IBADAH KAUM
MUDA REMAJA, 11 MEI 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 158)
Subtema: “CELAH-CELAH
BATU”
Shalom
saudaraku..
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memnuhi kehidupan kita malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan,
pemuda remaja, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, facebook,
youtube, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati. Sebab itu mari kita
berdoa memohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi
kita malam ini.
Kembali kita
memperhatikan firman peggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang Study
Yusuf.
Kejadian
41:50-52
(41:50) Sebelum
datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang
dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf
memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah
telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
(41:52) Dan
kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum
datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
Anak yang sulung bernama Manasye, sedangkan anak yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya
kita akan memperhatikan arti rohani dari kedua anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai
dari yang sulung yakni Manasye.
Manasye, artinya;
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1. Yusuf
lupa kepada kesukarannya.
2. Yusuf
lupa kepada rumah bapanya.
Tentang: YUSUF LUPA
KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran
Yusuf dibagi atas tiga fase.
Fase yang
pertama: SAAT YUSUF TINGGAL BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA.
Kisah ini
ditulis dengan jelas di dalam Kejadian 37:1-36, yang dibagi atas:
a. Ayat
1-11; Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya.
b. Ayat
12-36; Yusuf dijual ke tanah Mesir.
Keterangan:
YUSUF DIJUAL KE TANAH MESIR.
Kejadian
37:25-28
(37:25) Kemudian
duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada
mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang
membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut
barang-barang itu ke Mesir. (37:26) Lalu
kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita
membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? (37:27) Marilah
kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia,
karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya
mendengarkan perkataannya itu. (37:28) Ketika
ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur
itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal
perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Intinya;
Yusuf diangkat dari sumur tempat ia dilemparkan, lalu dijual kepada orang
Ismail, saudagar dari Midian seharga dua puluh syikal perak.
Kejadian
37:29-34
(37:29) Ketika
Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya.
Lalu dikoyakkannyalah bajunya, (37:30) dan
kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada
lagi, ke manakah aku ini?" (37:31) Kemudian
mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan
jubah itu ke dalam darahnya. (37:32) Jubah
maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini
kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau
tidak?
(37:33) Ketika
Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas
telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam." (37:34) Dan
Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan
berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
Ada dua
pribadi yang mengalami kesusahan hati karena hilangnya Yusuf.
I. RUBEN
Tindakan
Ruben setelah kehilangan Yusuf adalah mengoyakkan jubahnya (Ayat 29).
Mengoyakkan
jubahnya -> Ruben mengalami kesusahan hati.
Saudaraku,
Ruben ini adalah gambaran dari gereja Tuhan yang betul-betul menaruh
perhatiannya kepada Pengajaran Mempelai secara khusus. Sejauh ini kita telah
digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dan kita
sudah menikmati hubungan dengan Tuhan yang bersifat hubungan Mempelai, hubungan
nikah. Maka manakala hubungan itu terputus/tidak ada lagi hubungan intim dengan
Tuhan, disitulah kita akan mengalami kesusahan hati. Beda dengan orang dunia,
sekalipun hubungan nikah mereka dengan Tuhan terputus, namun mereka tidak
mengalami kesusahan hati. Tetapi di sini kita melihat dengan hilangnya Yusuf,
Ruben mengalami kesusahan hati.
Ruben
berkata kepada saudara-saudaranya; “Anak itu tidak ada lagi kemanakah aku
ini?” Saudaraku, kegelisahan (kesusahan hati Ruben) menunjukkan bahwa Ruben
adalah gambaran dari kehidupan yang sudah tua (dewasa rohani) sehingga merasa
tertuduh sendiri pada saat ia tidak dapat memberikan pertanggungan jawab kepada
Roh Kudus.
Pendeknya,
tanda dewasa rohani: merasa tertuduh bila ia tidak sanggup memberikan
pertanggungan jawab kepada Roh Kudus. Itulah mengenai Ruben.
II. YAKUB
(Ayah mereka)
Ketika
Yakub memeriksa pakaian Yusuf, jubah yang maha indah itu, yang disebut juga
dengan pakaian yang berwarna warni, jubah itu penuh dengan darah, barulah Yakub
mengoyakkan jubahnya.
Mengoyakkan
jubah -> Yakub juga mengalami kesusahan hati.
Jadi
yang mengalami kesusahan hati karena terhilangnya Yusuf selain Ruben juga
adalah Yakub (ayah mereka).
Tanda
kesusahan hati yakub; Ia mengenakan kain kabung pada pingangnya dan
berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena Yusuf.
Arti
rohaninya bagi kita sekarang adalah: Roh Kudus sangat berkabung, Roh Kudus
sangat berduka kalau karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus dirampas
dari sidang Mempelai Tuhan (gereja Tuhan).
Pada
saat kapan Roh kudus berduka? Pada saat ada kematian rohani, termasuk pada saat
karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus diambil dari gereja Tuhan.
Yakub
adalah gambaran dari Roh Kudus, sedangkan jubah yang maha indah –>
Karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El kudus. Sedangkan Yusuf adalah
gambaran dari sidang Mempelai (gereja Tuhan).
Kejadian
37:31,33
(37:31) Kemudian
mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu
mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. (37:33) Ketika
Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas
telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
Sesungguhnya
darah yang ada pada jubah yang maha indah milik Yusuf bukanlah darah Yusuf
sendiri, apalagi darah binatang buas. Namun darah yang ada pada jubah Yusuf
merupakan darah kambing domba yang telah disembelih.
Berarti;
karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus yang dimiliki gereja Tuhan
harus berdiri tegak di atas korban Kristus. Maksudnya; imam-imam, hamba-hamba
Tuhan/pelayan-pelayan Tuhan yang telah menerima karunia-karunia dan
jabatan-jabatan Roh Kudus, tidak boleh didasari oleh kepentingan-kepentingan
manusia di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Kidung Agung
2:14
(2:14) Merpatiku
di celah-celah batu, di persembunyian
lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab
merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Perhatikan
kalimat dari ayat ini; “Merpatiku di celah-celah batu.”
Artinya;
anak-anak Tuhan yang dipenuhkan Roh Kudus, sekalipun telah menerima
karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus senantiasa berdiri tegak di atas
korban Kristus.
Merpati ->
Kehidupan yang diurapi dan menerima karunia-karunia Roh El Kudus. Sedangkan,
celah-celah
batu
-> korban Kristus sebab Dia adalah gunung batu yang kekal.
Jadi
luka-luka Yesus itulah celah-celah batu yang menjadi tempat persembunyian
kita/dasar kita melayani Tuhan.
Yesus adalah
gunung batu yang kekal, maka luka-luka Yesus di atas kayu salib,
itulah yang harus menjadi tempat persembunyian kita atau dasar kita di dalam
melayani pekerjaan Tuhan.
Kita
bandingkan dengan sidang jemaat di Pergamus..
Wahyu
2:12-13
(2:12) "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai
pedang yang tajam dan bermata dua: (2:13) Aku
tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang
kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada
zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di
mana Iblis diam.
Jemaat di
Pergamus ternyata diam di tempat tahkta iblis, berarti; diam diantara
orang-orang fasik, orang-orang yang hidup di dalam kemunafikan dan hidup di
dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan. Tetapi sekalipun jemaat di Pergamus
diam di tempat tahkta iblis, kondisi sidang jemaat di Pergamus:
1. Berpegang
kepada nama Tuhan.
2. Tidak
menyangkal iman mereka sekalipun menghadapi
ancaman maut, dimana Antipas saksi Tuhan yang setia itu telah dibunuh dihadapan
mata mereka.
Kalau kita
melihat sekilas, sidang jemaat di Pergamus ini sungguh luar biasa, mereka diam
di tempat tahkta iblis, berarti; mereka hidup di tengah-tengah orang yang penuh
dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan, dosa kefasikan, dan dosa-dosa
lainnya. Juga mereka tidak menyangkal iman mereka sekaliipun menghadapi ancaman
maut, dimana Antipas saksi Tuhan yang setia itu dibunuh dihadapan mereka.
Itulah keberadaan dari sidang jemaat di Pergamus.
Wahyu
2:14-15
(2:14) Tetapi
Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa
orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak
untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan
berbuat zinah. (2:15) Demikian
juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Namun
ternyata Tuhan mempunyai keberatan terhadap sidang jemaat di Pergamus, karena
ternyata mereka menganut dua ajaran lain, yaitu:
1. Ajaran
Bileam.
2. Ajaran
pengikut Nikolaus.
Jadi pada ayat
12 dan 13, terlihat keadaan dari jemaat di Pergamus ini luar biasa,
tetapi setelah kita membaca ayat 14 dan 15, Tuhan mempunyai
keberatan terhadap mereka karena ternyata mereka menerima dua ajaran asing
itulah ajaran Bileam dan ajaran pengikut Nikolaus.
Apa artinya
kita berjuang dalam melayani Tuhan, tetapi di tengah-tengah ibadah itu ada
ajaran asing, apa artinya pengorbanan
yang banyak, tetapi di tengah-tengah ibadah itu ada ajaran asing yang membuat
keberatan Tuhan kepada ibadah pelayanan kita?
Doakan terus
supaya di tengah pemberitaan firman ini jangan ada ajaran asing supaya
pengorbanan tidak menjadi sia-sia. Kita sudah banyak mengorbankan waktu, uang,
tenaga, pikiran, dan lain sebagainya untuk beribadah kepada Tuhan sebab itu
doakan supaya tidak ada ajaran asing di tengah-tengah ibadah ini. Itu yang
membuat hati Tuhan keberatan dalam sebuah ibadah dan pelayanan.
Sekarang
mari kita melihat tentang dua ajaran tersebut,
Tentang: AJARAN
BILEAM.
Wahyu 2:14
(2:14) Tetapi
Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa
orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak
untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan
berbuat zinah.
Tuhan
mempunyai keberatan terhadap sidang jemaat di Pergamus karena sidang jemaat di
Pergamus ini ternyata menganut ajaran Bileam.
2 Petrus
2:15
(2:15) Oleh
karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka,
lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk
perbuatan-perbuatan yang jahat.
Jadi ajaran
Bileam: suka menerima upah atas perbuatan-perbuatan yang jahat.
Menerima
upah di tengah ibadah dan pelayanan/melayani karena upah merupakan ajaran
Bileam.
Yudas 1:11
(1:11) Celakalah
mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh
sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa
karena kedurhakaan seperti Korah.
Oleh sebab
upah, banyak hamba-hamba Tuhan menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam.
Jadi kalau
melayani Tuhan karena upah (uang) sama artinya menceburkan diri ke dalam
kesesatan Bileam.
Maka kalau
kita melayani Tuhan, biarlah kita melayani dengan sungguh-sungguh sesuai dengan
karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus, jangan kita melayani karena
kepentingan manusia, tetapi betul-betul berdiri diantara celah-celah gunung
batu; berdiri di atas korban Kristus.
Wahyu 2:14
(2:14) Tetapi
Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa
orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk
menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat
zinah.
Ajaran
(nasehat) Bileam kepada Balak adalah “menyesatkan orang Israel yaitu dengan
makan persembahan berhala dan berbuat zinah dengan perempuan-perempuan.”
Jadi
ternyata ini adalah strategi perang yang banyak digunakan negera-negara saat
ini, termasuk runtuhnya pemerintahan dari pada Nazi juga karena model seperti
ini. Jadi Bileam itu tahu bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa pilihan,
berarti imamat rajani, bangsa yang kudus, berarti; kepunyaan Allah. Dan mereka
itu disebut juga tentara Tuhan, tentara yang kuat dan tidak ada bangsa yang
dapat mengalahkan bangsa Israel. Namun datanglah Bileam hanya karena upah,
memberikan nasehat kepada Balak untuk menggiring bangsa Israel kepada berhala
dan berbuat zinah dengan perempuan-perempuan. Tidak ada lagi cara lain yang
digunakan oleh setan untuk mengalahkan tentara-tentara Tuhan selain dari dua
cara ini.
Di dalam Bilangan
22:1-37, bangsa Israel digambarkan sebagai bangsa yang kuat dengan jumlah
tentara yang banyak sehingga bangsa Israel ini telah mengalahkan banyak bangsa,
termasuk bangsa Amori sehingga membuat bangsa-bangsa gentar termasuk Balak raja
Moab menjadi gentar.
Rasul Paulus
juga telah mengatakannya di dalam Roma 8; “jika Tuhan dipihak kita,
siapakah yang menjadi musuh kita?” Bangsa Israel adalah umat piliihan
Tuhan, imamat rajani, bangsa yang kudus, milik kepunyaan Allah sendiri.
Maka kalau Tuhan yang dipihak kita siapa yang menjadi lawan kita? Jawabnya,
ialah; Tidak ada.
Bangsa
Israel mempunyai tentara yang banyak membuat Balak raja Moab menjadi takut dan
gentar. Maka di situlah Balak meminta petunjuk Bileam, seorang nabi untuk
mengalahkan bangsa Israel.
Bilangan
25:1-2
(25:1) Sementara
Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan
perempuan-perempuan Moab. (25:2) Perempuan-perempuan
ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu
turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
Intinya;
oleh karena nasihat Bileam kepada Balak akhirnya bangsa Israel menyembah
berhala dan berzinah.
Bileam
memberikan nasehat kepada Balak supaya meyodorkan perempuan-perempuan cantik
kepada pemuda-pemuda bangsa Israel. Kehiudpan yang suci tidak bisa dikalahkan
oleh siapapun. Namun untuk mengalahkan yang kuat, Balak menyodorkan
perempuan-perempuan sehingga oleh karena nasehat Bileam kepada Balak akhirnya
bangsa Israel berzinah dan menyembah berhala.
Saudaraku,
siapa seorang hakim yang kuat? Itulah Simson.
Sebelum
orang lain mengetahui kelemahannya, tidak ada siapapun yang dapat mengalahkan
dia. Demikian halnya dengan bangsa Israel, tentara Tuhan yang hebat, tidak ada
yang dapat mengalahkannya, tetapi oleh karena nasehat Bileam kepada Balak
yaitu; untuk menyodorkan perempuan-perempuan sehingga akhirnya bangsa Israel
berbuat zinah dan menyembah berhala.
Hanya karena
upah seorang nabi besar memberi nasehat kepada Balak, suatu kesesatan yang
sangat dalam sekali.
Berhala artinya; segala
sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Misalnya; meninggalkan Tuhan, ibadah dan
pelayanan hanya karena pekerjaan, usaha, bisnis, kesibukan-kesibukan yang lain
serta perkara-perkara lahiriah lainnya, itu merupakan berhala. Kemudian
kebenaran diri sendiri, dan kekerasan hati, itu juga merupakan berhala.
Berzinah, artinya;
menduakan hati Tuhan/meninggalkan Tuhan.
Jadi
dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa menerima upah dalam melayani pekerjaan
Tuhan sama artinya menceburkan diri dalam kesesatan Bileam.
Saya
berharap, jangan ada diantara kita yang melayani karena upah, apapun alasannya.
Itulah tentang ajaran Bileam.
Tentang: AJARAN
PENGIKUT NIKOLAUS.
Wahyu 2:15
(2:15) Demikian
juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Kesimpulannya;
jemaat di Pergamus “berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.”
Lebih rinci
kita melihat ajaran pengikut Nikolaus di dalam..
Wahyu 2:6
(2:6) Tetapi
ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut
Nikolaus, yang juga Kubenci.
Kalimat;
“Pengikut-pengikut” -> Sebuah massa yang banyak. Berarti; ajaran
pengikut Nikolaus adalah ajaran yang hanya untuk menambah jumlah massa yang
banyak atau dengan kata lain pelayanan mereka hanya tertuju kepada kuantitas
(mengumpulkan massa), bukan kepada kualitas. Hanya tertuju kepada bagaimana
cara menambah jumlah jiwa/massa sebagai pengikut. Kalau hanya terpusat kepada
kuantitas maka kualitas rohani diabaikan.
Wahyu 13:1-3
(13:1) Lalu
aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang
yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang
dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya
kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Binatang
yang keluar dari dalam laut -> Antikris. Binatang itu bertanduk
sepuluh dan bekepala tujuh. Lalu pada ayat 3, satu dari antara
kepala-kepalanya terkena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka itu
sembuh lalu seluruh dunia heran dan menjadi pengikut antikris. Berarti;
antikris ini melayani hanya untuk menambah jumlah jiwa (mengumpulkan massa)
lewat mujizat-mujizat yang mereka adakan. Maka lewat mujizat kesembuhan inilah
dunia terheran-heran lalu mengikuti antikris.
Sebetulnya
kalau kita lihat di sini, binatang ini keluar dari dalam laut, artinya; saat
mengalami luka (sengsara/derita) seharusnya dilanjutkan sampai pada pengalaman
kematian, lalu pada hari ketiga terjadi kebangkitan.
Bukankah
binatang itu keluar dari dalam laut? Laut itu berbicara tentang baptisan
air, berarti berbicara tentang pengalaman kematian dan pengalaman
kebangkitan Yesus Kristus, tetapi kenyataannya luka yang diderita itu, tidak
membawa mereka sampai pada pengalaman kematian, lalu akhirnya luka itu sembuh
dan dunia heran sampai akhirnya dunia mengikuti mereka. Mereka mengadakan
demonstrasi-demonstrasi kesembuhan (mujizat) hanya untuk mempengaruhi massa
supaya menjadi pengikut-pengikut mereka. Sebetulnya cara yang digunakan oleh
antikris ini di dalam melayani adalah cara yang tidak benar. Itulah cara
gereja-gereja Tuhan yang melayani dengan cara akal-akalan.
Kalau
mempengaruhi massa supaya banyak yang mengikuti, itu merupakan ajaran pengikut
Nikolaus.
Cara-cara
ini sedang marak di gereja-gereja saat ini, maka pemuda remaja yang sedang
mengikuti live streaming, perhatikanlah apa yang sudah anda dengar saat
ini, jangan sampai anda mau dibodoh-bodohi dengan cara pelayanan yang seperti
ini. Itu ajaran pengikut Nikolaus.
Wahyu 2:6
(2:6) Tetapi
ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan
pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Ternyata, Ajaran
pengikut-pengikut Nikolaus dibenci oleh Tuhan.
Wahyu 18:2
(18:2) Dan
ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh
Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan
tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang
najis dan yang dibenci,
Saudaraku,
Tuhan membenci dosa kenajisan. Berarti; kalau ajaran pengikut-pengikut Nikolaus
ini dibenci oleh Tuhan menunjukkan bahwa dosa kenajisan dibiarkan terjadi
di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Oleh karena
dosa kenajisan yang dibiarkan inilah banyak massa yang mau mengikutinya.
Jadi inilah
yang harus kita perhatikan saat ini.
Roh kudus
itu sangat berduka kalau karunia-karunia dan jabatan-jabtan Roh Kudus itu
terhilang dari dalam gereja Tuhan. Seharusnya tepat seperti Yakub, memeriksa
jubah yang maha indah itu, dimana jubah itu sudah penuh dengan darah kambing
domba, itu bukan darah Yusuf apalagi darah binatang buas.
Jadi
imam-imam yang sudah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus
harus berdiri tegak di atas korban Kristus, maksudnya adalah kita melayani
tanpa kepentingan diri.
Tetapi kita
sudah melihat bahwa jemaat di Pergamus telah menganut dua ajaran yang tidak
disukai oleh Tuhan yaitu ajaran Bileam dan ajaran pengikut-pengikut
Nikolaus. Melayani karena upah, berarti; menceburkan diri kepada kesesatan
Bileam, sehingga menambah jumlah massa yang banyak, tetapi tidak memperhatikan
kualitas rohani sidang jemaat, Tuhan tidak menyukai pelayanan yang hanya
mengadakan mujizat untuk manambah jumlah jiwa, tetapi tidak memperhatikan
kualitas rohani. Bahkan Tuhan juga membenci ajaran pengikut Nikolaus karena
ajaran pengikut Nikolaus membiarkan Roh najis merajalela dengan tujuan supaya
jumlah jiwa semakin bertambah-tambah.
Jadi, melayani
Tuhan harus berada di dalam tanda darah. Kalau melayani Tuhan, tetapi tidak
ada di dalam tanda darah, itu bukan pelayanan yang benar, kita melayani bukan
untuk kepentingan diri. Kalau dulu kita datang hanya untuk mencari kepentingan
diri (pekerjaan), itu karena kita kurang memiliki pengertian yang benar, tetapi
sekarang kita sudah mendapatkan pengertian yang benar, maka kita datang bukan
untuk mencari uang lagi, tetapi kita datang untuk Tuhan, tanpa kepentingan
diri, dan tanpa kepentingan golongan.
Jadi yang
ada pada jubah yang maha indah itu bukan darah Yusuf, bukan darah binatang
buas, tetapi darah kambing domba, berarti; melayani Tuhan dan melayani segala
pekerjaan-Nya ditandai dengan darah (pengorbanan) untuk menyukakan hati Tuhan.
Kejadian
37:34-35
(37:34) Dan
Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan
berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu. (37:35) Sekalian
anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak
dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun
mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf
ditangisi oleh ayahnya.
Berkabunglah
Yakub berhari-hari lamanya bahkan ia rela sampai mati demi Yusuf anaknya itu.
Saudaraku,
inilah kenyataannya; kasih yang besar dari Roh kudus untuk sidang mempelai,
untuk gereja Tuhan, untuk anak-anak Tuhan, untuk pemuda remaja, sampai Roh
Kudus ingin mati demi gereja Tuhan.
Kalau tidak
terdapat karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus di dalam gereja Tuhan,
Roh Kudus itu mau mati. Inilah bukti kasih yang yang sangat besar dari Roh
Kudus bagi sidang jemaat Tuhan. Pendeknya; Roh Kudus lebih bersusah hati dari
pada Ruben yang hanya menaruh perhatian kepada Yusuf.
Biarlah kita
mengerti dan tahu harga dari sidang mempelai di mata Tuhan, hidupmu berharga di
mata Tuhan.
Tuhan tidak
akan membiarkan kita berjalan sendirian di dalam kesusahan. Memang Tuhan
ijinkan Yusuf diperlakukan sedimikian rupa oleh saudara-saudaranya sampai
akhirnya dijual, tetapi Roh Kudus menyertai, Tuhan menyertai supaya suatu saat
nanti bangsa Kafir juga mendapatkan Pengajaran Mempelai.
Pengajaran
Mempelai bukan hanya kepada bangsa Israel saja, tetapi juga kepada bangsa
Kafir.
Itulah
alasan mengapa Yusuf dijual ke tanah Mesir, Tuhan ijinkan itu semua terjadi
kepada Yusuf, tetapi tetap menyertai Yusuf, Tuhan tidak biarkan begitu saja
sebab Roh Kudus juga berkabung bahkan ingin mati.
Jadi Tuhan
tidak membiarkan gereja Tuhan berjalan sendirian walaupun berada di dalam
pengalaman kematian.
Inilah
kenyataanya: kasih Roh Kudus begitu besar kepada sidang mempelai Tuhan.
1 Korintus
15:44,51
(15:44) Yang
ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah.
Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. (15:51)
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu
suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan
diubah,
Jadi
pengalaman kematian yaitu sengsara salib akan mengubahkan kehidupan kita
dari manusia nafsani menjadi manusia rohani. Pendeknya; pengalaman kematian itu
membawa kita sampai pada suasana kebangkitan.
Sengsara
salib perlu sebab itu yang mengubahkan kehidupan kita dari manusia nafsani
(manusia daging) menjadi manusia rohani. Jadi jangan merasa heran, jangan
sesak, jangan bingung, dalam keadaan susah (kesulitan) tidak usah bingung sebab
pengalaman kematian itu sangat penting untuk mengubahkan kehidupan kita dari
manusia nafsani menjadi manusia rohani.
Di atas saya
sudah katakan, tidak usah berkecil hati, tidak usah bertanya-tanya kenapa harus
mengalami penderitaan. Saat kita menderita, Roh Kudus berkabung seperti Yakub
berkabung berhari-hari bahkan ingin mati.
Inilah
kenyataan kasih Allah yang besar, betapa berharganya sidang mempelai di mata
Tuhan.
Memang itu
semua harus terjadi sebab pengalaman kematian inilah yang mengubahkan kehidupan
kita dari manusia daging menjadi manusia rohani, sebab kalau tidak ada
pengalaman kematian tidak ada keubahan hidup. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt
Daniel U. Sitohang