IBADAH KAUM
MUDA REMAJA, 27 JUNI 2020
STUDY YUSUF
(Seri: 197)
Subtema: UNDANGAN HIKMAT DAN UNDANGAN
KEBODOHAN
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN; oleh karena kasih dan kemurahan
TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini.
Dan saya
tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, terkhusus pemuda remaja yang sedang mengikuti
pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya,
mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan
firman-Nya bagi kita, supaya kehidupan kita dipulihkan oleh TUHAN.
Segera kita
akan memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang
STUDY YUSUF.
Kejadian
41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu,
lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak
Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada
anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama
sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52)
Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah
bagi Yusuf dua orang anak laki-laki:
-
Yang sulung bernama
Manasye.
-
Yang kedua bernama
Efraim.
Selanjutnya, kita akan melihat arti rohani kedua nama
anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Yusuf lupa
sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1. Yusuf lupa
kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa
kepada rumah bapanya.
Kita masih memperhatikan KESUKARAN YUSUF yang dibagi
dalam tiga fase.
-
Fase yang pertama: “Yusuf
tinggal bersama saudara-saudaranya” … Kejadian 37. -- Kita telah
diberkati dari fase yang pertama ini beberapa tahun yang lalu. --
-
Fase yang kedua: “Yusuf
di rumah Potifar” … Kejadian 39. -- TUHAN juga telah memberkati kita
dari fase yang kedua ini, dan kita sudah melewati fase yang kedua beberapa
bulan yang lalu. --
-
Fase yang ketiga: “Yusuf
berada di dalam penjara” … Kejadian 40.
Kita akan
memperhatikan FASE YANG KETIGA, yaitu “Yusuf berada di dalam
penjara.”
Kejadian 40:1-4
(40:1)
Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru rotinya
membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu, (40:2) maka murkalah
Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala
juru roti itu. (40:3) Ia menahan mereka dalam rumah kepala
pengawal raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung. (40:4) Kepala
pengawal raja menempatkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani
mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.
Sementara
Yusuf berada dalam penjara, masuk pulalah dua orang tahanan lain dalam penjara
tempat Yusuf dikurung. Adapun kedua orang itu ialah kedua pegawai istana raja
Firaun, yaitu kepala juru minuman (anggur) dan kepala juru roti (makanan).
Kedua-duanya dimasukkan ke dalam penjara karena dituduh berbuat makar -- atau
melakukan suatu kesalahan -- kepada Firaun.
Sekarang,
kita akan memasuki ayat 5.
Kejadian 40:5
(40:5) Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya -- baik juru
minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu --
masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi masing-masing itu
ada artinya sendiri.
Suatu kali, kedua pegawai istana raja Firaun ini -- kepala juru
minuman maupun kepala juru roti -- bermimpi pada malam yang sama; tetapi,
masing-masing mimpi mereka itu mengandung arti yang berbeda-beda.
Hal ini menunjuk kepada suatu keadaan yang berbeda-beda, yang
dialami oleh hidup dari gereja TUHAN, hidup dari anak-anak TUHAN, terkhusus
kaum muda remaja. Demikian juga dengan kedua pegawai Firaun tersebut, di mana
pada akhirnya nanti;
-
Kepala juru
minuman akan ditinggikan dan dikembalikan pada pangkatnya yang semula, sesuai ayat
13.
-
Sedangkan
kepala juru roti akan dihukum mati pada tiang gantung, sesuai dengan ayat 19.
Jadi, nasib
manusia itu berbeda-beda. Setelah manusia dilemparkan ke dalam dunia ini oleh
karena dosa;
-
Ada yang nanti dari dosa dikembalikan kepada suasana
taman Eden.
-
Ada juga nanti dari dosa, tetapi akhirnya berada pada
penghukuman yang kekal, binasa sampai selama-lamanya.
Jadi, sekali
lagi saya sampaikan; hidup manusia itu berbeda-beda. Hal ini harus dicamkan
dengan baik, jangan diabaikan begitu saja.
Kejadian
40:5-8
(40:5) Pada suatu kali bermimpilah mereka
keduanya -- baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam
penjara itu -- masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi
masing-masing itu ada artinya sendiri. (40:6) Ketika pada waktu pagi
Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. (40:7)
Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama
dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu semuram
itu?" (40:8) Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi
tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka:
"Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu
itu kepadaku."
Mimpi dari
juru minuman dan mimpi dari juru roti itu masing-masing ada artinya sendiri,
tetapi -- pada ayat 8 -- tidak ada orang yang dapat mengartikan mimpi
dari kedua pegawai istana Firaun tersebut, sehingga -- pada ayat 6-7 --
kedua pegawai istana Firaun tersebut bersusah hati, dengan tanda keduanya
bermuka muram -- sebab apa yang terlihat di luar, itu berasal dari dalam hati
masing-masing; jadi, kalau hati susah, pasti muka muram --.
Melihat
keadaan mereka bersusah hati, maka -- pada ayat 8 -- Yusuf berkata
kepada kedua pegawai istana Firaun tersebut: “Bukankah Allah yang
menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku.”
Perkataan Yusuf kepada kedua pegawai istana Firaun tersebut menunjukkan bahwa
TUHAN telah mengaruniakan hikmat kepada Yusuf, itulah pembukaan firman, untuk
mengartikan masing-masing mimpi dari kedua pegawai Firaun tersebut.
Sebab, kalau
TUHAN tidak mengaruniakan hikmat atau pembukaan firman kepada Yusuf, maka
tidaklah mungkin Yusuf berkata kepada mereka: “Ceritakanlah kiranya mimpimu
itu kepadaku.” Tidak mungkin Yusuf menawarkan diri kepada kedua pegawai
istana Firaun tersebut untuk menceritakan mimpinya itu kepada Yusuf.
Jadi, sekali
lagi saya tandaskan: Perkataan Yusuf -- pada ayat 8 -- kepada kedua
pegawai istana Firaun tersebut menunjukkan bahwa TUHAN telah mengaruniakan
hikmat kepada Yusuf untuk mengartikan mimpi kedua pegawai Firaun tersebut.
Bukti bahwa
Yusuf memiliki pembukaan firman atau karunia hikmat.
1. Yusuf telah dilemparkan ke dalam sumur
kosong oleh saudara-saudaranya.
2. Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, tanpa
salah.
Dua perkara
tersebut, yakni; dilemparkan ke dalam sumur dan dimasukkan ke dalam
penjara, tanpa salah menunjukkan bahwa Yusuf masuk dalam pengalaman
kematian TUHAN Yesus Kristus.
Pertanyaan
YANG PERTAMA: Apa yang terjadi pada saat Yusuf dilempar ke dalam sumur?
Jawabnya:
Yusuf rela kehilangan jubah yang maha indah dari Roh pengasihan, itulah
karunia-karunia Roh Kudus, sesuai dengan 1 Timotius 2:14. Jadi, waktu
Yusuf dilemparkan ke dalam sumur, saudara-saudara tua Yusuf sudah terlebih
dahulu melepaskan jubah yang maha indah yang diberikan oleh Yakub -- itulah Roh
pengasihan -- kepada Yusuf; lalu jubah yang maha indah itu dicelupkan ke dalam
darah anak domba yang telah disembelih untuk selanjutnya ditunjukkan kepada
Yakub.
Kita lihat
karunia-karunia Roh Kudus di dalam 1 Korintus 12.
1 Korintus
12:8-10
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang
sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9)
Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh
memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan
bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk
berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Dari
sembilan karunia Roh Kudus (Roh Pengasihan), itulah jubah yang maha indah, ada
tiga karunia pembukaan firman, sama dengan; mengartikan mimpi.
1. Karunia hikmat = RASUL. Berarti, gereja TUHAN perlu menghargai
pelayanan dari jabatan rasul.
2. Karunia pengetahuan = GURU. Berarti, anak-anak TUHAN, kaum
muda remaja, perlu menghargai pelayanan dari jabatan guru atau seorang
pengajar.
3. Karunia membedakan bermacam-macam roh = menimbang roh = GEMBALA. Berarti,
anak-anak TUHAN, kaum muda remaja, perlu menghargai ibadah pelayanan dalam
sebuah penggembalaan, supaya dapat membedakan bermacam-macam roh.
Tetapi,
bukan berarti karunia-karunia yang lain tidak penting, itulah tiga karunia kuasa
dan tiga karunia penyembahan.
Jadi, sudah
sangat jelas, bahwa; Yusuf memiliki hikmat, itulah pembukaan firman, dapat
mengartikan mimpi.
Pertanyaan
YANG KEDUA: Apa yang terjadi ketika Yusuf dimasukkan penjara, tanpa
salah?
Jawabnya:
Yusuf kehilangan pakaian, sama dengan; kebenaran dirampas dan diputar balik
oleh isteri Potifar. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa pakaian atau kebenaran
itu dirampas dan diputar balik oleh isteri Potifar?
Kejadian
39:10,14-15
(39:10) Walaupun dari hari ke hari perempuan itu
membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya
dan bersetubuh dengan dia. (39:14) dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu
katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya
orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan
aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras. (39:15) Dan ketika
didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya
padaku, lalu ia lari ke luar."
Yusuf
menolak untuk tidur dengan isteri Potifar. Hal ini menunjukkan bahwa Yusuf
tidak dikuasai oleh dosa perzinahan atau tidak dicengkram oleh roh kenajisan,
sebab hal itu merupakan kejahatan yang besar di hadapan TUHAN.
Ini harus
diperhatikan oleh seorang pelayan-pelayan TUHAN; kalau melayani TUHAN, sudah
seharusnya melepaskan diri dari kenajisannya. Memang, ketika melepaskan diri
dari dosa kenajisan; pakaian itu dirampas, kebenaran itu diputar balik. Tetapi
sekalipun demikian, Yusuf tidak peduli, sebab yang terpenting baginya adalah
dia lepas dari dosa kenajisan, karena dia tahu dan sadar bahwa dosa kenajisan
itu merupakan kejahatan yang besar di hadapan TUHAN.
Ketika
kebenaran itu diputar balik, atau mungkin kita tidak diakui oleh dunia, tetapi
itu jauh lebih baik asal kita diterima oleh TUHAN. Biarlah kita lepaskan segala
sesuatu yang kita miliki di dunia ini, asal kita menjadi miliknya TUHAN.
Dosa
kenajisan merupakan kejahatan besar di hadapan TUHAN; sebab ada ayat
mengatakan: “ … Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia.” Berarti, apa yang telah dipersatukan oleh salib Kristus, tidak
boleh dipisahkan oleh apapun dan siapapun.
Pendeknya:
Melepaskan diri dari dosa zinah atau dosa kenajisan, menunjukkan bahwa; Yusuf
memiliki roh hikmat atau pembukaan Firman TUHAN, sama dengan; dapat mengartikan
mimpi.
Hal itu
dapat dibuktikan di dalam Amsal 9:1-18, yang dibagi dalam dua bagian:
-
Ayat 1-12, berbicara tentang hikmat TUHAN yang harus dimiliki oleh anak-anak
TUHAN, terkhusus hidup pemuda remaja.
-
Ayat 13-18, berbicara tentang hikmat dari perempuan berzinah,
yang harus dijauhi oleh anak-anak TUHAN, terkhusus hidup pemuda remaja.
Kesimpulannya:
Dengan melepaskan pakaian atau kebenaran yang dirampas oleh isteri Potifar,
menunjukkan bahwa Yusuf benar-benar memiliki hikmat dari TUHAN, dari sorga,
itulah pembukaan firman, sama dengan; dapat mengartikan mimpi.
Mari kita
lihat Amsal 9.
Amsal 9:1-2
(9:1) Hikmat telah mendirikan rumahnya,
menegakkan ketujuh tiangnya, (9:2) memotong ternak sembelihannya,
mencampur anggurnya, dan menyediakan hidangannya.
Perikop ayat
ini adalah “undangan hikmat dan undangan kebodohan”. Jadi, ada
undangan yang datang dari hikmat, juga ada undangan yang datang dari kebodohan.
Mana yang kita pilih? Ada dua pilihan yang harus ditentukan oleh anak-anak
TUHAN di hari-hari terakhir ini; undangan dari hikmat atau undangan dari
kebodohan?
Terlebih
dahulu kita akan melihat HIKMAT DARI ALLAH, DARI SORGA, itulah pembukaan
firman, sama dengan; dapat mengartikan mimpi.
Pekerjaan
dari hikmat, Yang Pertama:
1. Mendirikan rumah. Kehidupan muda remaja adalah rumah TUHAN,
Bait Allah yang suci; biarlah kiranya didirikan oleh hikmat TUHAN, bukan
didirikan oleh pengertian manusia, bukan didirikan oleh kekuatan dan kemampuan
manusia daging.
2. Menegakkan ketujuh tiangnya, sehingga dengan demikian, rumah TUHAN
benar-benar sempurna.
3. Memotong ternak sembelihannya. Hal ini terjadi apabila kita berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan, dengan membawa korban dan persembahan. Kita
membawa korban dan persembahan, itulah korban sembelihan -- sama artinya;
menyangkal diri, memikul salib, mengikut TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan
kita kepada TUHAN --, adalah karena hikmat. Inilah undangan hikmat yang harus
kita perhatikan.
4.
Mencampur anggurnya. Anggur → Sukacita sorgawi, atau sama dengan kasih mempelai yang sumbernya dari
Mempelai Laki-Laki Sorga. Kalau kasih mempelai itu memenuhi kehidupan kita,
walaupun dalam keadaan terjepit, walaupun dalam keadaan kesulitan, walaupun
dalam keadaan ditimpa oleh sakit, ditimpa oleh ekonomi (keuangan) yang merosot,
maka kebahagiaan itu tetap terpancar, karena penuh dengan sukacita mempelai.
Mencampur
anggurnya, itu adalah kasih mempelai, sukacita mempelai, yang tidak bisa
dipadamkan oleh karena keadaan, situasai yang menghimpit, tidak bisa dipadamkan
oleh ekonomi (keuangan) yang lemah, tidak bisa dipadamkan oleh sakit penyakit.
5. Menyediakan hidangannya, bagaikan meja roti pertunjukkan. Jadilah
surat Kristus, surat pujian, surat yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap
orang.
Amsal 9:3-6
(9:3) Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya
berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota: (9:4)
"Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada yang
tidak berakal budi katanya: (9:5) "Marilah, makanlah rotiku, dan
minumlah anggur yang telah kucampur; (9:6)
buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."
Pekerjaan
dari hikmat, Yang Kedua:
Pelayan-pelayan
perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat yang tinggi di kota.
Jelas, “kota” yang dimaksud di sini menunjuk; kota kudus, Yerusalem Baru, yakni
mempelai perempuan TUHAN, atau disebut juga dengan gunung Sion.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir:
gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke
sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari,
kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Adapun
seruan dari pelayan perempuan atau gunung Sion ialah:
Yang
Pertama: “Dari Sion akan keluar pengajaran”
Kegunaan
pengajaran ialah Ia akan mengajar kita tentang jalan-jalan TUHAN; yang mana
oleh hikmat TUHAN, hal ini telah dilukiskan oleh raja Salomo.
Amsal
30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku,
bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali
di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah
laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Inilah
jalan-jalan TUHAN, dimulai dari:
1.
Jalan rajawali di udara.
2.
Jalan ular di atas cadas.
3.
Jalan kapal di tengah-tengah laut.
4.
Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Mari kita
perhatikan empat hal di atas:
1. “Jalan rajawali di udara”, menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja yang
diurapi, Dialah Raja di atas segala raja. Dan oleh karena kemurahan-Nya, TUHAN
mengangkat kita dan mengurapi kita sebagai raja-raja kecil di bumi ini.
2. “Jalan ular di atas cadas”, jelas berbicara tentang; perjalanan salib
yang harus ditempuh oleh anak-anak TUHAN.
3.
“Jalan kapal di tengah-tengah laut”, ini berbicara tentang pelayanan dari
seorang hamba TUHAN, bagaikan kapal di tengah-tengah laut mencari perhentian,
itulah syahbandar, dermaga hati manusia.
4. “Jalan seorang laki-laki dengan seorang
gadis”, artinya; perjalanan rohani kita di atas
muka bumi ini akan berakhir pada satu titik, itulah pesta nikah Anak Domba.
Inilah
jalan-jalan TUHAN yang diserukan, yang keluar dari gunung Sion.
Adapun
seruan dari pelayan perempuan atau gunung Sion ialah:
Yang Kedua: “Firman
TUHAN dari Yerusalem”
Yerusalem à Pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN,
milik kepunyaan Allah.
Hamba-hamba
TUHAN harus menjadi contoh teladan; orang yang mengambil bagian dalam pelayanan
harus menjadi contoh teladan. Kalau hamba TUHAN, pelayan TUHAN, imamat rajani
menjadi contoh teladan, maka banyak orang berjalan menempuhnya atau mengikuti
contoh teladan dari hamba-hamba Tuhan.
Kita
dipanggil oleh TUHAN untuk menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung;
itulah teladan yang ditinggalkan oleh TUHAN menurut 1 Petrus 1:19-21.
Kalau kita mengikuti tapak-tapak (jejak) kaki Yesus yang berdarah itu, maka
dosa rontok seketika itu juga.
Tidak
mungkin ketika kita mengambil jalan masing-masing dan menuruti keinginan di
hati, lalu dosa rontok pada saat itu; itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Tetapi yang pasti adalah kita harus mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan
oleh TUHAN. Apabila kita mengikuti jejak (tapak) kaki Yesus yang berdarah, maka
dosa rontok seketika itu juga, dosa akan berguguran pada saat itu juga.
Kita kembali
memperhatikan Amsal 9.
Amsal 9:3-6
(9:3) Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya
berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota: (9:4)
"Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada yang
tidak berakal budi katanya: (9:5) "Marilah, makanlah rotiku, dan
minumlah anggur yang telah kucampur; (9:6) buanglah kebodohan, maka kamu
akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."
Adapun
seruan-seruan dari pelayan-pelayan perempuan itu adalah:
YANG
PERTAMA: Kepada yang tak berpengalaman, berkata: “Singgahlah ke mari”
Karunia
hikmat sangat dibutuhkan oleh orang yang tidak berpengalaman; oleh sebab itu,
TUHAN sangat memperhatikan orang yang tidak berpengalaman.
Oleh hikmat
TUHAN, kita boleh menjadi satu di dalam pengalaman Yesus dalam tanda kematian
dan kebangkitan-Nya. Tanpa hikmat, kita tidak mungkin menjadi satu di dalam
pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Jadi, kalau kita
menjadi satu dengan pengalaman Yesus, terkhusus di dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya, itu bukan karena kita bodoh, tetapi karena kita tidak
mempunyai pengalaman.
Bukan
berarti kalau seseorang pandai di dunia, lantas dia mempunyai pengalaman
rohani, belum tentu. Orang cendekiawan, orang kaya yang mempunyai kedudukan,
dan penguasa di bumi ini belum tentu mempunyai pengalaman rohani. Oleh sebab
itu, hikmat TUHAN mencari orang yang tidak berpengalaman, memperhatikan orang
yang tidak berpengalaman, supaya kita mempunyai pengalaman yang dimiliki oleh
Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Dan kalau kita bertekun di
dalamnya, maka kelak kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Malam ini,
TUHAN berseru-seru kepada kehidupan kita yang tidak berpengalaman ini; apakah
kita mau menghargai karunia hikmat, yakni; pembukaan firman?
Bukankah
tadi kita sudah melihat, bahwa kedua pegawai istana Firaun bersusah hati,
sehingga muka mereka muram? Itu terjadi karena tidak ada orang yang dapat mengartikan
mimpi mereka itu. Tetapi malam ini, hikmat TUHAN menghimbau orang yang tidak
berpengalaman; Dia memperhatikan kehidupan saya dan saudara supaya kita
mempunyai pengalaman.
Adapun
seruan-seruan dari pelayan-pelayan perempuan itu adalah:
YANG KEDUA:
kepada yang tidak berakal budi katanya: "Marilah, makanlah rotiku, dan
minumlah anggur yang telah kucampur"
Kalau Yesus
memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib dan darah-Nya tercurah
atas kehidupan kita, itu karena kita adalah orang yang bodoh, orang yang tidak
berakal budi. Oleh sebab itu, selanjutnya, seruan dari pelayan-pelayan
perempuan itu ialah “buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah
jalan pengertian”, berarti; makanlah roti dan minumlah anggur. Sangkal diri
dan pikul salib, itulah jalan hidup, itulah jalan pengertian.
Jangan
turuti pengertian sendiri supaya jangan binasa, sebab banyak orang menyangka
jalannya lurus, tetapi akan berujung pada kebinasaan. Oleh sebab itu, ikutilah
pengertian, yaitu; sangkal diri dan pikul salib.
Malam ini,
undangan hikmat telah menghampiri kehidupan kita masing-masing. Sikap yang
ditunjukkan oleh Yusuf, itu merupakan undangan hikmat, yang datang ditujukan
kepada kita masing-masing, pribadi lepas pribadi, termasuk anak-anak kaum muda
remaja yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming
video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Amsal 9:7-8
(9:7) Siapa mendidik seorang pencemooh,
mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri, dan siapa mengecam orang fasik,
mendapat cela. (9:8) Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau
jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya,
Siapa yang
mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri. Siapa
mengecam orang fasik, mendapat cela. Oleh sebab itu, walaupun dia pencemooh,
janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya jangan dibenci. Tetapi, kecamlah
orang bijak, maka pasti dikasihi, karena orang bijak butuh hikmat dari sorga.
Jadi, yang
membutuhkan hikmat adalah orang bijak. Sekalipun ia dikecam, sekalipun ia
ditegur, sekalipun dia dididik; hanya orang yang bijak yang sanggup mengasihi
didikan, yang sanggup mengasihi teguran, yang sanggup menerima segala kecaman.
Itu
sebabnya, di dalam Matius 7:6, jelas dikatakan: "Jangan kamu
memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan
mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia
berbalik mengoyak kamu." Jangan berikan barang yang kudus dan berharga
kepada babi dan anjing, supaya barang yang kudus itu jangan diinjak-injak, lalu
menyerang.
Barang yang
kudus, itulah Firman Allah; jangan diberikan kepada anjing dan babi, karena
anjing dan babi -- gambaran dari kehidupan yang senantiasa mengulangi dosa
kejahatan dan kenajisan -- tidak menghargai pembukaan Firman TUHAN. Maka, tidak
sedikit orang Kristen berkata: “Tuntutan firman terlalu hebat” Padahal,
hanya firman yang sanggup menyucikan kehidupan kita masing-masing.
Amsal 9:9-12
(9:9) berilah orang bijak nasihat, maka ia akan
menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah. (9:10)
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus
adalah pengertian. (9:11) Karena oleh aku umurmu diperpanjang, dan
tahun-tahun hidupmu ditambah. (9:12) Jikalau engkau bijak, kebijakanmu
itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan
menanggungnya.
“Permulaan
hikmat adalah takut akan TUHAN …” Takut akan TUHAN, berarti; takut melakukan kejahatan, takut melakukan
dosa yang tersembunyi di belakang.
“Karena
oleh aku umurmu diperpanjang …” Karena hikmat dari sorga, maka umur
panjang. Ada orang yang sudah divonis suatu penyakit, dan dokter pun memvonis
dia bahwa umurnya tidak lama lagi; tetapi oleh hikmat, umur bisa panjang,
seperti raja Yosia ditambahkan 15 (lima belas) tahun lagi.
“Jikalau
engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri” Kalau engkau bijak, maka
kebijakanmu itu mendatangkan keuntungan bagi dirimu sendiri. Tetapi “jikalau
engkau mencemooh”, maksudnya; kalau engkau tidak menghargai pembukaan
firman, mengecilkan tuntutan firman, maka “engkau sendirilah orang yang akan
menanggungnya”, engkau akan tanggung sendiri akibatnya.
Saya kira,
firman ini tidak datang dengan kebetulan. Camkanlah apa yang sudah kita terima
dari TUHAN. Inilah undangan hikmat.
Sekarang,
bandingkan dengan UNDANGAN yang datang dari KEBODOHAN.
Amsal 9:13
(9:13) Perempuan bebal cerewet, sangat
tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu.
“Perempuan
bebal cerewet …” Jelas, ini -- cerewet -- adalah simbol kenajisan.
Amsal 9: 14
(9:14) Ia duduk di depan pintu rumahnya di
atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota,
Apa yang
tertulis di sini hampir sama dengan “undangan hikmat” yang sudah kita
perhatikan tadi, di mana “pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya
berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota” Tetapi di sini kita
perhatikan, perempuan cerewet (dosa kenajisan) duduk di depan pintu rumahnya di
atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota; hal ini berbicara tentang
kesombongan.
Amsal 9:
15-18
(9:15) dan orang-orang yang berlalu di jalan,
yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata: (9:16) "Siapa
yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada orang yang tidak
berakal budi katanya: (9:17) "Air curian manis, dan roti
yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya." (9:18)
Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa
orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati.
Perhatikan:
Sasaran dari “undangan kebodohan” ini sama dengan “undangan hikmat”, yaitu
mengundang orang yang tidak berpengalaman dan orang yang tidak berakal budi,
tetapi bobot dari berita firmannya (hikmatnya) adalah “air curian manis, dan
roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya.”
Roh
kenajisan itu menyesatkan, sampai nanti membinasakan manusia, karena kenajisan
itu dimulai dari kesombongan, itulah Amsal 9: 14, “Ia duduk di depan
pintu rumahnya di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota” -- ini
berbicara tentang kesombongan --. Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN harus
tahu ruang lingkupnya, yaitu titik nol; menghampakan, mengosongkan diri;
berarti, dengan rendah hati datang melayani TUHAN, menyangkal diri dan memikul
salibnya.
Tetapi
perempuan cerewet, itulah dosa kenajisan, ia duduk di depan pintu rumahnya di
atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota; hal ini berbicara tentang
kesombongan. Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN tidak boleh datang melayani
dengan kesombongan.
Lihat,
sasaran dari pada kenajisan ialah “ … orang-orang yang berlalu di jalan,
yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata: “Siapa yang tak
berpengalaman, singgahlah ke mari” dan kepada orang yang tidak berakal
budi …”
Artinya,
sasarannya ialah tetap orang yang tidak berpengalaman dan kepada orang yang
tidak berakal budi; tetapi berita firmannya ialah “air curian manis, dan
roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya” Inilah undangan
dari kenajisan; inilah berita kepalsuan (ajaran palsu) dari nabi-nabi palsu
yang berujung kepada kebinasaan.
Kita
bandingkan dengan Wahyu 16.
Wahyu
16:12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya
siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. (16:13) Dan
aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi
palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. (16:14)
Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka
pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna
peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Lihat, apa
yang keluar dari mulut nabi palsu? “ … dari mulut nabi palsu itu keluar tiga
roh najis yang menyerupai katak …”
Inilah
undangan yang datang dari kebodohan, hikmat dari kenajisan; dari mulut naga,
antikris, termasuk dari mulut nabi-nabi palsu, yaitu “air curian manis, dan
roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya”, itu dikuasai
oleh roh najis, seperti katak rupanya.
Maka, kita
tentu bersyukur kepada TUHAN, mengapa? Oleh karena kemurahan TUHAN, Ia menunjukkan
pribadi dari pada Yusuf, sehingga lewat peristiwa demi peristiwa perjalanan
hidup dari pada Yusuf ini, betul-betul mengandung hikmat yang besar yang datang
dari sorga, dari Allah, yang menghampiri kehidupan kita lewat Ibadah Kaum Muda
Remaja malam ini.
-
Yusuf dilemparkan oleh saudara-saudaranya ke sumur;
dan ia rela mengorbankan jubah yang maha indah, itulah karunia-karunia Roh
Kudus. Itu cukup membuktikan bahwa Yusuf memiliki hikmat.
-
Kemudian, Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, tanpa
salah; dan rela kehilangan pakaian kebenaran, karena dirampas oleh isteri
Potifar, bahkan kebenaran itu diputar balik. Tetapi justru lewat pengalaman
kematian inilah Yusuf memiliki hikmat. Yusuf tidak dikuasai dosa kenajisan,
Yusuf tidak mau berzinah dengan isteri Potifar walaupun dia dibujuk. Itu semua
adalah fakta bahwa Yusuf betul-betul memiliki hikmat dan pengertian, dapat
mengartikan mimpi, itulah pembukaan firman, yang melepaskan kita dari dosa
kenajisan.
Kalau
“peristiwa antara Yusuf dengan isteri Potifar” dibandingkan dengan Amsal
9:1-18, maka dapatlah kita ambil suatu kesimpulan, bahwa: Pembukaan
firman, itulah undangan hikmat, yang melepaskan kita dari dosa kenajisan,
bahkan yang membawa kita sampai Yerusalem baru, menjadi pengantin perempuan,
mempelai Anak Domba.
Jadi,
pengalaman kematian Yusuf betul-betul nyata, dan hal itu diteguhkan sebanyak
dua kali (sumur dan penjara) -- dua tiga saksi adalah sah --.
Inilah
“undangan hikmat” yang kita terima pada malam hari ini. Kedua mimpi dari pada
pegawai Firaun, masing-masing berbeda artinya; demikian juga kehidupan dari
gereja TUHAN, kehidupan dari anak-anak TUHAN, secara khusus kehidupan muda
remaja berbeda-beda. Setelah dilemparkan ke dunia oleh karena dosa;
-
Ada nanti yang akhirnya kembali pada pangkat semula,
kembali pada suasana taman Eden.
-
Tetapi ada juga yang nanti kembali ke penghukuman,
berarti binasa untuk selama-lamanya.
Jadi,
undangan hikmat sangat berarti bagi kita, tetapi undangan dari kebodohan itu
tidak berarti bagi kita. Jangan turuti pengertian sendiri; lepaskan diri dari
kenajisan.
Takut akan
TUHAN, berarti benci kecongkakan. Tetapi perempuan kenajisan (perempuan
cerewet) justru ada di depan pintu rumahnya di atas kursi di tempat-tempat
yang tinggi di kota; itu berbicara tentang kesombongan.
Kita sudah sangat
jelas melihat “sumber undangan hikmat” dan “sumber undangan kebodohan”.
-
Sumber undangan hikmat adalah dengan segala kerendahan
hati dari kota kudus, Yerusalem baru, gunung Sion.
-
Sumber undangan kebodohan adalah kesombongan dari
perempuan Babel dengan berita palsu.
Jadi, kalau
hamba TUHAN hanya membesar-besarkan hal lahiriah, itu berbicara tentang
kesombongan, dan itu bukanlah hikmat.
Biarlah
kiranya firman ini mendarah daging dalam kehidupan kita; karena saya yakin,
firman yang kita terima malam ini tidak datang karena suatu kebetulan, tetapi
TUHAN sedang menjangkau setiap kehidupan kita masing-masing. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang