IBADAH KAUM
MUDA REMAJA, 13 JUNI 2020
STUDY YUSUF
(Seri: 195)
Subtema: MENGHARGAI KARUNIA PEMBUKAAN
FIRMAN ALLAH
Shalom.
Selamat
malam dan bahagia kiranya menguasai setiap kehidupan kita pribadi lepas
pribadi.
Saya tidak
lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN, terkhusus pemuda
remaja, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, kita mohonkan
kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita malam
ini, untuk mendapatkan pertolongan dari dua tangan kasih TUHAN.
Segera saja
kita memperhatikan STUDY YUSUF, sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum
Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian
41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu,
lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak
Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada
anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama
sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52)
Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah
bagi Yusuf dua orang anak laki-laki:
-
Yang sulung bernama
Manasye.
-
Yang kedua bernama
Efraim.
Selanjutnya, kita akan melihat arti rohani kedua nama
anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Yusuf lupa
sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1. Yusuf lupa
kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa
kepada rumah bapanya.
Kita masih memperhatikan KESUKARAN YUSUF yang dibagi
dalam tiga fase.
-
Fase yang pertama: “Yusuf
tinggal bersama saudara-saudaranya” … Kejadian 37. -- Hal ini sudah
disampaikan beberapa tahun yang lalu --.
-
Fase yang kedua: “Yusuf
di rumah Potifar” … Kejadian 39. -- Kita sudah melalui ini dan
berakhir pada dua minggu yang lalu --.
-
Fase yang ketiga: “Yusuf
berada di dalam penjara” … Kejadian 40.
Kita sudah
memasuki FASE YANG KETIGA, yaitu “Yusuf berada di dalam penjara”.
Untuk fase yang ketiga ini sudah diawali pada akhir
dari Kejadian 39, yaitu Kejadian 39:20-23. Namun satu hal yang
harus kita ketahui adalah sekalipun terpenjara, tetapi Yusuf hampir-hampir
tidak merasakan kesusahan dan kesulitan-kesulitan yang berarti, sekalipun ia
berada pada penjara yang paling dalam, yang disebut dengan liang tutupan.
Dunia ini sendiri merupakan penjara yang sangat besar
bagi gereja TUHAN, bagi kehidupan muda remaja tanpa terkecuali. Namun Yesus,
Anak Allah, telah membebaskan tawanan-tawanan, sesuai dengan Efesus 4:8,
"Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan." Kemudian
pada Efesus 4:9 dikatakan: "Ia telah naik" berarti, bahwa
Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah." Bumi yang
paling bawah, itulah bumi yang terdalam, lembah yang terdalam. Dengan demikian, terjadi kelepasan dosa atau
terbebas dari rongrongan dosa dunia ini.
Pendeknya, keberhasilan dari gereja TUHAN terletak pada
pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, yang juga merupakan
pengalaman dari Yusuf sendiri di dalam penjara -- sebagai gambaran dari
sengsara dan pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus --. Jadi, sekalipun Yusuf
berada di dalam penjara, namun hampir-hampir dia tidak mengalami kesusahan,
hampir-hampir dia tidak mengalami kesulitan yang sangat berarti, sebab
pengalaman kematian itu menawan penjara sehingga terbebas dari belenggu dosa
dunia ini.
Sekarang kita akan memasuki pasal dan ayat yang baru.
Kejadian 40:1-4
(40:1) Sesudah semuanya itu
terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru rotinya membuat kesalahan
terhadap tuannya, raja Mesir itu, (40:2) maka murkalah Firaun kepada
kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala juru roti
itu. (40:3) Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam
penjara tempat Yusuf dikurung. (40:4) Kepala pengawal raja menempatkan
Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka
ditahan beberapa waktu lamanya.
Sementara Yusuf berada dalam penjara, masuk pulalah
dua orang tawanan lain dalam penjara tempat Yusuf dikurung. Adapun kedua orang
itu ialah kedua pegawai istana raja Firaun; keduanya dimasukkan ke dalam
penjara, karena dituduh berbuat makar terhadap Firaun.
Juru apapun kita di tengah ibadah pelayanan ini, --
dengan lain kata -- apapun karunia-karunia dan jabatan yang dipercayakan oleh
TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, jangan sesekali kita
mengadakan makar, memberontak di tengah ibadah dan pelayanan ini di hadapan
TUHAN, apapun yang terjadi.
Adapun kedua pegawai istana raja Firaun itu adalah:
-
Yang pertama ialah
kepala juru minuman raja.
-
Yang kedua ialah kepala
juru roti (makanan) raja.
Namun, dibalik semua peristiwa ini, tentu akan
mengandung makna yang sangat dalam, sekaligus memberi suatu pengertian yang
indah dan manis; dibalik sengsara akan menyusul kemuliaan yang dari sorga, dan
di situ kita akan menikmati segala keindahan-keindahannya. Memang, pengalaman
kematian ini sangat unik, tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia.
Adapun kepala juru minuman dan kepala juru roti
(makanan) itu merupakan bayangan dari pribadi TUHAN Yesus Kristus dalam
korban-Nya di Golgota. Dalam hal ini, Yesus sendiri sudah terlebih dahulu
mengatakannya kepada orang-orang Yahudi dalam Injil Yohanes 6, sebelum
Ia menggenapi nubuatan dari Kejadian 40 ini -- yaitu nubuatan dari pada
mimpi kepala juru minuman dan mimpi dari kepala juru roti (makanan) --.
Biarlah kiranya kita semua berdoa, supaya TUHAN terus
bukakan firman-Nya di tengah-tengah penggembalaan kaum muda remaja, yaitu
firman penggembalaan dari Study Yusuf.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya (pribadi
Allah) menjadi dosa karena kita (orang berdosa).
Roma 8:2
(8:2) Roh, yang memberi
hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum
maut.
Singkatnya, tidak ada penghukuman bagi mereka yang
hidup dalam Kristus Yesus. Dia telah naik, berarti Ia telah turun ke dunia
orang mati (lembah yang terdalam) untuk membebaskan tawanan; jadi siapa yang
hidup dalam Kristus Yesus, maka mereka dimerdekakan dari dosa.
Roma 8:3
(8:3) Sebab apa yang tidak
mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan
oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa
dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman
atas dosa di dalam daging,
Allah telah melakukan pembebasan terhadap dosa dunia
dengan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal; Ia telah menjatuhkan hukuman atas
dosa di dalam daging. Berarti, penghukuman atas dosa telah ditanggung oleh
Yesus sendiri di atas kayu salib. Singkatnya, sesuai dengan nubuatan Yesaya
53:3-4, di atas kayu salib;
-
Yesus mencurahkan darah-Nya
= anggur à kepala juru
minuman.
-
Kemudian, Ia memberikan
tubuh-Nya atau memecah-mecahkan segenap hidup-Nya = roti (makanan) Ã kepala juru roti (makanan).
Sebelum Ia menggenapi nubuatan dari mimpi kedua pegawai
istana di dalam penjara, Yesus sudah mengatakannya kepada orang-orang Yahudi.
Mari kita segera memperhatikan perkara itu di dalam Injil Yohanes 6.
Yohanes 6:51-56
(6:51) Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia." (6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar
antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan
daging-Nya kepada kita untuk dimakan." (6:53) Maka kata Yesus
kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak
makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di
dalam dirimu. (6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55)
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku
adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku
dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Yesus sendiri telah mengakui nubuatan dari nabi Yesaya
53:3-4, juga menggenapi nubuatan dari mimpi kedua pegawai istana raja
Firaun, dan berkata kepada orang-orang Yahudi:
-
Daging-Ku adalah
benar-benar makanan.
-
Darah-Ku adalah
benar-benar minuman.
Jadi;
-
Daging Yesus adalah
bayangan dari juru roti (makanan).
-
Darah Yesus adalah
bayangan dari juru minuman (anggur).
Firaun adalah bangsa kafir, demikian juga kita adalah bangsa
kafir, namun malam ini kita boleh menikmati tubuh dan darah Yesus lewat Ibadah
Kaum Muda Remaja, walaupun kita adalah bangsa kafir.
1 Korintus 1:23-24
(1:23) tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan
dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Yang pasti, salib Kristus maupun salib di Golgota -- yang
merupakan tubuh dan darah Yesus Kristus -- adalah kekuatan Allah dan juga
merupakan hikmat Allah.
Perlu untuk diketahui: Kekuatan yang dari Allah
sifatnya kekal atau selama-lamanya, demikian juga dengan hikmat Allah sifatnya
permanen, bukan semi permanen. Intinya di sini adalah salib di Golgota itu
mendatangkan hikmat dan mendatangkan kekuatan.
Tiada seorang pun akan memperoleh hikmat, kalau salib
Kristus asing bagi dia; tiada seorang pun memperoleh kekuatan, apabila salib
Kristus asing bagi dia. Semakin kita tertindas, kekuatan akan semakin
berkembang; semakin kita tertindas, hikmat Allah pun akan semakin
bertambah-tambah. Oleh sebab itu, bagi kita, salib di Golgota bukanlah sesuatu
yang asing. Biarlah kita, baik saya, maupun kehidupan muda remaja, anak-anak
saya secara rohani, sama-sama belajar untuk berkorban di hadapan TUHAN, supaya
kita memiliki sesuatu yang sangat indah dan berarti, itulah kekuatan Allah dan
hikmat Allah.
Demikian juga dengan kita, bila kita rela masuk di
jalan salib, maka TUHAN ingin memberikan karunia-karunia yang permanen itu;
sebagaimana dengan Yusuf memiliki karunia-karunia oleh karena pengalaman salib,
oleh karena pengalaman kematian, dan oleh karena karunia-karunia itulah Yusuf
menjadi kaya, dan pada akhirnya menjadi seorang yang terhormat.
Yusuf dengan sadar sesadar-sadarnya, ia telah
mengikuti (menempuh) jalur salib; dan itu sudah disampaikan beberapa minggu
yang lalu.
-
Sekalipun Yusuf
dilemparkan ke dalam sumur, ia tetap berdiam diri. Dan dalam kesempatan itu,
jubah yang maha indah miliknya diambil.
-
Kemudian, Yusuf juga
difitnah oleh isteri Potifar, namun ia juga tetap berdiam diri, dan ia
menyerahkan pakaian kebenaran. Sekalipun pakaian kebenaran itu diputar balik;
yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar, namun dalam hal itu pun ia
tetap berdiam diri.
Itu merupakan jalan salib yang ditempuh oleh Yusuf,
maka terang saja jika Yusuf memperoleh hikmat dan kekuatan dari Allah, sehingga
oleh karena hikmat itu Yusuf menjadi kaya dan menjadi seorang yang terhormat
kelak.
Sedikit, sebagai tambahan yang harus kita pahami
tentang karunia:
Hal tentang sembilan karunia ditulis dalam 1
Korintus 12. Namun dari sembilan karunia itu, ada tiga karunia yang
merupakan karunia pembukaan Firman Allah, yaitu:
1. Karunia
hikmat à Rasul.
2. Karunia
pengetahuan à Guru.
3. Karunia
menimbang roh à Gembala.
Kalau gereja
TUHAN atau kehidupan pemuda remaja mau memperhatikannya dengan benar, maka
kehidupan muda remaja akan bertahan dan kuat karena tekanan-tekanan oleh karena
beratnya pergumulan yang kita alami di atas muka bumi ini. Oleh sebab itu;
1. Anak-anak TUHAN harus dapat menghargai
pelayanan dengan jabatan guru, supaya pengetahuan dan pengertian dinyatakan.
2. Anak-anak TUHAN harus dapat menghargai
pelayanan dengan jabatan kerasulan, supaya hikmat dinyatakan.
3. Anak-anak TUHAN harus mencari kesempatan
untuk tergembala dalam satu tempat penggembalaan yang baik dan benar, supaya
kehidupan rohani kita terpelihara, termasuk karunia-karunia dan jabatan yang
dipercayakan di dalam penggembalaan-penggembalaan atau di dalam rumah-rumah
TUHAN.
Namun, bukan
berarti karunia-karunia yang lain tidak penting -- saya tidak katakan demikian
--, yaitu tiga karunia kuasa dan tiga karunia penyembahan; memang, itu semua
penting. Namun mengingat begitu beratnya tekanan yang kita alami selama
mendiami kemah tubuh ini, selama kita tinggal di bumi ini, maka;
-
Dibutuhkan karunia hikmat, dengan menghargai pelayanan
kerasulan.
-
Dibutuhkan karunia pengetahuan, manakala kita
menghargai jabatan guru.
-
Dibutuhkan karunia menimbang roh, manakala kita
betul-betul tergembala dalam satu penggembalaan yang baik dan benar, sehingga
semuanya terpelihara, baik karunia-karunia maupun jabatan-jabatan yang
dipercayakan dalam penggembalaan di dalam rumah-rumah TUHAN.
Jadi, tiga
karunia pembukaan Firman Allah itu sangat penting, mengingat begitu beratnya
tekanan karena banyaknya pergumulan-pergumulan selama kita mendiami kemah tubuh
ini, selama kita tinggal di bumi ini.
2 Korintus
5:2-4
(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh,
karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat
kediaman kita yang sekarang ini, (5:3) sebab dengan demikian kita
berpakaian dan tidak kedapatan telanjang. (5:4) Sebab selama masih diam
di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena
kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya
yang fana itu ditelan oleh hidup.
Selama kita
masih diam di dalam kemah tubuh ini, yang pasti kita mengeluh karena banyaknya
tekanan, dengan demikian kita tidak mungkin dapat menerima kenyataan pahit
semacam ini, jikalau kita tidak memiliki tiga karunia yang telah saya sampaikan
di muka tadi, itulah karunia pembukaan, antara lain;
1. Hikmat, sebagai hasil dari pelayanan
kerasulan.
2. Pengetahuan, sebagai hasil dari pelayanan
seorang guru.
3. Menimbang roh, sebagai hasil dari pelayanan
seorang gembala.
Oleh sebab
itu, kita harus menghargainya dengan baik, kita harus menghargainya dengan
sungguh-sungguh.
2 Korintus
5:7-8
(5:7) -- sebab hidup kami ini adalah hidup
karena percaya, bukan karena melihat -- (5:8) tetapi hati kami
tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada
Tuhan.
Di dalam
tekanan yang berat, Rasul Paulus dapat bertahan, sebab dalam pengakuannya itu
ia berkata: “Hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena
melihat, tetapi hati kami tabah.”
Tidak ada
seorang pun yang dapat tabah manakala mendapat tekanan oleh karena beratnya
pergumulan selama hidup di atas muka bumi ini, selama mendiami kemah tubuh ini.
Namun untuk menjadi orang yang percaya dan menjadi orang yang tabah, tentunya
dibutuhkan karunia hikmat, karunia pengetahuan, serta karunia dapat menimbang
roh -- atau dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik --.
2 Korintus
5:10
(5:10) Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut
diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat.
Oleh sebab
itu, semua harus menghadap takhta penghakiman Kristus, supaya setiap orang
memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam
hidup ini, baik ataupun jahat. Singkatnya, setiap orang akan menghadapi takhta
penghakiman, dan dia akan dihakimi pada hari TUHAN sesuai dengan perbuatannya.
Maka, untuk mempersiapkan diri di dalam hal menghadapi takhta penghakiman,
jelas;
-
Dibutuhkan karunia hikmat, sebagai hasil pelayanan
dari kerasulan.
-
Dibutuhkan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
sebagai hasil pelayanan dari jabatan guru.
-
Dibutuhkan karunia menimbang roh, sebagai hasil
manakala kita menghargai penggembalaan.
Jadi, untuk
mempersiapkan diri manakala kita harus menghadapi hari TUHAN, menghadapi takhta
penghakiman, maka dibutuhkan tiga karunia ini, dan itu sangat penting sekali.
Tiadalah mungkin kita dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, kalau
kita tidak memiliki karunia menimbang roh; oleh sebab itu, hargailah jabatan
gembala demi masa depan yang indah.
Kita kembali
membaca Kejadian 40.
Kejadian
40:5-8
(40:5) Pada suatu kali bermimpilah mereka
keduanya -- baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan
dalam penjara itu -- masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan
mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri. (40:6) Ketika pada waktu
pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah
hati. (40:7) Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun
yang ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah
hari ini mukamu semuram itu?" (40:8) Jawab mereka kepadanya:
"Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya."
Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti
mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."
Pada suatu
kali, bermimpilah kepala juru minuman dan kepala juru roti pada malam yang
sama. Namun mereka tidak memahami arti mimpi masing-masing, yang sebenarnya
mengandung arti rohani. Akibatnya, keduanya bermuka muram, sebab keduanya
bersusah hati -- apa yang ada di dalam hati, itu terpancar pada raut wajah --.
Kita tentu
sangat membutuhkan pembukaan Firman TUHAN, sebab apabila terjadi pembukaan
Firman TUHAN, maka segala pintu yang tertutup akan terbuka, dengan lain kata;
segala persoalan selesai, masalah selesai, sebab tidak ada persoalan yang tidak
dapat diselesaikan oleh pembukaan rahasia Firman TUHAN. Berbeda dengan orang
yang mengalami pergumulan tanpa penyelesaian masalah, mengalami pergumulan yang
berat tanpa solusi, tanpa ada jalan keluar; inilah yang membuat seseorang susah
hati dan bermuka muram, berarti lahir batin menderita, lahir batin mengalami
kesusahan.
Tetapi perhatikanlah
kembali ayat 8B.
Kejadian
40:8B
(40:8) Jawab mereka kepadanya: "Kami
bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata
Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?
Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."
Yusuf
berkata kepada keduanya: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?”
Artinya, TUHAN sanggup membukakan rahasia firman, dengan kata lain, sanggup
menyelesaikan segala pergumulan-pergumulan dan persoalan yang sangat menghimpit
sekali. Oleh sebab itu, Yusuf kembali berkata kepada kedua pegawai raja Firaun:
“Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku.” Dengan demikian, Yusuf
memberi suatu harapan, lewat pengertian dan hikmat Allah yang dia miliki.
Jadi, jelas
bahwa kita sangat membutuhkan pembukaan Firman Allah. Oleh sebab itu, bantu
doa, supaya kita boleh terus menikmati pembukaan Firman Allah dalam setiap
ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan, secara khusus kaum muda remaja.
Selanjutnya,
kita akan melihat tentang “Allah dapat menerangkan arti mimpi.”
Yeremia
23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan
mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan
firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN.
Pembagian kalimat dari ayat ini, ialah:
-
Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya
itu.
-
Nabi yang beroleh Firman TUHAN, biarlah menceritakan
Firman TUHAN itu dengan benar.
Artinya,
pembukaan Firman Allah akan menjelaskan segala sesuatu dengan benar.
Yesus
sendiri akan menggenapinya sesuai dengan pernyataan Yusuf, di mana Yusuf
berkata: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” Berarti, Yesus
sendiri akan menggenapi supaya terjadi pembukaan rahasia Firman TUHAN.
Yohanes 10:9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk
melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan
menemukan padang rumput.
Yesus
berkata: “Akulah pintu.” Artinya, Yesus berkuasa menyingkapkan rahasia
Kerajaan Sorga. Yesus adalah pintu, menunjukkan bahwa Yesus sanggup mengadakan
pembukaan firman, lewat hamba-hamba yang dipercayakan oleh TUHAN dalam setiap
pemberitaan Firman TUHAN.
Selanjutnya,
Yesus berkata: “Barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat.” Jikalau
terjadi pembukaan rahasia firman, maka kita akan dibawa masuk lebih
dalam, bahkan sampai kita berada di dalam suasana Kerajaan Sorga. Pada saat
kita berada dalam suasana Kerajaan Sorga, di situlah kita bisa melihat
keindahan-keindahan yang ada di dalamnya, dan tentu kita akan melihat kemuliaan
Allah yang begitu luar biasa dan heran. Oleh sebab itu, pembukaan Firman TUHAN
memberi jaminan keselamatan.
Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, maka akan dibawa masuk lebih dalam sampai kita
berada dalam suasana Kerajaan Sorga untuk melihat betapa mulia-Nya TUHAN,
melihat betapa indahnya suasana sorga. Berbeda dengan suasana di bumi; berapa
banyak harta yang dia miliki, berapa tinggi jabatan, berapa besar kekuasaan
seseorang di atas muka bumi ini, namun keindahannya tidak akan melebihi
keindahan dari suasana sorga. Habis segala sesuatunya, maka habislah keindahannya,
sebab yang ada ini sama seperti rumput, tetapi apabila rumput kering, maka
bunga pun pasti gugur.
“Barangsiapa
masuk melalui Aku, ia akan selamat.” Yang pasti, selain menyelesaikan masalah -- segala
pintu yang tertutup menjadi terbuka, sebab masalah terselesaikan --, pembukaan
Firman Allah juga memberi jaminan keselamatan. Yang ada ini, perkara lahiriah,
kedudukan, bahkan jabatan yang tinggi, tidak memberi jaminan keselamatan;
harta, kekayaan, uang yang banyak tidak memberi jaminan keselamatan. Maka, kita
mengambil kesimpulan: Pembukaan firman melebihi segala-galanya.
Bukankah di
atas tadi sudah saya sampaikan, bahwa oleh karena hikmat, kelak Yusuf menjadi
orang yang kaya dan yang terhormat. Jadi, pembukaan firman melebihi dari
segala-galanya, sementara kedudukan, jabatan, harta, kekayaan, uang yang banyak
tidak memberi keselamatan jiwa.
Ciri-ciri
kehidupan yang diselamatkan: “ia akan masuk dan keluar.”
Sampai
sejauh itu TUHAN membawa kehidupan muda remaja, sampai sejauh itu TUHAN membawa
kehidupan kita masing-masing, yaitu ia akan masuk dan keluar.
Tentang:
“Masuk.”
Masuk,
berarti; ada di dalam. Berarti, hanyut dan tenggelam dalam doa penyembahan.
Kita harus
menghargai ibadah yang TUHAN percayakan, dan biarlah kiranya ibadah ini membawa
kita sampai kepada puncak ibadah, berarti masuk lebih dalam untuk berada dalam
doa penyembahan.
Puncak
ibadah adalah doa penyembahan. Berikan diri kita masing-masing dipimpin dalam
setiap ibadah-ibadah ini, supaya nanti dipimpin dalam penyembahan yang benar,
sebagai puncak ibadah.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain,
dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya
diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa
semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4)
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu
dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Kalau kita
lihat tabiat dan pekerjaan-Nya, “seorang malaikat lain” yang dimaksud di sini
itu menunjuk kepada pribadi TUHAN Yesus Kristus. Kemudian, di sini juga kita
dapat temukan pribadi Yesus, Dialah malaikat yang kuat dan juga Imam Besar yang
memimpin penyembahan dari orang-orang kudus untuk lanjut dibawa masuk dalam
hadirat TUHAN, hanyut dan tenggelam dalam doa penyembahan.
Kita
mempunyai seorang Imam Besar yang senantiasa mengadakan pendamaian terhadap
dosa kita, dan Dia juga telah mendoakan kita dalam segala ratap tangis dan
keluhan-keluhan, dan oleh karena kesalehan-Nya, doa-doa-Nya didengar oleh
Bapa.
Dia
mendoakan Simon Petrus, pada saat Simon Petrus menghadapi ujian, pada saat
Iblis menuntut Simon Petrus untuk menampi dia sebagai gandum, maka Simon Petrus
tertolong, dan Yesus sendiri yang berkata: “Aku telah berdoa untuk engkau,
supaya imanmu jangan gugur.” Dia adalah pendoa syafaat yang luar biasa, dan
Dia juga seorang Imam Besar yang memimpin penyembahan kita untuk terus dibawa masuk
dalam hadirat-Nya.
Oleh sebab
itu, sekali lagi saya sampaikan: Biarlah kiranya kita selalu menghargai
ibadah-ibadah, menghormati kemurahan TUHAN. Mengapa? Karena ibadah ini akan memimpin
kita sampai kepada penyembahan yang benar; ibadah ini akan membawa kita sampai
kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
Orang yang
menjalankan ibadah tanpa pengertian, menjalankan ibadah tanpa hikmat,
menjalankan ibadah tanpa menimbang roh; itu adalah suatu kesia-siaan, dia tidak
akan tahu apa yang dia perbuat di tengah ibadah dan pelayanan ini, dia tidak
akan tahu apa yang akan dia kerjakan di tengah ibadah pelayanan ini. Oleh sebab
itu, jadilah Yusuf Yusuf yang menghargai hikmat serta karunia-karunia yang
bersifat permanen, bukan semi permanen. Semi permanen itu sewaktu-waktu bisa
dibongkar, contohnya; kalau lagi mood, kalau lagi ada keinginan, maka
dia akan mengerjakannya, tetapi jika sudah tidak ada keinginan, maka dia
lupakan ibadah dan pelayanan.
Itulah
tentang “masuk”, di mana Yesus, sebagai Imam Besar, Dia telah memimpin kita
untuk dibawa masuk dalam hadirat TUHAN, dengan lain kata; hanyut dan tenggelam
dalam doa penyembahan.
Tentang:
“Keluar.”
Tidak susah
untuk mengerti tentang perkara “keluar” ini. Kalau tadi kita di dalam, namun
akhirnya diijinkan TUHAN untuk keluar. Pengertian “keluar” di sini bukan
berarti terhilang, tetapi “keluar” di sini memberi arti, yakni; menjadi suatu
kesaksian yang heran.
Kalau kita
berada di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, maka
saat kita keluar akan menjadi suatu kesaksian yang heran; itulah ketujuh mata Allah,
itulah Roh Allah, itulah kaki dian emas, itulah kesaksian yang heran, menjadi
terang dunia di mana pun kita diutus. Jadilah terang dunia, jadilah kesaksian,
jadilah ketujuh mata Allah, jadilah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi. Itulah arti “keluar”.
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat
dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di
hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
“Dari takhta
itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu”, ini merupakan suatu daya dan bobot yang besar di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita. Kemudian, “tujuh obor menyala-nyala
di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah”.
Namun, lebih
terang lagi dalam Wahyu 5:6.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta
dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak
Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh:
itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
“Bermata
tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.” Jelas, ini menunjuk kepada hamba-hamba
TUHAN yang diutus menjadi terang, menjadi kaki dian emas, menjadi kesaksian
yang besar dan heran.
Jadi,
berbicara tentang “keluar” itu berbicara tentang pengutusan; dan di
tengah-tengah pengutusan itu seorang hamba Tuhan menjadi kesaksian yang besar, menjadi kaki
dian yang besar dengan 7 obor menyala di atasnya, pendeknya menjadi terang
dunia ini.
Yesus telah
menggenapi pembukaan firman, sebab Yesus telah menggenapi perkataan dari pada
Yusuf kepada kedua pegawai raja Firaun, itulah juru minuman dan juru roti, di
mana Yusuf berkata: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?”
Artinya, Allah sendiri yang menerangkan segala sesuatu.
Tetapi, di
sisi lain, hamba TUHAN yang sudah menerima karunia-karunia Roh Kudus dan
jabatan-jabatan di tengah ibadah pelayanan, juga harus memahami. Apa yang
dimaksud “memahami” ?
Yohanes 10:2
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu,
ia adalah gembala domba.
“Siapa
yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.” Berarti, seorang
gembala juga harus masuk melalui pintu. Artinya, seorang gembala sidang harus
memiliki pembukaan Firman TUHAN, itulah roh hikmat, roh menimbang, dan juga
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Alangkah
malangnya manakala seorang gembala tidak memiliki pembukaan Firman TUHAN, sebab
yang dirugikan di sini adalah domba-domba yang dilayani. Sebaliknya,
domba-domba akan sangat diuntungkan kalau seorang gembala betul-betul masuk
melalui pintu, dengan lain kata memiliki pembukaan Firman, itulah roh hikmat
dan wahyu.
Oleh sebab
itu, sidang jemaat doakan terus gembala sidang supaya TUHAN nyatakan karunia
hikmat, pengetahuan dan menimbang roh, itulah pembukaan firman.
Yohanes
10:3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan
domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing
menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya
telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu
mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Di sini
dikatakan: Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya, mendengarkan pembukaan Firman Allah dari seorang gembala sidang.
Selanjutnya, gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya,
berarti oleh karena pembukaan Firman TUHAN, membawa kita sampai dikenal oleh
TUHAN. Tetapi tidak berhenti sampai di situ, juga menuntunnya ke luar.
Pertanyaannya: Mengapa domba-domba dituntun ke luar?
Yohanes
10:14-16
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal
domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku (10:15) sama seperti Bapa
mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi
domba-domba-Ku. (10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan
dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala.
Tujuan
domba-domba dituntun ke luar adalah untuk menjadi satu kawanan dengan satu
gembala, dengan kata lain; terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, di
mana bangsa kafir bersatu dengan bangsa Israel.
Pengajaran
Mempelai yang sudah kita terima ini akan menuntun kita keluar supaya kita
menyatu dengan kawanan domba yang lain, sampai akhirnya memuncak, yaitu kafir
dan Israel menjadi satu.
Wahyu 21:9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh
malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka
terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku
akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem,
turun dari sorga, dari Allah.
Di sini kita
dapat melihat dengan jelas, bahwa; mempelai TUHAN menjadi terang yang besar.
Orang tidak
menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki
dian, bagaikan kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Berarti, jelas bahwa mempelai TUHAN menjadi suatu kesaksian yang besar, menjadi
terang yang ajaib; itulah saat “keluar”.
Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan
cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis,
jernih seperti kristal.
Terang yang
ajaib itu sama seperti permata yang paling indah, itulah permata yaspis, jernih
seperti kristal. Kristal, berarti; transparan, tidak ada lagi yang
ditutup-tutupi, berarti; luar dan dalam sama; itulah yang disebut cahaya
kemuliaan Allah. Sehingga pada saat “keluar”, inilah yang disebut terang yang
ajaib, menjadi suatu kesaksian yang ajaib, sampai akhirnya bangsa kafir menyatu
dengan bangsa Israel, menjadi satu kawanan dalam pesta nikah Anak Domba.
Inilah akhir
dari perjalanan rohani kita, di mana kita dituntun sampai kepada penggembalaan
yang sempurna, yaitu pesta nikah Anak Domba; kafir dan Israel menyatu, itulah
kota kudus, Yerusalem yang baru.
Malam ini
kita sudah melihat penampilan pribadi Yesus Kristus, Dialah Mempelai Pria
Sorga, lewat kisah dari pada Yusuf yang berada di dalam penjara. Namun, itu
adalah jalan salib, sehingga dengan demikian Yusuf memiliki hikmat Allah dan
kekuatan Allah. Hikmat, itu merupakan karunia dari Allah yang bersifat
permanen, bukan semi permanen, sehingga kelak Yusuf menjadi pribadi yang kaya
dan yang terhormat. Biar bagaimana pun seseorang memiliki title atau
ijazah yang tinggi, dia tidak akan bisa terhormat dengan cara TUHAN yang ajaib.
Tetapi di
sini kita melihat, Yusuf adalah suatu kehidupan yang sangat luar biasa. Yusuf
harus menempuh jalan salib, itu sebabnya dia rela masuk dalam penjara, liang
tutupan, itulah pengalaman kematian (lembah yang terdalam). Dan kita telah
melihat, di dalam penjara atau di dalam pengalaman kematian, begitu luar biasa
hikmat yang telah terjadi, sehingga banyak perkara yang luar biasa terjadi atas
Yusuf selama dia berada di dalam penjara, antara lain;
-
Yang pertama; kepada Yusuf dipercayakan untuk mengurus
semua tawanan dan dia berhasil (sukses).
-
Yang kedua; Yusuf memberi suatu harapan lewat
pengertian, itulah pembukaan firman kepada dua pegawai yang bermimpi dalam satu
malam, namun mereka tidak mengerti arti mimpi itu, sehingga membuat mereka
resah, lahir batin mengalami kesusahan.
Tetapi malam
ini, sungguh heran TUHAN kita, Dia sangat memperhatikan kehidupan muda remaja.
Sekalipun kita ini bukan siapa-siapa, kita ini bukanlah keturunan bangsawan,
mayoritas di antara kita bukan keturunan pejabat, singkatnya; kita ini adalah
orang yang papah, tersingkirkan di bumi ini. Tetapi orang yang tidak
diperhitungkan oleh dunia, sangat diperhitungkan oleh TUHAN Yesus, karena kita
membutuhkan karunia hikmat, pengertian dan menimbang roh.
-
Hargailah pelayanan kerasulan, supaya kita memperoleh
hikmat.
-
Hargailah pelayanan jabatan guru, supaya kita
memperoleh pengetahuan.
-
Hargailah penggembalaan ini, supaya segala sesuatunya
terpelihara dengan baik.
Sampai
akhirnya, nama TUHAN dipermuliakan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment