IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 04 MARET 2025
SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 15)
Subtema: KEPADA BERHALA MEREKA MEMPERSEMBAHKAN KORBAN
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN Yesus Kristus, yang telah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh datang beribadah lewat Ibadah doa penyembahan. Itu artinya sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN, menundukkan kepala, sujud menyembah kepada Dia, sebab hanya kepada Dia saja kita berbakti membawa korban dan persembahan, untuk selanjutnya mempersembahkannya di atas mezbahnya TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun dari Facebook atau media sosial lainnya yang dapat digunakan. Selanjutnya, dari tempat ini kami naikkan doa dan harapan kita semua, kiranya damai sejahtera Allah memenuhi setiap kehidupan kita dan ruangan ini, baik juga saudara yang mengikuti secara online, dimanapun anda berada. Untuk selanjutnya memberi satu sukacita dan kebahagiaan saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN dan terus mendengarkan Firman TUHAN.
Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu memberkati dan meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun sangat disayangkan, karena pada akhirnya mereka dibinasakan di padang gurun.
-
Yang dibinasakan adalah; orang-orang
yang tidak percaya.
-
Mesir adalah gambaran dunia
dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya
Saudara, kisah tentang bangsa Israel diselamatkan dari tanah Mesir, tidak asing lagi bagi bangsa Israel, kisah itupun tidak asing bagi kita sekalinnya. Namun, sekalipun demikian, kisah ini sengaja diangkat ke permukaan atau diceritakan kembali oleh Yudas (Yehuda) dengan satu tujuan; untuk memperingatkan orang-orang yang terpanggil di hari-hari terakhir ini, sehingga tidak binasa di tengah perjalanan menuju kerajaan Sorga.
Demikian juga korban Kristus; tidak stuck dengan lain kata bergerak terus, dimulai saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena melanggar hukum Allah, mulai dari situ korban TUHAN telah dinyatakan dan korban itu terus bergerak sampai hari ini, besok, lusa dan seterusnya sampai TUHAN datang (selama langit bumi ada). Demikianlah, oleh karena korban itu, gereja TUHAN bergerak melangkah dan terus melangkah menuju kerajaan Sorga. Supaya gerak langkah perjalanan kita tiba di kerajaan Sorga, maka TUHAN memperingatkan hidup gereja TUHAN secara khusus kehidupan yang terpanggil dengan mengangkat cerita ini, supaya kita juga jangan binasa di tengah perjalanan kita menuju kerajaan Sorga.
Demikian juga dengan rasul Paulus, juga memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di dalam 1 Korintus 10. Ayat 1-4 -- umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir (tanah perbudakan).
1 Korintus 10:5
(10:5)
Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Bagian yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun, meskipun mereka telah diselamatkan dari tanah Mesir, tanah perbudakan. Bagian yang terbesar 🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir.
Pendeknya, TUHAN membinasakan bagian yang tebesar dari
bangsa Israel di padang gurun, karena mereka tidak percaya terhadap janji TUHAN
yang dinyatakan kepada Abraham Ishak dan Yakub dengan sumpah.
1 Korintus 10:6-10
(10:6)
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan
kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang
telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya
jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa
orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk
makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan
percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan
janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang
dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Apa yang telah terjadi dan menimpa bangsa Israel di padang
gurun, itu merupakan contoh untuk
memperingatkan gereja TUHAN secara khusus kehidupan yang terpanggil di
hari-hari terakhir ini. Antara lain…
1.
Supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat … (ayat 6).
2.
Supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala … (ayat
7).
3.
Supaya janganlah kita melakukan percabulan … (ayat 8).
4.
Supaya janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9).
5.
Supaya janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).
Malam ini kita kembali membahas tentang:
SUPAYA JANGAN KITA MENJADI
PENYEMBAH-PENYEMBAH BERHALA (Bagian keempat)
Kisah tersebut ditulis di dalam kitab Musa yang kedua
berarti; Keluaran 32:1-35, inti
sarinya adalah bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan.
Keluaran 32:8
(32:8)
Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada
mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka
sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai
Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir."
Bangsa Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir, namun
pada akhirnya di padang gurun mereka menyimpang dari jalan yang TUHAN
perintahkan, sebab:
a.
Mereka telah membuat patung anak lembu emas tuangan.
b.
Kepadanya mereka sujud menyembah.
c.
Kepadanya mereka mempersembahkan korban.
Kalimat yang harus kita perhatikan pada ayat 8 …
Tentang: KEPADANYA MEREKA MEMPERSEMBAHKAN KORBAN.
Terkait dengan hal ini, kita awali dulu pembacaan dari….
Keluaran 20:1-5 perikop: “Kesepuluh Firman”
(20:1) Lalu
Allah mengucapkan segala firman ini: (20:2)
"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,
dari tempat perbudakan. (20:3)
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
(20:4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di
bawah bumi. (20:5) Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
Allah mengucapkan / menyatakan kesepuluh hukum kepada bangsa
Israel.
HUKUM YANG PERTAMA
bunyinya: Akulah TUHAN Allahmu yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan. Saudara,
hukum yang pertama ini mengingatkan kita kepada korban paskah
Paskah berbicara tentang kebebasan, kelepasan dan kemerdekaan,
itu diberikan oleh korban Paskah.
Jadi, selama seseorang tidak merayakan hari Raya Paskah =
tidak mengalami kelepasan, kebebasan dan kemerdekaan.
Tanda kelepasan: kita dapat datang menghadap TUHAN untuk beribadah, melayani
TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN. Biarlah kiranya kita senantiasa merayakan
korban Paskah.
Sebaliknya, apabila seseorang masih terikat / terbelenggu
dengan segala perkara-perkara di dunia ini, maka kehidupan semacam ini tentu
saja masih berada di bawah perhambaan (tidak bisa datang menghadap TUHAN)
Sekarang, mari kita melihat keadaan seseorang bila berada di
bawah perhambaan, sebagaimana Firman Allah yang diajarkan kepada jemaat di
Galatia oleh rasul Paulus…
Galatia 4:1 -- Perikop: "Tidak
ada lagi perhambaan"
(4:1)
Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit
pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan
dari segala sesuatu;
Apabila seseorang belum akil balig, maka ia sama dengan
seorang hamba.
Belum akil balig 🡪
satu kehidupan yang belum mencapai kedewasaan rohani, karena masih terikat /
terbelenggu dengan segala perkara-perkara yang ada di dunia ini.
Galatia 4:3
(4:3)
Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga
kepada roh-roh dunia.
Selama seseorang belum akil balig, maka ia takluk pada
roh-roh dunia = menghambakan diri kepada roh-roh dunia = terikat dengan segala
perkara-perkara di dunia ini.
Galatia 4:4-5
(4:4)
Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari
seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (4:5) Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada
hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.
Dahulu kita takluk dengan roh-roh dunia (terikat dengan
roh-roh dunia) = menjadi hamba. Tetapi, oleh karena korban paskah, kita
diterima menjadi anak Allah untuk memperhatikan rumah Bapa di Sorga dengan lain
kata; mewarisi kerajaan Sorga, berarti diberi kesempatan untuk melayani TUHAN
dan melayani pekerjaan TUHAN.
Jadi saudara, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas,
sekalipun seseorang adalah ahli waris dari kerajaan Sorga, namun, kalau orang
itu belum akil balig dengan lain kata; belum mencapai kedewasaan karena masih
terikat dengan banyaknya perkara-perkara di bumi, maka ia sama dengan hamba.
Tetapi puji TUHAN, karena korban Paskah kita semua menjadi anak Allah, menjadi
ahli waris kerajaan Sorga, berarti; diberi kesempatan untuk melayani TUHAN,
melayani pekerjaan TUHAN di rumah Bapa di Sorga.
Galatia 4:6-7
(4:6)
Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke
dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (4:7)
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga
adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Kalau kita anak, maka Roh Kristus tinggal di hati kita,
sehingga oleh Roh itu kita berseru: Ya
Abba Ya Bapa (Artinya: TUHAN Yesus Kristus adalah Bapa yang baik). Ada lagu
rohani berkata….
Ya
Abba Bapa, ini aku anak-Mu
layakkanlah
seluruh hidupku
Ya
Abba Bapa, ini aku anak-Mu
pakailah
sesuai dengan rencana-Mu
Kemudian, apabila ada seruan, berarti ada kehidupan. Beda
dengan orang mati; tidak ada seruan.
Tanda ada kehidupan: ada di tengah-tengah aktivitas
pelayanan (sibuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN)
Jadi, yang menghidupkan kita adalah Roh Kristus. Beda dengan
manusia duniawi, ia terikat dengan roh-roh dunia, sibuk dengan perkara-perkara
yang ada di bumi ini terkait dengan daging dengan keinginan-keinginannya.
Kalau kita sibuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, berarti
kita adalah anak, kita adalah ahli waris dari rumah Bapa di Sorga. Jadi,
setialah dalam segenap rumah TUHAN, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok.
Imam-imam yang mengambil bagian di tengah-tengah ibadah yang TUHAN percayakan,
kalau kita mengerti ini, seorang imam tidak perlu bersungut-sungut bila mana ia
harus mempersembahkan korban di tengah-tengah kesibukan ibadah-ibadah yang TUHAN
percayakan, karena Dia adalah anak, berarti; menjadi ahli waris kerajaan Sorga.
Bandingkan dengan...
Roma 8:5
(8:5)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;
mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
-
Manusia daging adalah hamba,
berarti; terikat dengan hal-hal dari daging.
-
Sedangkan manusia Roh adalah orang merdeka,
berarti; senantiasa memikirkan hal-hal yang dari Roh yaitu ibadah dan
pelayanan, memikirkan pekerjaan TUHAN, karena kita adalah ahli waris kerajaan
Sorga.
Tidak salah mengerjakaan apa yang bisa kita kerjakan, selama
pekerjaan itu tidak bertentangan dengan kekudusan TUHAN. Tetapi, jangan kita
terikat dan menjadi hamba terhadap perkara-perkara yang ada di dunia ini. Oleh
sebab itu, kita berdoa dengan sangat kepada TUHAN, supaya kiranya Roh TUHAN itu
senantiasa mencengkram kehidupan kita sepenuhnya. Supaya dengan demikian, oleh
Roh itu kita sibuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Inilah yang disebut
dengan ahli waris kerajan Sorga. Itulah hukum yang pertama.
Kemudian, HUKUM KEDUA: Jangan ada padamu allah lain dihadapanKu
(Keluaran 20:3).
Syarat-syaratnya, antara lain....
1.
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun baik di
langit, di bumi dan di bawah air (ayat 4).
Artinya: jangan mendirikan patung berhala buatan tangan manusia.
2.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya (ayat 5).
Alasannya: ibadah = berbakti. Kenapa
disebut berbakti? Sebab ibadah itu selalu dikaitkan dengan korban yang
harus dipersembahkan di tengah-tengah ibadah itu.
Contoh: Bangsa Israel
pada zaman Elia
1 Raja-raja 18:17-18 --- Perikop: “Elia bertemu dengan Ahab”
(18:17)
Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: "Engkaukah itu,
yang mencelakakan Israel?" (18:18)
Jawab Elia kepadanya: "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan
engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan
perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.
Raja Ahab dan keluarganya telah meninggalkan
perintah-perintah TUHAN, yaitu: meninggalkan hukum yang pertama dan kedua dari
sepuluh hukum yang telah dinyatakan kepada umat Israel.
Akibatnya: Ahab dan keluarganya mengikuti "allah
lain" secara khusus mengikuti para Baal.
Jadi, persis seperti bangsa Israel, memang telah
diselamatkan dari tanah Mesir, tanah perbudakan oleh korban Paskah, tetapi
sangat disayangkan bagian yang terbesar
dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun.
Yang ditewaskan adalah orang-orang
yang tidak percaya terhadap janji yang dinyatakan kepada nenek moyang
bangsa Israel dengan sumpah. Demikian juga Ahab dan keluarganya, bahkan
nabi-nabi pada saat itu, termasuk umat Israel, berubah setiap dengan lain kata;
menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka pun menyembah para Baal.
1 Raja-raja 18:19
(18:19)
Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga
nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi
Asyera yang empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana
Izebel."
450 nabi-nabi Baal dan 400 nabi-nabi Asyera; makan dari meja
istana Izebel.
Kalau istilah sekarang, itulah gambaran dari seorang pemimpin
jemaat / hamba-hamba TUHAN "ada di kantong" orang kaya
1 Raja-raja 18:20-21 --- Perikop: “Elia di gunung Karmel”
(18:20)
Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung
Karmel. (18:21) Lalu Elia mendekati
seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang
dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau
Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah
kata pun. (18:22) Lalu Elia
berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai
nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang
banyaknya.
Nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera, termasuk bagian besar
dari umat Israel, berlaku timpang dan
bercabang hati, berarti; menyimpang dari jalan yang diperintahkan
oleh TUHAN secara khusus; hukum yang pertama dan yang kedua yang dinyatakan
kepada umat Israel di gunung Sinai.
-
Berlaku timpang 🡪 pendirian yang tidak benar (tidak kuat).
"Timpang" = kedua kakinya tidak sama panjang; ada yang
panjang, ada yang pendek
-
Bercabang hati = mendua hati.
Kehidupan semacam ini tidak mendapat apa-apa.
Melihat bangsa Israel berlaku
timpang dan bercabang hati, Elia
berkata: Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah
Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia. Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah
kata pun = tidak ada tanda kehidupan, itu berarti; hidup mereka tidak
dikuasai oleh Roh Kristus tidak tinggal diam di dalam hati mereka.
Andaikata, Roh Kristus tinggal diam di dalam dirinya, ia
akan berseru “Ya Abba, Ya Bapa”
mengaku bahwa TUHAN adalah Bapa yang baik terhadap anak-anak-Nya.
1 Raja-raja 18:23-24
(18:23)
Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka
memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi
mereka tidak boleh menaruh api. Aku pun akan mengolah lembu yang seekor lagi,
meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api. (18:24) Kemudian biarlah kamu
memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama TUHAN. Maka
allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut,
katanya: "Baiklah demikian!"
Untuk mengetahui allah yang hidup, yang harus diikuti dan
yang disembah, yang kepadanya korban dipersembahkan, tanpa api….
-
Baik nabi-nabi Baal
memanggil "allahnya" sambil mempersembahkan korban tanpa api.
-
Juga nabi
Elia memanggil nama TUHAN, sambil mempersembahkan korban tanpa api.
Maka, allah yang menjawab dengan api, dialah Allah.
1 Raja-raja 18:25-26
(18:25)
Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu
dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama
allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api." (18:26) Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka,
mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari,
katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak
ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling
mezbah yang dibuat mereka itu.
Pertama-tama di sini kita melihat nabi-nabi Baal menyembelih
seekor lembu dan mengolahnya, lalu dipersembahkan kepada Baal di atas mezbah
yang telah mereka dirikan. Selanjutnya, mereka
memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari (jam 12 siang), "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi
tidak ada suara, tidak ada yang menjawab.
Jadi, dari sini kita bisa melihat bahwa Baal adalah
"allah yang mati", tidak hidup, karena dia tidak mendengar suara
panggilan yang berseru-seru dari mulut 450 nabi-nabi Baal.
1 Raja-raja 18:26-27
(18:26)
Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil
nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!"
Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat
di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. (18:27) Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya:
"Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin
ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum
terjaga."
Padahal, nabi-nabi sendiri telah berjingkat-jingkat
mengelilingi mezbah yang mereka dirikan, namun tidak ada jawaban.
Akhirnya Elia mengejek mereka dan berkata: panggillah lebih keras. Alasan Elia
mengejek:
-
Mungkin ia merenung.
-
Mungkin ada urusannya.
-
Mungkin ia bepergian.
-
Barangkali ia tidur, dan belum terjaga (belum bangun
dari tidur).
Demikianlah Elia mengejek nabi-nabi Baal.
Sementara, kalau kita bandingkan dengan Allah Israel dalam
kita Mazmur 121:2-4 dikatakan --- Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang
menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu
tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga
Israel.
Dari sini jelas bahwa Allah Israel adalah Allah yang hidup,
Dialah yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, termasuk kehidupan
manusia. Dan bukti kuat bahwa Israel adalah hidup; Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Itulah
Allah yang hidup, Dia selalu berjaga-jaga kepada kita semua.
Jadi saudara, kalaupun kita diajar oleh TUHAN untuk
berbakti, berarti; di tengah ibadah kita membawa korban dan persembahan untuk
selanjutnya dipersembahkan di atas mezbah, itu adalah kemurahan bagi kita semua, karena kita sekarang berbakti kepada
Allah yang hidup. Jadi apapun yang kita kerjakan di tengah ibadah dan
pelayanan; tidak menjadi sia-sia, karena Allah kita hidup, Dia penjaga kita ---
Penjaga Israel tidak terlelap dan tidak tidak tertidur. Maka, setiap kali kita
menaikkan doa permohonan, berseru-seru kepada TUHAN, Dia akan segera menjawab
dan menyahut segala doa-doa kita, tidak dibatasi ruang dan waktu, jam berapa
saja berseru kepada TUHAN.
Malam ini kita haruslah mengatakan kepada TUHAN; rasa syukur
dan terimakasih kita kepada TUHAN karena kita masih diberi kesempatan untuk
menghadapa Allah Israel Allah yang hidup.
Sekarang kita lihat…
1 Raja-raja 18:28
(18:28)
Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan
pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran
dari tubuh mereka.
Selanjutnya di sini kita perhatikan, karena tidak ada
jawaban dari Baal, akhirnya nabi-nabi Baal itu….
-
Memanggil lebih keras
lagi
-
Serta menoreh
(menggores) tubuhnya dengan pedang dan tombak, sehingga darah bercucuran dari
tubuh mereka
Ini adalah sikap / perbuatan yang sangat bodoh. Untuk
berhala yang bisu, yang mati, mereka rela berkorban bahkan korbankan tubuhnya
sekalipun.
Itu sebabnya di atas tadi saya katakan, manakala kita
berbakti kepada TUHAN, berarti; di tengah ibadah kita harus membawa korban dan
persembahan, selanjutnya mempersembahkannya di atas mezbah, TUHAN, itu adalah
perbuatan yang baik, benar, suci dan mulia, apa yang kita persembahkan kepada
TUHAN; tidak sia-sia.
Tetapi lihatlah kebodohan dari nabi-nabi Baal ini, untuk
berhala, untuk allah yang lain, allah yang mati, mereka korbankan jiwa. Tidak
sedikit orang Kristen korbankan jiwa, korbankan tubuhnya hanya untuk berhala-berhala
di bumi, sampai mencucurkan darahnya untuk berhala-berhala di bumi. Maksudnya
adalah untuk kesibukan-kesibukan dunia tidak sedikit korban yang harus
dipersembahkan sampai mencucurkan darah. Orang bisa bekerja dari pagi sampai
malam, lalu bangun lagi dan kerja lagi dari pagi sampai malam, tetapi untuk
pekerjaan TUHAN, untuk mempersembahkan korban kepada Allah yang hidup; tidak
banyak orang Kristen memiliki pemikiran yang bijak seperti itu. Ini adalah
kalimat yang terdapat pada Keluaran 32:8 yaitu; mempersembahkan
korban,
Jadi, kita harus bersikap dewasa dan bijaksana. Itu
sebabnya, sekalipun dia tuan (ahli waris) dari kerajaan Sorga, tetapi kalau
belum akil balig, belum meninggalkan sikap kanak-kanak karena masih terikat
dengan perkara dunia sampai menjadi hamba, ia tidak layak untuk mewarisi rumah
Bapa di Sorga. Lihatlah orang-orang yang bodoh, untuk berhala yang bisu, allah
lain, allah yang mati; tidak sedikit orang Kristen rela korbankan diri. Untuk
yang lahiriah dia berjibaku, bahkan kepala
jadi kaki dan kaki menjadi kepala (jungkir balik) untuk sesuap nasi. Dengan
lain kata; untuk memperhatikan yang terkait dengan dirinya ia jungkir balik,
tetapi untuk memperhatikan pekerjaan TUHAN; sedikitpun hatinya tidak ada di
situ. Ini adalah kebodohan yang amat sangat.
Kita memang harus taat dimana kita bekerja, tetapi jangan
juga taat kepada perkara yang lahiriah, tetapi ketaatan kepada TUHAN berkurang,
itu tidak baik. Untuk berhala rela melukai hati dan perasan sampai
berdarah-darah, tetapi untuk TUHAN kok
tidak mau korbankan diri? Tidak habis pikir. Padahal kalau kita berpikir
dan merenungkan Firman yang kita terima, sehingga kita memperoleh pengertian,
sesungguhnya, TUHANlah yang menyelamatkan kita dan melepaskan kita dari dunia
ini lewat korban Paskah. Maka, di tengah perjalanan di padang gurung dunia ini,
menuju kerajaan Sorga, sebaiknya janganlah kita menyimpang dengan mendirikan
patung berhala, apalagi sujud menyembah dan
berkorban. Tetapi saya tidak putus harap dan berhenti berdoa kepada TUHAN,
supaya imam-imam memiliki hikmat, akal budi dan kebijaksanaan sehingga menjadi
satu imam yang bijaksana ke depannya di dalam hal melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
Nabi-nabi Baal ini bodohnya di luar Yesus, mencucurkan
darah, mengorbankan diri untuk berhala mau, tetapi untuk TUHAN Sang pencipta
langit, bumi dan menciptakan hidupnya; dia tidak mau, terbalik hidupnya. Itu
sebabnya, untuk berhala; kepala jadi
kaki, kaki jadi kepala.
Kita bandingkan dengan Allah yang hidup, Allah yang sudah
menyelamatkan dan melepaskan kita dari dunia ini dengan korban Paskah.
Ibrani 12:3
(12:3)
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat
itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu
menjadi lemah dan putus asa.
Ingatlah selalu akan dia
artinya; tinggikan selalu korban Paskah, jangan pernah lupa dengan korban
Paskah, sebab oleh karena korban Paskah kita ditebus dan diselamatkan,
dilepaskan dari segala jenis perhambaan dosa.
Ibrani 12:4
(12:4)
Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan
darah.
Seperti apapun hebatnya pergumulan kita, sebesar apapun
persembahan yang kita persembahkan di atas mezbah dalam setiap pertemuan
ibadah; belum sampai mencucurkan darah seperti TUHAN Yesus mencucurkan darah
untukmu, untukku dan untuk kita semua. Tetapi itupun banyak kali yang
bersungut-sungut, mulut mungkin diam tetapi sorotan matanya tajam memandang,
langsung nampak dengan jelas.
Hati-hati, isteri harus bijaksana bilamana suami menghasut
dalam kebodohanmu. Suami juga harus bijaksana bila isteri menghasut dalam
kebodohannya. Ingat; pergumulan kamu
melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah, artinya; TUHAN kita
mengerti kekuatan dan kemampuan kita, TUHAN tahu seperti apa kita.
Jadi saudara, tidaklah rugi rasanya kita mengikut TUHAN;
tekun dalam tiga macam ibadah pokok, lalu di tengah-tengahnya kita membawa
korban dan persembahan seperti seekor lembu yang disembelih, kemudian diolah
dan daging yang diolah itu
dipersembahkan di atas mezbah. Memang harus diolah, hati, pikiran,
perasaan dan segala sesuatu di dalam diri kita diolah, termasuk dompet kita
harus dioleh, selanjutnya dipersembahkan di atas mezbah, Masa untuk daging kita
berpikir keras, tetapi untuk TUHAN tidak mau diolah, itu tidak masuk akal.
Kembali kita memperhatikan...
1 Raja-raja 18:29
(18:29)
Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan
korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada
tanda perhatian.
Akhirnya, lewat tengah hari 450 nabi-nabi Baal itu kerasukan setan sampai mempersembahkan
korban petang; tidak ada jawaban, berarti; tidak ada tanda perhatian.
Jadi saudara, yang memperhatikan hidupmu dan hidupku, yang
memperhatikan jiwa kita ini adalah TUHAN Yesus, bukan berhala yang bisu. Jadi,
saudara jangan salah kaprah, banyak orang salah mengerti, berkorban untuk
berhala, untuk kesibukan duniawi sungguh luar biasa, seperti yang saya katakan
di atas tadi: kepala jadi kaki dan kaki
jadi kepala, jungkir balik pun dilakukan. Tetapi sesungguhnya, yang
memperhatikan kita adalah TUHAN, tetapi kita abaikan, itukan aneh sekali, tidak
masuk akal. Tetapi ke depan kita lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, itu
doa dan harapan saya sebagai gembala sidang (bapa rohani).
Saudara, jangan sampai kita kerasukan setan, dijauhkanlah
kiranya itu. Jadi, kenapa ada orang kerasukan setan? Karena dia berkorban untuk
berhala. Tetapi kehidupan yang ditandai korban; hidupnya dipenuhkan Roh Kudus,
bukan kerasukan setan. Roh Kudus tidak akan pernah memenuhi seseorang selama
dia belum ada tanda korban, tanda darah. Jadi, jangan keliru dengan pengikutan
yang salah. Saudara jangan mengikuti orang yang keliru; tanpa korban lalu
tiba-tiba “berbahasa-berbahasa”, saya heran sekali, tanpa korban tetapi sudah berbahasa, segampang itukah?
Setahu saya, 120 orang di atas loteng Yerusalem, mereka itu
ditandai korban, mereka penuh ketakutan dan ancaman dari orang Yahudi.
Akhirnya, mereka naik ke loteng dan tutup pintu rapat-rapat, barulah ada
lidah-lidah seperti nyala api berterbangan hinggap kepada mereka. Yang saya
tahu seperti itu, masa belum ada tanda darah dan penebusan, belum percaya dan
belum bertobat lalu penuh dengan Roh Kudus, tidak mungkin. Oleh sebab itu,
jangan keliru mengikuti TUHAN. Kiranya kita semua mengerti dan memahami rencana
TUHAN yang indah ini.
Sekarang giliran Elia memanggil nama TUHAN
1 Raja-raja 18:30-35
(18:30)
Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka
mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang
telah diruntuhkan itu. (18:31)
Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan
Yakub. -- Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama
Israel." -- (18:32) Ia
mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit
sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih. (18:33) Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh
potongan-potongannya di atas kayu api itu. (18:34) Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan
air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!"
Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka
berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu
untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya, (18:35) sehingga air mengalir
sekeliling mezbah itu; bahkan parit itu pun penuh dengan air.
Di sini kita melihat, giliran Elia mendirikan mezbah dari 12
batu, kemudian menyusun kayu-kayu api, lalu meletakkan korban yang sudah diolah
dari seekor lembu. Namun kita temukan di sekeliling mezbah itu ada parit,
kemudian parit itu diisi penuh dengan air.
1 Raja-raja 18:35-38
(18:35)
sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itu pun penuh dengan
air. (18:36) Kemudian pada waktu
mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya
TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang,
bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu
dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. (18:37) Jawablah aku, ya TUHAN,
jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN,
dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." (18:38) Lalu turunlah api
TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air
yang dalam parit itu habis dijilatnya.
Akhirnya, Elia berseru kepada Allah Abraham Ishak dan Yakub,
itulah Allah Israel di depan mata nabi-nabi Baal, nabi-nabi Asyera termasuk di
depan umat Israel. Pada saat Elia berseru, TUHAN menjawab dengan api; segera
menyambar korban bakaran itu bahkan menjilat air (menghabisi air) di sekeliling mezbah itu.
Berarti; Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah
Israel adalah Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat
Bukti Allah Israel adalah Allah yang berkuasa, TUHAN dan
Juruselamat, di situ ada….
a.
Kayu api untuk membakar
korban yang dipersembahkan
b.
Ada air yang dituangkan sebanyak tiga kali untuk memenuhi parit itu.
Jelas hal ini berbicara tentang korban Yesus Kristus dan
berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus.
-
Kayu berbicara
tentang salib pertobatan
-
Air yang dituangkan
sebanyak tiga kali, bicara soal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan
kebangkitan.
-
Itu adalah tanda Allah Israel adalah Allah yang hidup, Allah
yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat.
Jadi saudara, kita bersyukur kepada TUHAN, Dialah yang
memperhatikan kita sampai hari ini. Dialah yang disebut Imanuel, Jehovah Jireh,
Jehova Nisi, Jehovah Rapha, Elsadai, Abba Bapa yang baik yang memelihara
anak-anak-Nya, Dialah yang memperhatikan kita. Jadi, biarpun seseorang jungkir
balik untuk berhalanya, apapun yang dijadikan berhala, entah itu bisnis,
pekerjaan; memperhatikan dirimu. Mungkin satu bulan bisa, tetapi ke depan;
tidak mungkin bisa “allah lain” tidak selamanya bisa menolong kita apalagi saat
menghadapi puncak pencobaan yaitu; pada saat antikris menjadi raja.
Tetapi, Allah Israel adalah Allah yang hidup, Dialah yang
memperhatikan hidup, nikah, rumah tangga, buah nikah dan segala kebutuhan pokok
baik primer dan sekunder. Dialah yang memperhatikan ibadah dan pelayanan kita,
mencukupkan segala sesuatu yang kita butuhkan, asal saja kita sungguh-sungguh berkorban
untuk Allah yang hidup, jangan untuk allah yang mati, itu pasti. Biarpun
mungkin gaji kita tidak seberapa, percayalah, sampai hari ini sidang jemaat
diperhatikan oleh TUHAN. Kita semua diperhatikan oleh TUHAN, asal kita mau
membawa korban dan mempersembahkannya di atas mezbah TUHAN yang hidup, Allah
Israel.
1 Raja-raja 18:39
(18:39)
Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta
berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
Kalau Dia adalah TUHAN Allah yang hidup, bukan hanya
berkorban, tetapi marilah kita sujud menyembah kepada Dia, amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment