> firman Tuhan.

Sesungguhnya, tempayan itu adalah tempatnya air ataupun tepung, tetapi kalau tempayan tidak diisi oleh air atau tepung, maka tempayan tersebut kosong, sehingga dengan demikian, tempayan dapat digunakan untuk menutupi pelita.
Kalau tempayan kosong, berarti tempayan tidak berfungsi / tidak berguna, sehingga dengan demikian, tempayan diletakkan di tempat penyimpanan barang (berada di kolong rumah / ceruk-ceruk).

Perhatikan kehidupan kita malam hari ini di hadapan Tuhan, sejauh mana firman Tuhan memenuhi saya dan saudara, sejauh mana Roh Kudus memimpin saya dan saudara?
-      Kalau tempayan dipenuhkan oleh firman, pasti seseorang menjadi pribadi yang dengar-dengaran.
-      Kalau tempayan dipenuhkan oleh Roh Kudus, maka pasti orang itu memberi diri dipimpin Roh Kudus.
Biarlah malam hari ini kita memberi diri dikoreksi oleh firman Tuhan dan dipimpin oleh Roh Kudus, supaya tempayan tidak diletakkan di kolong rumah / ceruk-ceruk.

Perabotan-perabotan rumah tangga yang disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
PERABOTAN KETIGA: TEMPAT TIDUR.
Lukas 8: 16
(8:16) "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.

Menyalakan pelita lalu menempatkannya di bawah tempat tidur.
Artinya; nikah rumah tangga tidak diterangi.
Tempat tidur -> nikah rumah tangga.

PENYEBAB tempat tidur berada di kolong rumah / ceruk-ceruk (di tempat penyimpanan barang).
Lukas 8: 17
(8:17) Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.

Kalau pelita diletakkan di atas kaki dian;
-      tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan,
-      dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.

Sebaliknya, kalau pelita yang menyala diletakkan di bawah tempat tidur, berarti;
-      ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan,
-      dan ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan oleh masing-masing nikah rumah tangga.

Jadi, masing-masing menyembunyikan sesuatu, masing-masing ada sesuatu yang rahasia dalam nikah rumah tangga, sehingga NIKAH RUMAH TANGGA PENUH DENGAN MISTERI karena masing-masing TIDAK SALING TERBUKA, maka perabotan yang ketiga, yaitu tempat tidur, disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk.

Hati-hati kalau anggota nikah rumah tangga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak, masing-masing ada yang disembunyikan dan ada sesuatu rahasia, satu dengan yang lain tidak saling terbuka, penuh dengan misteri, cepat atau lambat kondisi nikah rumah tangga yang semacam ini akan berujung kepada kehancuran.
Kalau ada tempat tidur tetapi pelita tidak menyala di atasnya (tidak diterangi karena ada sesuatu yang disembunyikan / ada sesuatu rahasia satu dengan yang lain), maka tempat tidur itu tidak ada artinya / tidak berguna.
Kalau tempat tidur itu tidak berguna, maka tempat tidur itu akan disimpan di kolong rumah / ceruk-ceruk, setara dengan pelita yang menyala di kolong rumah / ceruk-ceruk.

Sekarang, mari kita perhatikan ...
Jalan keluarnya.
Terlebih dahulu kita melihat mengenai orang buta (mata jahat).
Lukas 11: 33-34
(11:33) "Tidak seorang pun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya.
(11:34) Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.

Menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah = mata jahat = orang buta, di mana seluruh tubuhnya berada di dalam kegelapan, sebab mata adalah pelita tubuh.

Mari kita lihat; ORANG BUTA / MATA GELAP.
2 Petrus 1: 5-8
(1:5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
(1:6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
(1:7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
(1:8) Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Saya dan saudara harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan delapan perkara, yaitu;
-      Iman,                    -  ketekunan,
-      kebajikan,             -  kesalehan,
-      pengetahuan,        -  kasih akan saudara-saudara,
-      penguasaan diri,    -  kasih akan semua orang.

Biarlah delapan perkara ini ada dalam kehidupan kita berlimpah-limpah, sehingga dengan demikian;
-       Kita giat beribadah, giat melayani Tuhan.
-       Berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus.
Banyak orang berkata: “aku mengenal Yesus Kristus”, tetapi pengenalannya itu hanya sebatas ikut-ikutan, karena kata orang, karena ada mujizat, karena di dalam gereja membagi-bagi sembako, itu bukanlah berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus, melainkan berhasil mengenal hal-hal yang lahiriah.

Tetapi pengenalan yang benar terhadap pribadi Yesus Kristus adalah ada hubungan intim dengan Tuhan, merasakan kasih Allah secara pribadi, bukan karena kata orang.
SEBAGAI CONTOH BERHASIL DALAM PENGENALAN AKAN YESUS KRISTUS SECARA PRIBADI;
Perempuan Samaria adalah seorang yang berdosa, karena dosa kenajisannya, sesuai dengan pengakuannya kepada Yesus. Kemudian, setelah pengakuan itu, Yesus berkata “Tepat katamu, dalam hal ini engkau berkata benar”, berarti Yesus membenarkan perempuan Samaria.
Dengan pengenalannya akan pribadi Yesus, membuatnya penuh dengan firman, seperti tempayan kosong yang diisi tepung atau air kehidupan.
Setelah itu, karena pengenalannya akan Yesus Kristus, dia menjadi kesaksian bagi orang-orang di Samaria.

2 Petrus 1: 9
(1:9) Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Kalau tidak memiliki delapan perkara (dalam 2 Petrus 1: 5-8) = tidak berhasil mengenal Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamat = tidak mengenal Yesus Kristus di dalam pengorbanan-Nya, kasih-Nya, sehingga demikian ia menjadi buta.

Ciri-ciri orang buta:
1.    PICIK.
Orang buta pasti picik, cara berpikirnya pendek, tidak memandang jauh ke depan.
2.    LUPA KALAU DOSA-DOSANYA TELAH DIHAPUSKAN.
Kalau kita terpanggil dan menjadi anak-anak Tuhan, seharusnya kita memiliki delapan perkara tadi (dalam 2 Petrus 1: 5-8), juga berhasil mengenal Yesus Kristus, tetapi kalau tidak, sama seperti orang picik, lupa kalau dosa / kesalahannya sudah diampuni oleh Tuhan.
Bukankah kita semua adalah orang yang berdosa? Lalu kalau kita beribadah namun tidak memiliki delapan perkara (dalam 2 Petrus 1: 5-8) dan tidak berhasil mengenal pribadi Yesus, kemudian lupa kalau kesalahannya sudah diampuni, bukankah ini adalah perbuatan yang bodoh?

Sebagai contoh;
Yohanes 12: 37-40
(12:37) Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,
(12:38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?"
(12:39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga:
(12:40) "Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka."

Pada ayat 37-38, kita dapat memperhatikan kedegilan orang-orang Yahudi; meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya.
Demikian halnya dengan orang buta (buta rohani), sekalipun mata rohaninya melihat pemberitaan firman Tuhan yang rahasia disingkapkan / terjadi pembukaan rahasia firman yang luar biasa, namun ia tetap tidak percaya.

Kalau seseorang tidak percaya terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan, maka genaplah bagi mereka nubuatan nabi Yesaya: “sekalipun melihat, tetapi tidak melihat, sekalipun mendengar, tetapi tidak mendengar”, supaya mereka binasa, sebab suatu saat kelak, orang buta akan dibinasakan.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, itu merupakan keajaiban dari firman Tuhan, itu merupakan mujizat yang terbesar, seperti air yang berubah menjadi anggur pada waktu pesta nikah di Kana, sebagai mujizat yang pertama, yang dilakukan oleh Yesus Kristus.

Saya percaya terhadap mujizat / keajaiban lewat pemberitaan firman yang rahasianya dibukakan, buktinya apa? Saya terkagum-kagum jikalau Tuhan menyingkapkan segala sesuatu yang terselubung.
Kalau seseorang tidak kagum terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan, itu adalah orang yang tidak percaya, orang yang degil, keras hati, tidak mau bertobat, sehingga ujungnya binasa, sesuai dengan nubuatan Yesaya.

Biarlah kita kagum terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan setinggi-tingginya, sebab di sana terjadi keajaiban-keajaiban, mujizat terjadi, persis seperti enam tempayan yang diisi air (penuh dengan firman Tuhan).
Kalau kehidupan diisi oleh firman, cepat atau lambat akan mengalami keubahan seperti air berubah menjadi anggur.
Jangan kagumi yang lain, tetapi kagumlah jika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, supaya saya dan saudara mengalami keajaiban-keajaiban.

Yohanes 9: 39-41
(9:39) Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
(9:40) Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
(9:41) Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

Orang Farisi merasa diri benar, sehingga orang Farisi tetap dalam dosa = buta rohani.
Orang-orang Farisi menolak untuk dikoreksi, sesungguhnya adalah kemurahan dari Tuhan, kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, karena firman itu menerangi hati dan memberi pengertian kepada orang yang bodoh, namun mereka tidak demikian, melainkan merasa diri benar, sehingga tetap dalam dosa = buta rohani.

Saudaraku, janganlah mudah tersinggung kalau dikoreksi oleh firman Tuhan, sebab memang kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan;
-        menerangi setiap hati,
-  memberi pengertian kepada orang yang bodoh, supaya tidak mengulangi kesalahan, sebagai kebodohannya.

Bandingkan dengan ORANG YANG TIDAK BUTA.
Lukas 11: 34
(11:34) Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.

Mata adalah pelita tubuh. Kemudian, PELITA YANG MENYALA ITU HARUS DILETAKKAN DI ATAS KAKI DIAN, supaya menerangi seisi rumah.
Sekali lagi saya katakan; pelita itu harus diletakkan di atas kaki dian, bukan di bawah / bukan pada kaki.

Bandingkan dengan ...
Mazmur 119: 105
(119:105) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Firman Tuhan adalah pelita.
Kalau kita memiliki mata, dengan kata lain memiliki firman Tuhan, maka seluruh tubuh diterangi, termasuk jalan-jalan kita juga diterangi.
Andai saja di tengah perjalanan ada ...
-      Ular (roh jahat, roh najis), kita bisa elakkan karena ada pelita yang menerangi.
-      Batu (batu sandungan), kita bisa elakkan karena ada pelita yang menerangi.
-      Onak duri (menusuk / menyakiti hati perasaan), kita bisa elakkan karena ada pelita yang menerangi.
Memang, dalam pengiringan kita kepada Tuhan, pasti ada onak duri yang tumbuh di jalan yang kita lalui, tanpa kita sadari, tetapi kalau kita memiliki pelita, maka kita mampu melewatinya.

Ijinkan mata itu baik, sebab mata itu pelita, artinya; ijinkan firman Tuhan menerangi pikiran, hati, seluruh hidup kita, jangan tolak firman Tuhan.
Ijinkan pelita menyala di atas kaki dian, supaya mata baik (mata tidak jahat), ijinkan firman Tuhan menerangi setiap langkah-langkah kita, setapak demi setapak, sampai pada tujuan akhir perjalanan rohani kita.
Di dalam nikah rumah tangga juga ada sandungan-sandungan, oleh sebab itu, ijinkan mata itu baik, ijinkan pelita itu menerangi nikah rumah tangga.

Seperti Wahyu 4 ...
Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Di sekeliling takhta itu ada empat makhluk penuh dengan mata, berarti seluruh hidup diterangi oleh firman, tidak satupun anggota tubuh berada dalam kegelapan.
Mungkin; kaki baik, tetapi tangan tidak baik / mencuri sepersepuluh, itu berarti masih ada bagian dari anggota tubuh yang berada dalam kegelapan.

Tetapi di sini kita perhatikan;
-      MATA ADA DI BAGIAN BELAKANG.
Artinya; dosa masa lalu / kejahatan masa lalu telah diterangi oleh firman Tuhan, sehingga tidak terulangi kesalahan-kesalahan masa lalu.
-      MATA ADA DI DEPAN.
Berarti, perjalanan rohani ke depan diterangi oleh firman Tuhan, sehingga kita selamat sampai kepada Yerusalem yang baru, Kanaan sorgawi, rumah Bapa di sorga.

Oleh sebab itu, dalam pengiringan kita kepada Tuhan, tidak boleh menggunakan pelita-pelita yang lain.
Sehebat apapun seorang motivator, ia tidak bisa menerangi / menyertai perjalanan rohani anak-anak Tuhan, hanya firman Tuhan saja yang dapat menerangi perjalanan rohani kita, sehingga selamat sampai di tujuan.

Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Kemudian, empat makhluk tersebut, seluruh tubuh ditutupi oleh sayap.
Artinya; kehidupan yang diterangi oleh firman Tuhan, tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Kemudian, pada saat itu, mereka tidak henti-hentinya berseru siang dan malam, seluruh anggota tubuh memuji Tuhan siang dan malam.

Mereka berkata: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang”, artinya; mereka mengakui pribadi Yesus yang adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, yang senantiasa menyertai, baik dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya.

Mulai malam ini, mari kita belajar dari apa yang sudah kia terima, jangan biarkan perabotan-perabotan rumah tangga berada di tempat penyimpanan barang / gudang (kolong / ceruk-ceruk). Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment