IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 11 JUNI 2020
KITAB RUT
(Seri: 96)
Subtema: MENYANGKAL KARENA MENGABAIKAN
FIRMAN TUHAN
Shalom.
Selamat
malam bagi kita semua. Salam sejahtera dan bahagia, salam kasih dalam TUHAN
kita Yesus Kristus.
Mari kita
mohonkan kemurahan dari hati TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya
bagi kita. Saya tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak TUHAN, hamba TUHAN yang
sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Segera saja
kita memeriksa firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
perjamuan suci, dari KITAB RUT. Kita akan memperhatikan Rut 2:21, namun ayat
21 ini terkait dengan ayat 20.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada
menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela
mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang
mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat
kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Lagi kata
Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang
yang wajib menebus kita." Singkatnya, Naomi menjelaskan kepada Rut,
menantunya itu, bahwa Boas adalah kaum kerabat atau saudara terdekat mereka; ialah
salah seorang yang wajib menebus mereka, sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku di Israel, yang ditulis dengan jelas di dalam Imamat
25:24-25.
Kemudian,
nubuatan ini -- yaitu kaum kerabat atau saudara terdekat sebagai salah seorang
yang wajib menebus -- telah digenapi oleh Yesus, Anak Allah, dua ribu tahun
yang lalu. Hal ini ditulis dengan jelas dalam Injil Matius 20:28, “Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang -- terhadap
orang-orang yang terjual kepada maut, seperti Rut dan Naomi --” Berarti, orang
yang melayani TUHAN, mengambil bagian di tengah ibadah dan pelayanan, sudah
seharusnya siap untuk mengorbankan segala-galanya, mengorbankan segala
sesuatunya, dengan lain kata; hidup matinya dipersembahkan hanya untuk TUHAN
saja.
Jadi, kita
datang menghadap TUHAN dan berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dengan
satu tujuan, yaitu untuk melayani TUHAN, bukan untuk dilayani. Berarti, kita
melayani TUHAN dengan tidak ada kepentingan, tidak ada motivasi, dan lain
sebagainya.
Selanjutnya,
kita akan memasuki ayat 21.
Rut 2:21
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu:
"Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai
mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."
Setelah
mendengarkan penjelasan dari Naomi, mertuanya itu, sontak saja Rut teringat
kembali dengan perkataan Boas.
Jadi, Rut
2:21 sama dengan Rut 2:8.
Boas rohani,
itulah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, di mana perkataan-Nya selalu diingat
oleh murid-murid-Nya.
Contoh
peristiwa:
a. Satu kali pada Injil Matius.
b. Dua kali pada Injil Lukas.
c. Tiga kali pada Injil Yohanes.
Contoh
peristiwa BAGIAN A: Satu kali pada Injil Matius telah diterangkan
pada mingggu yang lalu, secara khusus Matius 26:75.
Sekarang
kita akan melihat keterangan dari contoh peristiwa BAGIAN B: Dua kali
pada Injil Lukas.
Pada Injil
Lukas, ada dua kali contoh peristiwa ketika murid-murid teringat dengan perkataan
Yesus, antara lain:
YANG
PERTAMA.
Lukas 22:61
(22:61) Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus.
Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya:
"Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal
Aku."
“Maka
teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya ...” Inilah hal yang
pertama yang diingat oleh murid-murid Yesus, secara khusus diingat oleh Simon
Petrus.
Sebetulnya,
hal yang pertama pada Injil Lukas ini, telah disampaikan pada minggu yang lalu,
sebab kisah ini sesuai dengan contoh peristiwa satu kali pada Injil
Matius, tepatnya Matius 26:75.
Kembali kita
membaca ayat 61.
Lukas 22:61
(22:61) Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus.
Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam
berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
“Sebelum
ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” Inilah perkataan Yesus yang pertama pada Injil
Lukas 22, yang diingat oleh murid-murid, secara khusus diingat oleh Simon
Petrus.
Mari kita
melihat PENYANGKALAN SIMON PETRUS sebanyak tiga kali.
Lukas
22:56-60
(22:56) Seorang hamba perempuan melihat dia duduk
dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini
bersama-sama dengan Dia." (22:57) Tetapi Petrus menyangkal,
katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!" (22:58) Tidak
berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga
seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"
(22:59) Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas:
"Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang
Galilea." (22:60) Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak
tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia
berkata, berkokoklah ayam.
Simon Petrus
menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, antara lain:
Penyangkalan
YANG PERTAMA, pada Lukas 22:57, di mana Petrus berkata: "Bukan,
aku tidak kenal Dia!"
Penyangkalan
Petrus yang pertama ini menunjukkan bahwa Simon Petrus tidak mengakui bahwa ia
pernah bersama-sama dengan Yesus kurang lebih 3.5 (tiga setengah) tahun
lamanya. Dalam kurun waktu 3.5 (tiga setengah) tahun, sebenarnya Simon Petrus
telah menikmati hal-hal yang indah ketika bersama-sama dengan Yesus.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
I. Simon Petrus menikmati dan menerima
pemberian.
Yohanes
1:40-43
(1:40) Salah seorang dari keduanya yang mendengar
perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. (1:41)
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya:
"Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." (1:42) Ia
membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon,
anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
(1:43) Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke
Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah
Aku!"
Pada waktu
perkenalan pertama, kepada Simon, Yesus memberi nama baru, yaitu Kefas,
artinya; Petrus.
Wahyu 2:17B
(2:17) Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang,
kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan
kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang
tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."
“Barangsiapa
menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi …” Diberikan
manna yang tersembunyi, artinya; TUHAN nyatakan pembukaan Firman TUHAN.
Selain itu,
“ … Dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya
tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang
menerimanya.” TUHAN mengaruniakan batu putih kepada kita, yang di atasnya
tertulis nama baru.
TUHAN
terus-menerus membaharui kita dengan kuasa Firman Allah dan kuasa Roh Kudus,
dan nama kita juga turut dibaharui. Mengapa demikian? Mengapa nama kita harus
dibaharui? Alasannya ialah, karena sekarang ini nama kita tidak bisa dibawa ke
sorga, sebab sudah banyak dosa yang kita lakukan dengan nama itu. Untuk bisa
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, maka nama itu harus diganti dengan “nama baru”.
Contoh:
Abraham menerima nama baru dari TUHAN, di mana peristiwa (kisah) itu ditulis
dalam Kejadian 17:5. Sebelum menerima janji dari Allah, nama Abraham
adalah Abram. Nama “Abram” diganti dengan nama “Abraham”, di mana di tengahnya
disisipkan huruf “H”. Huruf “H” menunjuk kepada “YAHWEH”, itulah nama Allah.
Jadi, nama Abram di tengah-tengahnya disisipkan huruf “H”. Lalu, pemberian nama
baru itu disahkan pada saat penyunatan, di mana peristiwa (kisah) itu ditulis
dalam Kejadian 17:11.
Sekali lagi
saya sampaikan dengan tandas, bahwa: Sekarang ini nama kita ini tidak bisa
dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, karena kita sudah berdosa bersama dengan
nama itu. Maka, mau tidak mau, nama itu harus diganti dengan “nama baru.”
Tetapi puji
TUHAN, kepada kita telah dikaruniakan batu putih, yang di atasnya tertulis
nama baru. TUHAN terus menerus membaharui kita lewat Firman Allah yang berkuasa
dan Roh Kudus, juga membaharui nama kita sampai kita menerima nama baru.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
II. Simon
Petrus menerima kepercayaan.
Matius
4:18-20
(4:18) Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur
danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut
Petrus, Andreas, dan saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab
mereka penjala ikan. (4:19) Yesus berkata kepada mereka: "Mari,
ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (4:20) Lalu
mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Petrus
dipanggil dan dijadikan sebagai penjala manusia. Untuk menjadi pelayan-pelayan
TUHAN, itu merupakan suatu kepercayaan dari TUHAN kepada seorang hamba TUHAN.
Oleh sebab itu, hargailah apa yang sudah dipercayakan oleh TUHAN dengan
sungguh-sungguh, jangan bermain-main.
Syarat untuk
menjadi hamba TUHAN:
1. Meninggalkan jalanya. Berarti, melepaskan segala perkara-perkara
lahiriah, melepaskan segala perkara yang ada di bumi; semuanya itu
ditinggalkan.
2. Mengikut Dia atau mengikut TUHAN. Praktek mengikut TUHAN ialah menyangkal
diri, memikul salib, ikut TUHAN.
- Menyangkal diri, sama dengan; tidak bermegah, tidak sombong,
sekalipun memiliki kelebihan-kelebihan.
- Memikul salib, berarti; bertanggung jawab di tengah ibadah dan
pelayanan, apapun kepercayaan TUHAN tetap bertanggung jawab.
- Ikut TUHAN, berbicara tentang; pengalaman kematian, sama seperti
benih gandum yang jatuh ke tanah dan mati.
Ø
Jatuh ke tanah, itu berbicara tentang; kerendahan hati.
Ø
Mati, berarti;
daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan
daging di tengah ibadah dan pelayanan.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
III. Simon
Petrus menerima dan ditetapkan sebagai Rasul.
Matius
10:1-2
(10:1) Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan
memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan
segala penyakit dan segala kelemahan. (10:2) Inilah nama
kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan
Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
Petrus
bersama dengan murid-murid Yesus yang lain diutus sebagai Rasul; dan di
tengah-tengah pengutusan itu, mereka menerima kuasa dari TUHAN, sehingga
berkuasa untuk mengadakan mujizat -- sehingga yang sakit sembuh, dan juga
berkuasa untuk mengusir setan.
Jadi, jelas
bahwa hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus
adalah di mana Petrus menerima dan ditetapkan sebagai rasul dan menerima kuasa
di tengah-tengah pengutusannya.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
IV. Simon
Petrus menerima dan merasakan mujizat dan pertolongan TUHAN.
Matius
14:27-31
(14:27) Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka:
"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (14:28) Lalu Petrus
berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang
kepada-Mu berjalan di atas air." (14:29) Kata Yesus:
"Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air
mendapatkan Yesus. (14:30) Tetapi ketika dirasanya tiupan angin,
takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah
aku!" (14:31) Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan
berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Pada ayat
29, di sini kita melihat; Simon Petrus berjalan di atas air. Namun, pada ayat
30, Petrus tenggelam lalu berteriak minta tolong kepada Yesus. Dan pada ayat
31, Yesus segera mengulurkan tangan-Nya untuk memberi pertolongan kepada
Simon Petrus. Dengan demikian, Simon Petrus menerima dan merasakan mujizat dan
pertolongan TUHAN; inilah bagian yang dialami oleh Simon Petrus selama 3.5
(tiga setengah) tahun bersama-sama dengan Yesus.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
V. Simon
Petrus menerima pengetahuan yang benar dari Allah.
Matius
16:15-17
(16:15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka:
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (16:16) Maka jawab
Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
(16:17) Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di
sorga.
Jawab Simon
Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Arti rohaninya,
Simon Petrus mengenal Yesus secara lengkap, atau yang disebut juga dengan Injil
Sepenuh, itulah Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
“Mesias,
Anak Allah yang hidup”, kalimat ini dibagi menjadi dua bagian:
Bagian
Pertama: “Mesias”, artinya; Yang Diurapi. Di dalam Alkitab,
secara khusus Perjanjian Lama, ada tiga pemimpin yang diurapi oleh TUHAN, yaitu
raja, imam, nabi.
1. Raja =
Injil Matius, yang berbicara tentang; kewibawaan dan kemuliaan Yesus
sebagai Raja.
2. Imam-imam =
Injil Markus, yang berbicara tentang; kebangkitan Yesus sebagai hamba.
3. Nabi =
Injil Lukas, yang berbicara tentang; sengsara Yesus sebagai manusia.
Tetapi, tiga
hal di atas belum lengkap; oleh sebab itu, barulah dilengkapi (dilanjutkan)
dengan kalimat pada bagian yang kedua.
Bagian
Kedua: “Anak Allah yang hidup” = Injil Yohanes, yang
berbicara tentang; keadilan dan kebenaran dari Allah.
Inilah Injil
Sepenuh; dengan lain kata, Simon Petrus mengenal Yesus secara lengkap, atau
yang disebut Injil Sepenuh. Inilah landasan hidup gereja TUHAN di dalam
mengikuti TUHAN. Oleh sebab itu, jangan kita keliru di dalam hal mengikuti
TUHAN, kita harus memiliki landasan yang benar. Landasan hidup dari gereja
TUHAN, itulah Injil Sepenuh.
Matius
16:13-14
(16:13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea
Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak
Manusia itu?" (16:14) Jawab mereka: "Ada yang mengatakan:
Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan:
Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
Ketika Yesus
bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia
itu?" Jawab murid-murid Yesus ialah:
-
“Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis.” Berarti, pengakuan orang lain tentang
Yesus adalah sebagai orang yang besar; tetapi, ini belum cukup untuk dijadikan
sebagai landasan hidup gereja TUHAN di dalam hal mengikuti TUHAN.
-
“Ada juga yang mengatakan: Elia." Berarti, pengakuan orang lain tentang
Yesus adalah sebagai yang memiliki kuasa, sebab Elia sanggup untuk menurunkan
api dari langit ke bumi dan juga menutup langit supaya jangan turun hujan.
Tetapi, ini pun belum cukup dijadikan sebagai landasan hidup dari gereja TUHAN
di dalam hal mengikuti TUHAN.
-
“Ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang
dari para nabi.” Berarti,
pengakuan orang lain tentang Yesus adalah sebagai seorang hamba TUHAN atau nabi
yang bernubuat; tetapi, ini juga belum cukup dijadikan sebagai landasan hidup
dari gereja TUHAN di dalam hal mengikuti TUHAN.
Sebagai orang
yang besar, itu belum cukup dijadikan landasan hidup dari gereja TUHAN.
Sebagai orang yang berkuasa, juga belum cukup dijadikan landasan hidup
dari gereja TUHAN. Sebagai seorang yang pandai bernubuat, hal itu juga belum
cukup untuk dijadikan landasan hidup dari gereja TUHAN.
Tetapi yang
benar untuk dijadikan sebagai landasan hidup dari gereja TUHAN adalah Injil
Sepenuh, itulah Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Dan Injil Sepenuh dapat dilihat
dari ungkapan atau jawaban dari Simon Petrus kepada Yesus, yaitu: “Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Matius 16:17
(16:17) Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah
engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Intinya,
Simon Petrus menerima pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, yang ia
peroleh dari Allah Bapa.
Biarlah
kiranya kita benar-benar memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
berarti; mencapai kepada kedewasaan yang penuh. Kalau gereja TUHAN dewasa
rohani, maka tandanya ialah kuat, tidak mudah goyah, tidak mudah dipengaruhi
oleh hal-hal yang tak suci.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
VI. Simon
Petrus melihat Yesus ketika dipermuliakan di atas gunung yang tinggi.
Kisah ketika
Simon Petrus melihat Yesus dipermuliakan di atas gunung yang tinggi itu ditulis
dalam Injil Matius 17:1-13.
Melihat
Yesus dimuliakan, menunjukkan bahwa Simon Petrus telah melewati pengalaman kematian
dan kebangkitan Yesus Kristus. Yesus, Anak Allah, tidak mungkin dipermuliakan
di tempat yang tinggi, kalau Ia tidak melewati pengalaman kematian dan
kebangkitan.
Kolose 3:1-4
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan
bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus
ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang
di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu
tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (3:4) Apabila
Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan
menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Kalau kita
bertekun di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, maka
kita pun kelak dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Praktek tekun dalam
kematian dan kebangkitan ialah mencari dan memikirkan perkara yang di atas,
bukan perkara yang di bumi atau yang di bawah, itulah perkara-perkara lahiriah.
Perkara di
atas à perkara rohani, yakni ibadah dan
pelayanan.
Oleh sebab
itu, seorang pelayan TUHAN, seorang hamba TUHAN, teramat lebih gembala sidang,
pemimpin rumah TUHAN; di dalam hal melayani Tuhan tidak boleh terikat dengan
perkara lahiriah, sebab itulah yang membuat kita menjadi berat untuk mencari
perkara di atas dan pikiran ini berat untuk memikirkan perkara di atas. Kalau
sudah terikat dengan perkara di bumi, terikat dengan perkara di bawah, terikat
dengan perkara lahiriah, terikat dengan perkara yang ada ini, itulah yang
membuat kita sehingga berat sekali untuk memikirkan perkara di atas, berat
sekali untuk mencari perkara di atas, berat sekali memikirkan ibadah dan
pelayanan yang TUHAN percayakan ini.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
VII. Simon
Petrus didoakan oleh Yesus.
Kisah itu
ditulis di dalam Injil Lukas 22:30-31. Hal itu tidak perlu kita baca
sekarang, karena kisah itu akan kita baca nanti.
Adapun
hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus,
antara lain:
VIII. Simon
Petrus mengalami masa genting bersama dengan Yesus di taman Getsemani.
Peristiwa
itu ditulis di dalam Injil Yohanes 18:10-11.
Itulah semua
hal indah yang dialami dan dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan
Yesus selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Namun oleh karena penyangkalan Petrus
yang pertama, di mana Petrus berkata: "Bukan, aku tidak kenal
Dia!", menunjukkan bahwa Simon Petrus tidak mengakui bahwa ia pernah
bersama-sama dengan Yesus selama kurang lebih 3.5 (tiga setengah) tahun.
Simon Petrus
menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, antara lain:
Penyangkalan
YANG KEDUA, pada Lukas 22:58, di mana Petrus berkata: "Bukan,
aku tidak!"
Lukas 22:58
(22:58) Tidak berapa lama kemudian seorang lain
melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!"
Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"
Penyangkalan
Petrus yang kedua ini menunjukkan bahwa Simon Petrus tidak mengakui dirinya
adalah sebagai salah satu bilangan dari murid-murid atau tidak mengakui dirinya
sebagai salah satu bilangan dari 12 (dua belas) rasul.
Sebetulnya,
penyangkalan yang kedua ini adalah suatu kekeliruan, karena hal ini merugikan
dirinya sendiri.
Kita bandingkan
dengan Yudas Iskariot.
Kisah Para
Rasul 1:16-17
(1:16) "Hai saudara-saudara, haruslah genap
nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang
Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. (1:17) Dahulu ia
termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."
Dahulu,
Yudas termasuk bilangan dari 12 (dua belas) rasul, dan ia turut mengambil
bagian di dalam pelayanan kerasulan.
Perlu untuk
diketahui: Kalau kita ditetapkan sebuah jabatan, lalu mengambil bagian di
tengah-tengah ibadah pelayanan sesuai karunia jabatan yang dipercayakan oleh
TUHAN, sesungguhnya itu adalah suatu kemurahan. Kalau kita menjadi bilangan
TUHAN, itu merupakan kemurahan; sehingga dipercayakan pelayanan kepada kita
semua.
Kisah Para
Rasul 1:18-20
(1:18) -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah
dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya
terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. (1:19) Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem,
sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri
"Hakal-Dama", artinya Tanah Darah --. (1:20) "Sebab ada
tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah
tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.
Tetapi pada
akhirnya; oleh karena kejahatannya, jabatan rasul diambil oleh orang lain,
dengan lain kata; Yudas Iskariot tidak termasuk bilangan dari 12 (dua belas)
rasul. Akibatnya; perkemahannya menjadi sunyi dan tidak ada penghuni di
dalamnya, karena semua isi perutnya tertumpah ke luar. “Tertumpah ke
luar”, berarti tidak ada penghuni di dalamnya, sama dengan; perkemahannya
menjadi sunyi.
Sebagai
gambaran “semua isi perutnya tertumpah ke luar”, antara lain;
Yang
Pertama: Lambung dan usus dua belas jari, menunjuk;
MEJA DAN 12 (DUA BELAS) KETUL ROTI SAJIAN.
Kalau kita
tidak lagi memiliki firman (kehilangan firman), itulah yang membuat hidup kita,
sebagai rumah TUHAN menjadi sunyi.
Yang Kedua: Isi
perut yang lain ialah; Usus, ginjal, hati, limpa à KAKI DIAN
EMAS.
Kalau kita
tidak menjadi terang oleh pengurapan dari kuasa Roh Kudus, itulah yang membuat
kehidupan dari seorang pelayan TUHAN (hamba Tuhan), kehidupan dari seorang
gembala sidang, tidak terkecuali kehidupan dari gereja TUHAN menjadi sunyi.
Dua hal di
atas -- yang pertama dan yang kedua -- merupakan bagian yang ada di dalam
tubuh, pada rongga perut (isi perut), itulah;
1.
Lambung dan usus dua belas jari = Meja dengan 12 Roti.
2.
Usus, ginjal, hati, limpa = Pelita Emas.
Selain isi
perut, juga terdapat bagian yang ada di dalam tubuh.
Yang Ketiga:
Paru-paru à MEZBAH DUPA atau doa penyembahan.
Demikian
juga kalau gereja Tuhan sudah kehilangan doa penyembahan, itulah yang membuat
gereja Tuhan menjadi hidup dalam kesunyian.
Seorang
pelayan TUHAN, imam-imam harus hidup di dalam doa penyembahan, hidup di dalam
penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, untuk taat memikul
salib di tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan; itulah yang TUHAN
tuntut dan TUHAN tentukan dari seorang pelayan TUHAN, supaya dia mampu melayani
TUHAN. Kita tidak mampu melayani TUHAN dengan pengertian manusia daging atau
dengan apa yang kita miliki; tetapi seorang hamba TUHAN, seorang pelayan TUHAN,
imam-imam harus hidup di dalam doa penyembahan, berarti hidup di dalam
penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, taat melakukan
kehendak Allah, taat memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan. Kalau
seorang hamba TUHAN melayani tanpa penyembahan, maka sama dengan melayani tanpa
penyerahan diri, sehingga terbatas kemampuannya.
Jujur saja,
saya ini orang yang bodoh, yang hanya memiliki pendidikan pas-pasan;
saya menyadari hal itu. Karena saya menyadari bahwa kemampuan saya terbatas
(ijazah pas-pasan); oleh sebab itu, saya harus segera berada di ujung
kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan takhta TUHAN, sujud menyembah TUHAN
selama dua sampai tiga jam untuk menantikan pembukaan firman. Jadi kalau
seorang hamba TUHAN kehilangan doa penyembahan, maka perkemahannya (hidupnya)
menjadi sunyi; sekalipun ia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, namun ia
akan menjadi sunyi, gersang, kering-kering rohani.
Yang
Keempat: “Jantung” Ã PETI PERJANJIAN, sebagai pusat pemerintahan
Allah.
Sesuai
dengan Keluaran 25:22, Allah memerintah dan berbicara kepada bangsa
Israel dari atas tutup pendamaian; itulah Peti Perjanjian sebagai pusat
pemerintahan. Demikian juga, darah yang disebarkan melalui urat-urat, dipompa
oleh jantung sebagai pusat pemerintahan.
Hal di atas
-- yang ketiga dan yang keempat -- merupakan bagian yang ada di dalam tubuh,
pada rongga dada, itulah;
1.
Paru-paru à MEZBAH DUPA = Doa Penyembahan.
2.
Jantung à TABUT PERJANJIAN = Takhta Allah.
Demikianlah
bagian yang ada di dalam tubuh yang terdapat pada rongga perut dan rongga dada.
“Rongga
perut” Ã Ruangan Suci, dengan tiga macam alat di
dalamnya:
1. Meja Roti Sajian atau meja dengan dua belas
ketul roti di atasnya.
2. Pelita Emas atau kaki dian dengan tujuh
pelita di atasnya.
3. Mezbah Dupa Emas, itulah doa penyembahan.
Kemudian
“Rongga dada” Ã Ruangan Maha Suci, di mana di dalamnya
terdapat satu alat yang terutama, itulah Tabut Perjanjian, yang berbicara
tentang “jantung” sebagai pusat pemerintahan.
Kalau perut
terbelah, lalu semua isi perutnya tertumpah ke luar, itulah yang membuat
perkemahan menjadi sunyi, karena:
1. Tidak lagi memiliki firman (kehilangan
firman).
2. Tidak menjadi terang oleh pengurapan dari
kuasa Roh Kudus.
3. Tidak hidup di dalam penyerahan diri
sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah (kehilangan doa penyembahan).
4. Allah tidak memerintah dalam hidupnya.
Itulah yang
membuat perkemahan menjadi sunyi, sekalipun berada di tengah-tengah keramaian
kota.
Kisah Para
Rasul 1:21
(1:21) Jadi harus ditambahkan kepada kami
seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan
Yesus bersama-sama dengan kami,
Karena Yudas
Iskariot sudah tidak lagi termasuk bilangan dari 12 (dua belas) rasul, maka
bilangan itu harus ditambahkan supaya genap sama seperti ketika mereka
bersama-sama dengan TUHAN Yesus Kristus.
Kisah Para
Rasul 1:23-25
(1:23) Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf
yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. (1:24)
Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal
hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua
orang ini, (1:25) untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang
ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."
Untuk
mengisi jabatan kerasulan yang ditinggalkan oleh Yudas, maka diusulkan dua
nama, antara lain:
1. Yusuf yang disebut Barsabas.
2. Matias.
Nama-nama
inilah yang diusulkan untuk mengisi kekosongan supaya menggenapi bilangan dari
kesebelas rasul yang ditinggalkan oleh Yudas.
Oleh sebab
itu, mereka berdoa dengan sungguh-sungguh, mereka memohon supaya TUHAN memilih
satu dari antara dua nama yang diusulkan untuk mengisi (menggenapi) bilangan
kesebelas rasul yang ditinggalkan oleh Yudas Iskariot. Mereka memohon dalam
doa, karena mereka mengetahui bahwa TUHAN maha tahu dan melihat isi hati
manusia.
Kisah Para
Rasul 1:26
(1:26) Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang
itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada
bilangan kesebelas rasul itu.
Akhirnya,
yang dipilih lewat undian ialah Matias; ia ditambahkan kepada bilangan
kesebelas rasul itu, sehingga genaplah menjadi dua belas rasul, sama seperti
ketika mereka bersama-sama dengan Yesus.
Kalau TUHAN
memilih Matias, berarti TUHAN melihat hati dari Matias. TUHAN mengenal isi
hati; itu sebabnya, kita ditambahkan sebagai bilangan-Nya TUHAN. Mengapa?
Karena TUHAN melihat hati.
Jadi,
penyangkalan Simon Petrus yang kedua tadi, sesungguhnya sangat merugikan
dirinya, karena penyangkalan Simon Petrus yang kedua ini menunjukkan bahwa ia
tidak mengakui dirinya sebagai salah seorang dari 12 (dua belas) rasul. Padahal
untuk menjadi rasul, harus membuang undi (dipilih lewat undian); itu merupakan
kasih dan kemurahan hati TUHAN.
Kalau kita
dipercayakan dalam bilangan TUHAN, kemudian diberikan suatu jabatan untuk
melayani pekerjaan TUHAN, itu bagaikan kita menerima undian dari TUHAN, itu
adalah kemurahan dari TUHAN. Oleh sebab itu, ayo, sungguh-sungguh, sebab tidak
ada artinya melayani TUHAN kalau kita kehilangan “isi perut”.
Simon Petrus
menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, antara lain:
Penyangkalan
YANG KETIGA, pada Lukas 22:60, di mana Petrus berkata: "Bukan,
aku tidak tahu apa yang engkau katakan."
Artinya,
sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu; ini merupakan penyangkalan yang ketiga
atau puncak dari penyangkalan -- menurut versi Injil Lukas --.
Banyak orang
Kristen, bahkan hamba-hamba TUHAN, pelayan TUHAN dengan model kerohanian yang
semacam ini; dia sudah tahu apa yang harus dia perbuat, dia sudah tahu apa yang
harus dia kerjakan di tengah-tengah ibadah pelayanan, tetapi dia justru
pura-pura tidak tahu. Banyak model hamba TUHAN semacam ini; sudah tahu, tetapi
pura-pura tidak tahu; sebetulnya, itu merupakan puncak penyangkalan kepada
TUHAN.
Saya
berharap sekali, firman ini mendarah daging, sebab banyak di antara kita
mengerti firman TUHAN, tetapi di dalam melayani dan berkorban pura-pura tidak
tahu, padahal sudah tahu. Sebetulnya, itu sangat menyakiti hati TUHAN, sebab
itu adalah puncak penyangkalan. TUHAN sudah penuhkan kita dalam banyak perkara,
tetapi di saat kita seharusnya melayani TUHAN, kita justru pura-pura tidak
tahu, padahal sudah tahu apa yang harus dikerjakan di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan; ini sangat menyakiti hati TUHAN, egois sekali.
“Sudah tahu,
tetapi pura-pura tidak tahu”, menunjukkan;
Yang
Pertama:
1. Tidak melihat = Buta rohani.
2. Egois = Tidak peduli.
3. Malas = Tidur sebentar lagi, mengantuk
sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
“Sudah tahu,
tetapi pura-pura tidak tahu”, menunjukkan;
Yang Kedua: Simon Petrus lupa bahwa dia adalah orang Galilea.
Lukas 22:59
(22:59) Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain
berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia,
sebab ia juga orang Galilea.".
Jadi, “sudah
tahu, tetapi pura-pura tidak tahu” menunjukkan bahwa; Simon Petrus lupa atau
tidak menyadari diri sebagai orang Galilea.
Mari kita
lihat tentang GALILEA.
Matius
4:15-16
(4:15) "Tanah Zebulon dan tanah Naftali,
jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa
lain, -- (4:16) bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang
yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah
terbit Terang."
Perhatikan
penggenapan nubuatan dari nabi Yesaya tentang Galilea, yaitu:
-
Wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam di dalam
kegelapan, namun yang telah melihat Terang yang besar.
-
Negeri yang dinaungi maut, namun telah terbit Terang.
Itulah
tentang Galilea, artinya;
-
Dulu berada (diam) di dalam kegelapan, namun akhirnya
melihat Terang yang besar.
-
Dulu dinaungi oleh maut, tetapi terbit Terang.
Bukankah itu
adalah suatu kemurahan? Tetapi kemurahan inilah yang dilupakan oleh Simon
Petrus. Mengapa Simon Petrus melupakan kemurahan dari TUHAN? Itu karena dia
“sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu”. Banyak di antara kita yang juga
bersikap demikian, banyak hidup orang Kristen yang semacam ini; lupa dengan
kemurahan TUHAN, lupa bahwa ia dahulu berasal dari Galilea rohani.
Dulu kita
ini sama seperti Naomi, yang meninggalkan (menjual) milik pusaka yang
diwariskan, lalu mengambil jalannya sendiri, menuruti keinginan di hati,
walaupun sesungguhnya berlawanan dengan keinginan hati TUHAN, sehingga akhirnya
kehilangan harta yang terindah. Namun akhirnya, dia kembali ke Betlehem,
artinya; dia boleh mengalami penebusan seperti ketentuan dan peraturan yang ditetapkan
dan yang berlaku di Israel, menurut Imamat 25:24-25. Bukankah itu
kemurahan TUHAN? Yesus datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dengan kata lain menyerahkan
nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang-orang yang terjual kepada maut, seperti
Naomi dan Rut; itulah Galilea.
Tetapi
seringkali kita lupakan kemurahan semacam ini. Bukankah dahulu kita berada
dalam kegelapan dosa, lalu oleh kekuatan dua tangan TUHAN yang kuat, kita
ditarik dan sekarang berada dalam terang. Seharusnya, kita mengucap syukur
dengan luar biasa. Kita hanya bisa terharu hari ini, tetapi besok lupa; apalagi
kalau sudah berbicara soal korban, lupa, semua disangkali, sampai kepada puncak
penyangkalan.
Hari ini
kita bisa berkata “Amin”, tetapi besok lupa = “aman”. Hari ini kita berkata
“Haleluya”, tetapi besok “halelupa”. Ibadah semacam ini hanyalah ibadah
keharuan, ibadah rutinitas, ibadah lahiriah, ibadah liturgis, ibadah Taurat;
prakteknya, mulut memuliakan TUHAN, tetapi hatinya jauh dari TUHAN. Tubuh
manusia jasmani dipersembahkan kepada TUHAN, tetapi manusia batiniahnya tidak
dipersembahkan kepada TUHAN; inilah orang yang “sudah tahu, tetapi pura-pura
tidak tahu”.
Kita kembali
memeriksa Injil Lukas 22.
Lukas 22:60
(22:60) Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku
tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia
berkata, berkokoklah ayam.
Kita sudah
melihat penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali. Lalu, setelah Petrus menyangkal
Yesus sebanyak tiga kali, “berkokoklah ayam”.
Lukas 22:61
(22:61) Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus.
Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya:
"Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal
Aku."
Setelah
berkokoklah ayam, lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka, teringatlah Petrus
bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari
ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Yesus mengatakan hal itu
tepatnya ketika percakapan waktu perjamuan malam.
Lukas
22:31-32
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut
untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku
telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau,
jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
Di sini kita
melihat: Iblis menuntut untuk menampi Simon Petrus seperti gandum,
tetapi Yesus telah berdoa untuk Simon Petrus, supaya iman Simon Petrus jangan
gugur. Dan hal itu diberitahukan dengan jelas oleh Yesus kepada Simon Petrus.
Yesus adalah
Imam Besar Agung; sekarang Dia melayani di kemah yang sejati; dan Ia telah
melayani kita, berdoa dan memperdamaikan dosa kita masing-masing, dengan
keluhan dan ratap tangis. Tujuannya adalah supaya iman kita jangan gugur.
Lihat,
reaksi dari Simon Petrus tentang hal itu.
Lukas
22:33-34
(22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia
masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (22:34) Tetapi
Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan
berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal
Aku."
Jawab Petrus
atas pernyataan Yesus pada ayat 31-32 adalah: “Tuhan, aku bersedia
masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Mendengar jawab Petrus,
akhirnya Yesus berkata: “Hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau
tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.”
Kesimpulannya:
Simon Petrus mengabaikan Firman TUHAN yang tertulis pada ayat 31-32; itu
sebabnya, pada ayat 33 Simon Petrus berkata: “Tuhan, aku bersedia
masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Tetapi kenyataannya,
ketika Simon Petrus menghadapi ujian, ketika Iblis menampi dia; Simon Petrus
justru menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, menunjukkan bahwa; Simon Petrus
mengabaikan Firman TUHAN.
Banyak orang
Kristen mengabaikan Firman TUHAN, bahkan hamba TUHAN sendiri banyak mengabaikan
Firman TUHAN, tetapi marilah kita saling mendoakan, supaya kita jangan
mengabaikan nasihat Firman TUHAN, supaya jangan terjadi penyangkalan demi
penyangkalan.
Amsal 8:33
(8:33) Dengarkanlah didikan, maka kamu
menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.
Dengarkanlah
didikan, dengarlah nasihat firman, maka kita
menjadi bijak; oleh sebab itu, jangan mengabaikan didikan Firman TUHAN.
Dan tadi kita sudah melihat; Simon Petrus mengabaikan Firman TUHAN, mengabaikan
nasihat Firman TUHAN.
Amsal 15:32
(15:32) Siapa mengabaikan didikan membuang
dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
Siapa yang
mengabaikan didikan Firman TUHAN, ia membuang dirinya sendiri.
Bangsa
Israel pernah dibuang dua kali:
1. Di Mesir. Artinya, orang yang diperbudak dosa, tanpa hari
perhentian, tanpa ibadah dan pelayanan, sama dengan; terbuang. Juga, orang yang
terikat dengan pekerjaan, diperbudak dengan pekerjaan, sehingga tidak terikat
dengan ibadah pelayanan, sama dengan; terbuang di hadapan TUHAN.
Dan itu
sudah sangat jelas ditulis oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani, secara khusus
Ibrani 10:25-27. Sudah tahu tentang kebenaran, secara khusus kebenaran
tentang tiga macam ibadah pokok, tetapi dengan sengaja meninggalkan salah satu
dari tiga macam ibadah pokok, dengan jelas Rasul Paulus berkata kepada orang
Ibrani: “maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu”, dengan
kata lain; darah Yesus tidak lagi berlaku atas dia = terbuang.
2. Di Babel. Artinya, hidup dalam dosa kenajisan, sama dengan;
terbuang.
Itulah orang
yang terbuang, yaitu orang yang mengabaikan didikan Firman TUHAN.
Pertanyaannya:
Mengapa Simon Petrus mengabaikan Firman TUHAN?
Lukas 22:24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di
antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di
antara mereka.
Murid-murid
atau 12 (dua belas) rasul berusaha atau berlomba-lomba untuk menjadi yang
terbesar. Berarti, jelas bahwa Simon Petrus ini masih mengandalkan manusia dan
kekuatannya.
Jadi, orang
yang mengandalkan manusia dan kekuatannya cenderung mengabaikan Firman TUHAN,
cenderung mengabaikan nasihat atau didikan Firman TUHAN.
Murid-murid
berusaha untuk menjadi yang terbesar, sampai akhirnya terjadi perselisihan
(pertengkaran) di antara mereka; itulah orang yang mengandalkan manusia dan
kekuatannya, pasti di situ ada perselisihan dan iri hati.
1 Korintus
3:3
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi.
Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah
hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup
secara manusiawi?
Kalau ada
iri hati dan perselisihan karena berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar,
menunjukkan bahwa Simon Petrus adalah manusia duniawi yang hidup secara
manusiawi, hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging. Mengandalkan manusia
dan kekuatannya, menunjukkan Simon Petrus adalah manusia duniawi yang hidup
secara manusiawi; itulah sebabnya mengapa Simon Petrus mengabaikan nasihat
firman.
Sebetulnya,
TUHAN sudah jelas berkata: “Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti
gandum”, kemudian Yesus melanjutkan perkataan-Nya: “Tetapi Aku telah
berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” Tetapi Simon Petrus
justru dengan lantang berkata: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati
bersama-sama dengan Engkau!”
Tetapi
kenyataannya, ketika Simon Petrus diperhadapkan dengan ujian dan cobaan, Simon
Petrus gagal dan menyangkali Yesus 3 kali. Jadi, kemampuan dan kekuatan dari
manusia daging itu sifatnya terbatas.
Lukas
22:25-26
(22:25) Yesus berkata kepada mereka:
"Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26)
Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah
menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Melihat
pertengkaran di antara 12 (dua belas) rasul, selanjutnya Yesus memberitahukan
dua jenis pemimpin:
Yang
Pertama: Pemimpin dunia, yaitu;
-
Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
-
Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung.
Jadi, siapa
yang terhebat, siapa yang terbesar, siapa yang terkaya, siapa yang terpintar,
itulah yang disebut pemimpin menurut ukuran dunia, tetapi pemimpin di dalam
TUHAN tidaklah demikian.
Yang Kedua: Pemimpin
di dalam TUHAN, yaitu;
-
Yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling
muda = rendah hati.
-
Pemimpin sebagai pelayan.
Inilah
pemimpin di dalam TUHAN; bukan untuk memerintah (menunjuk-nunjuk), tetapi untuk
melayani TUHAN dengan segala kerendahan hati.
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar:
yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku
ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Menurut
ukuran dunia, yang lebih besar adalah yang duduk makan, tetapi menurut ukuran
TUHAN, seorang pemimpin adalah sebagai pelayan, sama seperti Yesus ada di
tengah-tengah mereka sebagai pelayan.
Singkatnya:
Simon Petrus masih manusia duniawi yang hidup secara manusiawi (menurut pikiran
dan perasaan manusia daging).
Oleh sebab
itu, biarlah kiranya kita betul-betul menjadi pemimpin-pemimpin yang berkenan
di dalam TUHAN;
-
Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
-
Pemimpin sebagai pelayan.
Berarti,
melayani TUHAN disertai dengan segala kerendahan hati.
Kita patut
bersyukur, karena kita mendapat nasihat-nasihat firman pada malam hari ini.
Biarlah firman itu mendarah daging, jangan diabaikan begitu saja.
1 Petrus 5:5
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang
muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah
dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang
congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
“Allah
menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Oleh sebab itu, biarlah kita datang
melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN dengan segala kerendahan hati.
1 Petrus 5:6
(5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah
tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Biarlah kita
masing-masing merendahkan diri di bawah tangan TUHAN yang kuat, supaya kita
ditinggikan-Nya pada waktu-Nya. Saat ini kita sedang berada di bawah tangan
TUHAN yang kuat; jangan sampai kita meninggi-ninggikan diri di hadapan TUHAN,
supaya jangan terjadi gejolak.
Ketika kita
berada di bawah tangan TUHAN yang kuat, kita tidak akan mampu meninggikan diri,
tetapi ketika memaksakan diri untuk selalu meninggikan diri, pasti di situ akan
terjadi gejolak demi gejolak. Oleh sebab itu, biarlah masing-masing kita
menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, berarti mau menghargai nasihat Firman
TUHAN, jangan diabaikan begitu saja.
Tadi kita
sudah melihat Simon Petrus mengabaikan nasihat Firman TUHAN, dengan berkata: “Aku
bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Tetapi
kenyataannya, saat Iblis menampi dia, saat dia dicobai, Simon Petrus justru
menyangkali Yesus sebanyak tiga kali.
Mendengar
pernyataan Petrus, Yesus berkata: “Hari ini ayam tidak akan berkokok,
sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.” Dan ketika perkataan Yesus tergenapi, maka
teringatlah Simon Petrus akan perkataan-perkataan Yesus Kristus, artinya; Simon
Petrus menyesali diri, menyesali kesalahan-kesalahannya.
Malam ini,
nasihat firman telah dinyatakan oleh TUHAN; oleh sebab itu, biarlah kita
terima, biarlah kita membuka hati selebar-lebarnya untuk apa yang sudah kita
terima dari TUHAN. Jangan kita abaikan begitu saja, supaya jangan terjadi penyangkalan
demi penyangkalan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment