IBADAH KAUM
MUDA REMAJA, 06 JUNI 2020
STUDY YUSUF
(Seri: 194)
Subtema: JALUR KHUSUS BAGI ORANG-ORANG
PILIHAN
Shalom.
Salam
sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi hidup kita masing-masing.
Saya tidak
lupa menyapa umat TUHAN, anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN, terkhusus pemuda
remaja yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, kiranya TUHAN memberkati
kita masing-masing. Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya
TUHAN bukakan firman-Nya bagi kita malam ini, sehingga kehidupan kita diberkati
dan kehidupan muda remaja memiliki masa depan yang cerah, nama TUHAN
dipermuliakan.
Segera saja
kita memperhatikan STUDY YUSUF sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum
Muda Remaja.
Kejadian
41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu,
lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak
Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada
anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama
sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52)
Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah
bagi Yusuf dua orang anak laki-laki:
-
Yang sulung bernama
Manasye.
-
Yang kedua bernama
Efraim.
Selanjutnya, kita akan melihat arti rohani kedua nama
anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Yusuf lupa
sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1. Yusuf lupa
kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa
kepada rumah bapanya.
Kita masih memperhatikan KESUKARAN YUSUF yang dibagi
dalam tiga fase.
-
Fase yang pertama: “Yusuf
tinggal bersama saudara-saudaranya” … Kejadian 37.
-
Fase yang kedua: “Yusuf
di rumah Potifar” … Kejadian 39.
-
Fase yang ketiga: “Yusuf
berada di dalam penjara” … Kejadian 40.
Malam ini
kita akan memasuki FASE YANG KETIGA, yaitu “Yusuf berada di dalam
penjara”.
Cerita Yusuf berada di dalam penjara, tidak seluruhnya
dituliskan di dalam Kejadian 40, namun kisahnya dimulai dari akhir Kejadian
39.
Oleh sebab itu, mari kita membaca Kejadian 39:18-20
Kejadian 39:18-20
(39:18) Tetapi ketika aku
berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke
luar." (39:19) Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang
diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu
itu, maka bangkitlah amarahnya. (39:20) Lalu Yusuf ditangkap oleh
tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja
dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. Akhirnya,
Yusuf dilemparkan ke dalam penjara, suatu lembah kehinaan dan sengsara yang
sangat dalam, terulang kembali.
-
Sebelumnya, Yusuf telah
dilemparkan ke sumur yang sangat dalam oleh saudara-saudaranya. Dan ia rela
kehilangan “jubah yang maha indah” dari Roh pengasihan, namun ia tetap
berdiam diri.
-
Kemudian, Yusuf
dilemparkan ke dalam penjara yang paling dalam, yang disebut dengan liang
tutupan (liang kubur). Untuk pengalaman yang kedua ini, Yusuf rela kehilangan “pakaian,
yakni kebenaran”, sebab isteri Potifar menuduh Yusuf melakukan suatu
kejahatan yang tidak ia lakukan. Jadi, pakaian kebenaran itu diputar balik
menjadi kesalahan. Dalam hal yang kedua ini pun, Yusuf tetap berdiam diri.
Artinya, tanda dari sebuah pengalaman kematian ialah
mulut tidak bersuara, mulut tidak terbuka, dengan lain kata; berdiam diri tanpa
pembelaan diri.
Perlu untuk diketahui: Kalau seumpama ada mayat dapat
berbicara, tentu hal itu sangat menakutkan, sehingga membuat orang lain menjauh
dan menghindari mayat yang dapat berbicara. Tetapi di sini kita melihat, selama
Yusuf dilemparkan ke dalam lembah sengsara yang sangat dalam sekali, Yusuf
tetap berdiam diri.
Jangan kita membuat orang lain menjauh dari kita,
tetapi biarlah kita memiliki tanda dari sebuah pengalaman kematian, yaitu
berdiam diri, mulut tidak terbuka.
Kesimpulannya: Pengalaman kematian yang benar adalah
mulut tidak terbuka, tanpa pembelaan diri.
Inilah orang yang mengerti rencana Allah sedang
berlangsung dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, jangan turuti suara daging,
walaupun kita berada dalam kekurangan, baik kekurangan dalam hal keuangan
maupun kekurangan dalam hal apa saja; biarlah kita tetap belajar untuk berdiam
diri. Kita tidak perlu menggunakan alasan ini dan itu sebagai pembelaan diri.
Dengan berdiam diri, itu adalah tanda bahwa kita mengerti rencana Allah di
dalam kehidupan kita masing-masing.
1 Petrus 2:19-23
(2:19) Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi
jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu
adalah kasih karunia pada Allah. (2:21) Sebab untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (2:22) Ia tidak berbuat
dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci
maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak
mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Sengsara atau menderita -- ayat 19-20 -- tanpa
dosa, namun mulut tidak terbuka -- ayat 22 --, adalah tanda penyerahan
diri sepenuhnya kepada Allah, sebab Dialah yang berhak untuk menghakimi… Ayat
23.
Kalau seseorang berada dalam pengalaman kematian,
tetapi mulut masih terbuka -- dengan lain kata; masih suka ada pembelaan --,
berarti ia belum menyerah kepada TUHAN. Tetapi bila seseorang mengalami
sengsara tanpa dosa, namun mulut tetap tidak terbuka, itu adalah tanda
penyerahan diri sepenuhnya kepada Dia; itulah kehidupan dari pada Yusuf.
Biarlah kiranya kehidupan muda remaja menjadi Yusuf Yusuf di hari-hari terakhir
ini.
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah
kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Kalau kita rela menanggung penderitaan atau sengsara
tanpa dosa, maka dengan demikian, gereja TUHAN, secara khusus kehidupan muda
remaja, telah mengikuti contoh teladan yang sempurna dari Yesus Kristus, Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Perhatikan baik-baik: Sengsara tanpa dosa, itu bagaikan
tujuh kali percikan darah di depan Tabut Perjanjian, sesuai dengan apa
yang tertulis dalam Imamat 16:14-15.
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab
dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa?
Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita,
maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung,
sama dengan; sengsara tanpa dosa. Dan hal itu -- sengsara tanpa dosa
--merupakan kasih karunia pada Allah.
Kasih karunia pada Allah, artinya: kasih karunia yang
berkenan dihadapan Allah.
Banyak orang Kristen, termasuk juga kehidupan muda
remaja, mengerti tentang kasih karunia hanya sebatas apabila dia mendapat
(menerima) suatu berkat atau mujizat, dan lain sebagainya. Tetapi,
sesungguhnya, kasih karunia yang sejati adalah sengsara tanpa dosa dengan mulut
tidak terbuka, itulah penyerahan diri sepenuhnya.
Kalau seseorang masih suka mencari pembelaan diri,
mencari alasan ini dan itu, sesungguhnya, itu bukanlah tanda penyerahan diri.
Tetapi manakala kita mengalami sengsara tanpa dosa, dan mulut tidak terbuka,
itu merupakan sebuah sinyal yang positif, sebab itu adalah tanda penyerahan
diri sepenuhnya kepada TUHAN.
Di dalam pengalaman kematian, di dalam sengsara, di
dalam kesusahan, termasuk ekonomi (keuangan) merosot, kita tidak perlu mencari
jalan keluar untuk membela diri dengan cara-cara yang tidak halal, supaya nyata
penyerahan diri kita kepada TUHAN. Itulah yang TUHAN tuntut, yang TUHAN
tentukan dari kehidupan pemuda remaja di hari-hari terakhir ini.
1 Petrus 1:1-2
(1:1) Dari Petrus, rasul
Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia,
Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, (1:2) yaitu orang-orang yang
dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh
Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya.
Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah
atas kamu.
Orang-orang pilihan Allah, itulah orang-orang yang
dikuduskan oleh Roh. Puji TUHAN, kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh pada
malam hari ini, dengan satu tujuan, yaitu “supaya taat kepada Yesus Kristus”
dan “menerima percikan darah-Nya.” Biarlah hal ini kita pahami dengan
baik, yaitu menerima percikan darah-Nya, sehingga kasih karunia dan damai
sejahtera semakin berlimpah atas kita semua.
Jadi, jangan kita berpikir asing atau jangan sampai
kita memiliki pengertian yang salah tentang ibadah ini. Kita datang di
tengah-tengah kegiatan Roh adalah supaya taat kepada TUHAN Yesus Kristus, serta
menerima percikan darah. Di sinilah kita beroleh pengertian yang semacam itu;
dari pengertian yang baik, pengertian yang suci, pengertian yang mulia dan
indah ini, kita akan bawa di dalam diri kita untuk segera kita praktekkan di
dalam hidup kita di mana pun kita berada, yaitu biarlah kita betul-betul
mengalami percikan darah, sengsara tanpa dosa dengan mulut tidak terbuka --
berarti, kita tidak perlu mencari alasan dan pembenaran untuk mencari solusi
--, sehingga akhirnya, kasih karunia dan damai sejahtera semakin melimpah atas
kita. Puji TUHAN … Haleluya.
Berkaitan dengan itu, kita akan melihat kembali
penegasan hal ini yang juga ditulis oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di
Roma.
Roma 8:28
(8:28) Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah.
TUHAN turut bekerja kepada mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana Allah.
Roma 8:29-30
(8:29) Sebab semua orang yang
dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk
menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (8:30) Dan mereka yang
ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka
yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Orang-orang pilihan ditentukan TUHAN dari sejak semula
untuk menjadi serupa dan segambar dengan Yesus, Anak Allah. Pendeknya, taat
kepada Yesus Kristus adalah orang yang rela menerima percikan darah, orang yang
rela mengalami sengsara tanpa dosa; inilah jalan satu-satunya sehingga kita
menjadi serupa dan segambar dengan Dia. Jadi, percikan darah, sengsara tanpa
dosa, itu merupakan jalan satu-satunya supaya kita menjadi serupa dengan Dia,
tidak ada cara lain.
Jangan kita gunakan uang untuk menjadi segambar serupa
dengan TUHAN, seperti yang dilakukan oleh orang-orang dunia; di mana mereka
mengubah wajah yang sudah ditentukan oleh TUHAN dari sejak lahir dengan uangnya
lewat bedah operasi plastik; ini adalah suatu kekeliruan yang besar. Tetapi
biarlah kuat kuasa TUHAN yang mengubahkan kehidupan kita masing-masing, itulah
sengsara tanpa dosa, percikan darah.
Sekali lagi saya tandaskan: Tujuh kali percikan darah,
sengsara tanpa dosa, itulah yang menuntun kita sampai akhirnya menjadi segambar
serupa dengan Dia. Jadi, kita dipilih untuk taat kepada Dia, dan kita juga
mengalami percikan darah, sampai nanti segambar serupa dengan Dia. Itu adalah
jalan satu-satunya, tidak ada jalan (cara) yang lain. Jangan kita menjadi bodoh
karena mengikuti jalan orang kaya di dunia ini, yang seringkali mengubah
wajahnya dengan cara bedah (operasi) plastik; itu adalah suatu kekeliruan yang
sangat besar.
Maka, sekali lagi saya tandaskan: Taat kepada Yesus
Kristus adalah orang yang menerima percikan darah atau sengsara tanpa dosa;
inilah jalan satu-satunya sehingga kita serupa dengan gambar-Nya, sampai kelak
kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi, percikan darah, sengsara
tanpa dosa adalah penyucian terakhir untuk menjadi sempurna, segambar
dan serupa dengan Dia, dipermuliakan bersama dengan Dia. Dengan demikian,
Yusuf, yang adalah gambaran dari mempelai perempuan, atau gereja yang sempurna,
telah mengikuti contoh teladan dari Mempelai Laki-Laki Sorga.
Kita akan melihat pengertian berikutnya dari Kejadian
39:20.
Kejadian 39:20
(39:20) Lalu Yusuf ditangkap
oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan
raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. Dengan kata
lain, Yusuf dilemparkan ke dalam penjara atau lembah yang terdalam.
Sekarang kita akan melihat (memeriksa) pengertian
tentang hal nubuat dari hal sengsara dalam penjara, di dalam Efesus 4.
Efesus 4:7-12
(4:7) Tetapi kepada kita
masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian
Kristus. (4:8) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat
tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian
kepada manusia." (4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti,
bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10)
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari
pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11)
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12)
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,
Perhatikan dengan baik: Ia telah naik jauh lebih
tinggi dari pada semua langit, juga Ia sudah turun ke bagian bumi yang paling
bawah atau lembah yang terdalam. Tetapi waktu Ia turun ke dalam lembah yang
terdalam, Ia sudah menawan penjara serta isinya, dengan kata lain; membebaskan
tawanan.
Kejadian 39:21-23
(39:21) Tetapi TUHAN menyertai
Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf
kesayangan bagi kepala penjara itu. (39:22) Sebab itu kepala penjara
mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala
pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. (39:23)
Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada
Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya
dibuat TUHAN berhasil.
TUHAN menyertai dan melimpahkan kasih setia TUHAN
kepada Yusuf. Apa tandanya? Tandanya ialah TUHAN membuat Yusuf menjadi
kesayangan bagi kepala penjara. Kemudian, kepala penjara itu mempercayakan:
-
Tahanan dalam penjara
itu kepada Yusuf.
-
Segala pekerjaan yang
harus dilakukan di dalam penjara, Yusuflah yang harus mengurusnya.
Dari apa yang telah kita lihat di sini, maka kita
dapat menarik kesimpulan: Sekalipun berada di dalam penjara, tetapi Yusuf
hampir-hampir tidak merasakan sengsara di dalam penjara. Ini adalah gambaran
dari sidang mempelai TUHAN, gambaran dari gereja TUHAN, sekalipun merupakan
tawanan yang terdalam di dalam dunia ini, tetapi Yesus telah menawan penjara
dunia, sehingga kita bebas dari dosa dunia.
Jadi, pengalaman kematian atau lembah yang terdalam
itu sudah menawan penjara, sehingga membebaskan tawanan dari dosa dunia ini.
Sesungguhnya, hal ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal bagi dunia, tetapi
di dalam TUHAN tidak ada yang mustahil.
Oleh sebab itu, kalau kita harus mengalami sengsara
tanpa dosa atau menerima percikan darah, maka biarlah kita taat kepada Yesus,
taat kepada percikan darah, berarti mulut tidak terbuka. Tidak perlu kita
mencari alasan pembelaan supaya kita beroleh ini dan itu, tetapi biarlah di
dalam sengsara tanpa dosa, mulut kita tidak terbuka, sebagai tanda penyerahan
diri sepenuhnya kepada TUHAN. Kalau seseorang masih suka membela diri, itu
bukanlah penyerahan diri. Di dalam kehidupan orang yang masih suka membela
diri, tidak terdapat keberhasilan; justru sebaliknya, di dalam hidupnya
terdapat kegagalan dan kegagalan sampai TUHAN datang.
Pilih mana; gagal atau berhasil? Tentu, tidak ada
orang yang mencari kegagalan, pasti semua orang mencari keberhasilan. Maka dari
itu, biarlah kita ikuti cara TUHAN, jangan kita mengambil jalan masing-masing,
jangan kita menuruti keinginan di hati saja, sementara hal itu bertolak
belakang dengan keinginan hati TUHAN.
Jadi, sudah sangat jelas; sengsara dan derita dari
penjara akan dialami gereja TUHAN, pemuda remaja, sampai pada kedudukan yang
serendah-rendahnya, itulah pengalaman kematian. Tetapi ini merupakan jalur
khusus, jalur spesial, untuk selanjutnya nanti kita dipermuliakan
setinggi-tingginya, seperti Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga,
seperti yang tertulis di dalam Efesus 4:7-10; Dia sudah ditinggikan, Dia
juga sudah turun ke dunia yang paling terdalam untuk membebaskan tawanan.
Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, itu karena ia
dituduh melakukan kesalahan yang tidak ia lakukan; tetapi semua itu terjadi
atas seijin TUHAN. Pendeknya, Yusuf diijinkan masuk melalui jalur khusus.
sengsara tanpa dosa adalah jalur khusus bagi kehidupan muda remaja, supaya
kelak dipermuliakan bersama-sama dengan TUHAN.
Jadi, Yusuf dipenjarakan itu karena seijin TUHAN,
sebab itu merupakan jalur khusus; dan justru lewat penjara itu nanti, Yusuf
menjadi pengurus yang baik.
Kejadian 39:22
(39:22) Sebab itu kepala
penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada
Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang
mengurusnya.
Lewat penjara itu, Yusuf menjadi pengurus yang baik.
Lewat pengalaman kematian atau sengsara sebagai lembah yang terdalam, itu
merupakan jalur khusus supaya kita menjadi pengurus yang baik.
Bukankah TUHAN sudah percayakan karunia-karunia Roh
Kudus? Bukankah TUHAN sudah percayakan jabatan-jabatan di tengah-tengah ibadah
pelayanan ini? Itu semua bertujuan supaya kita menjadi pengurus yang baik di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini.
Sekali lagi saya sampaikan, bahwa: Pengalaman
kematian, sengsara yang terdalam, itu adalah jalur khusus. TUHAN ijinkan hal
itu terjadi, supaya kita semua menjadi pengurus yang terbaik, sesuai
karunia-karunia, sesuai jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN. Tidak
mungkin kita menjadi pengurus yang baik, pelayan yang baik, kalau kita tidak
berada dalam sengsara yang terdalam, itulah pengalaman kematian.
Jadi, Yusuf diijinkan untuk masuk bahkan dilemparkan
ke dalam penjara, dilemparkan ke dalam lembah sengsara yang terdalam, supaya ia
menjadi pengurus yang terbaik; dan itu merupakan jalur khusus, supaya kelak
kita dipermuliakan.
Kejadian 39:23
(39:23) Dan kepala penjara
tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN
menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Oleh penyertaan TUHAN, apa pun yang dikerjakan oleh
Yusuf, dibuat TUHAN berhasil.
Singkatnya, penjara adalah tempat yang baik untuk
menjadi pengurus yang baik, dan berhasil dalam segala pekerjaannya, sampai pada
akhirnya berhasil dalam pemerintahan. Jadi singkatnya, TUHAN sedang
menetapkan jabatan kepada Yusuf.
Ketika Yusuf dimasukkan (dilemparkan_ ke dalam lembah
yang terdalam -- dimasukkan ke dalam penjara, masuk dalam pengalaman kematian
--, sebetulnya TUHAN sedang menetapkan sebuah jabatan yang baik kepada Yusuf,
supaya kelak dia menjadi pengurus yang baik di dalam pemerintahan di negeri
yang begitu besar, itulah Mesir.
Jadi, pengalaman kematian itu sedang menetapkan sebuah
jabatan yang baik, supaya kita semua menjadi pengurus yang baik apabila TUHAN
sudah tetapkan jabatan yang baik, sesuai dengan jabatan yang ditetapkan oleh
TUHAN.
Oleh sebab itu, jangan kita bersungut-sungut. Jangan
biarkan mulut terbuka. Kalau pun sedang berada dalam lembah yang terdalam,
kalau pun harus mengalami pengalaman kematian (jalur khusus), maka biarlah kita
tetap berdiam diri saja, sebab orang-orang pilihan ditentukan untuk melewati
jalur khusus; taat kepada Yesus dan mengalami percikan darah. TUHAN sedang
menetapkan sebuah jabatan, supaya kelak menjadi seorang pengurus yang baik
dalam sebuah pemerintahan yang besar.
Tidak baik untuk membuka mulut di dalam pengalaman kematian;
tidak baik mencari alasan untuk membenarkan diri karena tanpa sadar merugikan
diri sendiri; tetapi biarlah kita berada di dalam penyerahan diri sepenuh.
Lihatlah, ketika TUHAN ijinkan Yusuf dilemparkan ke
dalam penjara, sebetulnya TUHAN sedang tetapkan sebuah jabatan kepada dia,
supaya kelak dia menjadi pengurus di dalam pemerintahan yang besar. Jadi,
jangan kita mudah tersinggung dengan rencana TUHAN yang indah ini.
Intinya: Di dalam penjara, Yusuf mendapat penghormatan
dari orang-orang yang ada di sekelilingnya dan mendapat kepercayaan untuk
mengatur seluruh penjara; ini merupakan suatu penghormatan walaupun dalam
suasana kematian.
Sama seperti Yesus, waktu Ia mati, Yesus tidak dikubur
sembarangan, tetapi Ia mendapat penghormatan. Jadi, nubuatan sengsara dalam
penjara, sengsara dalam pengalaman kematian, hal itu jelas digenapi oleh
pribadi Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu; waktu Yesus mati, Ia tidak
dikuburkan di sembarang tempat.
Matius 27:57-60
(27:57) Menjelang malam
datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf
dan yang telah menjadi murid Yesus juga. (27:58) Ia pergi menghadap
Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya
kepadanya. (27:59) Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya
dengan kain lenan yang putih bersih, (27:60) lalu membaringkannya
di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan
sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia.
Lukas 23:50-56
(23:50) Adalah seorang yang
bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar. (23:51)
Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari
Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. (23:52)
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. (23:53) Dan sesudah
ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu
membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum
pernah dibaringkan mayat. (23:54) Hari itu adalah hari persiapan dan
sabat hampir mulai. (23:55) Dan perempuan-perempuan yang datang
bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu
dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. (23:56) Dan pada hari Sabat mereka
beristirahat menurut hukum Taurat, (23:56) Dan setelah pulang, mereka
menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.
Markus 15:42-46
(15:42) Sementara itu hari
mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. (15:43)
Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis
Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah,
memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. (15:44)
Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala
pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. (15:45) Sesudah
didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada
Yusuf. (15:46) Yusuf pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan
mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia
membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian
digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.
Singkatnya: Waktu Yesus mati, Ia dikuburkan di kuburan
orang kaya, yaitu Yusuf, dari Arimatea, yang adalah Majelis Besar dari orang
yang terkemuka yang menanti-nantikan Kerajaan Sorga.
Tidak berhenti sampai di situ …
Yohanes 19:38-41
(19:38) Sesudah itu Yusuf
dari Arimatea -- ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut
kepada orang-orang Yahudi -- meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan
menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu
datanglah ia dan menurunkan mayat itu. (19:39) Juga Nikodemus
datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia
membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima
puluh kati beratnya. (19:40) Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya
dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut
adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (19:41) Dekat tempat di mana
Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru
yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang.
Di dalam Injil Yohanes ini, kematian Yesus dilengkapi
oleh Nikodemus dengan;
-
Campuran minyak mur dan
minyak gaharu lima puluh kati beratnya.
-
Juga membubuhi dengan
rempah-rempah.
Artinya, dalam lembah sengsara, lembah yang terdalam,
TUHAN akan selalu menyatakan kuasa-Nya untuk gereja TUHAN, untuk pemuda remaja
yang dikasihi-Nya, asal lembah yang ditempuh itu sesuai dengan kehendak Allah,
bukan sengsara karena dosa.
Lihat, tadi kita sudah membaca, lewat kematian Yesus,
Ia telah menyediakan dua hal:
1. Campuran
minyak mur dan minyak gaharu lima puluh kati beratnya. Jelas ini
berbicara tentang pengurapan; TUHAN menyediakan pengurapan lewat kematian-Nya,
lewat lembah yang terdalam. TUHAN urapi kita semua supaya menjadi imamat rajani
untuk melayani TUHAN dan pekerjaan-Nya.
2. Juga
membubuhi dengan rempah-rempah. Kemudian, lewat pengalaman kematian
Yesus, TUHAN sudah menyediakan penyembahan yang besar, supaya kehidupan kita
semua menjadi mezbah dupa besar, menjadi rumah doa bagi segala suku, kaum,
bahasa dan bangsa, lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Lewat pengalaman kematian, TUHAN sudah sediakan
pengurapan; lewat pengalaman kematian, TUHAN sudah sediakan penyembahan, penyerahan
diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
TUHAN sudah sediakan segala sesuatunya;
-
Baik pengurapan, untuk
kita dimampukan melayani pekerjaan TUHAN.
-
Baik juga penyembahan,
untuk kita menyerah sepenuhnya kepada kehendak Allah.
-
Baik juga keberhasilan,
supaya kita menjadi pengurus yang baik. Tuhan tetapkan sebuah jabatan di tengah
ibadah pelayanan, supaya menjadi pengurus yang baik dan berhasil dalam segala
hal.
Jadi, jelas, Yesus tidak dikubur di sembarang tempat,
tetapi betul-betul dikubur di kuburan milik orang yang kaya. Ini artinya,
perhatian khusus kepada pemuda remaja; kehidupan yang sangat dikasihi
betul-betul diperhatikan oleh TUHAN, asal betul-betul berada di lembah yang
terdalam dengan mulut yang tidak terbuka, sebagai tanda penyerahan diri
sepenuh.
Ijinkan TUHAN menjadi hakim yang menentukan segala
sesuatu, menentukan segala perkara. TUHAN akan tentukan perkara-perkara yang
ajaib, asal kita mau mengangkat dua tangan, menyerahkan diri sepenuhnya,
menjadi pengurus yang baik, karena TUHAN sudah tetapkan jabatan yang baik di
tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan.
Kita kembali membaca Efesus 4.
Efesus 4:10
(4:10) Ia yang telah turun,
Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan
segala sesuatu.
Lembah yang terdalam akan memenuhkan segala sesuatu.
Sengsara tanpa dosa atau mengalami percikan darah akan memenuhkan segala
sesuatu. Tidak usah kuatir, sebab Dia akan memenuhkan segala sesuatu, baik masa
depan, jodoh, semua dipenuhkan, tidak ada suatu perkara yang tidak TUHAN
kerjakan dalam kehidupan kita, sebab dalam lembah yang terdalam, TUHAN
memenuhkan segala sesuatu oleh karena percikan darah atau sengsara tanpa dosa.
Tidak bosan rasanya untuk mengulang kata-kata ini: Dalam
lembah yang terdalam, TUHAN memenuhkan segala sesuatu, bukan saja soal
keuangan, bukan saja soal masa depan, tetapi segala sesuatu akan TUHAN
penuhkan, asal mulut tidak bersuara.
Filipi 1:20
(1:20) Sebab yang sangat
kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh
malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan
nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh
matiku.
Rasul Paulus berkata: “ … bahwa aku dalam segala
hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun
sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku,
maupun oleh matiku.” Baik hidup atau pun mati, nama TUHAN senantiasa
dipermuliakan; oleh sebab itu, tidak perlu malu ketika kita berada dalam lembah
yang terdalam.
Filipi 1:21
(1:21) Karena bagiku hidup
adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Sebab hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan. Jadi, kalau kita berada dalam lembah yang terdalam, sengsara
tanpa dosa, atau mengalami percikan darah, itu adalah keuntungan dan
keberhasilan yang akan menyusul.
Kejadian 39:23
(39:23) Dan kepala penjara
tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN
menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Kepercayaan TUHAN sangat besar, bukan saja TUHAN yang
mempercayakan kita, tetapi kepala penjara, orang-orang yang disekeliling kita
percaya kepada kita. Segala sesuatu dipercayakan kepada kita.
Saya teringat, ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar,
jelas sekali dalam Kejadian 39:9 dikatakan: “bahkan di rumah ini ia
tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya
kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya.” Segalanya
dipercayakan kepada Yusuf, tidak kurang sesuatu apapun.
Kalau TUHAN sudah mempercayakan kepada kita, maka
kepercayaan TUHAN itu tidak tanggung-tanggung, bahkan milik orang lain pun
TUHAN percayakan, tidak tanggung-tanggung; asal betul-betul berada dalam lembah
yang terdalam dengan mulut tidak terbuka. Jangan mati, tetapi mulut bersuara;
justru orang akan menjauh -- tidak disukai -- karena takut melihat keadaan
demikian, tetapi biarlah kita melewati jalur khusus.
Atas seijin TUHAN, kita berada di dalam penjara dunia.
Tetapi lihat, kematian Yesus telah menawan penjara, sehingga gereja TUHAN
dibebaskan dari dosa dunia. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI
PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U.
Sitohang
No comments:
Post a Comment