KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 13, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 09 MARET 2025



IBADAH RAYA MINGGU, 09 MARET 2025

 

WAHYU PASAL 18

Wahyu 18:21

(Seri 1)

 

Subtema: KUASAILAH DIRIMU JADILAH TENANG SUPAYA DAPAT BERDOA

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, kita sekalian dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah dan melayani TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu, semua karena kemurahan dari pada TUHAN.

 

Saya juga tidak lupa menyapa saudara/saudari, bapa/ibu terkasih, yang turut bergabung lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube, maupun dari Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat dipergunakan.

Selanjutnya, dari tempat ini, kami memohon dan berharap kepada TUHAN, kiranya damai sejahtera Allah memenuhi ruangan ini dan ruangan hati kita, sekaligus memberi satu sukacita dan bahagia di dalam kita mendengarkan Sabda Allah, saat duduk diam dekat kaki TUHAN. Kita kosongkan hati kita untuk kebenaran Firman Allah, maka hati kita menjadi bejana yang siap diisi untuk menampung seberapa banyak Firman Allah yang harus kita terima malam ini. Selanjutnya, kita kerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, imam-imam melayani dalam tahbisannya.

 

Marilah kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh dari KITAB WAHYU. Wahyu 18 ini terdiri dari 2 (dua) perikop:

-      Perikop pertama: “Jatuhnya Babel” itulah Wahyu 19:21-20.

-      Perikop yang kedua: “Babel tidak akan bangkit lagi”, itulah Wahyu 19:21-24.

Dan oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita akan memasuki perikop yang baru dan ayat yang baru yaitu; Wahyu 18:21.

 

Jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Wahyu 18-21-24 --- Perikop: “Babel tidak akan bangkit lagi”

(18:21) Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

 

Babel kota besar itu akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

Kata "ia tidak akan ditemukan lagi" = “Babel tidak akan bangkit lagi” sesuai dengan perikopnya.

Artinya; mati / binasa untuk selama-lamanya.

 

Saudara, mari kita melihat, perkara yang sama terkait dengan mati / binasa untuk selama-lamanya.

Wahyu 21:1 --- Perikop: “Langit yang baru dan bumi yang baru”

(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

 

Langit dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

Singkat kata, baik langit, bumi maupun laut; akan berlalu. Hal ini menunjukkan bahwa;

-      Naga si ular tua merah padam akan binasa untuk selama-lamanya, sebab naga kaitannya dengan langit yang pertama.

Ayat referensi: Wahyu 12:3 --- Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

-      Nabi-nabi palsu akan binasa untuk selama-lamanya, sebab nabi-nabi palsu kaitannya dengan bumi yang pertama.

Ayat referensi: Wahyu 13:11 --- Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

-      Antikris akan binasa untuk selama-lamanya, sebab antikris kaitannya dengan laut.

Ayat referensi: Wahyu 13:1 --- Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

 

Mari kita lihat lagi ketiga hal tersebut dalam….

Yesaya 9:12-13

(9:12) Tetapi bangsa itu tidak kembali kepada Dia yang menghajarnya, dan mereka tidak mencari TUHAN semesta alam. (9:13) Maka TUHAN mengerat dari Israel kepala dan ekor, batang dan ranting pada satu hari juga.

 

Tidak kembali kepada TUHAN dan tidak mencari TUHAN, sekalipun TUHAN telah menghajarnya.

Sudara, pergumulan-pergumulan yang dialami oleh anak-anak TUHAN / orang-orang Kristen, sebenarnya terjadi atas seizin TUHAN, sebab itu adalah "hajaran" yang mendatangkan kebaikan. Pergumulan yang satu selesai, muncul lagi pergumulan yang lin, silih berganti. Bahkan pergumulan yang satu saja belum selesai, sudah muncul pergumulan yang kedua dan seterusnya. Tetapi kalau kita menyadari, sesungguhnya, semuanya itu terjadi atas seizin TUHAN, karena hal itu merupakan cara TUHAN untuk menghajar, sehingga dengan ajaran ini; akan mendatangkan kebaikan, sebagaimana yang tertulis dalam Hosea 6:1 --- "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.


Saat menyangkal diri dan memikul salib, itu adalah sebuah pukulan, Tetapi TUHAN tetap ajar kita untuk rendah hati di dalam hal menyangkal diri, memikul salib, justru itu cara TUHAN untuk membalut luka-luka di hati. Akan tetapi manakala kita jengkel dan sakit hati, tidak akan mengalami pemulihan di situ.

Namun, di sini kita melihat bangsa itu tidak kembali kepada Dia yang menghajarnya dan mereka tidak mencari TUHAN semesta alam. Justru, kecenderungan orang Kristen adalah bersungut-sungut / ngomel dan mempersalahkan ini dan itu, akhirnya rohaninya tidak maju-maju.

 

Kemudian, karena tidak mau kembali kepada TUHAN, maka, TUHAN akan mengerat dari Israel kepala dan ekor, batang dan ranting pada satu hari juga. Selanjutnya, mari kita perhatikan, apa yang dimaksud dengan KEPALA dan EKOR.

 

Mari kita perhatikan…

Yesaya 9:14

(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.

 

Setan tritunggal antara lain:

1.      Naga merah padam disebut juga si ular tua.

-      Kenapa disebut tua? Sebab umurnya sudah dari zaman Adam sampai sekarang, bahkan menjelang kedatangan TUHAN, itulah sebabnya namanya ular yang tua.

-      Kenapa disebut merah padam? Karena pekerjaannya penuh dengan kebencian, penuh dengan dendam dan amarah yang tidak bisa terpadamkan.

2.      Kepala naga 🡪 Antikris.

Mereka adalah tua-tua (yang dituakan) dari bumi ini dan orang-orang yang terpandang di bumi ini.

3.      Ekor naga 🡪 nabi-nabi palsu yang mengajarkan dusta.

Ajaran palsu dari nabi-nabi palsu dan tipu daya nabi-nabi palsu itu persis seperti ekor naga; menyeret sepertiga dari hamba-hamba TUHAN, apalagi kalau tidak berpegang teguh pada Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel yang begitu akurat. Perlu untuk diketahui; dari Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sangat akurat membawa kita sampai sempurna --- kesempurnaan dari sidang mempelai TUHAN.

Kemudian, wujudnya di bumi ini doa penyembahan; yakni; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah. Dan hal itu juga disebut dengan takhta dan tumpuan kaki. Kenapa kita bisa tahu hal ini? Karena Firman Pengajaran dalam terang Tabernakel.

 

Sekali lagi saya sampaikan, Pengajaran Mempelai adalah harga mati.

Yel-yel…

“PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL”

MENDAHSYATKAN

 

“ YANG MENDAHSYATKAN”

PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL

 

Berpegang teguhlah kepada Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, sebab sangat akurat membawa kita kepada satu kedudukan yang dikehendaki, diharapkan, dinantikan, dihormati oleh TUHAN itulah kesempurnaan sidang mempelai TUHAN dan menjadi takhta Allah, dan wujudnya adalah penyembahan di bumi ini berarti; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah = tumpuan kaki TUHAN.

Kalau kita memahami kedudukan takhta dan tumpuan kaki, jelas karena Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Tanpa pola ini, gereja TUHAN tidak akan sampai ke sana, karena gereja tidak akan paham hal itu. Jadi memang, kita harus radikal sekali dalam mengikuti TUHAN, kita harus memeluk Pengajaran Tabernakel dengan cinta yang hebat dan luar biasa, melebihi yang lain.

 

Itulah yang disebut dengan setan tritunggal; naga, kepala naga (antikris) dan ekor naga (nabi-nabi palsu).

 

Yesaya 9:15

(9:15) Sebab orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau.

 

Setan tritunggal adalah penyesat sehingga orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau. Sebab, memang satu kali antikris akan tampil sebagai raja atas seantero dunia, kemudian mereka;

-          memerintah dengan tangan besi,

-          lalu menjalankan kekuasaannya dengan kekerasan (otoriter).

Sinonim dari "kacau" adalah tidak tenang. Padahal, yang TUHAN mau adalah jadilah tenang, mengingat hari-hari ini adalah hari terakhir, menjelang datangnya hari TUHAN.

 

1 Petrus 4:7 --- Perikop: “Hidup orang Kristen”

(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. (4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

 

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Itu berarti, hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir hari-hari yang jahat, dimana kedatangan TUHAN sudah dekat.

 

Oleh sebab itu, anak-anak TUHAN / orang-orang Kristen harus memiliki sikap, antara lain:

YANG PERTAMA: Menguasai diri dan jadilah tenang.

Tujuannya: supaya kamu dapat berdoa.

Memang, kalau hati, pikiran dan perasaan seseorang kacau (tidak tenang); biar bagaimanapun, ia tidak mungkin dapat mengkhususkan dirinya untuk dapat berdoa kepada TUHAN.


Selanjutnya, mari kita perhatikan tingkatan doa.

1 Timotius 2:1-2  --- Perikop: “Mengenai doa jemaat”

(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.

 

Adapun tingkatan doa jemaat, antara lain:

1.      Doa permohonan.

Doa permohonan ini harus dinaikkan oleh jemaat untuk sesuatu yang dimohonkan, terkait dengan kepentingan dirinya ibadah dan pelayanannya.

Jadi, penting untuk menaikan doa permohonan, dan doa permohonan merupakan tingkatan yang pertama.

 

2.      Doa syafaat.

Berdoa untuk semua orang, antara lain; raja-raja termasuk pemimpin daerah, dan pembesar-pembesar.

Tujuannya: agar kita dapat hidup dengan tenang dan tenteram dalam kesalehan dan kehormatan

 

1 Timotius 2:4

(2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

 

Pendeknya, oleh doa syafaat…

-      Semua orang diselamatkan

-      Semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran

Jadi saudara, perlu juga menaikan doa syafaat untuk orang lain, untuk raja-raja, pemimpin daerah, pembesar-pembesar negara yang kita cintai ini. Kalau saudara mempunyai kesempatan untuk mendoakan pembesar dan pemimpin negara lain, silahkan; tidak masalah.

 

Kita doakan juga supaya keluarga kita memperoleh pengetahuan akan kebenaran, secara khusus lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

 

3.      Doa ucapan syukur.

Tujuannya: berterimakasih kepada TUHAN, atas berkat, perlindungan, pembelaan, pertolongan TUHAN dan segala kebaikan-kebaikan TUHAN yang lain dimana Ia telah mengasuh kita dan merawat kita di tengah ibadah dan pelayanan di dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon.

 

Jadi saudara, oleh kerena kebaikan-kebaikan yang datang dari TUHAN kita perlu menaikan doa ucapan syukur sebagai tanda rasa terimakasih kita kepada TUHAN. Ucapan syukur dan terimakasih biasanya disertai dengan satu tindakan yaitu; merendahkan diri di hadapan TUHAN. Orang lain saja menolong kita dalam kebajikan, kita pasti merendahkan diri kepadanya. Itulah tingkatan ibadah yang ketiga.

 

4.      Akan tetapi saudara, dari ayat 1-4 kita tidak menemukan tingkatan doa penyembahan. Namun, tidak usah gelisah, mari kita tujukan hati kita dalam….

1 Timotius 2:5-6

(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.

 

Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedekh.

Itu berarti; Ia menjadi pengantara antara Allah dengan manusia

Kemudian, sebagai pengantara, Ia telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia tanpa terkecuali.

Di sini belum rinci, puncak dari tingkatan doa, tetapi kita dapat melihat hal itu dari persamaan kata; “menyerahkan diri.

 

Matius 27:50 --- Perikop: “Yesus mati”

(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

 

Di sini kita melihat, Yesus berseru lalu menyerahkan nyawa.

Berseru disebutlah itu doa penyahutan / penyembahan-Nya. Kemudian, menyerahkan nyawa-Nya.

Pendeknya, hal ini berbicara tentang DOA PENYEMBAHAN. Pendeknya doa penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah.

Inilah puncak ibadah, dan TUHAN berharap supaya tingkatan doa ini ada pada sidang jemaat (tubuh-Nya).

 

Sekali lagi saya sampaikan; “jadilah tenang”, tujuannya; supaya kamu dapat berdoa, dimulai…

-      Doa permohonan.

-      Doa syafaat.

-      Maupun doa syukur yaitu; berterimakasih kepada TUHAN, bukan lagi untuk orang lain atau untuk kita sendiri.

Berarti doa ini lebih tinggi dari doa syafaat.

-      Barulah, puncak doa itulah penyembahan.

Penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, itulah Yesus.

Kalau kita gunakan peristiwa itu dalam bahasa sehari-hari, maka Allah berkata; “Anak-Ku, turun Engkau ke bumi.” Lalu Yesus menyahut; “Ya Bapa” itulah penyembahan-Nya, lalu Ia menyerahkan diri-Nya.

Jadi, sekali lagi saya sampaikan penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat sepenuhnya hanya kepada kehendak Allah.

 

Inilah puncak doa yang harus dimiliki oleh sidang jemaat. Kalau tidak, di hari-hari terakhir ini, setan tritunggal itulah naga, antikris, nabi-nabi palsu, satu kali akan menjadi raja dan memerintah atas seantero dunia dan mereka akan mengacaubalaukan dunia ini, sehingga, kehidupan yang dikendalikan menjadi kacau.

Dunia boleh kacau, tetapi bilamana sidang jemaat memiliki doa dan tingkatannya maka; TUHAN akan tetap menjadi pembela bagi kita sekaliannya. Kuasailah dirimu dan jadilah tenang, tujuannya; supaya kamu dapat berdoa, apalagi hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.

 

Matius 27:51

(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

 

Di sini kita melihat; Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.

Tabir / tirai adalah pemisah antara Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.

Arti rohaninya: terjadi perobekan daging.


Jadi, perobekan daging adalah hasil dari doa penyembahan sebagai puncak ibadah. Kalau gereja TUHAN / jemaat TUHAN / tubuh Kristus ibadahnya tidak sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan; tidak akan mengalami perobekan daging.

 

Saudara, berapa kali saya sampaikan, daging ini hanyalah sebatas takhta setan. Tetapi, bilamana ibadah sudah sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, maka menghasilkan perobekan daging. Di dalam perobekan daging tidak nampak lagi wujud yang sempurna, sehingga, tidak layak untuk menjadi wadah iblis setan.

Daging yang utuh adalah wadah dari iblis setan, tetapi lewat puncak ibadah (doa penyembahan), tirai / tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah itulah perobekan atas daging.

 

Jadi saudara, kalaupun kehidupan kita ini sepertinya tidak berharga di mata orang, biar saja, karena kita tidak menghendaki setan tritunggal berkuasa atas daging. Biarlah daging kita itu hancur, robek sejadi-jadinya. Tetapi, kalau tirai itu terbelah dua dari atas sampai ke bawah, menunjukkan kepada kita bahwasanya jalan baru terbuka sehingga kita di bawa masuk ke takhta Allah, bagaikan asap dupa kemenyan; menembusi takhta Allah dengan lain kata; ada di dalam hadirat Allah, sebab itu memang adalah tugas dari Imam Besar Agung. Dalam Tabernakel Musa imam besarnya adalah Harun; satu kali setahun ia harus harus mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa umat Israel, sekaligus membawa ukupan, itu bersifat taurat (lahirah). Tetapi, lebih dari itu, kita mempunyai Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah kita di Tabernakel Sorgawi, Dialah Imam Besar Melkisedekh; memimpin ibadah kita sampai pada puncak ibadah, bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah.

 

Mari kita lihat hal itu dalam…

Ibrani 10:19-21 --- Perikop: “Ketekunan”

(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

 

Perobekan daging adalah hasil dari doa penyembahan, sehingga lewat perobekan daging ini kita sama seperti asap dupa kemenyan; menembusi takhta Allah (ada dalam hadirat Allah).

Betapa hebatnya Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel ini, memimpin kehidupan kita sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Tabernakel Sorgawi yang menjadi Imam Besarnya adalah Melkisedekh; bersifat kekal. Tetapi di Tabernekel Musa, imam besarnya adalah Harun; tidak kekal, itu merupakan bayangan, bukan hakekat dari kebenaran itu. Jadilah tenang dan kuasailah dirimu sampai kita berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, itulah yang TUHAN mau.

 

Oleh sebab itu, anak-anak TUHAN / orang-orang Kristen harus memiliki sikap, antara lain:

YANG KEDUA: Gereja TUHAN harus memiliki hukum yang terutama yakni; kasih Allah.

Mari kita baca mengenai hukum yang terutama dalam..

Markus 12:28-31 --- Perikop: “Hukum yang pertama”

(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" (12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.  (12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

 

Hukum yang utama dari semua hukum…

-      Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

-      Mengasihi sesama seperti diri sendiri.

Mengasihi orang terdekat itu bagus. Suami mengasihi isteri bagus, isteri mengasihi suami bagus, orangtua mengasihi anak itu bagus, anak mengasihi orangtua juga itu bagus, mertua dan menantu saling mengasihi itu juga bagus. Tetapi, kalau kita memiliki kasih yang terutama, kita juga akan dimampukan untuk mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri.

Inilah hukum yang utama yang harus dimiliki oleh sidang jemaat / gereja TUHAN. Mengapa? Karena hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir.

 

Lanjut kita membaca…

Markus 12:32-33

(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. (12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."

 

Kasih Allah lebih utama dari korban bakaran dan korban sembelihan.

Korban bakaran dan korban sembelihan memang harus kita bawa lalu kita persembahkan di atas mezbah TUHAN, itulah

ketekunan tiga macam ibadah pokok yang telah kita bangun menurut pola Tabernakel. Tetapi, kasih Allah yang sempurna adalah lebih utama dari korban sembelihan dan korban bakaran.

-      Korban bakaran berarti; semua hangus, apapun yang kita persembahkan tidak diingat dan dihitung lagi

-      Korban sembelihan; berdarah-darah artinya; jiwa hancur, hati patah dan remuk sebagaimana dalam Mazmur 51:19.

Tetapi, ingatlah, kasih Allah lebih utama dari semua itu.

 

Saudara, seorang imam langsung dihubungkan dengan korban berdarah-darah itu bagus. Bahkan, seorang imam atau umat TUHAN di tengah ibadah dan pelayanannya langsung dihubungkan dengan korban bakaran; hangus semuanya, itu bagus. Tetapi ingatlah, kasih lebih utama dari semua persembahan-persembahan itu semua.

Jadi, jangan kita berbangga dengan kelebihan yang kita punya. Mungkin kita mampu melakukan ini dan itu, ya memang hal itu harus dilakukan, tetapi, jangan berbangga dengan itu semua, karena yang terpenting adalah hukum yang utama; kasih adalah yang utama dari segala sesuatunya.

 

Kita bandingkan hal ini dengan Firman Allah yang diajarkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus…

1 Korintus 13:1-3  --- Perikop: “Kasih

(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. (13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. (13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

 

-      Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing

Ayat 1 ini kaitannya dengan Firman Allah

 

Saudara, hamba TUHAN bisa bernubuat, itu bagus, tetapi jika tidak memiliki hukum yang pertama yaitu kasih,  ketika dia bernubuat sama dengan: gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing --- tidak bisa mengikuti irama Sorgawi. Naik turun 🡪 pengalaman kematian dan kebangkitan, tetapi ini hanya “goooooong” atau “canaaanggg” saja, tidak ada irama naik turun; tidak ada artinya.

 

-      Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Ayat 2 ini ada kaitannya dengan Roh Kudus, karena di dalam Roh Kudus ada karunia.

 

-      Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Mempersembahkan korban sembelihan dan korban bakaran (hangus), tetapi jika tidak memiliki hukum yang utama = kosong / nol; tidak ada faedahnya, hal itu tidak menguntungkan dirinya.

Kalau kosong / nol dengan lain kata; tidak memiliki hukum yang utama yaitu; kasih, apapun yang kita kerjakan tidak ada artinya.

 

Mari kita lihat kalau “rumah kosong”…

Matius 12:43-44 --- Perikop: “Kembalinya roh jahat”

(12:43) "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. (12:44) Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.

 

Di sini kita melihat, rumah itu sebenarnya sudah bersih tersapu dan rapi teratur, tetapi sayangnya rumah itu kosong, dengan lain kata; tidak memiliki hukum yang terutama itulah kasih Allah.

-      Bersih tersapu 🡪 pekerjaan Firman Allah.

-      Rapi teratur 🡪 pekerjaan dari Roh Kudus.

Amsal 30:27

(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,

 

Semua bisa rapi teratur kalau Roh Kudus menjadi pemimpin, walaupun dia tidak dikomandoi oleh manusia.

Manusia kalau tidak punya Roh Kudus selalu dikomandoi untuk memberitahukan supaya ia; “tidur cepat, jangan main handphone, kerjakan ini, kerjakan itu.” Mata sudah melihat sesuatu yang harus dikerjakan, umpama ada yang harus dibersihkan tetapi tidak mau dikerjakan; harus dikomandoi. Tetapi kalau orang yang penuh dengan Roh Kudus, walaupun tidak dikomandoi oleh orang lain, ia akan berbaris dengan rapi teratur.

 

Jadi saudara, rumah ini sudah bersih karena Firman Allah. Lalu kehidupannya juga rapi teratur, cara duduk dengar Firman TUHAN teratur, melayani TUHAN teratur. Dan kita juga sudah melihat, kehidupannya mempersembahkan korban sembelihan; berdarah-darah dan korban bakaran; hangus, tetapi sangat disayangkan, rumah itu kosong. Kenapa disebut kosong? Karena tidak memiliki kasih yang utama itulah kasih yang sempurna.

Karena ia tidak memiliki kasih yang utama, akhirnya Matius 12:45 --- Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.

Saya samakanlah hal ini dengan ibadah belum sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan = kasih. Sedangkan Ibadah Pendalaman Alkitab = iman (Firman Kristus). Tekun dalam Ibadah Raya Minggu = pengharapan itulah Roh Kudus.

 

Kalau tidak sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, maka tidak akan sampai kepada hukum yang utama itulah kasih = kosong. Maka, satu kali iblis dan pengikut-pengikutnya itulah antikris dan nabi-nabi palsu akan menguasai rumah itu, dan keadaan rumah itu akan lebih parah dari yang pertama. Hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, kenapa? Karena hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir. Gereja TUHAN harus memiliki kasih yang utama; kasih yang sempurna dari Allah.

 

Itulah sebabnya, berkali-kali saya sampaikan; Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel sudah harus menjadi harga mati, tidak boleh ditawar-tawar, akurat sekali membawa kita pada satu kedudukan yang diharapkan oleh TUHAN yaitu; takhta Allah dan tumpuan kaki TUHAN.

 

Markus 12:34

(12:34) Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

 

Kalau kita memiliki hukum yang utama yaitu kasih, percayalah orang itu akan menjadi kehidupan yang bijaksana.

Selain itu, TUHAN berkata kepada dia: engkau tidak jauh dari kerajaan Allah = dekat dengan kerajaan Sorga.

Yang dekat dengan Sorga adalah sidang mempelai wanita TUHAN.

 

Mari kita buktikan bersama-sama…

Yohanes 3:27-29 --- Perikop: “Kesaksian Yohanes tentang Yesus”

(3:27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (3:28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. (3:29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

 

Nabi Yohanes dipenuhkan dengan sukacita mempelai. Itu berarti, yang dekat dengan Mempelai Laki-Laki adalah mempelai perempuan TUHAN.

 

Tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia, itu berarti tidak jauh dari kerajaan Allah (dekat dengan Sorga) itulah mempelai wanita TUHAN. Kenapa disebut dengan sidang mempelai TUHAN? Karena dia senantiasa mau menyerahkan diri dan mengangkat dua tangan untuk terus dipimpin sampai kepada kesatuan tubuh yang sempurna, menjadi sidang mempelai TUHAN. Pengajaran Mempelai adalah harga mati, itu adalah upahmu, pegang terus.

 

Saudara, mungkin terlalu banyak korban-korban di tengah ibadah dan pelayanan ini, bahkan saya sendiri masih banyak kekurangan, tetapi, jangan tersandung dengan kekurangan itu, peganglah apa yang menjadi upah kita. Kalau kita sibuk melihat kekurangan, banyak, dimana-mana ada bahkan kesesatan di rumah TUHAN juga banyak.

Tetapi, perlu juga saya sampaikan, guru kami bapa Pdt. Pong Dongalemba, berkata: kalau seorang hamba TUHAN berselingkuh, tetapi pengajaran yang disampaikan itu benar, masih ada baiknya. Tetapi, sebaliknya, kalau seorang hamba TUHAN benar (tidak selingkuh), tetapi kalau ajarannya menyesatkan, maka seluruh jemaat sudah menjadi sesat.

 

Jadi saudara, jelas sekali, hukum yang utama adalah kasih, bukan soal persembahan korban sembelihan (berdarah-darah) dan korban bakaran (hangus).

 

 

Yerusalem Baru, Kaulah Mempelai Tuhan              

Oh betapa hatiku merindukan

Akan dikau, yang bercahaya kemuliaan

Ya bagiku kaulah kota idaman

 

Reff:

Tuhan brilahm kasih-Mu yang utama

Agar daku menjadi mempelai-Mu

S'bab hidupku serba tiada sempurna

Aku merindu menjadi milik-Mu

 

Yang rindu menjadi mempelai TUHAN; milikilah kasih yang utama, tidak cukup hanya dengan korban sembelihan dan korban bakaran. Tidak cukup hanya memiliki karunia kesembuhan / mujizat dan lain sebagainya, itu semua bagus, tetapi perhatikanlah; untuk menjadi mempelai TUHAN, harus miliki kasih yang utama. Kenapa? Karena hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir, jangan mau dikendalikan oleh setan tritunggal, karena mereka merupakan penyesat.

 

Oleh sebab itu, anak-anak TUHAN / orang-orang Kristen harus memiliki sikap, antara lain:

YANG KETIGA: Memberi tumpangan kepada orang lain = menolong dan turut menanggung kesusahan orang lain dengan tidak bersungut-sungut = dengan rela hati.

 

Dalam pertemuan ibadah / kebaktian PPT, baik itu natal PPT maupun paskah PPT, kita berupaya untuk mengadakan akodomasi yaitu; antar jemput jemaat, walaupun kendaraan yang kita punya itu elek-elek / sederhana, tetapi sungguh bermanfaat. Tetapi bukan pada saat event-event PPT saja, juga dalam kegiatan dalam ibadah dan pelayanan itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itu juga perlu untuk antar jemput barang atau peralatan yang kita punya, juga untuk antar jemput sidang jemaat, itulah namanya memberi tumpangan. Hendaknya yang sebagai jurumudi (yang melayani) jangan bersungut-sungut, tetapi harus dengan rela hati. Dan saya juga belajar untuk melakukan itu. Kalau jemputannya terlalu lama, saya juga tolong dengan jemputan pribadi. Dan kita lakukan itu dengan tidak bersungut-sungut, berarti dengan rela hati.

 

Soal rendah hati ini kita belajar dari rasul Paulus. Dia memberi teladan yang baik soal memberi tumpangan dengan rela hati dalam…

2 Korintus 12:8-10

(12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

 

Memberi tumpangan dengan kerelaan di hati itu penting, sebab hal itu sama dengan rela di dalam kelemahan = rela menyangkal diri dan memikul salib. Ingat, jika aku lemah maka aku kuat.

Jadi, orang yang memberi tumpangan adalah orang yang kuat. Menolong orang lain dalam kesusahannya, terbeban dengan pergumulan orang lain, itu adalah orang yang kuat.

 

Oleh sebab itu, anak-anak TUHAN harus mempunyai sikap, antara lain:

YANG KEEMPAT: Layanilah seorang akan yang lain

Di dalam hal melayani, kita lihat dalam…

Lukas 22:24

(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

 

Sebenarnya, TUHAN memanggil kedua belas murid tujuannya untuk mengikuti teladan TUHAN. Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, tetapi untuk 2 (dua) hal yaitu;

-     Melayani.

-     Mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa manusia.

Sebagai mana dalam Matius 20:28 --- sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Inilah teladan yang ditinggalkan oleh Yesus kepada  dua belas murid. Dan murid-murid dipanggil untuk mengikuti teladan ini.

 

Tetapi, karena murid-murid tidak mengikuti teladan ini, akhirnya terjadilah pertengkaran satu dengan yang lain. Kenapa? Karena satu dengan yang lain menganggap lebih besar dari yang lain.

Dahulu, sebelum saya terpanggil menjadi hamba TUHAN, roh ini sangat besar menguasai saya. Saya orang yang tidak mau kalah, tetapi hari demi hari berlalu, TUHAN terus mendidik dan menghajar saya untuk melayani sesuai dengan tahbisan, yang dituntut itulah tiga korban binatang dan tiga ketul roti, di situlah pelajaran yang baik yang saya terima.

 

Dua belas murid mengakui dalam Yohanes; bahwa Yesus adalah TUHAN, Guru. Kalau Yesus adalah TUHAN dan Guru, maka; murid-murid harus mengikuti teladan. Tetapi, mereka tidak mengikuti teladan itulah ayat 24 ini, mereka belum tahu seperti apa sosok dari seorang pemimpin.

 

Lukas 22:25

(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

 

Melihat situasi semacam itu, akhirnya TUHAN memberitahukan tentang kepemimpinan di dunia yaitu;

-    Memerintah dengan tangan besi

-    Menjalankan kuasa dengan kekerasan

Itulah pemimpin di dunia.

 

Namun…

Lukas 22:26

(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

 

Hamba-hamba TUHAN di dalam TUHAN kita harus mengerti 2 (dua) hal yaitu:

-      Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.

Muda artinya; tidak merasa senior, tidak merasa lebih punya pengalaman walaupun memiliki segudang pengalaman. Jadi muda di sini bukan usianya.

-      Pemimpin sebagai pelayanan.

Jadi, kalau merasa pemimpin; layani saja. Kalau pemimpin di dalam pelayanan hanya suka ngatur, itu bukan pemimpin di dalam TUHAN. Pemimpin di dalam TUHAN; melayani TUHAN dalam segala kerendahan di hati.

 

Kenapa harus melayani di dalam segala kerendahan di hati?

Lukas 22:27

(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

 

Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani?

Kalau ukuran dunia, yang terbesar adalah dia yang duduk makan. Misalnya; kita datang ke rumah makan padang, saya yang harus dihormati sebagai tuan, dan saya yang harus dilayani karena saya yang akan bayar makanan dan minuman itu.

 

Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Jadi, pemimpin harus menjadi pelayanan disertai dengan kerendahan di hati.

Yesus adalah pemimpin yang terbesar sepanjang sejarah.

 

Inilah pengertian; layanilah seorang akan yang lain sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus.

 

1 Petrus 4:10

(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

 

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; layanilah seorang akan yang lain dengan segala kerendahan di hati, sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus.

Sebagai seorang imam, diberi karunia pemimpin pujian; layanilah dengan rendah hati dan sungguh-sungguh, jangan pernah merasa berjasa. Baik juga yang dipercayakan karunia musik, singer dan lain sebagainya; layanilah TUHAN dengan segala kerendahan di hati, karena; pemimpin di dalam TUHAN adalah seorang pelayan.

Kenapa empat sikap tersebut harus dimiliki gereja TUHAN? Karena hari-hari ini adalah hari-hari yang terakhir.

 

Singkat kata, Babel kota besar itu, akan dilemparkan keras ke bawah dan ia tidak akan ditemukan lagi dengan lain kata; Babel tidak akan bangkit lagi, artinya; mati / binasa untuk selama-lamanya.

Perkara yang sama; mati / binasa untuk selamanya adalah langit yang pertama, bumi yang pertama dan lautpun tidak ada lagi, itulah naga, antikris dan nabi-nabi palsu.

-      Naga kaitannya dengan langit yang pertama.

-      Nabi-nabi palsu kaitannya dengan bumi yang pertama.

-      Antikris kaitannya dengan laut.

 

Perhatikanlah Firman Allah, berdoalah sungguh-sungguh, supaya di minggu yang akan datang kita mendapat pertolongan kembali dari ayat ini dan ayat berikutnya.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment